Membran Transpor

Post on 14-Jun-2015

2.019 views 3 download

description

PPT Tutorial modul 1 blok 4

Transcript of Membran Transpor

TRANSPOR

MEMBRAN

TUTORIAL MODUL 1BLOK 4

TRANSPOR

MEMBRAN

Tutor : dr Kartika Dewi

Anggota: James Davidta Ginting

BjornArni Purnamawati

M RinaldyYenny Belinda

Shena SuwardanaNikita

Juni Royntan TShanon

Emil EvilianaDandi Ali Akbar

Tutorial kelompok 15

A (laki-laki, 3 tahun) dibawa berobat ke dokter karena orang tuanya merasa tingkat kecerdasan dan keterampilan motoriknya tidak setara seperti anak seusianya. Saat diajak bicara dan bermain menunjukkan reaksi yang kurang tanggap. Sejak dilahirkan, A mendapat ASI eksklusif yang cukup dari ibunya. Ibunya berusia 28 tahun saat ini, tidak pernah sakit panas disertai bercak morbiliformis pada waktu hamil. Juga tidak pernah mengalami pemeriksaan dengan sinar X. Ibu A, melakukan pre-natal care pada seorang bidan, kehamilannya baik-baik saja dan A lahir cukup bulan. Ibu A sejak lama adalah pasien epilepsy yang taat berobat. Ia tetap mengonsumsi obat phenytoin (Dilantin) selama mengandung hingga saat ini. Dalam keluarga tidak ada anggota yang mengalami cacat bawaan.

Skenario

Pada pemeriksaan fisik didapatkan : microcephaly, daun telinga besar, hypertelorism, epicanthal folds, short nose, philtrum yang relative panjang, digital hypoplasia pada kedua tangan.Dokter membuat diagnosis : Fetal Hydantoin syndrome.Ibu A menanyakan hubungan antara obat phenytoin/Dilantin yang dikonsumsi selama kehamilan dengan kelainan anaknya.

1. Trimester : periode per 3 bulan.

2. Bercak morbiliformis : bercak mirip campak.

3. Epilepsi : semua kelompok sindrom yang ditandai dengan gangguan paroksismal (tiba-tiba) sementara dari fungsi otak (hilangnya kesadaran/awareness, gangguan motorik, sensorik, dan kekacauan sistem saraf otonom) tanpa hilangnya kesadaran/consciousness.

4. Pre-natal care : perawatan kesehatan selama kehamilan/sebelum kelahiran.

Contoh : pemeriksaan rutin.

5. Teratogenik : berhubungan/cenderung menyebabkan malformasi/cacat pada embrio/bayi

Terminologi

6. Microcephaly : pengecilan kepala yang abnormal, biasanya disertai RM.

7. Hypertelorism : peningkatan jarak secara abnormal antara 2 organ/bagian tubuh.

8. Epicanthal folds : lipatan kulit vertical pada sisi hidung, kadang menutupi kantus (ujung mata) sebelah dalam.

9. Short nose : hidung pesek.

10. Philtrum : alur vertical pada bagian tengah bibir atas.

11. Digital hypoplasia : perkembangan jari yang kurang sempurna

12. Anomali anatomik kongenital : penyimpangan dari bentuk normal/cacat/abnormalitas bentuk/struktur tubuh yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur/sejak lahir.

Definisi: gerakan badan, biasanya melewati membran sel, melalui proses yang tidak memerlukan pengeluaran energi metabolik.

Berdasarkan penggunaan protein transmembran, :1. Difusi sederhana (simple diffusion)

Difusi, yaitu pergerakan partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sehingga menjadi sama. Contohnya difusi oksigen dan karbondioksida dari dan ke sel darah merah pada alveolus.

TRANSPOR PASIF

Osmosis, yaitu pergerakan air dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis, sehingga kedua larutan menjadi isotonis. Contohnya, sel darah merah yang akan mengalami lisis dalam larutan hipotonis, dan mengalami krenasi dalam larutan hipertonis.

2.Difusi terfasilitasi (facilitated diffusion)Protein channel, yaitu suatu protein pengatur

ion yang melewati membran sel. Terdiri dari voltage-gated channel, ligan-gated channel, mechanical gated channel, dan gap junction.

Protein carrier, yaitu suatu protein pengangkut yang akan mengalami perubahan konformasi. Contohnya permease, transporter, uniporter dan translokase.

Transpor Aktif

• F-ATPase• P-ATPase• V-ATPase• ABC(ATP-binding cassette) transporter:

– P(permeability)-glikoprotein– MRP(multidrug resistance-associated

protein/P170)– CFTR (cystic fibrosis transmembrane

conductance regulator)– TAP (transporter associated with antigen

processing)

Transpor Aktif Primer

Fungsi:• Transpor substrat melalui membran sel• Distibusi & bioavailibilitas• Metabolit&xenobioticurine, empedu,

intestinal• Transport otakblood brain barrier• Uptake digoxin• Proteksi sel primordial

P(permeability)-glikoprotein

Symporter

Transpor Aktif Sekunder

Antiporter

Reseptor yang Berikatan dengan Kanal IonMolekul Sinyal - Reseptor Kanal terbuka (berikatan)

Reseptor yang Berikatan Dengan protein G Molekul Sinyal – Protein G aktivitas dalam sel

(berikatan)Reseptor yang Berikatan Dengan EnzimMolekul Sinyal – Reseptor diluar membran

(berikatan) Enzim aktif

Reseptor Sinyal Ekstraseluler

Terdapat tiga kelompok utama second messenger, yaitu :

Cyclic nucleotide (misalnya: cAMP, cGMP)Inositol trifosfat (IP3) dan diasilgliserol

(DAG)Ion kalsium (Ca2+)

Reseptor intraseluler yang berikatan dengan molekul sinyal di atas yaitu:

Cyclic nucleotide-gated ion channel, digunakan untuk cGMP, cAMP dan cGTP

Reseptor IP3 digunakan untuk IP3Reseptor ryanodine, untuk ion Ca2+

Reseptor Dan Protein Sinyal Intraseluler

Beberapa reseptor yang berfungsi sebagai factor transkripsi antara lain adalah hormone:

Reseptor hormone steroid

Reseptor hormone tiroid

Terdapat beberapa tipe protein sinyal, yaitu:

Protein relay

Protein messengerProtein adaptorProtein amplifierProtein transducerProtein bifurcationProtein integratorProtein pengatur gen

latent

Perilaku sel ini sendiri meliputi pertumbuhan, diferensiasi, metabolism dan kematian sel. Dan juga dapat terjadi melalui kontak fisik, senyawa-senyawa yang disekresikan atau melalui gap junction.

Komunikasi berjalan melalui beberapa tahapansintesis molekul sinyal dilepaskan, dibawa ke sel target dideteksi oleh reseptor sel target perubahan perilaku sel penghilangan sinyal.

Tahapan penyampaian (transduksi) sinyal meliputi reception, transduction dan response.

Komunikasi Sel

Respon sel terhadap sinyal disebabkan oleh sel target yang mempunyai reseptor spesifik terhadap sinyal tertentu

Perilaku sel merupakan respon dari kombinasi sinyalsehingga sel bisa bertahan hidup, membelah, berdiferensiasi, atau mengalami apoptosis.

Sinyal tunggal dapat memberikan respon yang berbeda terhadap beberapa sel target, bergantung pada reseptor yang dimiliki , factor lingkungan, dan kondisi sel

Prinsip transduksi sinyal yang terjadi didalam sel adalah :

Faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi sel adalah

Molekul sinyal ekstraselulerReseptor permukaan Reseptor intraselulerProtein target

Berdasarakan jarak, dibagi menjadi :Contact dependentAutokrinParakrinEndokrinSinaptik

Berdasarkan sifat molekul, dibagi menjadiMolekul sinyal hidrofobik (lipofilik)Molekul sinyak hidrofilik

Molekul Sinyal Ekstraseluler

Penyerapan mengikuti pemberian oral terjadi di usus halus. Makanan dapat mengjambat tapi tidak merubah jumlah yang diabsorbsi. Puncak jumlah dalam serum umumnya muncul dalam 45-60 menit setelah pemberian oral sediaan eliksir dan dalam 90 menit setelah pemberian tablet oral. Pada pasien yang menerima dosis oral pertama, efek puncak akan muncul 6-8 jam setelah pemberian dosis.

Farmakokinetik

Obat ini didistribusikan secara umum ke seluruh tubuh dengan jumlah tertinggi didapatkan di ginjal, usus, lambung, hati, dan otot rangka. Sedangkan konsentrasi terendah ditemukan di otak dan plasma. Dalam jumlah terapeutik, kira-kira 20-30% dari obat terikat pada protein plasma. Karena hanya sejumlah kecil saja ditemukan di lemak, pasien dengan obesitas bias mendapatkan dosis lebih tinggi dari yang dibutuhkan jika perhitungan dosis dilakukan berdasarkan total berat badan dibandingkan dengan massa tubuh kering.

Digoxin hanya di metabolism sedikit, tapi metode utama eliminasi adalah ekskresi ginjal baik filtrasi glomerulus dan sekresi tubular. Oleh karena itu, penyesuaian dosis harus dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal.

Vd digoxin = 7 L/kg = 350L/50kg, obat terakumulasi dalam jaringan

Vd > , kadar plasma < Vd= volume distribusi.

Metabolisme obat : mengubah obat yang nonpolar menjadi polar → diekskresi melalui ginjal atau empedu. Obat aktif → inaktif, tapi sebagain diubah menjadi aktif, kurang aktif, atau toksik.

METABOLISME

Metabolisme terdiri dari 2 fase ;Fase I : obat → metabolit polar- Oksidasi- Reduksi- hidrolisisFase II : reaksi konjugasi dengan substrat

endogen → sangat polar.

Enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme

Mikrosome Non-mikrosome

Sebagian besar terjadi di ginajal sebagai urin dan bersisa utuh sekitar 50-70 %

Waktu paruh untuk digoksin antara 36-48 jam

ekskresi

Efek Mekanik1. Penghambatan ATPase ; pengurangan

transpor natrium keluar dari sel ↑ natrium intrasel

1.a peningkatan ; ↓transpor kalsium keluar dari sel ↑ kalsium intrasel

2. Fasilitasi masuknya kalsium ke dalam sel melalui saluran kalsium

3. Kalsium yang menumpuk + digoxin interaksi serabut aktin dan miosin kalsium keluar

FARMAKODINAMIK DIGOXIN

Efek Listrik

kompleks kerja tidak langsung dan langsung

Efek langsung Progres:pemanjangan potensial aksi dini yang singkat

disertai peningkatan resistemsi mebranpemendekan potensial aksi disertai

penurunan potensi membran (akibat peningkatan kalsium intraselmempertinggi hantaran kalium melalui membran)

Pada konsentrasi yang lebih toksikpotensial istirahat membran berkurang

(akibat penghambatan pompa natrium dan pengurangan kalium intrasel)

Jika toksisitas berlanjut, ‘after potensial’ depolarisasi kelebihan beban simpanan kalsium intrasel

‘afterpotensial’mempengaruhi hantaran normal karena pengurangan potensial istirahat lebih lanjut. pascapotensial dapat mencapai ambang rangsang mencetuskan potensial aksi (depolarisasi ventrikel prematur; ‘denyut ektopik’) yang berpasangan dengan yang normal sebelumnya

Jika ‘afterpotensial’ mencapai ambang rangsangEKG: pulsus bigeminus.

Jika toksisitas bertambah berattiap potensial yang dibangkitkan ‘afterpotensial’ mencetuskan ‘afterpotensial’ yang cukup besarakan terjadi aritmia yang dipertahankan sendiri (takikardia ventrikel).

Jika dibiarkan berlanjut, takikardia seperti ini dapat memburuk menjadi fibrilasi ventrikel.

Efek tidak langsung terjadi sepanjang batas dosis terapi dan

toksikPada batas dosis yang rendahefek

parasimpatomimetik kardioselektif lebih menonjol, efek listrik dini digitalis, pengobatan aritmia tertentu

Pada kadar toksikhasil simpatis ditingkatkan oleh digitalis, mensensitisasi miokardium, memperbesar semua efek toksik obat.

Efek pada organ lain1. Glikosida jantung mempengaruhi otot polos

dan sistem saraf pusat dengan hambatan Na+ K+

Depolarisasi akibat depresi pompa natrium sehingga meningkatnya aktivitas spontan pada neuron dan otot polos

2. Bertambahnya kalsium intrasel sehingga meningkatkan tonus otot polos

3. Efek digitalis : lemahnya tomus vasikular karena lemahnya tonus simpatis

4. Efek lain : mual, muntah, diare5. Efek sistem saraf pusat : perangsangan

kemoreseptor

Interaksi dengan Kalium, Kalsium dan MagnesiumKonsentrasi kalium dan kalsium dalam

ruangan ekstrasel (biasanya diukur sebagai K+ dan Ca2+) mempunyai efek penting atas sensitivitas terhadap digitalis

Interaksi kalium dan digitalis:1. Digitalis menghambat tiap pengikatan

lainnya ke Na+, K+-ATPase- hiperkalemia mengurangi kerja penghambatan enzim oleh glikosida jantung, sedangkan hipokalemia mempermudah kerja ini

2. otomatisitas jantung abnormal dihambat oleh hiperkalemia peningkatan K+ ekstrasel mengurangi efek toksik digitalis

Ion kalsium meningkatkan kerja toksik glikosida jantung dengan mempercepat kelebihan beban cadangan kalsium intasel otomatisitas abnormal karena digitalis

Ion magnesiummelawan kalsium