mdh 1

Post on 01-Mar-2018

220 views 0 download

Transcript of mdh 1

  • 7/26/2019 mdh 1

    1/7

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS KEHIDUPAN

    SEHARI-HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN STROKE

    1)Subyantoro

    1) Program Studi D III KeperawatanFakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

    Penelitian hubungan tingkat kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkatdepresi pasien stroke, bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat kemampuan aktivitaskehidupan sehari-hari dengan tingkat depresi. Penelitan ini bersifat deskriptif analitik denganrancangan penelitian crossectional study dengan teknik obsevasi langsung dan pengisian angket oleh

    responden.Tempat penelitian dilakukan di RSU Dr Sayidiman IRNA V bangsal syaraf ruang ICU, I, II,

    III dengan jumlah sampel sebanyak 38 responden pasien stroke dengan metode sampel jenuh.

    Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dengan deskriptif kualitatif, kuantitatif sertadengan uji statistik Spearmen rho. Hasil penelitian menunjukkan 38 responden yang diobservasidiperoleh data sebagian besar ADL dalam kategori ketergantungan ringan sejumlah 20 orang (53%),dimana sejumlah 1 orang ADLnya ketergantungan ringan dengan riwayat stroke hemorraghi dan

    sejumlah 19 orang ADLnya ketergantungan ringan dengan riwayat stroke non hemorrhagi. Dansejumlah 21 orang (55%) mengalami depresi ringan. dimana 4 responden (10,5%) mengalamidepresi ringan dengan stroke hemorrhagi dan depresi ringan dengan stroke non hemorrhagi sejumlah17 orang (94,7%)

    Uji statistik dengan rumus Spearmen Rho diperoleh hitung: -0,745 artinya Ho ditolak dan

    menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara skor tingkat aktivitas kehidupan sehari-haridengan tingkat depresi pasien stroke diperoleh nilai signifikan p = 0,000 dan taraf kepercayaan =

    0,01.

    Kata kunci : Tingkat kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari, tingkat depresi, stroke

    PENDAHULUAN

    Stroke didefinisikan sebagai defisitneurologi yang mempunyai awitan mendadakdan berlangsung 24 jam sebagai akibat CVD(Cerebrovaskuler Disease). Strokemenyebabkan sel tak mati dan merupakankondisi akut dan serius serta termasukkegawatan medis yang mengancam jiwa.Masalah-masalah yang muncul pada penderitastroke ini diantaranya hipertensi dirongga otak,gangguan system pernapasan, systemkardiovaskuler, fungsi berbahasa dan

    gangguan fungsi otot dan sendi yangmengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan.Penderita stroke perlu penanganan yang baikuntuk mencegah kecacatan fisik dan mentalpada usila yang berdampak seseorang menjaditidak produktif bahkan mungkin tergantungpada orang lain dan menjadi beban keluarga.

    Stroke merupakan penyakit yangmenakutkan bagi siapa saja. Stroke merupakan

    suatu kumpulan gejala gangguan otak yangterjadi akibat gangguan sirkulasi darah di otak.Stroke dapat dibedakan menjadi strokeberdarah dan tidak berdarah. Penyakit inimerupakan penyebab kematian ketiga di duniadan di Indonesia stroke juga merupakan salahsatu penyebab kematian dan kecacatan utama.Faktor resiko stroke adalah umur, jeniskelamin, suku bangsa, hipertensi, penyakitjantung, diabetes mellitus atau penyakit gula,faktor keturunan, kegemukan, diet yang salah,hiperkolesterolemia, merokok dan kurangnya

    aktivitas fisik (Andri, 2006).Stroke adalah masalah neurogik

    primer di AS dan di dunia. Meskipun upayapencegahan telah menimbulkan penurunanpada insiden dalam beberapa tahun terakhir,stroke adalah peringkat ketiga penyebabkematian, dengan laju mortalitas 18% sampai

    37% untuk stroke pertama dan sebesar 62%untuk stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2

  • 7/26/2019 mdh 1

    2/7

    juta orang bertahan hidup dari stroke yangmempunyai kecacatan; dari angka ini, 40 %memerlukan bantuan dalam kehidupan sehari-hari (Bruner & Suddarth, 2002). Hampir 50%penderita stroke menjadi cacat, baik ringanmaupun berat, 305 meninggal dan sisanyadapat disembuhkan. Sembuh disini berarticacat jasmani yang diderita tidak terlalumengganggu kehidupan penderiata sehari-hari(Meliala, 1997).

    Data statistik di Amerikamenyebutkan terdapat 700.000 kasus strokebaru setiap tahunnya. Ini artinya setiap 45detik, ada satu orang Amerika yang terkenastroke. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada500.000 penduduk terkena stroke. Dari jumlahtersebut, 2,5%-nya meninggal dan sisanya

    cacat ringan maupun berat. Tingginya tingkatkejadian penyakit ini sudah sewajarnya

    membuat kita waspada dan berusaha untukmencegah terjadinya penyakit ini.

    Semua itu merupakan stressor yang akanmenimbulkan ketegangan secara emosionalyang membawa cemas dan depresi bagi pasien

    pasca stroke, oleh karena itu pasien pascastroke harus melakukan strategi dan cara-carauntuk mengatasi perubahan tersebut danmempersiapkan dirinya dalam memasukkehidupan yang berbeda.

    Menurut penelitian stroke lebih seringterjadi pada pria daripada wanita. Seringkali

    stroke diikuti oleh gangguan psikologis sepertidepresi. Depresi pada stroke terjadi karena duafaktor. Faktor yang pertama adalah padapenderita stroke terjadi sumbatan ataupecahnya pembuluh darah di otak yang

    menyebabkan jalur komunikasi ke daerah otaktersebut menjadi terhambat. Otak sendiriterdiri dari beberapa bagian yang tugasnyabermacam-macam. Yang biasanya terkenapada pasien stroke adalah bagian otak yang

    mengatur fungsi perasaan dan gerakan pasiensehingga yang terlihat pada diri penderita

    stroke adalah kesulitan dalam melakukangerakan akibat lumpuhnya tubuh sebagian dangangguan suasana perasaan dan tingkah laku.Selain dari adanya bagian otak yang mengaturpusat perasaan yang terkena, depresi padapasien stroke juga disebabkan karena adanyaketidakmampuan pasien dalam melakukansesuatu yang biasanya dikerjakan sebelumterkena stroke. Hal ini terkadang menyebabkanpasien menjadi merasa dirinya tidak bergunalagi karena banyaknya keterbatasan yang ada

    dalam diri pasien akibat penyakitnya itu.(Andri, 2006).

    Kepustakaan mengatakan bahwa gejaladepresi pasca stroke sama dengan gejaladepresi fungsional seperti adanya rasa sedihatau gangguan afek, anhedonia, tidakbertenaga, sulit konsentrasi, nafsu makanmenurun , penurunan libido, gangguan tidurpada malam hari dan adanya ide-ide bunuhdiri. Dikatakan bahwa 26% depresi pascastroke adalah penderita dengan sindromdepresi berat sedang sisanya adalah dengansindrom depresi ringan. Suatu penelitianmengatakan bahwa pada pasien pasca strokeyang mengalami depresi, akan terjadipeningkatan persentase angka kematiannya.Bahkan pada pasien yang lebih muda dan tidak

    mempunyai penyakit kronis yang terlalubanyak dibanding pasien yang tidak depresi,

    maka angka kematian tetap tinggi pada pasiendepresi pasca stroke dan yang didiagnosisgangguan jiwa lain akibat stroke. Pemeriksaanstatus mental dan depresi merupakankomponen vital pengkajian fisik dengan

    menggunakan skala depresi geriatrik (GDS).Geriatric depresi scale (GDS) merupakansalah satu instrumen yang berguna untukpasien pasca stroke yang meliputi kategoriseperti tidak ada depresi, depresi ringan, dan

    depresi berat (Brunner & Suddarth, 2002).Peranan keluarga maupun pengertian

    dari penderita sendiri mengenai stroke akanmempengaruhi perjalanan penyakit, terutamapengertian tentang serangan stroke yang tiba-tiba dan kondisi penyembuhan yang terjadisangat lambat perlu diterima dengan lapang

    dada oleh penderita dan keluarganya.Fisioterapi, psikoterapi dan terapi kognitifharus direncanakan dengan baik untukmendapatkan hasil akhir yang optimal (HawariD, 2001).

    Ada sekitar 25-50% pasien strokemengalami depresi setelah serangan stroke dan

    lebih suka mengurung diri untukmenyembunyikan keadaan yang sebenarnyadan orang lain tanpa berusaha melakukansesuatu untuk menghadapi masalah tersebutseperti melakukan fisioterapi secara teratur.Hal ini tentu saja akan memperlambatjalannya penyembuhan, sehingga dapat didugakecacatan yang diderita pasien stroke tidak

    akan pulih dengan cepat (Hawari D, 2001).Menurut Black (1993), masalah yang dapat

    menimbulkan ketergantungan pasien dalampemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari

  • 7/26/2019 mdh 1

    3/7

    (ADL). Perawat perlu memperhatikan masalahkesehatan aktual dan potensial yangberhubungan dengan kemampuan aktivitaskehidupan sehari-hari (ADL) pasien(Handayani, 2003).Berdasarkan studi pendahuluan yangdilakukan peneliti terdapat pasien strokesebanyak 225 orang dimana terbagi menjadi169 pasien stroke non hemoragik dan 56stroke hemoragik Data ini diperoleh daripenghitungan selama bulan Januari sampaiJuni 2007 di ruang syaraf Rumah Sakit UmumDr. Sayidiman Magetan. Dari jumlahkeseluruhan pasien stroke diatas hanya diambil30 pasien untuk diukur tingkat kemandirianaktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkatdepresinya Untuk mengukur tingkat

    kemandirian pasien terhadap ADL dapatdigunakan skala Index Barthel. Index dari

    Barthel mengukur tingkat kemandirianfungsional meliputi perawatan diri danmobilitas. Semakin tinggi nilai skala barthelberarti semakin tinggi pula tingkatkemandirian terhadap ADL, sebaliknya

    semakin rendah nilai skala barthel berartisemakin rendah pula tingkat kemandirianterhadap ADL. Index Barthel membagiaktivitas sehari-hari ke dalam lima kategoriyaitu sebagai berikut: 1. ketergantungan total

    sejumlah 1 orang, 2. ketergantungan beratsejumlah 9 orang, 3. ketergantungan sedang

    sejumlah 8 orang, 4. ketergantungan ringansejumlah 12 orang, dan 5. mandiri tidak ada.Sedangkan pemeriksaan status mental dandepresi merupakan komponen vital pengkajianfisik dengan menggunakan skala depresi

    geriatrik (GDS) dan diperoleh hasil yaitukategori depresi normal sejumlah 6 orang,depresi ringan sejumlah 20 orang, dansejumlah 4 orang mengalami depresi berat.

    METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan

    adalah penelitian non eksperimental yangbersifat deskriptif analitik dengan pendekatanCrossectional Study.Populasi pada penelitianini adalah semua pasien stroke yang berada dibangsal syaraf RSU Dr. Sayidiman Magetanbaik yang berjenis kelamin laki-laki danperempuan.yang berjumlah 56 pasien. Sampeldalam penelitian ini adalah sampel jenuh,dimana sampel diambil dari keseluruhanjumlah populasi yang ada. Jadi sampelpenelitian ini adalah semua pasien stroke yangberada di bangsal syaraf RSU Dr. Sayidiman

    Magetan.Kriteria inklusi adalah seluruhjumlah penderita stroke pria dan wanita,dirawat dalam waktu minimal > 48 jam,strokebaik infark, hemoragik atau nonhemoragik..,bersedia menjadi responden.,penderita kooperatif dan tidak menjalanipenurunan kesadaran.Kriteria eksklusi adalahstroke iskemia sepintas/ Transient IschemicAttack (TIA) ,stroke berulang, tumorintrakranial, tidak bersedia menjadiresponden.Penelitian ini dilaksanakan dibangsal syaraf RSU Dr. Sayidiman MagetanJawa Timur dengan sasaran pasien stroke.Penelitian ini dilaksanakan pada bulanAgustus sampai September 2007.

    Dalam penelitian ini digunakan alatukur kuesioner dan lembar observasi. Untuk

    mengukur aktivitas kehidupan sehari-haridigunakan lembar observasi Index Barthels,

    Untuk mengukur tingkat depresi digunakankuesioner skala depresi geriatrik (GDS)

    Keseluruhan data diolah dan dianalisamengguanakan statistic deskriptif untukmendapatkan hasil dalam bentuk tabulasi

    dengan menggunakan bantuan program SPSS.

  • 7/26/2019 mdh 1

    4/7

    HASIL

    Tabel 1. Hasil observasi tingkat kemampuanADL dengan tingkat depresi pasien stroke

    Berdasarkan data pada tabel diatas nampakbahwa hasil yang diobservasi dari 38responden bahwa kemampuan aktivitaskehidupan sehari-hari dengan depresi sebagian

    besar pada kategori ADL ringan sejumlah 12orang (31,6%) dengan kategori depresinormal, kategori ADL ringan sejumlah 8 orang(21,1%) dengan kategori depresi ringan, dankategori ADL ringan dengan depresi berattidak ada.

    Pada ADL dengan kategori sedangdengan depresi normal tidak ada, ADLkategori sedang sejumlah 8 orang (21,1%)dengan depresi ringan, dan ADL sedang

    sejumlah 3 orang (7,9%) dengan depresi berat.Selanjutnya pada ADL berat sejumlah 1 orang

    (2,6%) dengan depresi normal, ADL beratdengan kategori ringan sejumlah 5 orang(13,2%) dan ADL berat dengan kategoridepresi berat sejumlah 1 orang (2,6%)

    PEMBAHASAN

    Dalam pembahasan ini penulis akanmembahas hasil penelitian dalam beberapabagian yaitu:

    1. Tingkat Kemampuan Aktivitas

    Kehidupan Sehari-Hari

    Hasil observasi berdasarkan kriteria

    ADLs secara umum bahwa sebagian besarmenunjukkan responden mempunyaikemampuan ADL ketergantungan ringan

    sejumlah 20 orang (53%). Aktivitas perawatandiri yang harus pasien lakukan setiap hari

    untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutanhidup sehari-hari. ADL meliputi hygiene/mandi, berpakaian/ berdandan, makan dantoileting. Aktivitas mandi memerlukankesiapan air mandi dan perangkatnya,membuka baju, menyiram dan mengeringkan

    setelah mandi. Berpakaian memerlukanmemilih pakaian,

    memakainya dan melepaskannya, mengancingpakaian dan menyisir rambut. Makanmemerlukan memilih makanan , menggunakanalat untuk memasukkan makanan kedalam

    mulut, dan mengunyah serta menelan makanantersebut.aktivitas toileting meliputi

    kemampuan untuk sampai di kamar kecil,membuka pakaian, untuk menggunakan toilet,naik dan turun dari toilet, membersihkan diri,mengenakan pakaian kembali, danmembersihkan tangan. Pasien yang dapat

    duduk dan berdiri dan mengangkat tangannyake kepala mungkin dapat dimulai untuk mandidan makanan sendiri. Toileting membutuhkankemampuan bergerak dan berpakaian.

    Individu yang sakit atau mengalami

    cedera seringkali membatasi aktivitasnya.masalah-masalah sering berkaitan imobilitas

    termasuk melemahnya otot-otot, kontraktursendi dan deformitas. Setiap sendi tubuhmempunyai rentang gerak yang normal. Jikarentang gerak tersebut terbatas, fungsi sendidan otot menggerakkan sendi mengalami

    kerusakan dan dapat terjadi deformitas yangsangat nyeri. Pengkajian mobilitas ADLmencakup perubahan posisi, kemampuanuntuk bergerak, kekuatan otot, fungsi sendidan batasan mobilitas yang ditentukan oleh tim

    ahli terapi dan tim medis untuk mengkajimobilitasnya. Kemampuan untuk melakukan

    ADL sering merupakan kunci untukkemandirian, kembali ke rumah, dan aktifkembali ke komunitas.(Brunner & Suddarth,2002)

    2. Tingkat Depresi

    Sindroma depresi yang dideritasebagian besar adalah sindroma depresikategori ringan yaitu skor Geriatric Date Scale5-9 sejumlah 21 orang (55,2%) yaitu 4responden (10,5%) mengalami depresi ringandengan stroke hemorrhagi. Sedangkan yangmengalami depresi ringan dengan stroke non

    No

    Depresi

    ADL

    Normal Ringan Berat

    N %

    F % F % F %

    1 Berat 1 2,6 5 13,2 1 2,6 7 18,4

    2 Sedang 0 0 8 21,1 3 7,9 11 29

    3 Ringan 12 31,6 8 21,1 0 0 20 52,7

    Jumlah 13 34,2 21 55,4 4 10,5 38 100

    Uji Spearmen rho r = - 0,745 p = 0,000

  • 7/26/2019 mdh 1

    5/7

    hemorrhagi sejumlah 17 orang (94,7%).Pembagian derajat berat sindrom depresimenurut skala Geriatric Date Scale adalahbila terdapat skor symptomsymptom depresiantara 0-4 adalah normal, skor 5-9 adalahringan dan skor 10-15 adalah berat. (Brunner& Suddarth, 2002). Penyebab depresi padapasien lansia dibedakan menjadi faktorbiologik dan psikologis. Berapa besarpengaruh yang disebabkan oleh faktor biologikbelum jelas, tetapi banyak hal yangmenunjukkan bahwa faktor psikososial lebihpenting. (Maramis, 2006). Salah satu faktorpsikososial yang dikemukakan oleh Freudsebagai penyebab depresi adalah kehilanganobjek yang dicintai. (Kaplan et al., 1996). Adasejumlah faktor yang memprediksikan kepada

    timbulnya gangguan mental dalam hal inidepresi pada lansia, yang pada umumnya

    berhubungan dengan kehilangan. Faktor-faktortersebut adalah hilangnya peranan sosial,otonomi, teman dan sanak saudara, penurunankesehatan, peningkatan isolasi, keterbatasanfinansial dan penurunan fungsi kognitif.

    (Kaplan, et.al., 1996). Menurut Lovestone &Howard (1998), faktor psikososial terdiri daripenurunan rasa percaya diri, kemampuanuntuk mengadakan hubungan intim, penurunanjaringan sosial, kesepian, perpisahan,

    kemiskinan dan penyakit fisik.3.

    Hubungan antara tingkat kemampuan

    aktivitas kehidupan sehari-hari dengan

    tingkat pasien stroke

    Berdasarkan uji korelasi Spearmen Rho hasil hitung sebesar -0,745 yang artinya adahubungan antara tingkat kemampuan aktivitas

    sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasienstroke dimana semakin baik tingkat ADLnyamaka tingkat depresinya juga semakinmenurun. Sebaliknya jika tingkat ADLnyamenurun maka tingkat depresinya meningkat.

    Fisioterapi, psikoterapi dan terapikognitif harus direncanakan dengan baik untuk

    mendapatkan hasil akhir yang optimal.Penderita depresi pasca stroke dapat diberikanantidepresi. Penderita dianjurkan untuk mulaiterapi dengan dosis kecil terlebih dahulu. Halini dilakukan untuk meminimalkan efeksamping. Penderita stroke yang mengalamidepresi harus diberikan antidepresan agar tidakterjadi peningkatan angka kematian akibatstroke ataupun depresi pasca strokenya.Penggunaan obat antidepresan telah terbuktidapat menurunkan angka mortalitas daripasien depresi pasca stroke. Selain dengan

    penggunaan obat juga diperlukan suatu upayapsikoterapi individu, terapi keluarga, danterapi kelompok yang sangat dibutuhkandalam proses pemulihan. Perjalanan penyakityang kronis, dan perawatan di rumah sakityang berulang dapat menimbulkan gangguanemosional sehingga pasien memerlukantempat untuk bicara, dukungan keluarga dantoleransi terhadap ketidakmampuannya danketergantungannya. (Andri, 2006) Upayauntuk memulihkan kondisi kesehatan penderitastroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin,idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisipasien stabil. Tiap pasien membutuhkanpenanganan yang berbeda-beda, tergantungdari kebutuhan pasien. Proses inimembutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

    Stroke seringkali menyebabkan penderitanyamengalami stres dan depresi, bahkan beberapa

    dari mereka berusaha memungkiri dirinyasendiri bahwa mereka menderita stroke.(Healthy Choice, 2006)

    SIMPULAN DAN SARAN

    Sebagian besar responden mempunyai tingkatkemampuan aktivitas kehidupan sehari-haridengan kategori ketergantungan ringansejumlah 20 orang (53%). Sebagian besaradalah sindroma depresi kategori ringan

    sejumlah 21 orang (55,2%). Penelitian inimemperoleh hasil bahwa terdapat hubungan

    yang bermakna antara tingkat kemampuamaktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkatdepresi pasien stroke di bangsal syaraf RSUDr. Sayidiman Magetan pada bulan Agustussampai September, yaitu dengan diperoleh

    hasil uji korelasi Spearmens rho sebesar0,745, dengan nilai signifikan p = 0,000 dantaraf kepercayaan = 0,01. Gambaran tentangtipe ketergantungan dan tipe depresi pasiendalam hal ini pasien stroke, dapat menjadi

    pertimbangan dalam membuat metodepelayanan keperawatan. Dan juga sebagai

    pertimbangan dalam penghitungan jumlahtenaga perawat yang dibutuhkan diruangan.Memberi masukan agar setiap perawat dapatmengidentifikasikan tipe ketergantungan dantipe depresi pasien dalam aktivitas kehidupansehari-hari atau ciri-ciri khas klien yang akandiberikan asuhan keperawatan, dalam hal inipasien stroke. Perlu diadakan penelitian lebihlanjut mengenai perbedaan antara tingkatketergantungan aktivitas kehidupan sehari-haripada pasien stroke hemorraghik dan strokeinfark.

  • 7/26/2019 mdh 1

    6/7

    KEPUSTAKAAN

    Andri, (2006), Depresi pasca stroke, LearningResources Center, Semarang

    Arikunto, S (2006), Prosedur penelitian suatupendekatan praktek, Rineka Cipta, Jakarta

    Astuti et.al., (1997), Asuhan Keperawatanpada Pasien Usila dengan GangguanAktivitas Dasar Sehari-hari, SMF GeriatriRSUP Dr. Sardjito,Yogyakarta

    Depkes R.I, (2000), Pedoman PelayananKeshatan Jiwa Usia Lanjut PsikoGeriatri) diPuskesmas, Direktorat Jendral PelayananMedik Dep.Kes., Jakarta

    Hayes M.K., (1996), Function Evaluatioan,dalam Hoeman, S.P., Rehabilitation Nursing:

    Process and Aplication, 2 nd ed., Mosby, StLouis Missourry

    Hawari, Dadang, (2001), Management Stress,Cemas dan Depresi, FKUI, Jakarta

    Kozier, Erb., Olivieri., (1995),Fundamental of

    Nursing: Concept, Process and Practice, 4th

    ed., A Divison of The Benjamin (ComingPublishing Company Inc.), California

    Kuntjoro, (2002), Masalah Kesehatan Jiwa

    Lansia, Di http//www.e-psikologi.com/usia/160402.htm.akses 22Desember 2006

    Kuntjoro, (2002), Mengenal Gangguan JiwaPada Lansia, Di http//www.e-psikologi.com/usia/140502.htm .akses 22Desember 2006

    Kuntjoro, (2002), Pendekatan-Pendekatan

    Dalam Pelayanan Psikogeriatri, Dihttp://www.dilibrary.net/images/topics/Pendek

    atan.pdf

    Kurniadi, A., 2001, Jumlah Tenaga Perawat diRuangan, Jurnal Warta Kesehatan TNI AL,Vol XV No. 2

    Le Mone, P and Burke, KM., (1996),MedicalSurgical Nursing : Critical Thinking in Clientcare, Addison Wesley Nursing

    Lovestone, S. & Howard, R., 1998, DepressionIn Elderly People, Martin Dunitz, Ltd.,London

    Mansjoer, Arif et al, (2000), Kapita SelektaKedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius,Jakarta

    Maramis, W.F (2006), Ilmu Kedokteran Jiwa,Cetakan ke tujuh, Airlangga University Press

    M C Farland, G.K., (1993),Nursing Diagnosisand Intervention : Planning for patient care ,Edisi 2, Mosby, Philadhelphia

    Mc. Dowell, I. and Miwell, C., (1996),Measuring Health a Guide to Rating Scalesand Quistionnairs, Oxford University Press,New York

    Meliala, L., (1997), Masalah PsikososialPenderita Stroke dan Keluarganya dalam

    Seminar Stroke V, Persiapan MenjelangPulang Dari RS, Tidak dipublikasikan, RSBethesda, Yogyakarta

    Meiwanto, C., (2003), Stroke: Masalah dan

    Pencegahan , Jakarta, Available from URL:http//www.detikhealth.com

    Morton, P.G., (1991),Health Assesment inNursing. Pensylvania: Spring House

    Nugroho, W (2000), Keperawatan Gerontik,

    EGC, Jakarta

    Nursalam, (2003),Konsep dan Penelitian IlmuKeperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis danInstrumen Penelitian, Salemba Medika,

    Jakarta

    Potter, Patricia & Anne Perry (1993),Fundamental Of Nursing: Concept, Processand Practice, Mosby Year Book: Missouri

    Riwigdikdo, H (2006), Statistik Kesehatan,

    Mitra Cendikia Press, Yogyakarta

    Sosromihardjo, (2006),Depresi Picu BeragamKeluhan Fisik dari Pusing Sampai SesakNafas, dihttp://www.info-sehat.com,akses 12Januari 2007

    Sugeng, A., (2002), Pengaruh Depresi PascaStroke Minggu Pertama terhadap Activities OfDaily Living Penderita Stroke di RS Dr.Sardjito. Tesis untuk memperoleh Derajat

    http://www.dilibrary.net/images/topics/Pendekatan.pdfhttp://www.dilibrary.net/images/topics/Pendekatan.pdfhttp://www.detik/http://www.detik/http://www.detik/http://www.info-sehat.com/http://www.info-sehat.com/http://www.detik/http://www.dilibrary.net/images/topics/Pendekatan.pdfhttp://www.dilibrary.net/images/topics/Pendekatan.pdf
  • 7/26/2019 mdh 1

    7/7

    Dokter Spesialis I, Tidak Dipublikasikan,Fakultas kedokteran UGM, Yogyakata

    Sugiyono, (2006), Statistic untuk Penelitian,Alfabeta, Bandung

    Suzanne, Smeltzer & Brenda, Bare, (2002),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi8, Vol.1 dan 3., EGC: Jakarta

    Widyo, (2001), Stroke dan Permasalahandalam Seminar Stroke VIII; Nyeri PascaStroke,Tidak Dipublikasikan, RS. Bethesda

    Wiguna S, Kaplan dan Saddock, (1997),Synopsis Psikiatri, Ilmu pengetahuan perilakupsikiatri klinis, Edisi ke tujuh, Jilid dua, Alihbahasa kusuma widjaya, Binarupa Aksara,Jakarta