Post on 02-May-2017
MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB (Miniature Circuit Breaker) merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker yang berfungsi sebagai alat pengaman saat terjadi hubung singkat (konsleting) maupun beban lebih (over load). MCB akan memutuskan arus apa bila arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal MCB, sebagai contoh MCB 2 A akan memutuskan arus jika penggunaan beban melebihi 2 A, MCB juga akan memutuskan arus jika terjadi hubung singkat karena saat hubung singkat arus yang dihasilkan sangat besar dan melebihi 2 A. Sebagai salah satu alat pengaman listrik MCB sangatlah menguntungkan dan lebih efisien dibandingkan sekering (patron lebur), patron lebur merupakan alat pengaman beban lebih saja. Tak seperti MCB patron lebur hanya sebagai alat beban lebih dan apa bila sudah putus maka harus mengganti kawat didalamnya dengan kawat khusus, sedangkan jika MCB putus maka kita hanya perlu menghidupkannya kembali layaknya sakelar. MCB biasanya digunakan oleh PLN sebagai pembatas daya dalam rumah dan sekaligus sebagai pengaman dan sakelar utama, biasanya MCB terletak dibawah KWH meter, anda dapat melihat MCB secara langsung dirumah anda. MCB merupakan pengaman listrik yang bekerja dengan prinsip bimetal dan memiliki dua cara pemutusan yakni secara thermal (panas) dan elektromagnetik. Saat terjadi hubung singkat maka MCB akan memutuskan arus dengan sangat cepat karena menggunakan cara kerja elektromagnetik, namun saat memutuskan arus karena bebean lebih maka akan sedikit lambat karena MCB menggunakan cara kerja berdasarkan panas atau thermal. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda perhatikan ketika membeli MCB:
1. Batasan arus
Sebelum menggunakan MCB anda harus mengetahui batasan arus yang ingin anda gunakan, sebagai contoh jika anda ingin memasang MCB sebagai pengaman motor maka ukurlah berapa arus yang digunakan motor barulah anda membeli MCB dengan batasan arus sesuai dengan motor anda, bisa 2A, 4A, 6A, dan masih banyak lagi.
2. Tipe MCB
Perhatikan juga tipe MCB, ada dua jenis yakni MCB 1 fasa (1 pole) dan MCB 3 fasa (3 pole) pastikan anda menggunakan MCB yang sesuai kebutuhan anda. MCB 1 fasa biasanya digunakan dalam rumah tinggal, sedangkan MCB 3 fasa biasanya digunakan oleh industri dan pabrik-pabrik.
3. Kualitas MCB
Ini sangat penting, semakin baik kualitas MCB yang anda gunakan maka akan semakin baik pula kinerjanya. Cara paling mudah untuk membeli MCB dengan kualitas yang baik adalah dengan membeli MCB yang harganya mahal, harga semakin mahal menandakan kualitas MCB yang semakin baik.
Cara Kerja MCB(Miniature Circuit Breaker)
Berdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu : pemutusan bersarkan panas dan berdasarkan elektromagnetik. Pemutusan karena beban lebih dan pemutusan berdasarkan elektromagnetic karena hubung pendek atau hubung singkat
1. ThermisPrinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal)dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arusnominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.2. Magnetik Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis, koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Semakin besar arushubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehinggalebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off .Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur apidipisahkan, di dinginkan dan dipadamkan dengan cepat MCB dapat segera digunakan lagi setelah gangguan telah di perbaiki.
Cara Pemilihan Penggunaan MCB berdasarkan otomatnya. Assalamu'allaikum, anda pasti sudah tau MCB kan??.. tapi untuk emilihan penggunaan MCB dapat diliat berdasarkan otomatnya, langsung saja yaa. seperti bahasan sebelum ini MCB Berdasarkan konstruksinya, MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu : pemutusan bersarkan panas dan berdasarkan elektromagnetik. Pemutusan karena beban lebih dan pemutusan berdasarkan elektromagnetic karena hubung pendek atau hubung singkat.
1. Thermis
Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal)dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arusnominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.
2. Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis, koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Semakin besar arushubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehinggalebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off .Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur apidipisahkan, di dinginkan dan dipadamkan dengan cepat MCB dapat segera digunakan lagi setelah gangguan telah di perbaiki.
penggunaan MCB berdasarkan otomatnya.....
a.Otomat-GJenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, seperti penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnyadan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis Otomat inidapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga 1500 ampere.
b. Otomat tipe L
Pada jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaranya melebihi suatu nilai tertentu, maka elemen bimetalnya akan memutuskan arus pada rangkaian. Kalau terjadi hubung singkat, maka arusnya kan diputuskan oleh pengaman elektromagnetik. Untuk AC adalah : 4 – 6 x In dan DC adalah : 8 x In dimana pemutusan arusnya akan berlangsung dalam waktu 0,2 detik.
c. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)
Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 detik, jika arusnya sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak- balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus
gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengancepat. Sehingga jika terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.
a.Type G (General) Biasanya digunakan untuk instalasi motor listrik
b. Type L (Line) Biasanya digunakan untuk instalasi jala-jala
c. Type H (Home) Biasanya digunakan untuk instalasi rumah/gedung
d. Type K&U Biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika atau trafo
CIRCUIT BREAKER SWITCH
Circuit breaker adalah saklar yang dapat digerakan secara manual untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik, namun dapat memutuskan arus listrik secara otomatis apabila ambang batas arus listrik yang melewati circuit breaker tersebut dilampaui (istilahnya Trip). Jadi Circuit Breaker digunakan sebagai pengaman beban terhadap kelebihan arus listrik atau beban. Setelah terjadi Trip Circuit Breaker dapat di reset lagi secara manual. Namun jika Trip lagi sebaiknya dilakukan pemeriksaan penyebab terjadinya Trip. Hal ini lebih baik dilakukan daripada direset berulang kali yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada beban atau lebih buruk lagi dapat terjadi ledakan.
Rentang arus maksimum dari Circuit breaker mulai dari beberapa Ampere hingga ratusan Ampere. Circuit Breaker sering disingkat CB.
berbagai macam Simbol Circuit Breaker
Ada beberapa jenis Circuit Breaker yang umum digunakan berdasarkan cara kejanya yaitu magnetik overload dan temperatur overload.
SISTIM CIRCUIT BREAKER MAGNETIKSistim KerjaSistim CB magnetik bekerja dengan prinsip apabila ada arus yang berlebih akan menimbulkan medan elektromagnet yang akan menarik tuas penghubung terminal sehingga hubungan antar terminal terputus.
Prinsip kerja CB magnetik dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan gambar di atas. Arus dari sumber ke beban melalui tuas kontak pada Circuit Breaker. Tuas kontak terdiri dari tuas kontak yang bisa bergerak dan tuas kontak yang tidak bergerak atau diam. Pada saat arus mengalir di tuas kontak akan timbul medan magnet pada tuas kontak tersebut. Karena arah arus berlawanan, maka medan magnetpun akan berlawanan. Pada kondisi normal medan magnet tidak cukup kuat untuk memisahkan titik kontak dan arus tetap tersambung ke beban. Pada saat arus berlebihan maka medan magnet dengan cepat bertambah kuat hingga mampu memisahkan titik kontak, seperti terlihat pada gambar berikut
Tuas pengoperasian Circuit Breaker dihubungkan dengan tuas kontak bergerak. Pada gambar berikut akan terlihat mekanisme on off dari Circuit Breaker. Pegas berfungsi memberikan tekanan pada Tuas kontak bergerak agar tekanan pada sambungan titik kontak menjadi kuat.
Peredam Arking
Pada saat titik kontak berpisah arus masih dapat mengalir saat jarak titik kontak masih dekat. Arus mengalir melalui udara dalam bentuk arcing atau kilatan listrik. Jika jarak titik kontak sudah cukup jauh maka arcing akan mati hilang dengan sendirinya. Arcing ini dapat menyebabkan terjadinya panas pada titik kontak yang dapat menyebabkan gosong dan merusak titik kontak tersebut. Selain itu panas yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan wadah plastik dari CB menjadi getas dan mudah pecah.
Peredam arking menjadi penting untuk mencegah kerusakan Circuit Breaker. Saat ini biasanya Circuit breaker dilengkapi dengan perdam arking berupa plat besi berbentuk U yang disusun berlapis di sekitar titik kontak seperti tampak pada gambar di atas. Pada saat terjadi arking maka arking akan terbagi-bagi menjadi arking yang lebih kecil yang melalui plat besi tersebut.
Aneka magnetik Circuit Breaker
SISTIM CIRCUIT BREAKER THERMAL
Seperti Magnetik Circuit Breaker Thermal Circuit breaker juga dengan cara arus listrik dari sumber ke beban juga dialirkan melalui tuas kontak penghubung terminal dari Circuit Breaker. Pada Thermal Circuit Breaker Tuas kontak penghubung terminal dibuat dari keping pelat bimetal. Untuk lbih jelas dapat dilihat pada gambar berikut
Pada gambar di atas tombol berfungsi untuk menekan tuas penghubung yang terbuat dari bimetal sehingga terminal terhubung dan arus dapat melalui terminal. Arus listrik yang melewati bimetal membuat temperatur bimetal bertambah hangat. Selama arus yang mengalir normal dan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan dari pelat bimetal maka tak akan ada yang terjadi dan pelat bimetal tetap terhubung ke terminal. Sebaliknya jika arus berlebih maka temperatur bimetal akan dengan cepat meningkat. Karena sifatnya maka pelat bimetal akan melengkung jika terkena panas. Melengkungnya pelat bimetal membuat hubungan terminal memlalui pelat bimetal menjadi terputus.Sekali hubungan terputus maka hubungan antar terminal tetap terputus meskipun arus listrik telah terputus dan pelat bimetal telah kembali ke bentuk semula. Hal ini memang dirancang demikian agar beban aman. Terminal dapat dihubungkan kembali dengan jalan menekan tombol Circuit breaker secara manual.
Contoh Thermal Circuit Breaker
Trip Unit
Circuit breaker dengan kapasitas besar biasanya ditambahkan tombol trip unit. Tombol ini berfungsi untuk mentripkan CB secara manual, tidak menggunakan tuas on off. Jadi dengan adanya tombol trip memudahkan mentripkan CB, terutama untuk CB dengan kapasitas besar. Karena ukuran CB yang besar maka otomatis ukuran Tuas On-Off juga besar yang biasanya cukup berat untuk menggeser tuas on-off tersebut. Dengan adanya tombol trip maka CB dapat di tripkan dengan mudah. Hal ini berguna jika ada indikasi gangguan pada beban namun masih belum menyebabkan CB Trip maka Tombol Trip berfungsi sebagai Tombol emergency stop.
Circuit breaker dengan tombol Trip
CB dengan Curent Adjustment
Circuit breaker dengan kapasitas besar biasanya selain ditambahkan tombol trip unit juga dilengkapi dengan setting variable untuk besar arus listrik maksimum, Jadi selain nilai nominal arus listrik maksimum, circuit breaker tersebut juga bisa diubah nilai arus listrik maksimumnya .
Posts Tagged ‘Wiring Diagram Panel Kontrol Pompa’
WLC-02: Kontroler Level Air Dengan Sensor Level Air Sumber Sebagai Pengaman February 4, 2013 Chandra MDE Leave a comment
WLC-02 adalah pengembangan dari produk sebelumnya yakni WLC-01. Modul WLC-02 adalah modul WLC-01 dengan penambahan sensor level untuk mendeteksi apakah air dalam sumur atau tandon sumber air masih tersedia ataukah tidak. Selain itu, WLC-02 juga dilengkapi dengan rangkaian
penyearah (adaptor) dan regulator tegangan 5V DC, sehingga untuk catu daya bisa langsung menggunakan trafo CT.
Berikut adalah spesifikasi/fitur selengkapnya dari modul kontroler level air tandon WLC-02.
Berbasis mikrokontroler 8-bit Teknologi rangkaian sensor yang telah teruji di industri Sensor level air tandon disusun dari 3 buah stik sensor yakni GND, LOW, dan HIGH Sensor level air sumber/sumur disusun dari 2 buah stik sensor yakni GND dan LOW Output relay dengan kemampuan kontak NO=10A dan NC=6A Memiliki rangkaian penyearah dan regulator DC 5V sehingga untuk catu daya dapat
langsung menggunakan transformator CT Memiliki 5 buah LED indikator, yakni: LED Status, LED Level Atas Tandon, LED Level
Bawah Tandon, LED Level Bawah Sumber/Sumur, dan LED Relay On/Off
Ketika aktif, LED Status akan berkedip dengan interval tertentu yang menandakan bahwa kontroler bekerja. Lampu LED Tank High, Tank Low, dan Water Source Level akan MENYALA jika sensor stik terendam air dan akan MATI jika sensor stik tidak terendam air.
LED Relay akan ON atau OFF sesuai dengan kondisi relay. Jika relay ON, maka LED Relay ON dan sebaliknya. Ketika kontroler mendeteksi bahwa air sumber/sumur habis (sensor tidak
terendam air), maka secara otomatis kontroler akan mematikan relay dan menyalakan LED Water Source Level secara berkedip-kedip sebagai tanda/peringatan bahwa air sumber/sumur habis.
Aplikasi Modul WLC-02 dapat diaplikasikan pada sistem-sistem antara lain sebagai berikut:
Kontrol level air tandon rumah tangga Kontrol level air tandon masjid Kontrol level air tandon boiler Kontrol level kolam air minum pada rumah walet Kontrol level kolam air pada humidifier penetas telur Alarm peringatan tandon kosong atau tandon penuh Dan lain-lain
Di bawah ini adalah diagram instalasi modul WLC-02 yang secara otomatis akan mengisi tandon air ketika air dalam tandon habis dan akan berhenti ketika tandon air sudah penuh. Proses pengisian akan terus dilakukan sampai tandon penuh kecuali air sumber/sumur habis. Selama air sumber/sumur habis (tidak tersedia), maka kontroler akan tetap mematikan relay/pompa.
Pompa berdaya kecil seperti pompa akuarium (12W) atau pompa air mini dengan daya tak lebih dari 100W dapat langsung diaktifkan menggunakan kontak relay yang ada pada modul seperti pada gambar. Akan tetapi untuk pompa air rumah tangga atau industri, maka perlu ditambahkan relay besar atau kontaktor sebagai power driver pompa. Begitu juga halnya untuk pompa yang menggunakan motor tiga fasa, maka perlu ditambahkan sebuah kontaktor sebagai penggerak pompa.
Berikut adalah wiring diagram rangkaian kontrol dan rangkaian daya WLC-02.
Video demo pengujian modul Water Level Controller WLC-02 dapat Anda saksikan di YouTube dengan mengikuti link berikut ini: http://youtu.be/EtoXPq-EVH4.
Jika Anda berminat dan ingin memesan modul Water Level Controller WLC-02, silakan mengunjungi situsnya di: http://teknikelektrolinks.com untuk mengetahui informasi harga dan cara pemesanannya.
Selamat berkarya!
Fungsi Circuit BreakerPosted on 19/03/2013 by iksan
Fungsi.info – Circuit breaker (CB) atau Pemutus Daya (PMT) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang dapat bekerja secara otomatis ketika terjadi gangguan atau secara manual ketika dilakukan perawatan atau perbaikanPemahaman Dasar: ( Circuit breaker ini pada prinsipnya sama seperti fungsi MCB di meteran listrik rumah kita. Jika terjadi korsleting listrik atau pemakaian listrik yang berlebihan, maka otomatis seluruh aliran listrik dirumah akan terputus (mati) ). Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak
sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Tentunya berbagai jenis dan type dari Circuit Breaker harus disesuaikan dengan kondisi dan jumlah beban (arus dan tegangan) yang melaluinya
Low VoltageUntuk jenis PMT tegangan rendah, kita tentunya sering menemukan jenis ini pada panel pembagi beban (Besaran yg efektif berkisar 15 A s/d 1500 A). Yang harus diperhatikan dalam jenis PMT ini adalah Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem. Dan juga arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya, dan nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.
High VoltageKlasifikasi PMT untuk tegangan tinggi berdasarkan media insulator dan material dielektriknya, adalah terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Sakelar PMT Minyak: Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV.
2. Sakelar PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker): Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV.
3. Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker): Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampai 38 kV.
4. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker): Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV.
Jenis Circuit Breakers
Umumnya, sebuah panel pemutus sirkuit terdiri sebuah switch dan sebuah pelat, hubungi bergerak konduktif, yang bergerak dengan saklar.Ketika saklar 'on' posisi, menyentuh plat kontak piring stasioner, yang dihubungkan dengan rangkaian sehingga arus listrik dapat mengalir.Tetapi ketika saklar posisi 'off', karena kelebihan beban atau korsleting, pelat kontak bergerak menjauh dari piring diam dan sirkuit mendapatkan dibuka dan arus listrik berhenti mengalir. Jenis Circuit breaker dapat diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik mereka seperti kelas tegangan, tipe konstruksi, menyela jenis, dan fitur struktural. Tegangan Rendah Circuit Breakers: Pemutus ini dibuat untuk arus searah (DC) aplikasi dan biasanya digunakan dalam bidang domestik, komersial, dan industri.pemutus sirkuit tegangan rendah biasanya ditempatkan di kandang menarik-out yang memungkinkan pemindahan dan pertukaran tanpa membongkar switchgear tersebut.circuit breakers Miniatur (MCB) dan pemutus sirkuit dicetak kasus (MCCB) adalah beberapa jenis rendah pemutus sirkuit tegangan. Tegangan Menengah Circuit Breakers: Pemutus ini dapat dirakit menjadi logam tertutup line up saklar untuk aplikasi indoor, atau sebagai komponen individu untuk aplikasi luar ruangan seperti gardu.Vacuum circuit breakers, pemutus sirkuit udara dan pemutus sirkuit SF6 adalah beberapa contoh media pemutus sirkuit tegangan. High Voltage Circuit Breakers: Pemutus ini membantu dalam melindungi dan mengendalikan jaringan transmisi tenaga listrik.Mereka adalah solenoid dioperasikan dan bekerja dengan lancar penginderaan relay pelindung yang berfungsi melalui transformer saat ini. Magnetic Circuit Breakers: Kontak-kontak pemutus sirkuit tertutup diselenggarakan oleh latch sehingga ketika arus dalam kumparan melampaui rating dari pemutus sirkuit, kumparan tarik rilis kait yang memungkinkan kontak untuk membuka dengan tindakan musim semi. Thermal Circuit Breakers: Pemutus ini menggunakan panas untuk memecah aliran sirkuit saat ini dan terdiri dari satu strip bimetal, terbuat dari dua jenis material yang dilas bersama-sama. Salah satu perbedaan paling penting antara pemutus sirkuit dan sekering adalah bahwa pemutus sirkuit dapat direset secara manual maupun otomatis untuk melanjutkan operasi normal, sedangkan sekering pernah digunakan, harus diganti.
Fungsi Miniatur Circuit Breaker (MCB)Posted on September 27, 2011 | 2 Komentar
MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker, Fungsi MCB adalah sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih yang mana akan memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari arus nominalnya.Hal ini termasuk juga apabila terjadi short circuit atau hubung pendek atau konslet karena pada saat terjadi short, arus listrik akan melonjak naik. Sebagai pembatas beban, MCB dipasang bersama KWH meter dan disegel oleh PLN biasanya bertuas warna biru. Sedang untuk pengaman instalasi listrik di dalam alat ini bertugas menggantikan sekring biasanya warna hitam pada tuasnya. Untuk pengoperasiannya sangat sederhana yakni menggunakan tuas naik (on) dan turun (off).
Nilai MCB yang ada dipasaran terbagai menjadi 2 bagian 1 phasa (220V) dan 3 phasa (380V) dan dibatasi dengan Arus yang membatasinya.
Untuk yang 1 phasa ( 220V) terdiri dari:
1. 2A, 4A, 6A,10A,16A,20A,25A, 32A, 40A, 50A dan 63A.
Untuk yang 3 phasa (380V) terdiri dari:
2. 10A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, dan 63A.
MCB terdapat berbagai jenis untuk berbagai macam kebutuhan pemutusan arus listrik. Menurut phasa, ada 1phasa, 2phasa, 3phasa, dan menurut jenis peralatan yang akan diproteksi misal: instalasi motor 3phasa, instalasi tenaga, dll masing-masing berbeda jenis dan ratingnya.MCB biasanya digunakan oleh PLN sebagai pembatas daya pada pelanggan pelanggan daya rendah (daya 450VA – 33.000VA). Letaknya dibawah kWh meter dan didalam panel bagi instalasi (biasanya didalam ruangan).MCB merupakan sebuah pengaman yang bekerja berdasarkan prinsip Bimetal, dengan beberapa elemen operasi yaitu :1. Terminal trip (Bimetal)2. Elektromagnetik trip (coil)3. Pemadam busur api4. Mekanisme pemutusanBerdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu : pemutusan berdasarkan panas dan berdasarkan elektromagnetik.
1.Pemutusan berdasarkan panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya. Hal ini menyebabkan MCB trip.
2.Pemutusan berdasarkan ektromagnetik dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api (arc-shute) dan bunga api yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah arc-shute tersebut.
Keuntungan sebuah pengaman otomatis adalah dapat segera digunakan lagi setelah terjadi pemutusan, dalam pengaman otomatis terdapat kopeling jalan bebas karena kopeling ini otomatnya tidak bisa digunakan kembali kalau gangguanya belum diperbaiki.Sifat dari MCB adalah :a. Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi dari panas yang di izinkanb. Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatanc. Setelah dilakukan perbaikan , maka MCB dapat digunakan kembali.
Keterangan gambar :1. Tuas aktuaror operasi On-Off2. Mekanisme Actuator3. Kontak penghubung4. Terminal Input-Output5. Batang Bimetal6. Plat penahan & penyalur busurapi7. Solenoid / Trip Coil8. Kisi-kisi pemadam busur api
Demikian informasi ini semoga bermanfaat..
Download:
Rumus sederhana menentukan pengaman MCB
Pengertian CB atau PMT
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubungsingkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Tegangan pengenal PMT dirancang untuk lokasi yang ketinggiannya maksimum 1000 meter diatas permukaan laut. Jika PMT dipasang pada lokasi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter, maka tegangan operasi maksimum dari PMT tersebut harus dikoreksi dengan faktor yang diberikan pada tabel 1.
Tabel 1. Faktor Koreksi antara Tegangan vs Lokasi
Proses Terjadinya Busur Api
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga listrik maka pada PMT akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT dipisahkan , beda potensial diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 3.1 Pembentukan Busur Api
Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju kontak anoda (A). Elektron-elektron ini membentur molekul netral media isolasi dikawasan positif, benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi. Dengan demikian, jumlah elektron bebas yang menuju anoda akan semakin bertambah dan muncul ion positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke anoda menimbulkan arus dan memanaskan kontak anoda.
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah yang disebut busur api.
Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara sebagai berikut:1. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil ionisai dijauhkan dari sela kontak.2. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk memberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.3. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga memberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.4. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif, sehingga elektron-elektron bebas tertangkap oleh molekul netral gas tersebut.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses deionisasi lebih banyak daripada penambahan muatan karena proses ionisasi, maka busur api akan padam. Ketika busur api padam, di sela kontak akan tetap ada terpaan medan elektrik. Jika suatu saat terjadi terpaan medan elektrik yang lebih besar daripada kekuatan dielektrik media isolasi kontak, maka busur api akan terjadi lagi.
bersambung....selanjutnya akan di bahas mengenai jenis-jenis circuit breaker atau sakelar pemutus tenaga-PMT di sini.