Post on 07-Mar-2019
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage”artinya mentutor,
mengemukakan, mengendalikan, mengelolah, menjalankan, melaksanakan,
memimpin. Manajemen adalah proses mencapai hasil melalui orang lain dan
dengan memaksimumkan pendayagunaan yang tersedia.1 Sedangkan Manajemen
menurut Stoner dalam Taupik bahwa manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan pengguna sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.2 Pendapat di atas juga sejalan
dengan pendapat John F. Mee dikutip oleh Harviyani yang mengungkapkan “
management is art of securing maximum result with minimum of reffort so as to
secure maximum prosperity and happiness for bath employer and employ and give
the public the best possible service”. Diartikan bahwa manajemen merupakan
ilmu dan seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal
demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang maksimal bagi
pemimpin maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada masyarakat.
1 M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. (Medan: Ghalia Indonesia, 2006). h.33
2 Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen ( Bandung: Grafindo Persada, 2009).h. 88
16
Manajemen adalah kegiatan seseorang dalam mengatur organisasi, lembaga
atau sekolah yang bersifat manusia maupun non manusia, sehingga tujuan
organisasi, lembaga atau sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.3 Istilah
manajemen juga sering didefinisikan sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber
daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.4
Ayat yang menjelaskan manajemen yang termaksud dalam surat al-Kahfi.
لدنھ ویبشر للـھ الذى أنزل على عبده الكتب ولم یجعل لھۥ عوجا قیما لینذر بأسا شدیدا من الحمد
المؤمنین الذین یعملون الصلحت أن لھم أجرا حسنا
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepada
hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok. Sebagai bimbingan yang
lurus untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi-Nya dan
memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan
amal saleh bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik”5
Berdasarkan uraian-uraian mengenai pengertian manajemen di atas maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu usaha bersama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
dengan menggunakan segala sumber daya yang ada.
Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, M. Arifin
menyebutkan alat-alat pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang
3 Sulistyorini,Manajemen Pendidikan Islam : Konsep, Strategi DanAplikasi,(Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), h.11
4 Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Bandung : Mandar Maju, 1997), h. 1265http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-kahfi-ayat-1-2.html
17
mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-
nilai. Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada dasar atau karakteristik
pendidikan Islam itu sendiri.
Pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga
tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan
alat pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut.
Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar
pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan.
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang
memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah.
Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah
sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dan
kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan tersebut.6
Sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu faktor yang turut
mempengaruhi pertimbangan guru dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran. ketika guru hendak memutuskan untuk menggunakan metode atau
6 Barnawi., Arifin, M. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012.
18
strategi pembelajaran tertentu, dia harus mempertimbangkan terlebih dahulu
apakah metode atau strategi yang hendak digunakan membutuhkan sarana dan
prasarana tertentu atau tidak.
Sarana dan prasarana pendidikan dimaksudkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. Permendiknas dimaksud mengartikan
sarana pendidikan sebagai perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah, sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah / madrasah. 7
Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum sarana dan
prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka
semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana.Telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan ini,Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah.8
Sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan,
misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Sarana
7 A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta.PRESS indo 2009),h. 568 Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
(Jakarta :Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007)
19
pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut
tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan:
“Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efisien”.9
Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan
misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah
“alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain
sebagainya.”10
Sedangkan menurut Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, sarana
pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:11
1. Bangunan dan perabot sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri dari, pembukuan, alat-alat peraga, dan
laboratorium.
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.
9 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 2, h. 81-82
10 Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta : Rieka Cipta, 2001), h.5111 Keputusan Menteri P dan K no.079/1975.Sarana pendidikan.
20
Berdasarkan pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana
dan prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-
mengajar atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
2. Komponen Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan proses
pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan terhadap prasarana dan peralatan yang
digunakan untuk menunjang terselenggaranya pendidikan yang bermutu disekolah. Pada
peraturan dijelaskan bahwa standar sarana dan prasarana di SD/ MI sebagai
berikut.12
a. Satuan Pendidikan SD/ MI
1) SatuSD/MI memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani
minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24 rombongan belajar.
2) Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar disediakan untuk 2000
penduduk, atau satudesa/kelurahan.
3) Pada wilayah berpenduduk lebih dari 2000 dapat dilakukan
penambahan sarana dan prasarana untuk melayani tambahan
rombongan belajar di SD/MI yang telah ada,atau disediakan SD/MI
baru.
12 Dr.Matin,M.Pd dan Dr.Nurhattati Fuad,M.Pd. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan.(Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada. 2016 ),h. 137
21
4) Pada satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan
banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa terdapat satu SD/MI dalam
jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3km
melalui lintasan yang tidak membahayakan13
b. Lahan
1) Untuk SD/MI yang memiliki15 sampai dengan 28 peserta didik
perrombongan belajar,lahan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan
terhadap peserta didik seperti tercantum pada table 2
Tabel 2.Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik
NoBanyak
RombonganBelajar
Rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik(m2 / peserta didik)
Bangunan satuLantai
Bangunandua lantai
Bangunantiga lantai
1 6 12.7 7.0 4.92 7-12 11.1 6.0 4.23 13-18 10.6 5.6 4.14 19-24 10.3 5.5 4.1
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
2) Untuk SD/MI yang memiliki kurang dari 15 peserta didik per
rombongan belajar. Lahan memenuhi ketentuan luas minimum seperti
tercantum pada table 3.
13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun 2007mengenai standar sarana dan prasarana
22
Tabel 3.Luas Minimum Lahan untukSD/MI yang Memiliki Kurang dari Peserta
Didik per-rombongan belajar
NoBanyak
RombonganBelajar
Luas minimum lahan m2
Bangunan satuLantai
Bangunandua lantai
Bangunantiga lantai
1 6 1340 770 7102 7-12 2240 1220 8503 13-18 3170 1690 11604 19-24 4070 2190 1460
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
3) Luas lahan yang dimaksud pada angka 2 dan 3 diatas adalah luas
lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun
prasarana sekolah/ madrasah berupa bangunan dan tempat bermain /
berolahraga
4) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatn jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat.
5) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%
6) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut :
a. Pencemaran air
Pencemaran air diatur sesuai PP RI No.20Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kebisingan
Kebisingan diatur sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor
94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan .
c. Pencemaran Udara
23
Pencemaran udara diatur sesuai dengan Kepmen Negara KLH
Nomor 02 /MENKLH/1988, Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan
7) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota atau
rencana lain yang lebih rinci dan mengikat dan mendapat izin
pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
8) Lahan memiliki status hak atas tanah, dan atau memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk waktu minimum 20 tahun.
c. Bangunan
1) Untuk SD/MI yang memiliki 15sampai dengan 28 peserta didik per
rombongan belajar. Bangunan memiliki ketentuan rasio minimum
luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada table 4
Tabel 4.Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik
NoBanyak
RombonganBelajar
Rasio luas lantai bangunan terhadap peserta didik(m2 / peserta didik)
Bangunan satuLantai
Bangunandua lantai
Bangunantiga lantai
1 6 3.8 4.2 4.42 7-12 3.3 3.6 3.63 13-18 3.2 3.4 3.44 19-24 3.1 3.3 3.3
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
24
2) Untuk SD/MI yang memiliki kurang dari per rombongan belajar,
lantai bangunan memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum
pada table 5
Tabel 5.Luas minimum Lantai Bangunan untuk SD/MI yang memiliki kurang dari
15 Peserta didik per-rombongan belajar.
NoBanyak
RombonganBelajar
Luas Minimum lantai bangunan (m2)Bangunan satu
LantaiBangunandua lantai
Bangunantiga lantai
1 6 400 460 4902 7-12 670 730 7603 13-18 950 1010 10404 19-24 1220 1310 1310
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
3) Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari :
a) Koefisien dasar bangunan maksimum 30%
b) Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
c) Jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan
dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api,
jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan dengan batas-
batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang
ditetapkan Peraturan Daerah.
d. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
a) Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan
kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban
25
muatan hidup dan beban muatan mati , serta untuk daerah/ zona
tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
b) Dilengkapi system proteksi pasif dan atau proteksi aktif untuk
mencegah menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
e. Bangunan memenuhi persyaratn sebagai berikut :
a) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan
pencahayaan yang memadai
b) Memiliki sanitasi di dalam dan diluar bangunan meliputi saluran
air bersih, saluran air kotor, dan atau air limbah , tempat sapah
dan saluran air hujan.
c) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan
dan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan
f. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman
dan nyaman temasuk bagi penyandang cacat.
g. Bangunan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Bangunan mampu merendam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran
b) Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik
c) Setiap ruangan dilengkapi lampu penerangan
8) Bangunan bertingkat memenuhi peryaratan berikut :
a) Maksimum terdiri dari tiga lantai
26
b) Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan,
keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna
9) Bangunan dilengkapi system keamanan berikut :
a) Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur
evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan bencana lainnya
b) Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan
dilengkapi penunjuk arah yang jelas
10) Bangunan dilengkapi instalasi listrik 900 watt
11) Pembangunan gedung baru harus dirancang, dilaksanakan dan
diawasi.
12) . Kualitas bangunan minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP
No . 19 Tahun 2005 pasal 45 dan mengacu pada Standar PU.
13) Bangunan sekolah atau madrasah baru dapat bertahan minimum 20
tahun
14) Pemeliharaan bangunan sekolah / madrasah adalah sebagai berikut :
a) Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan
sebagian daun jendela / pintu, penutup lantai, penutup atap,
plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam
5 tahun.
b) Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka
plafon, rangka kayu, kusen dan semua penutup atap dilakukan
minimum sekali dalam 20 tahun.
27
15) Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku.
3. Ketentuan Sarana dan Prasarana
Ketentuan mengenai sarana dan prasarana sebuah SD/MI sekurang-
kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut :14
1. Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah sebagai tempat kegiatan pembelajaran
teori, kegiatan pembelajaran praktik yang tidak memerlukan
peralatan khusus atau peralatan praktik dengan alat khusus yang
mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas adalah sama dengan jumlah
rombongan belajar
c. Kapasitas maksimum sebuah ruang kelas digunakan oleh 28 peserta
didik
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2 /peserta didik .
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15, luas minimu
ruang kelas adalah 30 M2 . lebar minimum ruang kelas 5m.
e. Ruang kelas harus memiliki jendela dengan pencahayaan memadai
untuk aktivitas membaca buku dan memberi pandangan luar ruangan.
f. Ruang kelas harus memiliki pintu yang memadai agar peserta didik
dan guru dapat segera keluar ruangan apabila terjadi suatu hal yang
14 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/ MI).
28
membahayakan, dapat dikunci dengan baik pada saat tidak
dipergunakan.
g. Ruang kelas dilengkapi sarana sesuai dengan table 6.
Tabel 6.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Kursi pesertadidik
1buah/pesertadidik
Kuat,stabil, aman dan mudahdipindahkan oleh peserta didik.Ukuran sesuai dengan kelompokusia peserta didik dan mendukungpembentukan postur tubuh yangbaik, minimum dibedakandimensinya untuk kelas 1-3 dankelas 4-6. Desain dudukan dansandaran membuat peserta didiknyaman belajar
1.2 Meja pesertadidik
1buah/pesertadidik
Kuat,stabil, aman dan mudahdipindahkan oleh peserta didik.Ukuran sesuai dengan kelompokusia peserta didik dan mendukungpembentukan postur tubuh yangbaik, minimum dibedakandimensinya untuk kelas 1-3 dankelas 4-6. Desain memungkinkankaki peserta didik masuk denganleluasa kebawah meja
1.3 Kursi guru 1/guru Kuat,stabil, aman dan mudahdipindahkan. Ukuran memadaiuntuk duduk dengan nyaman
1.4 Meja guru 1/guru Kuat,stabil, aman dan mudahdipindahkan. Ukuran memadaiuntuk bekerja dengan nyaman
1.5 Lemari 1/ruang Kuat,stabil, dan aman. Ukuranmemadai untuk menyimpanperlengkapan yang diperlukan kelas. Tertutup dan dapat dikunci
1.6 Rak hasilkarya pesertadidik
1/ruang Kuat,stabil, dan aman. Ukuranmemadai untuk meletakkan hasilkarya seluruh peserta didik yang
29
ada dikelas. Dapat berupa rakterbuka / lemari
1.7 Papan pajang 1/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuranminimum 60cm x 120 cm
2. Peralatanpendidikan
2.1 Alat peraga3. Media
Pendidikan3.1 Papan tulis 1/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
minimum 90cm x 200 cm.ditempatkan pada posisi yangmemungkinkan seluruh pesertadidik melihatnya dengan jelas.
4. Perlengkapanlain
4.1 T.sampah 1/ruang4.2 T. cuci tangan 1/ruang4.3 Jam dinding 1/ruang4.4 Kotak Kontak 1/ruang
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana
2. Ruang Guru
a) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b) Rasio minimum luas ruang guru 4m2 / pendidik dan luas minimum
32m2
c) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun
dari luar linkungan sekolah/ madrasah serta dekat dengan ruang
pimpinan.
d) Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada table 7.
30
Tabel 7.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Kursi kerja 1 buah/guru Kuat,stabil, aman dan mudah dipindahkan.Ukuran memadai untuk duduk dengannyaman
1.2 Meja kerja 1 buah/guru Kuat,stabil dan aman model meja setengahbiro. Ukuran memadai untuk menulis,membaca, memeriksa pekerjaan danmemberikan konsultasi
1.3 Lemari 1buah/guru atau1 buah yangdigunakanbersama olehsemua guru
Kuat,stabil, dan aman. Ukuran memadaiuntuk menyimpan perlengkapan guru untukpersiapan dan pelaksanaan pembelajaran .Tertutup dan dapat dikunci
1.4 Papan statistic 1 buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1m2
1.5 Papanpengumuman
1 buah/ sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1m2
2. Perlengkapanlain
2.1 T.sampah 1 buah/ruang2.2 T. cuci tangan 1 buah/ruang2.3 Jam dinding 1 buah/ruang2.4 Penanda waktu 1 buah/ruang
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
3. Gudang
a) Gudang sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran diluar
kelas, tempat menyimpan sementara peralatan yang tidak / belum
berfungsi, tempat menyimpan arsip yang berusia lebih dari 5 tahun.
b) Luas minimum gudang 18m2
c) Gudang dapat dikunci
d) Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 8
31
Tabel 8.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Gudang
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Lemari 1buah/ruang Kuat,stabil, dan aman. Ukuran memadaiuntuk menyimpan alat-alat dan arsipberharga
1.2 Rak 1buah/ruang Kuat,stabil, dan aman. Ukuran memadaiuntuk menyimpan peralatan olahraga,kesenian dan keterampilan
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
4. Ruang Perpustakaan
a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik
dan tempat guru memperoleh informasi berbagai jenis bahan pustaka
dengan membaca, mengamati, mendengar, tempat petugas
perpustakaan.
b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang
kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5m
c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan
yang memeadai untuk membaca buku.
d) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana seperti tecantum Tabel 9.
Tabel 9.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan
No Jenis Rasio Deskriptif1 Buku
1.1 Buku tekspelajaran
1 eksmplar/matapelajaran/ pesertadidik, ditambah
Termasuk dalam daftar buku teks pelajaranyang ditetapkan Oleh Mendiknas dan daftarbuku teks muatan local yang ditetapkan
32
2eksemplar/ matapelajaran/sekolah
oleh Gubernur atau Bupati/ Walikota
1.2 Buku panduanpendidik
1 eksmplar/matapelajaran/ pesertadidik, ditambah2eksemplar/ matapelajaran/sekolah
1.3 Bukupengayaan
840judul/sekolah
Terdiri dari 60% non-fiksi dan 40% fiksi.Banyak eksemplar / sekolah minimum 1000untuk 6 rombongan belajar. 1500 untuk 7-12 rombongan belajar, 2000 untuk 13-24rombongan belajar
1.4 Buku referensi 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi Kamus BesarBahasa Indonesia, kamus bahasa inggris,ensiklopedi, buku statistic daerah, bukutelpon, kitab undang-undang dan peraturandan kitab suci
1.5 Sumber belajarlain
10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi majalah,surat kabar, globe, peta,gambar pahlawanNasional, CD pembelajaran dan alat peragamatematika
2. Perabot2.1 Rak buku 1 set/ sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampung
seluruh koleksi dengan baik.Memungkinkan peserta didik menjangkaukoleksi buku dengan mudah
2.2 Rak majalah 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampungseluruh koleksi majalah Memungkinkanpeserta didik menjangkau koleksi majalahdengan mudah
2.3 Rak SuratKabar
1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampungseluruh koleksi surat kabar Memungkinkanpeserta didik menjangkau koleksi suratkabar dengan mudah
2.4 Meja baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, aman. Dan mudah dipindahkanoleh peserta didik. Desain memungkinkankaki peserta didik leluasa kebawah meja
2.5 Kursi baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkanoleh peserta didik.desain dudukan dansandaran membuat peserta didik nyamanbelajar.
2.6 Kursi kerja 1 buah / petugas Kuat, stabil, dan aman. Ukuran yangmemadai untuk bekerja dengan nyaman
2.7 Meja kerja/ I buah/petugas Kuat, stabil, dan aman. Ukuran yang
33
sirkulasi memadai untuk bekerja dengan nyaman2.8 Lemari catalog I buah/ sekolah Cukup untuk menyimpan kartu-kartu
catalog. Lemari catalog dapat digantidengan meja untuk menempatkan catalog
2.9 Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampungseluruh peralatan untuk pengelolaanperpustakaan. Dapat dikunci
2.10 Papanpengumuman
1 buah/ sekolah Ukuran minimum 1m2
2.11 Mejamultimedia
1 set/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadaiuntuk menampung seluruh peralatanmultimedia
3 MediaPendidikan
3.1 Peralatanmultimedia
1 buah/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 setcomputer (CPU, monitor minimum 15 inci,printer), TV, radio dan Pemutar VCD/DVD
4. Perlengkapanlain
4.1 Bukuinventaris
1 buah/sekolah
4.2 Tempatsampah
1 buah/ ruang
4.3 Kotak kontak 1 buah/ ruang4.4 Jam dinding 1 buah/ ruang
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
5. Laboratorium IPA
a) Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas
b) Sarana laboratoriun IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung
kegiatan dalam bentuk percobaan
c) Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti pada table
10
34
Tabel 10.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Ukuranmemadai untuk menyimpan seluruhalat peraga. Tertutup dan dikunci
2. Peralatan pendidikan2.1 Model kerangka manusia 1 buah/
sekolahTinggi minimum 125cm. mudahdibawa
2.2 Model tubuh manusia 1 buah/sekolah
Tinggi minimum 125 cm.dapatdiamati dengan mudah olehseluruh peserta didik
2.3 Globe 1 buah/sekolah
Diameter minimum 40cm.memiliki penyangga dan dapatdiputar
2.4 Model tata surya 1 buah/sekolah
Dapatmendemonstrasikanterjadinyafenomena gerhana
2.5 Kaca pembesar 6 buah/sekolah2.6 Cermin datar 6 buah/sekolah2.7 Cermin cekung 6 buah/sekolah2.8 Cermin cembung 6 buah/sekolah2.9 Lensa datar 6 buah/sekolah2.10 Lensa cekung 6 buah/sekolah2.11 Lensa cembung 6 buah/sekolah2.12 Magnet batang 6 buah/sekolah2.13 Poster Ipa, terdiri dari :
a. Metamorphosisb. Hewan langkac. Hewan dilindungid. Tanaman khasIndonesiae. Contoh ekosistemf. Sistem-sistempernapasan hewan
1 set/ sekolah Jelas terbaca dan berwarna, ukuranminimum A1
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
35
6. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan pengelolaan
sekolah/ madrasah, petugas dinas pendidikan atau lainnya
b. Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/
madrasah dapat dikunci dengan baik
d. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana table 11
Tabel 11.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Pimpinan
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Kursi pimpinan 1 buah/ ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuranmemadai untuk duduk dengannyaman
1.2 Meja pimpinan 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuranmemadai untuk bekerja dengannyaman
1.3 Kursi dan meja tamu 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuranmemadai untuk 5 orang dudukdengan nyaman
1.4 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuranmemadai untuk menyimapnperlengkapanpimpinansekolah/madrasah.Tertutup dan dapat dikunci
1.5 Papan statistic 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuranminimum 1 m2
2 Perlengkapan lain2.1 Simbol kenegaraan 1 set/ruang Terdiri dari Bendera merah putih,
garuda pancasila, Gambar presidenRI dan gambar wakil Presiden RI
2.2 Tempat sampah 1 buah/sekolah2.3 computer I set/ sekolah2.4 Filing cabinet 1 buah/sekolah2.5 brankas 1 buah/sekolah2.6 Jam dinding 1 buah/sekolah
36
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
7. Ruang UKS
a. Ruang uks berfungsi sebagai tempat untuk penanganan diri peserta
didik yang mengalami gangguan kesehatan disekolah/ madrasah
b. Ruang uks dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling
c. Luas minimum ruang UKS 12 m2
d. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 12.
Tabel 12.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Tempat tidur 1 set/ruang Kuat, stabil dan aman1.2 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman.1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman.1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil dan aman.2 Perlengkapan lain2.1 Catatan kesehatan peserta
didik1 set/ruang
2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak kadaluarsa2.3 Tandu 1 buah/ruang2.4 Selimut 1 buah/ruang2.5 Tensimeter 1 buah/ruang2.6 Thermometer badan 1 buah/ruang2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang2.8 Pengukur Tinggi badan 1 buah/ruang2.9 Tempat sampah 1 buah/ruang2.10 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang2.11 Jam dinding 1 buah/ruang
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana.
37
8. Tempat beribadah
a. Tempat beribadah sebagai tempat warga sekolah/ madrasah beribadah
b. Banyak tempat ibadah sesuai kebutuhan SD/MI, luas minimum 12 m2
c. Tempat beribadah dilengkapi sarana seperti tercantum pada table 13
Tabel 13.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Beribadah
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perabot
1.1 Lemari/ rak 1 buah/ tempatibadah
Ukuran memadai untukmenyimpan perlengkapan ibadah
2 Perlengkapan lain2.1 Perlengkapan ibadah Disesuaikan dengan kebutuhan2.2 Jam dinding 1 buah/ tempat
ibadahSumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana
9. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar atau kecil
b. Minimum terdapat 1 unit jamban setiap 60 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita dan 1 unit jamban untuk
guru. Jumlah minimum jamban setiap sekolah/ madrasah 3 unit
c. Luas minimum I unit jamban 2 m2
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci mudah dibersihkan
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban
f. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada table 14
38
Tabel 14.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban
No Jenis Rasio Deskriptif1 Perlengkapan lain1.1 Kloset jongkok 1 buah/ ruang Saluran berbentuk leher angsa1.2 Tempat air 1 buah/ ruang Volume minimum 200 liter. Berisi
air bersih1.3 Gayung 1 buah/ ruang1.4 Gantungan pakaian 1 buah/ ruang1.5 Tempat sampah 1 buah/ ruang
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana
10. Ruang Sirkulasi
a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat
berlangsungnya interaksi social peserta didik di luar jam pelajaran,
terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-
kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/ madrasah
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan
ruang-ruang di dalam bangunan sekolah/ madrasah dengan luas
minimum 30 % dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar
minimum 1.8m dan tinggi minimum 2.5m
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan cukup
d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm
39
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan
panjang lebih dari 30m dilengkapi minimum dua buah tangga
f. Jarak tempuh mencapai tangga bangunan bertingkat tidak lebih 25m
g. Lebar minimum tangga 1.5m, tinggi maksimal anak tangga 17 cm
lebar anak tangga 25-30 cm, dilengkapi pegangan tingginya 85-90 cm
h. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi
bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga
i. Ruang sirkulasi vertical dilengkapi pencahayaan dan penghawaan
yang cukup
11. Tempat bermain/berolahraga
a. Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
sebagai tempat berolahraga, pendidikan jasmani, upacara dan kegiatan
ekstrakulikuler
b. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3m2 / peserta didik.
Untuk SD/MI dengan banyak peserta didik kurang dari 180, luas
minimum tempat bermain/berolahraga 540 m2. Di dalam luasan
tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran
minimum 20 mx 15m.
c. Tempat bermain/ berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian
ditanami pohon-pohon ditanami sebagai upaya untuk penghijauan
lingkungan sekolah
40
d. Tempat bermain/ berolahraga diletakkan di tempat yang tidak
mengganggu peserta didik di kelas agar proses pembelajaran tetap
berjalan dengan baik
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan sebagai tempat
kendaraan atau tempat parker
f. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar,
drainase baik dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda
lain yang mengganggu kegiatan olahraga.
g. Tempat bermain/ berolahraga dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 15
Tabel 15.Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga
No Jenis Rasio Deskriptif1 Peralatan Pendidikan1.1 Tiang bendera 1 buah/
sekolahTinggi sesuai ketentuan yangberlaku
1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yangberlaku
1.3 Peralatan bola voli 1 set/sekolah Minimum 6 bola1.4 Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola1.5 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali
loncat, simpai, bola plastic,tongkat1.6 Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru,
tongkat estafet dan bak loncat1.7 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi
masing-masing SD/MI1.8 Peralatan keterampilan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi
masing-masing SD/MI2 Perlengkapan lain2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah
Sumber:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun2007 mengenai standar sarana dan prasarana
41
4. Komponen Kegiatan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Komponen kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
perencanaan (planning) sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan,
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana
pemdidikan dan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan
untuk mencapai tingkat pengamanan yang semaksimal mungkin terhadap
kekayaan milik Negara. Manajemen sarana dan prasarana tersebut harus berdasar
suatu system pengmanan yang dinamis, mengikuti lajunya dinamika politis,
strategis dan teknis dalam pola pembangunan sarana dan prasarana nasional,
misalnya kegiatan pengadaan sarana dan prasarana milik Negara.15
Seiring dengan adanya perubahan pada pola pemerintahan, yaitu dengan
diberlakukannya otonomi daerah yang berdampak kepada otonomi pendidikan,
maka pola manajemen sekolah juga berubah. Manajemen sekolah yang semula
terpusat, kini diotonomikan ke sekolah, termasuk otonomi manajemen sarana dan
prasarananya. Sekolah dituntut harus memiliki kemandirian dalam mengatur dan
mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta
berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengoptimalkan
berbagai sarana dan prasarana deperlukan adanya berbagai penyesuaian
manajemen, yaitu :
15Dr.Matin M.Pd dan Dr. Nurhattati Fuad,M.Pd. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan.(Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.2016) h.7
42
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Seperti perencanaan pada umumnya, perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan disekolah pun bersifat sangat umum karena melibatkan komponen
manajemen sarana dan prasarana lainnya. perencanaan sarana dan prasarana
merujuk kepada keseluruhan proses penyusunan daftar kebutuhan, pembelian/
pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah. penyusunan daftar kebutuhan sekolah
didasarkan pertimbangan berikut : (a). pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana
karena berkembangnya kebutuhan sekolah; (b) pengadaan sarana dan prasarana
untuk pergantian barang-barang yang rusak, dihapuskan atau hilang dan (c)
pengadaan sarana dan prasarana untuk persediaan.16
Tujuan utama yang hendak dicapai melalui perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan disekolah adalah untuk : (a) menghindari terjadinya
kesalahan pemesanan dan pembelian barang; (b) mencegah terjadinya
keterlambatan pemenuhan kebutuhan sekolah yang berdampak langsung kepada
penundaan penyampaian materi pembelajaran tertentu karena tidak tersediannya
bahan praktikum; dan (c) membangkitkan keberanian dan semangat guru dalam
melakukan eksperimen atau mengujicobakan penggunaan model pembelajaran
tertentu. singkat kata, perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
disekolah dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada segenap civitas
sekolah tentang kepastian ketersediaan barang disekolah ketika dibutuhkan.
16 Ibid. hal 10
43
Hal diatas sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Hasyr (59) : 18,
18(للھ خبیر بما تعملون یا أیھا الذین آمنوا اتقوا اللھ ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا اللھ إن ا )
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklahsetiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; danbertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yangkamu kerjakan”.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007)
mengisyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sekolah dalam
merencanakan sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut :
a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah harus
dipandang sebagai bagian integral dari usaha meningkatkan kualitas
proses pembelajaran
b. Perencanaan harus jelas
1) Jelas dalam hal tujuan dan sasaran yang hendak dicapai;
2) Jelas dalam hal jenis dan bentuk kegiatan yang akan
dilaksanakan;
3) Jelas dalam hal petugas pelaksana kegiatan;
4) Jelas dalam hal bahan dan peralatan yag dibutuhkan;
5) Jelas dalam hal kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-
pihak yang terlibat didalam perencanaan kegiatan;
d. Mengacu pedoman (standar ) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai skala
prioritas;
e. Sesuai plafond anggaran yang disediakan;
44
f. Mengikuti prosedur yang berlaku;
g. Mengikutsertakan unsur orang tua siswa;
h. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan keadaan;
Adapun pihak-pihak yang harus terlibat dalam perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan sekolah adalah :
a. Kepala sekolah;b. Wakil kepala sekolah;c. Guru-gurud. Kepala Tata Usaha;e. Bendara sekolah;f. Komite sekolah
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah pada dasarnya
merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan yang sudah disusun
sebelumnya.17 Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah pada
umumnya mengikuti prosedur sebagai berikut : (a) menganalisis kebutuhan dan
fungsi sarana dan prasarana; (b) membuat daftar sarana dan prasarana yang
dibutuhkan; (c) membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang
ditujukan kepada pemerintah bagi sekolah negri dan pihak yayasan bagi sekolah
swasta; dan (d) apabila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya
untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.18
Dalam pengadaan sarana dan prasarana terdapat beberapa strategi yaitu :
17 Nustiono, Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan, dalamhttp://galerypendidikan.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-jenis-jenis sarana.html.Di akses pada 11 Juli2017.
18 Dr.Matin dan Dr.Nurhattati,OpCit,h.28
45
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana dengan Cara Membeli
Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan membayar
sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah
sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian
dilakukan apabila anggarannya tersedia seperti pembelian meja, bangku, lemari,
papan tulis, wireless dan lain sebagainya. Dalam pembelian, termasuk didalamnya
adalah pelelangan umum, pelelangan terbatas, penunjukan langsung dan
pengadaan langsung termasuk pekerjaan pemborongan. 19
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan melalui Buat sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh
guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan
terhadap sarana dan prasarana penddikan yang sifatnya sederhana dan murah,
misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau murid.20
c. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Melalui Penerimaan
Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dipihak
19 Ibid.h 2220 Ibid, h 24
46
lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita
acara. Pengadaan dengan cara menerima bantuan, sumbangan, hibah, dan
menerima hak pakai dapat dilaksanakan jika dalama kegiatan itu telah terpenuhi
syarat-syarat tertentu, misalnya bersifat lunak, tidak mengikat,tidak bertentangan
dengan politik pemerintah, tidak membahayakan pelestarian pancasila, tidak
membahayakan keamanan nasional dan lain-lain.
d. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan melalui Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan
sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara
membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan
sarana dan prasarana bersifat sementara atau temporer.21
e. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Melalui Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-Cuma untuk sementara waktu dari
pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam.
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan cara ini hendaknya
dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
21 Ibid,h 25
47
f. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Melalui Mendaur Ulang
Mendaur ulang adalah kegiatan mengolah barang-barang bekas yang
kegunaannya sudah berkurang dengan cara peleburan atau perakitan kembali agar
barang-barang tersebut berguna kembali dan memiliki nilai tambah.Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan dengan cara mendaur ulang adalah pengadaan
sarana dan prasarana melalui aktifitas pemanfaatan barang yang sudah tidak
terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah. Misalnya
pembuatan alat pelajaran dan media pendidikan dari limbah kayu atau limbah
kertas, seperti pembuatan kertas doorslag dari bubur kertas Koran untuk membuat
lukisan dan peta timbul, pembuatan bangun ruang dari limbah kayu, pembuatan
hiasan dan bunga plastic dari limbah pipet dan sebagainya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil
pengadaan barang milik Negara ( baik hasil pembelian, hibah, hadiah) pada wadah
/tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan
simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat
maupun barang elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang dapat
dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada
lembaga pendidikan.22
Aspek penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk menampung
barang milik Negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut
22 Ibid,h 119
48
gudang.23Sebagai tempat penyimpanan, gudang dapat dibedakan menjadi
beberapa yaitu :
a. Gudang pusat yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang hasil
pengadaan yang terletak pada unit biasanya gudang pusat juga digunakan untuk
menyimpan barang yang akan dijadikan stok atau persediaan.
b. Gudang penyalur yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan
c. Gudang transit yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit satuan kerja yang membutuhkan
d. Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang mempunyai spesifikasi khusus seperti barang yang mudah pecah, meledak
atau terbakar.
e. Gudang pemakai yaitu gudang yang diperlukan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
f. Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi
berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat barang –barang yang akan
disimpan
g. Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang konstruksinya
disesuaikan dengan fungsi gudang itu.
Beberapa tata cara penyimpanan Sarana dan Prasarana pendidikan :
1. Penerimaan
23 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.Multi Karya Mulia, 2006), hal. 46
49
a.Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang menerima
barang
b, Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlakukan dalam penerimaan dan
pemeriksaan barang
c.Memeriksa/ mengecek barang yang diterima baik fisik seperti jumlah,
kualitas, tipe maupun kelengkapan administrasi seperti surat kepemilikan.
d.Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang
2. Penyimpanan
a.Meneliti barang-barang yang akan disimpan
b.Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokan-
pengelompokan tertentu
c.Mencatat barang ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok
Membuat denah lokasi, barang-barang yang disimpan agar dapat
dikeluarkan secara cepat saat dibutuhkan
Barang-barang yang sudah ada : diterima,dicatat, digudangkan, diatur,
dirawat dan dijaga secara tertib, rapid dan aman
Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas
semua barang yang ada dalam ruang atau gedung
Mengontrol dan menghitung barang secara berkala
Membuat laporan tentang keadaan penyimpanan barang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Mengeluarkan barang berdasarkan surat perintah pengeluaran barang
yang meliputi :
50
Meneliti kualitas, kuantitas dan spesifikasi barang yang akan
dikeluarkan
Meneliti dan memeriksa barang yang ada untuk dikeluarkan sesuai
dengan permintaan pengeluaran barang
Mempersiapkan dan melaksanakan pengemasasn sesuai dengan
spesifikasi barang
Membuat berita acara, surat jalan, laporan dan hal-hal yang
menyangkut dengan pengeluaran barang.
Dalam mengatur penyimpanan barang hendaknya memerhatikan sifat-
sifat barang agar tidak susut nilai gunanya sebelum barang dipakai,
yaitu:
Barang-barang berat
Barang-barang mewah
Makanan
Berupa kertas
Berupa pakaian
Barang-barang kimia
Beberapa contoh penyimpanan barang disekolah
1) Barang-barang yang harus disimpan di ruang kepala sekolah
a. Grafik kegiatan sekolah
b. Struktur organisasi sekolah\
c. Uraian rencana kerja tahunan
d. Daftar pelajaran
51
e. Daftar guru dan pegawai
f. Gambar presiden dan wakil presiden R.I
g. Papan pengelolaan SPP
h. Teks Pancasila
i. Pembukaan UUD
2) Barang-barang yang harus disimpan di ruang guru
a. Papan pengumuman
b. Papan jadwal pelajaran
c. Kalender pendidikan
d. Struktur organisasi sekolah
e. Daftar pembagian tugas guru
f. Denah sekolah
3) Barang-barang yang harus disimpan di ruang kelas
a. Papan absen kelas
b. Daftar pembagian Tugas piket
c. Daftar mata pelajaran
d. Organisasi kelas
e. Peraturan tata tertib kelas
f. Hiasan dinding
g. Peta Jam dinding
h. Kipas Angin/ Ac
i. Papan tulis
52
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana
dan prasarana tersebut selalu dalam kegiatan baik dan siap untuk digunakan secara
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.24
alam Al-Qur’an surah Al - mujadalah ayat 7 tentang pemeliharaan atau pengawasan:
رابعھم ولا خمسة إلا ھو ألم تر أن اللـھ یعلم ما فى السموت وما فى الأرض ما یكون من نجوى ثلثة إلا ھو
كانوا ثم ینبئھم بما عملوا یوم القیمة إن اللـھ بكل شىء سادسھم ولآ أدنى من ذلك ولآ أكثر إلا ھو معھم أین ما
علیم
Artinya: tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apayang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang,melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang,melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yangkurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka dimanapunmereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada harikiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahuisegala sesuatu.
Begitu barang-barang perlengkapan yang telah diadakan itu didistribusikan
kepada bagian-bagian kelas, perpustakaan,laboratorium, tata usaha, atau personel
sekolah berarti barang-barang perlengkapan itu sudah berada dalam tanggung
jawab bagian-bagian atau personal sekolah tersebut. Atas pelimpahan itu pula
bagian-bagian atau personel sekolah tersebut berhak memakainya untuk
kepentingan proses pendidikan di sekolahnya.
24 Dr.Matin dan Dr Nurhatti,Op Cit, h 89
53
Dalam kaitan dengan pemakaian perlengkapan pendidikan itu,ada dua
prinsip yang harus selalu diperhatikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip
efisiensi. Dengan prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan
pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dengan prinsip efisiensi berarti pemakaian semua
perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hati- hati sehingga
semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak atau hilang. Dalam rangka
memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka paling tidak ada tiga kegiatan
pokok yang perlu dilakukan oleh personal sekolah yang akan mamakai
perlengkapan pendidikan disekolah, yaitu mamahami petunjuk penggunaan
perlengkapan pendidikan, menata perlengkapan pendidikan, dan memelihara baik
secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan. Sedangkan
dalam hubungannya dengan pemeliharaan perlengkapan pendidikan, ada beberapa
macam pemeliharaan.
Ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu pemeliharaan
bersifat pengecekan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang
bersifat perbaikan ringan,dan pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Apabila
dilihat dari segi waktunya, ada dua macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan
di sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.
54
5. Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah
adalah mencatat semua perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Lazimnya,
kegiatan pencatatan semua perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi
perlengkapan pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Secara definitive, inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan
daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur beradasarkan
ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. 25
a. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Prasarana pendidikan
1) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah
2) Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan
maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah
3) Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah
dalam bentuk material yang dapat dinilai dengan uang
4) Untuk memudahkan pengawasan dn pengendalian sarana dan
prasarana yang dimiliki suatu sekolah
b. Manfaat inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
1) Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan
kebutuhan dan menyusun rencana kebutuhan barang
25 Ibid, h. 55
55
2) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan /
pedoman dalam pengarahan pengadaan barang
3) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau
pedoman dalam penyaluran barang
4) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan
barang (tua, rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan
penghapusannya
5) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan
pengawasan dan engendalian barang
c. Tata cara Pelaksanaan Inventarisasi
Tata cara inventarisi adalah kegiatan mencatat sarana dan
prasarana ke dalam buku daftar inventarisas dan membuat lapronnya
kepada pihak-pihak yang terkait. Ada sejumlah buku dan kartu daftar
barang inventaris yang digunakan yaitu buku induk barang inventaris,
buku golongan barang inventaris, buku catatan non inventaris, daftar
laporan mutasi barang inventaris dan kartu inventaris barang.
6. Penghapusan
a. Konsep Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan
pembebasan sarana dan prasarana pendidikan dari pertanggung jawban yang
berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih
operasional penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah merupakan
proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sarana
56
dan prasarana pendidikan dari inventaris barang karena sarana dan prasarana
tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran disekolah. Penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaannya, harus mempertimbangkan alasan-alasan normative
tertentu karena muara dari berbagai pertimbangan tersebut antara lain adalah demi
efektivitas dan efisiensi kegiatan pendidikan di sekolah. 26
b. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian
/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang
kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah
tidak dapat digunakan lagi
2) Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris barang
3) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang
tidak dipergunakan lagi
4) Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja
c. Syarat-Syarat Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1) Sarana dan Prasarana dalam keadaan sudah tua atau rusak berat
sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi
2) Perbaikan sarana dan prasarana akan menelan biaya yang besar
sehingga merupakan pemborosan
26 Ibid,h.127
57
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan
besarnya biaya pemeliharaan
4) Sarana dan prasarana tersebut tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan masa kini
5) Adanya penyusutan barang diluar kekuasaan pengurus barang
(misalnya barang kimia)
6) Jumlah barang nerlebih sehingga jika disimpan lebih lamaakan
bertambah rusak dan tak terpakai lagi dan
7) Sarana dan prasarana dicuri, terbakar atau musnah sebagai
akibat bencana alam
d. Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Berdasarkan kondisinya, tata cara penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan dapat dikategorikan kedalam lima cara yaitu : penghapusan
sarana dan prasarana diakibatkan karena sarana dan prasarana tersebut
mengalami rusak berat, sudah tua atau berlebih, penghapusan gedung
sekolah yang rusak berat, penghapusan barang inventaris sekolah karena
dicuri, hilang atau terbakar, enghapusan rumah dinas dan penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan karena bencana alam.27
27 Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip dan Aplikasidalam Mengelola Sekolah dan Madrasah,h. 26
58
B. Sarana dan Prasarana dalam Proses Mengajar
Menurut Nawawi dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada
dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis,
atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.
Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan
proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana
pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar
mengajar.28 Sedangkan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses
belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: Pertama,
Alat pelajaran. Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam
proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis, gambar-gambar,
alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapusan dan papan tulis maupun
alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.
Kedua, Alat peraga. Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga
adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda
ataupun perbuatan dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling
abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian (penyampaian konsep)
kepada murid. Di samping itu, alat peraga sangatlah penting bagi pengajar untuk
28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,2011), h. 56-57
59
mewujudkan atau mendemonstrasikan bahan pengajaran guna memberikan
pengertian atau gambaran yang jelas tentang pelajaran yang diberikan.
o Pengertian Belajar dan Mengajar
Pengertian belajar maupun mengajar yang dirumuskan para ahli, antara satu
dengan yang lainnya terdapat perbedaan. Perbedaan ini disebabkan oleh latar
belakang maupun teori yang dipegang. Terdapat beberapa alasan mengapa muncul
aneka ragam pengertian itu diantara alasan itu ialah :
1. Karena adanya perbedaan dalam mengindentifikasi fakta. Dasar perumusan
suatu teori adalah fakta yang diidentifikasi melalui penelitian terhadap
sejumlah subjek sebagai sample. Antara seorang ahli dengan ahli lain
penelitian dilakukan terhadap obyek yang berbeda. Perbedaan ini
mengakibatkan diperoleh hasil berbeda pula.
2. Perbedaan penafsiran terhadap fakta. Perbedaan ini pada umumnya
disebabkan oleh latar belakang peninjauan yang berbeda-beda. Perumusan
suati teori di samping terpengaruh oleh penafsiran terhadap fakta, juga oleh
banyaknya fakta yang dapat diidentifikasi. Dengan demikian teori yang
dirumuskan pun berbeda pula..
3. Perbedaan terminology (peristilahan) yang digunakan serta konotasi
masing-masing istilah itu.Peristilahan yang digunakan sebagai dasar analisis
dan pembahasan ilmiah seringkali berbeda-beda. Setiap istilah mempunyai
konotasi tertentu. Oleh karena itu teori sebagai hasil study ilmiah berbeda-
60
beda sejalan dengan perbedaan istilah yang digunakan dan konotasinya
masing-masing.
4. Perbedaan penekanan terhadap aspek tertentu. Dalam melaukan study
tentang mengajar ataupun belajar setiap ahli memberi penekanan terhadap
aspek tertentu. Study tentang mengajar ada yang menekankan pentingnya
proses belajar siswa, ada pula menekankan kepada peranan guru. Demikian
pula tentang belajar, ada menekankan pada aspek asosiasi (hubungan) antara
stimulus-respons, ada pula menekankan pentingnya hasil kognitif. Hal ini
membawa pengaruh terhadap kesimpulan yang diperoleh. 29
Berdasarkan alasan-alasan diatas, sesungguhnya perbedaan rumusan
pengertian bukan hal yang perlu dipersoalkan. Bahkan dalam memegang suatu
pengertian, disadari perbedaan ini memperluas cakrawala wawasan, baik tentang
mengajar maupun belajar. Sehingga penerapannya dapat disesuaikan dengan
situasi yang dihadapi.30
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Adapun teori-teori belajar sangat
beraneka ragam. setiap teori mempunyai landasan sebagai dasar perumusan.
Teori belajar dapat ditinjau kedalam 2 kelompok yaitu asosiasi dan gestalt. Kedua
29 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta,2010),cet.5, h. 13
30 Drs.H.Muhammad Ali.Guru dalam proses belajar mengajar.(Sinar barualgensindo.2010),h.125
61
teori ini yang banyak berkembang melalui penelitian maupun eksperiment para
ahli, sehingga muncul berbagai macam teori yang beraneka ragam.
1. Teori Belajar Asosiasi
Penelitian tentang belajar secara lebih cermat pada umumnya baru dimulai
pada awal abad ke duapuluh. Menurut psikologi asosiasi, perilaku individu pada
hakekatnya terjadi karena adanya pertalian atau hubungan antara stimulus
(rangsang) dsn respons (jawab). Teori ini sangat besar pengaruhnya terhadap
proses belajar mengajar.
2. Teori Belajar Gestalt
Pandangan para ahli psikologi gestalt tentang belajar berbeda dengan ahli
psikologi asosiasi. Psikologi gestalt memandang bahwa belajar terjadi bila
diperoleh insight (pemahaman). Insight timbul secara tiba-tiba, bila individu telah
dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi problematis. Dapat pula
dikatakan bahwa insight timbul pada saat individu dapat memahami struktur yang
semula merupakan suatu masalah. Dengan kata lain insightadalah semacam
reorganisasi pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika seseorang
menemukan ide baru atau menemukan pemecahan suatu masalah.31
o Prinsip-prinsip belajar dan mengajar
Beberapa prinsip umum tentang belajar, yaitu :
1. Proses belajar adalah kompleks namun terorganisasi
2. motivasi sangat penting dalam belajar
31 Arief S dkk, Media Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), h. 11-12
62
3. belajar melibatkan proses pembedaan dan penggeneralisasian
4. belajar harus mempunyai sarana dan prasarana lengkap
Beberapa prinsip umum tentang mengajar, yaitu :
1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman
2. Pengetahuan danketrampilan yang diajrkan harus bersifat praktis
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa
4. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
Penelitian kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. validitas data melalui triangulasi sumber.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui betapa pentingnya sarana dan prasarana
pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian terealisasi
bahwa dengan adanya kekurangan dan kelebihan sarana dan prasarana membawa
keuntungan dan kerugian dalam proses belajar mengajar Kerugian tersebut antara
lain berkurangnya dukungan saat proses belajar mengajar, berkurangnya semangat
belajar para siswa,.Hal tersebut membuat para pengajar sulit dalam memenuhi
kebutuhan mengajar.