Post on 06-Feb-2018
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasi/itas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BArAN
MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATANDI KAWASAN PUSPITEK
Oleh
Sutaryo Supadl, MSc.
PENDAHULUAN
1. Pembangunan instalasi-instalasi nuklir BAT ANdi kawasan Puspitek Serpong, berlangsung antaratahun 1983 sampai dengan tahun 1992. Pembangunantersebut dikenal dengan proyek Reaktor Serba Gunadan Laboratorium Penunjangnya, RSG-LP, dimanainstalasi-instalasi terse but dimaksudkan untuk
menunjang program PLTN yang akan datang disampingmeningkatkkan kemampuan BAT AN dallampenggunaan teknologi nuklir untuk maksud-maksuddalai lainnya.
Penulisan makalah dengan judul ini menjaditcpat, mengingat beberapa hal. Pertama reaktor serbaguna, yang sekarang lebih dikenal dengan nama baruReaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS),yang mcrupakan inti dioperasikan dan pembangunaninstalasi-instalasi nuklir lainnya yang dilakukan secarabcrtahap tclah rampung semuanya tahun lalu. Kedua,sudah waktunya mengkaji secara menyeluruhpengalaman-pengalaman manajemen pembangunanRSG- LP secara objektif, dengan mengungkapkan kekurangan-kekurangan dan hambatan-hambatan guna keperluan kegiatan sejenis di masa mendatang. Dan ketiga, ialah memproyeksikan peningkatan kemampuanyang saat ini dicapai untuk program yang lebih besar,yaitu menyongsong pembangunan PLTN pertama.
Selain itu proyek RSG-LP perlu diketengahkanke forum seminar ini, karena memang mempunyaisifat-sifat yang cukup menonjol, antara lain biaya proyek secara keseluruhan mencapai lebih kurang 400juta USD, mempunyai kandungan teknologi yangcanggih, menuntut mutu dan keselamatan yang tinggi,serta hal-hallain yang sifatnya unik seperti yang akandiuraikan nanti.
2. ProyekRSG-LP dibagi dalam tiga tahap,disebutfase I, II dan III, terdiri dari sembi Ian instalasi (lihatlampiran 1), yaitu :a. Rcaktor Serba Guna
Berdaya 30 MW tem1al, dengan fluks neutron ratarata 2x 1014/cm2.dt, setara dengan fluks neutron yangterdapat dalam PLTN. Dengan perkataan lain, bilasuatu pengujian dinyatakan baikdan berhasil denganmenggunakan RSG-GAS maka alat atau prosesyang diuji tadi dapat digunakan dalam suatu PLTN.
b. Instalasi Produksi IsotopInstalasi ini tidak ada kaitannya dengan PLTN,
31
namun dibangun untuk memanfaatkan berkas neutron yang terkumpul akibat beroperasinya reaktor.Jadi merupakan bonus tambahan, mengingat nilaikomersial dari isotop di pasaran intemasional cukupbaik.
c. Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset
Elemen bakardari RSG-GAS diproduksi di instalasiini. Kapasitas yang dimiliki dapat pula untuk peluangekspor.
d. Instalasi Elemen Bakar EksperimentalInstalasi ini merupakan prototipeelemen bakaryangdigunakan dalam PLTN.
e. Instalasi Pengolahan Limbah RadioaktifLimbah radioaktifyang timbul di kawasan Puspitekdan instalasi-instalasi nuklir BAT AN di lain kota,serta limbah radioaktif di luar BAT AN diproses, dandisimpan di sini.
f. Instalasi RadiometalurgiSuatu fasilitas untukmeneliti dan menguji integritassuatu elemen bakar nuklir yang telah digunakandalam reaktor.
g. Instalasi KeselamatanKondisi di dalam PLTN dapat disimulasi dalam instalasi ini, baik dari segi suhu dan tekanan yang tinggi, dan pada beberapa untai uji dapat pula disimulasikan dengan menggunakan radiasi neutron.
h. Instalasi Elektromekanik Nuklir
Pada hakekatnya instalasi ini mengandungperalatanbengkel mekanik dan instrumentasi yang sang atlengkap, peralatan-peralatan analitik yang canggih,serta suatu perangkat komputer mainframe yangdigelardalam "local area network" di seluruh instalasiBAT AN di Serpong.
i. Instalasi Spektrometri NeutronInstalsi ini digunakan untuksains materi, baikstruktur yang digunakan dalam reaktor maupun industrilainnya.
j. Sistem Keselamatan dan Keamanan
Seluruh instalasi nuklirdi kawasan Puspitekdipantaudan dikendalikan secara utul1 dan terpadu, baik dariaspek-aspek radiasi, proses, kebakaran maupun ins-
Prosiding Seminar Tdawlogi dan Kese1amalan PLTNserla Fasi/ilas Nuk/ir
tmsi pihak-pihak yang tidak bersahabat.
FALSAFAH PROYEK
3. Sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah,proyek RSG-LP telah dibangun dengan beberapafalsafah yang menyangkut aspek-aspek pendanaanproyek, alih teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.Dalam hal pendanaan proyek, telah digunakan kebijakan menggunakan dana rupiah semaksimum mungkindan dana val uta asing dicarikan dari pinjaman lunak.Hal ini berarti memaksimalkan kandungan lokal denganmenggunakan produk-produkdalam negeri bila mungkin, dan menggunakan kontraktor nasional sebagai pelaksana pembangunan. Pada awalnya selagi dana rupiah relatifmasih tersedia, falasafah ini dapatditerapkandengan baik, namun pada akhir proyek kebijakan inisedikit berubah berbarengan dengan sulitnya pendanaan rupiah.
4. Aspek alih teknologi, berpedoman pada empattahapan dan penggunaan 9 wahana tranformasinya.Selain itu juga dipilih teknologi yang sudah mapanmaupun pada beberapa instalasi nuklir yang telah digunakan terobosan-terobosan dengan menggunakanteknologi "State of the art" yang berlaku pada saat itu.Sebagai contoh antara lain dapat disebutkan bahwaprosesproduksi elemen bakarreaktorrisetdanproduksiradioisotop telah dibanguun berdasarkan lisensi, masing-masing NUKEM (Jerman) dan General Atomic!Medi Physics (USA). Sedangkan RSG-GAS mempakanreaktor penelitian pertama di dunia berdaya besaryangmenggunakan Uranium 235 dengan pengkayaan dibawah 20 %.
Walaupun BATAN institusi yang mengelolaPi..TN, namun beberapa jenis teknologi hams tetap dikuasai BAT AN karena BAT AN dengan fungsi yangdimilikinya serta tingkatteknologi yang telah dikuasaisaat ini, secara nasional tetap diperlukan untuk mendukung pembangunan, pengoperasian dan perawatanPLTN-PLTN yang akan datang. Teknologi tersebutadalah: teknolgi reaktor, teknologi elemen bakarnuklir, teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan teknologi keselamatan. Keempat teknologi tersebut secarakhusus diusahakan dapat dialihkan semaksimal mungkin melalui pembangunan-pembangunan instalasiinstalasi nuklir terkait.
5. ProyekRSG-LP hams mempakan wahana untukmeningkatkan pembinaan dan pengembangan sun1berdaya manusia BAT AN. Dalam pelaksanaannya, padasetiap paket kontrak suatu instalasi nuklir telah dimasukkan unsur-unsur : partisipasi desain di negara pemasok, pelatihan para operator, pelatihan para pengguna dan jasa pelatihan untuk perawatan. Juga dimasukkan pula dalam lingkuppekerjaan kontrak keterlibatan BAT AN dalam pemasangan dan komisioningperalatan serta uji funsi nuklir.
32
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BArAN
MANAJEMEN PROYEK
6. Mempertimbangkan bahwa instalasi-instalasiyang dibangun mempunyai biaya modal yang tinggidan menggunakan teknologi canggih, serta "interface"sangat banyak antara pemasok asing dan kontraktordalam negeri akibat falsafah proyek yang diterangkandimuka, maka manajemen proyek awalnya dibantuoleh BECHTELInt'1 (USA) dan P.T. Puma Bina Indonesia. Strukturorganisasi proyekseperti pada lampiran2.a. dan 2.b. Jadi sejak tahun 1984 sid. tahun 1987, manajemen proyek terdiri dari staf BAT AN, BECHTELdan PBI secara terintegrasi. Para manajer dijabat olehstafBA TAN dan masing-masingdeputi manajerdijabatoleh staf Bechtel. Staf PBI mempakan staf darimasing-masing departemen. Dengan demikian alihteknologi dalam manajemen proyek dilakukan selamaproyek berjalan, dan pengambilan keputusan tetapberada di BAT AN. Organisasi tidakdapat sesederhanaseperti yang diinginkan karena kawasan pembangunanberada di tengah-tengah Puspiptek dan anggaran punpada 2 tahun pertama disalurkan melalui proyekPuspiptek.
Sampai dengan akhir 1992, manajemenpembangunan RSG-LP telah menggunakan 12360,4"orang-bulan" stafBA TAN, 241,9 dari BECHTELdan758,5 dari P.T. PBI.
Mulai tahun 1988 sampai sekarang, manajemenproyek dilakukan oleh BAT AN sendiri. Manajemenproyek meliputi rancang bangun, pengendalian proyek,konstruksi, administrasildokumentasi, dan pengadaan.Sedangkan pembagian lingkup pekerjaan antara pemasok asing dan BAT AN dapat dilihat pada lampiran 3.
7. Lingkup rancang bangun dibagi atas 2 bagianbesar, yaitu desain dasar (basic design) dan desain
detail (detail design). Basic design dilakukan olehpemasokasing kecuali untuk reaktor, sedangkan desaindetail menjadi tanggungjawab BAT AN, yang dalamhal ini mengontrakan beberapa perencana lokal.Manajer rancang bangun mereview dan mengkajibasic design dari pemasok asing, khususnya yangmenyangkut penjabaran dari kriteria desain,kelengkapan gambar dan dokumen perhitungannyabaikdari bagian nuklir, sipil, mekanikal,listrikbesertainstrumentasi kontrol, serta aspek lingkungan. Suatukesulitan timbul sehubungan dengan standar yangdigunakan seperti terlihat dari lampiran2. Negaranegara pemasok berbeda-beda, hingga standar yangdigunakan memekai yang berlakudi negara setempat.Bila di Indonesia belum ada standamya maka mengacupada rekomendasi dari Badan Tenaga AtomIntemasional (IAEA).
Karena desain detail dilakukan oleh konsultan
lokal, maka manajer rancang bangun bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kelengkapan penjabaranbasic design ke detail design dengan lingkup masalahseperti halnya pada basic design. Para konsultan lokalmembuat detail desain dan persyaratan-persyaratan
Prosiding Seminar Tekn%gi dan Kese/amatan PLTNserta Fasi/itas Nuk/ir
administrasi hingga menjadi suatu dokumen lelangyang lengkap. Selama proyek tercatan 3.123,47 orang-bulan, dengan melibatkanjumlah gambar sepertipada lampiran 4
8. Tanggungjawab manajerpengawas/pengendaliproyek meliputi pembuatanlevaluasi/pemuktahiranjadwal proyek mereka, memeprkirakan biaya proyekdan membuat kecenderungan-kecenderungan kenaikanbiaya, mcngendalikanjadwal kontrak antara pemasokasing dan kontraktor lokal, mengevaluasi danmcnghitung kemajuan proyek baikporsi asing maupunlokal serta menghitung jumlah "orang-bulan" darisupervisi yang terlibat. Dalam tahapan konstruksi,manajer pengawasan/pengendalian proyekmengevaluasi dan menghitung kemajuan proyek sertamemantau perubahan-perubahan di lapangan dankemudia menghitung perubahan biaya yangdiakibatkannya.
Komposisi biaya proyek RSG-LP tertera padalampiran 5. Perlu ditambahkan bahwa sejak tahun1983 hingga 1992, telah terjadi perubahan-perubahandrastis akibat nilai tukarberbagai valuta asing terhadapdollar Amerika Serikat, serta adanya inflasi dan devaluasi pada mata uang rupiah. Olch karena itu angkaangka yang dicantumkan pada lampiran 5 menunjukkannilai yang berlaku pada taun yang bersangkutan.
9. Dcpartemen konstruksi dan administrasi kiranyaperlu diuraikan Icbih lanjut, karena lingkup dantanggungjawabnya sudah baku. Selain itu untukmanajemen pembangunan proyek RSG-LP ini telah disusunsuatu "project managemen manual" yang mencakupseluruh prosedur yang berlaku intern proyek maupunantara proyek dengan institusi luar, misalnya para pemasok asing, kontraktor lokal dan instansi-instansi pemerintah lainnya. Selain itu lampiran 6 menunjukkannama-nama kontraktor-kontraktor lokal baik perencanamaupun konstruksi yang terlibatdalam masing-masinginstalasi nukliryang dibangun. Juga ditampilkanjumlah stafBA T AN dan "orang-bulan" yang telah dididikdalam berbagai pelatihan seperti pada lampiran 7.
10. Manajer pengadaan bertanggung jawab ataslingkup pckerjaan penyusunan permintaan, pembebasan bea masuk dan PPn impor kepada instansi yangberwenang terhadap barang yang dipasoknya dari luarnegeri, serta membantu pengurusan re-ekspor barangyang tidak sesuai dengan spesifikasi/tidak berfungsisebagaimana mestinya.
11. Program jaminan kualitas. Pengertian jaminankualitas adalah tindakan yang terencana dansistematikyang diperlukan untuk memperoleh instalasi akan berfungsi secara am an dan memuaskan.Tindakan ini harus ditulis, didokumentasikan dan
disahkan sebelum suatu kegiatan dilakukan. Kegiatanini berlaku untuk semua tahapan kegiatan dari pem~
33
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
bangunan, yaiturancang bangun, pengadaan, fabrikasi,konstruksi dan operasi dari suatu instalasi.
Program jaminan kualitas harus memuat sekurang-kurangnya antara lain:a. ldentiflkasi dari struktur, sstem dan komponen yang
berada dan yang akan ditangani sesuai denganpersyaratan jaminan kualitas.
b. Struktur organisasi dengan tingkat kewenangan dantanggung jawab fungsional, serta garis komunikasikegiatan yang mempengaruhi kualitas denganjelasdan tegas.
c. Pengendalian sistem dokumen, rancang bangun,pengadaan material, inspeksi dan tes peralatan,ketidak sesuaian untuk pemenuhan kualitas.
d. Penyediaan program untuk pelatihan personel yangakan terlibat dalam kegiatan pembangunan danpengoperasian instalasi nuklir.
e. Penyediaan program pelaksanaan kegiatan audit.f. Penyediaan program pelaksanaan ulang dan pengka
jian oleh manajemen terhadap program kualitas danpelaksanaannya.
Untuk kepcntingan manajemen pembangunanRSG-LP ,BAT AN telah menerbitan bukudisebut "Batan
Quality Assurance Manual" (BQAM) yang harusdipatuhi oleh semua pelaku proyek, yaitu pengelolaproyek maupun semua pemasok, konsultan maupunkontraktor.
HAMBATAN DAN KETERBATASAN
12. Ada beberpa hambatan dan keterbatasan yangdialami dalam membangun proyek RSG-LP, antaralain dari aspekorganisasi,personil, anggaran,prosedur,kemampuan kontraktor dalam negeri, dan banyaknya"interface" antara pemasokasing dan Iingkup pekerjaandalam negeri. Dari segi organisasi hambatansebenamyatidak terlalu kritis, lebih-Iebih hal ini hanya berlakupada 2 - 3 tahun pertama, yaitu dengan danapembangunan sebagai rupiah pendamping disalurkanlewatproyekPuspiptek. Bahakn sampai tahun anggaran1985.11986, kontrak-kontrak ditangani oleh instasi diluar BAT AN, dan organisasi manajemen menjadi tidaksesederhana seperti yang diinginkan.
Hambatan dari segi personel proyek ada dua hal,yaitu karena BATAN merupakan institusi penelitianpengembangan, maka pada awalnya sulit untukmewujudkan apalagi meningkatkan sikap "awareness"terhadap suatu kegiatan baru, yaitu manajemen proyekwalaupun beberapa personil intinya telah menjalanipendidikan khusus di Bechtel, San Fransico. Selain itu
juga terbatasnya penguasaan bahasa Inggris secaraaktif, khususnya untuk bekerja dalam suatu timterintegrasi dengan Bechtel.
13. Untuk pembangunan instalasi-instalasi nuklirdi Serpong sesuai dengan kontrak, diperlukan danarupiah pendamping untuk lingkup pemerintah Indonesia, c.q. BAT AN untuk pengadaan antara lain pemba-
II
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasilitas Nuklir
bangunan (kontrnksi sipil), prasarana listrik, mekanik,alat kontrol dan sitem non nuklir (sistem udara tekan,
pendingin dan setemsnya).Dana tersebut disediakan dalam DIP. Sesuai de
ngan kebijakan umum pemerintah maka tidaksepenuhnya ada jaminan tersedianya anggaran Olltuk proyektahun ganda (multi years). Kejadian ini membuat "cashflow" proyek menjadi terganggu, bahkan suatu satanggaran yang didapat pada suatu tahun anggarankurang dari cash flow yang diperlukan. Sebagai akibatterpaksa diadakan negosiasi untuk penjadwalan ulang.Batasan anggaran juga mewajibkan BAT AN Olltukmembagi paket-paket pekerjaan ke dalam kontrakkontrak yang lebih kecil hingga dapat diselesaikandalam satu tahun anggaran. Jelas disini satu maslahdipecahkan tetapi menimbulkan masalah bam yangtidak kalah pentingnya, yaitu menjam in kelanjutan pekerjaan, apalagi bila hasil ditender menghasilkan kontraktor yang lain. Adanya devaluasi dipertengahanproyek sudah barang tentu menambah hambatan yanghams dipecahkan. Dapat ditambahkan, tidak adanyaacuan harga satuan Olltuk pekerjaan-pekerjaan nonstandard (karena adanya persyaratan mutuderajat nuklir), telah pula menyulitkan Olltuk evaluasi harga.
14. Proyek hams dilaksanakan dengan prosedurpe-ngadaan barang ataupun pembangunan sesuai Keppresyang berlaku. Pada hakekatnya prosedur itu baik namOll memakan waktu yang lebih lama hingga mengurangi fleksibilitas bila proyekhams dilaksanakandalamjadwal yang ketat, dan ancaman "claim" atau "penalty"yang diajukan oleh pemasok asing seprti diatur dalamkontrak.
BAT AN telah bemsaha membina beberapa kon
traktorperencana untukmelakukan detail design. Bahkan pada suatu saat BAT AN telah menempatkan seorang expatriate Bechtel dan dua staf senior BA TAN bekerja membantu konsultan perencana, demi Olltukmemberi pemahaman tentang instalasi nuklir sertabimbingan tahapan-tahapan detail design.Umumnya konsultan perencana mundur penyelesaianpekerjaannya, hingga bangunan fisik maupun prasarananya terlambat ditenderkan pula. Kondisi ini lebihdiperburuk karena kontraktor konstruksi terlambatpula penyelesaiarinya. Sebagai akibat BAT AN telah di"claim" oleh dua supplier asing, yaitu Interatom danNukem dengan membayar kemgian. Untuk mengatasihal sempa secara berlanjut, diadakan pengetatan pengendalian proyek dan bila perlu hams renegosiasidengan pemasok asing.
Suatu hal terakhir yang perlu dikemukakan ialahbanyaknya "interface" antara pemasok asing dan lokalsebagai lingkup BAT AN. Oleh karena itutidak mengherankan bila ada beberapa paketpekerjaan yang "terlupaJtertinggal". Dengan demikian "cost estimate" proyekmenjadi membengkak.
34
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
PENINGKA TANKEMAMPUAN BA TAN DAN KESlAP AN DUKUNGAN TERHADAP PROGRAMPLTN
15. Seperti telahdisesuaikan di atas, melalui pemba-ngunan dan pengoperasian instalasi-instalasi nukJir diSerpong, empatteknologi hams dikuasai oleh BAT AN,yaitu teknologi reaktor, teknologi pembuatan elemenbakar nuklir, teknologi keselamatan reaktor danteknologi pengolahan limbah radioaktif. Sejak instalasinuklirpertamadi Serpong bempa RSG-GAS diresmikanpada tahun 1987, setelah selang 5 tahun, kini secarabertahap keempat teknologi tersebut telah dikuasai,baik dari segi kedalaman teknologi tersebut, dantambahan "spin off', bempa penguasaan beberpa teknologi lagi yang secara lengkapnya sebagai berikut :a. Teknologi reaktor dan uji iradiasi komponen.b. Pengembangan teknologi dan produksi elemen bakar
reaktorrisetdan reaktordaya serta ujia pasca iradiasi.c. Pengembangan kemampuan rekayasa komponen
maupun suatu sistem perangkat nuklir danproduksinya disertai program jaminan kualitas dankendali kualitas (QA/Qc).
d. Teknologi keselamatan PLTN, desain sistem proteksinukJir, uji komponen, uji korosidan uji termohidrolik.
e. Teknologi proses limbah radioaktif dengan tujuanmenjamin keselamatan manusia dan kelestarianlingkungan.
f. Pangkalan data Olltuk informasi nukl ir dan perangkatkeras serta perangkat lunak guna analisa berbagaiproses dalam teknologi nuklir.
16. Selain keenam teknologi tersebut di atas, pemba-ngunan RSG- LP memberi kemampuan tambahan padaBAT AN, yaitu:a. Manajemen pembangunan instalasi-instalasi nuklir
dengan tingkat kecanggihan dan keselamatan yangtinggi, yang meliputi tahap-tahap negosiasi kontrakdan pendanaannya, rancang bangOll, pengendalianproyek, pengadaan konstmksi, "start-up/Comissioning" dengan penerapan penuh dari "Batan Quality Assurance Manual" untuk senma tahapan tadi.
b. Pembuatan Amdal, laporan analisis keselamatan,serta pembuatan dokumen Olltuk perizinan, baik untuk izin tapak, izin konstrnksi dan izin pengoperasian.
c. Pembuatan sistem keselamatan dan keamanan secara
terpadu untuk selumh instalasi~instalasi nuklir dikawasan Serpong, baik yang menyangkut aspek radiasi, parameter dan limitasi proses, kebakaran,maupun aspek instrusi/sabotase dari luar.
17. Sebagai contoh konkrit dari penguasaan teknolo-
gi dan kemampuan pendukung lainnya seprti diuraikandi atas, pada saat ini BAT AN sedang mendesain suatureaktor bam yang khusus Olltuk memproduksi isotop,dengan nilai 20 - 30 juta USD, sebagai "back-up" dankomplemen dari kemampuan RSG-GAS, untukmemenuhi pasar intemasional yang saat ini memangsedang berkurang
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasilitas Nuklir
KESIMPULAN18. Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
dari pembangunan instalasi-instalasi nuklir BATANdi Serpong ini, yaitu :1. Dari segi jadwal, RSG-LP Fase I dapat di.katakan
berhasil kecuali dua instalasi yaitu reaictor dariinstalasi produksi elemen bakarreaktorriset, dimanaBAT AN telah di "claim" oleh pemasokk asing atasketerlambatan yang timbul. Sedangkan ketigainstalasi lain dapat direnegosiasi hingga walaupundirumuskanjadwal baru, tetap dapat menyelesaikanproyek dengan baik. Sedangkan untuk fase II, telahdiadakan rescheduling selama satu tahun karenakurangnya dana rupiah pendamping dengan caraoptimasi. Fase III berjalan sesuai jadwal, tanpareschedul ing.
2. Estimasi biaya rupiah pendamping pada awal proyeksulit dibuat berhubung kurangnya pemahaman ataslingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawabpemerintah Indonesia c.q. BATAN. Bahwasanyaakhimya didapat suatu estimasi yang lebih mendekatikebenaran, namun dengan antara lain adanyadevaluasi di tengah-tengah pelaksanaan proyek danperubahan nilai tukar valuta asing yang drastis telahmembubarkan estimasi biaya proyek. Tetapi yang
Serpong, 9-10 Fehruari 1993PRSG, PPIKR - BATAN
jelas pemerintah telah membayar "claim" terhadapInteratom sebesar 2,5 juta DM dan Nukem 2 jutaDM.
3. Manajemen proyek besar dengan konsultan asingterintegrasi dalam suatu tim dinilai berhasil dandapat berfungsi seperti yang diharapkan. Demikianpula setelah para konsuItan pulang.
4. Dari segi alih teknologi kiranya dapat dipilah-pilahkan sebagai berikut :a. Alih teknologi kepada karyawan-karyawan BA
T AN dapat dikatakan berhasil.b. Alih teknologi kepada konsultan perencana dinilai
kurang berhasillebih-lebih sekarang para konsuItan tersebut tidak dapat mempertahankan ekspertiseyang telah dimiliki karena perpindahan sebagianbesar stafnya.
c. Alih teknologi kepada kontraktornasional dinilaisebagian berhasil. Dan yang cukup mengagumkan,yang dinilai berhasiljustrudari IingkunganBUMN.
5. Pengembangan dan pembinaansumberdaya manusiadinilai berhasil.
6. "Spin off' peningkatan kemampuan pendukungprogram PLTN dinilai berhasil, dan perlu ditingkatkan dengan kerjasamadengan instansi lain terkait.
LAMPIRAN 1
TAHAPAN PROYEK RSG-LP
PHASEINSTALASI
I
1. REAKTOR (RI)
2. RADIOISOTOP (RII)3. BAHAN BAKAR EKSPERIMENTAL (EFEI)4. PRODUKSI BAHAN BAKAR (FEPI)5. PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF (RWI)II
1. RADIOMETALURGI (RMI)
2. ELETRO MEKANO NUKLIR (NMEI)3. KETEKNIKAN DAN KBSELAMATAN REAKTOR(BSI)
III
1. SPEKTROMETRI NEUTRON (NSI)
3S
BATAN
UPT - PPIN
r----.:...--------PUSPITEK
I
I
-____J
FACIUTY
PMO ARCHITECTENGINEERS
ENGINEERS
ARCHITENMID
FACILITY
IPBFO I CONSTRUCTIONSUPPLIERSCONTRACTORS
INTERATOM (RI)NUKEM (FEPI)NIRA (EFEI)TECHNICA TOME (RWI)
ICONST. SUPVR.IGA TECHNOLOGIES (RII)
A.lO, MID, IA
CONTRACTUAL DIRECTION
----- PROJECT COORDIANTION
WQ\
RSG-LP PROJECTORGANIZATIONAL RELATIONSHIPS
TECHNICAL COORDINATIONTECHNICAL SUPPORT
Lampiran 2a
~ ~~ ~~~-.OQ:::-:c...,
a ~~ -.E.~
~~5'"
OQ-.~:::
~1\••••
:r••i~~
c..1\
~;g!c,,-$1 ~•...
:gc:>~~~g-. Q
~ ~.~~
w~
Lampiran 2a
PUSPITEK / BATANFIELD OFFICEORGANIZATION CHART
FIELD OFFICEMANAGER(B)II
I T1CHIEF
PROJECTCHIEFCONSTRUCTION
CONTROLSCONSTRUCTIONADIMINISTATION &ENGINEER
COORDINATORDOCUMENT C;ONTROL(B)
(B) (P)(B)
I
CONSTRUCTION
QUAUTYRIRWIRlIEFEIFEPICOMMON FACIUTIESSPECIAUST
CONTROLCONSTRUCTIOJCONSTRUCTImCONSTRUCTIOI'iCONSTRUCTImCONSTRUCTIorCONSTRUCTIONCOORDINATOF
COORDINATORCOORDINATORCOORDINATORCOORDINATORCOORDINATOR
(B)(B)(P)(P;(P)(P(P) (P)
LEGEND:
~ ~S' ~
~~_.00:::~~ ~~ s·
$f5"~.~:s
~<\5":I••;;:s
t!!
~
BP
RIRWIRIIEFEIFEPI
= BAT AN= PUSPITEK
= REACTOR INSTALLATION= RADIOACTIVE WASTE INSTALlATION= RADIOISOTOP INSTALlATION= EXPERIMENTAL FUEL ELEMENT INSTALlATION= FUEL ELEMENT PRODUCTION INSTALLATION
~~
~g~~,S:)~
~~~:i'0..•
• I:••
~::>:'0:<!:~
BATANDIRECTOR
PUSPITEKGENERAL:t Coordination
lical andnistrative Direction HEAD OFUPT - PPIN
RSG-LP
PUPITEKIBA TANPROJECT
FIELD OFFICEMANAGEMENT
QUALITY
-------------ASSURANCE
I
I
PROJECT
ENGINEERINGCONSTRUCTIONPROCUREMENl
CONTROLS
I
I-
I I
PROJECT
PROJECTPROJECTPROJECTPROJECTENGINEER
ENGINEERENGINEERENGINEERENGINEERRII
RIIFEPIEFEIRWI
C"J
QC
~~
RSG-LP PROJECT MANAGEMENT ORGANIZATIONLampiran 2b ~ '"
~ ~~~_.00
~~~ ~.
~~0~.t~"Ci"
:I••i~~
~"oi:!()
;g~~ .•c:'J ~
"-
::go~~~~, '"••
~ ~.~~<::~
W\Ci
LAMPIRAN 3
LINGKUP PEKERJAAN PEMASOK ASING DAN BAT ANDALAM PEMBANGUNAN RSG-LP
PERENCANAANKONSTRUKSISUPLAI
PERALA TANENYIMP ANANKOMISIONING
INST ALAS IPEMASOK PROSESPERALA TAN
BASICDETAILSIPILINSTAL~UPERVISI
PHASE I
RIINTERATOM IAIABAT AN IAIAIA BB (IA)
(IA)(B)
RII
GENERAL GABB BGA&BGA 90%BB (GA)ATOMIC (GA)
FEPI
NUKEM (NK) NKBB BNK&B NKBB (NK)
EFEI
NIRA (NR) NRBB BNR&BNR 80%BB (NR)
RWI
TECHNI CATOME TABB BTA&BTA 60%BB (TA)(TA)
PHASE IIRMI
GCNF GCNFBBGCNFGCNFGCNFGCNFGCNF & B
NMEI
AECL AECLBBAECLAECL & BAECLAECL & BAECL & B
ESI
ANSALDO SPA ANSBBANSANS & BANSANS & BANS & B
(ANS)PHASE III NSI
CILAS
ALCATEL (CA)
CS.SCCA.SCCA&BCA & SCCA.SCCA,SCCA&CA, SC&
&B&B &B
SUMITOMO (SC)
~ ~~ ....,.,~~ S·s.:~~ Q
~ ~.&.,
~.fof.
t~t\l;-I~~
1('~
;g~c.,',c;) 'f>•...
:gc~~~ i:!, ~~~~~
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan PLTNserla Fasilitas NukJir
JUMLAH GAMBAR YANG DIPRODUKSI OLEHKONSULTAN PERENCANA ASING DAN LOKAL
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
LAMPIRAN 4
INST ALAS IPERENCANA ASINGPERENCANA LOKAL
RI
1.250322
RII
380379
EFEI
912226
FEPI
694340
RWI
1.040520
RMI
715353
NMEI
280515
ESI
524234
NSI
823129
40
Th AnggaranTotal
82/83Jenis
82/8383/8484/8585/8686/8787/8888/8989/9090/9191/92sid
Pengeluaran
91/92
INV. 1.BLN-US $
40557138461a7850618660a39933 aaaBLN Rp.
691100711211121165016501738173818921973
DIP
28025139400a8800530789a69404 aaa2.Rp. DIP
a11249142751726922205185535636533159268508560
28025
15067914275105274529941855312576933159268508650564138
OP&M
aa174203624444016763512016105101528254113
M
aa134-400516426272341393643677118752
(MJINV.)%(0,00)(0,00)(0,06)(0,13)'(0,15)(0,12)(0,55)(0,78)(0,66)(1,20) .
RID
aa27520726126428440210523693114
US$
173195 a58237850618660a333666567aa316117
TOTAL Rp.
112491485819912254262325967006497164205530982284464
KOMPOSISI BIAYA RSG - LP(INSTALASI-INSTALASI NUKLIR BAT AN DI SERPONG)
~~
Keterangan :Inv: • KONTRAK L/N
• Pembangunan Gedung- Peralatan Pendukung
- Bahan yang beruahjadibarang Inv.
SUMBER:
OP & M : - Biaya Komissioning _
- Biaya Operasi Instalasi- Biaya Operasi Kantor
- Gaji Upah (DIK)- Peljalanan Dinas- Pajak! FlSkal L/N- Assessed Program IAEA- Pameran L/N dan DIN
- Spare part
• Biaya Perawatan (kontrak)- Biaya Perawatan dari DIK
1. BLN (US$)2.DIP (Rp.)
3.DIK (Rp.)
M: - Spare part
- Biaya Perawatan (Konlrak)- Biaya Perawatan dari DIK
RID : - Bahan & AlaI untuk Ulbang
- Biaya Ekspert- Gaji/Upah Proyek
LAMPlRAN 5
us $ X 1.000
Rp X 1.000.000,-
~ ~~ ~'>1 i>: I~ :;'_.00:::~~ ~~ :;.~b
~~Q"
00-. It~C\
Q""b••:.~~
c.,
~JS~ '1='•...
~~~t.• b
~::~~
ProsiJing Seminar Teknologi Jan Keselamalan PLTNserla Fasi/ilas Nuk/ir
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
LAMPlRAN 6
DAFrAR KONTRAKTOR, KONSULTAN PERENCANA DANKONSULTAN PENGAWAS DALAM NEGERI
PHASE I
PEKERJAANRIRIIEFEIFEPIRWI
PERENCANAAN
AIDAlOAlOAlOAID
PENGA WASAN
AIDAIDAlO/MIDAIO/MIDAlO
KONSTRUKSI : CIVIL
WASKITA KARYAWASKITA KARY ARAKA UTAMADIMENSININDY A KARY AADHY KARYA HUTAMA KARY A
MJE
TRUBA JURONGKIKDJASA UBERBERCHA IND.ELNUSAENGINEERING
SAKTI
PHASE II
PEKERJAAN RMIESINMEI
PERENCANAAN
MIDAlO/IKPT/PPIKJAY A CM
PENGA WASAN
MIDMIDMID
KONSTRUKSI: CIVIL
WASKITAKARYA'u " 1'Jr\ARA GRAHAPPIKCITA CONTRACT
MIE
TRUBA JURONGPROMITPPIKENGINEERING
PHASE III
PEKERJAAN
PERENCANAAN
PENGA WASAN
KONSTRUKSI:
42
NSI
CITAMONAS
MID
Prosidillg Semillar Teknologi dall Kesdamalall PLTNserla Fasililas Nuklir
RINGKASAN TRAINING RSG - LP
Serpong, 9-10 Fwruari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
LAMPIRAN 7
PEMASOKTRAINING
NSTAlASl
ASING KETERANGANORANG
MMMWMD
RI
INTERA TOME 21288 Kontrak : 78 nunBilateral: 150 mmRII
GENERAL ATOMIC1982 Kontrak : 80 mm.Tambahan: 2 nunRWI
TECHNICA TOME699 Sesuai Kontrak .1
33 Incenerator Unit
FEPI
NUKEM 11124 Sesuai Kontrak
EFEI
NIRNANSALDO 24164 Kontrak : 223 mmSchedule : 164 mmRMI
GCNF 16164 Kontrak : 144 mmTambahan : 20 mmESI
ANSALDO 40152,12 Sesuai Kontrak
NMEI
AECL 66326 Sesuai Kontrak
NGI
SUMITOMO CORP.53324 Sesuai KontrakCILAS ALCA TEL
234Sesuai Kontrak
BSS
THOMSON CSF 16 105Sesuai Kontrak
TOTAL
2751670,1237105
MM = MAN - MONTHMW = MAN - WEEKMD= MAN -DAY
43
ojI
ProsiJing Seminar Teknologi Jail Keselamalan PLTNserla Fasili/as Nuklir
DISKUSI
DARYONO:
Tentang kemampuan tambahan,- Teknologi PLTN- Desain reaktor baru
Mohon penjelasan jenis dan kapasitasnya- Berapa orang yang terlibat ?- darimana saja tenaga yang terlibat
SUTARYO SUPADI :
- PLTN orang-orangnya masih di luar negeri- Reaktor khusus untuk Produksi Isotop, yang ingin didcsain scndiri oleh BAT AN.- Daya 10 MW- Diharapakan detail desain selesai tahun 1994
- Expertise dari dalam khususnya dari Serpong
44
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR • BATAN