Post on 14-Apr-2016
MANAGEMENT PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pendidikan dan Manajemen SDM
UU No 20/2003 pasal 3 ttg tujuan Pendidikan Nasional
Bahwa tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
Terdapat sembilan butir tujuan, satu butir keimanan (kalbu), dua butir tentang kecerdasan (pikiran), dan enam butir merupakan pendidikan karakter dan keterampilan (Hanafi, 2015)
KONDISI TERKINI
• 3.485 PTN/PTS di Indonesia
Mengeluarkan Ijasah tanpa memiliki Kompetensi di baliknya
Tanpa memiliki keterampilan dan Sertifikasi sesuai keahliannya
Memiliki daya saing rendah
MEA
Daya Saing dengan University di ASEAN
NEW CURRICULLUM
MULYANA 2015
Perkembangan Kurikulum di Indonesia1947Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai
1964Rencana Pendidikan Sekolah Dasar
1968Kurikulum Sekolah Dasar
1973Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
1975Kurikulum Sekolah Dasar
1984Kurikulum 1984
1994Kurikulum 1994
1997Revisi Kurikulum 1994
2004RintisanKurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
2006Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1945 1965 20151955 1975 20051985 1995
2013 ‘Kurikulum 2013’
Materi pengetahuan Produk
1. Kebutuhan Akademis
3. Kebutuhan
Aspirasi
2. Kebutuhan Operasion
al
Toleransi
Pengembang Kurikulum
Toleransi
Toler
ansi
Pertimbangan Dalam Pengembangan KurikulumTetap Prioritas Utama
6
Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi (lebih cepat memakai mesin)
Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja)
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai
sumber observasi, bukan diberi tahu
Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan
hanya menyelesaikan masalah [menjawab]
Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan]
bukan berfikir mekanistis [rutin]
Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21Model PembelajaranCiri Abad 21
8
GLOBAL COMPETETIVENESS
INDEX (CGI), 2014-2015
ASEAN Free Trade Area (AFTA), 1992
Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), 2015
MEA
Pasar tunggal dan basis produksi
internasional
Kawasan dengan daya
saing ekonomi
yang tinggi
Kawasan dengan
pengembangan ekonomi yg merata
Kawasan yg terintegrasi
dengan perekonomia
n global
Implikasi MEAAliran bebas barang
Aliran bebas jasa
Aliran bebas investasi
Aliran bebas modal
Aliran bebas tenaga kerja profesional dan terampil
BONUS DEMOGRAFI
ADALAH penurunan angka ketergantungan (depedency ratio) dengan meningkatnya penduduk usia kerja produktif, hingga mencapai posisi paling menguntungkan atau angka ketergantungan terendah (rasio usia tidak produktif 0-14 dan >65 berbanding usia produktif 15-64)
Angka ketergantungan terendah pada 2030 adalah 46,8%
Namun peluang bonus demografi tidak akan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi jika tidak dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai (Suyono, 2014)
Proyeksi BPS, pada 2030, jumlah penduduk Indonesia adalah 296juta dan 200 juta merupakan usia produktif.
Jika tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai, maka akan dapat menimbulkan masalah sosial, yaitu tingginya pengangguran, tingginya kebutuhan pangan, eskalasi konflik sosial
Implikasi Bonus Demografi terhadap Pendidikan dan MSDM
2010 2030
Pertambahan jumlah penduduk usia
produktif yang harus diserap dalam pasar
tenaga kerja sekitar 30 juta
Pendidikan dan Pelatihan
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
....Indonesia’s economy has enormous promise....... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan social engineering
Perlu peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan
Level KKNI
SASARAN UTAMA SDM RPJMN 2015-- 2019‐
• Meningkatnya kualitas sumber daya manusia:• Meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah
dan tinggi):• APM SD/MI/sederajat : 97 % (2019)• APM SMP/MTs/sederajat : 80 % (2019)• APK SMP/MTs//sederajat : 104 % (2019)• APK SMA/SMK/MA : 89 % (2019)• APK PT/PTA : 33 % (2019)• Membaiknya kualitas pendidikan• Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi 25 per
seribu (2019)