Post on 24-Oct-2015
description
Makalah Referat Diare Akut Pada Anak
articles health Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional.
Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit.
Diare akut menurut Cohen4 adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid5 diare akut ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung selama 3 – 7 hari6.
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya7. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan8. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 29. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.
Diare secara garis besar dibagi atas radang dan non radang. Diare radang dibagi lagi atas infeksi dan non infeksi. Diare non radang bisa karena hormonal, anatomis, obat-obatan dan lain-lain. Penyebab infeksi bisa virus, bakteri, parasit dan jamur, sedangkan non infeksi karena alergi, radiasi 10.
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik.
Etiologi diare pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi 7.
Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura. 4,7,11,12
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.4,7
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri. 5,7
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di bawah 3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak penderita diare. Agen ini adalah Rotavirus,Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang.13 Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu, makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia.
Beberapa macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal
antibiotika akan berkembang bebas.7,14 Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.4,7
Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah [1]. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
Buang air besar dengan tinja berdarah Diare encer dengan volume sedikit Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus) Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
Daftar isi
1 Etimologi 2 Patofisiologi
o 2.1 Disentri basiler 2.1.1 Shigella dan EIEC 2.1.2 Salmonella 2.1.3 Campylobacter jejuni
o 2.2 Disentri amoeba o 2.3 Komplikasi
3 Diagnosis o 3.1 Simtoma klinis
3.1.1 Disentri basiler 3.1.2 Disentri amoeba
4 Penanganan 5 Referensi dan pranala luar
Etimologi
1. Bakteri (Disentri basiler) o Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus
disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella [2].
o Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)o Salmonellao Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun
PatofisiologiReferensi:[3][4][5][6]
Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person contact.
Disentri basiler
Shigella dan EIEC
MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon distal invasi ke sel epitel mukosa usus --> multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin --> ↑ cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).--> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah.--> invasi ke lamina propia ? --> bakteremia (terutama pada infeksi S.dysenteriae serotype 1)
Salmonella
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin --> produksi heat-labile cholera-like enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri --> penyebaran ke KGB mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke mukosa --> nekrosis mukosa --> ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.
Campylobacter jejuni
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin --> produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin ?? --> nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.--> masuk ke sirkulasi (bakteremia).
Disentri amoeba
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> produksi enzim histolisin nekrosis jaringan mukosa usus --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa --> kerusakan permukaan absorpsi malabsorpsi --> ↑ massa intraluminal --> tekanan osmotik intraluminal --> diare osmotik.
KomplikasiReferensi:[2][3][4][7]
1. Dehidrasi2. Gangguan elektrolit, terutama hiponatremia3. Kejang4. Protein loosing enteropathy5. Sepsis dan DIC6. Sindroma Hemolitik Uremik7. Malnutrisi/malabsorpsi8. Hipoglikemia9. Prolapsus rektum10. Reactive arthritis11. Sindroma Guillain-Barre
12. Ameboma13. Megakolon toksik14. Perforasi lokal15. Peritonitis
DiagnosisReferensi:[2][3][4][7][6]
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
Pemeriksaan tinja o Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan
bentuk trofozoit dalam tinjao Benzidin testo Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .
Biakan tinja : o Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan leukopenia.
Simtoma klinis
Disentri basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik. Muntah-muntah. Anoreksia. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang,
sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari) Sakit perut hebat (kolik) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
PenangananReferensi:[2][3][4][7][8][9][10][6]
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi
Ad. a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
Ad. b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit.
Ad. c. Antibiotika
• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian. • Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. • Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan plasebo10. • Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. • Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain. • Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler. • Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
Ad. d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Referensi dan pranala luar
1. ̂ Kamus Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI; 20012. ^ a b c d Dharma, Andi Pratama. Buku Saku Diare Edisi 1. Bandung : Bagian/SMF IKA
FK-UP/RSHS; 20013. ^ a b c d Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. UK : Saunders;
20044. ^ a b c d Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta : Bagian IKA FK-UI; 1998.5. ̂ Gandahusada, Srisasi, et al. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI;
2000.6. ^ a b c Kumpulan catatan kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2004-2005.7. ^ a b c Lengkong, John B. Prosedur Tetap (Standard Operating Procedure) Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta; 2004.8. ̂ A, Dini, et al. Pengaruh Pemberian Preparat Seng Oral Terhadap Perjalanan Diare
Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004
9. ̂ Nafianti, Selvi, et al. Efektivitas Pemberian Trimetoprim-Sulfametoksazol pada Anak dengan Diare Disentri Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004
10. ̂ Cahyono, Haryudi Aji, et al. Manipulasi Perjalanan Diare Pada Anak dengan Bakteri Hidup, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali menyebabkan kematian
dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri
(disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba).
Di Amerika serikat, insiden diseentri amoeba mencapai 1-5 % sedangkan disentri basiler
dilaporkan kurang dari 500.000kasus tiap tahunnya. Sedangkan kejadian disentri amoeba di
Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5%
dari 3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler.
Di dunia sekurangnya 200 juta kasusdan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada
anak-anak dibawah usia 5 tahun. Kebanyakan kuman penyebab disentri basiler ditemukan di
Negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri amoeba
hampir menyebar di seluruh dunia terutama di Negara yang berkembang yang berada
didaerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, hygiene individu, sanitasi
lingkungan dan keadaan sosial ekonomi serta cultural yang menunjang. Penyakit ini biasa
menyerang anak dengan usia lebih dari 5 tahun. Spesies Entamoeba menyerang 10% populasi
di dunia. Prevalensi yang tinggi mencapai 50% di Asia, Afrika, dan Amerika selatan.
Sedangkan pada Shigella di Amerika serikat menyerang 150.000 kasus dan di Negara-negara
yang berkembang Shigella flexeneri dan S. dysentriae menyebabkan 600.000 kematian per
tahun.
WHO menyebutkan bahwa sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di
bawah usia 5 tahun adalah disentri. Adapun hasil survei evaluasi di Indonesia pada tahun
1989-1990 juga menunjukkan angka kejadian yang sama. Disentri menjadi penyebab panting
pada kesehatan dan kematian yang dikaitkan dengan diare.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan disentri?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan khusus
Untuk memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing
2. Tujuan umum
Setelah mengkaji tentang defenisi, etiologi. Tanda dan gejala dan lain-lainnya, perawat
ataupun mahasiswa dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan benar dan tepat.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang konsep penyakit pankreatits.
2. Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri,
yakni :
1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2. Berak-berak, dan
3. Tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab
disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. Penyakit ini seringkali
terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan diri atau individu maupun
kebersihan masyarakat dan lingkungan.
2.2 Anatomi dan Fisiologi
a. Usus Besar (Intestinum Mayor)
Panjangnya ± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :
a. Selaput lender
b. Lapisan otot melingkar
c. Lapisan otot memanjang
d. Jaringan ikat.
b. Fungsi Usus Besar
a. Menyerap air dari makanan
b. Tempat inggal bakteri koli
c. Tempat feses
2.3 Etiologi
Penyebab Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan
toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk
penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara garis besar penyebab
penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup
bersih.
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan
beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang kurang umum
dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Untuk jenis
penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica
Mikroorganisme penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari
orang ke orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk
menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh mikroorganisme
penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar empat minggu.
Disentri juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang
memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian
kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri bervariasi di
berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling umum di Amerika Latin
sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di Asia Tenggara. Disentri jarang
disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing usus.
Mikroorganisme Penyebab Disentri
Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit protozoa yang dikenal dengan
nama Entamoeba histolytica. Amuba bisa eksis untuk jangka waktu yang lama di usus besar
(kolon). Pada sebagian besar kasus, amoebiasis tidak menimbulkan gejala (hanya sekitar 10%
dari individu yang terinfeksi). Hal ini jarang kecuali di zona tropis dunia, di mana penyakit
ini sangat lazim. Orang dapat terinfeksi setelah menelan kotoran yang mengandung parasit
kemudian di ekskresikan seseorang.
Orang-orang berisiko tinggi tertular parasit melalui makanan dan air jika terkontaminasi
atau tercemar oleh limbah. Parasit juga dapat masuk melalui mulut ketika tangan di cuci
dalam air yang terkontaminasi. Jika orang mengabaikan untuk mencuci dengan benar
sebelum menyiapkan makanan, makanan dapat terkontaminasi. Buah-buahan dan sayuran
bisa terkontaminasi jika dicuci dalam air tercemar atau ditanam di tanah yang telah dipupuk
oleh limbah manusia.
Untuk mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella dan Campylobacter, merupakan penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Mereka menembus lapisan usus, menyebabkan pembengkakan, ulserasi, dan diare parah yang mengandung darah dan nanah. Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi tinja dan air. Jika orang tinggal atau melakukan perjalanan di wilayah di mana kemiskinan atau kepadatan dapat mengganggu kebersihan dan sanitasi, mereka beresiko terkena bakteri invasif. Anak-anak (usia 1 sampai 4) hidup dalam kemiskinan yang paling mungkin untuk kontak Shigellosis, campylobakteriosis, atau salmonellosis.
2.4 Gejala Klinis
2.4.1 Disentri basiler
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili enterobacteriaceae. Ada 4
spesies Shigella, yaitu S.dysentriae, S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O
dariShigella. S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena
kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi
beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel
intestinal dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-
kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan
menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa
diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella
sp merupakan penyebab terbanyak dari diare invasif (disentri) dibandingkan dengan
penyebab lainnya. Hal ini tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk. di
Thailand pada tahun 1984.
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis,
pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama,
dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam
tinja.
Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2.4.2 Disentri amoeba
Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal
apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi
patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus
sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit
yang dapat bergerak dan bentuk kista.
Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit
patogen (berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar
bersama tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus
(intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri.
Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal dapat sampai 50 mm) dan mengandung
beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit
(haematophagous trophozoite). Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya
gejala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai tanda-
tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya
dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab terhadap terjadinya penularan
penyakit dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan
kadar klor standard di dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di
sepanjang usus besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
Sakit perut hebat (kolik)
Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
2.5 Patofisiologi dan Patogenesa
a. Disentri basiler Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, diserta ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah. Kuman Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati barrier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileumterminalis dapat juga terserang. Kelainan yang terberat biasanya di daerahsigmoid, sedang pada ilium hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara lain ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna hijau yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum. b. Disentri Amuba Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen usus besar dapat berubah menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa usus danmenimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampaisaat ini belum diketahui secara pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,sifat keganasan (virulensi) amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran.Amoeba yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase danlisozim yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan dinding usus.Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapidi lapisan submukosa dan muskularis melebar (menggaung). Akibatnya terjadiulkus di permukaan mukosa usus menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yangminimal. Mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi disemua bagian usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya adalah sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminalis.2.6 Pencegahan
Disentri amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi
syarat kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum
sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 500C selama 5 menit.
Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang
bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan.
Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi
wisatawan yang akan mengunjungi daerah endemis tidak dianjurkan.
Disentri basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan
disentri basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih
seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan
jamban yang bersih
Dari program-program yang telah dibuat oleh pemerintah, terdapat cara-cara untuk
mencegah terjadinya disentri. Salah satunya dengan melakukan program PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan
sering dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Ada yang tidak mencuci tangan sebelum
makan,ada yang mencuci tangan hanya sekedar dengan air. Padahal mencuci tangan
merupakan pencegahan terjadinya penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang
paling benar yaitu dengan cara memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan
antiseptik berguna untuk membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci
tangan hingga steril menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh
rumah sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan setelah
buang air besar,sebelum memasak atau menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan.
Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini
bertujuan agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan yang bersih dan
sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada masyarakat yang kurang menjaga
kebersihan. Sehingga tidak jarang di dalam rumah atau ruangan mereka banyak terdapat
serangga atau binatang lain yang dapat menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus,
nyamuk, dan lainnya. Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat
makanan juga harus diperhatikan. Kita juga harus melindungi sumber air agar tetap bersih
dan terhindar dari kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak
lembab dan ada sinar matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang
lembab. Tinja dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-langkah
pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong, sehingga setiap orang akan tahu
bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan tersebut akan tercipta masyarakat yang harmonis,
memiliki perilaku sehat,dan pola hidup sehat teratur.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-program untuk
mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasi-informasi terkini terkait dengan
upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan. Banyak juga klinik-klinik atau rumah sakit
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang professional dengan memperbanyak program
sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana saja.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat
dicegah. Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini. Namun,dengan adanya
kesadaran dari setiap individu,dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari sosialisasi,
edukasi, pengalaman, kontak sosial, atau motivasi dari orang terdekat,niscaya penyakit ini
setidaknya dapat dicegah. Bersama-sama semua orang bergotong-royong menerapkan pola
hidup sehat, berolahraga, dan memakan makanan yang sehat dan teratur. Semua orang
diharapkan dapat menjadi role mode bagi orang-orang yang belum tahu. Semuanya harus
dimulai dari diri sendiri.
Secara khusus sebagai berikut :
Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena
penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah makan,
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling
sedikit 10 menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman bersoda dari kaleng atau botol
yang masih dalam kondisi bersegel.
a. Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
b. Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
c. Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum
dipasteurisasi.
d. Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng
benar disegel atau botol).
2.7 Penatalaksanaan
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan
pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi
adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis
pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2. Komponen terapi disentri, antara lain :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam
penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status
hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi
kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU)
dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang
diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan
sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa
obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko
untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang
sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan
menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim
10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol
dibandingkan placebo10.
Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o
Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal
IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam
tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan,
antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba
hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi
dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya
efektif untuk disentri basiler.
Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-
50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh
E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis
membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip utama pengobatan diare
1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya/penyebabnya.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek
buruk pada gizi.
3. Antibiotik/anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada disentri yang
harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi
berat, Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E.
histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur tinja.
Terapi rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Terapi rehidrasi oral:
Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio
glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit untuk
pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan sekaligus dan larutan
oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila diare terus berlangsung
sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah tangga atau membawa kembali
anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati
dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih praktis untuk
rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus segera diberikan pada anak
pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih banyak cairan dari biasanya. Ada
beberapa cairan yang tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare termasuk sari
buah manis yang diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.
3. Makanan pada terapi diare
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan
atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam
atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit – sedikit namun
sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare
berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2
minggu menggunakan makanan yang mengandung banyak gizi.
4. Obat anti diare
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare
meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal norit,
kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus, streptokokus
faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di atas tidak boleh
diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
WOC
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI
3.1. IdentitasPerlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
3.2. Keluhan UtamaBAB lebih dari 3 x
3.3. Riwayat Kesehatan1. Riwayat Penyakit SekarangBAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).2. Riwayat Penyakit DahuluPernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.3. Riwayat Nutrisi ASPada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,4. Riwayat Kesehatan KeluargaAda salah satu keluarga yang mengalami diare.5. Riwayat Kesehatan LingkunganPenyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.6. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangana. Pertumbuhano Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buaho Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.b. Perkembangano Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud
BAB 4PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Disentri merupaka peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perutdan
buang air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari disentri ada 2, yaitu
disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan disentri amuba yang disebabkan oleh
Entamoeba hystolitica
.Manifestasi klinis disentri basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja kecil-kecildan
banyak, darah dan tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi lendir. Manifestasi klinis
disentri amuba berupa tinja biasanya besar, asam, berdarah dantenesmus jarang.
Pencegahan penyakit disentri dapat dengan melakukan program PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) dari yang paling penting yaitu mencuci tangan, menutup rapat-rapat
tempat menyimpan makanan, melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari
kontaminasi tinja. Tinja dibuang secara saniter dan teratur lembab. Kamar mandi harus
bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar matahari yang masuk,karena bakteri
dapat hidup di daerah yang lembab. Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan
pengobatan adalah istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat
diberikan antibiotika
4.2 SARAN
Penulis mengharapkan bagi setiap orang untuk tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat baik dari hal yang kecil seperti rajin mencuci tangan sampai hal yang besar. Dan untuk
pemerintah hendaknya senantiasa tetap memberikan pemahan tentang pola hidup sehat dan bersih kepada setiap warga Negara agar mereka terhindar dari berbagai penyakit serta perlunya pengawasan makanan dari pemerintah.
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Disentri berasal dari bahasa Yunani yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan yang mengandung banyak gizi.
Obat anti diare
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri / kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana kesehatan. Hal ini juga menghamburkan uang
2.TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit disentri pada anak.
3. MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan disentri ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan, implementasi, evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI1.KONSEP DASAR TEORI
A.DEFINISI
Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah .
B.ANATOMI FISIOLOGI
Usus Besar (Intestinum Mayor)
Panjangnya ± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :
a. Selaput lender
b. Lapisan otot melingkar
c. Lapisan otot memanjang
d. Jaringan ikat.
2. Fungsi Usus Besar
a. Menyerap air dari makanan
b. Tempat inggal bakteri koli
c. Tempat feses
A.ETIOLOGI
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella
1.
o Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)o Salmonellao Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahunPatogenesis
Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person contact.
D.GEJALA KLINIS
Disentri basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic. Muntah-muntah. Anoreksia. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari) Sakit perut hebat (kolik) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
E. PATOFISIOLOGI
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
Perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare; Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan, Menggunakan botol susu yang tercemar, Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama, Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, Tidak
mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan, Tidak membuang tinja secara benar.
Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare; Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, Kurang gizi, Campak, Imunodefisiensi / imunosupressif.
Umur Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak 6 – 10 bulan (pada masa pemberian makanan pendamping).
Variasi musiman Variasi pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan.
Infeksi asimtomatik kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas aktif
F. PENATALAKSANAAN
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi
. a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
. b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian. • Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. • Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10. • Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. • Perbaikan seharusnya
tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain. • Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler. • Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip utama pengobatan diare
1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya/penyebabnya.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi.
3. Antibiotik/anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat, Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur tinja.
Terapi rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Terapi rehidrasi oral:
Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan sekaligus dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah tangga atau membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih praktis untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare termasuk sari buah manis yang diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.
Kriteria cairan rumah tangga yang diberikan pada penderita diare :
1. Aman bila diberikan dalam jumlah banyak. Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang manis harus dihindarkan karena menyebabkan diare osmotik, memperberat dehidrasi.
2. Mudah menyiapkan.3. Dapat diterima oleh penderita.
4. Efektif.
Upaya rehidrasi oral tidak tepat untuk :
Pengobatan awal dehidrasi berat, karena cairan harus diganti dengan cepat. Penderita ileus paratikus dan perut kembung. Penderita yang tidak dapat minum.
Upaya rehidrasi oral tidak efektif untuk :
Penderita dengan pengeluaran tinja yang sangat banyak dan cepat (lebih dari 15 ml/kgBB/jam) serta penderita tidak dapat minum cairan dengan jumlah yang cukup untuk mengganti kehilangannya.
Penderita dengan muntah berat dan berulang-ulang. Penderita malabsorbsi glukosa; penderita seperti itu larutan oralit menyebabkan
volume tinja meningkat nyata dan tinja mengandung glukosa jumlah besar.
Makanan pada terapi diare
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan yang mengandung banyak gizi.
Obat anti diare
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri / kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana kesehatan. Hal ini juga menghamburkan uang.
Tanda-tanda memburuknya diare, Ibu harus membawa anaknya ke sarana kesehatan jika :
tinja cair keluar amat sering. muntah berulang. rasa haus yang meningkat.
tidak dapat makan dan minum seperti biasanya
.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1. IdentitasPerlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .2. Keluhan UtamaBAB lebih dari 3 x3. Riwayat Penyakit SekarangBAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).4. Riwayat Penyakit DahuluPernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.5. Riwayat NutrisiASPada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,6. Riwayat Kesehatan KeluargaAda salah satu keluarga yang mengalami diare.7. Riwayat Kesehatan LingkunganPenyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangana. Pertumbuhano Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buaho Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.b. Perkembangano Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
Explore
K e l u h a n d a n g e j a l a k l i n i s l e b i h b e r t a l a g i . P e n d e r i t a m e n g a l a m i d i a r e disertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari. Demam tinggi (40
0
C-40,5
0
C)disertai mual dan anemia.
Disentri amoeba kronik
Gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serang an-serangan diarediselingi dengan periode normal atau tanpa gejala. Keadaan ini dapat berjalan b e r b u l a n - b u l a n h i n g g a b e r t a h u n - t a h u n . P a s i e n b i a s a n y a m e n u n j u k k a n g e j a l a neurastenia. Serangan diare yang terjadi biasanya dikarenakan kelelahan, demamatau makanan yang sulit dicerna.
(6)
II.6 Pemeriksaan Penunjang
Disentri amoebaPemeriksaan tinjaPemeriksaan tinja ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat p e n t i n g . B i a s a n y a t i n j a b e r b a u b u s u k , b e r c a m p u r d a r a h d a n l e n d i r . U n t u k p e m e r i k s a a n m i k r o s k o p i k d i p e r l u k a n t i n j a y a n g s e g a r . K a d a n g d i p e r l u k a n pemeriksaan berulang-ulang, minimal 3 kali seminggu dan sebaiknya dilakukan sebelum pasien mendapat pengobatan.Pada pemeriksaan tinja yang berbentuk (pasien tidak diare), perlu dicari bentuk kista karena bentuk trofozoit tidak akan dapat ditemukan. Dengan sediaanlangsung tampak kista berbentuk bulat dan berkilau seperti mutiara. Di dalamnyaterdapat badan-badan kromatoid yang berbentuk batang dengan ujung tumpul,sedangkan inti tidak tampak. Untuk dapat melihat intinya, dapat digunakan larutan
lugol. Akan tetapi dengan larutan lugol ini badan-badan kromatoid tidak tampak.Bila jumlah kista sedikit, dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan metodekonsentrasi dengan larutan seng sulfat dan eterformalin. Dengan larutan sengsulfat kista akan terapung di permukaan sedangkan dengan larutan eterformalinkista akan mengendap.Dalam tinja pasien juga dapat ditemukan trofozoit. Untuk itu diperlukant i n j a y a n g m a s i h s e g a r d a n s e b a i k n y a d i a m b i l b a h a n d a r i b a g i a n t i n j a y a n g mengandung darah dan lendir. Pada sediaan langsung dapat dilihat trofozoit yangmasih bergerak aktif seperti keong dengan menggunakan pseudopodinya yangs e p e r t i k a c a . J i k a t i n j a b e r d a r a h , a k a n t a m p a k a m o e b a d e n g a n e r i t r o s i t d i dalamnya. Bentik inti akan nampak jelas bila dibuat sediaan dengan larutan eosin.
(2)
Pemeriksaan sigmoidoskopi dan kolonoskopiP e m e r i k s a a n i n i b e r g u n a u n t u k m e m b a n t u d i a g n o s i s p e n d e r i t a d e n g a n gejala disentri, terutama apabila pada pemeriksaan tinja tidak ditemukan amoeba.Akan tetapi pemeriksaan ini tidak berguna untuk carrier. Pada pemeriksaan inia k a n d i d a p a t k a n u l k u s y a n g k h a s d e n g a n t e p i m e n o n j o l , t e r t u t u p e k s u d a t kekuningan, mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal.
(2)
Foto rontgen kolonP e m e r i k s a a n r o n t g e n k o l o n t i d a k b a n y a k m e m b a n t u k a r e n a s e r i n g k a l i ulkus tidak tampak. Kadang pada kasus amoebiasis kronis, foto rontgen kolondengan barium enema tampak ulkus disertai spasme otot. Pada ameboma nampak filling defect yang mirip karsinoma.
(2)
11
Pemeriksaan uji serologiU j i s e r o l o g i b a n y a k d i g u n a k a n s e b a g a i u j i b a n t u d i a g n o s i s a b s e s h a t i amebik dan epidemiologis. Uji serologis positif bila amoeba menembus jaringan(invasif). Oleh karena itu uji ini akan positif pada pasien abses hati dan disentriamoeba dan negatif pada carrier. Hasil uji serologis positif belum tentu menderitaamebiasis aktif, tetapi bila negatif pasti bukan amebiasis.
(2)
Disentri basiler P e m e r i k s a a n t i n j a . P e m e r i k s a a n t i n j a s e c a r a l a n g s u n g t e r h a d a p k u m a n penyebab serta biakan hapusan (rectal swab). Untuk menemukan carrier diperlukan pemeriksaan biakan tinja yang seksama dan teliti karena basilshigela mudah mati . Untuk itu diperlukan tinja yang baru.P o l y m e r a s e C h a i n R e a c t i o n ( P C R ) . P e m e r i k s a a n i n i s p e s i f i k d a n s e n s i t i f , tetapi belum dipakai secara luas.Enzim immunoassay. Hal ini dapat mendeteksi toksin di tinja pada sebagian b e s a r p e n d e r i t a y a n g t e r i n f e k s i S . d y s e n t r i a e t i p e 1 a t a u t o k s i n y a n g dihasilkan E.coli.S i g m o i d o s k o p i . S e b e l u m p e m e r i k s a a n s i t o l o g i i n i , d i l a k u k a n p e n g e r o k a n daerah sigmoid. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada stadium lanjut.A g l u t i n a s i . H a l i n i t e r j a d i k a r e n a a g l u t i n i n t e r b e n t u k p a d a h a r i k e d u a , maksimum pada hari keenam. Pada S.dysentriae aglutinasi dinyatakan p o s i t i f p a d a p e n g e n c e r a n 1 / 5 0 d a n p a d a S . f l e x n e r i a g l u t i n a s i a n t i b o d i s a n g a t k o m p l e k s , d a n o l e h k a r e n a a d a n y a b a n y a k s t r a i n m a k a j a r a n g dipakai.
Gambaran endoskopi memperlihatkan mukosa hemoragik yang terlepas danu l s e r a s i . K a d a n g - k a d a n g t e r t u t u p d e n g a n e k s u d a t . S e b a g i a n b e s a r l e s i berada di bagian distal kolon dan secara progresif berkurang di segmen proksimal usus besar.
(2)
II.7 Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk disre darah adalah :Disentri amubaT i m b u l n y a p e n y a k i t b i a s a n y a p e r l a h a n - l a h a n , d i a r e a w a l t i d a k ada/jarang. Toksemia ringan dapat terjadi, tenesmus jarang dan sakit berbatas. Tinja biasanya besar, terus menerus, asam, berdarah, bila berbentuk biasanya tercampur lendir. Lokasi tersering daerah sekumdan kolon asendens, jarang mengenai ileum. Ulkus yang ditimbulkandengan gaung yang khas seperti botol.Disentri basiler Penyakit ini biasanya timbul secara akut, sering disertai adanyatoksemia, tenesmus akan tetapi sakit biasanya sifatnya umum. Tinja biasanya kecil-kecil, banyak, tak berbau, alkalis, berlendir, nanah dan berdarah, bila tinja berbentuk dilapisi lendir. Daerah yang terserang biasanya sigmoid dan dapat juga menyerang ileum. Biasanya daerahy a n g t e r s e r a n g a k a n m e n g a l a m i h i p e r e m i a s u p e r f i s i a l u l s e r a t i f d a n selaput lendir akan menebal.
Eschericiae coli
13
Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)P a t o g e n e s i s n y a s e p e r t i S h i g e l o s i s y a i t u m e l e k a t d a n menginvasi epitel usus sehingga menyebabkan kematian sel dan respon radang cepat (secara klinis dikenal sebagai kolitis).S e r o g r o u p i n i m e n y e b a b k a n l e s i s e p e r t i d i s e n t r i b a s i l l e r , u l s e r a s i a t a u p e r d a r a h a n d a n i n f i l t r a s i l e u k o s i t polimorfonuklear dengan khas edem mukosa dan submukosa.M a n i f e s t a s i k l i n i s b e r u p a d e m a m , t o k s i s i t a s s i s t e m i k , n y e r i kejang abdomen, tenesmus, dan diare cair atau darah.Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)M a n i f e s t a s i k l i n i s d a r i E H E C d a p a t m e n y e b a b k a n penyakit diare sendiri atau dengan nyeri abdomen. Diare padam u l a n y a c a i r t a p i b e b e r a p a h a r i m e n j a d i b e r d a r a h ( k o l i t i s hemoragik). Meskipun gambarannya sama dengan Shigelosisyang membedakan adalah terjadinya demam yang merupakan manifestasi yang tidak lazim. Beberapa infeksi disertai dengansindrom hemolitik uremik.
II.8 Diagnosis
Disentri basiler Perlu dicurigai adanya
Shigellosis
pada pasien yang datang dengankeluhan nyeri abdomen bawah, dan diare. Pemeriksaan mikroskopik tinjam e n u n j u k k a n a d a n y a e r i t r o s i t d a n l e u k o s i t P M N . U n t u k m e m a s t i k a n diagnosis dilakukan kultur dari bahan tinja segar atau hapus rektal. Padafase akut infeksi
Shigella
, tes serologi tidak bermanfaat.P a d a d i s e n t r i s u b a k u t g e j a l a k l i n i s n y a s e r u p a d e n g a n k o l i t i s u l s e r o s a . P e r b e d a a n u t a m a a d a l a h k u l t u r
Shigella
y a n g p o s i t i f d a n