Makalah fisika kesehatan arrryyy

Post on 09-Aug-2015

251 views 16 download

Transcript of Makalah fisika kesehatan arrryyy

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATAN

ELECTRICITY WITHIN THE BOBY ( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah FISIKA KESEHATAN.Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah Fisika Kesehatan.Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2013 Penyusun

i Ayu Melati

 DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iBAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 11.3 Tujuan Penulisan 21.4 Manfaat Penulisan 21.5 Tinjauan Pustaka 2BAB II PEMBAHASAN 32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik) 32.2 Sistem saraf dan Neuron 4

2.3 Potensial listrik saraf 62.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram) 82.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram) 9BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan123.2 Saran 12DAFTAR PUSTAKA 13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Read More Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf.1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?4. Sebutkan macam-macam neuron ?5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ? 7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.1.4 Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh.1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.

1.5 Tinjauan PustakaDalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)• Pengertian BiolistrikBiolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya. Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.• Hukum dalam BiolistrikAda dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”. Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).2.2 Sistem saraf dan Neuron• SISTEM SARAFAdapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat :

Otak Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

• NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh sel.Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. a. Badan sel Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.b. Dendrit Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. c. Akson (Neurit)Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf1. Potensial aksi selUrutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.b. Tahap DepolarisasiMembran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.c. Tahap RepolarisasiTahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang

disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.Gambar 5. Potensial aksi selFase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.2. Potensial istirahat selDalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris.Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi. Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi. Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon sehingga terjadi kontraksi atrium. Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi. Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami depolarisasi. Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung. Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh. Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John R. Cameron, 1978: 199).Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran dan orientasi.Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:1. Electromiograf (EMG)2. Electroneurograf (ENG)3. Electroretionograf (ERG)4. Electrogastrograf (EGG)5. Electroensefalograf (EEG)6. Electrokardiograf (EKG)

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. 4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).3.2 SaranDengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang UploadLog InSign up BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload of 9BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATAN

ELECTRICITY WITHIN THE BOBY ( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATINIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI2012/2013 KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah FISIKA KESEHATAN.Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah Fisika Kesehatan.Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2013 Penyusun

i Ayu Melati

 DAFTAR ISIKATA PENGANTAR i

BAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 11.3 Tujuan Penulisan 21.4 Manfaat Penulisan 21.5 Tinjauan Pustaka 2BAB II PEMBAHASAN 32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik) 32.2 Sistem saraf dan Neuron 42.3 Potensial listrik saraf 62.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram) 82.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram) 9BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan123.2 Saran 12DAFTAR PUSTAKA 13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Read More Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf.1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?4. Sebutkan macam-macam neuron ?5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ? 7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.1.4 Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh.1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.

1.5 Tinjauan PustakaDalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)• Pengertian BiolistrikBiolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya. Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui

proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.• Hukum dalam BiolistrikAda dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.Hukum Ohm menyatakan bahwa :“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”. Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).2.2 Sistem saraf dan Neuron• SISTEM SARAFAdapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat :

Otak Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

• NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh sel.Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. a. Badan sel Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.b. Dendrit Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. c. Akson (Neurit)Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf1. Potensial aksi selUrutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.b. Tahap DepolarisasiMembran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.c. Tahap RepolarisasiTahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion

K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.Gambar 5. Potensial aksi selFase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.2. Potensial istirahat selDalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris.Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi. Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh

adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi. Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon sehingga terjadi kontraksi atrium. Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi. Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami depolarisasi. Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung. Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh. Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John R. Cameron, 1978: 199).Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran dan orientasi.Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)3. Electroretionograf (ERG)4. Electrogastrograf (EGG)5. Electroensefalograf (EEG)6. Electrokardiograf (EKG)

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. 4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).3.2 SaranDengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin TallahaseeRuslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha MedikaPurwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asp

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest1 komentar:1. mery oktafiani20 November 2014 16.02trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapaBalasMuat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) About Me Ayu Melati Lihat profil lengkapku Arsip Blog• 2014 (16) o Maret (2) o Januari (14) Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa• 2013 (3) Pengikutayu on twitter Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATAN

ELECTRICITY WITHIN THE BOBY ( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATINIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI2012/2013 KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah FISIKA KESEHATAN.Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah Fisika Kesehatan.Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2013 Penyusun

i Ayu Melati

 DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iBAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 11.3 Tujuan Penulisan 21.4 Manfaat Penulisan 2

1.5 Tinjauan Pustaka 2BAB II PEMBAHASAN 32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik) 32.2 Sistem saraf dan Neuron 42.3 Potensial listrik saraf 62.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram) 82.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram) 9BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan123.2 Saran 12DAFTAR PUSTAKA 13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Read More Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf.1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?4. Sebutkan macam-macam neuron ?5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ? 7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.1.4 Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh.1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.

1.5 Tinjauan PustakaDalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)• Pengertian BiolistrikBiolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya. Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.• Hukum dalam BiolistrikAda dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.Hukum Ohm menyatakan bahwa :“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”. Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).2.2 Sistem saraf dan Neuron• SISTEM SARAFAdapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat :

Otak Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

• NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh sel.Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. a. Badan sel Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.b. Dendrit Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. c. Akson (Neurit)Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf1. Potensial aksi selUrutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.b. Tahap DepolarisasiMembran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.c. Tahap RepolarisasiTahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.Gambar 5. Potensial aksi selFase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.2. Potensial istirahat selDalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris.Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi. Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke

dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi. Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon sehingga terjadi kontraksi atrium. Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi. Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami depolarisasi. Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung. Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh. Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John R. Cameron, 1978: 199).Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran dan orientasi.Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:1. Electromiograf (EMG)2. Electroneurograf (ENG)3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)5. Electroensefalograf (EEG)6. Electrokardiograf (EKG)

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. 4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).3.2 SaranDengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin TallahaseeRuslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha MedikaPurwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest1 komentar:1. mery oktafiani20 November 2014 16.02trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapaBalasMuat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) About Me Ayu Melati Lihat profil lengkapku Arsip Blog• 2014 (16) o Maret (2) o Januari (14) Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa• 2013 (3) Pengikutayu on twitter Total Tayangan Laman 5,834 lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834 lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger. dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2. Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3. Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8. Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak 2BAB IIPEMBAHASANA. Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen

dalam ilmu dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi, kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini. 3B. BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika. Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetikamenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya. Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada. 4E. Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya. Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik

manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2. Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4. Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada 5sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)FiltersAdd to collectionReview Add NoteLike1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked thisSimilar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This UserPPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document• Read and print without ads• Download to keep your version• Edit, email or read offlineChoose a format: .DOCX .PDFDownloadRecommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif NasrudinMakalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3 .DOCX .PDFDownloadAbout• Browse books• Browse documents• About Scribd• Team• Blog• Join our team!• Contact UsSubscriptions• Subscribe today• Your subscription• GiftsAdvertise with us• AdChoicesSupport• Help• FAQ• Press• Purchase helpPartners• Publishers• Developers / APILegal• Terms• Privacy• Copyright © Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin TallahaseeRuslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha MedikaPurwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help

FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

2. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

2. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

2.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

2. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

2.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDIC Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

3. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

3. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

3.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

3. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

3.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...

Alex Rahma Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

4. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

4. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

4.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

4. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

4.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:

English Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

5. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

5. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

5.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

5. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

5.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

6. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

6. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

6.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

6. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

6.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

7. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

7. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

7.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

7. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

7.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

8. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang Upload

Log InSign up

BrowseWelcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See moreDownload

of 91

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keseimbangan Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH

FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

8. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

8.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Ayu Melati Fisika 12 Hai Nama Saya Ayu Melati, saya kuliah di Universitas Jambi Selamat datang di blog saya. jangan lupa komentarnya ya... :)

Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik

MAKALAH FISIKA KESEHATANELECTRICITY WITHIN THE BOBY

( LISTRIK DALAM TUBUH / BIOLISTRIK )

DISUSUN OLEH :NAMA : AYU MELATI

NIM : A1C312026

DOSEN PEMBIMBING :Dra. Astalini, MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya

saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah

FISIKA KESEHATAN.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang saya

susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik

berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya juga

berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata

kuliah Fisika Kesehatan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan saya

mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret

2013

Penyusun

i Ayu Melati

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iBAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................11.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................21.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................21.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................32.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)..................................................................................3

2.2 Sistem saraf dan Neuron........................................................................................................4

2.3 Potensial listrik saraf..............................................................................................................6

2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)...............................................................................8

2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram).....................................................................9

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta

penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada

tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada

makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem

saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah

suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan

respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat

kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-

sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik

dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta

potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan

materi pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan

mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut

dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan

penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam

pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian

diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.

Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel

mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada

permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat

penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries

yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu

otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang

melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

8. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer

ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi

dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa

yang ada di saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat

badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang

otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil

terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi

sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang

akan melakukan kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari

ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum

tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya

adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak

refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak

sebagai reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari

tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu

dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh

yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang

terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu

alat indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu

otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan

sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA

mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan

potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu

aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga

ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal

potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal

sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3

adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan

serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan

istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan

sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion

tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut

secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya

secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,

kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah

neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang

terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot

mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang

bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,

menyebabkan serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu

sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot,

karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/

bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel

otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler

Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik

jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel

disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah

bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan

masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini

menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel

membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga

terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini

membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node

berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau

dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah

tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan

otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam

ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos

ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,

menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.

Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –

> BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi

kontraksi otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat

dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial

aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada

Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada

lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan

yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John

R. Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan

oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda

ukuran dan orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar

dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal,

misalnya jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk

suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan

suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat

saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Diposkan oleh Ayu Melati di 00.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

8.

mery oktafiani 20 November 2014 16.02

trimakasih teteh ayu, meri jadi bisa mudah membuat tugas meri, judul lagu nya apa dan penyanyonya siapa

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Ayu Melati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16) o Maret (2) o Januari (14)

Rahasia Di Balik Angka 7 Menurut Al-qur'an Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala Manfaat Dan Bahaya Sinar-X Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner Makalah Peningkatan Mutu Pendidikan Contoh Visi dan Misi Laboratorium Fisika SMA Contoh Tata Tertib Laboratorium Fisika Foto-Foto Pemandangan Indah Sakti Alam Kerinci Asal Usul Kerinci Makalah Fisika Kesehatan - Biolistrik Ppt Cermin Cekung Makalah Alat- Alat Ukur AC dan DC Dasar-Dasar PMIPA (Strategi Pembelajaran) Makalah Hakikat Mipa

2013 (3)

Pengikut

ayu on twitter

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

5,834

lucu

divine-music.info

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap

cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan

yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1. Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4. Stabilitas berbanding terbalik dengan

jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5. Untuk memperoleh stabilitas titik

berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6. Gaya geser7. Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9. Faktor fisiologi.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses Biomekanika.2. Untuk Mengetahui

Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

2

BAB IIPEMBAHASANA.

Definisi BiomekanikaMekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk

suatu materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari semua cabang ilmu

dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan IssacNewton

(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu

dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau

disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan

mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada

system biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-

prinsipmekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi

sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan

siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalambidang ilmu biologi,

kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

BiomekanikaMenurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa

sistem kerangka ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada aktivitas

sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu

meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan

gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya

atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetik

amenjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.C. Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya.

Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga

terjadi percepatan pada benda itu.D. Biomekanika Kerja Tubuh Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakilisegmen-

segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja

misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya.

Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan

biomekanika seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan peralatan dapat

mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran

energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri

dari enam link,yaitu:1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5. Link betis yang dibatasi oleh joint

lutut dan mata kaki.6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas

bahwa manusia dapat disamakandengan segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan

persentase tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa

tiaplink didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk mempelaja

ri interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang

tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan

memperlihatkan bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

FiltersAdd to collection Review Add Note Like 1 thousand reads1 hundred reads

Marvind Faylay liked this

Similar to Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)

makalah biomekanika cahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika Afif Nasrudin

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Antropologi Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayan... Alex Rahma

Termodinamika Fisika Kesehatan Grhasta Dian Perestroika

Biomekanika Dede Nana Zohari

BIOMEKANIKA Ochy Ar

Biofluida Adi Mahardika

Makalah Fisika Kesehatan (Bioakustik) Alex Rahma

Hubungan Fisika Kesehatan Abrianto Nugraha

More From This User

PPT RAHMILA DEWI.pptx Alex Rahma

RINCIAN BIAYA.docx Alex Rahma

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.docx Alex Rahma

COVER STIKESss.doc Alex Rahma

COVER KTI.doc Alex Rahma

Lembar pengesahan Skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL skripsi.docx Alex Rahma

LEMBAR KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTASI.docx Alex Rahma

LEMBARAN KONSULTAS1.docx Alex Rahma

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

Upload

Log In

Sign up

Browse

Welcome to Scribd, the world's digital library. Read, publish, and share books and documents. See more

Download

of 9

Makalah Fisika Kesehatan (Biomekanika)Ratings: (0)|Views: 1,250 |Likes: 1

Published by Alex Rahma

1

See more

1

BAB IPENDAHULUANA.

Latar Belakang

Keseimbangan dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yangmana setiap cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang

berbeda.Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkatkeseimbangan yang tinggi dan

ada kalanya seorang atlet harus berada padatingkat keseimbangan yang rendah. Dalam keseimbangan

dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu:1.

Stabilitas berbanding lurus dengan luas

dasar menumpu2.

Stabilitas berbanding lurus dengan besarnya jarak proyeksi

jatuhnyatitik berat badan ketepi alas yang searah dengan arah gerakan3.

Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan4.

Stabilitas berbanding

terbalik dengan jarak besarnya antara titik beratbadan dan dengan besarnya menumpu5.

Untuk memperoleh stabilitas titik berat badan harus jatuh didalambidang dasar menumpu6.

Gaya geser7.

Letak segmen-segmen badan8.

Penglihatan dan faktor-faktor psikologis9.

Faktor fisiologi.

B.

Tujuan

1.

Untuk mengetahui proses Biomekanika.2.

Untuk Mengetahui Berapa Besar Biomekanika yang di butuh DalamGerak

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yangmempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu

materi yang diakibatkanoleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmuyang tertua dari

semua cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-namaseperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-

1642), dan IssacNewton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileoadalah peletak dasar

analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika.Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika

dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalahilmu yang

mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanikaterapan mempelajari analisis dan disain dari sistem

mekanik. Biomekanikadidefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.Biomekanika merupakan

kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapandan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut

tubuh manusiadan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsipmekanika

dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain danpengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan

kedoteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dansedang berkembang secara dinamis.

Akan tetapi sebenarnya bidang ilmusudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519)

membuat catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari

para peneliti dalambidang ilmu biologi, kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnaiperkembangan

biomekanika akhir-akhir ini.

3

B.

Biomekanika

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanikamerupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka

ototmanusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu:Biomekanika menggunakan konsep fisika dan

teknik untuk menjelaskangerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian

tubuh pada aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihatdalam dua perspektif, yaitu kinematika yang

lebih menjurus padakarakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yangdigunakan dalam waktu yang bersifat

sementara tanpa melihat gaya yangmenyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan

yangmenyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau

jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebutmerupakan studi kinematika. Kajian kinetika menjelaskan

tentang gaya yangbekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetikamenjelaskan

gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajiankinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk

diamati, pada kajian kinetik yangterlihat adalah akibat dari gaya.

C.

Gerak dan Gaya

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkaninteraksi fisik

dari obyek dengan sekelilingnya. Gaya dalam fisikadidefinisikan sebagai kuantitas yang dapat

menyebabka perubahan dari statedari suate benda sehingga terjadi percepatan pada benda itu.

D.

Biomekanika Kerja Tubuh

Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia

dipandang sebagai sistemyang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link

mewakilisegmen-segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.

4

E.

Biomekanik dan Perancangan Kerja

Penelitian aspek biomekanika

akan sangat berkaitan dengan prosesperancangan peralatan kerja misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapatdigunakan

untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan kerjalainnya. Peralatan yang digunakan secara

langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan biomekanika

seseorang.Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan ataumenggerakan

peralatan dapat mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanikamenghindari hal tersebut, dan mengupayakan

agar dengan pengeluaran energiyang minimum namun dapat dicapai hasil yang optimal.Menurut Chaffin dan

Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link,yaitu:1.

Link lengan bawah yang

dibatasi oleh joint telapak tangan dansiku.2.

Link lengan atas yang dibatasi

oleh joint siku dan bahu.3.

Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.4.

Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.5.

Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.6.

Link kaki yang dibatasi oleh

joint mata kaki dan telapak kaki.Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakandengan segmen

benda jamak maka panjang setiap link dapat diukurberdasarkan persentase tertentu dari tinggi badan,

sedangkan beratnyaberdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa tiaplink didasarkan pada

persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiapsegmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi

mengikuti hukumnewton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik padatubuh dan gaya otot yang

diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yangterjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah

untuk mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material danperalatan dengan tujuan untuk

meminimumkan keluhan pada sistem kerangkaotot agar produktivitas kerja dapat meningkat.

Menghindari keluhan pada

5

sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan

melakukan pengendalianadministratif (pemilihan personel yang tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penangan

an material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalahkeseimbangan dari pasien. Gerakan ini akan memperlihatkan

bagaimanakedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah.Activity (3)

Filters

Makalah KB Hormonal

Alex Rahma

Makalah Infark miokard

Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2

Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanika

cahayadihatie

FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.

Mobile Site

Language:

English

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

lembar pengesahan.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas.docx Alex Rahma

woc Hiperplasia.docx Alex Rahma

askep_kanker_mamae.doc Alex Rahma

woc-askep-gagal-jantung.docx Alex Rahma

woc-iskb.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PENGUJI.docx Alex Rahma

PERNYATAAN PERSETUJUAN.docx Alex Rahma

TUGAS DOKBID KEL 4.docx Alex Rahma

KATA PERSEMBAHAN Chin.docx Alex Rahma

Kata-Mutiara Chin.docx Alex Rahma

Makalah Maternitas Alex Rahma

Makalah KB Hormonal Alex Rahma

Makalah Infark miokard Alex Rahma

Makalah Hukum Mendel2 Alex Rahma

Download and print this document

Read and print without ads Download to keep your version Edit, email or read offline

Choose a format:

.DOCX .PDF

Download

Recommended

makalah biomekanikacahayadihatie

Makalah Fisika Kesehatan BiomekanikaAfif Nasrudin

Makalah Fisika Kesehatan Biomekanika

Perbedaan Antara Sosiologi Dengan Ant...Anis D' Lutfi

Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fis...Alex RahmaPage 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Page 1 of 3

.DOCX .PDF

DownloadAbout

Browse books Browse documents About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us

Subscriptions

Subscribe today Your subscription Gifts

Advertise with us

AdChoices

Support

Help FAQ Press Purchase help

Partners

Publishers

Developers / API

Legal

Terms Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

AL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Privacy Copyright

© Copyright 2014 Scribd Inc.Mobile SiteLanguage:English

membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram