Post on 15-Jan-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum
seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan
petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga
zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.
Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada
tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran,
namun dewasa ini Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak
sedikit yang menggunakan narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan
Narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak
yang mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain untuk menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Bhs. Indonesia, kami menyusun makalah ini bertujuan
untuk memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba.
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti
bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang
yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat
jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang
dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya
konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
1
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna
akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih
menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok
tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya.
Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu
(termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan
kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan
musisi.
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di
pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap
membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang
berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana
silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana
dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi
malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir
kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin).
Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian
maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa,
dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang
dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan
penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat
kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan
kimia buatan manusia itu.
B. Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda
dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda
tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
2
hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Makalah ini
bertujuan:
1. Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya
2. Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis-
jenis narkoba
3. tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia
C. Rumusan Masalah
Kami membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertayaan yang timbul
dari benak kami, diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Ada berapa macam Narkoba?
3. Apa bahaya Narkoba?
4. Bagaimana mengatasinya?
5. Bagaimana penyebaran narkoba di masyarakat?
6. Efek apa yang disebabkan oleh narkoba?
D . Manfaat
1. Mengetahui seberapa bahayanya jika mengkonsumsi narkoba.
2. Efek-efek apa saja jika menggunakan narkoba.
3. Mengetahui apa sebenarnya guna narkoba.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak
hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa,
hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk
pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan
dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut
tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. Nikotik secara etimologi berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ‘kelenger’, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat
seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih
mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan
ketergantungan”
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa
4
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat
pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Jenis-jenis Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan
Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan
maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala
masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium,
suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy
yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden
Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika,
Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut
berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga
bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan f
isik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan
Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu”” UU No.5 tahun 1997
tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis
namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif)
melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan
perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
5
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan
kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi).
Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin
(putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain.
Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin,
ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil
koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika &
Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup
(inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja
(usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua
zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang
lebih berbahaya (Putauw).
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis
narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula
narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan
untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan
psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang
dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang
memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22,
tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
6
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu
keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru
menghancurkan.
Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu
saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas
kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya
hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai
dewa dunia, penghilang rasa sakit.
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
distilasi atau fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan
terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang
diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara
pengenceran minuman yang mengandung etanol.
Yang dimaksud dengan narkotika meliputi :
Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain. Golongan Kanabis : ganja,
hashish.
Golongan Koka : kokain, crack.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika
yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy,
shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah :
1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil
alkohol).
2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
3. Kanabinoida : Ganja, hashish.
7
4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.
Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu. Halusinogenika,
LSD,mushroom, mescalin.
Tembakau (mengandung nikotin). Pelarut yang mudah menguap seperti aseton
dan lem. Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan
shabu-shabu, alkohol dan obat tidur. Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton,
thinner cat, lem, nikotin, kafein).
B. PENYEBARAN
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari
bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat
pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat
para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu
meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun
masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja
maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang
terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang
tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
Narkoba.
8
C. Macam – Macam Narkoba
Jenis-Jenis Narkoba
1. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan
alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk
tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya
dengan cara dihisap dan disuntikkan.
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui
pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin.Cara
pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah
(intravena)
Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
Kebingungan (konfusi).
Berkeringat.
Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
Gelisah dan perubahan suasana hati.
9
Mulut kering dan warna muka berubah.
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan
(kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus
mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk
memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung
(mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan
seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut. Penambahan
dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan tekanan
darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian
2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein lebih lemah
daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan
dan disuntikkan. Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa
ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-
perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada obat
batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang,
codeine bisa menimbulkan kecanduan.
3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan
jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir –
akhir ini. Heroin yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan
orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun
pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan
heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek
analgesik dan euforik-nya yang baik.
Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas
pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin
10
paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih
sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini
sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap.
Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60
detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan
kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk
menikmatinya.
Denyut nadi melambat.
Tekanan darah menurun.
Otot-otot menjadi lemas/relaks.
Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang
hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar
hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek
euforia semakin ringan atau singkat
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang
dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling
mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan
paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan
mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika
demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk
menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk
mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan.
11
Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan
diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian
pemakaian.
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup
parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui
mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah masalah
seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik menyebutkan,
angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah
dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine
(Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan
orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat
untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut
adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane dan
apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis
telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol),
dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa
buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid.
Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT, putih.
5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau
dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah
yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”.
Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
12
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal
lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar
mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu
masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam
kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,
burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara
dihisap.
D. Faktor yang Mendorong
a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut
motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang
mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
b. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan
kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini
merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja antara lain:
1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-
pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal
ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan
ekonomi etno rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.
13
Berikut adalah faktor penyebab lainnya kenapa seseorang menggunakan narkoba:
1. Ikut-ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha
mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar ikut merasakan
penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai pertama biasanya akan
memberikan secara gratis barang haram itu sebagai perkenalan, tapi pada akhirnya
dia akan mulai meminta bayaran setelah si korban menjadi ketagihan pada barang
haram itu. Seseorang yang melihat orang lain lagi asyik pakai zat terlarang bisa
jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut termasuk menyalah gunakan
tempat umum untuk menikmati zat terlarang tersebut.
2. Coba-coba
Dengan merasa tertarik dengan efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang
dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencoba
nikmatnya zat terlarang tersebut. Tanpa disadari oleh pengguna yang awalnya
coba-coba itu dia akan menjadi ketagihan dan akan melakukanya lagi berulang-
ulang tanpa bisa berhenti.
3. Untuk melupakan masalah
Orang yang dirundung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat
terjerumus dalam narkoba, mereka berniat lari dari masalah meskipun cuma
sesaat. Zat terlarang dapat membantu seseorang untuk melupakan masalah dan
mengejar kenikmatan dengan jalan menggunakan narkoba yang menyebabkan
halusinasi dan khayalan yang menyenangkan.
4. Gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pemakainya lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai dan lain sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin
disebut gaul oleh golongan atau kelompok itu dia harus memakai zat setan
tersebut.
14
5. Memakai karena ingin merasa ada
Ada kalanya kita merasa bete kalau tidak dianggap atau ditinggal oleh
teman segang atau di pesta misalnya. Perasaan tidak nyaman ini ingin kita
singkirkan. Sayang, jalan yang diambil salah. Perasaan pede yang timbul waktu
pakai narkoba itu semu alias palsu. Lebih baik tingkatkan kemampuan atau
penampilan diri. Misal ikut les bahasa Inggris biar bisa ngobrol dengan orang
bule, dan cari suasana baru yang lebih ramah.
6. Memakai untuk melarikan diri dari masalah atau ingin relaks.
Kita sering mendengar orang bilang, "Gue lagi stress nih, gue mau fun
sebentar ah!". Nah, ini dia yang salah. Kalo lagi stress inginnya kita langsung
kabur cari suasana lain yang lebih menyenangkan. Masalah tetap ada begitu kita
balik lagi. Begitu juga kalo kita berusaha lari dari masalah dengan memakai
narkoba. Begitu selesai efek narkobanya, masalah tetap saja ada dan harus
diselesaikan pula. Lebih gawat lagi, kondisi otak dan tubuh kita sudah tidak 100%
fit untuk menghadapinya.
7. Memakai karena lagi bosen.
Banyak orang memakai narkoba di saat mereka merasa bosan. Bosan
dengan keadaan atau dirinya sendiri. Mereka pikir dengan memakai narkoba,
suasana bosan akan hilang dengan sendirinya. Justru sebaliknya, setelah pengaruh
narkoba hilang, yang timbul adalah perasaan makin frustasi karena melihat
kenyataan yang tetap tidak berubah - karena memang belum diubah. Kalau merasa
jenuh dengan situasi yang ada, cobalah buat sesuatu yang berbeda dari biasanya,
seperti melakukan hobi atau pergi ke tempat yang baru.
8. Memakai karena media (secara nggak langsung) masih menganggap
narkoba itu keren.
Boleh percaya atau tidak, dunia hiburan masih menyiarkan gambaran
kalau memakai narkoba itu menarik. Memang betul kalau sekarang makin banyak
15
penyanyi, musisi atau olah ragawan yang digemborkan sudah bertaubat dan iklan
anti narkoba juga banyak disiarkan di media. Tapi lihat deh para artis atau model
yang sering tampil di media cenderung berfisik kurus sekali. Atau suasana gaul
anak-anak muda yang banyak dihiasi dengan pesta tidak karuan. Tidak jarang
orang terkena narkoba melalui pesta-pesta macam begitu. Jadi jangan sekali-kali
deh tergoda untuk tampil keren karena bujukan media. Pelangi semu itu namanya.
9. Memakai karena merasa tambah terlihat 'dewasa'
Nah, ini dia alasan yang salah lagi. Kebanyakan orang yang sudah berpikiran
dewasa, terlalu sibuk dengan urusan kehidupannya sendiri sampai tidak terpikir
untuk memakai narkoba. Mereka lebih memilih uangnya dipakai untuk keperluan
biaya sekolah, makan atau mungkin keperluan rumah. Justru orang yang masih
berpikiran pendek saja yang mau menghabiskan uangnya untuk konsumsi
narkoba.
Tapi kalau pun ada orang yang sudah berumur tua masih menggunakan
narkoba, umumnya mereka sedang terkena masalah, seperti depresi, frustasi dsb.
10. Memakai karena ingin memberontak.
Banyak juga lho orang yang menjadi pemakai bukan karena kebutuhan dirinya,
tapi lebih karena ingin membuat pemberontakan. Biasanya mereka ingin keluar
dari norma atau aturan yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat umumnya.
Mereka pikir dengan mengkonsumsi narkoba akan terdorong untuk berani
melakukan tindakan yang melanggar hukum atau sesuai dengan kehendaknya
sendiri. Tapi sebenarnya yang terjadi, mereka makin tidak bisa hidup secara
mandiri dan bebas lagi, karena sudah tergantung 100% kepada narkoba.
E. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya
kokain & LSD
16
Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat
seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung
bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf
dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ
dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan
overdosis dan akhirnya kematian".
b. Menurut Jenisnya
Dr. Hassan Syamsi Pasya dalam bukunya yang berjudul Hamasa fi Udzun Syâb
(Bisikan Pada Pemuda) menjelaskan bahwa jenis narkoba yang paling berbahaya
adalah jenis narkotika yang menyebabkan ketagihan mental maupun organik,
seperti opium dan derivasi turunannya. Nama-nama dan jenis narkoba serta
bahayanya antara lain:
OPIAT atau Opium (candu)
Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan
cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok
atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium
yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih
yang lengket.
17
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu
berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama
kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan
tidur pulas bahkan koma.
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya.
Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa
mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang
luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun drastis.
Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya
menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.
Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap
(inhalasi).
Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)
Menimbulkan semangat
Merasa waktu berjalan lambat.
Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
18
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
pupil mata mengecil
tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan
KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk
basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih
mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit.
Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju,
putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain
menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang
mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot
atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering
disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung
bagian dalam.
Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
Timbul masalah kulit.
Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
Merokok kokain merusak paru (emfisema).
19
Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
Paranoid.
Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
Gangguan penglihatan (snow light).
Kebingungan (konfusi).
Bicara seperti menelan (slurred speech).
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di
pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain
dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir
hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-
kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang
bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor
kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni
menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah menjadi
sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling banyak menyebabkan
20
ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang paling bayak
menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar
untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi
kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan
perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian
muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit
tidur), gemetar dan kejang-kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga
yang merayap di bawah kulitnya. Pencernaannya pun terganggu, biji matanya
melebar, dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan
kematian mendadak.
GANJA atau KANABIS
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini
terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol.
Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau
dengan menggunakan pipa rokok.
Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
Mulut dan tenggorokan kering.
Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
Sulit mengingat sesuatu kejadian.
Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi.
Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual
yang berkepanjangan, rasa letih/capek.
Gangguan kebiasaan tidur.
Sensitif dan gelisah.
21
Berkeringat.
Berfantasi.
Selera makan bertambah.
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun
pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai
dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana, hashish,
dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja adalah zat
trihidrocaniponal (THC).
Pemakai ganja merasakan suatu kondisi ekstase yang disertai dengan tawa
cekikikan dan terkekeh-kekeh tanpa justifikasi yang jelas. Dia mengalami
halusinasi pendengaran dan penglihatan. Berbeda dengan peminum alkohol yang
terkesan brutal dan berperilaku agresif, maka pemakai ganja seringkali malah
menjadi penakut.
Dia mengalami kesulitan mengenali bentuk dan ukuran benda-benda yang
terlihat. Pecandunya juga merasakan waktu berjalan begitu lambat. Ingatannya
akan kejadian beberapa waktu yang lalu pun kacau-balau. Matanya memerah dan
degup jantungnya kencang. Jika berhenti mengonsumsi ganja, dia akan merasa
22
depresi, gelisah, menggigil dan susah tidur. Namun kecanduan ganja biasanya
mudah dilepaskan. Dalam jangka panjang, pecandu ganja akan kehilangan gairah
hidup. Menjadi malas, lemah ingatan, bodoh, tidak bisa berkonsentrasi dan
terdorong untuk melakukan kejahatan.
Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa
dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah
mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja
hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan
Narkoba pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk
mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan Narkoba.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
LSD ATAU LYSERGIC ACID ATAU ACID, TRIPS, TABS
Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa
diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam
banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara
menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi
setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna
dan waktu.
Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi
terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
23
Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan
membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Diafragma mata melebar dan demam.
Disorientasi.
Depresi.
Pusing
Panik dan rasa takut berlebihan.
Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan
kemudian.
Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
AMFETAMIN
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama
kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang
sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama
dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat.
Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam
bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya
dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang
khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan
ke dalam pembuluh darah (intravena).
Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
24
Suhu badan naik/demam.
Tidak bisa tidur.
Merasa sangat bergembira (euforia).
Menimbulkan hasutan (agitasi).
Banyak bicara (talkativeness).
Menjadi lebih berani/agresif.
Kehilangan nafsu makan.
Mulut kering dan merasa haus.
Berkeringat.
Tekanan darah meningkat.
Mual dan merasa sakit.
Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
Obat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis membuktikan bahwa
penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan risiko ketagihan.
Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak
mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa jam. Namun setelah
itu, ia tampak lesu disertai stres dan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan
kebrutalan.
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang
dan ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam
beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi
(turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak
25
dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur
penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.
ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol
diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari
peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit.
Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan
tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi
euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu;
golongan A : kadar etanol 1%-5% (bir),
golongan B : kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine)
golongan C : kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson
House, Johny Walker, Kamput).
Pada umumnya alkohol :
Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
Merasa senang dan banyak tertawa.
Menimbulkan kebingungan.
Tidak mampu berjalan.
INHALANSIA atau SOLVEN
Inhalansia / Solvent adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup.
Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner,
uap bensin.Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang
mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat
menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak.
26
Pada mulanya merasa sedikit terangsang.
Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan.
Bernafas menjadi lambat dan sulit.
Tidak mampu membuat keputusan.
Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan.
Mual, batuk dan bersin-bersin.
Kehilangan nafsu makan.
Halusinasi.
Perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan.
Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
Ectasy:
enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
berkeringat
sulit tidur
kerusakan saraf otak
dehidrasi
gangguan liver
tulang dan gigi keropos
tidak nafsu makan
saraf mata rusak
Shabu-shabu:
enerjik
paranoid
sulit tidur
sulit berfikir
kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa
sesak nafas
banyak bicara
denyut jantung bertambah cepat
pendarahan otak
27
SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ)
Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ
antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum,
disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari
30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ
dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena
menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk
mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya,
misalnya aprazolam/Xanax/Alviz.
Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.
Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah
risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum
bersama.
Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat
disalahgunakan misalnya seconal.
Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
Nampak bahagia dan santai.
Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
Jalan sempoyongan.
Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
berjalan sempoyongan
wajah kemerahan
banyak bicara tapi cadel
mudah marah
konsentrasi terganggu
kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:
28
a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila
masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan
hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan
gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan
itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba
yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya
manusia bagi bangsa.
b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
29
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.
F. PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penyalahgunaan narkoba ada beberapa faktor yaitu:
1. Lingkungan sosial
Motif ingin tahu: di masa remaja seseoraang lazim mempunyai rasa ingin
lalu setelah itu ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika,
psykotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-
masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga
ataupun karena akibat dari broken home.
Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas
dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk
menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk
memuaskan rasa keingintahuan mereka.
2. Kepribadian
Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masayarakat
ataupun di lingkungan sekolah, kerja dsb, mereka mengatasi masalah
tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun
minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka
30
tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti lebih
aktif dan berani
Emosional dan mental : Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas
dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai
tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika dan
minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah
dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke
arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.
G. MANFAAT NARKOBA
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan
pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan
kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini
dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara
lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya.
Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang
sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja
menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa
juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara
beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf
pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin
31
juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi.
Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien
morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata “morfin”
berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat
cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon
coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya
dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga
membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan
morfin dan heroin karena efek adiktif.
F. Penyelesaian atau Solusi
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan
narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba.
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk
materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 – 3
hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan
terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
32
3. Tersier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan,
untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.
Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat adiktif
A. Fisik
Berat badan turun drastis
Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.
Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di
tempat bekas suntikan
Buang air besar dan kecil kurang lancar
Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
B. Emosi
sangat sensitif dan cepat bosan
bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang.
emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara
kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.
nafsu makan tidak menentu.
C. Perilaku
malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.
menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
33
sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa
pamit dan pulang lewat tengah malam
suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan
barang-barang berharga miliknya banyak yang hilang
selalu kehabisan uang
waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang,
ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya
takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit – karena itu mereka jadi
malas mandi
sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat
gejala “putus zat”
sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada
maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat
sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alas an
mengalami jantung berdebar-debar
sering menguap
mengeluarkan air mata berlebihan
mengeluarkan keringat berlebihan
sering mengalami mimpi buruk
mengalami nyeri kepala
mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi
Ada pula efek samping dan ciri-ciri lainnya yaitu:
Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian,
pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk
mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih
membaik” yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis.
Efek ini dapat mengakibatkan ketergantungan. tanda tanda fisik, dapat
dilihat dari tanda – tanda fisik si pengguna, seperti :
34
1. mata merah
2. mulut kering
3. bibir bewarna kecoklatan
4. perilakunya tidak wajar
5. bicaranya kacau
6. daya ingatannya menurun
Ada pun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain :
1. anak menjadi pemurung dan penyendiri
2. wajah anak pucat dan kuyu
3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
4. matanya berair dan tangannya gemetar
5. nafasnya tersengal dan susuh tidur
6. badannya lesu dan selalu gelisah
Ciri Umum Anak Pengguna Narkoba :
1. Merokok pada usia remaja dini
2. Cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung
dikamar
3. Bergaul dengan teman hingga larut malam bahkan jarang pulang kerumah
4. Sering bersenang-senang di pesta, diskotek maupun kumpul di mall
5. Mudah tersinggung, egois, dan tidak mau diusik oleh orang tua atau
keluarga
6. Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas menyelesaikan tugas
rutin dirumah
7. Prestasi belajar menurun, sering bolos atau terlambat kesekolah
8. Perilaku mulai menyimpang seperti kenakalan remaja, mencuri, pergaulan
seks bebas dan berkelompok dengan teman yang suka mabuk-mabukan
35
Upaya Pencegahan Menggunakan Narkoba
1. Preventif
a. Pendidikan Agama sejak dini
b. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian
dan kasih sayang.
c. Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
d. Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
e. Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan
dampak negatifnya
2. Tindakkan Hukum
Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan
peraturan disertai tindakkan nyata demi keselamatan generasi muda penerus dan
pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur tentang penyalah gunaan
narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan UU no: 22/1997
tentang Narkotika. Tapi kenapa hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin
meraja lela ? Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali
relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru yang mengatur
tentang penyalahgunaan narkoba ini.
3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah
sakit secara khusus untuk mereka yang telah menderita ketergantungan.
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang dapat
kami tawarkan :
Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka
penanggulangannya harus dilakukan melalui kerja sama international.
Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah
pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian
36
menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi antara aparat
keamanan (Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua
dinas/instansi mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine
dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera
dilaksanakan. Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak
sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri Sipil dan peraturan yang mengatur
tentang pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang dalam buku
pembinaan Pegawai Negri Sipil. Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan
Nasional juga harus berani melakukan test urine kepada para siswa SLTP-SLTA,
dan barang siapa terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan
disalurkan ke pusat rehabilitasi. Di sekolah- sekolah agar dilakukan razia tanpa
pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa yang dapat dilakukan oleh guru-
guru setiap minggu. Demikian juga dikalangan mahasiswa di perguruan tinggi.
Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang
baik antara orang tua dan guru diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para
siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua bertugas mengawasi anak-anak
mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan orang tua agar
dikomunikasikan dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif
penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa SLTP dan SLTA.
Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak
terhadap berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang mencurigakan
sebagai tempat transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang
pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun
secara insidental.
Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk
menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait
dengan narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja yang digolongkan
kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda
yang harus diketahui pada orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya
preventif terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-
37
sekolah, perguruan tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak
negative dari narkoba. Mantan pemakai narkoba yang sudah sadar perlu dilibatkan
dalam kegiatan penyuluhan seperti itu agar masyarakat langsung tahu latar
belakang dan akibat mengkomsumsi narkoba.
Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk
membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah para tokoh
agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.
Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki komitmen untuk
memerangi narkoba. Karena sasaran narkoba adalah anak-anak usia 12-20 tahun,
maka solusi yang ditawarkan adalah komunikasi yang harmonis dan terbuka
antara orang tua dan anak-anak mereka. Booklet tentang narkoba tersebut dibagi-
bagikan secara gratis kepada semua orang dan dikirin lewat pos kealamat-alamat
rumah, aparteman, hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain. Sehubungan dengan kasus
ini, maka keluarga adalah kunci utama yang sangat menentukan terlibat atau
tidaknya anak-anak pada narkoba. Oleh sebab itu komunikasi antara orang tua dan
anak-anak harus diefektifkan dan dibudayakan.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan
memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan
pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya
penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap,
sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai
orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu
dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas,
mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga
harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang
akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
38
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa:
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf
yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma
dan ketentraman umu.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara
fisik maupun psikologis
Selain itu Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi
mengakibatkan kecanduan dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan
narkoba maka lambat laun organdalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi
takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-
sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba.
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak sekali.
Banyak organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-salah pada
saat operasi (karena suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para
penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa mengkonsumsi barang-barang haram
itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui, kalau ketangkep aparat.
Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba ialah mejadi tanggung
jawab kita semua. Narkoba merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika
masuk ke dalam tubuh berpengaruh terutama pada fungsi otak (susunan saraf
pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif). Terjadi perubahan pada
kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan, masuk
ke dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke
dalam pembuluh darah melalui hudung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat
langsung masuk ke darah. Darah membawa zat itu ke dalam otak. Otak adalah
39
pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah, seluruh organ tubuh pun ikut
berpengaruh.
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai
manusia sosial yang berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan
begitupula sebaliknya. Kita semua mengakui bahwa setiap orang tidak ada yang
mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan sikap kepedulian itu akan
membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama lain.
Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan
remaja, keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan
sikap kepedulian ini, maka motto bahwa, ”Pencegahan lebih baik dari
mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus pemakaian obat-obat
terlarang.
Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah
keluarga. Oleh karena itu, orang tua merupakan orang penting (significant other)
dalam sosialisasi. Guna mencegah terjerumusnya para penerus bangsa tersebut ke
dunia Narkoba, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua memegang
peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak sangat
bergantung bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya.
Saran
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan
bahayanya mengkonsumsi narkoba dan menyalah gunakan narkoba.
Karena jika salah seorang sudah menggunakan narkoba dan kecanduan, orang
tersebut akan mengalami jantung yang berdebar-debar, mering menguap,
mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, mengalami
nyeri kepala, mengalami nyeri/nilu sendi-sendi.
Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam supaya tidak
terjerumus ke dalam NARKOBA dan yang paling berperan penting disini ialah
Orang Tua. Manakala orang tua tidak peduli dengan pergaulan anak-anaknya,
40
maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus kedalam NARKOBA dan
apabila sudah terjerumus akan sangat berbahaya, Jika terlalu lama dan sudah
ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika
sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
41
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.
Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persuda
Effendi, Luqman, 2008. Modul Dasar-Dasar Sosiologi&Sosiologi KesehatanI.
Jakarta: PSKM FKK UMJ.
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua,
Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di
Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Sudarman, Momon, 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007.
pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.
Syani, Abdul, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT DUNIA PUSTAKA
JAYA.
Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba.
diakses tanggal 12 Desember 2010, pukul 10:19 )
BNK Samarinda. 2007.
42