Post on 04-Aug-2015
Rencana Perawatan
Perawatan untuk fraktur pada gigi 1.1 adalah dengan menggunakan
mahkota pasak.
MAHKOTA PASAK
Restorasi mahkota pasak merupakan restorasi untuk memperbaiki gigi
yang telah dilakukan perawatan saluran akar (endodontik) dimana keadaan gigi
sudah sangat rapuh.
Restorasi jenis ini menggantikan seluruh bagian mahkota gigi dan
diperoleh dengan retensi dari sebuah pasak memanjang yang mengisi saluran akar.
Indikasi:
1) Gigi non vital yang fraktur melebihi setengah mahkota klinis.
2) Memperbaiki inklinasi gigi dengan batas-batas atau ketentuan tertentu.
3) Gigi yang telah dirawat endodontik, sedangkan sisa gigi tidak mungkin
dilakukan penambalan konvensional
Kontra Indikasi:
1) Gigi dengan kelainan periapikal
2) Jaringan yang mendukung gigi tidak cukup.
3) Oral Hygiene buruk.
Prosedur
Teknik Direct
1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu preparasi sisa mahkota. Mahkota
dipotong habis sehingga permukaan rata dengan permukaan gusi,maka
dengan sendirinya permukaan akar mengikuti bentuk permukaan gusi.
Preparasi saluran akar dirintis terlebih dahulu dengan bor bulat
berdiameter 0,9 , 1.0 atau 1,2mm bergantung pada besarnya garis tengah
akar Sisa bagian tengah berbentuk segi tiga digerinda habis dengan batu
gerinda berbentuk roda berdiameter 21mm dan setebal 3mm.. Hasil dari
pembuangan mahkota adalah suatu permukaan akar yang terdiri dari dua
bidang yaitu bidang labial dan bidang lingual yang membentuk sudut
tumpul.
2. Lalu kemudian yaitu membuang bahan pengisi saluran akar dengan
instrumen kondensor yang dipanaskan atau juga dapat digunakan bor non-
end-cut sehingga tidak mengurangi dentin yang tersisa.
3. Preparasi saluran akar :
Dengan bor-bor fisur berdiameter 1,50 , 1,70 , 2,00 mm pada straight
handpiece, saluran perintis dilurus/ratakan dan dibesarkan sehingga
penampangnya berbentuk bulat panjang yang sumbu panjangnya berjalan
labio-lingual. Preparasi saluran akar harus memenuhi syarat :
a. Diameter saluran akar dibuat kurang lebih ½ dari ukuran
penampang akar
b. Dalamnya saluran adalah 2/3 dari panjang akar atau sedikitnya
sama dengan panjang mahkota asli yang diganti, diukur dari
proksimal ke incisal.
c. Tidak ada undercut
Dudukan (seat,niche) dibuat sedalam 0,7-1mm, mempunyai bentuk
mengikuti keliling akar dan nantinya akan membentuk pundak (shoulder)
selebar kurang lebih 1/6 diameter akar. Dudukan ini dibuat dengan bor
fissure pada straight-handpiece.
Pembentukan saluran akar dan dudukan
4. Mengecek kembali panjang preparasi saluran akar melalui gambaran
radiografis.
Mengecek panjang saluran akar
5. Pasak buatan pabrik yang sesuai ukuran dimasukkan ke dalam kavitas
saluran akar. Pasak ini terbuat dari bahan alloy atau carbon-fiber.
6. Membuat inti dari bahan resin. Pola inti ini dibuat sesuai dengan bentuk
preparasi mahkota jaket, hanya dalam ukuran yang sedikit lebih kecil.
7. Preparasi inti dengan menggunakan diamond bur untuk preparasi crown.
Hasil preparasi pasak inti resin
8. Pasak dan inti dikeluarkan dari kavitas dan dikirim ke lab untuk proses
casting
Pasak inti siap dicor
9. Proses try-in dilakukan dengan memasukkan casting dengan tekanan yang
ringan. Memeriksa kembali ada tidaknya undercut.
10. Setelah melakukan try-in, pasak inti di adaptasikan dengan margin struktur
gigi dengan bor diamond.
11. Setelah adaptasi yang baik, dilakukan penyemenan dengan Zinc PO4.
Semen yang digunakan adalah semen ZnPo4- . Sebelum dilakukan
penyemenan, baik pasak inti logam maupun saluran akar harus benar-
benar bersih. Kemudian dibuat adukkan semen yang homogen dengan
konsistensi yang agak encer. Semen dimasukkan ke dalam saluran akar
dan juga pada pasak logamnya kemudian pasak logam ini dimasukkan ke
dalam saluran akar dengan gerakan memompa (pumping action). Tujuan
memompa ini adalah untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.
Teknik Indirect
Teknik indirect pada prinsipnya sama saja dengan teknik direct, hanya saja
pembuatan pasak inti untuk pengecoran dilakukan di luar mulut. Perbedaan
prosedurnya yaitu sebelum membuat pasak dan inti, kavitas saluran akar dicetak
terlebih dahulu menggunakan bahan cetak elastomer. Kemudian dibuat model
positif sebagai model kerja untuk pembuatan pasak dan inti.
Pencetakan kavitas saluran akar
Hasil cetakan negatif dan positif kavitas saluran akar dan sekitarnya
Mahkota sementara
Gigi yang telah dipreparasi harus dilindungi oleh suatu mahkota
sementara, dalam hal ini selama menunggu hingga mahkota pasak dipasang.
Tujuan dari mahkota sementara dalam kasus ini adalah melindungi gusi
daerah servikal terhadap iritasi dan untuk memelihara estetika. Suatu mahkota
sementara dapat dibuat dari:
1. Gutta-percha
2. Self curing akrilik
3. Logam
4. Plastik crown forms
5. Polikarbonat
Untuk pembuatan mahkota sementara dalam tahap pembuatan mahkota
pasak ini dibutuhkan pasak sementara yang dibuat dari sisa paper clips yang
panjangnya kira-kira 2 cm dan dilipat hingga kedua ujungnya bertemu. Yang
umum digunakan adalah mahkota sementara yang terbuat dari akrilik, yang
jenis, ukuran, dan warnanya sesuai dengan keperluan. Bagian lingual dari
akrilik dikurangi/ dibentuk sedemikian rupa sehingga dalam segala kedudukan
rahang bawah tidak terdapat kontak.
Semen yang digunakan untuk penyemenan mahkota sementara
biasanya merupakan semen zinc oxide eugenol agar nantinya memudahkan
pelepasan mahkota pada kunjungan berikutnya.
All-ceramic crown
Indikasi
Sebagai restorasi untuk gigi anterior yang sudah hancur, patah, diskolorisasi,
ataupun malposisi.
Kontraindikasi
1. Preparasi yang terlalu conical (mengerucut).
2. Ketebalan porcelain pada bagian lingual yang tidak mencukupi (<0,8 mm).
3. Deep bite
4. Mahkota klinis yang terlalu pendek sehingga hanya akan memberikan
retensi yang sedikit atau kurang.
5. Parafunction, contohnya seperti bruxism
Kelebihan
1. Estetis keramik sangat baik karena dapat disesuaikan dengan
warna gigi asli.
2. Keramik gigi mempunyai nilai hardness yang tinggi yang
menyebabkan ketahanan terhadap abrasi atau keausan.
3.Tahan terhadap serangan kimia.
4. Biokompatibilitas yang baik dimana tidak menunjukkan efek
yang membahayakan pada rongga mulut.
5. Keramik gigi dapat beradaptasi dengan baik terhadap
temperatur rongga mulut dan tidak larut terhadap saliva.
6. Mempunyai permukaan yang lebih mengkilap.
7. Keramik gigi mempunyai termal konduktifitas yang rendah
sehingga keramik gigi merupakan isolator yang baik dimana
sensitivitas terhadap perubahan emperatur dalam jangka waktu
panjang tidak terjadi.
Kekurangan
1. Tensile strength rendah sehingga menyebabkan kerapuhan, retak, dan bunyi
kliking yang berbunyi sewaktu gigi berkontak dengan gigi antagonisnya
2. Adaptasi margin kurang baik
3. Harga relative mahal
4. Minimal diselesaikan dalam dua kali kunjungan
Ref: contemporary fixed prosthodontics – Rosenstiel
http://www.dentistry.vcu.edu/prosth/clinic_info/post.html