Post on 14-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Jones dan Grundy (1992), indirect restoration adalah restorasi
yang dibuat diluar mulut. Suatu indirect restoration kemudian akan di sementasi
pada gigi. Indirect restoration secara umum dibagi menjadi: restorasi intrakoronal
yang pas dalam kontur gigi (misal: inlay, cast intra-radicular post); restorasi
ekstrakoronal yang menutupi permukaan luar gigi untuk menciptakan kontur
anatomik (misal: mahkota penuh atau sebagian, veneer); dan semuanya yang
berada didalam diantara restorasi yang menutupi sebagian atau seluruh permukaan
eksternal gigi untuk menciptakan bentuk dan pas dalam gigi (misal: cuspal
coverage inlay/onlay).
Menurut Rikmasari (2009), gigi tiruan mahkota atau umum disebut jaket
merupakan gigi tiruan yang dibuat untuk gigi yang belum dicabut tetapi
mengalami kerusakan yang parah sehingga sudah tidak bisa ditambal lagi, tetapi
syaraf giginya belum mati. Gigi yang rusak tersebut dikurangi sedemikian rupa
dengan bentuk tertentu, kemudian diganti dengan bahan akrilik/porselen/
kombinasi logam-porselen yang menyerupai selubung/jaket yang bentuk dan
warnanya disesuaikan dengan gigi sebelumnya atau menggunakan gigi sebelahnya
sebagai panduan. Gigi tiruan ini tidak dapat dilepas oleh pasien karena
ditempelkan langsung ke gigi dengan semen khusus.
1
Bahan gigi tiruan ini tergantung pada posisi dan kondisi giginya. Jaket
porselen biasanya diberi penguat logam, jadi pengurangan gigi harus lebih banyak
daripada akrilik. Keuntungan jaket porselen, warnanya lebih baik serta tahan aus
dibanding akrilik. Tetapi lebih mahal karena proses pembuatannya lebih rumit
(Rikmasari, 2009).
2
BAB II
ISI
Mahkota jaket adalah jenis restorasi gigi yang menutupi atau mengelilingi
gigi atau gigi implant, dan terikat pada gigi dengan bantuan semen gigi. Mahkota
jaket dapat dibuat dari berbagai bahan, yang biasanya dibuat diluar menggunakan
indirect methode. Mahkota jaket digunakan untuk meningkatkan kekuatan atau
penampilan gigi (Anonima, 2009).
Menurut Jones dan Grudy (1992), penggunaan atau indikasi mahkota jaket
pada kasus sebagai berikut:
1. Rekuren karies yang luas pada restorasi yang besar atau gigi dengan karies
yang luas, sehingga tidak dapat ditumpat secara konvensional / Black, mis:
karies rampant, karies sirkuler, karies proksimal M-D
Gambar 1. Rekuren karies yang luas pada restorasi yang besar(Jones dan Grudy,1992)
2. Diskonfigurasi yang berasal dari kombinasi restorasi yang terdiskolorisasi dan
gigi tetangganya yang rotasi
3
Gambar 2. Diskonfigurasi yang berasal dari kombinasi restorasi yang terdiskolorisasi dan gigi tetangganya yang rotasi:
kiri (sebelum perawatan) dan kanan (setelah perawatan)
3. Amelogenesis imperfekta dimana email mengalami hipokalsifikasi atau
perubahan warna lain yang terjadi pada gigi (misalnya: flourosis atau hipoplasi
email)
Gambar 3. Amelogenesis Imperfekta (kiri); gigi yang telah dibersihkan dan dipreparasi untuk shoulderless jacket crown (tengah);
mahkota jaket yang telah jadi (kanan)
4. Fraktur gigi dimana pulpa belum terbuka
5. Abrasi dan erosi gigi
Gambar 4. Erosi email labial (kiri) dan mahkota jaket pada empat gigi insisivus atas (kanan)
4
6. Koreksi malposisi, mis: rotasi, linguo / labio versi, mesio / disto versi,
diastema
Gambar 5. Penutupan diastema dengan mahkota jakate akibat tidak tumbuhnya insisivus lateralis: sebelum perawatan (kiri) dan setelah perawatan (kanan)
7. Gigi anomali bentuk, mis: peg-teeth , mulbery teeth , rudimenter
8. Abutment gigi tiruan cekat
Kontra indikasi mahkota jaket, antara lain:
a) Gigi terlalu pendek / tidak mempunyai cingul retensi kurang
b) Gigitan tertutup (close bite ) atau edge to edge bite
c) Ketebalan struktur jar keras gigi kurang / tipis pada labio lingual
d) Pasien yang memiliki kebiasaan bruxism
e) Desain preparasi tidak didukung jaringan gigi yang kuat
f) Alergi terhadap bahan yang akan digunakan
Menurut Jones dan Grudy (1992), prinsip-prinsip yang diterapkan pada
semua restorasi memiliki basis mekanis atau biologis dan termasuk tahapan-
tahapan untuk mendapatkan:
Eliminasi jaringan yang rusak/tidak sehat
5
Preservation of tooth structure
Bentuk restorasi
Stabilitas oklusal
Kesehatan pulpa
Kesehatan jaringan periodontal
Durability of tooth and restoration
Estetika yang memuaskan
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi suatu mahkota jaket, meliputi:
a) Kekuatan tekan (compressive strength )
b) Kekuatan tarik (tensile strength )
c) Kekuatan semen (shear strength )
Faktor semen:
i. Mechanical interlocking → kekasaran permukaan preparasi dan mahkota
tiruan
ii. Film thickness :
● tipis rata, retensi baik
● tebal tdk rata, retensi tdk baik
d) Keakuratan mahkota jaket retensi gesek (tensofrictional retention )
e) Bentuk preparasi tonggak:
i. Tonggak kerucut: jaket mudah lepas
ii. Tonggak silindris (panjang): retensi baik
6
f) Balance preparasi tonggak: Seimbang pada semua sisi
g) Luas daerah perlekatan (garis tengah gigi)
h) Jenis bahan restorasi
Macam mahkota jaket berdasarkan bahan pembentuknya dan pundaknya, antara
lain:
a) Untuk akrilik ada 4 macam:
i. Acrylic jacket crown
ii. Acrylic thumble crown
iii. Acrylic veneer crown
iv. Acrylic dowel crown
b) Berdasarkan pundak
i. Tipe pundak (shoulder)
● Full shoulder untuk mahkota jaket porselin
● Partial shoulder untuk mahkota jaket karena gigi malposisi
● Shoulderless untuk mahkota jaket untuk gigi anomali (rudimenter),
gigi incisivus RB
Gambar 6. Konfigurasi tepi
7
ii. Bentuk sudut pundak
● Square : sudut 90 °
● Obtuse : sudut 105°, sudut tumpul / bevel
Cara dan tahapan preparasi mahkota jaket adalah
1. Pengurangan bagian insisal
Pengurangan pada bagian insisal adalah sebesar 1.5-2 mm dengan sudut 45o.
Tujuan pengurangan pada bagian insisal adalah
a) Memberi ketebalan mahkota jaket antara tonggak dengan gigi antagonis
b) Menghindari patahnya mahkota jaket terhadap pengunyahan
c) Oklusi dapat diperbaiki
2. Pengurangan permukaan proksimal
Pengurangan pada bagian proksimal adalah sebesar 60. Pengurangan bagian
proksimal yang melebihi 60 akan mengurangi resistensi dan retensi tonggak
kurang. Tahapan pengurangan bagian proksimal adalah sebagai berikut:
a) Dengan putaran rendah
Diskus karborondum/diamond yang tajam sebelah: suara gigi tetangga
tidak kena preparasi
Diameter 3/8 inch
b) Dengan putaran cepat/sangat cepat
Diamond fissura berbentuk tappered
Diameter 0.8 – 1 mm
8
Tujuan pengurangan permukaan proksimal :
Menghilangkan kecembungan gigi yang menghalangi masuknya mahkota
jaket sepanjang servikal
Mensejajarkan bidang proksimal mesial distal sehingga mahkota jaket
masuk tanpa halangan
Untuk ketebalan bahan mahkota jaket
Membuat jalan bur untuk preparasi dan toilet form
3. Pengurangan permukaan labial
Tujuan : untuk ketebalan mahkota jaket bagian labial (estetika)
Cara (3 metode) :
a) Menurut Ewing (1959)
Hilangkan email 1/3 dari insisal dan 1/3 yang ditengah dengan
menggunakan wheel stone diameter 1.5-2 mm (labial dan lingual)
Hilangkan email 1/3 gingival dengan wheel stone lebih kecil
Dengan stone silindris, hilangkan sudut-sudut penghubung labial dan
lingual dengan bagian proksimal.
b) Menurut Hampson (1973)
Alat yang dipakai: bur fisur karbidtungsten dan bur fisur diamond tapered
(high speed).
email dipotong dibagian tengah permukaan labial sampai dibawah
dentino enamel juction
Bur digerakkan ke arah mesial dan distal, sampai semua email dan
9
sedikit dentin hilang
Gerakan bur harus konstan, supaya tidak terjadi undercut
Menurut Baum : pengurangan 0.7 – 1 mm
Menurut Hampson : 1 – 1.5 mm
c) Menurut McLean (1979)
4. Pengurangan permukaan lingual
a) Alat yang digunakan
wheel stone diameter kecil (putaran rendah)
Diamond bentuk buah pear (putaran cepat dan sangat cepat)
Bur fissur tapered/diamond : untuk menghaluskan
b) Cara:
Pengurangan email di daerah cingulum sampai cervikal dengan bur
fisura tapered → kesejajaran/dinding pararel akan menambah retensi
(daerah cingulum ke servikal bentuknya sejajar)
Pengurangan cingulum ke insisal dengan wheel stone/diamond bentuk
buah pear → berbentuk konveks sesuai miniatur bentuk asli
5. Preparasi daerah servikal
Sesuai dengan indikasi
Preparasi pundak → labial masuk ke subgingival 1 mm
Alat yang dipakai:
a) Bur fisur no 1 → low speed/high speed (rotary instrument)
b) Enamel cleaver (diletakkan subgingival→ tepi preparasi → ke arah
10
insisal (hand instrument)
Cara:
a) Dengan bur fisura no 1
b) Cuting edge halus
c) Pada area cemento enamel junction
Preparasi pundak
a) Bagian labial dan lingual tegas
b) Dengan bur fisura no 1
c) Lebar : 0.7 – 1 mm
d) Sudut : 85 – 90 (ideal); bentuk square
e) Labial : masuk sulcus gingiva
f) Lingual : tepat margin gingiva
Bagian proksimal
a) Sudut 2 – 3 terhadap garis vertikal → untuk mahkota jaket akrilik
b) Sudut 6 untuk metal coping → bentuk tonggak silindris
6. Toilet form (penyelesaian)
Line angle → ditumpulkan → dipoles dengan sand paper disc + petroleum jely
Gambar 7. Hasil akhir preparasi
11
Gambar 8. Preparasi mahkota jaket anterior
Gambar 9. Preparasi mahkota jaket posterior
Setelah selesai dilakukan preparasi gigi, tahap selanjutnya adalah
pencetakan hasil preparasi. Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum
pencetakan antara lain:
a) Preparasi mahkota jaket sudah baik, tidak ada undercut → retraksi gingiva
Copper band sesuai bentuk/contour gigi papilla interdental dan dalamnya
gingival crevice tanpa merusak jaringan gingiva
12
Tepi ring/band masuk sulcus gingiva
Jika sudah pas → cetak uji coba untuk melihat bentuk pundak dengan
green stick
b) retraksi gingiva berguna untuk:
membebaskan tepi preparasi mahkota jaket dari jaringan lunak pada waktu
preparasi dan pencetakan
Melihat bentuk anatomis mahkota gigi
Preparasi pundak servikal terlihat jelas
Beberapa cara pencetakan tonggak preparasi mahkota jaket antara lain:
1. Dengan tabung tembaga dan impression compound
Tabung tembaga dibentuk sesuai tonggak preparasi mahkota jaket → bagian
servikal difestoner terutama bagian proksimal (ada interdental papila)
Tinggi tabung 2-5 mm dari insisal tonggak preparasi
Diameter tabung lebih besar 1-2 mm dari diameter tonggak preparasi
Tabung tembaga diisi green stick compound
2. Dengan pencetakan ganda
Green stick compound untuk mencetak tonggak
Hydrocolloid irreversible untuk mencetak gigi tetangga dan simetrisnya,
dengan maksud untuk :
a) melihat besar ruangan yang ada
b) besar dan bentuk anatomi gigi simetris
13
Mencetak gigi antagonis dengan hydrocolloid irreversible → spy tdk
traumatik oklusi
3. Dengan bahan elastomer impression rubber base
Bahan elastomer tidak dapat melekat pada tabung jika tidak diolesi dengan
bahan adhesive dari rubber base.
Guna adhesive : untuk melekatkan bahan cetak ke alat cetak
Cara :
a) Pada ujung bebas tabung (bag. insisal_) disumbat dengan impression
compound (green stick/stenz) 2-3 mm dari pinggur
Maksud penyumbatan menggunakan impresion compound :
✗ Bahan elastomer supaya tidak meluap ke insisal karena setting
time-nya lambat sehingga bahan cetak tidak mengalir keluar (untuk
gigi atas)
✗ Kelebihan bahan elastomer bergerak ke servikal sehingga pundak
tercetak sempurna dan kelebihan bahan mengalir keluar melalui
ujung servikal
✗ Mendorong gelembung udara dalam bahan cetak dan sela-sela
preparasi
b) Pengolesan bahan adhesive pada permukaan dalam tabung selama 5
detik → kering
c) Pasta elastomer dimasukkan ke dalam tabung tembaga
d) Pencetakan ganda dengan sendok & bahan cetak sama / lain
14
e) Pada waktu mencetak arah cetakan sama, supaya tidak merubah
inklinasi → didapatkan cetakan negatif
f) Cetakan negatif diisi gips→ menghasilkan cetakan positif (DIE)
g) Contra die diperoleh dengan mencetak gigi antagonis
h) Dipasang pada artikulator/okludator & gigitan kerja → pada gigitan
sentrik
Salah satu tahapan yang penting dalam pembuatan mahkota jaket adalah
penentuan warna. Warna yang sesuai dengan gigi asli memberikan kepuasan pada
pasien. Penentuan warna dilakukan 2 kali, sebelum dan sesudah preparasi, supaya
diketahui apakah dalam menentukan warna sudah baik.
Cara penentuan warna
a) Pengaruh warna sekeliling ditutup
b) Peta warna
• Crevical colour
• Body colour
• Incisal colour
c) Kamus warna (shade guide colour)
Catatan : Warna servikal lebih tua dari warna labial (body colour), warna
labial lebih tua daripada warna insisal (no. 3 dan 4)
15
Menurut Anonimb (2009), setelah selesai melakukan pencetakan pada hasil
preparasi, tahap selanjutnya adalah pembuatan mahkota jaket yang terdiri dari
beberapa tahap, antara lain :
1. Membuat model malam
• malam putih diteteskan pada model kerja dibentuk sesuai anatomi gigi
semula
• Perhatikan : daerah servikal harus tertutup semua, oklusi dengan gigi
lawan, kontak dengan gigi tetangga, inklinasi/kemiringannya.
• Haluskan seluruh permukaan model malam seperti pada pembuatan model
malam inlay mo/mod.
• Model malam harus dapat dilepas dari model kerja (die) dan diperiksa
permukaan dalamnya (halus & rata) periksa juga bagian model malam
daerah tepi gusi ( servikal ) jangan sampai over contoured / under
contoured.
2. Penanaman dalam kuvet
• Cekungan pada kuvet bawah diberi gips biru, model malam ditanamkan
pada tengah-tengah kuvet bawah dengan membentuk sudut 30o dan model
malam bagian labial menghadap keatas
• Permukaan gips dihaluskan, tidak boleh ada bagian yang tajam
• Dibiarkan sampai mengeras
• Permukaan gips dan model malam diseparasi dengan vaselin
• Daerah model malam ditutup dengan gips biru sampai semua labial
16
tertutup
• Setelah gips biru sedikit mengeras, kuvet atas dipasang dan sisa ruangan
kuvet bagian atas diisi dengan gips putih
• Tutup kuvet atas dipasang kemudian dipress sampai gips mengeras
3. Buang Malam
Setelah gips mengeras kuvet bawah dan atas dipisah / dibuka Malam
dihilangkan dengan menuangkan air mendidih mengalir ke masing-masing
kuvetPerhatikan pembersihan malam di sela bagian lingual.
4. Pengisian akrilik
• Setelah kuvet dingin, kemudian ruang cetakan model malam( mould ) dan
sekitarnya diulas dengan could mould seal (CMS)
• pengisian akrilik dengan cara dry pack technic : pengisian polymer (bubuk)
akrilik sedikit demi sedikit dan kemudian ditetesi dengan monomer
(cairan) sampai semua bubuk terserap, diulang ulang sampai penuh
• Selama pengisian dilakukan vibrasi dengan cara mengetok – ketokkan
kuvet diatas lipatan lap ( kain )
• Bagian atas dari akrilik ditutup dengan celophan basah, kuvet lawan
dipasang lalu dipress
• Kuvet lawan dibuka, kelebihan akrilik dipotong dengan pisau model,
bagian labial dari akrilik diiris miring / landai pada 1/3 bagian insisal lalu
diberi guratan-guratan dengan pisau model.
5. Perebusan akrilik
17
• Kuvet dalam keadaan dipres dimasukkan kedalam tempat perebusan yang
berisi air pada temperatur kamar
• Temperatur dinaikkan perlahan – lahan sampai suhu 65º – 75º C selama 30
menit.
• Kemudian temperatur dinaikkan sampai 100ºC(mendidih ) dan dibiarkan
selama 30 menit.
• Api dimatikan dan kuvet dibiarkan didalam air sampai airnya dingin
dibuka
6. Penyelesaian dan pemulasan
• Setelah kuvet mendingin dilakukan pembongkaran dan pengeluaran
mahkota. Bila pemberian bahan separasinya baik pembongkaran akan
mudah
• Gips yang masih melekat pada mahkota dibersihkan dengan alat yang
tajam tanpa merusak bentuk mahkota
• Kelebihan akrilik berupa sayap-sayap atau bintil-bintil dihaluskan dan
dibentuk dengan stone
• Seluruh permukaan dipulas dengan rubber cups dan bahan pulas (pumice)
untuk mengkilapkan digunakan whiting -bubuk atau bahan pulas lain yang
ada dipasaran (misalnya, clean polish dan super polish dll).
• Sementara menunggu pemasangan mahkota jaket akrilik sebaiknya
direndam dalam air untuk mencegah pengeringanmengakibatkan distorsi
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2009, Crown (dentistry), http://en.wikipedia.org/wiki/Crown_(dentistry), Accessed 24/12/2009
Anonimb, 2009, Mahkota Jaket, http://vina04.blogspot.com/2009/07/mahkota-jaket-kedokteran-gigi.html, Accessed 24/12/2009
Jones, J.G., Grundy, J.R., 1992, A Colour Atlas of Clinical Operative Dentistry Crown & Bridges, 2nd Ed, Wolfe
Rikmasari, R., 2009, Pilih Gigi Palsu Sesuai Kondisi Anda, http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=580&Itemid=1, Accessed 24/12/2009
19