Post on 04-Aug-2015
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN(Individual)
KULIAH KERJA NYATAPEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADATAHUN : 2012
SUB UNIT : 2 - SANANSARI
UNIT : 87 b - SRIMARTANI
KECAMATAN : PIYUNGAN
KABUPATEN : BANTUL
PROVINSI : YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Maisaroh Almunifah
Nomor Mahasiswa : 09/283644/TP/09504
BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
Kode : KKN PPM UGM -16
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas
Gadjah Mada (KKN PPM UGM) merupakan mata kuliah wajib yang mengharuskan
mahasiswa terjun langsung ke masyarakat dengan bekal ilmu yang selama ini
ditempuh di bangku kuliah. Mahasiswa diharapkan dapat membaur dan menerapkan
ilmunya kepada masyarakat. Judul KKN PPM UGM 2012 pada unit 87b (Desa
Srimartani) adalah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah
Agropolitan untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan. Tema pokok yang dipilih
oleh KKN unit 87 ini adalah peningkatan produksi pertanian, peternakan, perikanan
dan kehutanan.
Pada kesempatan KKN PPM ini, mahasiswa penulis berasal dari klaster agro
sehingga program-program yang dilakukan banyak menyangkut tentang peningkatan
produksi pertanian khususnya untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal. Berbagai
program yang dilakukan adalah mengacu pada potensi pertanian di Dusun Srimartani
yang selama ini kurang diberdayakan sehingga masih dijual dengan harga yang
murah, misalnya singkong.
Potensi hasil pertanian yang melimpah dan sangat mudah ditemui di Desa
Srimartani khususnya Dusun Sanansari yakni singkong masih sangat jarang diolah
lebih lanjut sehingga harga jualnya masih murah. Pengolahan singkong saat ini hanya
sebatas sebagai makanan untuk konsumsi sendiri seperti tiwul, ketela rebus, gaplek
dan untuk pakan ternak.
Melalui program KKN PPM UGM 2012 ini, mahasiswa bidang agro
khususnya, akan mencoba memberi inovasi-inovasi baru dalam pengolahan singkong
sehingga dapat meningkatkan harga jual. Pengolahan singkong menjadi berbagai
macam produk olahan diharapkan dapat membuka peluang usaha baru kepada warga
Desa Srimartani. Pendampinan mengenai pelatihan pengolahan, cara pengemasan
hingga pemasaran telah diberikan kepada warga Desa Srimartani sebagai bekal
menuju kelompok Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM).
Mahasiswa penulis tidak hanya memberikan program pengolahan makanan
lokal tetapi juga beberapa program pendukung yang mendukung kegiatan KKN.
Program pendukung ini merupakan program yang tidak mengacu pada tema KKN.
Berikut ini nama-nama program baik pokok maupun pendukung yang telah
dilaksanakan oleh Mahasiswa selama KKN,
1. Pendampingan Pembuatan Produk Olahan Lokal (Nanas)
2. Penyuluhan Pembuatan Tepung dari Ketela/MOCAF
3. Penyuluhan dan Pendampingan Pembuatan Stick Tela
4. Penyuluhan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada Anak
5. Pelatihan Pembuatan Ronde Gempol
6. Pendampingan Pembuatan Rengginang Ketela
7. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan Kerajinan Berbasis Tepung (CLAY)
8. Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan MADING di TPA
9. Pendampingan TPA
REKAPITULASI KEGIATAN MAHASISWA
NAMA MAHASISWA : MAISAROH ALMUNIFAH SUB UNIT : 2 (SANANSARI)FAKULTAS : TEKNOLOGI PERTANIAN UNIT : 87B (SRIMARTANI)KLASTER : AGRO KAB/KOTA : BANTUL
No Kluster Nama KegiatanJumlah
ProgramWaktu (Jam) JOK Swadaya
Pemda/Mitra UGM Mahasiswa
Lain-lain Jumlah
1 A-TPendampingan Pembuatan Produk Olahan Lokal (Nanas) 1 17 102.5 532.5 195 0 0 0 727.5
2 A-TPenyuluhan Pembuatan Tepung dari Ketela/MOCAF 1 34 60 290 107.5 0 0 0 397.5
3 A-TPenyuluhan dan Pendampingan Pembuatan Stick Tela 4 99.5 171 883.5 72 0 183.5 0 1139
4 APenyuluhan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada Anak 1 5.5 25 0 0 0 0 0 0
5 A-T Pelatihan Pembuatan Ronde Gempol 1 14 81 405 223 0 0 0 628
6 A-TPendampingan Pembuatan Rengginang Ketela 5 63.5 159 805 60 0 20 0 885
7 SHPelatihan dan Pendampingan Pembuatan Kerajinan Berbasis Tepung (CLAY) 4 46.5 140 0 120 0 126.5 0 246.5
8 SHPelatihan dan Pendampingan Pembuatan MADING di TPA 1 23 251 0 0 0 60 0 60
9 SH Pendampingan TPA 5 12 500 0 0 0 20 0 20
TOTAL 23 3151489.
5 2916 777.5 0 410 0 4103.5
Uraian dan pembahasan masing-masing program adalah sebagai berikut :
1. Pendampingan Pembuatan Produk Olahan Lokal (Nanas)
No Kode : A. 7. T
No Sektor : 2.2.19
Klaster : Agro – Tema (A-T)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Desa Srimartani mempunyai potensi hasil pertanian nanas ketika musim
penghujan tiba, khususnya di Dusun Sanansari. Harga jual buah nanas segar yang
cenderung murah dan sifat buah yang tidak tahan lama menjadi permasalahan yang
harus di atasi. Pendampingan pembuatan produk olahan nanas menjadi selai
merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan nilai jual dan daya simpan buah
nanas karena sifat dari selai nanas yang kering. Selai yang dibuat dapat dimanfaatkan
untuk menjadi bahan oles roti maupun isi roti. Oleh karena itu KKN PPM UGM 2012
melakukan pendampingan pembuatan olahan dari nanas yakni selai nanas yang telah
dilaksanakan pada :
Tanggal : 16 Juli 2012
Waktu : 15.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Balai Desa Srimartani
Sasaran : Ibu-ibu PKK Di Desa Srimartani
Jumlah Peserta : 40 Orang
Pada saat pelaksanaan program tersebut, Ibu-Ibu yang datang dari berbagai
dusun melakukan praktek pembuatan selai nanas yang didampingi oleh penyuluh dan
mahasiswa. Pada saat pendampingan juga disampaikan manfaat penggunaan selai
nanas.
2. Penyuluhan Pembuatan Tepung dari Ketela/MOCAF
No Kode : A.8. T
No Sektor : 2.2.19
Klaster : Agro – Tema (A-T)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Ketela merupakan hasil pertanian yang dapat dipanen sepanjang tahun di Desa
Srimartani. Hampir seluruh petani di Desa Srimartani mempunyai tanaman ketela.
Tetapi, pengolahan ketela ini masih sebatas menjadi tiwul ataupun di gaplek yang
hanya dikonsumsi sendiri. MOCAF (Modification Cassava Flour) merupakan suatu
inovasi baru dalam dunia pangan yang dapat mengubah sifat ketela menyerupai terigu
sehingga tepung ketela dapat dimanfaatkan menjadi berbagai jenis produk yang
biasanya terbuat dari terigu. Oleh karena itu, KKN PPM UGM 2012 mengadakan
penyuluhan pembuatan MOCAF di Dusun Sanansari yang mayoritas penduduknya
menanam ketela.
Tanggal : 1 Agustus 2012
Waktu : 09.00 s/d 11.00 WIB
Tempat : Rumah Bapak Mugiman Dukuh Sanansari
Sasaran : Ibu-ibu Di Dusun Petir, Kemloko, Sanansari
Jumlah Peserta : 21 Orang
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan pengertian, sifat tepung
MOCAF dan peragaan cara pembuatan MOCAF serta produk turunan dari MOCAF.
Ibu-ibu yang datang sangat antusias pada saat penyuluhan MOCAF dan ingin
menghendaki pendampingan lebih lanjut hingga warga benar-benar bisa membuat
MOCAF karena Desa Srimartani mempunyai ketela yang melimpah.
3. Penyuluhan dan Pendampingan Pembuatan Stick Tela
No Kode : A. 9. T
No Sektor : 2.2.19
Klaster : Agro – Tema (A-T)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Makanan kering dari ketela telah banyak dibuat oleh warga Desa Srimartani
karena ketela merupakan hasil bumi yang melimpah di daerah Srimartani. Stick tela
merupakan jenis makanan kering yang cocok untuk camilan. Bentuknya yang pipih
dan panjang seperti kue bawang menjadikan stick tela disukai. Stick tela ini masih
jarang dijual dipasaran sehingga dapat menjadi peluang ibu-ibu di Desa Srimartani
untuk mengembangkan usaha pembuatan Stick Tela. Penyuluhan dan pendampingan
stick tela telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN PPM UGM 2012 pada
a. Putaran Pertama
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Juli 2012
Tempat : Rumah Bapak Mugiman (Kepala Dukuh Sanansari)
Pukul : 09.00 s/d 12.00 WIB
Sasaran : Ibu-ibu Dusun Sanansari
Peserta : 20 orang
b. Putaran Ke dua
Hari/Tanggal : Rabu, 1 Agustus 2012
Tempat : Rumah Bapak Alex (Kepala Dukuh Bulusari)
Pukul : 13.00 s/d 15.00 WIB
Sasaran : Ibu-ibu Bulusari
Peserta : 8 orang
c. Putaran Ke Tiga
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Agustus 2012
Tempat : Rumah Kepala Dukuh Umbulsari
Pukul : 13.00 s/d 15.00 WIB
Sasaran : Ibu-ibu Umbulsari
Peserta : 8 orang
d. Putaran Ke Empat
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Agustus 2012
Tempat : Posyandu Kembangsari
Pukul : 09.00 s/d 11.00 WIB
Sasaran : Ibu-ibu Kembangsari
Peserta : 8 orang
Penyuluhan dan pendampingan pembuatan stick tela dilakuakan di empat
dusun dalam waktu yang berbeda. Mahasiswa team stick tela melakukan moving ke
dusun-dusun untuk mengadakan pelatihan karena jarak antar dusun yang lumayan
jauh. Apabila pelatihan pembuatan stick tela dilakukan dalam tingkat unit maka
dikhawatirkan akan sedikit orang yang datang sehingga ilmu yang ingin dibagi tidak
tersampaikan.
Pelatihan dan pendampingan pembuatan stick tela putaran pertama dilakukan
di Dusun Sanansari dengan peserta yang lumayan banyak yakni mencapai 20 orang.
Pelatihan dan pendampingan pembuatan stick tela dilakukan oleh mahasiswa yang
terlebih dahulu telah berulangkali orientasi. Warga yang datang sangat berminat
membuat stick tela dan ada rencana ingin dipasarakan dengan sistem dititipkan di
sekolah-sekolah. Warga Sanansari juga berencana menindaklanjuti pembuatan stick
tela dengan membentuk kelompok-kelompok usaha kecil. Kendala yang dihadapi
warga adalah masalah alat penggiling yang belum dipunyai oleh warga. Rencananya
ke depan, mitra mahasiswa yakni BAZNAS akan memberikan alat penggiling tersebut
apabila warga benar-benar akan mengembangkan usaha ini.
Pelatihan pembuatan stick tela di Dusun Bulusari berjalan dengan lancar.
Tetapi, ibu-ibu yang datang tidak banyak dan tidak seantusias seperti yang datang di
Sanansari. Hal ini terjadi karena kemungkinan dalam menyebar undangan sub unit
Bulusari kurang tepat dalam target sasaran dan waktu pelaksanaan program yang
terlalu sore. Peserta (ibu-ibu) yang datang terburu-buru pulang karena akan memasak
untuk berbuka puasa. Di Dusun Bulusari ini, warganya juga kurang berminat dalam
diberikan pelatihan stick tela. Kemungkinan karena ibu-ibu di Bulusari sudah sibuk
dengan kegiatannya masing-masing.
Pelatihan di Dusun Umbulsari dan Kembangsari berlangsung dengan meriah.
Hampir semua ibu-ibu ikut terjun dalam proses pembuatan stick tela. Tidak hanya itu,
ibu-ibu tersebut juga berencana membuat stick tela sebagai makanan lebaran.
Walaupun peserta yang datang hanya 8 orang namun secara garis besar warga yang
datang menunjukkan antusias dalam pelatihan pembuatan produk ini cukup besar.
4. Penyuluhan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada Anak
No Kode : A. 10. T
No Sektor : 2.2.23
Klaster : Agro (A)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan pengetahuan dasar yang harus
diketahui agar dapat mengkonsumsi makanan secara aman. Anak-anak merupakan
kelompok usia yang rentan terhadap makanan yang mengandung BTP yang
berbahaya. BTP sering ditambahkan pada makanan baik sebagai pewarna, perasa
maupun penyedap untuk menambah menarik produk makanan. BTP yang aman
merupakan bahan tambahan makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi (baik
jenis maupun dosisnya) sehingga tidak mengganggu kesehatan. Pengetahuan anak
dalam memilih bahan makanan yang mengandung BTP aman masih sangatlah kurang
sehingga perlu penyuluhan BTP yang aman pada anak-anak sagar mereka dapat
memilih sendiri jajanan/makanan mana yang aman untuk di konsumsi. Oleh karena
itu, KKN PPM UGM 2012 mengadakan acara penyuluhan BTP pada
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Juli 2012
Waktu : 05.00 s/d 08.00 WIB
Tempat : Jembatan Gantung
Sasaran : Anak-anak SD
Jumlah Peserta : 10 orang
Kegiatan ini berlangsung pada saat sebelum puasa ramadhan. Konsep program
ini adalah mengenalkan jenis-jenis makanan sehat, jenis pewarna/perasa/bahan
pengawet yang aman dan tidak aman dikonsumsi serta akibatnya bagi kesehatan.
Acara dilakukan dengan konsep outdoor. Kegiatan ini berlangsung di luar ruangan
sembari rekreasi di Jembatan Gantung. Anak-anak diminta membawa bekal outbond
berupa makanan maupun camilan dari rumah. Makanan dan minuman yang menjadi
bekal makanan anak-anak diminta dikeluarkan dan dievaluasi satu per satu BTP nya
sembari dijelaskan BTP apa yang aman dan yang tidak aman. Dari bekal yang anak-
anak bawa dipergunakan sebagai contoh makanan yang mengandung BTP aman dan
tidak aman. Sehingga mereka mengetahui jenis makanan seperti apa yang baik
dikonsumsi dan jenis makanan seperti apa yang tidak baik untuk dikonsumsi.
Berdasarkan hasil evaluasi BTP dan pengenalan BTP, anak-anak belum
banyak yang tahu jenis makanan seperti apa yang sehat dan akibat yang dapat
ditimbulkan apabila mengkonsumsi BTP yang tidak aman. Setelah penyuluhan
pengenalan BTP serta akibat dari mengkonsumsi BTP ini, anak-anak menjadi tahu
jenis makanan seperti apa yang baik untuk dikonsumsi. Secara garis besar kegiatan ini
berlangsung dengan lancar dan respon anak-anak sangat bagus dalam mendengarkan
penyuluhan karena konsep penyuluhan yang santai dan disisipi berbagai permainan.
5. Pelatihan Pembuatan Ronde Gempol
No Kode : A. 11 T
No Sektor : 2.2.19
Klaster : Agro – Tema (A-T)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Desa Srimartani mempunyai potensi dalam bidang pertanian. Hasil
pertanian/perkebunan di Desa Srimartani yang paling banyak dijumpai adalah pisang
dan ketela. Oleh karena itu, KKN PPM UGM 2012 memberikan penyuluhan kepada
warga Desa Srimartani mengenai diversifikasi pengolahan pangan berbasis pisang.
Kegiatan ini telah berlangsung pada
Tanggal : 18 Juli 2012
Waktu : 15.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Balai Desa Srimartani
Sasaran : Ibu-ibu PKK Di Desa Srimartani
Jumlah Peserta : 21 Orang
Kegiatan penyuluhan pembuatan ronde gempol ini berlangsung selama 2 jam
dengan mendatangkan penyuluh. Antusias ibu-ibu dalam kegiatan ini sangat bagus
terlihat dari semangat ibu-ibu dalam mempraktekkan pembuatan ronde gempol.
Penyuluhan dilanjutkan dengan pelatihan yang melibatkan ibu-ibu dalam membuat
ronde gempol yang didampingi oleh penyuluh dan mahasiswa. Selain penyuluhan
pembuatan ronde gempol, juga diberikan resep makanan olahan dari pisang agar dapat
dimanfaatkan oleh ibu-ibu Desa Srimartani. Diharapkan penyuluhan pembuatan
olahan berbasis produk lokal ini dapat menambah variasi, nilai jual dan inpirasi dalam
pengolahan berbasis pangan lokal (pisang).
6. Pendampingan Pembuatan Rengginang Ketela
No Kode : A. 12. T
No Sektor : 2.2.19
Klaster : Agro – Tema (A-T)
Sifat Kegiatan : Interdisipliner dengan Pengemasan Rengginang
(Agro-Teknik)
Rengginang Ketela merupakan suatu inovasi dalam pemanfaatan bahan hasil
pertanian lokal Desa Srimartani. Harga ketela yang murah dan bahan baku yang
sangat mudah didapat membuat KKN PPM UGM 2012 memberikan pendampingan
pembuatan rengginang ketela kepada warga Desa Srimartani agar dapat meningkatkan
harga jual ketela. Kegiatan ini berlangsung sebanyak lima kali diberbagai dusun yang
ada di Desa Srimartani.
Tanggal Kegiatan : 31 Juli 2012, 1;2;8;9 Agustus 2012
Tempat : Dusun Mojosari, Sanansari, Bulusari, Umbulsari,
Kembangsari
Jumlah peserta : 77 orang
Pendampingan pembuatan rengginang ketela ini dilakukan diberbagai dusun di
Desa Srimartani karena team KKN PPM UGM 2012 berencana mencari warga yang
benar-benar mau usaha sehingga harapannya dapat terbentuk UKM. segiatan
pendampingan pembuatan rengginang ketela dilakukan secara moving di berbagai
dusun dalam waktu yang berbeda-beda.
Moving setiap dusun yang dilakukan terbukti lebih efektive dalam melakukan
pendampingan karena apabila dilakukan serentak dalam satu lingkup desa maka
warga yang hadir dan berminat untuk mengikuti pendampingan pembuatan
rengginang ketela sangatlah sedikit dan kurang antusias karena jarak rumah warga
yang berjauhan.
Pelatihan pembuatan rengginang pertama kali di lakukan di Dusun Mojosari
saat acara perkumpulan PKK sehingga warga yang datang banyak. Pada saat pelatihan
warga juga terlihat tertarik untuk membuatnya dirumah karena pembuatan rengginang
ketela ini tergolong mudah.
Pelatihan selanjutnya dilakukan di Dusun Sanansari dengan jumlah peserta 21
orang. Ibu-ibu di Dusun ini juga sangat antusias dalam praktek membuat rengginang.
Sebagian dari warga yang datang berencana membuat kelompok UKM untuk
mengembangkan produk ini. Pelatihan di Bulusari merupakan dusun yang minat
warganya dalam kegiatan ini kurang antusias. Hal ini kemungkinan terjadi karena
adanya warga sudah mempunyai kesibukan masing-masing sehingga peserta yang
datang hanya sedikit (8 orang) dan pada saat pelatihan warganya tidak begitu active.
Pelatihan di Dusun Umbulsari yang mendapat respon yang positive walaupun
peserta yang datang hanya 8 orang namun pelatihan berlangsung meriah. Ibu-ibu
tertarik untuk membuat rengginang ketela dan berharap KKN PPM UGM 2012 dapat
membantu dalam hal pemasaran.
Pelatihan di Kembangsari juga disambut dengan antusias oleh ibu-ibu.
Walaupun ibu-ibu yang datang hanya 8 orang namun mereka bersedia terjun langsung
dalam proses pembuatan rengginang ketela.
Secara garis besar warga di setiap dusun yang diadalakan pelatihan pembuatan
rengginang ketela ini responnya baik. Apabila kegiatan pendampingan ini dapat
ditindak lajuti hingga pemasaran maka Desa Srimartani dapat membuat rengginang
ketela sebagai makanan khas desa ini.
7. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan Kerajinan Berbasis Tepung (CLAY)
No Kode : SH 1
No Sektor : 3.7.04
Klaster : Soshum (SH)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Clay merupakan suatu adonan yang dapat dibentuk menjadi kerajinan
aksesoris. Adonan clay ini dapat dibuat dengan memanfaatkan tepung
bekas/kadaluarsa ataupun roti tawar kadaluarsa. Bahan-bahan dalam pembuatan clay
ini sangat mudah didapatkan seperti terigu, tepung beras, kanji, lem kayu, pengawet
makanan. Bahan baku yang mudah dan murah ini diharapkan dapat melatih
keterampilan yang dapat dilakukan oleh anak-anak.
Tanggal pelaksanaan : 19 Juli 2012; 5;11 Agustus 2012
Tempat : Ds Sanansari, Kembangsari, Bulusari
Jumlah Peserta : 40 orang
Pelatihan pembuatan clay di lakukan di tiga dusun yakni Sanansari, Bulusari
dan Kembangsari. Sasaran dalam kegiatan pelatihan ini adalah anak-anak dan remaja
masjid. Pada pelatihan di dusun Sanansari dilakukan di rumah Bapak Dukuh. Anak-
anak sangat antusias dalam membuat bermacam-macam bentuk bros, gantungan kunci
maupun gantungan HP. Daya kreativitas anak-anak baik di Dusun Sanansari, Bulusari
dan Kembangsari sangat bagus karena mereka dapat membuat bermacam-macam
bentuk yang unik dan lucu. Setelah proses pembentukan aksesoris maka dilanjutkan
proses pengeringan dan finishing. Anak-anak merasa puas dan bangga dengan karya
yang mereka buat sendiri.
8. Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan MADING di TPA
No Kode : SH. 2
No Sektor : 3.7.02
Klaster : Soshum (SH)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
TPA di Mushola Mojo hanya diisi sebatas mengajari mengaji iqro dan Al
Quran sehingga sedikit membuat bosan para santri. KKN PPM UGM 2012
mempunyai rencana membuat Majalah Dinding sebagai wadah kreativitas anak-anak
dalam hal tulis menulis. Pendampingan pembuatan majalah dinding dimulai pada
tanggal 7 Agustus hingga 13 Agustus 2012. Pendampingan yang dilakukan meliputi
pembentukan pengurus Mading hingga perencanaan layout dan tata cara pembuatan
Mading.
Kegiatan ini melibatkan anak-anak TPA dan pemuda pemudi di sekitar
mushola. Isi dari Mading ini berasal dari para santri, pemuda dan mahasiswa KKN.
Diharapkan setelah KKN selesai, anak-anak dapat membuat Mading sendiri sebagai
salah satu wadah tulis menulis, seta penyampaian informasi kepada masyarakat
mengenai berita-berita yang ada.
9. Pendampingan TPA
No Kode : SH.3
No Sektor : 3.8.02
Klaster : Soshum (SH)
Sifat Kegiatan : Monodisipliner
Mushola Mojo saat ini kekurangan pemuda maupun pemudi untuk
mendampingi kegiatan TPA anak-anak. TPA yang dimulai pada jam 15.30 berakhir
jam 16.00 setelah itu anak-anak hanya bermain-main bebas/tanpa ada acara hingga
menunggu pembagian makanan untuk berbuka puasa. Oleh karena itu, KKN PPM
UGM 2012 berinisiatif memanfaatkan waktu jeda tersebut dengan diberi materi,
permainan, hafalan surat pendek, hafalan doa sehari-hari, lagu, dll. Pendampingan
TPA dilakukan diakhir kegiatan KKN karena pada awal KKN banyak kegiatan yang
bentrok. Walaupun kegiatan pendampingan TPA ini dilakukan hanya sebentar kurang
lebih 2 minggu diharapkan dengan adanya pendampingan kegiatan TPA ini, maka
pemuda-pemudi yang biasanya hanya datang untuk membagikan takjil dapat mengisi
acara untuk adik-adik TPA.
Acara pendampingan ini disambut baik oleh pengelola masjid dan muda-mudi.
Pemuda masjid Mojo juga ikut berpartisipasi dan adik-adik TPA pun senang ketika
acara jeda diisi dengan materi/permainan. Banyaknya anak-anak TPA kurang lebih
30-50 orang membuat acara TPA berjalan meriah dan seru.
II. KESIMPULAN
Berdasarkan program yang telah dibuat dan dilaksanakan, berikut ini
kesimpulan yang diperoleh
1. Program-program yang berkaitan dengan tema meliputi pelatihan dan
pendampingan pembuatan makanan olahan dari bahan pangan local (ketela,
nanas) mendapat sambutan baik dari para ibu-ibu peserta pelaksanaan. Khusus
untuk pelatihan stick tela dan rengginang, para peseta pelatihan berencana
mengembangkan usaha pembuatan produk tersebut untuk kemudian dipasarkan.
2. Untuk program-program pendukung (non tema) yang telah dilakukan oleh
mahasiswa pelaksana kegiatan mendapat respon positive oleh para sasaran
kegiatan yakni anak-anak dan remaja. Mereka antusias melaksanakan seluruh
rangkaian program dan melalui kegiatan pendukung ini maka hubungan sosial
mahasiswa dengan warga sekitar menjadi semakin dekat.
III. SARAN
1. Perlu pendampingan dan pelatihan lebih lanjut untuk program pembuatan tepung
MOCAF (Modified Cassava Flour) terutama di Dusun Sanansari karena antusias
warga yang sangat baik mengenai penyuluhan yang telah dilakukan.
2. Pendampingan pemasaran secara intensif produk olahan dari bahan lokal perlu
dilakukan karena banyak warga yang mengeluhkan sulitnya pemasaran.
3. Bantuan modal dan alat untuk warga yang ingin membuka usaha camilan dari
ketela perlu memdapat perhatian khusus dari mitra KKN PPM UGM 2012 yakni
BAZNAS agar dapat meningkatkan harga jual produk ketela.
4. Pendampingan TPA di Dusun Sanansari, khususnya Mushola Mojo perlu dilakukan
lebih lanjut agar proses pembelajaran lebih variatif.
IV. LAMPIRAN
Berikut ini dokumentasi foto-foto kegiatan pada saat pelaksanaan program
berlangsung.
1. Pendampingan Pembuatan Produk Olahan Lokal (Nanas)
2. Penyuluhan Pembuatan Tepung dari Ketela/MOCAF
3. Penyuluhan dan Pendampingan Pembuatan Stick Tela
4. Penyuluhan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada Anak
5. Pelatihan Pembuatan Ronde Gempol
6. Pendampingan Pembuatan Rengginang Ketela
7. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan Kerajinan Berbasis Tepung (CLAY)
8. Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan MADING di TPA
9. Pendampingan TPA