Post on 20-Oct-2015
description
BALIKPAPAN, NOVEMBER 2013 2012
i Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia nikmat dan hidayahNya
sehingga laporan kegiatan operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) di
Kabupaten PPU dan Paser Tahun 2013. Kegiatan ini dalam rangka untuk
mencegah/mengurangi penjualan TSL secara ilegal terlebih penjualan
jenis yang dilindungi. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2013.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) di
Kabupaten PPU dan Paser, khususnya seksi konservasi wilayah III Balikpapan.
Tentunya laporan pelaksanaan kegiatan ini jauh dari kesempurnaan sehingga
butuh masukan dan saran yang positif agar semakin baik dalam penyusunan
laporan kegiatan di waktu selanjutnya.
Harapan kami semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan, baik untuk SKW III Balikpapan ataupun masyarakat pada
umumnya sekaligus dapat meningkatkan keragaman jenis tumbuhan dan satwa
di alam. Demikian laporan pelaksanaan kegiatan yang kami susun semoga dapat
menjadi motivasi positif bagi kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Balikpapan, November 2013
Penyusun
ii Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................. 3
C. Penerima Manfaat/Sasaran .................................................................. 3
D. Output .................................................................. 4
E. Indikator Kinerja .................................................................. 5
F. Satuan Ukur .................................................................. 5
G. Volume .................................................................. 5
H. Ruang Lingkup .................................................................. 6
BAB II. METODOLOGI .................................................................. 7
A. Dasar Hukum .................................................................. 7
B. Waktu dan Tempat .................................................................. 7
C. Tim Pelaksana .................................................................. 8
D. Alat dan Bahan .................................................................. 9
E. Metode pelaksanaan .................................................................. 9
F. Langkah Pelaksanaan .................................................................. 10
BAB III. HASIL KEGIATAN .................................................................. 12
A. Hasil Pelaksanaan .................................................................. 12
B. Faktor Yang Mempengaruhi .................................................................. 22
B. Hambatan dan Permasalahan .................................................................. 22
C. Upaya Tindak Lanjut .................................................................. 23
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 25
A.Kesimpulan .................................................................. 25
B. Saran .................................................................. 26
BAB. PENUTUP .................................................................. 27
iii Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 28
Lampiran .................................................................. 29
iv Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Operasi Peredaran TSL
8
Gambar 2. Lokasi Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU 13
Gambar 3. Petugas sedang memeriksa jenis burung di sebuah kios burung di Kab. PPU
14
Gambar 4. Petugas sedang memberikan penjelasan terkait dengan peredaran TSL di sebuah kios burung di PPU
14
Gambar 5. Petugas menyerahkan daftar jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi kepada pedagang di Kab. PPU
14
Gambar 6. Sebagian jenis burung hasil tangkapan alam yang di perdagangkan di Kab. PPU
14
Gambar 7. Peta operasi peredaran TSL di Kabupaten Paser
16
Gambar 8. Tim Opersi TSL sedang menjelaskan tentang peredaran TSL
17
Gambar 9. Lokasi operasi hingga di perbatasan Kalimantan Selatan 17
Gambar 10. Beberapa Jenis burung yang di perdagangkan di Kab. PPU dan Paser
21
Gambar 11. Jenis Satwa Lain yang di perdagangkan 21
v Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan 2. Peta Operasi TSL
1 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar menyebutkan bahwa
peredaran tumbuhan dan satwa liar adalah kegiatan mengedarkan
spesimen tumbuhan dan satwa liar berupa mengumpulkan, membawa,
mengangkut, atau memelihara, spesimen tumbuhan dan satwa liar yang
ditangkap atau diambil dari habitat alam atau yang berasal dari hasil
penangkaran, termasuk dari hasil pengembangan populasi berbasis alam,
untuk kepentingan pemanfaatan.
Berdasarkan pengertian tersebut disebutkan bahwa peredaran
tumbuhan satwa liar merupakan konteks pemanfaatan tumbuhan dan
satwa liar baik diambil/dikumpulkan dari alam maupun hasil penangkaran.
Namun untuk melindungi peredarannya dialam diatur dalam peraturan
pemerintah nomer 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan
Satwa, didalamnya mengatur tentang tumbuhan dan satwa yang
dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia. Tumbuhan dan satwa liar
yang dilindungi dilarang untuk pemanfaatanya baik dalam keadaan hidup
ataupun mati. Selanjutnya pemerintah juga melindungi pemnfaatan
tumbuhan dan satwa liar yang tidak sesuai yang diatur dalam Undang
Undang Nomor 5 tahun 1990 Tentang Konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
Perdagangan jenis tumbuhan dan satwa liar diawali dengan
penetapan kuota pengambilan/penangkapan tumbuhan dan satwa liar dari
alam. Kuota merupakan batas maksimal jenis dan jumlah tumbuhan dan
satwa liar yang dapat diambil dari habitat alam. Penetapan kuota
pengambilan/penangkapan tumbuhan dan satwa liar didasarkan pada
prinsip kehati-hatian (precautionary principle) dan dasar-dasar ilmiah
untuk mencegah terjadinya kerusakan atau degradasi populasi (non-
2 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
detriment finding) sebagaimana tertuang dalam Article IV CITES. Kuota
ditetapkan oleh Direktur Jenderal PHKA berdasarkan rekomendasi LIPI
untuk setiap kurun waktu satu tahun. takwim untuk spesimen baik yang
termasuk maupun tidak termasuk dalam daftar Appendix CITES, baik jenis
yang dilindungi maupun tidak dilindungi. Dalam proses penyusunan kuota
disadari bahwa ketersediaan data potensi tumbuhan dan satwa liar yang
menggambarkan populai dan penyebaran setiap jenis masih sangat
terbatas. Untuk itu peranan lembaga swadaya masyarakat dan perguruan
tinggi akan sangat berarti dalam membantu informasi mengenai potensi
dan penyebaran jenis tumbuhan dan satwa liar yang dimanfaatkan
Untuk pelaksanaan amanah undang undang dan peraturan
pemerintah tersebut dilakukan operasi pengemanan Tumbuhan dan
Satwa Liar, untuk melakukan kontrol dan perlindungan terhadap
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar terutama terkait dengan
perdagangannya. Akibat perburuan dan perdagangan ilegal tumbuhan
dan satwa liar di Indonesia memberi andil pada penyusutan jenis. Nilai
dari perdagangan ilegal ini diperkirakan berkisar antara US $ 10 sampai
20 miliar per tahun (Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia,
2008)
Pengaturan perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang dijalankan
berdasarkan peraturan perundangan nasional dan CITES, adalah dalam
upaya memanfaatkan potensi tumbuhan dan satwa liar secara lestari.
Dibalik itu, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa perdagangan
tumbuhan dan satwa liar ilegal juga terjadi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
Operasi pengamanan yang dilakukan oleh seksi konservasi wilayah
(SKW) III Balikpapan merupakan upaya untuk mengontrol dan mengawasi
perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang tidak sesuai dengan
peraturan yang tidak berlaku. Prinsip operasi pengamanan ini adalah lebih
menekankan pada kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh pengedar
3 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
TSL selain itu pendengakatan dengan model penyuluhan sistem terpadu,
dimana pengamanan TSL dilakukan melalui pendekatan kombinasi antara
penegakan hukum, nilai konservasi dan pendekatan sosial
kemasyarakatan.operasi peradaraan ini dilakasanakan di Kab. PPU-Paser
B. Maksud danTujuan
Maksud dari pelaksanaan operasi Peredaran Operasi Tumbuhan
dan Satwa Liar adalah untuk mencegah terjadinya penyelundupan dan
perdagangan satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia ataupun
perdagangan TSL secara ilegal sedangkan tujuan pelaksanaan kegiatan
operasi TSL adalah:
1. pencehan terhadap perdagangan TSL secara ilegal di Kab. Paser
dan Kab. PPU
2. memeriksa dan mengidentifikasi jenis satwa dan tumbuhan liar
yang diperdagangkan di Kab. PPU dan Kab. Paser
3. mengidentifikasi jalur pengiriman satwa liar dengan tujuan untuk
perdagangan satwa di Kab. PPU dan Kab. Paser
4. mensosialisasikan terkait dengan peraturan dan sistematika
peredaran satwa dan tumbuhan liar baik secara komersil maupun
non komersil kepada masyarakat dan pedagang burung termasuk
memberikan daftar jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dan
dilarang untuk diperdagangkan maupun di pelihara tanpa adanya
izin yang sah.
5. membentuk jalur koordinasi dan pengawasan kepada pedagang
satwa yang terdapat di Kab. PPU dan Kab. Paser agar
melaksanakan peraturan terkait dengan peredaran TSL.
C. Penerima Manfaat/Sasaran
Penerima manfaat dalam pelaksanaan Operasi Tumbuhan dan
Satwa Liar diantaranya:
4 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
1. Pencagahan terjadinya perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang
dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia
2. mengkampayekan terhadap perlindungan tumbuhan dan satwa liar
yang dilindungi termasuk peredarannya
3. meningkatkan nilai konservasi terhadap tumbuhan dan satwa liar
melalui pencegahan perdagangan ilegal
4. meningkatkan peran masyarakat pengedar tumbuhan dan satwa liar
agar melakukan perdagangan TSL secara legal sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
D. Output
Output yang diharapkan dengan adanya dalam pelaksanaan
Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar diantaranya adalah:
1. Berkurangnya tingkat perburuan dan perdagangan tumbuhan dan
satwa liar secara ilegal di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah
III (PPU-Paser) Balai KSDA Kalimantan Timur
2. Menertibkan perizinan terhadap peredaramn tumbuhan dan satwa
liar yang tidak sesuai/ilegal
3. Meningkatkan parsitipasi masyarakat dalam peningkatan
keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa melalui pelaksanan
menanisme peredaran tumbuhan dan satwa liar yang berlaku/diatur
oleh pemerintah
4. Melaksankan tugas pokok dan fungsi petugas dalam mencegah
peredaran tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi atau tidak
sesuai dengan perizinaan
5. Iventarisasi jenis tumbuhan dan satwa liar yang beredar di
masyrakat terutama pada wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah
III Balai KSDA Kalimantan Timur.
5 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
E. Indikator Kinerja Kegiatan
Berikut adalah Indikator Kinerja Kegiatan diantaranya:
1. Berkurangnya peredaran tumbuhan satwa yang dilindungi di
masyarakat termasuk peredaran secara ilegal di masyarakat.
2. Pencegahan terhadap kegiatan perdagangan tumbuhan dan satwa
secara ilegal dengan pendekatan melalui penyuluhan secara
langsung kepada masyarakat, terutama para penjual tumbuhan
ataupun satwa.
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat agar tidak menangkap
ataupun memperdagangkan satwa yang dilarang oleh pemerintah.
4. Meningkatnya keanekaragaman hayati dengan berkurangnya
jumlah perdagangan tumbuhan dan satwa liar oleh masyarakat
sehingga kelestarian jenis tumbuhan dan satwa di wilayah
konservasi III Kalimantan Timur dapat terjaga.
F. Satuan Ukur
Satuan ukur pelaksanaan kegiatan adalah laporan kegiatan terkait dengan
hasil pelaksanaan operasi pederan tumbuhan dan satwa liar
dimasyarakat, termasuk mengiventarisasi jenis tumbuhan dan satwa liar
yang diperdagangkan oleh masyarakat pada tahun 2013 sebagai bagian
untuk arah kebijakan kedepan oleh pemerintah.
G. Volume
Dengan pelaksanaan kegiatan operasi pederan tumbuhan dan satwa liar
tahun 2013 di wilayah kerja seksi konservasi wilayah III Balai KSDA
Kalimantan Timur. diharapkan berkurangnya peredaran tumbuhan dan
satwa liar (TSL) secara ilegal (tidak memiliki dokumen dan perizinan)
terutama terkait dengan perburuan dan perdgangan baik dalam bentuk
hidup ataupun mati, karena berpengaruh terhadap jumlah terhadap
tumbuhan dan satwa di alam liar (habitatnya).
6 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Volume dalam pelaksanaan operasi pederan tumbuhan dan satwa
liar tahun 2013 adalah pelaporan terhadap hasil operasi terkait peredaran
dimasyarakat, meskipun beberapa jenis TSL boleh diperdagangkan
namun harus memiliki dokumen perizinan yang diperbolehkan oleh
pemerintah. Hal tersebut dimaksudkan agar mampu memanfaatkan TSL
secara lestari.
H. Ruang Lingkup
Terbatas pada operasi memintai keterangan, mengidentifikasi jenis
TSL di toko penjulan tumbuhan dan satwa, termasuk penyitaan terhadap
jenis TSL yang dilindungi oleh Undang Undang dalam upaya penegakan
perturan dan pemanfaatan secara lestari. Selain itu juga dilakukan
penyuluhan dan informasi terkait jenis TSL yang boleh diperdagangkan
dan sesuai dengan kuota TSL yang diatur oleh kementerian kehutanan,
melalui keputusan direktur jenderal PHKA
7 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
BAB II. METODOLOGI
A. Dasar Hukum Pelaksanaan Kegiatan
Dasar pelaksanaan operasi pengamanan fungsional di kawasan
Cagar Alam Teluk Adang adalah:
1. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. PP No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
3. Undang-undang nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
tambahan lembaran Negara Nomor 19 tahun 2004 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
4. Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
6. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2004 jo. Peraturan
pemerintah nomor 60 tahun 2009 tentang perlindungan hutan
7. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2005
Tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar
8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.31/Menhut-II/2012
Tentang Lembaga Konservasi
9. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang
Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran
Tumbuhan dan Satwa Liar
B. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan operasi fungsional direncanakan pada 14 –
18 November 2013, dengan pelaksanaan daerah operasi peredaran
8 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
tumbuhan dan satwa liar di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
Kabupaten Paser.
C. Pelaksana Kegiatan
Tim pelaksana kegiatan operasi peredaran tumbuhan dan satwa
liar (TSL) di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser oleh
Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan dilaksanakan oleh tim berjumlah
5 (lima) orang sebagai berikut:
No Nama NIP Keterangan
1 Tri Agus Cahyono 197408221998031002 Koodinator Tim 2 Alinar, S.Hut 198101012009122003 Anggota
3 Mustalafin, S.Pi 198404202010121009 Anggota
4 Darmanto 196301131997031002 Anggota
5 Nidiansjah 197501301997031001 Anggota
Gambar 1. Peta Lokasi Operasi Peredaran TSL
9 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
D. Alat dan Bahan
Bahan dan peralatan yang digunakan diantaranya
1. Mobil monilog 1 unit
2. GPS Garmin 76CSX
3. Kamera Digital
4. Laptop
5. Peralatan tulis menulis (ATK)
Sedangkan bahan yang akan digunakan sebagai bahan sosialisasi
peredaran tumbuhan dan satwa liar di wilayah Penajam Paser Utara dan
Kabupaten Paser, diantaranya adalah:
1. Peta wilayah kerja seksi konservasi wilayah III Balai KSDA
Kalimantan Timur.
2. Buku undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
3. Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan
Jenis Tumbuhan dan Satwa
5. Obat-obatan dan P3K
E. Metode Pelaksanaan
Prinsip Metode pelaksanaan dalam kegiatan operasi peredaran
tumbuhan dan satwa liar (TSL) di wilayah Kab. PPU-Paser adalah dengan
melakukan pengecekan/observasi dan identifikasi jenis secara langsung
dilokasi pasar penjualan TSL untuk mendapatkan data primer termasuk
dokumen yang dimiliki serta mendokumentasikannya sebagai untuk bahan
pelaporan dan iventarisasi
Metode wawancara (interview) juga dilakukan untuk mendapatkan
informasi terkait dengan asal TSL didapat oleh penjual ataupun terkait
dengan kepemilikan dan pengurusan dokumen izin pengedar TSL.
Menurut Pawmawati (2009), menyebutkan bahwa wawancara mendalam
10 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
adalah bentuk pertanyaan terbuka yang memberi ruang dan keluasan
terhadap informan mendapatkan informasi yang ingin diperoleh.
Data-data yang diambil berupa data primer dan data sekunder,
diantaranya dengan melihat lokasi secara langsung, identifikasi jenis, asal
TSL dan dokumentasi foto serta pemerikasaan kelengkapan yang dimiliki,
aktivitas didalam kawasan. Sedangkan data sekunder diambil dengan
memperoleh keterangan (wawancara) dengan pihak terkait dan
mengambil dokumen yang dimiliki pelaku dalam melakukan aktivitas
pembengunan didalam kawasan cagar alam teluk adang. Data sekunder
diperoleh dari peraturan terkait dengan peradaran TSL seperti buku kuota
TSL tahun 2013, dan peraturan yang terkait dengan pemanfaatan dan
pengawetan TSL yang berlaku di Indonesia.
F. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Langkah pelaksanaan selama kegiatan operasi peredaran
tumbuhan dan satwa liar (TSL) di wilayah Kab. PPU-Paser Tahun 2013
diantaranya:
1. Mengumpulkan/ iventarisasi jenis tumbuhan dan satwa liar yang
diperdagangkan di wilayah Kab. PPU-Paser.
2. Mengidentifikasi jenis TSL yang dilindungi oleh Undang Undang,
untuk dapat ditindak lanjuti melalui asal TSL tersebut dan dokumen
kelengkapan yang dimiliki oleh penjual
3. Penyesuaian dengan buku kuota peredaran jenis TSL 2013 terkait
dengan jumlah TSL yang diperdagangkan di Kab. PPU- Paser
yang berpotensi terhadap perdagangan keluar daerah propinsi
Kalimantan Timur.
4. Pemberian informasi dan penyadaran terhadap masyarakat
khususya para pedagang TSL agar mentaati peraturan yang
berlaku di Indonesi terkait dengan peredaran TSL dengan tujuan
pemenfaatan jenis TSL secara lestari
11 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
5. Melakuakun proses secara hukum jika terdapat pelanggaran berat
terhadap perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi,
seperti orangutan, owa-owa dan beruang madu yang merupakan
jenis satwa endemik yang terdapat di Kalimantan Timur.
6. Mengkompilasi data dan melaporkan kepada Balai KSDA
Kalimantan Timur terkait dengan jenis TSL yang telah di
iventarisasi sebagai bahan kebijakan berikutnya
12 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
BAB III. HASIL KEGIATAN
A. Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan operasi fungsional didalam kawasan cagar alam teluk
adang dilakukan berdasarkan laporan informasi yang diberikan oleh resort
teluk adang terkait dengan adanya dugaan pembangunan PLTU milik PT
Mahajaya didalam kawasan yang dilakukan oleh perusahaan swasta dan
pembangunan bandar udara yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Paser. Berikut adalah hasil observasi dan pemeriksaan yang
dilakukan oleh tim operasi fungsional kawasan Cagar Alam Teluk Adang
Tahun 2013 adalah:
1. Operasi Peredaran Tumbuhan dan Satwa liar di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
Operasi peredaran TSL di PPU terletak pada pelabuhan PPU dan
kios burung dan satwa yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pelabuhan penajam merupakan pintu keluar/masuk masyarakat yang
bepergian kaluar atau masuk ke PPU, yang memungkinkan terjadinya
aktivitas perdagangan satwa ataupun tumbuhan liar. Dari hasil operasi
pada daerah pelabuhan penajam paser utara tidak ditemukan masyarakat
yang membawa tumbuhan dan satwa liar di dimungkinkan pada saat
kondisi terkini bukan kondisi ramai masyarakat membawa satwa ataupun
tumbuhan melalui pelabuhan penajam. Berdasarkan infomasi yang
didapat kondisi disaat mayarakat banyak membawa tumbuhan dan satwa
liar yang lewat melalui pelabuhan PPU adalah pada saat liburan panjang
ataupun liburan hari raya.
Pada lokasi lain ditemukan dua kios burung dan satwa di PPU,
tepatnya di daerah simpang Kec. Petung dan di daerah Waru, dari hasil
pengamatan dan identifikasi satwa didalam kios tersebut tidak ditemukan
satwa yang termasuk dilindungi, namun beberapa jenis burung tidak
diperkenankan diperdagangkan ke luar provinsi karena tidak memiki kuota
13 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
satwa. Berikut adalah peta lokasi hasil operesi peredaran tumbuhan dan
satwa liar di daerah penajam paser utara (PPU)
Selain jenis burung yang diperdagangkan di kios burung di PPU
diantaranya adalah marmut, ayam bangkok, ayam kate, pakan dan
accesoris kandang burung. Karena tim operasi tidak menemukan adanya
pemelihara / perdagangan tumbuhan dan satwa yang dilindungi, tim
opersi melakukan sosialisasi terkait dengan jenis tumbuhan dan satwa
yang dilindungi kepada pemilik kios burung dan satwa di PPU dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya perdagangan dan perburuan tumbuhan
dan satwa yang dilindungi oleh pemerintah, sekaligus sebagai informan
jika menemukan adanya perdagangan dan pemeliharan oleh masyarakat
jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Berikut adalah
dokumentasi pelaksanaan operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar di
kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
Gambar. 2 Lokasi Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU
14 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
2. Hasil Operasi Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar di Kabupaten Paser.
Pelaksanaan operasi peredaran TSL di kabupaten Paser
dilaksanakan dari perbatasan Kab. PPU hingga perbatasan Kalimantan
Selatan (Gunung Halat) hal tersebut dilakukan karena berdasarkan
informasi dari penjual (penadah) burung hasil tangkapan alam bahwa jalur
kalimantan timur – Kalimantan selatan merupakan jalur pengiriman satwa
liar termasuk burung, karena kurangnya pengawasan dijalur tersebut yang
Gambar 3. Petugas sedang memeriksa jenis burung di sebuah kios burung di Kab. PPU
Gambar 4. Petugas sedang memberikan penjelasan terkait dengan peredaran TSL di sebuah kios burung di PPU
Gambar 5. Petugas menyerahkan daftar jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi kepada pedagang di Kab. PPU
Gambar 6. Sebagian jenis burung hasil tangkapan alam yang di perdagangkan di Kab. PPU
15 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
bisa dilalui oleh transportasi darat. Meskipun burung yang dikirim keluar
provinsi kalimantan timur tidak ada kuota, masyarakat dapat mengirimnya
secara ilegal melalui jalur kalimantan selatan karena kurangnya
pengawasan dari petugas melalui jalur tersebut. Sehingga dengan operasi
ini dapat mengevaluasi terkait pentingnya koordinasi dengan daerah
terkait termasuk kepolisian Kab. Paser untuk membantu dalam
pengawasan peredaran tumbuhan dan satwa liar tanpa dokumen
resmi/perizinan.
Dalam operasi ini tim mendatangi kios burung yang terdapat di
seluruh kab. Paser untuk memeriksa dan mengidentifikasi jenis satwa
yang diperjual belikan termasuk mensosialisasikan jenis tumbuhan dan
satwa yang dilindungi kepada pedagang satwa di Kab. Paser. Selain itu
tim juga menyampaikan kepada pedagang mekanisme
perizinan/kelengkapan dokumen terkait dengan surat izin angkut
tumbuhan dan satwa liar (SATS-DN/LN).
Jumlah kios burung yang didatangi oleh tim di kabupaten Paser
berjumlah 9 kios burung, dengan rincian 1 kios berada di pasar senaken
yang masuk dalam kawasan Cagar Alam Teluk Adang, 1 di Kecamatan
Kuaro, 1 di daerah simpang pait, 3 di Kecamatan Batu Soppang, 3 di
Kecamatan Muara Komam. Berikut adalah peta lokasi operasi peredaran
Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) oleh Seksi Konservasi Wilayah III
Balikpapan di Kabupaten Paser.
16 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Dalam operasi TSL di kabupaten Paser tidak ditemukan jenis TSL yang
dilindungi diperdagangkan. Mayoritas jenis yang diperdagangkan adalah
jenis burung kicauan yang banyak diminati oleh hobiis untuk dipelihara,
namun sebagian besar jenis burung yang diperdagangkan merupakan
hasil tangkapan dari alam secara ilegal karena tidak memiliki izin
pengambilan atau penangkapan komersial dari Balai KSDA setempat,
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan
dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar. Hal tersebut menjadi dilema
bagi petugas meski telah disosialisasikan terkait peraturan tersebut,
karena kurangnya penegakan aturan dari awalnya dan kurangnya
kesadaran masyarakat, karena hampir semua kios burung di kalimantan
timur tidak memiliki izin pengambilan atau penangkapan komersial.
sehingga petugas hanya mampu mencegah peredaran satwa tersebut
agar tidak keluar dari Kalimantan Timur dengan pengetatan SATS-DN/LN.
Gambar. 7 Peta operasi peredaran TSL di Kabupaten Paser
17 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Selain memeriksa kios burung tim operasi juga menanyakan kepada pihak
desa terkait tentang masyarakat yang memelihara tumbuhan dan satwa
yang dilindungi. Berdasarkan informasi dari aparat kelurahan Tanah
Grogot menyebutkan bahwa pihaknya belummenemukan terkait dengan
masyarakat yang memelihara satwa yang dilindungi. Berikut adalah
dokumentasi terkait dengan operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar
(TSL) di Kabupaten Paser
Gambar 8. Tim Opersi TSL sedang menjelaskan tentang peredaran TSL
Gambar 9. Lokasi operasi hingga di perbatasan Kalimantan Selatan
18 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
3. Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang di perdagangkan
Berdasarkan hasil operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar
(TSL) di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, bahwa
jenis peredaran TSL tersebut dominan pada perdagangan burung yang
merupakan hasil tangkapan dari alam di sekitar daerah tersebut. Jenis
burung yang di perdagangkan adalah jenis burung kicauan yang banyak
dipelihara oleh hobiis burung, mayoritas merupakan hasil tangkapan dari
alam, hanya sebagian yang merupakan hasil penangkaran/peternakan
yang dikirim dari pulau jawa.
Dengan semakin maraknya penangkapan jenis burung di alam liar,
berpotensi pada kepunahan jenis burung tersebut bahkan beberapa
laporan menyebutkan bahwa beberapa jenis burung susah ditemukan di
alam namun sering ditemukan di kios burung seperti pada jenis burung
beo (Gracula religiosa) dan cucak (Pignonotus aurigaster), berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata
Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan
Satwa Liar, menyebutkan bahwa pengambilan satwa dialam liar harus
memiliki izin pengambilan atau penangkapan baik secara komersil
maupun non komersil, dijelaskan pula dalam pasal 50 Ayat (3) Peraturan
Pemerintah nomer 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan
Dan Satwa Liar menyebutkan bahwa Barang siapa mengambil tumbuhan
liar dan atau satwa liar dari habitat alam tanpa izin atau dengan tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3),
Pasal 8 ayat (2), Pasal 29 dan Pasal 39 ayat (2) dengan serta merta dapat
dihukum denda administrasi sebanyak-banyaknya Rp 40.000.000,00
(empat puluh juta rupiah) dan atau dihukum tidak diperbolehkan
melakukan kegiatan pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar. Sehingga
diperlukan penegasan dan penegakan peraturan agar memiliki efek jera
terhadap pelanggar peraturan tersebut. Berikut adalah kios burung yang
19 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
terdapat di kabupaten PPU dan Paser yang terdata selama pelaksanaan
operasi peredaran TSL;
Tabel 1. Kios burung yang terdapat di Kabupaten PPU dan Paser
No Nama kios burung
Koordinat (desiamal degree)
Lokasi Kabupaten
1 Trisno -1,279521 116,627716
Petung PPU
2 Waru -1,311403 116,530818
Waru PPU
3 Waru 2 -1,425441 116,468264
Waru PPU
4 Kuaro
-1,81718588 116,0839326
kuaro Paser
5 Simpang pait -1,6008819 116,1732098
Long Ikis Paser
6 Batu Kajang -1,82121674 115,8933164
Batu Kajang Paser
7 Amin Burung -1,67666855 115,8074075
Muara Komam Paser
8 Kiswanto
-1,67758444 115,8113109
Muara Komam Paser
9 Burg Ahmad
-1,67797789 115,8121017
Muara Komam Paser
10 Burung Yayan
-1,8189444 116,1929021
Pasar Senaken (dalam Kawasan CA Teluk Adang)
Paser
11 Muara Komam -1,67880418 115,8149405
Muara Komam Paser
12 Batu Soppang -1,82011904 115,8941029
Batu Soppang Paser
Berikut adalah sebagian Jenis burung yang di iventarisasi dari kios burung
hasil operasi peredaran TSL di Kabupaten PPU dan Paser
Tabel 2. Sebagian jenis burung yang dapat di iventarisasi oleh tim operasi TSL di Kabupaten PPU dan Paser
No Nama Indonesia Nama Ilmiah Status
1 Punai Treron griseicauda Tidak dilindungi
2 Tekukur biasa Streptopilia chinensis Tidak dilindungi
3 Merpati Columba argentina Tidak dilindungi
20 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
4 Tekukur biasa Streptopilia chinensis Tidak dilindungi
5 Betet biasa Psittacula alexandri Tidak dilindungi
6 Tangkar ongklet Platylophus galericulatus
Tidak dilindungi
7 Pelatuk sayap merah Picus puniceus Tidak dilindungi
8 Srindit melayu Loriculus galgulus Tidak dilindungi
9 Love bird Agapornis fisceri Tidak dilindungi
10 Parkit Melopsittacus undulatus
Tidak dilindungi
11 Cipoh kacat Aegithina tiphia Tidak dilindungi
12 Cucak rawa Pycnonotus zeylanicus
Tidak dilindungi
13 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster Tidak dilindungi
14 Kacer Copyschus saularis Tidak dilindungi
15 Muarai batu Copyschus malabacirus
Tidak dilindungi
16 Anis kuning Turdus obcurus Tidak dilindungi
17 Cinenen pisang Orthotomus sutorius Tidak dilindungi
18 Sikatan ninon Eumyias indigo Tidak dilindungi
19 Kaca mata biasa Zosterops palpebrosus
Tidak dilindungi
20 Kenari Serinus canaria Tidak dilindungi
21 Gelatik jawa Padda oryzipora Tidak dilindungi
22 kerak kerbau Acridotheres javanicus
Tidak dilindungi
23 Beo biasa Gracula religiosa Tidak dilindungi
24 Kepodang Oriolus chinensis Tidak dilindungi
25 Srigunting kelabu Dicrurus leucophaeus Tidak dilindungi
26 Ayam kate Gallus gallus Tidak dilindungi
27 Ayam Bangkok Gallus domesticus Tidak dilindungi
21 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Gambar 10. Beberapa Jenis burung yang di perdagangkan di Kab. PPU dan Paser
Gambar 11 . Jenis Satwa Lain yang di perdagangkan
22 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
B. Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi selama kegiatan operasi peredaran tumbuhan
dan satwa liar (TSL) tahun 2013 adalah;
1. Kurangnya pengetahun masyarakat terkait dengan izin
pengambilan atau penangkapan komersial, yang merupakan
legalitas sesorang atau perusahaan menangkap burung dari alam
untuk kepentingan komersil (diperdagangkan) sesuai dengan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang
Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran
Tumbuhan dan Satwa Liar.
2. Para pedagang burung di kabupaten Paser dan PPU seluruhnya
tidak memiliki izin pengambilan atau penangkapan komersial dari
Balai KSDA Kalimantan Timur.
3. Penegakan peraturan tentang peredaran TSL di masyarakat masih
susah untuk diterapkan karena banyaknya penyelundupan TSL
melalui jalur yang tidak ada petugas jaga dan maraknya
penangkapan satwa dari alam tanpa adanya perizinan resmi dari
BKSDA.
4. Kurangnya info dan koordinasi dengan aparat daerah terkait
dengan masyarakat yang memelihara tumbuhan dan satwa liar
yang dilindungi pemerintan Indonesia.
5. Banyak wilayah yang tidak tercover oleh petugas yang merupakan
pintu masuk/ lalulintas peredaran tumbuhan dan satwa liar di
Kalimantan Timur
C. Hambatan dan Permasalahan
Hambatan dan permasalah dalam kegiatan operasi peredaran
tumbuhan dan satwa liar (TSL) tahun 2013 diantaranya:
1. Lemahnya penegakan hukum terkait dengan peraturan tentang
tumbuhan dan satwa liar terutama Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau
23 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, karena
peredaran burung dominan merupakan hasil tangkapan dari alam
yang tidak memiliki izin yang sah.
2. Jumlah petugas yang kurang untuk mengawasi peredaran TSL di
Wilayah Kerja Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Kalimantan
Timur.
3. Kurangnya kesadaran warga terhadap penyelamatan tumbuhan
dan satwa liar di alam yang kian punah akibat perburuan untuk
perdagangan TSL.
4. Kurangnya koordinasi dengan aparat desa, pemda dan instansi
terkait (kepolisian dan Balai Karantina) dalam penegakan dan
pengawasan peredaran tumbuhan dan satwa liar di Kab. PPU dan
Paser.
5. Masih banyak masyarakat yang mengirimkan baik satwa ataupun
tumbuhan secara ilegal atau tidak memiliki dokumen pengiran
dengan cara pengiriman di daerah yang tidak dijaga oleh petugas.
D. Upaya Tindak Lanjut
Upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung baik pelaku usaha
perdagangan satwa maupun masyarakat umum terkait dengan
mekanisme peredaran tumbuhan dan satwa liar di Indonesia,
khususnya Kalimantan Timur
2. Meningkatkan koordinasi dan sosialisasi didaerah khususnya Kab.
PPU dan Paser terkait dengan mekanisme dan peraturan tentang
tumbuhan dan satwa liar secara komprehesif sehingga diharapkan
menjadi bahan pertimbangan dan kebijakan bagi daerah untuk
menegakkan peraturan pemerintah.
3. Memberikan kontak nomor yang dapat dihubungi kepada kios
burung yang diharapkan mampu sebagai informan ketika
24 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
menemukan masyarakat yang menjual/memelihara tumbuhan dan
satwa yang dilindungi Undang Undang
4. Melaporkan dan meminta arahan teknis kepada Balai KSDA
Kaliamantan Timur di Samarinda, agar dapat dilakukan
tindakan/kebijakan berikutnya.
25 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam operasi operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL)
tahun 2013, didapatkan kesimpulan pelaksaan sebagai berikut:
1. Operasi peredaran TSL dilaksanakan di Kab. PPU dan Paser
terdapat 12 kios burung, 3 kios burung terdapat di Kabupaten PPU
dan 9 kios burung terdapat di Kabupaten Paser, kios-kios burung
tersebut tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten tersebut,
karena baik kabupaten PPU maupun Paser belum memiliki pasar
khusus burung.
2. Kios burung yang terdapat di PPU dan Paser umumnya menjual
burung namun sebagian juga menjual satwa lain namun tidak
ditemukan jenis burung maupun satwa lainnya yang dilindungi
Undang Undang
3. Burung-burung yang diperdagangkan di pasar burung umumnya
merupakan hasil tangkapan dari alam, yang berpotensi kepunahan
pada beberapa jenis burung di alam jika tidak dikendalikan dengan
baik
4. Dalam operasi ini dilakukan sosialisasi terkait dengan jenis
tumbuhan dan satwa dilindungi agar masyarakat tidak memelihara
ataupun memperdagangkan tumbuhan dan satwa yang dilindungi,
termasuk mekanisme peredaran tumbuhan dan satwa liar.
B. Saran/Rekomendasi
Saran yang dapat diberikan dapat dalam pelaksanaan operasi
peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) tahun 2013 diantaranya:
1. Agar dapat meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah
dalam penegakan hukum terait dengan pengawasan dan
pencegahan perdagangan tumbuhan dan satwa yang dilindungi
ataupun peredaran tumbuhan dan satwa liar secara ilegal.
26 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
2. Rutin dalam mesosialisasikan terkait dengan mekanisme
pengiriman dan pengambilan tumbuhan dan satwa liar di alam.
3. Diperlukan pelaksanaan operasi peredaran TSL yang lebih intens
dan tidak hanya dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun, karena
semakin potensi perdagangan TSL kedepan akan semakin besar
yang diperlukan pengawasan yang lebih baih agar sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
27 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
BAB V. PENUTUP Demikian laporan pelaksanaan kegiatan operasi peredaran
tumbuhan dan satwa liar (TSL) tahun 2013, yang dilaksanakan pada
tanggal 14-18 November 2013. target utama pelaksanaan operasi
peredaran TSL ini adalah untuk mencegah/mengurangi penjualan TSL
secara ilegal terlebih penjualan jenis yang dilindungi.
Dengan adanya pelaksanaan opersi peredaran tumbuhan dan
satwa liar ini penyelamatan tumbuhan dan satwa di alam menjadi lebih
baiak dengan upaya menekan pengambilan di alam liar dan
melaksanakan ketentuan peraturan yang berlaku tentang pemanfaatan
dan pengawetan tumbuhan dan satwa liar.
28 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Daftar Pustaka
Hadi, Sutrisno.2009. Metodologi Reseach. Yayasan Penerbit Fakultas UGM. Yogyakarta
Mackinnon, J., Karen Phillips., Bas Van Balen. Burung-burung di Sumatra, jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI. Jakarta
Laporan bulanan Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan Tahun 2013 Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata
Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan
Satwa Liar
29 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
LAMPIRAN
30 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013
Dokumentasi Kegiatan
31 Operasi Peredaran TSL di Kab. PPU dan Paser, November 2013