Post on 31-Jul-2015
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Membuat Beberapa Media Pertumbuhan (Perbenihan) dan
Sterilisasi
Disusun oleh :
Amallia Sesqi Sabila
2011210010
Kelas / Kelompok : I / 1
Jakarta, 2012
Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme pertama yang tidak bisa dilihat
dengan kasat mata, berada disekitar kita, dan mampu beradaptasi dimanapun dengan
kondisi apapun. Untuk menumbuhkan mikroba dibutuhkan media pertumbuhan. Media
pertumbuhan (perbenihan) adalah kumpulan bahan organik maupun anorganik yang
diperlukan sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya suatu mikroba dengan syarat
tertentu. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media.
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Sterlisasi ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan,
diamati dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontaminan). Secara umum
sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, kimia dan fisika.
B. Tujuan
1. Memilih dan menentukan jenis perbenihan yang sesuai untuk suatu uji.
2. Membuat beberapa perbenihan dasar yang digunakan dengan praktek mikrobiologi.
3. Melakukan sterilisasi alat dan media dengan sterilisasi panas lembab menggunakan
autoklaf dan panas kering menggunakan oven.
4. Melakukan uji sterilisasi terhadap media-media yang telah disterilkan untuk
memastikan bahwa media-media tersebut telah steril.
C. Manfaat
Teknik membuat media sterilisasi dan teknik sterilisasi dapat digunakan untuk
melakukan penelitian dan pengaplikasian ilmu biologi khususnya mikrobiologi.
D. Hipotesis
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini, hipotesis atau
dugaan saya adalah tercapainya sterilisasi pada praktikum ini. Karena selama praktikum
berlangsung, keadaan diri saya sendiri, tempat, dan media yang digunakan sudah dalam
keadaan steril, hingga kagiatan pembuatan media berlangsung sampai teknik sterilisasi
dengan menggunakan autoklaf masih dalam keadaan steril.
BAB II
STUDI PUSTAKA
Media pertumbuhan (perbenihan) adalah kumpulan bahan organik maupun anorganik
yang diperlukan sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya suatu mikroba dengan syarat
tertentu. Agar suatu perbenihan dapat menumbuhkan mikroba dengan baik, maka perbenihan
tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mengandung unsur-unsur makanan yang sesuai dan dapat digunakan oleh mikroba
untuk keperluan tumbuh kembangnya dalam jumlah yang cukup.
2. Tidak mengandung zat inhibitor (zat yang menghambat tumbuh kembang mikroba).
3. Memiliki pH dan tekanan osomosis yang sesuai dengan kondisi optimal yang
dibutuhkan mikroba.
Bahan-bahan media pertumbuhan :
1. Bahan dasar
a. Air, pelarut.
b. Agar, pemadat media.
c. Gelatin, polimer asam amino yang diproduksi dari kalogen.
d. Silika gel, bahan yang mengandung natrium silikat.
2. Nutrisi atau zat makanan
a. Sumber N anorganik seperti urea (unsur makro: C, H, O, N, P; unsur mikro: Fe, Mg).
b. Sumber karbon dan energi, diperoleh dari senyawa organik dan anorganik (karbon
organik: karbohidrat, protein, lemak, asam organik).
c. Sumber nitrogen (asam amino, protein, senyawa nitrogen lain, sejumlah vitamin).
3. Bahan tambahan
a. Peptone, produk hidrolisis protein hewani atau nabati (otot, liver, darah, susu,
casein).
b. Meat extract, basa organik (otak, limpa, plasenta, daging sapi).
c. Yeast extract, asam amino yang lengkap dan vitamin Bcomplex (ragi pengembang
roti, pembuat alkohol).
d. Karbohidrat.
Medium berdasarkan sifat fisik :
1. Medium padat, mengandung agar 15% setelah dingin media menjadi padat (Nutrient
Agar, Potato Dextrose Agar).
2. Medium cair, tidak mengandung agar (kaldu pepton, Nutrient Broth, Tryptic Soy
Broth).
3. Medium semi solid (setengah padat-cair), mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair (Nutrient Gelatin).
Medium berdasarkan komposisi :
1. Medium sintesis, komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti
(Glucose Agar, Mac Conkey Agar).
2. Medium semi sintesis, sebagian komposisinya diketahui secra pasti (Potato Dextrose
Agar).
3. Medium non sintesis, komposisi tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bhan dasarnya (Tomato Juice Agar).
Berdasarkan kegunaannya, perbenihan dapat digolongkan sebahai berikut :
1. Perbenihan dasar/pokok
Semua jasad renik umumnya dapat tumbuh dalam media ini.
2. Perbenihan yang diperkaya (enrichment media)
Menumbuhkan jasad renik secara optimal terlebih dahulu sebelum ditanam pada media
lain sehingga mudah diisolasi.
3. Perbenihan selektif/diferensial
Koloni dari satu jasad renik dapat dibedakan dengan koloni jasad renik lainnya.
4. Perbenihan inklusif
Menumbuhkan satu jasad renik, sedangkan jasad renik yang lainnya terhambat
pertumbuhannya atau tidak tumbuh sama sekali.
5. Perbenihan pengangkutan/transportasi
Penyimpanan sementara contoh untuk dibawa ke laboratorium pemeriksaan.
6. Assay media (media identifikasi)
Pemeriksaan terhadap antibiotika, asam amino, dan vitamin.
Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme.
Dalam praktikum penelitian mikroba harus digunakan alat dan medium yang steril, maka
sterilisasi ini digunakan untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam
kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba. Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut :
1.Pemanasan
a. Sterilisasi dengan pemijaran
Pembakaran alat-alat diatas bunsen atau lampu spirtus sampai pijar.
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering)
Menggunakan oven listrik atau gas dengan suhu 170°C-180°C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan uap air panas
Digunakan untuk cairan dengan suhu 100°C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan
Menggunakan pressure cooker atau autoklaf dengan suhu 212°C selama 12-30 menit.
2.Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (serum darah,
toksin, larutan garam fisiologis), dan tidak dapat di sterilkan dengan pemanasan tinggi.
Untuk itu digunakan filter bakteri (Berkeled filter, Chamberland filter).
3.Sterilisasi bahan makanan
Dilakukan dengan cara memasukan kedalam uap air panas selama 1 jam dalam suhu
100°C diulang selama tiga kali. Atau dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan :
1. Jenis pemanasan, kering atau basah
2.Suhu dan waktu
3. Jumlah organisme yang ada
4.Kemampuan organisme untuk membuat spora
5. Jenis bahan yang mengandung organisme yang harus dibunuh
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Pada praktikum mikrobiologi yang pertama, alat yang digunakan untuk membuat
media pertumbuhan yaitu, dengan menyiapkan air suling (aquadest); perbenihan kaldu
pepton untuk mewakili perbenihan cair; dan perbenihan Nutrient Agar (NA) sebagai
media dasar untuk bakteri, dan untuk mewakili perbenihan padat.
Sedangkan peralatan yang digunakan untuk mempelajari teknik sterilisasi yaitu,
dengan menggunakan tabung-tabung reaksi bersih sebagai tempat media dasar
perbenihan cair, agar tegak, dan agar miring; cawan petri bersih sebagai tempat media
dasar perbenihan agar lempeng; gelas ukur, labu erlenmeyer, gelas kimia, pipet volume,
pembakar bunsen, rak tabung, kapas berlemak, alumunium foil atau kertas kraft, benang
kasur, dan autoklaf sebagai alat yang digunakan untuk teknik sterilisasi dengan uap air
panas bertekanan.
B. Cara Kerja
Perbenihan yang digunakan dalam praktek mikrobiologi sebagian besar telah tersedia
dipasaran dalam bentuk serbuk yang siap dilarutkan dengan pelarut yang sesuai dengan
jumlah tertentu. Untuk membuat perbenihan padat maupun cair, dapat dilakukan dengan
menempatkan serbuk media (kaldu pepton dan nutrient agar) sejumlah yang diperlukan
kedalam erlenmeyer, lalu tambahkan 50mL air suling dan campur baik-baik. Pada
perbenihan nutrient agar, harus dipanaskan hingga mendidih selama 1-2 menit. Setelah
itu tutup masing-masing media dengan kapas berlemak dan sterilkan.
Pada perbenihan cair (kaldu pepton), masukan media kaldu pepton yang telah
dilarutkan tadi sebanyak 5mL menggunakan gelas ukur kedalam tabung reaksi yang
bersih, kemudian tutup tabung menggunakan kapa berlemak, dan lakukan sterilisasi akhir
menggunakan autoklaf.
Pada perbenihan agar tegak, masukan nutrient agar cair hangat (yang masih cair)
masing-masing sebanyak 5mL kedalam tabung reaksi yang bersih, beri sumbat tabung
dengan kapas berlemak, dan lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf. Setelah
steril dan dikeluarkan dari autoklaf, letakan tabung yang berisi media agar ini pada rak
tabung dengan posisi tegak, biarkan hingga memadat.
Pada perbenihan agar miring, masukan nutrient agar cair hangat (yang masih cair)
masing-masing sebanyak 5mL kedalam tabung reaksi yang bersih, beri sumbat tabung
dengan kapas berlemak, dan lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf. Setelah
steril dan dikeluarkan dari autoklaf, letakan tabung yang berisi media agar ini pada suatu
penyangga dengan posisi miring sekitar 30°, biarkan hingga memadat.
Pada perbenihan agar lempeng, secara aseptik, pindahkan 15-20mL nutrient agar cair
hangat (yang masih cair) dan telah steril, dituangkan dengan menggunakan gelas ukur
kedalam cawan petri yang juga telah setril, tutup kembali cawan petri dan biarkan hingga
memadat.
Prosedur sterilisasi dengan menggunakan autoklaf yaitu, dengan cara menaruh media-
media yang telah dibuat dalam wadah yang sesuai (kecuali media agar lempeng
disterilisasi awal) dibungkus, dipastikan tertutup rapat dan ditempatkan pada keranjang
untuk disterilisasi. Tabung yang berisi media cair dan media agar (untuk agar tegak dan
agar miring) ditutup dengan kapas berlemak, dilapisi dengan kertas kraft atau aluminium
foil dan diikat dengan benang kasur, serta ditempatkan pada rak tabung atau bejana yang
sesuai. Alat-alat gelas non-volumetrik yang telah dicuci bersih seperti cawan petri,
tabung-tabung reaksi yang telah diberi sumbat kapas berlemak dibungkus dengan kertas
krep, gelas kimia dan erlenmeyer mulutnya ditutup dengan kertas krep dan diikat dengan
benang kasur, kemudian ditempatkan dalam keranjang untuk disterilisasi menggunakan
autoklaf bersama dengan media-media. Setelah itu, masukan keranjang yang telah berisi
media-media dan alat-alat gelas kedalam autoklaf, nyalakan autoklaf, sterilisasi selama
15-20 menit dengan suhu 121°C dengan tekanan 15 lb/inci2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengamatan sifat fisik dan sterilitas media pertumbuhan
Nama media Bentuk Sifat fisik Hasil uji sterilitas media (+/-)
Kaldu Pepeton Perbenihan cair Jernih, tidak berwarna (-)
Nutrient Agar Agar tegak Jernih, tidak berwarna (-)
Agar miring Jernih, tidak berwarna (-)
Agar lempeng Jernih, tidak berwarna (-)
Sifat fisik dan sterilitas media pertumbuhan hasil praktikum pertama dapat dilihat pada
tabel 1. Seperti yang dicantumkan pada tabel, kaldu pepton dalam bentuk perbenihan cair
menunjukan sifat fisik yang jernih dan tidak berwarna. Dan pada nutrient agar bentuk agar
tegak, agar miring, dan agar lempeng juga menunjukan sifat fisik yang jernih dan tidak
berwarna. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil uji sterilitas pada semua media menunjukan
tidak ada pertumbuhan mikroba.
Adanya pertumbuhan mikroba pada media cair ditandai dengan terbentuknya kekeruhan
ataupun partikel-partikel yang mengandap atau mengapung. Sedangkan adanya pertumbuhan
mikroba pada media agar ditandai dengan tumbuhnya koloni-koloni mikroba pada permukaan
agar.
Pada praktikum kali ini, digunakan sterilisasi alat dan media dengan sterilisasi panas
lembab menggunakan autoklaf. Untuk memastikan bahwa media-media yang telah dibuat dan
disterilisasi telah steril, maka media-media tersebut diuji sterilitasnya dengan cara
menginkubasikan media-media tersebut pada inkubator yang sesuai (media untuk bakteri:
inkubator suhu 35-37°C selama 18-24 jam; media untuk jamur: inkubator suhu 20-25°C
selama 5-7 hari).
Hasil dari sterilisasi pada praktikum kali ini dapat digunakan untuk mengkulturkan
mikroba pada praktikum selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Bahan media pertumbuhan mikroba yang dibuat adalah kaldu pepton dan nutrient agar.
2. Media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yang digunakan adalah medium padat yang
diwakili oleh nutrient agar, dan medium cair yang diwakili oleh kaldu pepton.
3. Konsistensi media pertumbuhan yang dibuat adalah dalam bentuk media cair dan media
agar (agar tegak, agar miring, agar lempeng).
4. Teknik sterilisasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik sterilisasi dengan uap
panas bertekana dengan menggunakan alat autoklaf.
5. Semua media pertumbuhan yang dibuat dalam keadaan steril.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumala, Shirly, dkk, 2012, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, Jakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.
2. http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/06/pembuatan-medium-dasar-untuk.html ,
diakses pada tanggal 22 September 2012.
3. http://rockapolka.blogspot.com/2011/04/media-perbenihan.html , diakses pada tanggal 22
September 2012.
4. http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=105:sterilisasi-dan-media-mikroba-oleh-dewi-
julianingsih&catid=34:tugas-mahasiswa&Itemid=55, diakses pada tanggal 23 September
2012.
LAMPIRAN
Gambar 1. Hasil sterilisasi kaldu pepton dalam bentuk perbenihan cair
Gambar 2. Hasil sterilisasi nutrient agar dalam bentuk agar tegak
Gambar 3. Hasil sterilisasi nutrient agar dalam bentuk agar miring
Gambar 4. Hasil sterilisasi nutrient agar dalam bentuk agar lempeng