Post on 02-Jun-2018
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
1/126
i
i
STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN
PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)
DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK
(PG. KREBET BARU)BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR
MAGANG KERJA
Oleh:MUHAMMAD FARID
115040201111308
MINAT BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2014
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
2/126
i
STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN
PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)
DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK(PG. KREBET BARU)
BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR
MAGANG KERJA
Oleh:MUHAMMAD FARID
115040201111308
MINAT BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2014
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
3/126
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA
STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN
PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)
DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK.
(PG. KREBET BARU)
BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR
Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapang Pembimbing Utama
Karyanto, SP. Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS.Kasie. BST PG. KBB NIP. 19460201 197701 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Dr. Ir. Nurul Aini, MS.
NIP. 19601012 198601 2 001
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
4/126
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN MAGANG KERJA
STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN
PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)
DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK.
(PG. KREBET BARU)
BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR
Disusun Oleh:
Muhammad Farid
115040201111308
Diperiksa dan disetujui oleh :
PT. PG. Rajawali IPG. Krebet Baru
Pembimbing Lapang
Plantation Manager Kasie. BST PG. KBB
Zulham Suhud, SP. Karyanto, SP.
Mengetahui
General Manager
Ir. Audry Haris Jolly Lapian
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
5/126
iv
RINGKASAN
Muhammad Farid. 115040201111308. Studi Produksi Dan Uji Kualitas
Rendemen Pada Tebu (Saccharum off icinarumL.) Di PT Rajawali Nusantara
Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur. Di
bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. sebagai pembimbing
utama dan Karyanto, SP. sebagai pembimbing lapang.
Tebu (Saccharum officinarum L) ialah tanaman rumput-rumputan yang
banyak mengandung gula pada batangnya. Namun untuk sampai menghasilkangula, terlebih dahulu tebu hasil panen dari kebun harus segera dikirim ke Pabrik
Gula (PG) untuk selanjutnya diolah dan tidak boleh melebihi batas 36 Jam setelah
tebu siap kirim ke PG. Selanjutnya dari pengolahan tebu ini dihasilkan apa yang
dikenal sebagai Gula Kristal Putih (GKP) dan memenuhi standart gula SHS
(Superior High Sugar) dan tetes sebagai bahan produk limbah cair. Disamping itu
proses pengolahan tebu ini juga memproduksi ampas tebu yang kemudian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar Ketel (Boiler), Media Jamur Merang, serta
pupuk organik (Kompos). Sedangkan limbah padat (Blotong) yang dihasilkan dari
proses pemurnian, dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan baku pembuatan pupuk
organik.
Produktifitas tanaman merupakan hasil interaksi antara faktor internal
tanaman dan lingkungan. Tanaman tebu yang memiliki potensi hasil yang tinggi
masih sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan yang
optimal akan memberikan produktifitas yang tinggi, namun sebaliknya jika
keadaan lingkungan kurang optimal. Faktor internal yang mempengaruhi
produktifitas tebu yaitu varietas dan bibit, sedangkan faktor eksternal yang
berpengaruh antara lain iklim, kesuburan tanah, kesehatan tanaman, teknik
budidaya dan proses tebang angkut yang tepat guna, tepat sasaran, serta tepat
waktu.
Magang kerja ini dilakukan di PT. Rajawali Nusantara Indonesia Tbk,
(PG. Krebet Baru) yang terletak di Desa Krebet Senggrong Jl,. Raya Krebet
Bululawang No. 10 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Magang kerja ini
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
6/126
v
dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2014 sampai dengan 07 Oktober 2014. Adapun
dalam metode magang kerja ini adalah melaksanakan kerja secara langsung
dilapangan meliputi kegiatan pembibitan, proses taksasi tebu, analisa potensi
tebang, hingga proses tebang angkut (Panen) yang dibimbing seorang penanggung
jawab kebun (PLTS) dari BST PG. Krebet Baru. Studi Produksi ini bertujuan
tidak lain adalah untuk mengetahui sector dalam produksi PG. Krebet Baru
tentang mekanisme pengolahan dari bahan baku tebu murni hingga menjadi gula
siap edar di pasaran yakni GKP dan SHS yang merupakan sasaran target terakhir
yang ingin dicapai oleh managemen PG. Krebet Baru. Selanjutnya untuk
mengetahui bagaimana tingkat perbandingan kualitas gula yang dihasilkan dari
kandungan bahan pokok tebu, maka harus ada sistem bagi hasil yang sesuai antara
petani dengan pihak PG. Adapun istilah yang umum digunakan adalah Rendemen
(Kualitas mutu kadar gula ) yang dihasilkan dari 1 kg gula dengan bobot rata- rata
100 Kg bobot tebu / Ha gula yang dihasilkan.
Adapun hasil produksi gula di PG. Krebet Baru Malang tiap pekannya
tidak kurang dari rata-rata 500.000 Kw (Kwintal ) Gula yang siap untuk dilelang
dalam proses ekonomi perdagangan di Indonesia.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
7/126
vi
SUMMARY
Muhammad Farid. 115040201111308. Studi Produksi Dan Uji Kualitas
Rendemen Pada Tebu (Saccharum offi cinarumL.) at PT Rajawali Nusantara
Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur.
Supervised by Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. and Karyanto, SP. As
field supervisor.
Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is a herbaceous plant whichcontains a lot of sugar in cane rod. however to produce sugar cane harvest in
advance of the garden should be immediately sent to the Sugar Factory (PG) for
further in though and should not exceed the limit 36 Hours after the cane is ready
send to PG. Furthermore, from the processing of sugar cane is produced what is
known as white sugar (GKP) and meet the standard sugar SHS (Superior High
Sugar) and drops as a liquid waste product. In addition, the processing of sugar
cane bagasse is also produced which can then be utilized as fuel Boiler (Boiler),
Mushroom media, as well as organic fertilizer (compost). While solid waste
(Blotong) resulting from the refining process, can also be utilized as raw material
for organic fertilizer.
Crop productivity is the result of the interaction between internal factors
and external factors (Environment). Sugarcane crop has a high yield potential is
still very influenced by environmental conditions. Optimal environmental
conditions will provide high productivity, but on the contrary if the environmentis less than optimal. Internal factors that affect the productivity of sugarcane
varieties and seedling, while the external factors influencing such as climate, soil
fertility, plant health, cultivation techniques and cutting transport process is
efficient, effective, and timely.
Internship is done in PT. Rajawali Nusantara Indonesia Tbk (PG. Krebet
Baru) on the located in the village of Krebet Senggrong Jl. Raya Krebet
Bululawang No. 10 Bululawang Kabupaten Malang. Internships was conducted
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
8/126
vii
on July 7 2014 until October 7 2014. Internships method that work directly to
condact some activities at field for instance the cropplanting and harvesting
supervised by field supervisor. Some activities is work directly in the field include
nurseries, sugarcane taxation process, analysis of the potential harvest, haul up the
process of cutting (harvest) which guided an insurer responsible garden (PLTS) of
BST PG. Krebet Baru. The Production Study aims to find out is none other than
PG in the production sector. PG. Krebet Baru about the mechanism of processing
of raw materials pure cane sugar ready to be circulated in the market that is the
GKP and SHS which is the target last target to be achieved by management PG.
Krebet Baru. Furthermore, to determine how the level of comparative quality of
sugar produced from sugar cane staple ingredients, then there must be an
appropriate revenue sharing system between farmers and the PG. The term
commonly used is sucrose content (Sugar of quality) produced from 1 kg of sugar
with an average weight of 100 kg weight of cane / ha of sugar produced.
The production of sugar in the PG. Krebet Baru Malang each not less than
the weekly average of 500,000 Kw (Quintal) Sugar is ready to be auctioned in the
process of trading in the Indonesian economy.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
9/126
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segenap puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat
Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang kerja dengan judul Studi Produksi Dan Uji
Kualitas Rendemen Pada Tebu (Saccharum off icinarumL.)di PT. Rajawali
Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur.
Kegiatan magang kerja ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa
S-1 Program Studi Agroekoteknologi Universitas Brawijaya dalam rangka
menyelesaikan program sarjana (S-1). Kegiatan magang kerja bertujuan melatih
mahasiswa cara bersosialisasi di dunia kerja dan juga melatih tentang pengalaman
pendidikan yang telah diperoleh pada saat di bangku perkuliahan. Sehingga
kedepannya diharapkan dapat mencetak mahasiswa yang berpengalaman dan
berwawasan luas khususnya di bidang pertanian.
Dalam penyusunan laporan magang kerja ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru)
Bululawang, Malang Jawa Timur. yang telah mengijinkan untuk melakukan
kegiatan magang kerja serta semua pihak yang telah membantu penulis dalammenyelesaikan laporan magang kerja ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan magang kerja ini
masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan magang kerja
ini.
Malang, 18 Oktober 2014
Penulis
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
10/126
ix
RASA PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
magang kerja ini yang berjudul Studi Produksi dan Uji Kualitas Rendemen
Pada Tebu (Saccharum offi cinarumL.).
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. Selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
2. Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. Selaku dosen pembimbing utama yang
telah membimbing dan mengarahkan pelaksanaan magang kerja serta
penulisan laporan magang kerja ini.
3. Ir. Audry Haris Jolly Lapian Selaku General Manager PG. Krebet Baru
yang telah mengijinkan kami untuk dapat melakukan kegiatan magang
kerja di PG. Krebet Baru.
4. Zulham Suhud, SP. Selaku Kepala Bagian Tanaman PG. Krebet Baru yang
telah mengijinkan kami untuk dapat melakukan kegiatan magang kerja diPG. Krebet Baru. Serta pengarahan dan pengetahuan yang bapak berikan
kepada kami selama proses magang kerja.
5. Karyanto, SP. Selaku Kasie. BST PG. Krebet Baru serta selaku
pembimbing lapang yang telah memberikan pengetahuan dan pengarahan
kepada kami selama pelaksanaan proses magang kerja ini selama 3 bulan
lamanya.
6.Semua karyawan PG. Krebet Baru, khususnya bagian tanaman (BST) serta
bagian Pabrikasi KB I dan KB II yang telah memberikan kesempatan dan
waktu untuk mendampingi kegiatan Magang Kerja di PG. Krebet Baru.
7. Kedua orang tua dan segenap keluarga, serta teman-teman
Agroekoteknologi 2011 yang magang di PG. Krebet Baru serta semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan laporan
magang ini.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
11/126
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan magang kerja ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Malang, 18 Oktober 2014
Penulis
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
12/126
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG...................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG..................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................... iv
SUMMARY....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
RASA PERSEMBAHAN ................................................................................. ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Magang Kerja ................................................................................ 21.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja .......................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja ......................................................... 3
1.3 Kompetensi yang diharapkan...................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
2.1 Deskripsi Tanaman Tebu (Saccharum officinarumL.) .............................. 4
2.2 Botani Tanaman Tebu ................................................................................. 42.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tebu .................................................................. 6
2.4 Budidaya Tanaman Tebu ............................................................................ 8
2.4.1 Pembibitan ......................................................................................... 8
2.4.2 Pengolahan Media Tanam .................................................................. 10
2.4.3 Teknik Penanaman ............................................................................. 11
2.4.4 Pemeliharaan Tanaman ....................................................................... 12
2.4.5 Panen ................................................................................................. 17
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
13/126
xii
2.5 Pasca Panen ................................................................................................ 23
2.5.1 Pengolahan Tebu Menjadi Gula ......................................................... 23
2.5.2 Mutu gula ............................................................................................ 25
2.5.3 Rendemen ........................................................................................... 27
2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Tebu ............................................................ 28
2.6.1 Hama ................................................................................................... 28
2.6.2 Penyakit .............................................................................................. 31
3. METODE DAN PELAKSANAAN.............................................................. 34
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 34
3.2 Metode Pelaksanaan ................................................................................... 34
3.3 Jadwal Kegiatan Magang .......................................................................... 35
4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 38
4.1 Hasil Pelaksanaan Magang Kerja............................................................... 38
4.1.1 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ..................................................... 38
4.1.2 Letak Geografis, Keadaan Iklim, Dan Keadaan Tanah ....................... 40
4.1.3 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ..................................................... 404.2 Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ......................................................... 43
4.3 Studi Produksi PG. Krebet Baru ............................................................... 48
4.3.1 Pra-Panen ............................................................................................ 48
4.3.2 Managemen Produksi PG. Krebet Baru .............................................. 53
4.4 Proses Produksi Gula PG. Krebet Baru .................................................... 61
4.5 Uji Kualitas Rendemen PG. Krebet Baru ................................................. 73
4.6 Pembahasan ............................................................................................... 87
5. PENUTUP...................................................................................................... 91
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 91
5.2 Saran .......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 94
LAMPIRAN....................................................................................................... 97
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
14/126
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
Gambar 1. Tanaman Tebu ............................................................................. 5
Gambar 2. Teknik Budidaya Tanaman Tebu Kairan ..................................... 14
Gambar 3. Penanaman Bibit Tanaman Tebu Double Row ........................... 15
Gambar 4. Penanaman Bibit Secara Over Lapping ....................................... 15
Gambar 5. Teknik Penanaman Bibit End to End .......................................... 16
Gambar 6. Tanaman Tebu Siap Giling ......................................................... 21
Gambar 7. Hama Penggerek Pucuk Tanaman Tebu .................................... 28
Gambar 8. Hama Uret (Lepidieta stigmaF.) Tanaman Tebu ..................... 29
Gambar 9. Hama Penggerek Batang Bergaris Pucuk.................................... 30
Gambar 10. Hama Penggerek Batang Berkilat ............................................. 30
Gambar 11. Penyakit Mozaik Pada Tanaman Tebu ...................................... 31
Gambar 12. Penyakit Busuk Akar Pada Tanaman Tebu ............................... 32
Gambar 13. Penyakit Blendok Pada Tanaman Tebu .................................... 32Gambar 14. Penyakit Pokkabung Pada Tanaman Tebu ................................ 33
Gambar 15. Penyakit Pokkabung Pada Tanaman Tebu ................................ 33
Gambar 16. Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ........................................... 39
Gambar 17. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ........................................ 43
Gambar 18. Struktur Organisasi Bagian Tanaman PG. Krebet Baru ............ 45
Gambar 19. Pemeriksaan Mutu Tebu Di Pos 1 ............................................. 53
Gambar 20. Pencatatan Berat Bruto Dan Pemberian SPBM ........................ 54Gambar 21. Pemberian Nomor Register Di Pos 3 ......................................... 55
Gambar 22. Pengecekan Kualitas Mutu Tebu Di Pos 4 ................................ 55
Gambar 23. Pengambilan Sample Nira Pada Pos 5 ...................................... 60
Gambar 24. Surat Bukti Telah Bongkar Muat .............................................. 60
Gambar 25. Craine Host ................................................................................ 62
Gambar 26. Proses Ekstraksi (Penggilingan) ................................................ 62
Gambar 27. Pan Masakan Di St. Masakan .................................................... 67
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
15/126
xiv
Gambar 28. Mesin Putaran ............................................................................ 69
Gambar 29. Talang Goyang .......................................................................... 71
Gambar 30. Stasiun Pengepakan Gula .......................................................... 72
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
16/126
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
Tabel 1 Daftar Varietas Bibit Unggul Tanaman Tebu ............................. 9
Tabel 2 Dosis Pupuk Tanaman Tebu ....................................................... 13
Tabel 3 Syarat Mutu Gula Kristal Putih ................................................... 25
Tabel 4 Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja ................................... 35
Tabel 5 Matriks Kegiatan Magang Kerja ................................................. 37
Tabel 6 Luas Areal Kerja PG. Krebet Baru ............................................. 41
Tabel 7 Tabel Juring ................................................................................. 49
Tabel 8 Penurunan Rendemen ................................................................. 58
Tabel 9 Rating Varietas ............................................................................ 84
Tabel 10 Hasil Uji Kualitas Rendemen ...................................................... 85
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
17/126
xvi
DAFTAR LAMPIRANNomor Halaman
Teks
Lampiran 1. Data Diri Mahasiswa Pelaksana Magang ................................. 97
Lampiran 2. Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja ................................. 98
Lampiran 3. Matriks Kegiatan Magang Kerja .............................................. 100
Lampiran 4. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ........................................ 101
Lampiran 5. Mekanisme Analisa Pendahuluan ............................................. 102
Lampiran 6. Blanko Pengamatan Analisa Pendahuluan ............................... 104
Lampiran 7. Masa Tebang Dan Tanam Varietas ......................................... 105
Lampiran 8. Tabel Derajat Suhu BJ. Brix Suhu ........................................... 106
Lampiran 9. Rencana Pola Giling PG. Krebet Baru .................................... 107
Lampiran 10.Berita Acara Rafraksi Tebu ..................................................... 108
Lampiran 11.Denah Lokasi PG. Krebet Baru ............................................... 109
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
18/126
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Defisit gula Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gulanasional mulai dirasakan sejak tahun 1967. Defisit ini terus meningkat dan hanya
bisa dipenuhi melalui impor gula. Dengan harga gula dunia yang tinggi dan defisit
yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinya pengurasan devisa negara. Pada
tahun 2007, misalnya, Indonesia mengimpor gula sebanyak 3,03 juta ton dengan
nilai US$ 1,05 milyar. Untuk mengatasi defisit ini telah dilakukan usaha
peningkatan produksi gula nasional. Usaha ini memberikan hasil dengan
meningkatnya produksi gula nasional dari 2,05 juta ton tahun 2004 menjadi 2,8
juta ton tahun 2008 dan diperkirakan tahun 2009 mencapai 2,9 juta ton. Akan
tetapi kenaikan produksi ini juga diikuti dengan kenaikan konsumsi. Pada tahun
2009 konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 4,8 juta ton. Sehingga terjadi
defisit gula nasional tahun 2009 sebesar 1,9 juta ton. Gambaran ini menunjukkan
usaha pembangunan industri gula tebu nasional, berupa perluasan areal
pertanaman tebu serta peremajaan dan penambahan pabrik gula, masih perlu
ditingkatkan.
Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya
produktivitas tebu dan rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas
tebu yang ditanam di lahan sawah sekitar 95 ton/ha dan di lahan tegalan sekitar 75
ton/ha dengan rendemen gula sekitar 7,3 7,5%. Produktivitas dan rendemen ini
masih dibawah potensi produktivitas dan rendemen yang ada, yaitu diatas 100
ton/ha untuk pertanaman tebu di lahan sawah dan sekitar 90 ton/ha untuk
pertanaman tebu di lahan tegalan dengan rendemen gula diatas 10%. Rendahnya
produktivitas ini berakibat pula pada rendahnya efisiensi pengolahan gula
nasional.
Masalah lain yang berakibat pada rendahnya efisiensi industri gula
nasional adalah kondisi varietas tebu yang dipakai menunjukkan komposisi
kemasakan yang tidak seimbang antara masak awal, masak tengah dan masak
akhir, hal ini berdampak pada masa giling yang berkepanjangan dan banyaknya
tebu masak lambat yang ditebang dan diolah pada masa awal sehingga rendemen
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
19/126
2
menjadi rendah. Penerapan teknologi budidaya tebu juga belum dilaksanakan
secara optimal dan banyak tanaman tebu dengan ratun lebih dari 3 kali.
PT. Rajawali Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru Bululawang
Malang Jawa Timur ialah salah satu BUMN atau instansi pemerintah yang
bergerak di bidang pertanian yang terus melakukan pengembangan pada sector
produksi komoditas perkebunan. Dalam hal ini di latar belakangi oleh rendahnya
tingkat pendapatan serta tingkat produksi gula yang didapatkan oleh tingkat
petani, maka dalam hal PT. Rajawali Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru
serta Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Surabaya) dan juga
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI ) Pasuruan Jawa Timur Selaku
Pusat aktif penelitian tanaman tebu di Indonesia memiliki rasa tanggung jawab
penuh untuk membantu penerapan budidaya tanaman perkebunan (tanaman tebu)
pada tingkat masyarakat. Salah satu komoditas perkebunan yang patut untuk
dikembangkan oleh PG. Krebet Baru dan P3GI adalah tanaman tebu dengan
kategori varietas masa awal yang saat ini masih terus untuk ditingkatkan tingkat
rendemen (produktifitasnya). Adapun dalam hal ini ialah masa awal memiliki
keunggulan dari segi umur tanaman serta hasil rendemen yang diperoleh juga
cukup tinggi untuk memulai standart HPP Gula di Indonesia khususnya diProvinsi Jawa Timur. Selanjutnya adanya tuntutan kemandirian PG. Krebet Baru
dalam mengelola tanaman tebu tidak hanya sebatas pada proses produksi saja
namun juga harus pada tingkat budidaya tanaman tebu itu sendiri yang meliputi
masa awal masa tengah dan masa akhir yang diharapkan sebagai jembatan
penerapan hasil produksi dan penelitian pengembangan sector perkebunan dan
tingkat rendemen gula di Indonesia.
1.2 Tujuan Magang Kerja
1.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja
Tujuan umum dari magang kerja ini ialah:
1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Tingkat Strata
Sarjana (S-1) di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
20/126
3
2. Membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara teori saat
perkuliahan dengan praktek secara langsung di lapang dan menelaahnya
apabila terjadi perbedaan yang ada.
3. Meningkatkan wawasan dan menambah pengalaman mahasiswa tentang
kegiatan suatu perusahaan khususnya yang bergerak di bidang pertanian.
4. Melatih mahasiswa dalam melakukan pekerjaan secara mandiri di lapang dan
merupakan sarana beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang sebenarnya
dihadapi.
1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja
Tujuan khusus dari magang kerja ini ialah:
1. Mempelajari produksi gula tanaman tebu (Saccharum officinarumL.) di PT.
Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bulalawang, Malang
Jawa Timur.
2. Mempelajari berbagai permasalahan mengenai produksi gula kualitas terbaik
tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Rajawali Nusantara
Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bulalawang, Malang Jawa Timur.
1.3 Kompetensi yang diharapkan
Kompetensi yang diharapkan dari kegiatan magang kerja ini diantaranya
menambah pemahaman tentang realita dunia kerja dikemudian hari dan menjadi
bekal saya nantinya dalam melakukan sebuah penelitian. Dengan tercapainya
kompetensi tersebut diharapkan, dikemudian hari saya mampu menciptakan
lapangan kerja (berwirausaha). Untuk itu, tidak lagi menjadi beban Negara oleh
banyaknya pengangguran yang terdidik. Sehingga dikemudian hari, saya akan
sanggup memberikan lapangan kerja bagi diri sendiri dan juga orang laindisekitar.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
21/126
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Tebu (Saccharum off icinarum L.)
Tebu (Saccharum officinarum L) ialah tanaman rumput-rumputan yang
banyak mengandung gula pada batangnya. Namun untuk sampai menghasilkan
gula, terlebih dahulu tebu hasil panen dari kebun harus segera dikirim ke Pabrik
Gula (PG) untuk selanjutnya diolah dan tidak boleh melebihi batas 36 Jam setelah
tebu siap kirim ke PG. Selanjutnya dari pengolahan tebu ini dihasilkan apa yang
dikenal sebagai Gula Kristal Putih (GKP) dan memenuhi standart gula SHS
(Superior High Sugar) dan tetes sebagai bahan produk limbah cair. Disamping itu
proses pengolahan tebu ini juga memproduksi ampas tebu yang kemudian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar Ketel (Boiler), Media Jamur Merang, serta
pupuk organik (Kompos). Sedangkan limbah padat (Blotong) yang dihasilkan dari
proses pemurnian, dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan baku pembuatan pupuk
organic (Hakim, 2008).
Menurut Triantarti (2009) tanaman tebu dapat diklasifikasikan ke dalam
golongan :
Berikut adalah klasifikasi tanaman tebu :
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Ordo :Poales
Famili :Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.
(Triantarti,2009).
2.2Botani Tanaman Tebu
Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu
meter. Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar, yaitu
akar setek dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya. Akar ini
tidak berumur panjang dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. Akar
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
22/126
5
tunas berasal dari tunas. Akar ini berumur panjang dan tetap ada selama tanaman
masih tumbuh (Tim Penulis PS, 2000).
Batang tanaman tebu beruas-ruas, dari bagian pangkal sampai
pertengahan, ruasnya panjang-panjang, sedangkan di bagian pucuk ruasnya
pendek. Tinggi batang antara 2 sampai 5 meter, tergantung baik buruknya
pertumbuhan, jenis tebu maupun keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu terdapat
titik tumbuh yang mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan meninggi
(Supriyadi, 1992).
Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang
dengan kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin
sempit. Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun
sejajar. Helaian daun berbentuk garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4
sampai 7 cm dengan ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan daun
kasap (Tim Penulis PS, 2000).
Bunga tebu merupakan malai yang bentuknya piramida, panjangnya
antara 70 sampai 90 cm. Bunga tebu biasanya muncul pada bulan April-Mei.
Bunganya terdiri dari tenda bunga yaitu 3 helai daun kelopak dan 1 helai dauntajuk bunga. Bunga tebu memiliki 1 bakal buah dan 3 benang sari, kepala
putiknya berbentuk bulu-bulu (Supriyadi, 1992). daunnya berbentuk bulat
memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm (Winarno, F. G. 2004.).
Gambar 1. Tanaman Tebu
(Sumber :http://www.bbpp-lembang.info)
http://www.bbpp-lembang.info/http://www.bbpp-lembang.info/8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
23/126
6
2.3Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
1. Iklim
Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tebu dan rendemen gula sangat
besar. Dalam masa pertumbuhan tanaman tebu membutuhkan banyak air,
sedangkan saat masak tanaman tebu membutuhkan keadaan kering agar
pertumbuhan terhenti. Apabila hujan tetap tinggi maka pertumbuhan akan terus
terjadi dan tidak ada kesempatan untuk menjadi masak sehingga rendemen
menjadi rendah.
1. Curah hujan
Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah dengan curah hujan
berkisar antara 1.000 1.300 mm per tahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan
kering. Distribusi curah hujan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah: pada
periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan yang tinggi (200 mm per
bulan) selama 5-6 bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curah hujan
125 mm dan 4 5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75 mm/bulan yang
merupakan periode kering. Periode ini merupakan periode pertumbuhan
generative dan pemasakan tebu. Ditinjau dari kondisi iklim yang diperlukan, maka
wilayah yang dapat ideal diusahakan untuk tebu lahan kering/tegalan berdasarkanOldemen dan Syarifudin adalah tipe B2, C2, D2 dan E2. Sedangkan untuk tipe
iklim B1C1D1dan E1 dengan 2 bulan musim kering, dapat diusahakan untuk tebu
dengan syarat tanahnya ringan dan berdrainase bagus. Untuk tipe iklim D3, E3
dan D4 dengan 4 bulan kering, dapat pula diusahakan dengan syarat adanya
ketersediaan air irigasi.
2. Suhu
Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrisa pada tebucukup tinggi. Suhu ideal bagi tanaman tebu berkisar antara 240C340C dengan
perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10 0C. Pembentukan
sukrosa terjadi pada siang hari dan akan berjalan lebih optimal pada suhu 30 0C.
Sukrosa yang terbentuk akan ditimbun/disimpan pada batang dimulai dari ruas
paling bawah pada malam hari. Proses penyimpanan sukrosa ini paling efektif dan
optimal pada suhu 15 0C.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
24/126
7
3. Sinar Matahari
Tanaman tebu membutuhkan penyinaran 12-14 jam setiap harinya. Proses
asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman memperoleh radiasi
penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang berawan pada siang hari
akan mempengaruhi intensitas penyinaran dan berakibat pada menurunnya proses
fotosintesa sehingga pertumbuhan terhambat.
4. Angin
Kecepatan angin sangat berperan dalam mengatur keseimbangan
kelembaban udara dan kadar CO2 disekitar tajuk yang mempengaruhi proses
fotosintesa. Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam disiang hari
berdampak positif bagi pertumbuhan tebu, sedangkan angin dengan kecepatan
melebihi 10 km/jam akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu bahkan
tanaman tebu dapat patah dan roboh.
2. Media Tanam
Tanaman tebu tumbuh didaerah tropika dan sub-tropika sampai batas garis
isoterm 20 0C yaitu antara 190 LU 350 LS. Kondisi tanah yang baik bagi
tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, selain itu
akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara dalam tanahsehingga pengairan dan drainase harus sangat diperhatikan. Drainase yang baik
dengan kedalaman sekitar 1 meter memberikan peluang akar tanaman menyerap
air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam sehingga pertumbuhan tanaman
pada musim kemarau tidak terganggu. Drainase yang baik dan dalam juga dapat
manyalurkan kelebihan air dimusim penghujan sehingga tidak terjadi genangan air
yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena berkurangnya oksigen
dalam tanah.Dilihat dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis
tanah seperti tanah alluvial, grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian
antara 0 1400 m diatas permukaan laut. Akan tetapi lahan yang paling sesuai
adalah kurang dari 500 m diatas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian >
1200 m diatas permukaan laut pertumbuhan tanaman relative lambat. Kemiringan
lahan sebaiknya kurang dari 8%, meskipun pada kemiringan sampai 10% dapat
juga digunakan untuk areal yang dilokalisir. Kondisi lahan terbaik untuk tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
25/126
8
adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan
dan sampai 5 % apabila tanahnya lebih berat.
A. Tanah
1. Sifat fisik tanah
Struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur
sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna, oleh karena itu upaya
pemecahan bongkahan tanah atau agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil
akan memudahkan akar menerobos. Sedangkan tekstur tanah, yaitu perbandingan
partikelpartikel tanah berupa lempung, debu dan liat, yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman tebu adalah tekstur tanah ringan sampai agak berat dengan kemampuan
menahan air cukup dan porositas 30 %.
Tanaman tebu menghendaki solum tanah minimal 50 cm dengan tidak ada
lapisan kedap air dan permukaan air 40 cm. Sehingga pada lahan kering, apabila
lapisan tanah atasnya tipis maka pengolahan tanah harus dalam. Demikian pula
apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisan ini harus dipecah agar sistem aerasi,
air tanah dan perakaran tanaman berkembang dengan baik.
2. Sifat kimia tanah
Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6
7,5, akan tetapi masih toleran pada pH tidak lebih tinggi dari 8,5 atau tidak lebih
rendah dari 4,5. Pada pH yang tinggi ketersediaan unsur hara menjadi terbatas.
Sedangkan pada pH kurang dari 5 akan menyebabkan keracunan Fe dan Al pada
tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan pemberian kapur (CaCo3) agar unsur Fe
dan Al dapat dikurangi. Bahan racun utama lainnya dalam tanah adalah klor (Cl),
kadar Cl dalam tanah sekitar 0,060,1 % telah bersifat racun bagi akar tanaman.
Pada tanah ditepi pantai karena rembesan air laut, kadar Cl nya cukup tinggisehingga bersifat racun.
2.4 Budidaya Tanaman Tebu
2.4.1 Pembibitan
1. Persyaratan Bibit
Pemilihan varietas bibit harus memperhatikan sifat-sifat Varietas bibit
unggul yaitu, memliki potensi produksi gula yang tinggi melalui bobot tebu dan
rendemen yang tinggi; memiliki produktivitas yang stabil dan mantap; memiliki
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
26/126
9
ketahanan yang tinggi untuk keprasan dan kekeringan; serta tahan terhadap hama
dan penyakit.
Varietas tebu berdasarkan masa kemasakannya dapat dibedakan menjadi
tiga,yaitu:
1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal + 8-10 bulan.
2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masak optimal pada umur + 10-
12 bulan.
3. Varietas Dalam (masak lambat), mencapai masak optimal pada umur lebih dari
12 bulan.
Beberapa varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dapat
dilihat pada Tabel 1.
Mengingat masa panen tebu dilakukan pada saat yang relatif serempak,
akan tetapi ditanam pada waktu yang lebih panjang karena bergiliran, maka perlu
diatur komposisi penanaman varietas dengan umur masak yang berbeda, yaitu
masak awal, masak tengah dan masak lambat. Komposisi varietas dengan tingkat
kemasakan masak awal, masak tengah dan masak lambat yang dianjurkan
berdasarkan luas tanam adalah 30:40:30.
Tabel 1. Varietas Unggul Tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
27/126
10
Bentuk Bibit
Bagal dan rayungan dari KBD
Top Stek
Jenis / Varietas Bibit
a. Masak awal : PS 57, PS 60. BZ 132, PS 80-442, POJ 3016 POJ 3016,
PS 41, PS 56, BZ 132, BZ 148, G 90.
b. Masak tengah : PS 59, PS 60, BZ 148, PS 77-1553, PS 77-2601, PS 79-
82.
c. Masak air : PS 79-82.
Macam Kebun Bibit
KBP (Kebun Bibit Pokok)
KBN (Kebun Bibit Nenek)
KBI (Kebun Bibit Induk)
KBD (Kebun Bibit / Induk Dasar ) bibitnya disalurkan untuk ditanam di
kebun produksi / tebu giling.
2.4.2 Pengolahan Media Tanam
Sebelum penanaman dilakukan, sebaiknya lahan disiapkan dahulu.
Lahan yang dipilih segera diolah. Guna mencegah nematoda yang merugikan, kita
dapat memberikan Nemagon sebagai fumigan tanah 2 atau 3 minggu sebelum
tanam.
Pembersihan dan persiapan lahan bertujuan untuk membuat kondisi
fisik dan kimia tanah sesuai untuk perkembangan perakaran tanaman tebu. Tahap
pertama yang harus dilakukan pada lahan semak belukar dan hutan adalah
penebasan atau pembabatan untuk membersihkan semak belukar dan kayu-kayu
kecil. Setelah tahap pembabatan selesai dilanjutkan dengan tahap penebanganpohon yang ada dan menumpuk hasil tebangan. Pada tanah bekas hutan, kegiatan
pembersihan lahan dilanjutkan dengan pencabutan sisa akar pohon.
Pembersihan lahan semak belukar dan hutan untuk tanaman tebu baru
(plant cane / PC) secara prinsip sama dengan pembersihan lahan bekas tanaman
tebu yang dibongkar untuk tanaman tebu baru (ratoon plant cane/RPC). Akan
tetapi pada PC sedikit lebih berat karena tata letak kebun, topografi maupun
struktur tanahnya masih belum sempurna, selain itu terdapat pula sisa-sisa
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
28/126
11
batang/perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.Lahan yang telah
diolah sebaiknya didiamkan dahulu selama 1 bulan agar diperoleh cukup sinar
matahari, kemudian barulah digunakan.
2.4.3 Teknik Penanaman
Bibit yang telah disapih ditanam pada bedengan yang telah disiapkan
dengan jarak antar tanaman sekitar 50-60 cm. Setiap bedengan berisi bibit tebu.
Kebutuhan bibit tebu per ha antara 60-80 kwintal atau sekitar 10 mata tumbuh per
meter kairan. Sebelum ditanam bibit perlu diberi perlakuan sebagai berikut:
(1) Seleksi bibit untuk memisahkan bibit dari jenis-jenis yang tidak dikehendaki.
(2) Sortasi bibit untuk memilih bibit yang sehat dan benarbenar akan tumbuh serta
memisahkan bibit bagal yang berasal dari bagian atas, tengah dan bawah.
(3) Pemotongan bibit harus menggunakan pisau yang
tajam dan setiap 3-4 kali pemotongan pisau dicelupkan kedalam lisol dengan
kepekatan 20%.
(4) Memberi perlakuan air panas HWT (hot water treatment)
pada bibit dengan merendam bibit dalam air panas (50oC) selama 7 jam
kemudian merendam dalam air dingin selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga bibit bebas dari hama dan penyakit.Bibit yang telah siap tanam ditanam merata pada kairan. Penanaman
bibit dilakukan dengan menyusun bibit secara over lapping atau double row atau
end to end (nguntu walang) dengan posisi mata disamping. Hal ini dimaksudkan
agar bila salah satu tunas mati maka tunas disebelahnya dapat menggantikan.
Bibit yang telah ditanam kemudian ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri.
Akan tetapi bila pada saat tanam curah hujan terlalu tinggi, maka bibit ditanam
sebaiknya ditanam dengan cara baya ngambang atau bibit sedikit terlihat.Pada tanaman ratoon, penggarapan tebu keprasan berbeda dengan
terbu pertama. Pengeprasan tebu dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali
bekas tebu yang telah ditebang. Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan
dahulu dari kotoran-kotoran bekas tebangan yang lalu. Setelah kebun selesai
dibersihkan barulah pengeprasan dapat dimulai. Pelaksanaan pengeprasan
haruslah dilakukan secara berkelompok dan per-petak. Pengeprasan jangan
dilakukan secara terpencar-pencar karena akan mengakibatkan pertumbuhan tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
29/126
12
tidak merata sehingga penuaannya menjadi tidak merata dan menyulitkan
pemilihan dan penebangan tanaman yang akan dipanen. Seminggu setelah
dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun
pertama dan pembersihan rumput-rumputan. Tujuan penggarapan ini adalah
memperbaharui akar tua dan akar putus diganti akar muda, sehingga mempercepat
pertumbuhan tunas dan anakan. Selain itu tanah menjadi longgar sehingga pupuk
akan dengan mudah masuk kedalam tanah.
2.4.4 Pemeliharaan Tanaman
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman tebu,
yaitu :
1. Penyiraman
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah.
Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.
Penyiraman pada tanaman tebu bila sering dilakukan penyiraman terus-
menerus justru akan berdampak buruk terhadap tingkat perkembangan dan
pertumbuhan tanaman tebu dan juga akan mempengaruhi tingkat kualitas
rendemen tebu yang dihasilkan. Sebab kita ketahui, bahwa tanaman tebu tidak
begitu membutuhkan banyak air seperti yang kita ketahui.2. Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan haruslah disesuaikan dengan keadaan lahan,
untuk itu perlu dilakukan analisa tanah dan daun secara bertahap. Pemupukan
dilakukan dengan dua kali aplikasi. Pada tanaman baru, pemupukan pertama
dilakukan saat tanam dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan 1/3 dosis KCl.
Pemupukan kedua diberikan 1-1,5 bulan setelah pemupukan pertama dengan sisa
dosis yang ada. Pada tanaman keprasan, pemupukan pertama dilakukan 2 minggusetelah kepras dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan 1/3 dosis KCl.
Pemupukan kedua diberikan 6 minggu setelah keprasan dengan sisa dosis yang
ada.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
30/126
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
31/126
14
Pemupukan diberikan 2 kali ;
Penyiangan pemeliharaan got, bumbun dan pengendalian hama penyakit
Prinsipnya sama dengan tanaman pertama.
Pemberian pupuk hayati pada tanaman tebu keprasan sama dengan
tanaman pertama. Yaitu saat usia 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 10 bulan.
3. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tebu yang tidak tumbuh,
baik pada tanaman baru maupun tanaman keprasan, sehingga nantinya diperoleh
populasi tanaman tebu yang optimal. Untuk bibit bagal penyulaman dilakukan 2
minggu dan 4 minggu setelah tanam. Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal
2-3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah
dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut gagal, penyulaman ulang
harus segera dilaksanakan.
Gambar 2. Teknik Budidaya Tanaman Tebu Sistem Kairan
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
32/126
15
Gambar 3. Penanaman Bibit Tanaman Tebu Secara Double Row
Gambar 4. Penanaman Bibit Secara Over Lapping
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
33/126
16
Gambar 5. Teknik Penanaman Bibit End to End
4. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan secara bersamaan setelah
tanaman berumur kira-kira 1 bulan, yaitu dengan cara membabat atau mencabutrerumputan, kemudian tanah di sekitar tanaman dibumbun pada tanaman.
dilakukan sebelum pemupukan, sebelum turun tanah, sampai dengan tebu umur 4
bulan, lahan harus bebas gulma. penyiangan dengan tenaga manusia atau dengan
herbisida.
Pembumbunan / turun tanah
Bumbun I
Bumbun II
Bumbun III
Bumbun IV
Umur tanam 1 bulan
Umur tanam 2 2,5 bulan
Umur tanam 3 3,5 bulan
Umur tanam 4 4,5 bulan
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
34/126
17
5. Pengairan
Selama penggarapan tanah : 1,08 1t/detik , Pada saat tanam : 0,54
1t/detik , Setelah tanam s/d umur 200 hari : 0,27 sampai dengan 0,54 1t/detik.
Penyiraman dilakukan ketika :
Menjelang tanam
Setelah tanam
S/d umur 2 minggu
Umur 2 4 minggu
Umur 4 6 minggu
Umur 6 16 minggu
1 Kali
1 Kali
3 hari 1 kali
1 minggu 2 kali
1 minggu 2 kali
1 bulan sekali ;
6. Kurasan
Kurasan dilakukan untuk memelihara drainase/got yang terdapat pada
lahan tebu yang kita budidayakan. Adapun tujuan dari teknik kurasan ini adalah
untuk mengambil air yang tergenang dalam sekitar areal tanaman tebu yang telahkita budidayakan.
Waktu kurasan :
a. Sebelum tanam
b. Sesudah tanam
c. Setelah turun tanah I, II, III, IV.
d. Setelah turun hujan lebat / banjir.
7. Klentek
Merupakan pengelupasan daun kering atau daun yang tidak berguna
untuk meringankan beban, tanaman, memperlancar sirkulasi udara dan
photosynthesa.
Klentek I : Sebelum bumbun terakhir ( 4 5 bln ).
Klentek II : Umur tebu 7 bulan.
Klentek III : Umur tebu 11 bulan (12 bulan sebelum tebang).
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
35/126
18
8. Pemeliharaan Keprasan (Ratoon)
Merupakan tanaman yang tumbuh setelah ditanam pertama ditebang.
Tebu dilahan sawah dikepras 1 kali untuk dapat dipelihara kembali (ratoon 1 )
dengan urutan Sebagai berikut :
Pembersihan lahan bekas tebangsan
Pengeprasan paling lambat 7 hari setelah tebang
Cara pengeprasan dengan cara membongkar guludan sehingga tanah agak
rata, tanaman dikepras pada pangkal batang.
Penyulaman dengan bibit bagal 2 mata tunas
Penyiraman setelah tanaman berumur 2 3 minggu, cara dan interval
penyiraman sama dengan tanaman pertama.
Pembumbunan 3 kali
Bumbun I : Umur 1-1,5 Bulan.
Bumbun II : Umur 2-3 Bulan
Bumbun III : Umur 4-5 Bulan
2.4.5 Panen
Pengaturan panen dimaksudkan agar tebu dapat dipungut secara
efisien dan dapat diolah dalam keadaan optimum. Melalui pengaturan panen,
penyediaan tebu di pabrik akan dapat berkesinambungan dan dalam jumlah yang
sesuai dengan kapasitas pabrik sehingga pengolahan menjadi efisien. Kegiatan
panen termasuk dalam tanggung jawab petani, karena petani harus menyerahkan
tebu hasil panennya ditimbangan pabrik. Akan tetapi pada pelaksanaannya
umumnya petani menyerahkan pelaksanaan panen kepada pabrik yang akan
menggiling tebunya atau kepada KUD. Pelaksanaan panen dilakukan pada bulanMei sampai September dimana pada musim kering kondisi tebu dalam keadaan
optimum dengan tingkat rendemen tertinggi. Penggiliran panen tebu
mempertimbangkan tingkat kemasakan tebu dan kemudahan transportasi dari
areal tebu ke pabrik. Kegiatan pemanenan meliputi estimasi produksi tebu,
analisis tingkat kemasakan dan tebang angkut.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
36/126
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
37/126
20
(5) Nilai faktor kemasakan (FK) dihitung dengan rumus:
RB - RA
FK = -------------------- x 100
RBRB = Rendemen Batang Bawah
RA = Rendemen Batang Atas
FK = Faktor Kemasakan, Dimana Jika:
FK = 100 Berarti Tebu Masih Muda
FK = 50 Berarti Tebu Setengah Masak
FK = 25 Berarti Tebu Sudah Masak
Data yang diperoleh digunakan untuk memetakan tingkat kemasakkan
tebu pada peta lokasi tebu sebagai informasi lokasi tebu yang sudah layak untuk
dipanen. Namun demikian prioritas penebangan tidak hanya mempertimbangkan
tingkat kemasakan tebu tapi juga mempertimbangkan jarak kebun dari pabrik,
kemudahan transportasi, kesehatan tanaman dan ketersediaan tenaga kerja.
2.4.5.3Tebang Angkut
Penebangan tebu haruslah memenuhi standar kebersihan yaitu kotoran
seperti daun tebu kering, tanah dan lainnya tidak boleh lebih besar dari 5%. Untuk
tanaman tebu yang hendak dikepras, tebu di sisakan didalam tanah sebatas
permukaan tanah asli agar dapat tumbuh tunas. Bagian pucuk tanaman tebu
dibuang karena bagian ini kaya dengan kandungan asam amino tetapi miskin
kandungan gula. Tebu tunas juga dibuang karena kaya kandungan asam organis,
gula reduksi dan asam amino akan tetapi miskin kandungan gula.
Penebangan tebu dapat dilakukan dengan sistem tebu hijau yaitu
penebangan yang dilakukan tanpa ada perlakuan sebelumnya, atau dengan sistem
tebu bakar yaitu penebangan tebu dengan dilakukan pembakaran sebelumnya
untuk mengurangi sampah yang tidak perlu dan memudahkan penebangan. Sistem
penebangan tebu yang dilakukan di Jawa biasanya memakai sistem tebu hijau,
sementara di luar Jawa umumnya ..., terutama di Lampung, memakai sistem tebu
bakar.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
38/126
21
Teknik penebangan tebu dapat dilakukan secara bundled cane (tebu
ikat), loose cane (tebu urai) atau chopped cane (tebu cacah). Pada penebangan
tebu dengan teknik bundled cane penebangan dan pemuatan tebu kedalam truk
dilakukan secara manual yang dilakukan dari pukul 5 pagi hingga 10 malam. Truk
yang digunakan biasanya truk dengan kapasitas angkut 6-8 ton atau 10-12 ton.
Truk dimasukkan kedalam areal tanaman tebu. Lintasan truk tidak boleh
memotong barisan tebu yang ada. Muatan tebu kemudian dibongkar di Cane Yard
yaitu tempat penampungan tebu sebelum giling.
Pada penebangan tebu dengan teknik loose cane, penebangan tebu
dilakukan secara manual sedangkan pemuatan tebu keatas truk dilakukan dengan
memakai mesingrab loader. Penebangan tebu dengan teknik ini dilakukan per 12
baris yang dikerjakan oleh 2 orang. Tebu hasil tebangan diletakkan pada baris ke
6 atau 7, sedangkan sampah yang ada diletakkan pada baris ke 1 dan 12. Muatan
tebu kemudian dibongkar di Cane Yard yaitu tempat penampungan tebu sebelum
giling.
Gambar 6. Tanaman Tebu Siap Giling
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
39/126
22
Pada penebangan tebu dengan teknik chopped cane, penebangan tebu
dilakukan dengan memakai mesinpemanen tebu (cane harvvester). Hasil
penebangan tebu dengan teknik ini berupa potongan tebu dengan panjang 20-30
cm. Teknik ini dapat dilakukan pada lahan tebu yang bersih dari sisa tunggul,
tidak banyak gulma, tanah dalam keadaan kering, kodisi tebu tidak banyak roboh
dan petak tebang dalam kondisi utuh sekitar 8 ha.
2.4.5.4 Perhitungan Rendemen
Hasil perhitungan rendemen dengan sampel tebu untuk analisis
tingkat kemasakan disebut sebagai rendemen sampel. Dua metode perhitungan
rendemen lain adalah perhitungan rendemen sementara (RS) dan perhitungan
rendemen efektif (RE).
Perhitungan rendemen sementara didapat dari nira hasil perahan
tebu pertama di pabrik yang dianalisis di laboratorium. Tujuan perhitungan
rendemen sementara untuk menentukan bagi hasil gula bagi petani secara cepat.
Nilai rendemen sementara didapat dari perkalian antara faktor rendemen (FR)
dengan nilai nira (NN). Nilai nira didapat dari:
NN = Nilai Pol 0,4 (Nilai Brix Nilai Pol) Nilai Brix adalahpersentase bahan kering larut yang ada dalam nira terhadap berat tebu, sedangkan
nilai Pol bagian gula dari Brix yang dipersentasekan terhadap berat tebu. Faktor
Rendemen didapat dari:
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
40/126
23
Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata karena perhitungan
rendemen ini memakai nilai berat gula yang telah dihasilkan. Perhitungan
rendemen efektif didapat dari jumlah berat gula yang dihasilkan dibagi jumlah
berat tebu yang digiling dikalikan 100%. Angka rendemen efektif inilah yang
digunakan sebagai nilai resmi rendemen yang didapat.
2.5 Pasca Panen
2.5.1 Pengolahan Tebu Menjadi Gula
Setelah tebu dipanen dan diangkut ke pabrik, selanjutnya dilakukan
pengolahan. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan
menggunakan peralatan yang menggunakan peralatan yang sebagian besar bekerja
secara otomatis. Beberapa tahap pengolahan, yaitu ekstraksi nira, penjernihan,
penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan, pengemasan serta
penyimpanan (Tim Penulis PS, 2000).
Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi. Pada stasiun
penggilingan berlangsung proses ekstraksi yang bertujuan mengekstraksi nira dari
tebu sebanyak mungkin dan menekan sekecil mungkin kehilangan gula dalam
ampas. Tahapan ekstraksi ini sangat menentukan nilai rendemen gula yang akan
dihasilkan, semakin banyak nira yang diekstraksi maka semakin tinggi rendemengula yang akan dihasilkan. Pada akhir proses ekstraksi, diperoleh cairan keruh
yang berwarna hijau kecoklatan yang disebut nira mentah. Sebelum diproses ke
stasiun pemurnian, nira mentah disaring agar bebas dari kotoran kasar, kemudian
dipompakan ke timbangan boulogne dan dipanaskan dari 30 C hingga 100 C.
Sebagai sisa penggilingan, diperoleh bagasse sebanyak 36,5 % dari total berat
tebu, dengan kadar sabut sekitar 16 % (Hendrawan, F. 2010).
Tujuan dari pemerahan atau ekstraksi adalah untuk memisahkansebanyak mungkin nira yang terkandung di dalam batang tanaman tebu, dengan
demikian diharapkan gula yang dapat diperoleh adalah maksimal. Ekstraksi
dilaksanakan dengan cara melewatkan batang-batang tebu melalui celah-celah
yang terbentuk antara dua atau lebih rol gilingan yang berputar dengan kecepatan
tertentu dan saling berdempetan karena pengaruh tekanan hidrolika yang
dibebankan kepadanya (Kuncara, R. T. 2010).
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
41/126
24
Dalam rangkaian proses pemurnian gula, stasiun pemurnian nira
memegang peranan sangat penting, terutama terhadap kualitas gula produk.
Melalui stasiun pemurnian, sebagian besar bukan gula akan diendapkan di
clarifier sebagai nira kotor, kemudian dibuang dalam padat disebut dengan
bagasse. Bukan gula yang ikut dalam proses kristalisasi akan mempengaruhi mutu
masakan, gula produk dan mutu tetes. Semakin besar jumlah bukan gula yang
terolah akan semakin rendah mutu gula produk, ditunjukkan oleh ukuran
kristalisasi yang terjadi (Santoso BE. 2011).
Nira encer yang masih banyak mengandung air akan dipekatkan di
stasiun penguapan. Proses penguapan dilakukan dengan cara menguapkan air
sebanyak mungkin dari nira, hingga mendekati titik jenuh. Stasiun penguapan
merupakan unit proses yang paling banyak mengkonsumsi uap pada pabrik gula.
Proses penguapan berlangsung pada tekanan rendah (vacuum), dimana semakin ke
belakang tekanan vacuum evaporator semakin tinggi. Uap air nira dapat mengalir
karena adanya tarikan vacuum dari evaporator berikutnya. Sebagaimana diketahui
bahwa tekanan berbanding lurus dengan suhu. Oleh karena itu, semakin ke
belakang tekanan evaporator harus dibuat semakin rendah, agar titik didih nira
semakin rendah sehingga pengentalan berjalan lebih cepat (Winarno, F. G. 2004).Cairan tebu (nira) yang sudah jernih masih banyak mengandung air.
Sebagian besar air dalam nira ini harus dihilangkan dengan cara penguapan
(evaporasi). Di pabrik, penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa
evaporator yang biasanya terdiri dari rangkaian 4-5 bejana yang bekerja secara
berkesinambungan. Uap yang dihasilkan dari satu bejana digunakan sebagai uap
pemanas bejana berikutnya (Tim Penulis PS, 2000).
Tahap selanjutnya adalah kristalisasi, pada tahap ini digunakan suatupan yang bersifat vacuum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan
dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh. Pada kondisi
seperti ini, akan terbentuk kristal. Pengkristalan terjadi dari sebagian sukrosa yang
semula larut, kemudian memisahkan diri dan membentuk kristal (Tim Penulis PS,
2000).
Setelah timbul kristal gula pada pan pemasakan, dalam waktu singkat,
massecuite (campuran kristal gula dengan nira kental) akan diturunkan ke
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
42/126
25
pemutaran. Pemutar itu besar, berotasi, berbentuk tabung silinder dengan sumbu
vertikal yang digerakkan oleh elektromotor. Sumbu ini berputar dengan kecepatan
tinggi di dalam tabung. Massecuite dipompa ketika alat pemutar berputar dengan
lambat, dan ketika pembongkaran selesai, mesin akan kembali berputar secara
cepat, sehingga siklus sebelumnya kembali terjadi dengan cara yang sama.
Putaran harus berputar dengan kecepatan tinggi untuk dapat memisahkan gula
kristal dengan nira kental secepatnya (Santoso BE. 2011).
2.5.2 Mutu Gula
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai produk makanan tentunya harus memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan sehingga layak untuk dikonsumsi. Di
Indonesia ada tiga jenis gula yang beredar di pasaran, yaitu gula kristal mentah
(GKM) atau raw sugar yang digunakan sebagai bahan baku industri gula rafinasi,
gula kristal putih (GKP) yang dikonsumsi secara langsung dan gula rafinasi
sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Gula yang kita konsumsi
sehari-hari adalah gula kristal putih secara internasional disebut sebagaiplantation
white sugar. GKP dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai tahapan proses,
untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam pengolahangula. Kriteria mutu gula yang berlaku di Indonesia (SNI) saat ini pada dasarnya
mengacu pada kriteria lama yang dikenal dengan SHS (Superieure Hoofd Suiker),
yang pada perkembangannya kemudian mengalami modifikasi dan terakhir SNI
01-3140-2001/Rev 2005 (Kuswurj, 2009).
Tabel 3. Syarat Mutu Gula Kristal Putih
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
43/126
26
Penjelasan mengenai kriteria uji syarat mutu gula kristal putih adalah
sebagai berikut:
Polarisasi menunjukkan kadar sukrosa dalam gula, semakin tinggi
polarisasi semakin tinggi kadar gulanya. Batasan minimal kadar pol adalah
99,5 %.
Warna kristal dapat dilihat secara langsung dengan mata, secara kualitatif
dengan cara membandingkan dengan standar dapat diketahui tingkat
keputihan (whiteness) gula. Penggunaan peralatan (spektrofotometer
refleksi) diperlukan untuk pengukuran kuantitatif yang dinyatakan dalam
CT (colour type). Semakin tinggi nilai CT semakin putih warna gulanya.
Untuk gula GKP kisaran nilai CT sekitar 5 sampai 10. Pada penentuan
premi mutu gula warna kristal ini merupakan salah satu tolak ukur utama
yang menentukan.
Warna larutan gula berkisar dari kuning muda (warna muda) sampai
kuning kecoklatan (warna gelap) diukur dengan metode ICUMSA
(International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis),
dinyatakan dalam indeks warna. Semakin besar indeks semakin gelap
warna larutan. Batasan maksimal indeks warna untuk GKP adalah 300 iu. Besar jenis butir adalah ukuran rata-rata butir kristal gula dinyatakan
dalam milimeter. Persyaratan untuk GKP adalah 0,8 sampai 1,1 mm.
Kadar SO2 gula produk kita berkisar 5 sampai 20 ppm, ini disebabkan
sebagian besar pabrik gula menggunakan proses sulfitasi, sehingga
terdapat residu SO2 seperti pada kisaran tersebut. Adanya residu SO2
menjadi kendala untuk konsumsi industri makanan atau minuman, yang
biasanya menuntut bebas SO2. Kadar SO2 maksimal yang diperkenankan
di Indonesia adalah 30 ppm.
Kadar air adalah jumlah air (%) yang terdapat dalam gula, biasanya
batasan maksimal 0,1%. Gula yang mengandung kadar air tinggi cepat
mengalami penurunan mutu/kerusakan dalam penyimpanan, berubah
warna, mencair dan sebagainya (Kuswurj, 2009).
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
44/126
27
2.5.3 Rendemen
Tujuan utama penanaman tebu adalah untuk memperoleh hasil hablur
yang tinggi. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi
gula, pembentukan gula terjadi didalam proses metabolisme tanaman. Proses ini
terjadi di lapangan (on farm). Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat
ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi
gula kristal (Sutrisno, B.2009).
Hablur yang dihasilkan mencerminkan dengan rendemen tebu. Dalam
prosesnya ternyata rendemen yang dihasilkan oleh tanaman dipengaruhi oleh
keadaan tanaman dan proses penggilingan di pabrik. Untuk mendapatkan
rendemen yang tinggi, tanaman harus bermutu baik dan ditebang pada saat yang
tepat. Namun sebaik apapun mutu tebu, jika pabrik sebagai sarana pengolahan
tidak baik, hablur yang didapat akan berbeda dengan kandungan sukrosa yang ada
di batang. Oleh sebab itu sering terjadi permasalahan dengan cara penentuan
rendemen di pabrik. Berbagai kasus yang mencuat dan bahkan menyebabkan
konflik antara petani dan pabrik gula adalah karena ketidakjelasan penentuan
rendemen (Sutrisno, B.2009).
Rendemen gula adalah perbandingan berat kristal gula yang diperolehdengan berat gula tebu yang digiling. Perlu disadari bahwa sebenarnya tinggi
rendahnya rendemen bukan semata ditentukan oleh pabrik , tetapi juga ditentukan
oleh kualitas tanaman tebu meliputi varitas tebu, budidaya tanaman tebu, waktu
tanam, kemasakan optimal waktu panen, kriteria tebangan, dan waktu angkutan
(Winarno, F. G. 2004).
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
45/126
28
2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Tebu
Pengendalian hama dan penyakit dapat mencegah meluasnya serangan
hama dan penyakit pada areal pertanaman tebu. Pencegahan meluasnya hama dan
penyakit dapat meningkatkan produktivitas. Beberapa hama dan penyakit utama
tanaman tebu adalah:
2.6.1 Hama
1. Penggerek Pucuk (Tr iporyza vinell aF)
Penggerek pucuk menyerang tanaman tebu umur 2 minggu sampai
umur tebang. Gejala serangan ini berupa lubang-lubang melintang pada helai daun
yang sudah mengembang. Serangan penggerek pucuk pada tanaman yang belum
beruas dapat menyebabkan kematian, sedangkan serangan pada tanaman yang
beruas akan menyebabkan tumbuhnya siwilan sehinggga rendemen menurun.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan memakai insektisida Carbofuran
atau Petrofur yang terserap jaringan tanaman tebu dan bersifat sistemik dengan
dosis 25 kg/ha ditebarkan ditanah.
Gambar 7. Hama Penggerek Pucuk Tanaman Tebu (Tr iporyza vinell aF.)
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
46/126
29
2. Uret (Lepidieta stigmaF)
Hama uret berupa larva kumbang terutama dari familia Melolonthidae
dan Rutelidae yang bentuk tubuhnya mem-bengkok menyerupai huruf U. Uret
menyerang perakaran dengan memakan akar sehinga tanaman tebu menunjukkan
gejala seperti kekeringan. Jenis uret yang menyerang tebu di Indonesia antara lain
Leucopholis rorida, Psilophis sp. dan Pachnessa nicobarica. Pengendalian
dilakukan secara mekanis atau khemis dengan menangkap kumbang pada
sore/malam hari dengan perangkap lampu biasanya dilakukan pada bulan
Oktober-Desember. Disamping itu dapat pula dengan melakukan pengolahan
tanah untuk membunuh larva uret atau menggunakan insektisida carbofuran 3G.
Gambar 8. Hama Uret Tanaman Tebu (Lepidieta stigma F.)
3. Penggerek Batang
Ada beberapa jenis penggerek batang yang menyerang tanaman tebu
antara lain penggerek batang bergaris (Proceras sacchariphagus Boyer),
penggerek batang berkilat (Chilotraea auricilia Dudg), penggerek batang abu-abu
(Eucosma schista-ceana Sn), penggerek batang kuning (Chilotraea infuscatella
Sn), dan penggerek batang jambon (Sesamia inferens Walk). Diantara hama
penggerek batang tersebut penggerek batang bergaris merupakan penggerek
batang yang paling penting yang hampir selalu ditemukan di semua kebun tebu.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
47/126
30
Gambar 9. Hama Penggerek Batang Bergaris Pucuk
(Proceras sacchar iphagus boyer)
Gambar 10. Hama Penggerek Batang Berkilat (Chilotraea aur icili a Dudg)
Serangan penggerek batang pada tanaman tebu muda berumur 3-5
bulan atau kurang dapat menyebabkan kematian tanaman karena titik tumbuhnya
mati. Sedang serangan pada tanaman tua menyebabkan kerusakan ruas-ruas
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
48/126
31
batang dan pertumbuhan ruas diatasnya terganggu, sehingga batang menjadi
pendek, berat batang turun dan rendemen gula menjadi turun pula. Tingkat
serangan hama ini dapat mencapai 25%.
Pengendalian umumnya dilakukan dengan penyemprot-an insektisida
antara lain dengan penyemprotan Pestona/ Natural BVR. Beberapa cara
pengendalian lain yang dilakukan yaitu secara biologis dengan menggunakan
parasitoid telur Trichogramma sp. dan lalat jatiroto (Diatraeophaga striatali s).
Secara mekanis dengan rogesan. Kultur teknis dengan menggunakan varietas
tahan yaitu PS 46, 56,57 dan M442-51. Atau secara terpadu dengan memadukan 2
atau lebih cara-cara pengendalian tersebut.
2.6.2 Penyakit
1. Penyakit Mosaik
Disebabkan oleh virus dengan gejala serangan pada daun terdapat noda-
noda atau garis-garis berwarna hijau muda, hijau tua, kuning atau klorosis yang
sejajar dengan berkas-berkas pembuluh kayu. Gejala ini nampak jelas pada
helaian daun muda. Penyebaran penyakit dibantu oleh serangga vektor yaitu kutu
daun tanaman jagung, Rhopalosiphun maidis (Anonymous 1996). Pengendaliandilakukan dengan menanam jenis tebu yang tahan, menghindari infeksi dengan
menggunakan bibit sehat, dan pembersihan lingkungan kebun tebu.
Gambar 11. Penyakit Mozaik Tanaman Tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
49/126
32
2. Penyakit Busuk Akar
Disebabkan oleh cendawan Pythium sp. Penyakit ini banyak terjadi
pada lahan yang drainasenya kurang sempurna. Akibat serangan maka akar tebu
menjadi busuk sehingga tanaman menjadi mati dan tampak layu. Pengendalian
penyakit dilakukan dengan menanam varietas tahan dan dengan memperbaiki
drainase lahan.
Gambar 12. Penyakit Busuk Akar Tanaman Tebu
3. Penyakit Blendok
Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas albilineans dengan gejala
serangan timbulnya klorosis pada daun yang mengikuti alur pembuluh. Jalur
klorosis ini lama-lama menjadi kering. Penyakit blendok terlihat kira-kira 6
minggu hingga 2 bulan setelah tanam. Jika daun terserang berat, seluruh daun
bergaris-garis hijau dan putih.. Penularan penyakit terjadi melalui bibit yang
berpenyakit blendok atau melalui pisau pemotong bibit. Pengendalian dengan
menanam varietas tahan penyakit, penggunaan bibit sehat dan serta mencegah
penularan dengan menggunakan desinfektan larutan lysol 15% untuk pisau
pemotong bibit.
Gambar 13. Penyakit Blendok Tanaman Tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
50/126
33
4. Penyakit Pokkahbung
Disebabkan oleh cendawan Gibberella moniliformis. Gejala serangan
berupa bintik-bintik klorosis pada daun terutama pangkal daun, seringkali disertai
cacat bentuk sehingga daun-daun tidak dapat membuka sempurna, ruas-ruas
bengkok dan sedikit gepeng. Akibat serangan pucuk tanaman tebu putus karena
busuk. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan 2 sendok
makan Natural GLIO+2 sendok makan gula pasir pada daun-daunan muda setiap
minggu, pengembusan dengan tepung kapur tembaga (1;4:5) atau dengan
menanam varietas tahan.
Gambar 14. Penyakit Pokkahbung Tanaman Tebu
Gambar 15. Penyakit Pokkahbung Tanaman Tebu
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
51/126
34
3. METODE DAN PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2014 sampai
dengan tanggal 07 Oktober 2014 di PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk,
(PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang Jawa Timur. Pelaksanaan
magang kerja dilakukan selama 3 bulan dengan 6 hari kerja per minggu dan 8 jam
kerja per hari mulai pukul 07.00-16.00 WIB dengan 1 jam waktu istirahat.
3.2 Metode Pelaksanaan
Bentuk pelaksanaan kegiatan ini ialah magang kerja di PT. Rajawali
Nusantara Indonesia, Tbk, (PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang
Jawa Timur dengan metode yang digunakan meliputi:
1. Observasi lapang
Observasi keadaan umum di PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk,
(PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang Jawa Timur yang
meliputi: lokasi, luas area, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja dan
kegiatan produksi yang dilakukan.
2. Partisipasi aktif
Keikutsertaan dalam setiap kegiatan manajemen budidaya yang meliputi:
pengorganisasian pekerja, manajemen penanaman, pengamatan teknik
budidaya, pengolahan pasca panen tanaman budidaya.
3. Diskusi dan wawancara
Diskusi dan wawancara merupakan bentuk pelaksanaan praktek kerja
langsung untuk memperoleh informasi, penjelasan dan pemahaman dari
kegiatan yang dilakukan serta memperoleh keterangan dari pihak instansi
mengenai hal-hal yang ingin diketahui dan dibutuhkan berkaitan dengantujuan praktek baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan ikut serta praktek
kerja secara langsung sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
52/126
35
3.3Jadwal Kegiatan Magang Kerja
Kegiatan magang kerja ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, pada bulan
JuliOktober 2014, dengan ketentuan 6 hari aktif kerja dan 8,5 Jam kerja.
Dengan rincian rencana kegiatan sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja
No Waktu Kegiatan
1. Minggu ke-1 Pengenalan lahan, staf dan pekerja.
Penjelasan dan pembagian tugas di lapang.
Pengenalan varietas dan teknik produksi tanaman
tebu.
2. Minggu ke-2 Persiapan lahan dan penanaman bibit:
Meliputi Pengolahan lahan dan Persiapan Media yang
digunakan dalam penanaman tebu. serta penanaman
bibit tebu dan penanaman hasil tanaman tebu.
3. Minggu ke-3 Pemeliharaan tanaman:
Pengolahan lahan tebu serta proses perawatan
tanaman tebu
4 Minggu ke-4 Pemeliharaan tanaman:
Pengairan dan perawatan tanaman tebu.
5. Minggu ke-5 Teknik Penanaman tanaman tebu:
Menanam tanaman tebu yang memiliki varietas yang
unggul serta hasil rendemen yang di dapatkan bisa
optimal.
6. Minggu ke-6 Pemeliharaan tanaman:
Pengairan lahan, penyiangan gulma, sertapengendalian hama dan penyakit tanaman serta
pengamatan hasil pertumbuhan dari tanaman tebu.
7. Minggu ke-7 Pemeliharaan tanaman:
Pemupukan lahan, penyiangan gulma, serta
pengendalian hama dan penyakit.
8. Minggu ke-8 Pemeliharaan tanaman:
Pengamatan lahan, penyiangan gulma, serta
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
53/126
36
pengendalian hama dan penyakit.
9. Minggu ke-9 Pemeliharaan tanaman:
Pengamatan lahan, pemupukan lahan, serta
pembersihan got / parit yang ada disekitar pematang
lahan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama
dan penyakit tanaman.
10. Minggu ke-10 Pemeliharaan tanaman:
Pemberian pupuk cair pada tanah, dan juga pemberian
nutrisi tanaman (pupuk cair), penyiangan gulma, serta
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Seleksi varietas tebu unggul.
11. Minggu ke-11 Proses penyulaman tanaman tebu yang mati,
pengairan, pembumbunan, kurasan, serta penyiangan
gulma disekitar lahan tanaman tebu yang di
budidayakan.
12. Minggu ke-12 Proses pemeliharaan tanaman tebu serta dilakukan
proses roguing, keprasan, klentek (pembuangan
tanaman tebu yang dirasa rusak dan tidak layak untuk
di produksi), proses tebang tebu, panen dan pasca
panen tanaman tebu unggul.
13. Minggu ke-13 Pengumpulan data dan Evaluasi hasil magang yang
telah didapat dan pembuatan laporan akhir magang
kerja.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
54/126
37
Tabel 2. Matriks Kegiatan Magang Kerja di PT. Rajawali Nusantara
IndonesiaPG. Krebet Baru Bululawang Malang Jawa Timur
JADWAL KEGIATAN MAGANG KERJA MAHASISWA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2014
DI PG. KREBET BARU
KELOMPOK PROSES PRODUKSI
TEMPATJULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
BST
LIBUR
PABRIKASI
PTA
TU TANAMAN
KELOMPOK BUDIDAYA
BST
LIBUR
LAB. MIKRO
RAYON
PTA
GILINGAN
CONTOH
MEKANISASI
TU TANAMAN
Mengetahui
Pembimbing Lapang
Karyanto, SP.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
55/126
38
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Magang Kerja
Pelaksanaan kegiatan magang kerja dilakukan di PT. Rajawali
Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru Bululawang Malang Jawa Timur.
Salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam sektor industry gula di
Indonesia, dengan berbagai aktifitas di bidang pertanian yang sudah dilakukan,
terutama budidaya tanaman tebu baik itu tebu varietas masa awal, masa tengah,
maupun masa lambat. Tanaman tebu memang menjadi salah satu komoditas
unggul yang dikembangkan di PG. Krebet Baru, hal ini mengingat dari jumlah
konsumsi masyarakat Indonesia akan semakin banyaknya permintaan akan
kebutuhan gula dalam negeri. Selanjutnya tanaman tebu itu sendiri akan menjadi
salah satu topik yang akan dibahas dalam laporan magang kerja ini.
4.1.1 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru
PG. Krebet Baru Malang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda,
kemudian dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern (OTHC) pada tahun 1906. Pada
masa perang, pabrik mengalami kerusakan parah sehingga tahun 1947 pabrik
berhenti beroperasi. Petani yang semula menggiling tebu di pabrik, mengalihkan
penggilingannya ke pengolahan tebu secara tradisional yang menghasilkan gula
merah. Atas desakan IMA PETERMAS (Indonesia Maskapai Andal Koperasi
Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), pada tahun 1953 diadakan perbaikan
oleh OTHC yang bekerjasa dengan Bank Industri Negara sehingga pabrik dapat
kembali beroperasi dengan nama baru yaitu PG. Krebet Baru. Kualitas gula di
PG. Krebet Baru terus ditingkatkan dari High Sugar (HS) menjadi Superior HighSugar (SHS) pada tahun 1957.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
56/126
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
57/126
40
TCD dengan rincian PG. Krebet Baru I sebesar 5200 TCD dan PG. Krebet Baru II
sebesar 4800 TCD. Penambahan kapasitas terus diupayakan target terpasang pada
tahun 2009 hingga tahun 2014 sekarang ini total sebesar 12.000 TCD.
4.1.2 Letak Geografis, Keadaan Iklim, Dan Keadaan Tanah
PG. Krebet Baru terletak pada 1120, 37, 30 LS di Desa Krebet,
Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang Jawa Timur. Sekitar 13 Km arah
selatan kota Malang, yang dibatasi oleh 4 desa yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Senggrong.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bakalan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bakalan.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lumbangsari dan Desa Gading.
Menurut klasifikasi iklim oleh Oldeman dan Smith Ferguson, iklim di
daerah ini tergolong agak basah atau zona C dengan curah hujan rata-rata 2077
mm per tahun. Bulan basah jatuh pada bulan Januari sedangkan bulan kering jatuh
pada bulan Agustus. Suhu minimum rata-rata 210C dan suhu maksimum 330C.
Wilayah kerja PG. Krebet Baru terletak pada ketinggian tempat 300 600 m dpl.
Berdasarkan tingkat topografinya sangat beragam dari dataran sampai perbukitandan pegunungan dengan kemiringan 3 8 %. Pada umumnya jenis tanah adalah
latosol, mediteran, sedikit regosol dan alluvial. pH tanah berkisar antara 5,6 6,5.
4.1.3 Wilayah Kerja PG. Krebet Baru
Wilayah kerja PG. Krebet Baru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a.
Wilayah HistorisIalah wilayah kerja yang telah ada sejak berdirinya PG. Krebet Baru yang
dicirikan dengan adanya jaringan lori dan sebagian besar adalah tanah
sawah. Wilayah kerja historis ini meliputi Kecamatan Bululawang dan
Kecamatan Gondanglegi.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
58/126
41
b. Wilayah Ekspansi
Ialah wilayah kerja setelah adanya pengembangan PG Krebet Baru tahun
1976. Wilayah ekspansi terdiri dari 15 Kecamatan dan 24 Desa yang
tersebar di daerah Malang Raya.
Wilayah kerja PG. Krebet Baru hingga saat ini dibagi menjadi 4
rayon yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala rayon atau sering
disebut SKK (Sinder Kepala Kebun).
Tabel 1. Luas areal wilayah kerja di PG. Krebet Baru Malang musim
tanam tahun 2013-2014 Sampai dengan periode 31 Mei 2014 (Sie. Tata
Usaha Tanaman PG. Krebet Baru Tahun 2014).
Rayon Afdeling Luas (Ha)
Timur
Sumbermanjing Wetan 1668,00
Turen 1280,00
Wajak 1365,00
Tirtoyudo 769,00
Ampelgading 315,00
Dampit 1359,00
Jumlah Rayon Timur 6756,00
Rayon Afdeling Luas (Ha)
UTARA
Bululawang 2615,30
Dau 740,00
Lowokwaru 291,29
Pakisaji 185,00
Lawang 305,00
Singosari 1035,00
Jumlah Rayon Utara 5171,59
Rayon Afdeling Luas (Ha)
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
59/126
42
TENGAH
Gondanglegi I 2884,00
Gondanglegi II 1431,05
Pagelaran 1793,00
Jumlah Rayon Tengah 6108,05
Rayon Afdeling Luas (Ha)
SELATAN
Pagak 1162,00
Bantur 1095,00
Sumbermanjing Kulon 615,00Donomulyo 128,00
Gedangan 1081,00
Jumlah Rayon Selatan 4081,00
Tebu Sendiri (TS) 118,79
TOTAL 22235,43
Luas wilayah kerja PG. Krebet Baru hingga bulan Mei 2014 seluas
22235,43 ha yang tersebar di Kabupaten dan Kota Malang. Wilayah kerja PG.
Krebet Baru dibagi menjadi 4 rayon, yaitu rayon timur meliputi Sumbermanjing
Wetan, Tirtoyudo, Turen, Wajak, Ampelgading, Dampit, Rayon Utara meliputi
Bululawang, Lowokwaru, Dau, Lawang, dan Singosari. Rayon Tengah meliputi
Gondanglegi, dan Pagelaran. Rayon Selatan meliputi Pagak, Bantur, Donomulyo,
Gedangan. Dari 4 Rayon yang ada, rayon tengah yang memiliki luasan yang
terluas, yakni 6068,05 ha (Tabel 1.). Dalam pelaksanaan kegiatan, Kepala Bagian
Tanaman didukung oleh 4 sie dibawahnya, yaitu Sie. Tebang Angkut, Sie. Bina
Sarana Tani, Sie. Mekanisasi,dan Sie. Laboratorium Kultur Jaringan dan Tata
Usaha Tanaman.
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
60/126
43
4.2 Struktur Organisasi PT. Rajawali IPG. Krebet Baru
Perusahaan Gula (PG) Krebet Baru merupakan Bagian dari PT.
Rajawali I yang bekedudukan Di Surabaya. PT. Rajawali I merupakan anak
perusahaan dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang berkantor Di
Jakarta. PG Krebet Baru Memiliki 2 Pabrik gula yaitu PG. Krebet Baru I (KBI)
dan PG. Krebet Baru II (KBII). PG. Krebet Baru dipimpin oleh Seorang General
Manager dalam pelaksaaanaan kegiatan kerjanya kemudian akan
mempertanggung jawabkan kegiatan kepada Direksi PT. Rajawali I yang berada
Disurabaya.
Gambar 17. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru.
General Manager dalam pelaksaanaan kerjanya dibantu oleh beberapa
kepala bagian yang meliputi Kabag pabrikasi KB I, Kabag pabrikasi KB II, Kabag
Tanaman, Kabag instalasi, kabag keuangan dan administrasi, kabag SDM dan
Umum. Kemudian setiap kabag akan mempertanggung jawabkan kerja mereka
kepada General Manajer. Berikut fungsi dan lingkup kerja yang ada di PG. Krebet
Baru;
8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014
61/126
44
a. General Manager
General manager memiliki fungsi untuk memimpin dan mengelola pabrik
secara keseluruhan, sesuai dengan kebijakan direksi dan melakasanakan
keputusan yang telah ditetapkan oleh PT. Rajawali I Surabaya. Seorang
General manager memiliki tugas untuk merumuskan sasaran dalam rangka
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan direksi, membuat strategi untuk
mencapai sasaran perusahaan, membantu direksi dalam penyusunan rencana
jangka panjang perusahaan, melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang
keuangan, personalia produksi, teknik dan umum serta menegakan disiplin
kerja karyawan. Semua tugas-tugas tersebut akan dipertanggung jawabkan
kepada direksi PT. Rajawali I
b. Kabag Pabrikasi
PG. Krebet Baru memiliki dua pabrik gula yakni pabrik gula Krebet baru
I(KB I) dan pabrik gula Krebet Baru (KB II), setiap pabrik gula yakni KB I
dan KB II dipimpin oleh Kepala bagian Pabrikasi. Tugas dari kepala bagian
ialah membuat rencana kegian produksi, melaksanaakan rencana kegiatan
produksi yang telah disetujui oleh General Manager, melaksanakan kegiatan-
kegiatan teknik operational dalam bidang pabrikasi, mengendalikan danmengawasi proses seperti mutu, penimbangan dan pembungkusan gula agar
targert produksi dapat terpenuhi, mengusulkan perubahan atau perbaikan alat
yang bekaitan dengan bagian pabrikasi, menjaga kelancaran proses pabrikasi,
melakukan pengawasan terhadap nilai rendemen produksi serta daftar bagi
hasil gula petani.
c. Kabag tanaman
Kepala bagian tanaman memiliki berfungsi melaksanakan kebijakan yangdibuat oleh direksi dan ketentuan General Manager. Kepala bagian tanaman
bertugas membuat rencana pengawasan dan m