Post on 23-Mar-2021
LKj 2017
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN BANTUL
2017
ii
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terlaksananya semua tugas-tugas Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul, serta terselesaikannya
penyusunan Laporan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul Tahun 2017 sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2017.
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Reviu atas Laporan Kinerja, dengan semangat dan tekad yang kuat untuk
menginformasikan capaian kinerja secara transparan dan akuntabel atas
kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul Tahun 2017.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016
– 2021 sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2016 – 2016 Sebagaimana telah di reviu
dengan Peraturan Bupati nomor 80 tahun 2017 tentang Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021.
Menindaklanjuti RPJMD tersebut, makan disusunlah Rencana Strategis
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Secara keseluruhan penyelenggaran tugas pokok dan fungsi di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Kabupaten
Bantul telah banyak membuahkan hasil, namun disadari masih terdapat
beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Dengan adanya laporan
iii
ini dapat digunakan sebagai sarana evaluasi agar kinerja ke depan
menjadi lebih lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun
koordinasi pelaksanaannya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan, bimbingan serta partisipasi dalam
penyusunan Laporan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul Tahun 2017.
Bantul, Februari 2018
Kepala Pelaksana
Drs. DWI DARYANTO, M. Si
NIP. 19630414 199103 1 006
iv
Ikhtisar Eksekutif
Penyusunan Laporan Kinerja menjadi salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang
baik, dimana instansi pemerintah, melaporkan kinerjanya dalam
memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini juga
menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah
untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya
bisa terus ditingkatkan. Laporan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul tahun 2017 ini merupakan
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi. Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan dengan
mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas
Laporan Kinerja, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara
transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul.
Pelaksanaan pembangunan Kabupaten Bantul tahun 2017 telah
berpedoman kepada RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2016–2021 sebagaimana telah direviu
dengan Peraturan Bupati nomor 80 tahun 2017 tentang Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021.
Menindaklanjuti hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul telah menetapkan Rencana Strategis Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
v
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 46 Tahun 2008 Tentang :
Pedoman Organisasi dan Tata kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor
06 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Tugas pokok Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang penanggulangan bencana dan pengurangan resiko
bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
memiliki fungsi yang cukup luas dan strategis dalam menjalankan roda
Pemerintahan, antara lain:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisa dan
mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana
sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul yang telah mendapatkan bimbingan
dan arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap Target IKU,
disimpulkan bahwa seluruh indikator berkriteria Sangat Tinggi, dengan
rata-rata capaian sebesar 97%. Ada 1 (satu ) IKU pencapaiannya masuk
dalam kriteria sangat tinggi (97,34%), meliputi :
1. Desa Tangguh Bencana
vi
2. Sekolah Siaga bencana
3. Relokasi Warga Korban Bencana
4. Kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi
respons time 15 menit
Sebagai bagian dari perbaikan kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul yang menjadi tujuan dari
penyusunan Laporan Kinerja, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga
penting dipergunakan untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan
program/kegiatan di tahun yang akan datang. Dengan ini, upaya
perbaikan kinerja dan pelayanan publik untuk peningkatan
kesejahteraan rakyat akan bisa dicapai.
vii
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Ikhtisar Eksekutif ....................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................... vii
Daftar Tabel .............................................................................................................. viii
Daftar Gambar .......................................................................................................... ix
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Pembentukan OPD... ................................................................................... 2
C. Susunan Organisasi ..................................................................................... 4
D. Keragaman SDM .......................................................................................... 6
E. Isu Strategis ................................................................................................. 7
Bab II Perencanaan Kinerja .................................................................................... 11
A. Rencana Strategis ........................................................................................ 11
1. Visi dan Misi ........................................................................................... 12
2. Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 12
3. Kebijakan, Strategi dan Program ........................................................... 14
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 ............................................................. 20
C. Program untuk Pencapaian Sasaran............................................................ 24
Bab III Akuntabilitas Kinerja ..................................................................................... 25
A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 ............................................. 26
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ......................................................... 27
C. Akuntabilitas Anggaran ............................................................................... 46
D. Efisiensi Sumber Daya ................................................................................. 49
Bab IV Penutup ....................................................................................................... 52
viii
Daftar Tabel
Tabel II.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ......................................... 13
Tabel II.2 Strategi dan Kebijakan ........................................................................ 17
Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama ................................... 19
Tabel II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 .................................................... 22
Tabel II.5 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2017 .............................. 24
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ............................................................... 26
Tabel III.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 ..................................... 26
Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pertama ........................... 28
Tabel III.4 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Kedua ................................ 30
Tabel III.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Ketiga ............................... 33
Tabel III.6 Sasaran Strategis yang Diampu Program ........................................... 41
Tabel III.7 Permasalahan dan solusi dalam fungsi penunjang ............................. 45
Tabel III.8 Alokasi Anggaran Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2017 ............ 47
Tabel III.9 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017 .................................. 49
Tabel III.10 Efisiensi Anggaran Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 .................... 50
ix
Daftar Gambar
Gambar I.1 Bagan Organisasi ................................................................................................. 5
Gambar I.2 PNS Menurut Pendidikan ...................................................................................... 6
Gambar I.3 Perimbangan Jenjang Pendidikan per Jenis Kelamin ........................................... 7
1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sejarah Terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul – Kegiatan respon penanggulangan
bencana baik yang bersifat lokal maupun lintas wilayah pernah
dilaksanakan oleh Kabupaten Bantul. SAR merupakan satuan tugas
yang dibentuk oleh BPBD Bantul yang pernah turut serta dalam
respon bencana gempa bumi tsunami aceh, tanah longsor di Jawa
tengah sampai dengan respon Erupsi Gunung Merapi. Gempa bumi
dengan kekuatan 5,9 SR pada tanggal 27 Mei 2006 memiliki nilai
historis tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Bantul, karena
bencana ini terjadi di Bantul dan mengakibatkan ribuan masyarakat
bantul menjadi korban dan kerugian harta benda mencapai ratusan
juta. Dengan bekal semangat dan budaya ke-gotong royong-an
masyarakat bantul, membuktikan bahwa Bantul dapat bangkit dengan
cepat, dan hanya membutuhkan waktu 2 (dua) tahun mayarakat
bantul telah pulih dan beraktivitas seperti sebelum terjadinya bencana
gempa.
Banyaknya korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan oleh
gempa 27 Mei disadari betul, bahwa waktu itu baik masyarakat
maupun pemerintah Bantul belum siap dan Tangguh dalam
Menghadapi bencana, budaya sadar bencana belum dimiliki dan
diwariskan. Empat tahun setelah gempa, sesuai amanat Undang-
undang no. 24 Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Bantul bersama
DPRD Kabupaten Bantul telah membuat Perda No. 05 Tahun
2010 Tentang Penanggulangan Bencana dan Perda No. 06 Tahun
2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul. Sehingga dalam tahap
ini, pemerintah Kabupaten Bantul telah memiliki lembaga yang
2
bertugas khusus dalam penanggulangan Bencana di masa-masa
mendatang.
Keberadaan lembaga Badan Penanggulangan Bencana
Daerah diamanatkan oleh UU No 24 tahun 2007, Permendagri No 46
Tahun 2008 sebagai penyelenggara urusan pemerintah di bidang
penanggulangan bencana mulai dari pra, saat dan pasca Bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 dan Perda Kabupaten Bantul No
05 tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana serta Perda
Kabupaten Bantul No 06 Tahun 2010 Tentang Pembentukan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul, memiliki 3 (tiga) peran sebagai Koordinator, Komando dan
Pelaksana dalam bidang Penanggulangan Bencana baik pada masa
pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
merupakan unsur pendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah,
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana dan
pengurangan resiko bencana. Permasalahan-permasalahan dan
hambatan yang dihadapi oleh BPBD Bantul saat ini tidak berdampak
serius terhadap capaian visi dan misinya.
B. Pembentukan OPD
Dasar Hukum pembentukan Badan penanggulangan Bencana
Kabupaten Bantul sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Peran Serta Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
3
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2013,
Tentang Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Standarisasi Data Kebencanaan
4. Peraturan Bupati Bantul Nomor 06 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 05 Tahun 2010
Tentang Penanggulangan Bencana
Adapun Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana daerah
Kabupaten Bantul sebagai berikut :
Tugas Badan Penanggulangan bencana Kabupaten Bantul adalah :
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan
setara.
2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan
bencana.
4. Menyusun, menetapkan, prosedur tetap penanggulangan bencana.
5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana.
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
4
8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Fungsi Badan Penanggulangan bencana Kabupaten Bantul adalah :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh
C. Susunan Organisasi
Struktur organisasi OPD digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Bantul
Nomor 06 tahun 2010 Susunan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah terdiri atas :
a. Kepala Badan
Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul secara ex officio adalah
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul. Sedangkan secara operasional dipimpin oleh seorang
Kepala Pelaksana.
b. Unsur Pengarah
Unsur Pengarah beranggotakan sembilan orang dengan komposisi
5 ( lima ) orang adalah pejabat pemerintah daerah dan 4 (empat)
orang adalah dari kalangan profesional (untuk saat ini belum terisi).
c. Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
Unsur pelaksana bertanggungjawab langsung kepada Kepala
Badan, membantu dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
pelaksanaan penanggulangan bencana.
Bagan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul berdasarkan Perda No 06 tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
5
Sebagian besar anggota Satgas adalah non-ASN atau Tenaga
Kontrak yang bertugas 24 jam 7 hari secara bergilir (shift). Kiprah para
anggota Satgas ini sangat besar peranannya dalam mengatasi kondisi
kurangnya personil dari kalangan ASN
KEPALA BPBD (Sekda)
UNSUR PENGARAH
SEKRETARIAT
UNSUR PELAKSANA
UNSUR PELAKSANA
KEPALA PELAKSANA 5 (lima) pejabat daerah 4
(empat) masyarakat
profesional
SEKSI
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
SEKSI
KEDARURATAN DAN
LOGISTIK
SEKSI
REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
6
D. Keragaman SDM
Susunan Organisasi Unsur Pelaksana terdiri atas :
1) Kepala Pelaksana
2) Sekretaris Pelaksana
3) Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
4) Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik
5) Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
6) Kelompok jabatan fungsional (juga belum terisi).
Jabatan Kepala Pelaksana dengan eselon III/b membawahi
Sekretaris Pelaksana dan tiga Kepala Seksi dengan eselon IV/a.
Jumlah keseluruhan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di BPBD
Kabupaten Bantul per 31 Desember 2017 adalah 25 orang, dengan
kualifikasi pendidikan terakhir dan kepangkatan:
Tabel I.1
ASN BPBD Kabupaten Bantul
Jenis Pendidikan Jml Pangkat/Gol Jml
SD SMP SMA D3 S1 S2 S3 25 I II III IV 25
4 5 7 1 6 2 - 6 5 12 2
Sedangkan jumlah personil Satuan Tugas adalah:
Tabel I.2
Satgas BPBD Kabupaten Bantul non-ASN
Jenis Pendidikan Jml Satuan Tugas Jml
SD SMP SMA D3 S1 S2 S3 172 PBK TRC Pusdalops SAR 172
2 17 128 4 18 - - 52 11 13 11
7
Adapun berdasarkan jenis kelamin jumlah personil ASN
BPBD Kabupaten Bantul :
Tabel I.3
Jenis Kelamin ASN BPBD Kabupaten Bantul
Jenis Kelamin Jumlah
Perempuan 1 Orang
Laki-laki 24 Orang
Adapun berdasarkan jenis kelamin jumlah personil SATGAS non
ASN BPBD Kabupaten Bantul :
Tabel I.4
Jenis Kelamin Satgas Non ASN BPBD Kabupaten Bantul
Jenis Kelamin Jumlah
Perempuan 14 Orang
Laki-laki 158 Orang
.
E. Isu Strategis
Masyarakat Bantul, secara umum berpenghidupan dari sektor
agraris, industri kecil, perdagangan dan jasa, sebagian penduduk
bekerja di aras formal profesional (PNS, guru, pegawai swasta
menengah dan besar) dan sebagaian lain hidup dari industri wisata
dan pendidikan. Perjalanan historik dan dinamik dari waktu ke waktu
terjadi pula pergerseran struktural, dimana tingkat pendidikan
masyarakat makin meningkat seiring modernisasi dan perubahan
sosial yang makin memperkenalkan model mobilitas vertikal maupun
horisontal. Ditinjau dari struktur masyarakatnya, Kabupaten Bantul
tergolong heterogen, dari latar belakang etnik, agama dan kelompok
kepentingan. Dalam konteks realitas sosial, kelompok sosial elit
agama memiliki posisi yang strategis baik secara budaya maupun
sosial politik.
8
Nilai sosial budaya yang masih banyak berkembang dalam
masyarakat Bantul antara lain nilai; “guyup rukun” . modal social
capital ini sangat kuat berada dalam jiwa sosial masyarakat Bantul.
Nilai –nilai diatas menjadi dasar bagi kolektivitas dan solidaritas
komunitas, merawat dan bukan merusak, budaya gotong royong
saling membantu, dan etika penghargaan pada institusi agama dan
sosial yang berakar dalam rentang historis, menghargai latar belakang
yang berbeda, berorientasi kohesi sosial.
Dalam konteks penanggulangan bencana di kabupaten
Bantul. Nilai ini menjadi aktual disaat penanganan bencana
gempabumi, banjir dan longsor maupun ancaman lain yang terjadi di
kabupaten Bantul. Namun demikian modal sosial ini belum
terkonsolidasi dengan baik menjadi keputusan bersama untuk
kegiatan yang bersifat pengurangan risiko bencana yang menyeluruh
baik pada fase pra, saat maupun pasca bencana.
Dalam realitasnya, ada beberapa temuan yang perlu
disempurnakan terkait dengan keterpaduan penanganan bencana
baik pada sisi masyarakat maupun pada sisi pemerintah. Antara lain;
1. Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dengan
penanggulangan bencana. Hal ini disebabkan karena tidak ada
penyebaran pengetahuan pada level masyarakat oleh pemerintah
maupun non pemerintah pada masyarakat terkait penanggulangan
bencana. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan pengurangan
risiko bencana harus senantiasa dikembangkan dilevel masyarakat
sehingga mampu membentuk komunitas yang tangguh dan
tanggap pada ancaman yang ada disekitar masyarakat.
Peningkatan kapasitas individu dan masyarakat perlu dilakukan
terutama dalam hal pengetahuan dan pengembangan
kelembagaan penanggulangan bencana ditingkat masyarakat.
9
2. Peran tokoh masyarakat yang belum optimal dalam
penanggulangan bencana. Dalam perspektif sosiologis. Masayarkat
Bantul memiliki kepatuhan yang tinggi pada tokoh masyarakat
dalam beberapa aspek kehidupan. Namun demikian peran ini
belum maksimal diperankan dalam hal penanggulangan bencana.
Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini (BPBD) mampu
mengembangkan keterlibatan tokoh masyarakat dalam setiap
kegiatan pengurangan risiko bencana.
3. Pengembangan pendidikan kebencanaan pada usia sekolah dasar
dan lanjutan. Selama ini hanya ada beberapa sekolah yang
mendapatkan pemahaman tentang pengurangan risiko bencana
berbasis sekolah. Perlu dikembangkan lebih jauh pendidikan
kebencanaan disekolah sehingga mampu memberikan bekal
pemahaman yang baik pada anak didik mengenai pengurangan
risiko bencana
4. Peran serta perempuan dalam kegaiatan penanggulangan
bencana. Peran serta perempuan dalam urusan penanggulangan
bencana masih sangat kecil, padahal setiap kali ancaman
menerpa, seringkali yang menjadi korban berasal dari kaum
perempuan. Oleh karena itu, pelibatan perempuan dalam setiap
perencanaan penanggulangan bencana yang sesuai yang niscaya.
5. Pelibatan pesantren dan perguruan tinggi di kabupaten Bantul.
Dalam perjalanan penanganan bencana di kabupaten Bantul belum
melibatkan pesantren dan perguruan tinggi secara maksimal.
6. Meskipun telah banyak produk hukum daerah yang ditetapkan
untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan otonomi daerah,
namun penyediaan produk hukum daerah yang menaungi
kewenangan kelembagaan pengelolaan penanganan bencana
daerah (BPBD) secara fungsional dan optimal di Kabupaten Bantul
belum terwujud.
10
7. Belum memadainya kelembagaaan BPBD Kab Bantul berbanding
dengan ancaman bencana yang ada di Kab Bantul;
8. Belum optimalnya fungsi koordinasi dan sinkronisasi antara
pemerintah pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya;
9. Belum tersedianya sarana dan Prasarana yang memadai untuk
upaya komprehensif dalam penanggulangan bencana, baik upaya
rehabilitasi maupun rekonstruksi wilayah.
10. Belum optimalnya pemanfaatan jaringan informasi dan komunikasi
yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
11. Belum terintegrasinya pengurangan resiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan berkesinambungan.
12. Masih terbatasnya alokasi dan pendanaan terhadap kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari dana daerah
11
BAB I I Perencanaan K iner ja
A. Rencana Strategis
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, dengan semangat
dan tekad yang kuat untuk menginformasikan capaian kinerja secara
transparan dan akuntabel atas kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2017.
Perencanaan strategis (Renstra) BPBD adalah suatu proses
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan
pada kurun waktu 2016 – 2021. Dimaksudkan pula untuk memberikan
landasan kebijaksanaan dalam penerapan operasional bagi seluruh
aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, disamping itu juga dimaksudkan
untuk mewujudkan keterpaduan pelaksanaan, sehingga dapat dicapai
hasil yang optimal secara selaras, serasi, dan seimbang, dengan
demikian semua potensi yang ada dapat didayagunakan dengan
sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Selain itu Renstra juga dapat
menjadi alat justifikasi bagi pengalokasian anggaran tahunan.
Renstra sebagai pedoman perencanaan 5 tahunan berfungsi :
a. Sebagai pedoman komprehensif yang jelas dan mendorong
berbagai pihak yang terlibat untuk menentukan tujuan dimasa
depan;
b. Sebagai acuan dan pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja)
SKPD pun sebagai dokumen operasional tahunan di SKPD
12
1. Visi dan Misi
Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang
dinginkan pada akhir periode perencanaan. Sesuai dengan Renstra,
Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
tahun 2016 – 2021 adalah :
“Terwujudnya Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Masy/arakat
Kabupaten Bantul Dalam Menghadapi Bencana”
Dalam mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut, maka
implementasinya dijabarkan dalam upaya-upaya yang dirumuskan
dalam misi dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Misi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah adalah:
MISI 1 : Melindungi masyarakat Kabupaten Bantul dari ancaman
bencana melalui pengurangan resiko bencana
MISI 2 : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal
MISI 3 : Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
Misi-misi BPBD ini relevan dengan Misi ke-4 RPJMD
Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 yaitu Meningkatkan
kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan
penataan ruang dan pelestarian lingkungan.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan
daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam
menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk
mengevaluasi pilihan tersebut. Adapun tujuan dari Badan
Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Bantul :
13
- Memadukan upaya Penanggulangan Bencana dalam Rencana
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul
- Melindungi masyarakat dari ancaman bencana dan dampak
bencana melalui usaha pemberian informasi dan pengetahuan,
pendidikan, pelatihan, peningkatan ketrampilan dan lain-lain
- Memulihkan dan meningkatkan secara baik kehidupan sosial
ekonomi, budaya dan lingkungan, serta perbaikan infrastruktur,
fasilitas umum dan sosial yang rusak akibat bencana
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Adapun sasaran Badan Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten
Bantul yang tertuang di dalam RPJMD adalah Terpenuhinya sarana
prasarana publik dan prasarana dasar masyarakat
Keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran Badan
Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Bantul
Tabel II.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi : Terwujudnya Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Kabupaten
Bantul Dalam Menghadapi Bencana
Misi Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran/ IKU
1. Melindungi
Masyarakat
Kabupaten Bantul
dari ancaman
bencana melalui
pengurangan
resiko bencana
Memadukan upaya
penanggulangan
bencana dalam
rencana
pembangunan daerah
Kabupaten Bantul
Terciptanya
kesadaran
masyarakat
dalam kesiap-
siagaan bencana
Persentase
kecepatan
reaksi tanggap
darurat
bencana yang
memenuhi
respons time
15 menit
14
Visi : Terwujudnya Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Kabupaten
Bantul Dalam Menghadapi Bencana
Misi Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran/ IKU
2. Membangun sistem
Penanggulangan
bencana yang
handal
Melindungi
masyarakat dari
ancaman bencana
dan dampak bencana
melalui usaha
pemberian informasi
dan pengetahuan,
pendidikan, pelatihan,
peningkatan
ketrampilan dan lain-
lain
Terciptanya
kesadaran
masyarakat
dalam kesiap-
siagaan bencana
Persentase
Sekolah Siaga
Bencana
3. Menyelenggarakan
Penanggulangan
Bencana secara
terencana terpadu
dan menyeluruh
Memulihkan dan
meningkatkan secara
baik kehidupan sosial
ekonomi, budaya dan
lingkungan, serta
perbaikan
infrastruktur, fasilitas
umum dan sosial
yang rusak akibat
bencana
Terciptanya
kesadaran
masyarakat
dalam kesiap-
siagaan bencana
Persentase
Relokasi
Warga
3. Kebijakan, Strategi dan Program
Strategi dan arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan
sasaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam
tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan
15
pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan.
Strategi yang diterapkan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
adalah :
- Pengembangan edukasi kebencanaan
- Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai aktor utama
penanggulangan bencana dan dunia usaha dalam upaya
penanggulangan bencana, memberi pelayanan yang optimal mulai
dari fase pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
- Diterapkannya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan
Kepala BPBD yang berhubungan dengan program penanggulangan
bencana, serta penyebarluasannya informasi kepada masyarakat
terkait regulasi, sehingga masyarakat dapat mengerti dan paham
Sementara, kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil
oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Adapun tindakan
yang diambil Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah :
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pada penyelenggaraan
penanggulangan bencana, serta Meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat melalui program Reaksi Cepat
pemantauan/pengawasan terhadap kejadian bencana dan upaya
penanggulangan
- Mengoptimalkan bimbingan, pendidikan dan pelatihan, pembinaan
teknis kegiatan simulasi penanggulangan bencana, secara
profesional terhadap berbagai program/kegiatan penanggulangan
bencana
- Meningkatkan pemahaman kemampuan masyarakat dan dunia
usaha dalam pengurangan resiko bencana
- Meningkatkan sarana prasarana mitigasi bencana
Dalam kerangka tersebut, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah merumuskan strategi dan arah kebijakan perencanaan
pembangunan daerah secara komprehensif untuk mencapai tujuan
16
dan sasaran Renstra dengan efektif (berdaya guna) dan efisien
(berhasil guna), sebagai berikut :
.
17
Tabel II.2
Strategi dan Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Visi : Terwujudnya Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Kabupaten Bantul Dalam Menghadapi Bencana
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Misi 1 : Melindungi Masyarakat Kabupaten Bantul dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana
Memadukan upaya
penanggulangan bencana
dalam rencana
pembangunan daerah
Kabupaten Bantul
Terciptanya kesadaran
masyarakat dalam
kesiap-siagaan bencana
Pengembangan edukasi
kebencanaan
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas SDM pada
penyelenggaraan
penanggulangan bencana,
serta Meningkatkan kualitas
pelayanan masyarakat melalui
program Reaksi Cepat
pemantauan/pengawasan
terhadap kejadian bencana
dan upaya penanggulangan
Misi 2 : Membangun sistem Penanggulangan bencana yang handal
Melindungi masyarakat dari
ancaman bencana dan
dampak bencana melalui
Terciptanya kesadaran
masyarakat dalam
kesiap-siagaan bencana
Meningkatkan peran serta
masyarakat sebagai aktor
utama penanggulangan
Mengoptimalkan bimbingan,
pendidikan dan pelatihan,
pembinaan teknis kegiatan
18
Visi : Terwujudnya Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Kabupaten Bantul Dalam Menghadapi Bencana
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
usaha pemberian informasi
dan pengetahuan,
pendidikan, pelatihan,
peningkatan ketrampilan
dan lain-lain
bencana dan dunia usaha
dalam upaya penanggulangan
bencana, memberi pelayanan
yang optimal mulai dari fase
pra-bencana, tanggap darurat
dan pasca bencana
simulasi penanggulangan
bencana, secara profesional
terhadap berbagai
program/kegiatan
penanggulangan bencana
Misi 3 : Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana terpadu dan menyeluruh
Memulihkan dan
meningkatkan secara baik
kehidupan sosial ekonomi,
budaya dan lingkungan,
serta perbaikan
infrastruktur, fasilitas umum
dan sosial yang rusak
akibat bencana
Terciptanya kesadaran
masyarakat dalam
kesiap-siagaan bencana
Diterapkannya Peraturan
Daerah, Peraturan Bupati,
Keputusan Kepala BPBD yang
berhubungan dengan program
penanggulangan bencana,
serta penyebarluasannya
informasi kepada masyarakat
terkait regulasi, sehingga
masyarakat dapat mengerti
dan paham
- Meningkatkan pemahaman
kemampuan masyarakat
dan dunia usaha dalam
pengurangan resiko
bencana
- Meningkatkan sarana
prasarana mitigasi bencana
19
Dengan mengacu pada sejumlah kebijakan tersebut di atas maka
dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan. Program operasional
yang dimaksud merupakan proses penentuan atau penjabaran suatu
kebijakan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program Badan
Penanggulangan Bencana Daerah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
Dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di atas
kemudian dirumuskan IKU yang merupakan ukuran keberhasilan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam mencapai tujuan dan
merupakan ikhtisar Hasil (outcome) berbagai program dan kegiatan
sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi.
Tujuan penetapan IKU adalah memperoleh ukuran keberhasilan
dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang
digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Sasaran strategis dan IKU disajikan sebagai berikut :
Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Meningkatnya kualitas sarana
prasasrana mitigasi bencana
Persentase Sekolah Siaga Bencana
2 Terciptanya Kesadaran
Masyarakat dalam Kesiapsiagaan
Bencana
Persentase kecepatan reaksi
tanggap darurat bencana yang
memenuhi respons time 15 menit
3 Meningkatnya rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
Persentase relokasi warga yang
terdampak
20
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017
Dokumen perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan.
Indikator Kinerja Utama (IKU dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun
2017 yang disusun sesuai dengan Rencana Strategis Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021.
Sejak tahun 2015 Bdan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul melakukan cascade down Perjanjian Kinerja kepada
eselon III dan IV. Adapun target dan realisasi indikator kinerja program
(cascading eselon III) serta target dan realisasi indikator kinerja kegiatan
(cascading eselon IV) dapat dilihat pada esakip.bantulkab.go.id,
Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama
beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2017 dilakukan
dengan mengacu kepada RPJMD, Renstra, renja 2017, IKU dan APBD.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Pemerintah
Kabupaten Bantul telah menetapkan PK Tahun 2017 sebagai berikut :
21
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Sumuran, Bantul telp. (0274) 368222, Fax. (0274) 6462100
Email : pusdalops.bantul@gmail.com, Website : http://pusdalops-bantul.net
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Drs. Dwi Daryanto, M.Si
Jabatan : Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul
selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Drs. H. Suharsono
Jabatan : Bupati Bantul
selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua.
Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya
sesuai Lampiran Perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja
jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami
Pihak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan
melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari Perjanjian ini dan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi .
22
Bantul, Januari 2018
Pihak Pertama
Kepala Pelaksana
Drs. Dwi Daryanto, M. Si
NIP.9630414199103006
23
Organisasi Perangkat Daerah : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Tahun Anggaran : 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Melindungi masyarakat dari
ancaman bencana dan dampak
bencana melalui usaha
pemberian informasi dan
pengetahuan, pendidikan,
pelatihan, peningkatan
ketrampilan dan lain-lain
Persentase Sekolah
Siaga Bencana % 3,70
2
Persentase
kecepatan reaksi
tanggap darurat
bencana yang
memenuhi respon
time 15 menit
% 98
3 Memulihkan dan meningkatkan
secara baik kehidupan sosial
ekonomi, budaya dan
lingkungan, serta perbaikan
infrastruktur, fasilitas umum
dan sosial yang rusak akibat
bencana
Persentase relokasi
desa yang
terdampak
% 45,46
Program Anggaran Keterangan
1. Program Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban
Bencana Alam
Rp. 3.646.130.000 Anggaran APBD :
Rp. 13.789.519.500
2. Program Peningkatan
Kesiapsiagaan, Pencegahan
dan Penanggulangan
Kebakaran
Rp. 226.000.000 Anggaran
Dekonsentrasi/
TP : Rp. -
3. Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Wilayah
Bencana
Rp. 811.959.500 Anggaran
Keistimewaan : Rp. -
24
JUMLAH Rp. 13.789.519.500
Bantul, Januari 2018
Pihak Pertama
Kepala Pelaksana
Drs. Dwi Daryanto, M. Si
NIP.9630414199103006
25
C. Program untuk Pencapaian Sasaran
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah
kebijakan yang telah ditetapkan dalam Renstra, maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan program-program prioritas Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Adapun program-program yang
mendukung masing-masing sasaran tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel II.4
Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2017
No Sasaran Strategis Didukung jumlah
program
1. Meningkatnya kualitas sarana
prasasrana mitigasi bencana
Pencegahan Dini dan
Penanggulangan
Korban Bencana Alam 2. Terciptanya Kesadaran
Masyarakat dalam
Kesiapsiagaan Bencana
3. Meningkatnya rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
26
BAB I I I Akuntabi l i tas K iner ja
Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa
fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan
program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen
pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong
perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran
adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik
pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di
mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh
mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan
mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa
dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja
ini adalah berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja. Dalam regulasi ini,
antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam
penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan
skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga digunakan dalam
penyusunan Laporan Kinerja ini.
27
Tabel III.1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1 ≥ 90,1 Sangat Tinggi
2 75,1 ≤ 90 Tinggi
3 65,1 ≤ 75 Sedang
4 50,1 ≤ 65 Rendah
5 ≤ 50 Sangat Rendah
Sumber : Permendagri 54 Tahun 2010
A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
Secara umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul telah melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2016-2021. Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang
telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target
kinerja dengan realisasi kinerja.
Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel III.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
No Indikator Kinerja Utama
2017
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase Sekolah Siaga
Bencana
3,19 2,90 90
2 Persentase kecepatan reaksi
tanggap darurat bencana yang
97 100 100
28
No Indikator Kinerja Utama
2017
Target Realisasi %
Realisasi
memenuhi respons time 15
menit
3 Persentase Relokasi Warga 27,28 27 98
Sumber : Esakip
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 3 (tiga) indikator kinerja
utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2017, disimpulkan
bahwa seluruh indikator sasaran berkriteria Sangat Tinggi, dengan rata-
rata capaian sebesar 96%.
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Rencana Penanggulangan Bencana adalah merupakan bentuk
dari perencanaan partisipatif dalam penanggulangan bencana yang
berfokus pada proses penyusunan rencana penanggulangan
bencana di tingkat Desa, Sekolah, Masyarakat, Lembaga usaha,
dan Satgas BPBD Kabupaten Bantul. Dari semua unsur tersebut
melibatkan partisipasi aktif masyarakat, perangkat desa, para
relawan, Warga sekolah, lembaga usaha dan para anggota Satgas
serta aparat BPBD Kabupaten Bantul.
29
Tabel III.3
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pertama
No Indikator Kinerja
Utama
Capaian
2016
2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Persentase Sekolah
Siaga Bencana
2,19 3,19 2,90 90 5,2 100
Sumber : Esakip
Capaian kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik.
Untuk Indikator Kinerja Utama Prosentase Sekolah Siaga Bencana
dengan target yang ditetapkan tahun 2017 adalah 3,19%, realisasi
sebesar 2,90%, tercapai 90% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi.
Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 2,19% atau
tercapai sebesar 100%, maka capaian tahun 2017 menurun sebesar 90%
Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 5,2% Capaian tahun
2017 ini telah menyumbangkan 55,77% dari target akhir Renstra tahun
2021. IKU ini didukung oleh kegiatan Pembentukan Sekolah Siaga
Bencana dengan anggaran sebesar Rp. 136.919.000 terealisasi sebesar
Rp. 136.919.000,- atau sebesar 100 %. Output yang dicapai adalah
terbentuknya 2 sekolah siaga bencana yaitu SD 1 Trirenggo dan SMP 1
Pandak Bantul. Sampai dengan tahun 2017 ada sebanyak 10 (sepuluh)
sekolah, yaitu SD Parangtritis, SD Ar Raihan, SMP 2 Imogiri, SMA 1
Kretek, SMA 1 Bantul, SMA 2 Bantul SMK Kelautan Bantul, SMP 2 Dlingo
SD 1 Trirenggo dan SMP 1 Pandak.
30
Sumber : Foto Sekolah Siaga Bencana SMP Pandak
Sumber : Foto Sekolah Siaga Bencana SD Trirenggo I
31
Tabel III.4
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Kedua
No Indikator Kinerja
Utama
Capaian
2016
2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1.
Persentase
kecepatan reaksi
tanggap darurat
bencana yang
memenuhi respons
time 15 menit
2,69 97 100 100
100 100
Indikator Kinerja Utama yang ketiga adalah Persentase kecepatan
reaksi tanggap darurat bencana yang memenuhi respons time 15 menit
dengan target yang ditetapkan tahun 2017 adalah 97%, realisasi sebesar
100%, tercapai 100% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 90% atau tercapai sebesar
100%, maka capaian tahun 2017 sama sebesar 100%
Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 100% Capaian
tahun 2017 ini telah menyumbangkan 100% dari target akhir Renstra
tahun 2021.
Indikator kecepatan reaksi tanggap darurat bencana yang
merupakan formula respons time jajaran pemadam kebakaran, Salah satu
upaya tindak lanjut dari reformasi birokrasi adalah melaksanakan
perbaikan layanan publik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul dalam melakukan perbaikan layanan, diawali dengan
melakukan evaluasi terhadap tingkat kepuasan masyarakat dalam
memperoleh layanan. Evaluasi yang berwujud pengukuran kepuasan
pelanggan merupakan unsur penting dalam menyediakan pelayanan yang
lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
32
Gambar 3.11 Kebakaran di sebuah lokasi.
Dalam konteks ini, prinsip pelayanan yang mencakup: mudah,
transparan dan tepat waktu bukan sekedar slogan, melainkan benar-benar
menjadi kenyataan. Dinamika selera dan preferensi pelanggan, dalam hal
ini masyarakat, selalu berkembang, sehingga perlu upaya-upaya untuk
melakukan penyesuaian berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam rangka penyesuaian itu harus ada indentifikasi kritis
dalam bentuk feed back dan langsung, karena pelayanan publik harus
ditingkatkan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas dimaksud
adalah ketercapaian indikator-indikator mutu, sedangkan kuantitas yang
dimaksud adalah daya jangkau layanan. Kesemuanya ini membutuhkan
keterlibatan semua pihak dalam melakukan perbaikan layanan publik.
Hasil survey bulan Desember 2017 menunjukkan nilai indeks untuk
pelayanan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul adalah 3,205. Apabila nilai tersebut dikonversikan dengan nilai
dasar 25 maka hasilnya adalah 81,67. Berdasarkan perhitungan tersebut
dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan di BPBD Kabupaten Bantul
adalah A, ini berarti bahwa kinerja pelayanan di BPBD Kabupaten Bantul
adalah Sangat Baik
33
Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan dari 14 indikator
hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks X Nilai Dasar = 3,267 X 25 =
81,67
b. Mutu Pelayanan A
c. Kinerja Unit Pelayanan Sangat Baik.
Sementara itu, nilai SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang dicapai
oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul pada
akhir tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran adalah 34,71 %, masih
sama dari tahun sebelumnya yang hanya 34,71%. Artinya bahwa sarana
dan prasarana serta kemampuan SDM yang tersedia saat ini sebesar
angka tersebut diatas;
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) sebesar 100 %, hal
ini juga masih sama dari tahun sebelumnya yang hanya 100%. Artinya
bahwa kecepatan pergerakan personil dan mobilisasi peralatan menuju
titik terjadinya bencana sebesar angka tersebut diatas; kendala yang
dihadapi antara lain adalah kepadatan arus lalu lintas, dan distansi yang
harus ditempuh menuju titik kejadian.
Terkait pelayanan aparat BPBD terhadap warga masyarakat yang
terpapar bencana kebakaran, instrumen yang menjadi acuan dalam
formula ini adalah bahwa sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
yang ditetapkan Kemendagri, Time Response bagi Satuan Tugas
Pemadam Kebakaran adalah tidak lebih 15 menit dimulai dari titik
keberangkatan (markas) hingga ke titik kejadian bencana. Sehingga untuk
tahun 2017 nilai capaiannya adalah 9,62. Hal ini didorong oleh semakin
bertambahnya sarana dan prasarana peralatan, kapasitas aparat, motivasi
kerja dan etos kerja.
Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas 3000-5000 liter pada
Wilayah Manajemen Kebakaran adalah 100 %, dengan adanya hibah 6
(enam) unit damkar dari KPK, total mobil pemadam yang dimiliki ada 8
34
unit namun di tahun 2017 baru terkondisi 5 unit mobil pemadam
kebakaran, 2 unit mobil lama dan 3 unit mobil rekondisi.
Indikator Kinerja Utama ini didukung oleh kegiatan
Penanggulangan bencana kebakaran dengan anggaran sebesar Rp.
214.400.000 terealisasi sebesar Rp. 169.694.250,- atau sebesar 79%. hal
ini tidak mencapai target 100% dikarenakan adanya efisiensi.
Tabel III.5
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Ketiga
No Indikator Kinerja
Utama
Capaian
2016
2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Persentase Relokasi
Warga
9.09 27,28 27 98 100 100
Indikator Kinerja Utama Persentase relokasi warga dengan target
yang ditetapkan tahun 2017 adalah 27,28%, realisasi sebesar 27%,
tercapai 98% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan dengan
realisasi tahun sebelumnya sebesar 9,09% atau tercapai sebesar 100%,
maka capaian tahun 2017 hampir sama sebesar 100%
Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 100% Capaian
tahun 2017 ini telah menyumbangkan 100% dari target akhir Renstra
tahun 2021. Formula dari indikator ini adalah: Penyebut adalah 55 KK
yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2021, sedangkan
Pembilangnya adalah 5 KK yang ditargetkan setiap tahun.
Indikator Utama Kinerja ini didukung oleh kegiatan Relokasi korban
bencana alam dengan anggaran sebesar Rp. 138.754.500 terealisasi
sebesar Rp. 128.029.500,- atau sebesar 93%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya bantuan relokasi rumah bagi 5 KK korban bencana tanah
35
longsor dan kegiatan Bina Lingkungan Pembangunan Sarana dan
Prasarana yang diperuntukan bagi warga relokasi dengan anggaran
sebesar Rp. 89.673.605 terealisasi sebesar Rp. 86.543.605,- atau
sebesar 96,5%. Output yang dicapai adalah terlaksananya bantuan bahan
bangunan untuk drainase bagio warga yang direlokasi.
Adapun warga yang direlokasi di tahun 2017 yaitu :
- Bapak Sudiyono beralamat di desa Banjarharjo II RT 006, Munthuk,
Dlingo, Bantul
- Bapak Ngatijo beralamat di desa Banjarharjo II RT 006, Munthuk,
Dlingo, Bantul
- Bapak Sukiman beralamat di Desa Sukorame RT 24, Mangunan,
Dlingo, Bantul
- Bapak Ramtowiyono beralamat di Desa Seropan III, RT 01, Munthuk,
Dlingo, Bantul
- Bapak Kurniawan beralamat di Desa Seropan III, RT 01, Munthuk,
Dlingo, Bantul
-
-
36
Dalam mengoptimalkan upaya penanggulangan bencana di
Kabupaten Bantul, BPBD perlu menggalang kemitraan dengan berbagai
pihak. Untuk itu BPBD perlu memperkuat Forum Pengurangan Risiko
Bencana (Forum PRB) Kabupaten Bantul dan Relawan untuk
meningkatkan sinergi dan mempercepat kemajuan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah. Perkuatan ini dilakukan dengan
membangun eksistensi Forum PRB dan Relawan serta mengadakan
pertemuan-pertemuan berkala dalam merencanakan penanggulangan
bencana secara bersama. Kemudian pemerintah perlu meningkatkan
kapasitas Forum PRB baik dari segi kriteria keanggotaan yang mampu
mendorong dan mempercepat upaya penanggulangan bencana maupun
pengetahuan dan kemampuan sumber daya Forum PRB dalam
penanggulangan bencana.
Selain itu, pemerintah juga perlu menjalin kemitraan dengan sektor
usaha dalam pengurangan risiko bencana untuk menunjang
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul.
Kemitraan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dari
dunia usaha untuk terlibat dalam peyelenggaraan penanggulangan
bencana terutama untuk pemenuhan dan persediaan kebutuhan-
kebutuhan penanganan darurat dan pemulihan pasca bencana.
Persentase peran serta masyarakat adalah indikator kinerja yang
menunjuk pada responsivitas dan partisipasi warga masyarakat berupaya
dan bergiat untuk meningkatkan pembelajaran dan pemahaman dalam
kesiapsiagaan menghadapi bencana.
37
Permasalahan :
1. Jumlah pembentukan desa tangguh bencana melalui APBD I tidak
dapat di pastikan setiap tahunnya
2. Dalam mewujudkan Kabupaten Tangguh bencana perlu percepatan
penambahan jumlah pembentukan desa tangguh bencana
3. Belum optimalnya fungsi koordinasi dan sinkronisasi antara
pemerintah pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya;
4. Belum tersedianya sarana dan Prasarana yang memadai untuk upaya
komprehensif dalam penanggulangan bencana, baik upaya
rehabilitasi maupun rekonstruksi wilayah.
5. Belum optimalnya pemanfaatan jaringan informasi dan komunikasi
yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
6. Belum terintegrasinya pengurangan resiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan berkesinambungan
7. Masih minimnya pemahaman sebagian masyarakat dan stakeholder
terhadap upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bantul.
8. Beragamnya potensi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Bantul
9. Belum adanya kurikulum pengurangan risiko bencana yang menjadi
pedoman bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul.
10. Terbatasnya Sumber Daya Manusia di BPBD Kabupaten Bantul
11. Jumlah desa dan sekolah di Kabupaten Bantul yang cukup banyak
12. Kurangnya sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu
evakuasi, penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai dan sungai serta togor EWS
Solusi :
1. Penambahan jumlah pembentukan desa tangguh bencana dan
sekolah siaga bencana melalui APBD I maupun APBD II
2. Pembentukan desa tangguh bencana melalui APBD II setiap tahunnya
perlu di tambah dari 2 desa ke 4 atau 5 desa.
38
3. Peningkatan kualitas dan kapasitas masyarakat dalam pengurangan
resiko bencana.
4. Pengarusutamaan mitigasi bencana yang menjadi program prioritas
dalam pengurangan resiko bencana.
5. Integrasi/ pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana dalam
RPJMD di Kabupaten Bantul yang didukung oleh seluruh OPD di
Kabupaten Bantul
6. Penetapan kurikulum pendidikan yang berbasis Mitigasi/ Pengurangan
risiko bencana
7. Peningkatan jumlah personil BPBD dan Fasilitator Masyarakat untuk
mendukung program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Sekolah
Siaga Bencana (SSB).
8. Penambahan sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu
evakuasi, penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai dan sungai serta togor EWS
Langkah strategis kedepan untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama
OPD yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengembangan edukasi kebencanaan lebih ditingkatkan
b. Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai aktor utama
penanggulangan bencana dan dunia usaha dalam upaya
penanggulangan bencana, memberi pelayanan yang optimal
mulai dari fase pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
c. Diterapkannya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan
Kepala BPBD yang berhubungan dengan program
penanggulangan bencana, serta penyebarluasannya informasi
kepada masyarakat terkait regulasi, sehingga masyarakat dapat
mengerti dan paham
Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program
yang dilakukan terkait peningkatan sasaran strategis Pada tahun 2017,
program yang dilaksanakan untuk sasaran strategis diampu oleh program
yaitu :
39
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban bencana Alam
(BPBD). Program ini didukung dengan anggaran sebesar Rp
2.803.743.905,00 dan terealisasi sebesar Rp 2.449.464.155,00 atau
8.74%. Sasaran dari program ini adalah terciptanya kesadaran
masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana. Adapun kegiatan-kegiatan di
dalam program ini adalah sebagai berikut:
a) Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
dengan anggaran sebesar Rp. 85.000.000 terealisasi sebesar Rp.
50.220.000,- atau sebesar 59 % hal ini tidak mencapai target 100%
dikarenakan selain efisiensi ada faktor eksternal yaitu bencana alam
yang pada tahun 2017 dibackup anggaran BTT APBD (Bantuan tak
terduga). Output yang dicapai adalah terlaksananya evakuasi korban
bencana.
b) Peningkatan ketrampilan dan kualitas penanggulangan bencana alam
dengan anggaran sebesar Rp. 671.684.800 terealisasi sebesar Rp.
631.475.000,- atau sebesar 94%. Output pada kegiatan ini adalah
terlaksananya pelatihan pemadam kebakaran dan tanah longsor di 14
desa.
c) Sosialisasi mitigasi penanggulangan bencana alam dan sosial dengan
anggaran sebesar Rp. 321.945.000 terealisasi sebesar Rp.
274.466.250,- atau sebesar 85,25%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya kegiatan gelar budaya dalam rangka refleksi gempa
bumi dan FGD Kabupaten Tangguh Bencana.
d) Pemantauan dan penyaluran bantuan bencana alam dengan
anggaran sebesar Rp. 215.782.500 terealisasi sebesar Rp.
187.825.100,- atau sebesar 87%. Output yang dicapai adalah
terlaksannya penyaluran bantuan berupa bahan makanan, bahan
bangunan dan air bersih. Di kegiatan ini tidak terserap 100%
dikarenakan untuk bantuan air bersih hny terserap 49%, hal ini karena
di tahun 2017 untuk bencana kekeringan tidak membutuhkan waktu
40
lama sehingga masyarakat yang terdampak tidak begitu banyak
membutuhkan bantuan air bersih.
e) Penanggulangan bencana kebakaran dengan anggaran sebesar Rp.
214.400.000 terealisasi sebesar Rp. 169.694.250,- atau sebesar 79%.
Output yang dicapai adalah pelatihan bagi petugas pemadam
kebakaran, hal ini tidak mencapai target 100% dikarenakan adanya
efisiensi.
f) Pengembangan desa siaga bencana dengan anggaran sebesar Rp.
88.945.000 terealisasi sebesar Rp. 44.270.000,- atau sebesar
49,77%. Output yang dicapai adalah pengembangan desa tangguh
bencana yang sudah terbentuk untuk menuju desa tangguh bencana
tingkat madya.
g) Gladi posko dan gladi lapang dengan anggaran sebesar Rp.
266.747.500 terealisasi sebesar Rp. 226.378.000,- atau sebesar
84,86%. Output yang dicapai adalah terlaksananya gladi atau simulasi
pemadam kebakaran.
h) Pengembangan budaya sadar bencana dengan anggaran sebesar
Rp. 26.355.000 terealisasi sebesar Rp. 26.355.000,- atau sebesar
100%. Output yang dicapai meningkatnya pemahaman budaya sadar
bencana bagi lurah di 75 desa.
i) Relokasi korban bencana alam dengan anggaran sebesar Rp.
138.754.500 terealisasi sebesar Rp. 128.029.500,- atau sebesar 93
%. Output yang dicapai adalah terlaksananya bantuan relokasi rumah
bagi 5 KK korban bencana tanah longsor.
j) Penyelenggaraan posko pengendalian bencana dengan anggaran
sebesar Rp. 39.825.000 terealisasi sebesar Rp. 11.017.000,- atau
sebesar 27,66 %. Output yang dicapai adalah terselenggaranya posko
kedaruratan bencana. Di output ini tidak mencapai target 100%
dikarenakan efisiensi dan faktor eksternal bencana alam.
k) Penguatan kapasitas Satgas BPBD dengan anggaran sebesar Rp.
41.375.000 terealisasi sebesar Rp. 41.375.000,- atau sebesar 100 %.
41
Output yang dicapai adalah meningkatnya kemampuan satgas BPBD
dengan pelatihan-pelatihan.
l) Penguatan FPRB dengan anggaran sebesar Rp. 41.502.000
terealisasi sebesar Rp. 41.502.000,- atau sebesar 100 %. Output yang
dicapai terfasilitasinya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)
yang ada di tingkat kabupaten.
m) Pembentukan Sekolah Siaga Bencana dengan anggaran sebesar Rp.
136.919.000 terealisasi sebesar Rp. 136.919.000,- atau sebesar 100
%. Output yang dicapai adalah terbentuknya 2 sekolah siaga bencana
yaitu SD 1 Trirenggo dan SMP 1 Pandak Bantul.
n) Pembentukan Desa Tangguh Bencana dengan anggaran sebesar Rp.
300.000.000 terealisasi sebesar Rp. 268.560.000,- atau sebesar
89,52%. Output yang dicapai adalah terbentuknya 2 Desa Tangguh
Bencana yaitu desa Sriharjo dan desa Srimartani.
o) Peringatan HUT Pemadam Kebakaran dengan anggaran sebesar Rp.
95.300.000 terealisasi sebesar Rp. 95.299.450,- atau sebesar 99,9%.
Output yang dicapai adalah terlaksananya apel siaga dan simulasi
dalam rangka ulang tahun pemadam kebakaran.
p) Bina Lingkungan Pembangunan Sarana dan Prasarana dengan
anggaran sebesar Rp. 89.673.605 terealisasi sebesar Rp.
86.543.605,- atau sebesar 96,5%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya bantuan bahan bangunan untuk drainase di relokasi
korban bencana dan penghijaun di mangrove.
q) Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan dengan anggaran
sebesar Rp. 29.535.000 terealisasi sebesar Rp. 29.535.000,- atau
sebesar 100%. Output yang dicapai adalah tersedianya sistem
aplikasi kebencanaan berbasis android.
Berikut tabel sasaran strategis yang diampu oleh program sebagai
berikut :
42
Tabel. III.6
Sasaran Strategis yang diampu Program
No Sasaran Strategis Program
1. Meningkatnya kualitas sarana
prasasrana mitigasi bencana
Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban
Bencana Alam 2. Terciptanya Kesadaran Masyarakat
dalam Kesiapsiagaan Bencana
3. Meningkatnya rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
Selain program pendukung sasaran ada 4 (empat) program rutin
yang di ampu oleh Sekretaris Pelaksana yang terkait dengan operasional
di Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Program ini bersifat
supporting dari tugas pokok fungsi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, program tersebut antara lain;
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Capaian Program ini diukur dengan indikator Nilai AKIP Badan
Penanggulangan Bencana Daerah pada tahun 2017 mentargetkan
85 terealisasi sebesar 78,51 dengan capaian sebesar 92,36%.
Capaian Nilai AKIP di peroleh dari Hasil Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul yang di lakukan oleh
Inspektorat Kabupaten Bantul. Pada tahun sebelumnya Nilai AKIP
Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebesar 78,31 sehingga
pada tahun ini ada kenaikan sebesar 0,2. Program ini di dukung
dengan 3 (tiga) Kegiatan, yaitu ;
1. Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran
2. Penyediaan Rapat-rapat, Koordinasi dan Konsultasi
3. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran
43
Jumlah anggaran di program ini sebesar adalah Rp 2.908.621.654
dengan realisasi sebesar Rp 2.752.019.714 atau sebesar 94.6%.
adapun realisasi dari kegiatan – kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
- Penyediaan jasa, peralatan dan perlengkapan perkantoran pagu
anggaran sebesar Rp. 501.203.654 terealisasi sebesar Rp.
474.313.878 atau sebesar 94,63%, output yang dicapai adalah
terealisasikannya pembayaran honor pengelola keuangan,
barang dan kepegawaian, penyediaan benda pos (materai dan
perangko), alat tulis kantor, alat listrik, penyediaan peralatan dan
bahan pembersih, pembayaran rekening air, listrik, telepon, surat
kabar harian, belanja dekorasi, belanja publikasi, sewa frekuensi
dan pajak radio, cetak dan penggandaan.
- Penyediaan rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 222.475.000 terealisasi sebesar Rp.
220.825.836 atau sebesar 99,26%, output yang di capai adalah
tersedianya makan minum rapat, makan minum tamu dan makan
minum operasinal kegiatan, serta perjalanan dinas luar daerah
dan dalam daerah.
- Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran dengan
pagu Rp. 2.158.868.000 terealisasi Rp. 2.056.880.000 atau
sebesar 4,4%. Output yang dicapai adalah terbayarnya
honorarium 189 orang tenaga kontrak.
Anggaran yang tidak terserap merupakan efisiensi dari penggunaan
anggaran baik itu pada kegiatan penyediaan jasa peralatan dan
perlengkapan perkantoran maupun kegiatan penyediaan rapat-
rapat koordinasi dan konsultasi.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan
pemenuhan sarana dan prasarana aparatur pada tahun 2017
mentargetkan 100% terealisasi sebesar 87,65%. Pada tahun
44
sebelumnya capaian indikator kinerja program ini tercapai sebesar
90 sehingga pada tahun ini ada penurunan sebesar 1%. Jika
dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra yang
mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini baru
mencapai sebesar 87,65%. Hal ini dikarenakan ada efisiensi di
beberapa kegiatan. Program ini di dukung dengan 5 (lima)
Kegiatan, yaitu ;
1. Pembangunan Gedung
2. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
3. Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
4. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional
5. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Adapun realisasi dari kegiatan - kegiatan tersebut adalah :
- Pembangunan gedung kantor dengan indikator kinerjanya
adalah jumlah pembangunan gedung pos pemadam kebakaran
yang tahun 2017 telah membangun 3 pos di Kecamatan
Banguntapan, Kecamatan Kasihan, dan Kecamatan Imogiri
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.477.740.500 terealisasi
sebesar Rp. 1.356.221.874 atau sebesar 91.77%.
- Pengadaan peralatan dan perlengkapan dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah pengadaan peralatan dan perlengkapan
yang diadakan di tahun 2017 ada 5 paket pengadaan yaitu
pengadaan EWS, pengadaan jetsky, pengadaan drone,
pengadaan perlengkapan satgas (PBK, SAR, TRC), dan
pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor (komputer,
printer dan LCD Proyektor, mebelair), dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 1.753.269.280 terealisasi sebesar Rp.
1.656.776.708 atau sebesar 94.49%.
- Pemeliharaan rumah dan gedung kantor dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah bulan pemeliharaan dan rehab gedung
45
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000 terealisasi
sebesar Rp. 186.689.585 atau sebesar 93.34%.
- Pemeliharaan Kendaraan Dinas dan Operasional dengan
indikator kinerja kegiatan jumlah bulan pemeliharaan dan
rehabilitasi mobil pemadam kebakaran. Ada 3 unit mobil
pemadam yang di rehabilitasi, total anggaran utk kegiatan ini
sebesar Rp. 2.696.958.000 terealisasi sebesar Rp.
2.097.205.491 atau sebesar 77.76%..
- Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan dengan indikator
kinerja kegiatan jumlah bulan pemeliharaan peralatam dan
perlengkapan kantor dengan pagu anggaran sebesar Rp.
90.000.000 terealisasi sebesar Rp. 65.238.000 atau sebesar
72.48%, outputnya adalah terawatnya peralatan dan
perlengkapan kantor serta pemeliharaan EWS di pantai selatan
Dari Realisasi Program Sarana dan Prasarana Aparatur tidak dapat
mencapai 100% karena pada kegiatan pemeliharaan kendaraan
dinas/operasional anggaran hanya terserap 70% dikarenakan
harga hasil lelang di bawah pagu anggaran sehingga terdapat sisa
anggaran yang cukup besar. Selain itu efisiensi pada kegiatan
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan yang juga
mempengaruhi jumlah serapan anggaran.
c. Peningkatan Disiplin Aparatur
Capaian dari program ini adalah indikator Cakupan peningkatan
disiplin aparatur pada tahun 2017 mentargetkan 100% terealisasi
sebesar 100%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator kinerja
program ini juga mencapai 90 sehingga di tahun ini tager kinerja
masih sama pada tahun sebelumnaya. Jika dibandingkan dengan
target akhir tahun Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100
maka pada tahun ini sudah mencapai 100%. Ada 1 (satu) kegiatan
yang diampu di program peningkatan disiplin aparatur yaitu
46
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana peningkatan disiplin
aparatur dengan pagu anggaran Rp. 323.650.000 terealisasi Rp.
321.437.850 atau sebesar 99,32%. Keluaran yang dihasilkan di
kegiatan ini adalah berupa belanja pakaian kerja lapangan untuk
Satuan tugas (Pusdalops, PBK, TRC, SAR), dan pakaian olah raga.
d. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur pada tahun 2017 mentargetkan
100% terealisasi sebesar 100%. Pada tahun sebelumnya capaian
indikator kinerja program ini tercapai sebesar 100 sehingga pada
tahun ini masih sama sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan
target akhir tahun Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100
maka pada tahun ini mencapai sebesar 100%. Di Program ini
hanya ada 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan Pendidikan, Pelatihan,
Sosialisasi, Bimtek dan Peningkatan Kapasitas Aparatur dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 127.108.761 yang terealisasi sebesar
Rp. 107.520.000 atau sebesar 84,58%. Output dari kegiatan ini
adalah peningkatan kapasitas aparatur yang dilaksanakan di
Banjarnegara selama 3 hari. Anggaran ini tidak terserap 100%
dikarenakan ada efisiensi anggaran. Permasalahan yang ada di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah perlu perhatian khusus.
Berikut tabel permasalahan dan solusi yang bisa diharapkan.
Tabel. III.7 Permasalahan dan Solusi dalam Fungsi Penunjang
No Permasalahan Solusi
1 Kekurangan personil pengelola
pengadaan barang dan jasa
Mengupayakan tambahan tenaga
baik ASN maupun non ASN
2 Waktu Pengajuan proses Pembuatan jadwal periodesasi
47
No Permasalahan Solusi
pengadaan lelang terlambat
(Triwulan III-IV)
pengajuan berkas permohonan
lelang
3 Aplikasi SPSE sering mengalami
gangguan
Konsultasi dengan LKPP Jakarta
4 Belum dipahaminya peraturan
pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa.
Bimtek, FGD, Forkom pengadaan
barang dan jasa
5 Kurangnya personil yang
menunjang tupoksi
Mengupayakan pengadaan
tenaga non PNS
6 Belum memiliki ruang kerja yang
memenuhi syarat yang
mengakibatkan kurang nyaman
dalam bekerja
Merencanakan rehabilitasi ruang
kerja
7 Belum maksimalnya pengelolaan
surat menyurat dan peralatannya
Mendayagunakan personil yang
ada dan pengelolaan surat-surat
sesuai kemampuan SDM
8 Koordinasi pimpinan yang belum
maksimal sehingga petugas
teknis (staf) sering menunggu
perintah sehingga penyelesaian
suatu pekerjaan menjadi kurang
maksimal
Perlu penguatan komunikasi dan
koordinasi di internal unit kerja
C. Akuntabilitas Anggaran
Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan
Pendapatan dan Pembiayaan (Pembiayaan netto) maka jumlah
pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun
Anggaran 2017 di Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebesar Rp.
13.841.504.035,00 yang digunakan untuk membiayai Belanja Langsung.
48
Sedangkan realisasi belanja langsung sebesar Rp. 12.535.244.047,00,
atau sebesar 90,56%.
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan
untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung
pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut :
Tabel III.8
Alokasi Anggaran Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2017
No Sasaran Strategis Anggaran (Rp) %
1 Meningkatnya kualitas sarana
prasasrana mitigasi bencana
136.919.000 6
2 Terciptanya Kesadaran Masyarakat
dalam Kesiapsiagaan Bencana
214.400.000 9,3
3 Meningkatnya rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
138.754.500 6
Jumlah 490.073.500 21,18
Belanja Langsung Pendukung 2.313.670.405 82,52
Total Belanja Langsung 2.803.743.905 100
Sumber : Realisasi 2017
Belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk
penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk
belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar Rp. 490.073.500 atau sebesar 21,18%
dari total belanja langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan
pendukung sebesar Rp 2.313.670.405 atau sebesar 82,52% dari total
belanja langsung.
Anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran strategis dengan
anggaran paling besar adalah sasaran Terciptanya Kesadaran
Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana dengan besaran anggaran
49
9,3% dari total belanja langsung. Sementara itu, sasaran dengan
anggaran yang relative kecil adalah sasaran Meningkatnya kualitas
sarana prasasrana mitigasi bencana sebesar 6% dari total anggaran
belanja langsung.
Penyerapan belanja langsung pada tahun 2017 sebesar 96,7% dari
total anggaran belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan
bahwa akuntabilitas kinerja telah kurang efektif jika dibandingkan dengan
penyerapan anggaran daerah. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan
utama sebesar 21,18%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan
pendukung sebesar 82,52%.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per IKU, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di IKU Program Pencegahan Dini dan
penanggulangan Bencana Alam pada kegiatan Penanggulangan bencana
kebakaran sebesar 9,3%, sedangkan penyerapan anggaran terkecil pada
program/kegiatan di IKU Program Pencegahan Dini dan penanggulangan
Bencana Alam pada kegiatan Pembentukan Sekolah Siaga Bencana
sebesar 6%. Jika dilihat dari serapan anggaran per sasaran, maka
sasaran Terciptanya Kesadaran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan
Bencana menyerap anggaran paling besar yaitu 9% dari target.
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas sarana prasasrana mitigasi
bencana menyerap anggaran terkecil yaitu 6% dari target.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang
dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian
Indikator Kinerja Utama disajikan sebagai berikut :
50
Tabel III.9
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
] Indikator
Kinerja
Kinerja Anggaran
Target Realisasi % Target (Rp) Realisasi
(Rp) %
1 Meningkatnya
kualitas sarana
prasasrana
mitigasi
bencana
3,19 2,90 90 136.919.000 136.919.000 100
2 Terciptanya
Kesadaran
Masyarakat
dalam
Kesiapsiagaan
Bencana
97 100 100
214.400.000 169.694.250 75
3 Meningkatnya
rehabilitasi dan
rekonstruksi
pasca bencana
27,28 27 98 138.754.500 128.029.500 98
Sumber : Realisasi 2017
D. Efisiensi Sumber Daya
Efisiensi belanja langsung pada tahun 2017 sebesar 13,4%, dari
total anggaran belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam melaksanakan akuntabilitas kinerja telah terjadi efisiensi,
yaitu tercapainya target yang telah ditentukan akan tetapi terdapat
penghematan anggaran.
Efisiensi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 9%,
sedangkan efisiensi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 4,4%.
51
Jika dilihat dari efisiensi anggaran per IKU, efisiensi anggaran terbesar
pada program/kegiatan di IKU Program Pencegahan Dini dan
penanggulangan Bencana Alam pada kegiatan Penanggulangan bencana
kebakaran sebesar 25.%, sedangkan efisiensi anggaran terkecil pada
program/kegiatan di IKU Program Pencegahan Dini dan penanggulangan
Bencana Alam pada kegiatan Pembentukan Sekolah Siaga Bencana
sebesar 0%. Jika dilihat dari efisiensi anggaran per sasaran, maka
sasaran Terciptanya Kesadaran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan
Bencana, memiliki efisiensi anggarannya paling besar yaitu 25% dari
anggaran target. Sedangkan sasaran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan
Bencana, efisiensi anggarannya terkecil yaitu 0% dari anggaran target.
Efisiensi belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk membiayai
program/kegiatan dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama disajikan
sebagai berikut:
Tabel III.10
Efisiensi Anggaran Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
No Indikator Kinerja Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) Efisiensi %
1 Meningkatnya kualitas
sarana prasasrana
mitigasi bencana
136.919.000 136.919.000 0 0
2 Terciptanya Kesadaran
Masyarakat dalam
Kesiapsiagaan
Bencana
214.400.000 169.694.250 44.705.750 25
3 Meningkatnya
rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca
138.754.500 128.029.500 10.725.000 2
52
No Indikator Kinerja Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) Efisiensi %
bencana
Jumlah 490.073.500 434.642.750 55.430.750 27
Belanja Langsung
Pendukung
2.313.670.405 1.973.446.405 340.224.000 17,24
Total Belanja langsung 2.803.743.905 2.408.089.155 395.654.750 44,24
Sumber : Realisasi 2017
53
BAB IV Penutup
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah
proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-
prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum,
kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan
pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan
yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari
masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Laporan ini memberikan
gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah
sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Dalam laporan ini disimpulkan bahwa secara umum Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran
strategisnya. Sebanyak 3 sasaran, 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
tertuang dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021. Secara umum realisasi
masing-masing IKU telah tercapai sesuai dengan target, bahkan ada yang
melebihi target, atau rata-rata tercapai sebesar 90% atau kinerja kriteria
Sangat Tinggi.
Secara umum disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap
seluruh indikator yang dicantumkan dalam Renstra Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021
khususnya untuk Tahun Anggaran 2017 dipenuhi sesuai dengan harapan.
Jika terdapat indikator sasaran yang belum memenuhi target yang
ditetapkan, kami akui semata-mata merupakan kelemahan dan
ketidaksempurnaan sebagai manusia, karena disadari kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT., namun demikian segala kekurangan dan
54
ketidaksempurnaan tentunya harus menjadi motivasi untuk lebih baik lagi
di esok hari.