Post on 11-Nov-2020
LAPORAN AKHIR
KAJIAN AKADEMIS
PEMBENTUKAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
i
RINGKASAN
Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan keanekaragaman budaya dan sumber
daya manusia yang kreatif. Keunggulqn tersebut telah dirangkum dalam cetak biru
kebijakan dengan visi ekonomi kreatif daerah yang berdaya saing. Kemudian
kekayaan atas kretaifitas/inovasi tersebut telah pula diapresiasi oleh Pemerintah
Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun
2018 Tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual. Penetapan Pemerintah Daerah
tersebut dilakukan guna memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat. Mengingat besarnya gugus
tugas fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual tersebut diperlukan suatu lembaga
yang secara teknis operasional bertugas mengelola kekayaan inteletual dalam wujud
Sentra Kekayaan Intelektual.
Kegiatan ini bertujuan Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra
Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat dan menyusun Rancangan
Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Dasar pertimbangan kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.
5. Undang-Undang Nomcr 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi; dan
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Kekayaan Intelektual.
Penyelenggaraan HKI dalam berbagai perspektif memiliki relevansi dengan:
a. Visi RPJPD Jawa Barat 2005-2025 adalah: “Dengan Iman dan Takwa, Provinsi
Jawa Barat Termaju di Indonesia”, yang ditandai dengan 7 (tujuh) Bidang Unggulan
Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025 yang dicirikan
dalam pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi.
b. Visi Pembangunan jangka menengah Jawa Barat 2018-2023 adalah:
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”,
dengan makna: Jabar Juara Lahir Batin - Inovasi – Kolaborasi.
ii
c. Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar baik dari sisi letak geografi,
tofografi maupun dari sisi sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya
manusia) sebagai basis pembangunan ekonomi.
d. Potensi sumberdaya yang dimiliki tersebut dapat digunakan sebagai material
penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
akan menghasilkan kekayaan intelektual dan meningkatkan daya saing daerah.
Deduksi dari Kajian Pustaka, Kajian Empirik serta Kajian Peraturan Perundang-
undangan, menyimpulkan bahwa bentuk Sentra Kekayaan Intelektual dapat berupa
Kelembagaan Struktural pada perangkat daerah atau sebagai kelembagaan Non
Struktural/ad hoc.
Pembentukan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual dalam bentuk struktural pada
perangkat daerah dapat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017. Sedangkan pembentukan Tim Sentra
Kekayaan Intelektual (Non Struktural) disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di
lingkup Pemerintah Daerah Provinsi.
Pilihan Sentra Kekayaan Intelektual sebagai Balai/UPT pada BP2D memungkinkan
untuk dibentuk mengingat Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 yang menetapkan: pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk unit pelaksana
teknis badan Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Pembentukan mana disertai dengan
Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai. Ketentuan bahwa Sentra
Kekayaan Intelektual tersebut pada BP2D dikuatkan dengan ketentuan Pasal 42
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019, yang menyebutkan bahwa sentra Kekayaan
Intelektual sebagai lembaga penunjang pada Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
Kedudukan Sentra Kekayaan Intelektual berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada
Gubernur Jawa Barat di bawah supervisi Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat.
Pelayanan/fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual yang diberikan kepada
Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat meliputi:
a. Pencatatan Hak Cipta
b. Pendaftaran Paten
c. Pendaftaran merek dan merek kolektif
d. Pendaftaran indikasi geografis (IG)
iii
Hasil ABK menunjukkan bahwa dibutuhkan sebanyak 7 orang pegawai untuk
mengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID) Provinsi Jawa Barat dengan
beban kerja 9.096 jam per tahun dan hasil sebanyak 25 dokumen permohonan Hak
Paten, 25 Dokumen permohonan Hak Cipta, 5 dokumen permohonan Hak Merk, 2
dokumen permohonan IG dan 1 dokumen permohonan PVT Esensial.
Dengan beban kerja tersebut, pengelolaan sentra kekayaan intelektual Jawa Barat
dapat diwadahi dalam lembaga yang berbentuk perangkat Daerah berupa UPTD
Provinsi Kelas B. Sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016, pembentukan UPTD Provinsi Kelas B dapat dilakukan apabila jumlah
jam kerja efektif 6.000 sampai dengan kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per
tahun.
iv
KATA PENGANTAR
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi kreatif yang ditunjang dengan keanekaragaman
sumber daya manusia, sumberdaya alam dan budaya dan sebagai pusat pendidikan,
kelitbangan dan ktretaifitas yang kaya dan inovatif. Dengan jumlah penduduk yang cukup
besar serta banyaknya industri kreatif dan komoditas spesifik akan dilahirkan banyak
kekayaan inteletual yang harus dikelola dan dilindungi. Keseriusan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dalam penyelenggaraan pengelolaan kekayaan intelektual terlihat dari
penetapan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Kekayaan Intelektual, yang saat ini telah diimplementasikan dalam berbagai
kegiatan fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di lingkup Provinsi Jawa Barat.
Adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, memberi
konsekuensi perlunya perangkat kelembagaan yang mempunyai tugas khusus yang
berfungsi melaksanakan tugas-tugas operasional dan teknis pendukung pengelolaan
kekayaan intelektual di Jawa Barat. Seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 bahwa dalam rangka pengelolaan kekeyaan
intelektual di Jawa Barat, Gubernur membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah
Provinsi Jawa Barat.
Kajian Akademis ini sebagai persyaratan untuk pembentukan unit pelaksana teknis
daerah (UPTD) Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.
Kepada para pihak yang telah berkontribusi disampaikan terima kasih sehingga Kajian
Alademis ini dapat diselesaikan pada waktunya. Semoga kontribusi yang diberikan
tersebut dapat bermanfaat bagi pembangunan Jawa Barat.
Bandung, ………………………… 2019
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Jawa Barat,
_________________________________
v
DAFTAR ISI
RINGKISAN ___________i
Kata Pengantar ___________iv
Daftar Isi ___________v
Daftar Tabel ___________viii
Daftar Gambar ___________ix
BAB – 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang ___________1
1.2. Tujuan ___________2
1.3. Keluaran ___________2
1.4. Dasar Pertimbangan ___________2
1.5. Metodologi ___________3
BAB – 2
KAJIAN PUSTAKA DAN EMPIRIK ___________6
2.1. Kajian Pustaka ___________6
2.1.1. Pengertian HKI ___________6
2.1.2. Ruang Lingkup HKI ___________6
2.1.3. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Visi Pembangunan Provinsi
Jawa Barat ___________9
2.1.4. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Berbagai Aspek di Daerah
___________11
2.1. Kajian Empirik ___________23
BAB - 3
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT
___________32
3.1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
___________32
3.2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ___________33
3.3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten ___________33
3.4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
___________33
vi
3.5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ___________34
3.6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Oleh Perguruan
Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan ___________36
3.7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
___________37
3.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
___________37
3.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah ___________39
3.10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat ___________40
3.11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Kekayaan Intelektual ___________40
3.12. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas
Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D) ___________40
BAB - 4
ARAH PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL
___________44
4.1. Analisis Bentuk Kelembagaan ___________44
4.2. Susunan Organisasi ___________45
4.3. Tugas dan Fungsi ___________45
4.4. Legalitas ___________46
4.5. Kedudukan ___________46
4.6. Kebutuhan Pegawai dan Lembaga Pengelola SKID ___________47
4.7. Standar Operasional Prosedur ___________50
BAB - 5
KESIMPULAN DAN SARAN ___________51
5.1. Kesimpulan ___________51
5.2. Rekomendasi ___________51
vii
Lampiran – 1 ANALISIS BEBAN KERJA ___________52
Lampiran – 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ___________62
Lampiran – 3 PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN
ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAH SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI
JAWA BARAT ___________81
Lampiran – 4 KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG TIM PENGELOLA SENTRA
KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
___________94
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan __________5
Tabel 2. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017 ___________13
Tabel 3. Susunan organisasi dan tugas Sentra HKI KKP ___________27
Tabel 4. Jabatan dan Tugas dalam Klinik Konsultasi Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) Pemerintah Provinsi Bali ___________30
Tabel 5. Kebutuhan Pegawai Pengelola SKID ___________48
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat ___________12
Gambar 2. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Jawa Barat ___________20
Gambar 3. Sususnan Organisasi ASKII ___________22
Gambar 4. Struktur Organisasi DIK IPB ___________23
Gambar 5. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI
____________26
Gambar 6. Struktur Organisasi BP2D Provinsi Jawa Barat ___________41
Gambar 7. Hubungan antara SKID dengan Perangkat Daerah Provinsi dan
Masyarakat ___________47
1
BAB – 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan keanekaragaman budaya dan
sumber daya manusia yang kreatif. Dikenal sebagai pusat pendidikan, kelitbangan dan
trendsetter berbagai industri moda/fashion, musik, perfilman, dan keanekaragaman
potensi lokal (diversity and variety of local potentials) yang kaya dan inovatif. Potensi lokal
industri kreatif yang inovatif tersebut sejak tahun 2001 hingga 2005 telah menyumbangkan
ratarata PDRB sebesar 8 persen per tahun dengan laju pertumbuhan sekitar 4,55 persen
serta mampu menyerap tenaga kerja sedikitnya 392.636 jiwa atau sekitar 2,54 persen dari
jumlah tenaga kerja (Rosmawaty Sidauruk, 2013).
Konsep Kebijakan Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Barat telah membuat cetak biru industri
kreatif, yaitu: 1) mengembangkan visi bersama dan menerima pola pikir baru yang
berdaya saing, kesejahteraan, produktivitas, penguasaan diri, dan kerendahan hati, 2)
mengembangkan kesediaan untuk bertekad dan bersemangat demi keberhasilan
perubahan provinsi, 3) berusaha keras menoreh prestasi atau kontribusi atau mencapai
target dalam segala aspek perubahan provinsi, dan 4) meningkatkan kesejahteraan sosial
dan menjunnjung keadilan sosial di provinsi (Rosmawaty Sidauruk, 2013).
Dengan jumlah penduduk yang cukup besar serta banyaknya industri kreatif dan
komoditas spesifik lokal di Jawa Barat yang dilindungi indikasi geografis, antara lain:
tembakau hitam Sumedang, tembakau mole Sumedang, ubi Cilembu, dan kopi Arabika
Java Peanger; kretaifitas/inovasi aparatur yang menghasilkan inovasi penyelenggaraan
pelayanan publik pada perangkat daerah
Serta banyaknya kretaifitas/inovasi yang dihasilkan masyarakat telah diapresiasi oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui penyelenggaran fasilitasi pengelolaan
kekayaan intelektual yang pengelolaannnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual.
Keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan pengelolaan
kekayaan intelektual terlihat dari implementasi ketentuan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 yaitu melaksanakan fasilitasi pengelolaan
2
kekayaan intelektual yang dihasilkan dari program dan kegiatan Pemerintah Daerah dan
kreatifitas yang dihasilkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan masyarakat.
Mengingat besarnya muatan gugus tugas fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual
tersebut diperlukan perangkat kelembagaan yang khusus agar pengelolaan kekayaan
intelektual tersebut dapat berjalan dengan baik. Sebagaimana diamanatkan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 bahwa perangkat kelembagaan
pengelola kekayaan intelektual tersebut adalah Sentra Kekayaan Intelektual Daerah
Provinsi Jawa Barat yang pengelolaannya berada di bawah supoervisi Badan Penelitian
dan Pengembangan (BP2D) Provinsi Jawa Barat.
1.2. Tujuan
Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat,
bertujuan:
1. Mengidentifikasi bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.
2. Menganalisis beban kerja untuk menghitung kebutuhan sumberdaya manusia (SDM)
pada Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.
3. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Kekayaan Intelektual Daerah
Provinsi Jawa Barat.
4. Menyusun Kajian Akademis dan Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang
Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.
1.3. Keluaran
Keluaran dari Kajian ini, adalah:
1. Rekomendasi bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.
2. Kebutuhan SDM Sentra Kekayaan Intelektual.
3. SOP Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.
4. Kajian Akademis dan dan Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tim
Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.
1.4. Dasar Pertimbangan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, mengamanatkan bahwa
pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat diwadahi dalam suatu kelembagaan yang
disebut sebagai Sentra Kekayaan Intelektual yang bertugas memfasilitasi pengelolaan
kekayaan intelektual yang dihasilkan dari program dan kegiatan perangkat daerah di
lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, inovasi dan kreatifitas yang dihasilkan oleh UKM
3
dan masyarakat serta indikasi geografis yang ada di Jawa Barat. Untuk merumuskan
struktur organisasi, tugas dan fungsi Sentra Kekayaan Intelektual diperlukan kajian yang
hasilnya dapat digunakan sebagai landasan penyusunan rancangan Peraturan Gubernur
tentang Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.
Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual, selain sebagai bagian dari
pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, adalah
bagian dari pelaksanaan beberapa peraturan perundang-undangan, diantaranya adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten.
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah.
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat.
10. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas
Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D).
1.5. Metodologi
a. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D)
Provinsi Jawa Barat, pada Bulan Maret 2019 hingga Desember 2019.
b. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan melalui beberapa tahapan dengan urutan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan referensi. Data yang diperlukan dalam kajian ini meliputi
peraturan perundang-undangan, data empirik dan referensi-referensi terkait
dengan kelembagaan dan Sentra Kekayaan Intelektual.
4
2. Pengolahan dan analisis data dan informasi. Data dan referensi yang
dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis mencakup antara lain: isu strategis
kekayaan intelektual dalam meningkatkan daya saing daerah, analisis yuridis,
bentuk-bentuk kelembagaan, bentuk-bentuk kekayaan intelektual, sistem dan
prosedur pengelolaan kekayaan intelektual, keterkaitan kelembagaan perangkat
daerah dalam pengelolaan kekayaan intelektual.
3. Penyusunan Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.
Hasil pengolahan dan analisis data kemudian disusun dalam Kajian Akademis
yang disusun sesuai format sebagaimana ditetapkan peraturan perundang-
undangan dan contoh-contoh Kajian Akademis yang telah dilakukan untuk
pembentukkan kelembagaan perangkat daerah.
4. Fokus Grup Diskusi. Untuk kedalamanan substansi/materi Kajian Akademis
Fokus Grup Diskusi (FGD). FGD dilaksanakan pada tahapan-tahapan pengolahan
data dan informasi serta penyusunan Kajian Akademis. FGD melibatkan unsur
Struktural dan Peneliti BP2D.
5. Finalisasi Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.
Masukan dan saran perbaikan pada FGD kemudian digunakan untuk
menyepurnakan Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.
Pada Finalisasi juga dilakukan perumusan-perumusan materi yang akan
digunakan sebagai materi penyusunan SOP dan Rancangan Peraturan Gubernur
Jawa Barat tentang Sentra Kekayaan Intelektual.
c. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah desk study dan FGD yang hasilnya
akan dijabarkan secara deskriptif berupa rumusan bentuk kelembagaan Sentra
Kekayaan Intelektual.
d. Jadwal Kegiatan
Kajian ini dilaksanakan sesuai tahapan kegiatan dan waktu sebagaimana disebutkan
pada Tabel berikut.
5
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Bulan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun KAK x
2 Pembahasan dan finalisasi KAK x
3 Mengumpulkan data x x
4 Pengolahan data x
5 Analisis data x
6 Menyusun Kajian Akademis Pembentukan
Sentra Kekayaan Intelektual
x x
7 Fokus Grup Diskusi x
8 Finalisasi Kajian Akademis Pembentukan
Sentra Kekayaan Intelektual
x
9 Menyusun Ranperkada tentang Tim
Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual
x x x
Susunan organisasi x x x
Tugas pokok x x x
Sistem dan Prosedur
10 Menyusun Draf Keputusan Gubernur
tentang Tim Pengelola SKID
x x
11 Menyusun SOP x x
12 Penyusunan laporan kegiatan Kajian
Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan
Intelektual
Laporan Pendahuluan x
Laporan Akhir x x x x x
6
BAB – 2
KAJIAN PUSTAKA DAN EMPIRIK
2.2. Kajian Pustaka
2.2.1. Pengertian HKI
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk
Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya.
Istilah atau terminologi HKI digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah
Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada
bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku
dalam pengertian isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan
Intelektual. HKI adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya
berpikir manusia yang mengepresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk,
yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga
mempunyai nilai ekonomis yang melindungi karya-karya intelektual manusia tersebut.
Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan
permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eksklusif yang
diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan
sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)
dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi,
sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui
mekanisme pasar.
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa Kekayaan Intelektual adalah kekayaan
yang timbul karena hasil olah pikir manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses
yang berguna bagi kehidupan manusia.
2.2.2. Ruang Lingkup HKI
Pada prinsipnya HKI diantaranya terdiri atas:
1. Hak Cipta (Copyrights)
Pengertian Hak Cipta menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, adalah hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
7
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak
moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan
dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,
modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.
Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta memiliki
hak ekonomi untuk melakukan:
a. penerbitan ciptaan;
b. penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan ciptaan;
d. pengadaplasian, pengaransemenan, pentransformasian ciptaan;
e. pendistribusian ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan ciptaan;
g. pengumuman ciptaan;
h. pomunikasi ciptaan; dan
i. penyewaan ciptaan.
Selain itu dalam Hak Cipta dikenal Ekspresi Budaya Tradisional yaitu mencakup salah satu
atau kombinasi bentuk ekspresi sebagai berikut:
a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam
berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya sastra ataupun
narasi informatif;
b. musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;
c. gerak, mencakup antara lain, tarian;
d. teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;
8
e. seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari
berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil,
dan lain-1ain atau kombinasinya; dan
f. upacara adat.
2. Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Pelindungan Paten meliputi: Paten; dan Paten sederhana. Paten diberikan untuk Invensi
yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten
sederhana diberikan untuk setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses
yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
3. Hak Merek dan Indikasi Geografis
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan Z atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum
dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Merek rneliputi: Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang adalah Merek yang
digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sarna atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis
lainnya. Sedangkan Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pacta jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersarna-sarna atau badan
hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya. Selain Merek Dagang dan Merek
Jasa dikenal juga Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang danjatau jasa
dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa
serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Merek yang dilindungi terdiri atas tanda berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,
susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/ atau 3 (tiga) dimerisi, suara, hologram,
atau kornbinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau
9
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang
dan/atau jasa.
Dalam pengaturan merek dikenal juga dengan Indikasi Geografis yaitu suatu tanda yang
menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kornbinasi dari kedua faktor tersebut
memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk
yang dihasilkan. Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas,
dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas Indikasi Geografis
tersebut masih ada.
4. Perlindungan Varietas Tanaman
Perlindungan Varietas Tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang
dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor PVT,
terhadap Varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk
menggunakan sendiri Varietas Hasil Pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada
orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
2.2.3. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Visi Pembangunan Provinsi Jawa
Barat
Penyelenggaraan HKI dalam perspektif Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat jangka
panjang Tahun 2005-2025 adalah: “Dengan Iman dan Takwa, Provinsi Jawa Barat
Termaju di Indonesia”, yaitu terkait dengan pencapaian Visi yang ditandai dengan 7
(tujuh) Bidang Unggulan Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025.
Pencapaian yang dimaksud adalah pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan
berdaya saing tinggi. Bahwa pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya
saing tinggi perlu disertai dengan penyelenggaraan HKI bagi hasil cipta, karsa, dan karya
masyarakat yang dimiliki Jawa Barat. Meletakan penyelenggaraan HKI sebagai strategi
penting dalam pembangunan ekonomi adalah sarat dengan pencapaian visi
pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018: Jawa Barat
Maju dan Sejahtera Untuk Semua. Makna yang terkandung dalam visi tersebut
dijabarkan sebagai berikut:
10
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing
dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga
tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif
terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai
budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan
ekonomi dan sosial.
Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir
dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani
kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.
Penyelenggaraan HKI juga selaras dengan pencapaian Misi Jawa Barat yang berbudaya
IPTEK, Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, serta
Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam
pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK
menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang
bersih (Clean Government). Selain itu, penyelenggaraan HKI juga selaras dengan Prinsip
Pertumbuhan yang menekankan pada tingginya produktivitas seluruh faktor produksi (total
factor productivity) masyarakat Jawa Barat. Prinsip ini tidak menghilangkan pentingnya
pertumbuhan tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya produk domestik regional bruto
(PDRB), tingginya laju pertumbuhan ekonomi, tingginya produktivitas masyarakat,
tingginya investasi dalam pembangunan daerah baik investasi dalam negeri, investasi
asing maupun investasi masyarakat, tingginya nilai ekspor serta terkendalinya inflasi,
tetapi juga menekankan pentingnya peningkatan peran SDM berkualitas serta
kemandirian teknologi.
Dalam perspektif pembangunan jangka menengah, Visi Pembangunan Jawa Barat 2018-
2023 adalah:
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai berikut:
Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin. Pembangunan
diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Jawa Barat berdaya saing dan mandiri.
11
Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung
dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup,
dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan
pemerintahan, antar wilayah, dan antar pelaku pembangunan untuk memanfaatkan
potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.
Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan beberapa misi
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, yaitu:
Misi 1: Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa melalui peningkatan peran
Masjid dan Tempat Ibahadah sebagai pusat peradaban;
Misi 2: Melahirkan Manusia Yang Berbdaya, Berkualitas, Bahagia, Dan Produktif
melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif.
Misi 3: Mempecepat Pertumbuhan Dan Pemerataan Pembangunan Berbasis
Lingkungan Dan Tata Ruang Yang Berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas
wilayah dan penataan daerah.
Misi 4: Meningkatkan Produktivitas Dan Daya Saing Ekonomi Umat Yang Sejahtera
Dan Adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat
inovasi serta pelaku pembangunan.
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif Dan Kepemimpinan
Yang Kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Misi pembangunan Jawa Barat 2018-2023 dengan berbagai program dan kegiatan
pembangunan yang disediakan oleh pemerintah daerah dan aktivitas kreatif swasta dan
masyarakat yang akan melahirkan inovasi/invensi/cipta, tersedianya komoditas serta
kondisi ekosistem yang beragam akan menghasilkan varietas unggul spesifik lokasi dan
indikasi geografis yang diantaranya memungkinkan untuk diangkat sebagai bagian dari
kekayaan intelektual dan kekayaan geografis khas Jawa Barat yang harus dilindungi.
Kondisi tersebut membawa implikasi tentang pentingnya fasilitasi pengelolaan kekayaan
intelektual sebagai wujud pelayanan publik yang perlu dikelola secara baik.
2.2.4. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Berbagai Aspek di Daerah
a. Kondisi Wilayah
Provinsi Jawa Barat memiliki luas luas wilayah daratan seluas 37.087.92 Km2. Sebagian
besar wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat berbatasan dengan laut sehingga wilayah
12
Jawa Barat memiliki garis pantai cukup panjang, yaitu 832,69 Km. Secara administratif,
wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi kedalam 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten
dan 9 Kota, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut,
Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang,
Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Pangandaran serta Kota Bogor, Sukabumi, Bandung,
Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya dan Kota Banjar. Kabupaten Sukabumi
merupakan wilayah kabupaten terluas di Provinsi Jawa Barat dengan luas 4.145,70 Km2
(11,72 persen terhadap luas wilayah Provinsi Jawa Barat), sedangkan wilayah terkecil
adalah Kota Cirebon yaitu seluas 37,36 Km2 (0,11 persen terhadap luas wilayah Provinsi
Jawa Barat). Wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri atas 627 kecamatan, 645 kelurahan dan
5.312 desa.
Sumber: BAKOSURTANAL Tahun 2017
Gambar 1 . Peta Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar baik dari sisi letak geografi,
tofografi maupun dari sisi sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya manusia)
sebagai basis pembangunan ekonomi. Dari sisi letak geografi, Jawa barat sangat
diuntungkan karena berdekatan dengan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Jawa Barat
13
terdiri atas wilayah pegunungan curam di selatan, wilayah lereng bukit yang landai di
tengah, wilayah dataran luas di utara, dan wilayah aliran sungai.
Dari sisi sumber daya alam, Jawa Barat dianugrahi alam yang indah dengan panorama
pegunungan, pantai dan budaya masyarakat serta berbagai sumber daya alam
terbarukan, seperti geologi dan mineral, hidrologi dan hidrogeologi, klimatologi, daya
dukung air, daya dukung pangan, daya dukung lahan, demografi, produksi: a) pertanian,
b) perkebunan, c) kehutanan, d) peternakan, dan e) perikanan.
Kondisi di atas dapat dikatakan sebagai potensi indikasi geografis dan kekayaan
intelektual. Potensi tersebut awalnya dapat digunakan sebagai material penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan menghasilkan
kekayaan intelektual dan material yang diolah kemudian menjadi produk yang dapat
meningkatkan daya saing daerah.
b. Aspek Demografi
Menurut BPS, penduduk Jawa Barat pada tahun 2012 berjumlah 44.548.431 jiwa atau
sekitar 18,24% dari penduduk Indonesia. Jumlah penduduk tersebut terus meningkat.
Hingga tahun 2017 penduduk Jawa Barat mencapai 48.037.827 jiwa dengan laju
pertumbuhan sebesar 1,39 persen, menurun sebesar 0,04 persen bila dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk tahun 2016.
Penduduk terbanyak pada tahun 2017 berada di Kabupaten Bogor, sebanyak 5.715.009
jiwa atau 11,90 persen, diikuti dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bekasi.
Daerah yang paling sedikit penduduknya adalah Kota Banjar yaitu sebanyak 182,388 jiwa
atau 0,38 persen dari total jumlah penduduk Jawa Barat.
Tabel 2.
Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-28
memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan pembangunan
tutupan lahan tersebut.
2.1.2. Demografi
Kondisi demografi suatu daerah secara umum tercermin melalui
jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, struktur penduduk,
sebaran penduduk serta ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil proyeksi BPS,
jumlah penduduk Jawa Barat Tahun 2017 mencapai 48.037.827 jiwa
dengan laju pertumbuhan sebesar 1,39 persen, menurun sebesar 0,04
persen bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk tahun
2016.
Penduduk terbanyak pada tahun 2017 berada di Kabupaten Bogor,
sebanyak 5.715.009 jiwa atau 11,90 persen, diikuti dengan Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Bekasi. Daerah yang paling sedikit penduduknya
adalah Kota Banjar yaitu sebanyak 182,388 jiwa atau 0,38 persen dari total
jumlah penduduk Jawa Barat.
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017 No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 *)
1 Jumlah Penduduk (jiwa)
45.340.799 46.029.668 46.709.569 47.379.389 48.037.827
− Laki-laki (jiwa) 23.004.158 23.345.033 23.680.927 24.011.261 24.355.331
− Perempuan (jiwa)
22.336.641 22.684.635 23.028.642 23.368.128 23.702.496
2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
1.77 1.52 1.47 1.43 1.39
3 Kepadatan Penduduk (jiwa/km)
1.282 1.301 1.320 1.339 1.358
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012-2016 dan Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat Tahun 2018
Hampir 72,5 persen penduduk Jawa Barat tinggal di daerah
perkotaan sebagai akibat masuknya industri yang mendorong urbanisasi.
Daerah penyangga ibukota seperti Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi
dan Kota Bekasi menyumbang hampir sepertiga (31,64 persen) dari total
penduduk Jawa Barat.
14
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012-2016 dan
Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat Tahun 2018
Hampir 72,5 persen penduduk Jawa Barat tinggal di daerah perkotaan sebagai akibat
masuknya industri yang mendorong urbanisasi. Daerah penyangga ibukota seperti Bogor,
Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi dan Kota Bekasi menyumbang hampir sepertiga (31,64
persen) dari total penduduk Jawa Barat.
Kepadatan penduduk di Jawa Barat terus meningkat, dari 1.320 jiwa per km2 di tahun
2015 menjadi 1.339 jiwa per km2 di tahun 2016. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk
di tahun, angka tertinggi berada di Kota Cimahi, 15.127 orang/km2, dan terendah di
Kabupaten Pangandaran, 389 orang/km2. Apabila ditinjau berdasarkan kelompok umur,
maka penduduk Jawa Barat tahun 2017 paling banyak berumur 0-4 tahun yaitu 4.358.598
jiwa, diikuti dengan kelompok umur 5-9 tahun sebanyak 4.274.317 jiwa.
c. Aspek Daya Saing Daerah
Perekonomian Jawa Barat pada triwulan I-2018 tumbuh 6,02 persen terhadap triwulan I-
2017. Pertumbuhan berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku mencapai Rp. 467,01 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
2010 mencapai Rp. 343,03 triliun (BPS Jabar, 2018). Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 11,29 persen. Sementara
dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran
Konsumsi rumah tangga sebesar 18,15 persen. Sumber laju pertumbuhan (Source of
Growth, SOG) secara perbandingan tahunan (year on year) dari sisi lapangan usaha yang
memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah Lapangan Usaha Industri Pengolahan
yaitu sebesar 3,19 persen. Dari sisi pengeluaran, andil terbesar terhadap pertumbuhan
adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,06 persen.
Meningkatnya kinerja perdagangan tersebut merupakan peluang bagi pengembangan
kekayaan intelektual.
Dalam Critical Frame Work RPJP Jawa Barat 2005-2025, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
telah mencanangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat melalui
peningkatkan daya saing daerah yang berlandaskan pada inovasi sekaligus untuk
menghadapi perubahan paradigma kedepan yaitu pergeseran dari ekonomi berbasis
industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan dan penjaminan mutu. Pergeseran
15
paradigma tersebut perlu didukung sumber daya manusia yang mumpuni dan kemampuan
memanfaatkan modal sumber daya manusia melalui Iptek, seni dan budaya.
Dalam hal menghadapi tantangan peningkatan daya saing daerah dibutuhkan dukungan
penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang dapat mewujudkan tujuan utama
peningkatan daya saing daerah, yang meliputi:
1) Daya saing yang berlandaskan pada inovasi
2) Karakteristik pasar yang dinamis
3) Kompetisi global
4) Kecenderungan membentuk jejaring (klastering)
5) Tenaga kerja dengan upah tinggi
6) Memerlukan pengetahuan yang holistik
7) Memerlukan pembelajaran berkesinambungan
8) Pengelolaan sumber daya manusia yang kolaboratif serta
9) Menyongsong pembangunan jangka panjang Jawa Barat tahun 2025 dan perubahan
paradigma pembangunan.
Indikasi terwujudnya pencapaian visi pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-
2025 sebagaimana termuat dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat, salah satunya ditandai
dengan: Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,
produktif dan berdaya saing tinggi (society development). Daya saing merupakan salah
satu isu strategis yaitu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) dimasa datang. 5 (lima) isu strategis pembangunan jangka
menengah Provinsi Jawa Barat yaitu; (1) Kualitas nilai kehidupan dan daya saing sumber
daya manusia; (2) Kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial; (3) Pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; (4)
Produktivitas dan daya saing ekonomi yang berkelanjutan; dan (5) Reformasi birokrasi.
Kualitas nilai kehidupan dan daya saing sumber daya manusia, isu strategis ini diangkat
karena Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, hal ini
menunjukan adanya potensi yang besar dalam pengembangan sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat
mampu bersaing secara global. Kemudian Isu Strategis Produktivitas dan daya saing
ekonomi yang berkelanjutan diangkat karena pertumbuhan ekonomi Jawa Barat
mengalami perlambatan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
16
1. Belum berkembangnya koperasi dan usaha kecil dan menengah
2. Terjadinya penurunan realisasi penanaman modal asing
3. Masih rendahnya produktivitas komoditas pertanian
4. Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di bawah rata- rata nasional
dan ketidakstabilan harga
5. Degragdasi lahan masih tinggi di Daerah Aliran Sungai (DAS), pengelolaan hutan
belum optimal dan rendahnya produksi hasil hutan kayu dan non kayu
6. Menurunnya kontribusi perdagangan terhadap PDRB
7. Menurunnya pertumbuhan sektor industri.
d. Aspek Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bidang Perindustrian
dan Bidang-bidang lain yang Terkait dengan Pembangunan Industri daerah
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bidang Perindustrian dan Bidang-
bidang lain yang terkait dengan pembangunan industri yang memiliki relevansi pada
penyelenggaraan HKI, adalah:
1. Bidang Perindustrian melalui strategi, meningkatkan daya saing industri, dengan
arah kebijakan (a) peningkatan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan
antar industri; (b) peningkatan produksi dan kualitas industri unggulan (industri agro,
industri kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi); (c) pengembangan klaster
industri berbasis potensi lokal dan klaster industri kreatif; (d) peningkatan sinergi
peran pengusaha besar dan pengusaha UMKM.
2. Bidang Perdagangan melalui strategi, meningkatkan sistem dan jaringan distribusi
barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta perlindungan
konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan (a) peningkatan
perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar negeri; (b) peningkatan distribusi
barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis serta menata distribusi
barang yang efektif dan efisien; (c) Penggunaan produk dalam negeri, peningkatan
pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar
tradisional; (d) peningkatan pengawasan barang beredar dan jasa serta perlindungan
terhadap konsumen dan produsen; dan (e) revitalisasi pasar tradisional dan pasar
desa.
3. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui strategi pertama,
meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM dengan arah kebijakan: (a)
peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM, serta
perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM; (b) peningkatan akses
teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan permodalan bagi Koperasi dan UMKM.
17
Strategi kedua, meningkatkan produktivitas BUMD dan Lembaga Keuangan lainnya
dengan arah kebijakan: (a) peningkatan kinerja dan daya saing BUMD dan (b)
peningkatan peran BUMD dalam pengokohan ekonomi Jawa Barat.
4. Bidang Penanaman Modal melalui strategi meningkatkan investasi dengan arah
kebijakan : (a) peningkatan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum bagi
kepastian usaha di Jawa Barat; (b) penyederhanaan peraturan dan percepatan
proses investasi di Jawa Barat; (c) dukungan terhadap proyek pembangunan berskala
internasional, dan (d) peningkatan transparansi dan kemudahan pelayanan perizinan.
5. Bidang Penataan Ruang melalui strategi menguatkan ekonomi regional dengan arah
kebijakan (a) Pengembangan Metropolitan Bogor, Depok, Bekasi Karawang,
Purwakarta (Bodebek Karpur), Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon
Raya dan (b) Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu dan
Rancabuaya.
Demikian halnya dengan Skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik
sektoral, yang terkait dengan bidang industri adalah meningkatkan ekonomi non
pertanian. Hal ini memiliki kaitan dengan penyelenggaraan HKI bilamana diperhatikan
pada sasaran yang akan dituju serta program prioritasnya, yaitu:
1) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas unggulan daerah yang bernilai
tambah dan berdaya saing, dengan kegiatan tematik adalah Pengembangan Industri
Manufaktur.
2) Meningkatnya industri kreatif dan penumbuhan wirausahawan muda kreatif’ dengan
kegiatan tematik adalah Pengembangan Industri Kreatif dan Wirausahawan Muda
Kreatif.
Dalam rangka menjalankan kebijakan dan strategi pada bidang perindustrian dan bidang
yang berkaitan dengan bidang perindustrian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah
menetapkan Program Prioritas yang disusun berdasarkan urusan kewenangan wajib dan
pilihan. Program Prioritas sebagaimana dimaksud seperti diuraikan berikut ini:
Bidang Perindustrian
1) Kebijakan meningkatkan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan antar
industri, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah, dengan sasaran Meningkatnya unit usaha industri kecil menengah
(IKM);
2) Kebijakan meningkatkan produksi dan kualitas industri unggulan (industri agro,
industri kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi), yang dilaksanakan
18
melalui Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi
Industri, dengan sasaran Berkembangnya industri-industri unggulan (industri
kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil dan produk tekstil, industri
komponen otomotif serta industri alas kaki) dan industri potensial lainnya.
Bidang Perdagangan
1) Kebijakan meningkatkan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar
negeri, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor, dengan sasaran Meningkatnya daya saing dan perluasan pasar ekspor
produk Jawa Barat.
2) Kebijakan meningkatkan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan
barang strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien, yang
dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem
Perdagangan Dalam Negeri, dengan sasaran:
a) Meningkatnya distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang
strategis;
b) Meningkatnya jumlah dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan
termasuk Revitalisasi Pasar Tradisional.
3) Kebijakan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan
pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar
tradisional, yang dilaksanakan melalui Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan, dengan sasaran:
a) Meningkatnya pengawasan barang beredar dan jasa;
b) Meningkatnya perlindungan terhadap konsumen dan produsen;
c) Meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) serta tertib barang dalam keadaan terbungkus
(BDKT).
Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pada Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah penyelenggaraan HKI
adalah sebagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha
koperasi dan UMKM, serta perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan
UMKM, dengan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dengan sasaran:
a) Meningkatnya KUMKM Berdaya Saing
b) Meningkatnya tata Kelola Kelembagaan Koperasi
19
c) Meningkatnya pemasaran dan Pengembangan Jaringan KUMKM
d) Meningkatnya akses Teknologi Tepat Guna bagi KUMKM.
e. Paradigma Good Governance dalam Pelayanan Publik
Dalam pelayanan publik daerah relevansi pengelolaan kekayaan intelektual terlihat dari
pelayanan publik dalam paradigma good governance. Esensi kepemerintahan yang baik
(good governance) dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini
sejalan dengan esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus masyarakat setempat,
dan meningkatkan pelayanan publik. Tuntutan reformasi yang bergulir sejak tahun 1997,
bersamaan dengan arus globalisasi yang memberikan peluang sekaligus tantangan bagi
perbaikan ekonomi, mendorong pemerintah untuk kembali memahami arti pentingnya
suatu kualitas pelayanan serta pentingnya dilakukan perbaikan mutu pelayanan.
Perbaikan pelayanan pemerintah ini, tidak saja ditujukan untuk memberi iklim kondusif
bagi dunia usaha nasional namun juga meningkatkan daya tarik arus investasi ke
Indonesia karena kredibilitas dan kemudahan yang meningkat.
Melalui penjelasan di atas menjadi penting untuk menghadirkan inovasi sektor publik untuk
meghasilkan dan memberikan barang maupun jasa publik secara efisien. Dalam
perkembangan paradigma administrasi publik, proses inovasi di sektor publik tidak hanya
terfokus pada aktivitas yang dilakukan oleh organisasi publik namun seluruh stakeholders
yang memiliki kepentingan dan perhatian terhadap penyediaan barang serta jasa publik.
Inovasi sektor publik secara lebih komprehensif tipologi inovasi sektor publik dapat
dijelaskan sebagai berikut (Bloch & Bugge, 2013):
Service Innovation: merupakan langka inovasi yang diarahkan untuk
memperkenalkan pelayanan baru atau meningkatkan pelayanan yang sebelumnya
telah tersedia.
Service Delivary Innovation: berkaitan dengan cara baru dalam menyampaikan atau
memberikan (delivering) pelayanan serta berinteraksi dengan pengguna layanan.
Administrative and Organisational Innovation: adalah inovasi yang melingkupi
penggnaan pronsip-prinsip baru organisasi dalam memproduksi dan menyampaikan
produk pelayanan.
Conceptual Innovation: merupakan inovasi yang diarahkan pada pengembangan
berpikir atau cara pandang baru terjadap produk pelayanan, proses pelayanan serta
bentuk organisasi yang sudah ada.
20
Policy Innovation: adalah inovasi yang berkaitan dengan konsep kebijakan atau
perubahan dalam kebijakan serta berbagai program.
Systemic Innovation: adalah meliputi pengembangan cara baru dalam berinteraksi
dengan Organisasi atau sumber pengetahuan lainnya.
Inovasi sektor publik telah menjadi bagian dari salah satu program unggulan Provinsi Jawa
Barat 2018-2023 seperti Provinsi Pintar (E-Planning Budgeting, E-money, E-remunerasi
kinerja, dll) memiliki esensi kekayaan intelektual.
f. Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi
Pengarusutamakan kegiatan pengelolaan kekayaan intelektual dilakukan dengan
penekanan pentingnya melibatkan perguruan tinggi dan lembaga Litbang yang ada di
Jawa Barat. Di Jawa Barat terdapat banyak lembaga Litbang Kementerian dan Perguruan
Tinggi (9 Perguruan Tinggi Negeri, dan 367 Perguruan Tinggi Swasta). Litbang
Kementerian dan Perguruan Tinggi tersebut merupakan kekuatan sumber daya Iptek yang
dapat diperankan mitra untuk melahirkan inovasi/kekayaan intelektual.
Gambar 2. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Jawa Barat
g. Lembaga Pemerintahan Provinsi
Di lingkup Pemerintah Jawa Barat terdapat sebanyak 63 perangkat daerah terdiri dari:
Sekretariat Daerah, Dinas, Badan, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Jiwa,
Rumah Sakit Paru, Dewan Pengurus Korpri, Lembaga Kantor Perwakilan Pemerintah
Jawa Barat, Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Sekretaris Komisi
ITB
•POLMAN•UNIKOM•ITHB UNPAD 1
•UNISBA•UNPAS 2
•ITENAS•WIDYATAMA•STT YPKP
UNPAR
•UPI•UNPAS 3•NHI
•MARANATHA•STIPAR
STBA
UIN
STT TELKOM
UNJANI
POLBAN
KAWASAN JATINANGAOR
•UNPAD 2•IPDN•IKOPIN•UNWIM
•ST KARAWITAN•ST SENI & DESAIN
•UNINUS
•UNPAS 1•UNLA•STSI
STIA LAN
KAWASANBUMI PARAHYANGAN
•ST TEKSTIL•AKPER•AMIK/STIMIK
UNNUR
TASIK (UNSIL)GARUT (UNIGA)
CIAMIS (UNIV.GALUH)
DEPOK (UI)BOGOR (IPB)
BEKASI (ATMI)KARAWANG (UNSIKA)SUBANG (UNSUB)
KUNINGAN (UNIKU)INDRAMAYU (UNWIR)
CIREBON (UNSWAGATI)
21
Pemilihan Umum. Penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat oleh 63 perangkat daerah akan sangat
membutuhkan inovasi berupa kekayaan-kekayaan intelektual yang dihasilkan masyarakat
Jawa Barat.
2.3. Kajian Empirik
Menggali bentuk Sentra Kekayaan Intelektual pada kegiatan ini dilakukan Kajian empirik
yang bertujuan mencari bentuk yang tepat Sentra Kekayaan Intelektual yang akan
diterapkan. Kajian dilakukan pada instansi pemerintah dan perguruaan tinggi yang ada di
Indonesia, yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan bentuk
Sentra Kekayaan Intelektual pada lembaga Kelitbangan Provinsi Jawa Barat.
Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual Indonesia
Secara organisasi pengelola kekayaan intelektual memiliki Asosiasi Sentra Kekayaan
Intelektual Indonesia (ASKII). Asosiasi ini memiliki tujuan pendirian:
(1) Mendorong berkembangnya pengelolaan Kekayaan Intelektual yang akan
berpengaruh kepada pembangunan nasional;
(2) Memfasilitasi keinginan dan potensi masyarakat pada program pembangunan
nasional terkait dengan Kekayaan Intelektual untuk pemberdayaan masyarakat;
(3) Mempertahankan dan menghidupkan kembali nilai-nilai keluhuran komunal
masyarakat bangsa dan negara terkait dengan Kekayaan Intelektual;
(4) Mengembangkan tata kelola Kekayaan Intelektual di sentra kekayaan intelektual
Indonesia dan masyarakat yang profesional; dan
(5) Meningkatkan peran sentra Kekayaan Intelektual Indonesia dalam rangka
mensejahterakan masyarakat.
ASKII dipimpin seorang Ketua Umum. Dalam pelaksanaan tugasnya Ketua Umum
dibantu oleh Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, beberapa Ketua Bidang
(Advokasi, Keorganoisasian dan Keanggotaan, Pengembangan dan Pemanfaatan
Kekayaan Intelektual, Publikasi dan Teknologi Informasi, Kerjasama dan Koordinasi
Wilayah, dan Koordinator Wilayah.
22
Gambar 3. Sususnan Organisasi ASKII
Selain ASKII terdapat beberapa organisasi pengelola kekayaan intelektual yang
kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsinya dapat dijadikan sebagai
acuan/contoh dalam menetapkan kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi Sentra
Kekayaan Intelektual pada BP2D Provinsi Jawa Barat.
Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual IPB
Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual (DIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah
salah satu contoh lembaga pengelola kekayaan intelektual perguruan tinggi. Secara
organisasi DIK IPB berada di bawah koordinasi Wakil Rektor IV IPB Bidang Inovasi,
Bisnis, dan Kewirausahaan. Memiliki tugas pokok: Melaksanakan tugas strategis
pengelolaan dan komersialisasi inovasi prospektif dan melahirkan techno-
sociopreneur unggul dalam rangka meningkatkan peranan dan kontribusi IPB terhadap
pengembangan pertanian dan daya saing bangsa. Untuk menjalankan tugas pokok
tersebut DIK IPB tidak semata-mata mengelola kekayaan intelektual, namun beberapa
fungsi lain turut menyertainya, yaitu:
a. konstruksi etalase kedaulatan pangan, energi, dan maritime terintegrasi untuk
melahirkan techno-sociopreneur unggul;
b. penguatan Start-Up School untuk memfasilitasi kewirausahaan mahasiswa dan
alumni;
(ASKII)
Sekretaris
Wkl. Sekretaris
Bendahara
Ketua Bidang I
(Kebijakan danAdvokasi)
Ketua Bidang II (Keorganisasian dan
Keanggotaan)
Ketua Bidang III
(Pengembangan danPemanfaatan KI)
Ketua Bidang IV
(Publikasi danTeknologi Informasi)
KORWIL WIL. TIMUR
Ketua Bidang V
(Kerjasama danKoordinasi Wilayah)
KETUA UMUM
23
c. komersialisasi inovasi IPB sebagai income generating berbasis e-
commerce dan m-commerce;
d. akselerasi peran IPB Science and Techno Park untuk menumbuhkan science-
based business;
e. rebranding pertanian untuk meningkatkan daya tarik pemuda/i menjadi techno-
sociopreneur baru;
f. pengembangan kemampuan entrepreneurship;
g. pelaksanaan koordinasi program peningkatan perolehan, pengelolaan, diseminasi,
serta pendayagunaan paten dan HKI lainnya;
h. pelaksanaan diseminasi dan pendayagunaan inovasi prospektif melalui
peningkatan peran galeri inovasi dan wahana interaksi para pihak meliputi
akademisi, swasta, pemerintah, dan masyarakat; dan
i. pelaksanaan difusi dan akselerasi inovasi prospektif kepada para pihak meliputi
swasta, pemerintah, dan masyarakat melalui program inkubasi
inovasi, technopreneurship, dan monitoring.
DIK IPB dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam menjalankan organisasinya
dibantu oleh dua orang Kepala Sub Direktorat (Kasubdit), yaitu Kasubdit Pengelolaan
dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (Perlu KI) dan Kasubdit Pengelolaan dan
Komersialisasi Inovasi (Pengkomin) dan beberapa staf pendukung.
Gambar 4. Struktur Organisasi DIK IPB
24
Kantor Manajemen HaKI ITB
Salah satu lembaga pengelolaan kekayaan intlektual yang berbasis di perguruan tinggi
adalah Kantor Manajemen (KM) HaKI Institut Teknologi Bandung (ITB). KM HaKI ITB
memiliki tugas merancang kegiatan, pelayanan, dan penyebaran informasi HaKI
kepada masyarakat berupa:
a. Pelatihan, meliputi:
1) Penelusuran Paten (Patent Searching)
2) Pembuatan Dokumen Spesifikasi Paten (Patent Drafting)
3) Pengelolaan ASET HaKI (Intellectual Property Right Management)
4) Desain Produk Industri (Industrial Design)
b. Konsultasi Dan Pelayanan, meliputi:
1) Penelusuran Paten (Patent Searching)
2) Penulisan Dokuen Paten (Patent Drafting)
3) Penerjemahan Dokumen Paten (Translation of Patent Document)
4) Analisis Aspek Teknis Dalam Kasus Pelanggaran Paten (Technical Analisys
on Patent Infringement).
Unit Pelaksana Teknis Hak Kekayaan Intelektual Unpad
UPT HKI Universitas Padjadjaran (Unpad) merupakan wadah yang dapat membantu
anggota sivitas akademika Unpad, masyarakat dan instansi terkait dalam menangani
berbagai masalah yang berhubungan dengan hak kekayaan intelektual dan
pengelolaannya. Pengelolaan sistem HKI dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Memberi pengakuan, penghargaan dan perlindungan atas kreativitas para insan
kreatif di lingkungan sivitas akademika Unpad dan masyarakat umum.
2) Mendorong dihasilkannya karya cipta, invensi, dan temuan-temuan baru lain dalam
proses pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengembangan dan komersialisasi
HKI.
4) Memberi pengakuan, penghargaan dan perlindungan atas kreativitas para insan
kreatif di lingkungan sivitas akademika Unpad dan masyarakat umum.
Lembaga Konsultasi Sentra Hak Kekayaan Intelektual Universitas Esa Unggul
(UEU), Jakarta
Lembaga ini memiliki tugas pokok mendukung Tridharma perguruan tinggi melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK berorientasi Kekayaan Intelektual,
meningkatkan kerjasama kelembagaan serta memfasilitasi pengelolaan KI khusunya
25
bagi sivitas akademika Universitas Esa Unggul dan masyarakat pada umumnya. Untuk
menjalakan tugas pokok tersebut lembaga ini menjalankan fungsi sebagai berikut:
a. Mendorong program penelitian dan pengembangan khususnya yang berorientasi
Kekayaan Intelektual.
b. Melaksanakan inventarisasi dan sosialisasi Kekayaan Intelektual bagi civitas
akademika di lingkungan UEU dan masyarakat.
c. Memberikan layanan informasi mengenai hasil penelitian dan pengembangan
dalam upaya memperoleh perlindungan Kekayaan Intelektual.
d. Membantu masyarakat, dalam proses perolehan Kekayaan Intelektual.
e. Memacu upaya komersialisasi produk-produk Kekayaan Intelektual khususnya dari
lingkungan UEU.
f. Melaksanakan program alih teknologi dari kekayaan intelektual yang dimiliki oleh
UEU.
Kekayaan intelektual yang dikelola lembaga ini meliputi: Hak cipta (copyrights), Hak
Kekayaan Industri, seperti paten, merek, Desain Industri, Desain tata letaksirkuit
terpadu, Rahasia Dagang dan Indikasi Geografis.
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian atau BPATP didirikan berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 29/Permentan/OT.140/3/2013. BPATP mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi
kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud
BPATP menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan
laporan pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil penelitian dan
pengembangan pertanian;
b. Penyiapan perlindungan HKI teknologi hasil penelitian dan pengembangan
pertanian;
c. Pelaksanaan promosi, dan komersialisasi teknologi hasil penelitian dan
pengembangan pertanian yang bernilai kekayaan intelektual;
d. Pelaksanaan kerjasama alih teknologi hasil penelitian dan pengembangan
pertanian yang bernilai kekayaan intelektual;
e. Penyiapan lisensi teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian yang
bernilai HKI;
26
f. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi
hasil penelitian dan pengembangan pertanian; dan
g. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan
BPATP.
Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI
Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI mempunyai tugas melaksanakan
pemanfaatan dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut di atas, Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pemanfaatan dan inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi;
2. Pelaksanaan manajemen kekayaan intelektual;
3. Pelaksanaan inkubasi teknologi;
4. Pelaksanaan alih teknologi dan inovasi;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
6. Pengelolaan sarana dan prasarana; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Gambar 5. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI
27
Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM)
selaku Ketua Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menerima dan mengkaji usulan kekayaan intelektual;
b. Menilai dan menetapkan usulan kekayaan intelektual yang layak mendapatkan
perlindungan kekayaan intelektual; dan
c. Mendaftarkan atau mencabut pendaftaran kekayaan intelektual.
Sentra Kekayaan Intelektual adalah unit kerja yang berfungsi mengelola dan
mendayagunakan kekayaan intelektual, sekaligus sebagai pusat Kementerian
Kelautan dan Perikanan bertanggung jawab dalam pengelolaan kekayaan intelektual
agar hasil inovasi/penemuan dari para pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan
dapat terlindungi secara hukum.
Susunan organisasi Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan
terdiri atas a) Pengarah; b) Majelis Pertimbangan; dan c) Pengelola. Pengelola
membawahi a) Bidang pelayanan administrasi dan b) Bidang kerja sama dan
pelayanan jasa.
Tabel 3.
Susunan organisasi dan tugas Sentra HKI KKP
No. Jabatan Tugas
1 Pengarah memberikan arahan kepada Majelis Pertimbangan dan
Pengelola dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan
pendayagunaan hak kekayaan intelektual di lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
2 Majelis Pertimbangan a. menerima dan mengkaji usulan hak kekayaan
intelektual;
b. memberikan masukan kepada pengusul dalam hal
ada kekurangan atau diperlukan perbaikan;
c. menilai kelayakan usulan hak kekayaan intelektual;
dan
d. membantu Pengarah dalam menetapkan dan menilai
hasil penelitian para peneliti yang memiliki
28
No. Jabatan Tugas
kebaharuan dan nilai komersial industri guna
diajukan permohonan perlindungan hak kekayaan
intelektual.
3 Pengelola menyampaikan laporan dan bertanggung jawab kepada
Pengarah.
a. Bidang
pelayanan
administrasi
a. memberikan dukungan teknis dan administratif
kepada Sentra HKI KKP;
b. memberikan konsultansi pendaftaran hak kekayaan
intelektual;
c. mendaftarkan HKI ke Direktorat Jenderal HKI,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. melakukan fasilitasi pengalihan hak; dan melakukan
fasilitasi mediasi hak kekayaan intelektual.
b. Bidang kerja
sama dan
pelayanan jasa
a. melakukan fasilitasi perjanjian pemanfaatan
HKI/lisensi, dalam hal penyusunan dan negosiasi;
b. melakukan identifikasi kebutuhan pasar;
c. melakukan identifikasi kompetitor;
d. melakukan penghitungan nilai HKI yang akan
dipasarkan;
e. melakukan sosialisasi HKI;
f. melakukan kegiatan pemasaran/promosi HKI;
g. melakukan identifikasi teknologi/intelejen teknologi;
h. melakukan pemetaan kebutuhan teknologi; dan
i. menginventarisasi dan mendokumentasikan HKI.
Sentra HKI Sumatera Selatan
Didirikan pada tanggal 9 April 2010 dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera
Selatan Nomor 280/KPTS/Balitbangda/2010, kemudian diperbaharui dengan SK
Gubernur Sumatera Selatan Nomor 457/KPTS/Balitbangnovda/2015 tentang
pembentukan Tim Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumatera Selatan. Tim
mempunyai tugas memetakan dan melindungi hasil budaya, pengetahuan tradisional
dan kekayaan intelektual yang dimiliki masyarakat Sumatera Selatan.
Pojok Sentra HKI Sumatera Selatan merupakan bagian dari Serambi Difusi Iptek
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah memberikan pelayanan kepada
29
masyarakat Sumatera Selatan yang hendak mendaftarkan kekayaan intelektualnya
dengan melakukan pelayanan sebagai berikut:
a. Memberikan informasi Seputar HKI;
b. Melakukan sosialisasi tata cara pengusulan HKI;
c. Membantu mengurus permohonan HKI;
d. Memberikan layanan penulisan dokumen; dan
e. Menyediakan subsidi biaya pendaftaran.
Sentra Hak Kekayaan Intelektual Provinsi Jambi
Dibentuk pada tahun 2003, dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 369
Tahun 2003, menunjuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Provinsi Jambi sebagai Lembaga Teknis Pengelola Sentra HKI. Sentra
HKI bertujuan memasyarakatkan pentingnya perlindungan HKI masyarakat
Provinsi Jambi.
Klinik Konsultasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Provinsi Bali
Berdiri sejak tahun 2013 berdasarkan Peraturan Gubernur Balinomor 48 Tahun 2013
Tentang Klinik Konsultasi HKI Provinsi Bali. Organisasi Klinik meliputi:
a. Pengarah
b. Pembina Harian
c. Ketua
d. Sekretaris
e. Koordinator Bimbingan dan Konsultasi
f. Koordinator Promosi dan Informasi
g. Koordinator Layanan dan Advokasi
h. Koordinator Kerjasama kelembagaan dan Program
i. Anggota
j. Fasilitator-Fasilitator
Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi adalah Lembaga Non Struktural
menunjang kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, dan dinas-dinas
yang terkait dengan Pengembangan Pelayanan HKI sebagai lembaga yang
mempunyai tugas layanan Kekayaan Intelektual yang propesional, dinamis, dan
bersinergi melalui pembinaan, bimbingan, konsultasi, promosi, bagi Industri Kecil
Menengah dan masyarakat luas serta memberikan arahan di dalam memperoleh
HKI.
30
Tabel 4.
Jabatan dan Tugas dalam Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi Bali
No. Jabatan Tugas
1 Pengarah Memberikan pengarahan kepada unit kerja
yang terlibat dalam program pengembangan
HKI di lingkungan Pemerintah Provinsi
Bali, utamanya kepada Klinik Konsultasi
HKI Provinsi Bali.
2 Pembina Membantu pengarah memberikan arahan
teknis operasional kepada berbagai unit
kerja yang terlibat dalam program
pengembangan HKI, utamanya kepada Klinik
Konsultasi HKI Provinsi Bali.
3 Ketua
Mengkoordinasikan pelaksana kegiatan
bidang HKI di lingkungan Pemerintah
Provinsi Bali dan terhadap industri kecil
menengah dalam upaya perlindungan HKI
baik dalam bentuk bimbingan dan konsultasi
teknis, promosi dan informasi, advokasi
dan kerjasama kelembagaan.
4 Sekretaris
Mengkoordinasikan kegiatan
kesekretariatan dan layanan admistrasi
Mengkoordinasikan administrasi
ketatausahaan Klinik Konsultasi HKI
Pemerintah Provinsi Bali.
5 Koordinator Bimbingan dan
Konsultasi
Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan
dan mengevaluasi pekerjaan dibidang
bimbingan dan konsultasi HKI yang mencakup:
Konsultasi/bimbingan penerapan HKI
Konsultasi/bimbingan, peningkatan
profesional fasilitator HKI.
6 Koordinator Promosi dan
Informasi
Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan
dan mengevaluasi didang promosi dan
informasi HKI yang mencakup:
31
No. Jabatan Tugas
Pemberian informasi yang berkaitan
dengan HKI
Peraturan-peraturan tentang HKI.
7 Koordinator Layanan dan
Advokasi
Merencakan, mengorganisir, melaksanakan
dan mengevaluasi pemberian layanan
pendaftaran HKI dan pemecahan masalah
terhadap kasus-kasus dibidang HKI yang
mencakup:
Identifikasi dan inventaris kasus-kasus
pelanggaran HKI
Membantu pemecahan masalah-masalah
dan saran penyelesaian kasus.
8 Koordinator Kerjasama
Kelembagaan dan Program
Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,
mengevaluasi kerjasama kelembagaan yang
mencakup:
Membangun dan mengembangkan
jaringan kerja antar Lembaga
Mengsinergikan kegiatan HKI dengan
lembaga terkait.
9 Anggota Membantu pelaksanaan masing-masing
bidang kerja Klinik Konsultasi HKI Provinsi
Bali.
10 Kelompok Fasilitator
Membantu pelaksanaan kegiatan Klinik
Konsultasi HKI Provinsi Bali
Menyiapkan materi, melaksanakan
pelatihan dan konsultasi sebagai nara
sumber keahliannya.
Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi Bali mempunyai fungsi:
a. Bimbingan dan konsultasi
b. Promosi dan Informasi
c. Layanan Advokasi
d. Kerjasama Kelembagaan.
32
BAB - 3
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN TERKAIT
3.1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa Daerah
memiliki kewenangan dalam pengelolaan kekayaan intelektual. Walaupun demikian
beberapa ketentuan dapat disebut memiliki keterkaitan dengan pengelolaan kekayaan
intelektual di Daerah khususnya pengelolaan indikasi geografis, yaitu ketentuan pada
Lampiran V dan Lampiran Z Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
Lampiran V tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan, menetapkan,
bahwa:
a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya lintas daerah Kab/Kota dalam
1 Daerah provinsi;
b. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya lintas daerah Kab/Kota dalam 1
Daerah provinsi; dan
c. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya litas daerah Kab/Kota dalam 1 (satu)
Daerah provinsi.
Lampiran Z tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata menetapkan
bahwa Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Pemanfaatan dan Perlindungan HKI
dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana kota kreatif.
Keterkaitan lainnya adalah dengan ditetapkannya ketentuan tentang perangkat daerah
sebagaimana diatur dalam Pasal 208 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
Pasal 208 ayat (1) menyebutkan bahwa Kepala Daerah dan DPRD dalam
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dibantu oleh Perangkat Daerah. Kemudian
dalam Pasal 209 ayat (1) disebutkan bahwa Perangkat Daerah provinsi terdiri atas:
a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas; dan
e. badan.
33
Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf e
dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah meliputi:
a. perencanaan;
b. keuangan;
c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
d. penelitian dan pengembangan; dan
e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dibentuknya BP2D Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan penelitian dan pengembangan merupakan
bagian dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu menyediakan Kelembagaan/unit
pengelolaan Kekayaan Intelektual bagi masyarakat Jawa Barat.
3.2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping Hak Cipta terdapat Hak lain yang
disebut sebagai Hak Terkait yaitu hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan
hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga Penyiaran.
3.3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk
jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Perlindungan Paten meliputi: a)
Paten; dan b) Paten sederhana. Paten diberikan untuk Invensi yang baru, mengandung
langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk
setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat
diterapkan dalam industri.
3.4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 diatur tentang Merek dan Indikasi
Geografis. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
34
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi dan/atau 3 dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. Sedangkan Hak atas Indikasi Geografis adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang
terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya
pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada. Indikasi Geografis berupa suatu
barang dan/atau produk berupa: sumber daya alam; barang kerajinan tangan; atau hasil
industri.
3.5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Pasal 22 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Kekayaan
Intelektual dari Penelitian dan/atau Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepemilikan atas
Kekayaan Intelektual yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah menjadi hak Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah, Inventor, dan/atau lembaga penelitian dan pengembangan
dari Inventor.
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, Inventor, dan/atau lembaga penelitian
dan pengembangan dari Inventor memiliki hak atas royalti dari hasil komersialisasi
Kekayaan Intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepemilikan atas Kekayaan Intelektual dapat dikecualikan jika ditentukan lain oleh para
pihak melalui perjanjian secara tertulis.
Kemudian Pasal 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 mengamanatkan bahwa
Pemerintah Pusat wajib memfasilitasi perlindungan Kekayaan Intelektual dan
pemanfaatannya sebagai hasil Invensi dan Inovasi nasional. Perlindungan atas Kekayaan
Intelektual dan pemanfaatannya, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dikenal ketentuan Wajib Serah dan Wajib
Simpan. Terkait dengan itu Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2), menyebutkan Pemerintah Pusat
menetapkan wajib serah dan wajib simpan atas seluruh data primer dan keluaran hasil
35
Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan. Wajib serah dan wajib simpan,
wajib dilakukan oleh:
a. penyandang dana;
b. sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
c. Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Kemudian ayat (4) menyebutkan bahwa Keluaran hasil Penelitian, Pengembangan,
Pengkajian, dan Penerapan merupakan Kekayaan Intelektual hasil Penelitian,
Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan.
Dalam Pasal 42 disebutkan bahwa Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri
atas:
a. lembaga penelitian dan pengembangan;
b. lembaga pengkajian dan penerapan;
c. perguruan tinggi;
d. Badan Usaha; dan
e. lembaga penunjang.
Dalam penjelasan Pasal 42 Huruf e, disebutkan bahwa Lembaga penunjang antara lain
adalah sentra Kekayaan Intelektual, lembaga intermediasi Teknologi, organisasi profesi,
dan inkubator Teknologi.
Terkait dengan unit pengelolaan Kekayaan Intelektual, Pasal 74 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2019, menyebutkan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi wajib
melakukan penyebaran informasi terkait Invensi dan Inovasi sebagai hasil
penyelenggaraan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, termasuk
penyebaran hasil Kekayaan Intelektual yang dimiliki, sepanjang tidak bertentangan
dengan kepentingan pelindungan Kekayaan Intelektual.
Dalam meningkatkan pengelolaan Kekayaan Intelektual, unsur Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dapat membentuk unit pengelolaan Kekayaan Intelektual.
36
3.6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Oleh
Perguruan Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005, menyebutkan bahwa Perguruan
tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta
hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian
dan pengembangan yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah sejauh tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan peraturan
perundang-undangan. Kemudian Pasal 3 menetapkan bahwa Kewajiban mengusahakan
alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilaksanakan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
Ketentuan yang relevan dengan pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual adalah
sebagaimana diatur di dalam beberapa ketentuan berikut ini:
Pasal 16: Dalam melaksanakan kewajiban mengusahakan alih teknologi kekayaan
intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi dan
lembaga litbang wajib membentuk unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan di lingkungannya.
Pasal 17: Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang.
Pasal 18: Dalam melaksanakan tugasnya, unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 dan Pasal 17 berpedoman kepada prosedur kerja pengelolaan dan alih teknologi
kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang ditetapkan
oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang.
Pasal 19: Ketentuan mengenai pembentukan, susunan organisasi, rincian tugas, tata kerja
unit kerja, dan penetapan prosedur pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual
serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16, Pasal 17, dan Pasal 18, diatur lebih lanjut oleh Pimpinan perguruan tinggi dan lembaga
litbang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
37
3.7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 ditetapkan tentang pembentukan unit
pelaksana teknis badan Daerah provinsi. Beberapa ketentuan yang mengatur, meliputi:
Pasal 28:
Ayat (1): Pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk unit pelaksana teknis badan
Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu.
Ayat (2): Unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan dalam 2 (dua) klasifikasi.
Ayat (3): Klasifikasi unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi kelas A untuk mewadahi beban kerja
yang besar; dan
b. unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi kelas B untuk mewadahi beban kerja
yang kecil.
Ayat (4): Pembentukan unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur setelah
dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri.
3.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Sebagai perturan perundang-undangan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 mengatur tentang
Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang memiliki relevansi jika Sentra
Kekayaan Intelektual akan dibentuk sebagai perangkat daerah, yaitu berupa UPTD di
bawah Badan. Sebagimana disebutkan ketentuan di bawah ini:
Pasal 11:
Ayat (1) Pada dinas atau badan Daerah provinsi dapat dibentuk UPTD provinsi untuk
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu.
Ayat (2) Kriteria pembentukan UPTD Provinsi meliputi:
a. melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu dari Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan
dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya;
38
b. penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat
dan/atau oleh Perangkat Daerah lain yang berlangsung secara terus
menerus;
c. memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada
masyarakat dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan;
d. tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan
prasarana;
e. tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi
UPTD yang bersangkutan;
f. memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas
Teknis Operasional tertentu dan/atau Tugas Teknis Penunjang tertentu;
dan
g. memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
Ayat (3) Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan peraturan gubernur setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada
Menteri.
Pasal 15:
Ayat (1) UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dibedakan
dalam 2 (dua) klasifikasi.
Ayat (2) Klasifikasi UPTD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. UPTD provinsi kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan
b. UPTD provinsi kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil.
Ayat (3) Penentuan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan hasil analisis beban kerja dengan ketentuan:
a. UPTD Provinsi Kelas A dibentuk apabila:
1) lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada
Dinas/Badan atau wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota;
dan
2) jumlah jam kerja efektif 15.000 (lima belas ribu) jam atau lebih per
tahun.
b. UPTD Provinsi Kelas B dibentuk apabila:
1) lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 (satu) fungsi pada dinas/badan
atau wilayah kerjanya hanya mencakup 1(satu) kabupaten/kota; dan
39
2) jumlah jam kerja efektifantara 6.000 (enam ribu) jam sampai dengan
kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per tahun.
Pasal 16:
Ayat (1) UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas atau Kepala Badan
sesuai dengan bidang Urusan Pemerintahan atau penunjang Urusan
Pemerintahan yang diselenggarakan.
Ayat (2) UPTD provinsi merupakan bagian dari Perangkat Daerah provinsi.
Pasal 17:
Ayat (1) UPTD provinsi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang serta Urusan Pemerintahan yang bersifat
pelaksanaan dari organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat
pembinaan, kordinasi atau sinkronisasi serta tidak berkaitan langsung dengan
perumusan dan penetapan kebijakan daerah.
Ayat (2) Berdasarkan sifat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wilayah kerja
UPTD dapat melewati batas wilayah administrasi pemerintahan
kabupaten/kota diwilayahnya dan tidak membawahkan UPTD lainnya.
Pasal 18:
Ayat (1) Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas A, terdiri atas:
a. kepala;
b. subbagian tata usaha;
c. seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan
d. kelompok jabatan fungsional.
Ayat (2) Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas B, terdiri atas:
a. kepala;
b. subbagian tata usaha; dan
c. pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.
3.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintahan Daerah
Ketentuan tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual adalah sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 45, yaitu:
Ayat (1): Kelitbangan utama yang dihasilkan Badan Litbang Kemendagri dan/atau
Badan Litbang Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang
40
menyelenggarakan fungsi kelitbangan serta Badan Litbang Kabupaten/Kota
atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi
kelitbangan, berupa inovasi dan/atau invensi diajukan ke Kementerian yang
membidangi Perlindungan Kekayaan Intelektual untuk mendapat Perlindungan
Kekayaan Intelektual sesuai peraturan perundang-undangan.
Ayat (2): Perlindungan kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
didokumentasikan Badan Litbang Kemendagri dan/atau Badan Litbang
Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan
fungsi kelitbangan serta Badan Litbang Kabupaten/Kota atau lembaga dengan
sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan.
3.10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat
Pasal 2 huruf e angka 4 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tipe A
melaksanakan fungsi penunjang penelitian dan pengembangan. Pasal 6 ayat (1) Pada
Dinas Daerah Provinsi dan Badan Daerah Provinasi dapat dibentuk UPTD dan UPTB. Ayat
(2) UPTD dan UPTB sebagimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
perangkat daerah induknya.
3.11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Kekayaan Intelektual
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
10 Tahun 2018:
(1) Gubernur membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.
(2) Pembangunan Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah.
(3) Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berada di bawah
Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan pengembangan daerah.
(4) Sentra Kekayaan Intelektual bertugas melaksanakan fasilitasi segala bentuk kegiatan
Pengelolaan Kekayaan Intelektual.
3.12. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian
Tugas Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D)
Tugas pokok BP2D, yaitu menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang
penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
41
menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi meliputi aspek penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan penerapan teknologi, analisis kebijakan dan pengembangan inovasi daerah serta
kemitraan dan layanan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gambar 6. Struktur Organisasi BP2D Provinsi Jawa Barat
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, BP2D Provinsi Jawa Barat memiliki fungsi
yaitu:
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penelitian, pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan
dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, dan fasilitasi pelaksanaan urusan
pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan
pemerintahan provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Bidang Analisis Kebijakan Iptek (AKI)
Bidang Analisis Kebijakan Iptek mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi
penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan
aspek analisis kebijakan Iptek, meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan
pengembangan, pemberian masukan arah, kebijakan strategi dan pengembangan
42
serta masukan pada perencanaan pembangunan daerah dan penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan aspek analisis kebijakan Iptek Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Analisis Kebijakan Iptek mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang analisis kebijakan
Iptek.
b. Penyelenggaraan analisis dan kebijakan Iptek.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek (Litbangrap)
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang
penelitian dan pengembangan aspek penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek,
meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan pengembangan, pelaksanaan dan
fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek skala prototype, usaha
terbatas konsultasi mediasi dan fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan
Iptek serta pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Iptek mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang penelitian,
pengembangan, dan penerapan Iptek.
b. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di bidang penelitian,
pengembangan dan penerapan Iptek.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Sistem Penguatan Inovasi Daerah (SIDa)
Bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan
pengembangan aspek penguatan sistem inovasi daerah, meliputi penyusunan rencana
induk penelitian dan pengembangan dan rencana kerja tahunan, fasilitasi kebutuhan
pengembangan dan penguatan sistem inovasi serta rekomendasi regulasi dan
kebijakan kepada Bupati/Walikota dan perangkat daerah dalam pengembangan
daerah, konsultasi mediasi dan fasilitasi penguatan sistem inovasi daerah
Kabupaten/Kota fasilitasi anugerah inovasi penelitian dan pengembangan aspek
43
penguatan sistem inovasi daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penguatan sitem
inovasi daerah.
b. Penyelenggaraan penguatan sistem inovasi daerah.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek (MLI)
Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang
penelitian dan pengembangan aspek monitoring, evaluasi dan layanan Iptek, meliputi
penyusunan rencana induk pengembangan basis data dan informasi penelitian dan
pengembangan diseminasi hasil dan pelayanan perizinan penelitian, pengembangan
dan penerapan Iptek, fasilitasi pelayanan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan
kerjasama Badan serta menginventarisasi kebutuhan Iptek dan Kepakaran
Kabupaten/Kota. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Monitoring, Evaluasi
dan Layanan Iptek mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang monitoring,
evaluasi dan layanan Iptek.
b. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
44
BAB - 4
ARAH PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SENTRA KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Deduksi dari uraian pada Kajian Pustaka, Kajian Empirik serta Kajian Peraturan
Perundang-undangan, terkait pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual, dapat
dirumuskan arah pengembangan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual, meliputi:
bentuk kelembagaan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, dan legalitas pembentukan
kelembagaan.
4.1. Analisis Bentuk Kelembagaan
Uraian di atas menunjukkan bahwa bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual
berupa:
1. Kelembagaan Struktural
2. Kelembagaan Non Struktural/ad hoc
Kelembagaan Struktural berbentuk Direktorat, Badan, Pusat Kantor Manajemen, Unit
Pelaksana Teknis, Lembaga Konsultasi, dan Balai. Kelembagaan Non Struktural/ad hoc
berbentuk Tim Sentra Kekayaan Intelektual. Dari berbagai bentuk kelembagaan tersebut,
bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual yang memungkinkan dibentuk dalam
lingkup Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Balai/Unit Pelekasana Teknis (Struktural)
2. Tim Sentra Kekayaan Intelektual (Non Struktural)
Pembentukan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual dalam bentuk struktural pada
perangkat daerah dapat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
6 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur
Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas Badan Penelitian dan
Pengembangan (BP2D). Sedangkan pembentukan Tim Sentra Kekayaan Intelektual (Non
Struktural) disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di lingkup Pemerintah Daerah
Provinsi.
Pilihan bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual sebagai Balai/UPT pada BP2D
sangat memungkinkan untuk dibentuk mengingat Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah
45
Nomor 18 Tahun 2016 yang menetapkan: pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk
unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Pembentukan Balai/UPTD harus
disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai yang
penyusunan berdasarkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017.
Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tersebut diperkuat oleh
regulasi yang baru-baru ini ditetapkan Pemerintah, yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun
2019. Dalam Pasal 42 disebutkan bahwa sentra Kekayaan Intelektual sebagai lembaga
penunjang pada Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4.2. Susunan Organisasi
Susunan/Struktur Organisasi Sentra Kekayaan Intelektual berupa perangkat daerah
Balai/UPT sangat tergantung dari ABK yang hasilnya akan menetapkan apakah Balai/UPT
yang akan dibentuk memiliki klasifikasi A atau klasifikasi B. Pasal 18 Ayat (1) Permendagri
Nomor 12 Tahun 2017 menetapkan Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas A, terdiri
atas:
a. kepala;
b. subbagian tata usaha;
c. seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan
d. kelompok jabatan fungsional.
Sedangkan menurut Pasal 18 Ayat (2), Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas B, terdiri
atas:
a. kepala;
b. subbagian tata usaha; dan
c. pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.
4.3. Tugas dan Fungsi
Berpedoman pada ketentuan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017, sebagai perkat daerah
Balai/UPT, Sentra Kekayaan Intelektual menyelenggarakan tugas: Melaksanakan
kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis penunjang serta urusan
pemerintahan di bidang pengelolaan kekayaan intelektual. Dalam menjalankan tugas
pokok tersebut Balai/UPT Sentra Kekayaan Intelektual menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusun rencana kebutuhan operasional pengelolaan kekayaan
intelektual.
46
b. Pelaksanaan pelayanan kekayaan intelektual.
c. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan kekayaan intelektual.
d. Pengawasan pemanfaatan kekayaan intelektual.
e. Pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pengelolaan kekayaan intelektual.
f. Pelaksanaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.
Tugas dan fungsi sebagaimana disampaikan di atas dapat digunakan bilamana Sentra
Kekayaan Intelektual berupa lembaga non struktural/ad hoc dan bilamana diperlukan
disesuaikan sesuai kebutuhan.
Perumusan tugas dan fungsi sebagaimana disampaikan di atas dapat juga berpedoman
pada Pasal 16 dan Pasal 17 Peraturan Pemerintah 20 Tahun 2005. Dalam artian
ketentuan Pasal 16 dan Pasal 17 tersebut maka Sentra Kekayaan Intelektual:
a. bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan
intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungannya.
b. mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual
serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan perguruan tinggi
dan lembaga litbang.
4.4. Legalitas
Sentra Kekayaan Intelektual sebagai perangkat daerah Balai/UPT dibentuk dengan
Peraturan Kepala Daerah (Perkada). Legalitas pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual
sebagai Lembaga Non Struktural/ad hoc dapat dilakukan pembentukkannya dengan
Keputusan Kepala Daerah/Gubernur.
4.5. Kedudukan
Kedudukan Sentra Kekayaan Intelektual berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada Gubernur
Jawa Barat di bawah supervisi Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat. Pelayanan/fasilitasi
pengelolaan kekayaan intelektual yang diberikan kepada Perangkat Daerah lingkup
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat meliputi:
a. Pencatatan Hak Cipta
b. Pendaftaran Paten
c. Pendaftaran merek dan merek kolektif
d. Pendaftaran indikasi geografis (IG)
47
Hubungan antara Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID)dengan Perangkat Daerah
Provinsi dan masyarakat seperti pada Gambar berikut.
Gambar 7. Hubungan antara SKID dengan Perangkat Daerah Provinsi dan
Masyarakat
4.6. Kebutuhan Pegawai dan Lembaga Pengelola SKID
Hasil ABK menunjukkan bahwa dibutuhkan sebanyak 7 orang pegawai untuk mengelola
Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID) Provinsi Jawa Barat dengan jam kerja efektif
sebanyak 9.096 jam per tahun dan output yang dihasilkan sebanyak 58 dokumen
kekayaan intelektual yang terdiri atas: a) 25 dokumen permohonan Hak Paten, b) 25
Dokumen permohonan Hak Cipta, c) 5 dokumen permohonan Hak Merk, d) 2 dokumen
permohonan IG, dan e) 1 dokumen permohonan PVT Esensial.
Hasil ABK juga menetapkan bahwa dengan jam kerja efektif sebanyak 9.096 jam per tahun
tersebut maka SKID Provinsi Jawa Barat dapat dibentuk sebagai Perangkat Daerah yaitu
berupa UPTD Provinsi Kelas B. Sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016, pembentukan UPTD Provinsi Kelas B dapat dilakukan apabila
jumlah jam kerja efektif 6.000 sampai dengan kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per
tahun.
SKID
BP2D
PD Provinsi
Masyarakat
Fasilitas Pengelolaan KI
§ Pencatatan Hak Cipta§ Pendaftaran Paten§ Pendaftaran merek dan merek
kolektif§ Pendaftaran indikasi geografis
Fasilitas Pengelolaan KI
§ Pencatatan Hak Cipta§ Pendaftaran Paten§ Pendaftaran merek dan merek
kolektif§ Pendaftaran indikasi geografis
• Fasilitasi Pengelolaan KI
a. Inventrisasib. Fasilitasi Pendaftaranc. Penyebaran informasi
d. Pemeliharaane. Membangun & mengelola SKID
f. Kerja samag. Sistem Informasih. Pembinaan dan Pengawasan
HAK CIPTA – PATEN – MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS – VARIETAS TURUNAN ESENSIAL
48
Tabel 5.
Analisi Kebutuhan Pegawai Pengelola SKID Provinsi Jawa Barat
NO JABATAN TUGAS JABATAN
BEBAN
KERJA
(per tahun)
PEGAWAI
YANG
DIBUTUHKAN
1 Kepala Badan Menetapkan kebijakan
dan perencanaan
pengelolaan KI
2.143 menit 0,030 orang
2 Kepala Bidang Mengkoordinasikan
pelaksanaan program dan
kegiatan KI
4.753 menit 0,042 orang
3 Kepala Seksi Mengelola pelaksanaan
program dan kegiatan KI 5.043 menit 0,042 orang
4 Pengelola Paten Mengelola kegiatan
fasilitasi paten
252.720
menit 3,250 orang
5 Pengelola Hak Cipta Mengelola kegiatan
fasilitasi hak cipta
263.970
menit 3,666 orang
6 Pengelola Merk Pengelola Kegiatan
Fasilitasi Merk
11.106
menit 0,154 orang
7 Pengelola IG Mengelola kegiatan
fasilitasi indikasi geografis 2.156 menit 0,030 orang
8 Pengelola PVTEs Mengelola kegiatan
fasilitasi PVT Esensial 853 menit 0,012 orang
9 Pengelola
Pemanfaatan
Mengelola kegiatan
Pemanfaatan KI 2.996 menit 0,042 orang
Total
545.742
menit 7 orang
9.096 jam
Berdasarkan ketentuan peraturan penundang-undangan sebagaimana diuraikan di atas,
pembentukan UPTD SKID pada BP2D Provinsi Jawa Barat memiliki dasar hukum yang
kuat dan sangat mungkin untuk dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa kegiatan
fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat telah berlangsung sejak tahun
2012 yang tersebar diberbagai perangkat daerah. Selain dipenuhinya persyaratan beban
kerja dan jam kerja efektif sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 15 ayat (3) Peraturan
49
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, pembentukan UPTD SKID pada BP2D Provinsi Jawa
Barat dapat dilakukan karena memenuhi ketentuan Pasal 11 dalam Permendagri Nomor
12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah. Disebutkan bahwa pada dinas atau badan Daerah provinsi
dapat dibentuk UPTD provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu. Kriteria pembentukan UPTD Provinsi meliputi:
1. melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu dari Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung
jawab dari dinas/badan instansi induknya;
2. penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh
Perangkat Daerah lain yang berlangsung secara terus menerus;
3. memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/atau
dalam penyelenggaraan pemerintahan;
4. tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana;
5. tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPTD yang
bersangkutan;
6. memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas Teknis
Operasional tertentu dan/atau Tugas Teknis Penunjang tertentu; dan
7. memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan
gubernur setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri. Konsultasi
Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dilengkapi dengan dokumen yang
meliputi:
1. kajian akademis pembentukan unit pelaksana teknis; dan
2. analisis rasio belanja pegawai.
Dalam hal persyaratan administrasi sebagaimana diuraikan di atas, belum dapat dipenuhi
dan usulan pembentukan UPTD SKID memerlukan waktu yang cukup lama, maka dengan
pertimbangan tersebut maka pengelolaan SKID sementara dapat dilaksanakan oleh Tim
Adhoc yang keanggotaannya terdiri dari unsur perangkat daerah Provinsi Jawa Barat dan
tenaga ahli yang kompeten dalam pengelolaan HKI.
50
4.7. Standar Operasional Prosedur
Hasil identifikasi aktifitas pengelolaan dokumen kekeyaan intelektual yang dikelola oleh
SKID, maka dapat disusun SOP yang diperlukan sebagai persyaratan pembentukan dan
operasional UPTD SKID. Adapun SOP yang telah disusun adalah sebagai berikut:
1. SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL;
2. SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL;
3. SOP INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH
DAN MASYARAKAT;
4. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT
DAERAH;
5. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI
PERANGKAT DAERAH DAN MASYARAKAT;
6. SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI;
7. SOP PEMILIHAN/PENENTUAN KEKAYAAN INTELEKTUAL YANG AKAN
DIDAFTARKAN; dan
8. SOP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) KEKAYAAN
INTELEKTUAL.
9. SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL.
51
BAB - 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil ABK, untuk mendukung operasionalisasi UPTD SKID dibutuhkan
sebanyak 7 orang pegawai yang akan bekerja untuk mengelola kegiatan fasilitasi
kekayaan intelektual pada Sentra Kekayaan Intelektual dengan target capaian kinerja
sebanyak 58 dokumen kekayaan intelektual per tahun.
2. Berdasarkan bobot jam kerja efektif UPTD SKID dapat dibentuk sebagai UPTD kelas
B yang memiliki jam kerja efektif yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
3. Berdasarkan identifikasi aktifitas UPTD SKID dapat dibuat SOP sebanyak 9 SOP dapat
digunakan untuk mendukung operasionalisasi UPTD SKID kedepan.
5.2. Rekomendasi
1. Bilamana kelembagaan SKID dibentuk sebagai perangkat daerah, maka kegiatan
administrasi berikutnya adalah mengusulkan permohonan pembentukan UPTD
kepada Gubernur, melakukan analisis belanja pegawai dan berkonsultasi dengan
pemangku kepentingan terkait lainnya.
2. Agar Sentra Kekayaan Intelektual dapat berjalan efektif dan efisien maka SOP yang
sudah ditetapkan harus dijalankan secara tertib dan baik.
52
Lampiran - 1
ANALISIS BEBAN KERJA
53
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Kepala Badan
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menetapkan kebijakan teknis dan perencanaan
KI
a. menetapkan kebijakan teknis KI 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
a. menetapkan perencanaan program dan kegiatan
KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Penetapan Pengelolaan KI
a. Membina dan mengawasi pelaksanaan
kebijakan KI 58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
b. Membina dan mengawasi pelaksanaan
perencanaan pengeloaan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
c. Melegalisasi permohonan KI 58 Dokumen 15
Jumlah (B) 174 Dokumen 45 Tahun 1740 144.000 0,024
C. Merekomendasikan pengelolaan KI
a. Melaporkan kegiatan pengelolaan KI 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001
Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,0006
TOTAL (A+B+C+D) 177 Dokumen 448,2 #VALUE! 2143,2 360.000 0,030
Dibulatkan 0
1. Kepala Badan Menetapkan kebijakan
dan perencanaan
pengelolaan KI
54
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Kepala Bidang
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun kebijakan teknis dan perencanaan
pengelolaan KI
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana
anggaran dan kegiatan pengelolaan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Mengkoordinasikan rencana sosialisasi dan
Bantek KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengkoordinasikan pengelolaan KI
a. Mengkoordinasikan administrasi fasilitasi KI
(surat menyurat, permohonan KI)58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi
kelengkapan persyaratan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendaftaran KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
d. Mengkoordinasikan monitoring proses
keputusan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000
f. Mengkoordinasikan penyiapan penyerahan
keputusan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000
Jumlah (B) 290 Dokumen 75 Tahun 4350 360.000 0,036
C. Mengevaluasi pengelolaan KI
a. Mengkoordinasikan penyusunan laporan
kegiatan fasilitasi KI1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001
Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001
TOTAL (A+B+C+D) 293 Dokumen 478,2 Tahun 4753,2 576.000 0,042
Dibulatkan 0
2. Kepala Bidang Mengkoordinasikan
pelaksanaan program
dan kegiatan KI
55
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Kepala Seksi
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan pengelolaan KI
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
pengelolaan KI6 Dokumen 30 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan
KI6 Dokumen 30 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 12 Dokumen 60 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan
KI
a. Supervisi administrasi fasilitasi KI (surat
menyurat, permohonan KI)58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan KI 58 Dokumen 30 Tahun 1740 72.000 0,024
c. Monitoring proses keputusan KI 58 Dokumen 5 Tahun 290 72.000
d. Menyiapkan penyerahan keputusan KI 58 Dokumen 30 Tahun 1740 72.000
Jumlah (B) 232 Dokumen 80 Tahun 4640 288.000 0,03625
C. Mengevaluasi dan menyusun laporan
pengelolaan KI
a. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi KI 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001
Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,0006
TOTAL (A+B+C+D) 245 Dokumen 183,2 Tahun 5043,2 504.000 0,042
Dibulatkan 0
3. Kepala Seksi Mengelola pelaksanaan
program dan kegiatan
KI
56
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Paten
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi
paten
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
fasilitasi paten1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan
paten1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengelola kegiatan fasilitasi paten
a. Mengelola administrasi fasilitasi paten (surat
menyurat, permohonan paten, persyaratan paten)25 Dokumen 300 Tahun 7.500 72.000 0,104
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan paten 25 Dokumen 4.500 Tahun 112.500 72.000 1,563
c. Melaksanakan pendaftaran paten 25 Dokumen 3.000 Tahun 75.000 72.000 1,042
d. Monitoring proses keputusan paten 25 Dokumen 1.500 Tahun 37.500 72.000 0,521
e. Menyiapkan penyerahan keputusan paten 25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260
Jumlah (B) 125 Dokumen 10.050 Tahun 251.250 360.000 3,229
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasin paten
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 1.080 Tahun 1.080 72.000 0,015
b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 Dokumen 1.110 Tahun 1.110 144.000 0,015
TOTAL (A+B+C) 129 Dokumen 11.520 Tahun 252.720 648.000 3,250
Dibulatkan 3
4. Pengelola Kegiatan Fasilitasi
Paten
Mengelola kegiatan
fasilitasi paten
57
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Hak Cipta
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi hak
cipta
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
fasilitasi hak cipta1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan
hak cipta1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengelola fasilitasi kegiatan hak cipta
a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat
menyurat, permohonan hak cipta)25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan hak
cipta25 Dokumen 4.500 Tahun 112.500 72.000 1,563
c. Melaksanakan pencatatan hak cipta 25 Dokumen 3.000 Tahun 75.000 72.000 1,042
d. Monitoring proses keputusan hak cipta 25 Dokumen 1.500 Tahun 37.500 72.000 0,521
e. Menyiapkan penyerahan sertifikat hak cipta 25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260
Jumlah (B) 125 Dokumen 10.500 Tahun 262.500 360.000 3,646
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi hak cipta
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 1.080 Tahun 1.080 72.000 0,015
b. Mendokuentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 Dokumen 1.110 Tahun 1.110 144.000 0,015
TOTAL (A+B+C+D) 129 Dokumen 11.970 Tahun 263.970 648.000 3,666
Dibulatkan 4
5. Pengelola Kegiatan Fasilitasi
Hak Cipta
Mengelola kegiatan
fasilitasi hak cipta
58
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Merk
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi
Merk
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
fasilitasi merk 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek Merk 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengelola kegiatan fasilitasi Merk
a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat
menyurat, persyaratan merk)5 Dokumen 150 Tahun 750 72.000 0,010
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan merk 5 Dokumen 900 Tahun 4.500 72.000 0,063
c. Melaksanakan pendaftaran merk 5 Dokumen 600 Tahun 3.000 72.000 0,042
d. Monitoring proses keputusan merk 5 Dokumen 300 Tahun 1.500 72.000 0,021
e. Menyiapkan penyerahan keputusan merk 5 Dokumen 150 Tahun 750 72.000 0,010
Jumlah (B) 25 Dokumen 2.100 Tahun 10.500 360.000 0,146
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi Merk dan
Indikasi Geografis
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 216 Tahun 216 72.000 0,003
b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 Dokumen 246 Tahun 246 144.000 0,003
TOTAL (A+B+C+D) 29 Dokumen 2.706 Tahun 11.106 648.000 0,154
Dibulatkan 0
6. Pengelola Kegiatan Fasilitasi
Merk
Mengelola kegiatan
fasilitasi merk
59
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Merk dan Indikasi Geografis
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi
Merk dan Indikasi Geografis
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
fasilitasi merk dan IG1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek Merk
dan IG1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005
B. Mengelola kegiatan fasilitasi Merk dan Indikasi
Geografis
a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat
menyurat, permohonan merk dan IG)2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan merk
dan IG2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010
c. Melaksanakan pendaftaran merk dan IG 2 Dokumen 240 Tahun 480 72.000 0,007
d. Monitoring proses keputusan merk dan IG 2 Dokumen 120 Tahun 240 72.000 0,003
e. Menyiapkan penyerahan keputusan merk dan
IG2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002
Jumlah (B) 10 Dokumen 840 Tahun 1.680 360.000 0,023
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi Merk dan
Indikasi Geografis
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 86 Tahun 86 72.000 0,001
b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 Dokumen 116 Tahun 116 144.000 0,002
TOTAL (A+B+C+D) 14 Dokumen 1.316 Tahun 2.156 648.000 0,030
Dibulatkan 0
7. Pengelola Kegiatan Fasilitasi
Indikasi Geografis
Mengelola kegiatan
fasilitasi indikasi
geografis
60
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi PVT Esensial
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan pengelolaan fasilitasi
PVT Esensial
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
fasilitasi PVT Esensial1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek PVT
Esensial1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 0 360 0 360 144000 0,005
B. Mengelola kegiatan fasilitasi PVT Esensial
a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat
menyurat, permohonan PVTEs)1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan PVTEs 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
c. Melaksanakan pendaftaran PVTEs 1 Dokumen 120 Tahun 120 72.000 0,002
d. Monitoring proses keputusan PVTEs 1 Dokumen 60 Tahun 60 72.000 0,001
f. Menyiapkan penyerahan keputusan PVTEs 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (B) 5 0 420 0 420 360000 0,006
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi PVT
Esensial
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001
b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 0 73,2 0 73,2 144000 0,001
TOTAL (A+B+C+D) 9 0 853,2 0 853,2 648000 0,012
Dibulatkan 0
8. Pengelola Kegiatan Fasilitasi
PVT Esensial
Mengelola kegiatan
fasilitasi PVT Esensial
61
Analisis Beban Kerja
Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi PVT Esensial
NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL
KERJA
NORMA WAKTU
(Menit)
JAM KERJA EFEKTIF
PERTAHUNBEBAN KERJA
JUMLAH JAM KERJA
EFEKTIF
PEGAWAI YANG
DIBUTUHKAN
A. Menyusun perencanaan pengelolaan fasilitasi
PVT Esensial
a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan
pemanfaatan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek
pemanfaatan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003
Jumlah (A) 2 0 360 0 360 144000 0,005
B. Mengelola kegiatan fasilitasi PVT Esensial
a. Mengelola administrasi pemanfaatan KI 2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002
b. Melaksanakan sosialisasi pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010
c. Menginvetarisasi potensi pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010
d. Menyusun perjanjian pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010
e. Menyiapkan alih KI 2 Dokumen 120 Tahun 240 72.000 0,003
Jumlah (B) 10 0 1260 0 2520 360000 0,035
C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi PVT
Esensial
a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 86,4 Tahun 86,4 72.000 0,001
b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000
Jumlah (C) 2 0 116,4 0 116,4 144000 0,002
TOTAL (A+B+C+D) 14 0 1736,4 0 2996,4 648000 0,042
Dibulatkan 0
9. Pengelola Pemanfaatan KI Mengelola kegiatan
Pemanfaatan KI
62
Lampiran - 2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
63
NOMOR SOP : 01/SOP-SOS/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan mengelola sosialisasi
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi dalam sosialisasi
3 3. Memiliki kemampuan menyusun naskah pidato
4. Memiliki kemampuan menyusun bahan presentasi & notulensi
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 Seluruh SOP 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2. Komputer/Printer/ATK
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN
INTELEKTUAL
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
64
KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE KEUANGAN &
PERLENGKAPAN
KASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Merencanakan (SDM, alat
peralatan, tempat & biaya)
ATK & komputer 2 Jam Dokumen rencana
sosialisasi
2 Konsultasi dengan Kepala Badan ATK 15 menit Disposisi
3 Menyiapkan materi sosialisasi ATK & komputer 3 Jam Materi sosialisasi
4 Menyiapkan naskah sambutan
Kepala Badan
ATK & komputer 3 Jam Naskah sambutan
Kepala Badan
5 Menyiapkan alat / peralatan,
tempat & biaya
Form
permohonan
pinjam
1 hari Alat / peralatan,
tempat & biaya
6 Membuat & menandatangani surat
undangan
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
7 Menomori & mendistribusikan
surat undangan
ATK, komputer
dan email
15 menit Catatan ekspedisi
surat
8 Melaksanakan sosialisasi Komputer &
infocus
3 jam Dokumentasi foto
sosialisasi
9 Membuat notulensi/berita acara ATK & komputer 1 jam Notulensi/berita
acara
10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi
sosialisasi
No. AKTIVITASPELAKSANA BAKU MUTU
1. SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL
Mulai
Selesai
65
NOMOR SOP : 02/SOP-PEND/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan mengelola data dukung dan persyaratan
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mengelola pendaftaran
3 3. Memiliki kemampuan menyusun tanda terima/berita acara
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D
4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D
5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI
KEKAYAAN INTELEKTUAL
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
66
PERANGKAT DAERAH /
MASYARAKATKEPALA BADAN KEPALA BIDANG
SUBBAG KEPEGAWAIAN
& UMUMSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Membuat & menandatangani surat
pemberitahuan fasilitasi KI
ATK & komputer 2 Jam Surat
pemberitahuan
fasilitasi
2 Menomori & mendistribusikan
surat pemberitahuan fasilitasi KI
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
3 Menerima surat pengantar materi
KI, data dukung & persyaratan dari
perangkat daerah & masyarakat
ATK 15 menit Surat pengantar
materi KI, data
dukung &
persyaratan 4 Menyiapkan tanda terima materi
KI, data dukung & persyaratan dari
perangkat daerah & masyarakat
ATK & komputer 15 menit Tanda terima
5 Mengarsipkan surat pengantar,
data dukung, persyaratan & tanda
terima
Filling 30 menit Surat pengantar,
data dukung,
persyaratan &
tanda terima
6 Menyusun daftar ceklist perangkat
daerah dan masyarakat yang telah
mengusulkan fasilitasi KI
ATK & komputer 10 menit Daftar ceklist
7 Menghubungi perangkat daerah
yang belum menyampaikan usulan
fasilitasi KI
ATK, email,
telepon
15 menit Informasi usulan
fasilitas KI
8 Melaporkan perkembangan
permohonan fasilitasi KI dari
perangkat daerah & masyarakat
ATK 15 menit Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi
pendaftaran
No. AKTIVITASPELAKSANA BAKU MUTU
2. SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL
Mulai
Selesai
67
NOMOR SOP : 03/SOP-INV/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan mengelola data dukung dan persyaratan
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mengelola inventarisasi
3 3. Memiliki kemampuan menyusun rekapitulasi data
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D
4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D
5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP INVENTARISASI KEKAYAAN
INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH &
MASYARAKAT
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
68
PERANGKAT DAERAH/
MASYARAKATKEPALA BADAN KEPALA BIDANG
KASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Menerima materi KI dari Perangkat
Daerah & masyarakat
ATK 10 menit Materi KI dari
Perangkat Daerah &
masyarakat
2 Mengelompokkan materi KI dari
perangkat daerah
ATK 2 jam Kelompok materi KI
3 Membuat rekapitulasi materi KI
dari perangkat daerah
ATK & komputer 2 jam Rekapitulasi materi
KI
4 Menyampaikan rekap materi KI
kepada Kepala Bidang
ATK 15 menit Lembar disposisi
5 Melaporkan materi KI kepada
Kepala Badan
ATK 15 menit Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
6 Menindaklanjuti arahan Kepala
Badan
ATK 1 hari Disposisi arahan
7 Menyiapkan materi KI untuk
diseleksi
ATK 1 jam Materi KI siap
diseleksi
8 Merencanakan fasilitator ATK & komputer 15 menit Rencana
penunjukkan
fasilitator
9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI inventarisasi
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
3. SOP INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH & MASYARAKAT
Mulai
Selesai
69
NOMOR SOP : 04/SOP-SELP/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan melakukan seleksi KI
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi seleksi KI
3 3. Memiliki kemampuan mengelompokan KI
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D
4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D
5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN
INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
70
FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Membuat dan menandatangani
surat undangan fasilitator
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
fasilitator
2 Menomori & mendistribusikan
surat undangan
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
3 Menyampaikan materi KI kepada
fasilitator
ATK 15 menit Kelompok materi KI
yang akan diseleksi
4 Melaksanakan seleksi KI ATK & komputer 3 jam Materi KI terseleksi
5 Membuat rekapitulasi materi KI
yang terpilih
ATK & komputer 1 jam Rekapitulasi materi
KI yang terseleksi
6 Menyampaikan rekap materi KI
yang terpilih ke Kepala Badan
ATK 15 menit Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
7 Menyiapkan materi KI terpilih
untuk ditindaklanjuti
ATK 1 jam Disposisi arahan &
Rekap materi KI
terseleksi
8 Membuat dan menandatangani
surat permintaan data dukung &
persyaratan kepada inventor
ATK & komputer 2 jam Surat kepada
inventor
9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI terseleksi
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
4. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH
Mulai
Selesai
Tidak
Ya
71
NOMOR SOP : 05/SOP-ADMS/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan melakukan seleksi administrasi & syarat KI
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi seleksi administrasi & syarat KI
3 3. Memiliki kemampuan mengelompokkan administrasi dan syarat KI
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
3 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D
4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D
5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI
KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT
DAERAH & MASYARAKAT
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
72
FASILITATOR INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Menomori dan mendistribusikan
surat permintaan data dukung &
persyaratan kepada inventor
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
2 Menerima data dukung dan
persyaratan invensi
ATK 15 menit Data dukung dan
persyaratan invensi
3 Membuat dan menandatangani
surat undangan fasilitator
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
fasilitator
4 Menomori & mendistribusikan
surat undangan fasilitator
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
5 Menyampaikan data dukung &
administrasi KI kepada fasilitator
ATK 1 jam Data dukung &
persyaratan KI yang
akan diseleksi
6 Melaksanakan seleksi data dukung
dan administrasi KI
ATK & komputer 3 jam Materi data dukung
& persyaratan KI
terseleksi
7 Membuat rekapitulasi materi KI
yang terpilih
ATK & komputer 1 jam Rekapitulasi materi
data dukung &
persyaratan KI
terseleksi
8 Menyampaikan rekap materi KI
yang terpilih ke Kepala Badan
ATK 15 menit Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
9 Menyiapkan materi KI terpilih
untuk ditindaklanjuti
ATK 1 jam Disposisi arahan &
Rekap data dukung
& persyaratan
materi KI terseleksi
10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
5. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH & MASYARAKAT
Mulai
Selesai
Tidak
Ya
73
NOMOR SOP : 06/SOP-WWNC/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan melakukan wawancara KI (paten)
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mewawancara
3 3. Memiliki kemampuan membuat resume jawaban wawancara
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
3 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D
4 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D
5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN
INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI
UU No. 18 Tahun 2002
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
74
FASILITATOR INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Menyiapkan materi KI yang
terseleksi dan akan dipatenkan
ATK 15 menit Materi KI yang akan
didaftarkan
2 Membuat dan menandatangani
surat undangan inventor &
fasilitator
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
fasilitator
3 Menomori & mendistribusikan
surat undangan inventor &
fasilitator
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
4 Menyampaikan materi KI yang
terseleksi dan akan dipatenkan
akan kepada Fasilitator
ATK 15 menit Materi KI yang akan
didaftarkan
5 Melaksanakan wawancara KI
terseleksi dan akan dipatenkan
dengan inventor
ATK 3 jam Materi KI terpilih
yang akan
didaftarkan
6 Memperbaiki dokumen, data
dukung & persyaratan KI terseleksi
dan akan dipatenkan
ATK & komputer 15 menit Materi KI terpilih
yang akan
didaftarkan
7 Menyampaikan dokumen, data
dukung & persyaratan (revisi) KI
terseleksi dan akan dipatenkan
ATK 15 menit Rekapitulasi materi
KI yang terpilih yang
akan didaftarkan
8 Membuat rekapitulasi KI terseleksi
dan akan dipatenkan
ATK & komputer 2 jam Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI terpilih untuk
didaftarkan paten
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
6. SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI
Mulai
Selesai
Tidak
Ya
75
76
FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Menyiapkan materi KI yang akan
didaftarkan
ATK 15 menit Materi KI yang akan
didaftarkan
2 Membuat dan menandatangani
surat undangan fasilitator
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
fasilitator
3 Menomori & mendistribusikan
surat undangan fasilitator
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
4 Menyampaikan materi KI yang
akan didaftarkan kepada Fasilitator
ATK 15 menit Materi KI yang akan
didaftarkan
5 Melaksanakan seleksi KI yang
akan didaftarkan
ATK 3 jam Materi KI terpilih
yang akan
didaftarkan
6 Membuat rekapitulasi KI yang
akan didaftarkan
ATK & komputer 15 menit Materi KI terpilih
yang akan
didaftarkan
7 Menyampaikan rekapitulasi materi
KI yang akan didaftarkan
ATK 15 menit Rekapitulasi materi
KI yang terpilih yang
akan didaftarkan
8 Membuat & menandatangani surat
permohonan dan berita acara
tanda terima KI yang didaftarkan
ATK & komputer 2 jam Lembar disposisi &
arahan Kepala
Badan
9 Menomori surat permohonan &
mendaftarkan KI ke Dirjen HKI
ATK 15 menit Disposisi arahan &
Rekap materi KI
terpilih yang akan
didaftarkan
10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI terpilih untuk
didaftarkan
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
7. SOP PEMILIHAN/PENENTUAN KEKAYAAN INTELEKTUAL YANG AKAN DIDAFTARKAN
Mulai
Selesai
Tidak
Ya
77
78
FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Merencanakan kegiatan Bimtek
(SDM, jadwal, tempat, alat
peralatan & biaya)
ATK 15 menit Dokumen rencana
Bimtek
2 Membuat dan menandatangani
surat undangan fasilitator &
peserta
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
fasilitator & peserta
3 Menomori & mendistribusikan
surat undangan fasilitator &
peserta
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
4 Menyiapkan materi Bimtek dari
Fasilitator
ATK 15 menit Materi Bimtek
5 Menyiapkan naskah sambutan
Kepala Badan
ATK 3 jam Naskah sambutan
Kepala Badan
6 Menyiapkan alat / peralatan,
tempat & biaya
ATK & komputer 15 menit Alat/peralatan,
tempat & biaya
7 Melaksanakan Bimtek ATK 15 menit Dokumentasi foto
Bimtek
8 Membuat kuesioner evaluasi
pelaksanaan Bimtek
ATK & komputer 2 jam Kuesioner evaluasi
Bimtek
9 Mengolah kuesioner evaluasi
pelaksanaan Bimtek
ATK 15 menit Data & Informasi
evaluasi Bimtek
10 Melaporkan pelaksanaan & hasil
evaluasi Bimtek
Laporan
pelaksanaan Bimtek
11 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
KI terpilih untuk
didaftarkan
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
8. SOP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) KEKAYAAN INTELEKTUAL
Mulai
Selesai
79
NOMOR SOP : 09/SOP-BIMT/BP2D
TGL PEMBUATAN : 2019
TGL REVISI :
TGL EFEKTIF : 2019
Pembina …..
NIP. ….............................
NAMA SOP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1 1. Memiliki kemampuan menyelenggarakan sosialisasi
2 2. Mengetahui tugas dan fungsi penyelenggaraan sosialisasi
3 3. Memiliki kemampuan menyusun naskah pidato
4. Memiliki kemampuan menyusun perjanjian & notulensi
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1 SOP NOMOR 03/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran
2 SOP NOMOR 04/SOP-ADMS/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan pemanfaatan kekayaan intelektual
tidak berjalan
DISAHKAN OLEH
Kepala Badan ,
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN
INTELEKTUAL
UU No. 11 Tahun 2019
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018
80
PESERTA INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA
& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output
1 Merencanakan sosialisasi &
pemanfaatan KI
ATK 15 menit Dokumen rencana
Sosialisasi &
Pemanfaatan KI
2 Membuat dan menandatangani
surat undangan Inventor& peserta
ATK & komputer 2 jam Surat undangan
inventor & peserta
3 Menomori & mendistribusikan
surat undangan Inventor & peserta
ATK 15 menit Catatan ekspedisi
surat
4 Menyiapkan materi Sosialisasi dari
Inventor dan Form Pernyataan
Minat
ATK 15 menit Materi sosialisasi &
form pernyataan
minat
5 Menyiapkan naskah sambutan
Kepala Badan
ATK 3 jam Naskah sambutan
Kepala Badan
6 Menyiapkan alat / peralatan,
tempat & biaya
ATK & komputer 15 menit Alat/peralatan,
tempat & biaya
7 Melaksanakan Sosialisasi &
Penawaran Pernyataan Minat
ATK 15 menit Dokumentasi foto
sosialisasi &
pernyataan minat
8 Menyiapkan perjanjian
pemanfaatan KI
ATK & komputer 2 jam Draf perjanjian
pemanfaatan KI
9 Menandatangani perjanjian
pemanfaatan KI
ATK 15 menit Perjanjian
pemanfaatan KI
10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi
sosialisasi,
pernyataan minat &
perjanjian
No. AKTIVITAS
PELAKSANA BAKU MUTU
9. SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
Mulai
Selesai
81
Lampiran – 3
PERATURAN GUBERNUR
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT
PELAKSANA TEKNIS DAERAH SENTRA KEKAYAAN
INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
82
PERATUTRAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR: ........ TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAH SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA BARAT,
Menimbang : a. bahwa Pasal 52 huruf e beserta penjelasannya pada Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Sentra
Kekayaan Intelektual merupakan Lembaga Pendukung
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
b. bahwa Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, Gubernur
membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.
Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berada di bawah Perangkat Daerah yang
membidangi penelitian dan pengembangan daerah.
c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 52 huruf e beserta
penjelasannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dan
Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagaimana dimaksus pada
83
huruf a dan huruf b di atas, dipandang perlu membentuk Tim
Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa
Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
84
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Ssistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6374);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil
Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9
85
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 46);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor
11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 47);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Nomor 228);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT
PELAKSANA TEKNIS DAERAH SENTRA KEKAYAAN
INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.
4. Sekretaris Daerah Provinsi adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.
86
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Jawa Barat.
6. Sentra Kekayaan Intelektual Daerah yang selanjutnya disingkat SKID adalah SKID
Provinsi Jawa Barat.
7. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disebut UPTD adalah UPTD Sentra
Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.
8. Tenaga Fungsional adalah tenaga teknis yang melaksanakan sebagian tugas teknis
operasional UPTD.
9. Jabatan Fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya melaksanakan
sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 2
Pemerintah Daerah menetapkan pengelola SKID Provinsi Jawa Barat pada UPTD Sentra
Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat pada Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Jawa Barat.
Pasal 3
(1) UPTD, berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Badan Penelitian
dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat.
(2) UPTD, dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan serta wajib melaksanakan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
BAB III
TUGAS FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Tugas
87
Pasal 4
UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang pengelolaan di bidang pengelolaan kekayaan intelektual
Provinsi Jawa Barat.
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 5
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 4, UPTD mempunyai
fungsi:
g. pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan operasional SKID;
h. pelaksanaan pelayanan pengelolaan kekayaan intelektual;
i. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan pengelolaan kekayaan
intelektual;
j. pengawasan pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan pengelolaan kekayaan
intelektual;
k. pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan kekayaan
intelektual; dan
l. pelaksanaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.
Bagian Ketiga
Susunan Organisasi
Pasal 6
Susunan Organisasi UPTD terdiri dari :
a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.
88
BAB IV
TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS
Bagian Kesatu
Kepala UPTD
Pasal 7
(1) Kepala UPTD mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan SKID dan
menyusun program pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
UPTD mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan teknis kebijakan UPTD;
b. pelaksanaan program dan kegiatan UPTD;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan
kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup UPTD;
d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup
UPTD; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Rincian tugas Kepala UPTD sebagai berikut :
a. membantu kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pengelolaan kekayaan
intelektual;
b. melakukan kerjasama dengan instansi atau unit kerja terkait untuk pengelolaan
kekayaan intelektual;
c. melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan pengelolaan kekayaan
intelektual;
d. mengawasi kebersihan prasarana dan sarana pengelolaan kekayaan
intelektual; dan
e. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran pertimbangan
kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.
Bagian Kedua
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
89
Pasal 8
(1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan, mengelola
urusan ketatausahaan yang meliputi urusan surat menyurat, administrasi
kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga serta memberikan
pelayanan administrasi.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan dan evaluasi serta pelaporan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan administrasi umum,
kepegawaian, perencanaan dan pengelolaan keuangan;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program danm
kegiatan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan
fungsi.
(3) Rincian tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, sebagai berikut:
a. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, administrasi dan pembuatan
laporan;
b. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi pembuatan dan
penanganan absen;
c. melaksanakan pengawasan dan pengendalian urusan rumah tangga,
kebersihan dan keamanan kantor;
d. menyusun rencana pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kantor;
e. melaksanakan penatausahaan pengadaan barang dan rencana penyaluran;
dan
f. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran dan
pertimbangan kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.
Bagian Ketiga
Kelompok Jabatan Fungsional
90
Pasal 9
Kelompok jabatan fungsional pada UPTD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Gubernur ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas UPTD sesuai
dengan keahlian dan kebutuhan.
BAB V
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UPTD
Pasal 10
Bagan struktur organisasi UPTD sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan
Gubernur ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 11
(1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai
dengan tugas masing-masing;
(2) Penjabaran Tatakerja masing-masing unit kerja perangkat daerah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah, sesuai dengan bentuk dan cakupan
ruang lingkup kerja masing-masing perangkat daerah;
(3) Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya;
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala
tepat pada waktunya;
(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wahib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan;
91
(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan
wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja;
(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahanya dan
dalam rangka pemberian bimbingan bawahan masing-masing wajib mengadakan
rapat berkala.
Pasal 12
Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing sub bagian dan urusan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat.
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal ………………
GUBERNUR JAWA BARAT,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL
92
Diundangkan di Bandung
pada tanggal ………….
SEKRETARIS DAERAH,
__________________________
Pangkat
NIP.
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ……….. NOMOR ………………
93
LAMPIRAN PERATURAN
GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
KEPALA
KEPALA SUB BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
94
Lampiran – 4
KEPUTUSAN GUBERNUR
TENTANG
TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA
BARAT
95
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR: ........ TAHUN 2020
TENTANG
TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
GUBERNUR JAWA BARAT,
Menimbang : a. bahwa Pasal 52 huruf e beserta penjelasannya pada Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Sentra
Kekayaan Intelektual merupakan Lembaga Pendukung
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
b. bahwa Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, Gubernur
membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.
Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berada di bawah Perangkat Daerah yang
membidangi penelitian dan pengembangan daerah.
c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 52 huruf e beserta
penjelasannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dan
Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagaimana dimaksus pada
huruf a dan huruf b di atas, dipandang perlu membentuk Tim
96
Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa
Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
97
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Ssistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6374);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil
Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9
98
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 46);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor
11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 47);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Nomor 228);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Provinsi
Jawa Barat yang selanjutnya disebut Tim Pengelola, dengan
Susunan Personalia sebagaimana tercantum pada Lampiran,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Tim Pengelola sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU,
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
pelaksanaan teknis operasional/penunjang pengelolaan kekayaan
intelektual Provinsi Jawa Barat.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Diktum
KETIGA, Tim Pengelola mempunyai fungsi:
m. pelaksanaan penyusun rencana kebutuhan operasional
pengelolaan kekayaan intelektual;
n. pelaksanaan pelayanan/fasilitasi kekayaan intelektual;
99
o. pelaksana pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan
kekayaan intelektual;
p. pengawasan dan evaluasi pemanfaatan kekayaan intelektual;
dan
q. pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pengelolaan
kekayaan intelektual.
KEEMPAT : Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
Tim Pengelola sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA, dan
Diktum KETIGA, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat yang dikelola oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal :
GUBERNUR JAWA BARAT,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL
100
LAMPIRAN: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN
INTELEKTUAL PROVINSI JAWA
BARAT
SUSUNAN PERSONALIA
Pengarah : Gubernur Jawa Barat
Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Barat
Sekretaris : Kepala Bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Jawa Barat
Anggota : 1. Unsur Sekretariat Daerah;
2. Unsur Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
3. Unsur Inspektorat;
4. Unsur Dinas Pendidikan;
5. Unsur Dinas Kesehatan;
6. Unsur Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang;
7. Unsur Dinas Sumber Daya Air;
101
8. Unsur Dinas Perumahan dan Permukiman;
9. Unsur Satuan Polisi Pamong Praja;
10. Unsur Dinas Sosial;
11. Unsur Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana;
12. Unsur Dinas Lingkungan Hidup;
13. Unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
14. Unsur Dinas Perhubungan;
15. Unsur Dinas Komunikasi dan Informatika;
16. Unsur Dinas Koperasi dan Usaha Kecil;
17. Unsur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu;
18. Unsur Dinas Pemuda dan Olahraga;
19. Unsur Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah;
20. Unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
21. Unsur Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan;
22. Unsur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;
23. Unsur Dinas Kelautan dan Perikanan;
24. Unsur Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura;
25. Unsur Dinas Perkebunan;
26. Unsur Dinas Kehutanan;
27. Unsur Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
28. Unsur Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
29. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
30. Unsur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
31. Unsur Badan Kepegawaian Daerah;
102
32. Unsur Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia;
33. Unsur Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah;
34. Unsur Badan Pendapatan Daerah;
35. Unsur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
36. Unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
37. Unsur pada Lembaga penelitian dan
pengembangan di daerah Provinsi Jawa Barat; dan
38. Unsur perguruan tinggi.
Sekretariat : 1. Bidang Penguatan Sistem Inovasi Daerah pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Barat;
2. Peneliti pada Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Jawa Barat; dan
3. Tenaga Ahli.
GUBERNUR JAWA BARAT,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL
103
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Nomor………. Tahun …………. Seri ........ Nomor………….
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR: ........ TAHUN 2014
TENTANG
TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA
BARAT
Diundangkan dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor………. Tahun ………….
Seri ........
Tanggal ................................
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA BARAT,
_______________________
81