Post on 12-Mar-2019
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
KRITERIA PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA
Karakteristik Pengguna Jalan Rencana :
Masalah utama dalam memperhitungkan karakteristik pengguna jalan untuk perancangan
jalan adalah sangat bervariasi kecakapan dan kemampuan bereaksi dari masing-masing
pengguna jalan. Tingginya variasi menyebabkan nilai rata-rata menjadi kurang memadai,
sehingga seringkali diambil 85 persentil atau 95 persentil sebagai nilai yang mewakili sebagai
kriteria perancangan.
Karakteristik Kendaraan Rencana :
Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik
Berdasarkan standar desain geometrik jalan antar kota, pengelompokkan kendaraan
rencana :
- Kendaraan kecil (mobil penumpang)
- Kendaraan sedang ( truk 3 as tandem atau bus besar 2 as)
- Kendaraan besar (truk semi tailer)
Dimensi dasar untuk masing-masing kategori Kendaraan Rencana :
Tabel 1. Dimensi Dasar Kendaraan Rencana
Kategori Kendaraan
Rencana
Dimensi Kendaraan
(cm)
Tonjolan
(cm)
Radius Putar
(cm)
Radius
Tojolan
(cm) Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum
Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780
Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Kendaraan Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Sketsa dimensi Kendaraan Rencana :
- Kendaraan Kecil (ukuran dalam cm)
- Kendaraan Sedang (ukuran dalam cm)
- Kendaraan Besar (ukuran dalam cm)
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Kemampuan manuver kendaraan :
Umumnya kemampuan manuver kendaraan sebagai masukan bagi perancangan
geometrik jalan adalah diungkapkan dalam bentuk radius putar minimum dan jalur
putaran (turning path) kendaraan.
- Jalur Putar Kendaraan Kecil :
Gambar 1. Jalur Putaran Kendaraan Kecil
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
- Jalur Putar Kendaraan Sedang :
Gambar 2. Jalur Putaran Kendaraan Sedang
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
- Jalur Putar Kendaraan Besar
Gambar 3. Jalur Putaran Kendaraan Besar
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Karakteristik Jalan Rencana
Klasifilasi Jalan Rencana
Klasifikasi jalan merupakan aspek penting yang pertama kali harus diidentifikasi sebelum
melakukan perancangan jalan, dikarenakan kriteria suatu rencana jalan oleh kasifikasi
jalan rencana.
Untuk standar desain jalan antar kota, klasifikasi jalan dibedakan menurut kelas
(ditentukan oleh fungsi jalan) dan jenis medan.
Klasifikasi menurut Kelas Jalan :
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima
beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.
Tabel 2. Klasifikasi menurut Kelas Jalan
Klasifikasi menurut Medan Jalan :
- Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan
yang diukur tegak lurus garis kontur (tegak lurus sumbu jalan).
- Dalam penentuaannya perlu dilakukan identifikasi kemiringan melintang dengan
membuat garis tegak lurus sumbu. Pada masing-masing garis tersebut dihitung
kemiringan tanah aslinya.
Tabel 3. Klasifikasi Menurut Medan Jalan
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Lalu Lintas Rencana
Jalan direncanakan agar dapat menampung lalu lintas yang melewatinya selama umur
rencana, sehingga besarnya pembebanan lalu lintas harus dapat dipikul oleh konstruksi
jalan.
1. Volume Lalu Lintas Rencana :
1.1. Satuan Mobil Penumpang (SMP) :
- SMP adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, dimana mobil
penumpang ditetapkan memiliki satu SMP.
- SMP untuk jenis jenis kendaraan dan kondisi medan lainnya dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4. Klasifikasi Menurut Medan Jalan
1.2. Volume Jam Rencana (VJR) :
- Volume jam rencana merupakan suatu volume lalu lintas per jam yang dipakai
sebagai dasar perencanaan.
- VJR adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu
lintas, dinyatakan dalam smp/jam.
- VJR umumnya diturunkan dari volume lalu lintas harian rencana (VLHR).
- VJR dihitung dengan rumus:
Dimana :
VJR = Volume jam rencana (smp/jam)
VLHR = Volume lintas harian rata-rata tahunan (smp/tahun)
K = (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam
tersibuk dalam setahun
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
F = (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
dalam satu jam tersibuk (Peak Hour Factor/PHF)
- Faktor K dan F untuk jalan antar kota disesuaikan dengan besarnya VLHR,
seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Faktor-K dan Faktor-F
1.3. Kecepatan Rencana (VR) :
- Kecepatan rencana (VR) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang
cerah, lalu lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
- VR untuk masing masing fungsi jalan dapat ditetapkan dari Tabel 6.
- Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan
dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam.
Tabel 6. Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi dan kiasifikasi medan jalan
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
2. Jarak Pandang :
Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi
melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi
dapat melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya tersebut
dengan aman.
Dibedakan dua Jarak Pandang, yaitu :
Jarak Pandang Henti (Jh)
Jarak Pandang Menyiap/Mendahului (Jd)
2.1. Jarak Pandang Henti (Jh) :
- Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di
depan. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi Jh.
- Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan 15 cm diukur dari permukaan jalan.
- Jh terdiri atas 2 elemen jarak, yaitu:
1. Jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak
pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus
berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem.
2. Jarak pengereman (Jhr) adalah jarak yang dibutuhkan untuk
menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai
kendaraan berhenti.
- Jh dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus:
-
Dimana : VR = Kecepatan rencana (km/jam) T = Waktu tanggap (2,5 detik) g = Percepatan gravitasi (9,8 m/det2)
f = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal
(0,35 - 0,55)
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
- Dengan memasukkan nilai T dan g, maka persamaan tersebut dapat kita
sederhanakan menjadi :
- Untuk kendaraan berat seperti Truk dan Bus, tinggi mata pengemudinya bisa
lebih tinggi dan kecepatannya biasanya lebih pelan, namun jarak pandang
henti minimum tersebut tetap berlaku sebagai kompensasi terhadap ukuran
(berat lebih) dan daya luncur lebih tinggi (besar dan berat).
- Jh minimum yang dihitung berdasarkan persamaan diatas dengan pembulatan-pembulatan untuk berbagai VR.
Tabel 7. Jarak Pandang Henti (Jh) minimum
2.2. Jarak Pandang Menyiap/Mendahului (Jd) :
- Jd adalah jarak pandang yang cukup yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula dalam arah yang sama.
- Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm.
- Jarak tersebut ditentukan berdasarkan :
Kendaraan yang disiap berjalan dengan kecepatan tetap
Pada daerah penyiapan, kecepatan kendaraan yang akan menyiap = yang akan disiap
Penyiapan perlu waktu untuk melihat/memikirkan didaerah penyiapan
Penyiapan dilakukan dengan start terlambat (delayed start) dan mempercepat kendaraannya lebih tinggi dari kendaraan yang disiap
Pada saat kembali ke jalurnya masih ada jarak antara dengan kendaraan dijalur lawan
Jh = 0,0694 VR + 0,004
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Gambar 4. Ilustrasi Penentuan Jarak Pandang Menyiap
- Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut:
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
dimana :
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap = jarak tempuh selama pengamatan + waktu reaksi + waktu mulai memakai jalur lain = 0,278 x T1 {(VR – m + (a . T1/2)} T1 = Waktu (detik) = 2,12 + 0,026 . VR m = Perbedaan kecepatan kend. Mendahului dan kendaraan yg didahului (km/jam) a = Percepatan (km/jam/detik) = 2,052 + 0,0036 . VR d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula (m) = 0,278 x VR x T2
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan (detik) = 6,56 + 0,048 . VR d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului diakhir gerakan dengan
kendaraan yang datang dari arah berlawanan d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan = 2/3 d2
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan
Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN
Daerah Bebas Samping Pada Tikungan
- Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan pandang di tikungan sehingga Jh dipenuhi.
- Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan obyek-obyek penghalang sejauh E (m), diukur dari garis tengah lajur dalam sampai obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuh.
- Daerah bebas samping di tikungan dihitung berdasarkan rumus-rumus sebagai berikut:
Jika Jh < Lt :
Jika Jh > Lt :
Dimana : R = Jari jari tikungan (m)
Jh = Jarak pandang henti (m) Lt = Panjang tikungan (m)