Kota Bandung.Semakin Pa as - Universitas...

Post on 15-Feb-2020

0 views 0 download

Transcript of Kota Bandung.Semakin Pa as - Universitas...

1 217 18--_.

1,,-:~QJan

319

QPeb

4 520 21

QMar OApr

6

Kota Bandung.Semakin Pa as

Oleh Y. ZAKIAH A.

A KHIR-AKHIR inikhususnya di KotaBandung, suhu udara

terasa begitu panas, Walaupundi beberapa tempat sempatdiguyur hujan, tetapi tidak ter-lalu banyak memberi peruba-han pada suhu udara, Bandungmakin panas! .

Naiknya suhu di beberapabelahan dunia termasuk Ban-dung, disinyalir karena me-ningkatnya emisi gas-gasrumah kaca seperti karbon-monoksida (CO),karbondioksi-da (C02), metana (CH3), kar-bon fluoro karbon (CFC), dangas nitro (NOx) yang keluardari hasil aktivitas manusiaseperti asap kendaraan berba-han bakar fosil, pembusukandan pembakaran sampah, AC(air conditioning), asap rokok,serta aktivitas industri. Gas-gastersebut rnenimbulkan efek ru-mah kaca sehingga menyebab-kan kacaunya pergantian mu-sim dan cuaca yang ekstrem.

Dengan makin padatnya po-pulasi manusia, tentu saja vo-lume gas tersebut pun makinmeningkat, Bisa kita lihat diKota Bandung khususnya, dibeberapa ruas jalan tampaklengang dan arus lalu lintas re-latiflancar sebelum pukul6.ooWlB. Namun, tepat pukul6.ooWIB, warga "Bandung yang

hendak pergi bekerja dan pela-jar yang pergi ke sekolah se-olah-olah kompak dan serem-pak tumpah ke jalan-jalan diKota Bandung dengan kenda-raannya masing-masing yangdominannya berbahan bakarfosil. Keluarga yang berang-gotakan lima orang, misalnya,pergi ke tempat tujuannya de-ngan mengendarai kendaraanmasing-masing, Alhasil tentusaja selain macet, volume gasrumah kaca pun meningkat ta-jam. Seandainya mereka maubangun lebih pagi, masyarakatyangjarak tempuh dari rumahke tempat kerjanyajke sekolah-nya kurang dari satu kilometer,tentu bisa berjalan kaki ataunaik sepeda sehingga akanmengurangi volume gas rumah

kaca.Kebijakan pemerintah °de_

ngan menaikkan harga perta-max dan tidak/kurang menye-diakan bahan bakar alternatifyang ramah lingkungan pun tu-rut andil dalam peningkatangas rumah kaca. Walaupunpertamax dinilai lebih ramahlingkungan, harganyyya yangtinggi membuat masyarakatcenderung lebih memilih pre-mium yang berpotensi meng-hasilkan gas rumah kaca.

Belum lagi masalah sampah,gaya hidup konsumerisme se-cara tidak langsung membuatmasyarakat memiliki kebiasaan"nyampah". Di beberapa lokasidi Kota Bandung ini, sampah-sampah semakin bertumpuk.Selain karena proses pem-busukan sampah secara alamiyang menghasilkan gas metan,tindakan ingin serbacepat daribeberapa warga dengan lang-sung membakar sampah tanpadipilah dahulu pun turut me-nambah volume gas rumah ka-ea. Dinas yang terkait denganmasalah sampah ini pun seo-lah-olah menutup mata.

Di tempat lain di Kota Ban-dung ini, pohon-pohon yangberfungsi sebagai penyaring gasrumah kaca pun kian musnahberganti dengan tiang-tiang be-ton. Lagi-lagiinstansi pernerin-tah yang terkait dengan ma-salah pembangunan ini tidaktegas menuntut pengembang

Kliping H'u m a j, Unpad 2011 ..__ ._--_._--- --_._-----_._--._------

bangunan tersebut untuk kem-bali menanain pohon-pohonsebagai ganti dari pohon-pohonyang mereka musnahkan.Kawasan Babakan Siliwangi

yang sudah dinyatakan sebagaihutan kota dunia pun masihdibayang-bayangi pembangun-an rumah makan. Walaupunpengembang/pemilik rumahmakan tersebut berjanji akankonsisten menjaga BabakanSiliwangi sebagai hutan kota,tetapi apakah kelak pengunjungrumah makan tersebut jugaakan konsisten menjaganya

. atau malah sedikit demi sedikitmenghancurkannya dengan"nyampah" dan asap rokok?Masalah rokok pun peme-

rintah tidak bisa bertindaktegas. Aturan pemerintah kepa-da perokok maupun produsenrokok pun seolah-olah hanyaaturan yang akan terbang se-perti terbangnya asap rokok keatmosfer dan menambah padatgas rumah kaca.Para ilmuwan di dunia pun

sepertinya sudah putus asa saatmengharapkan bisa terjadinyaperubahan gaya hidup pen-duduk dunia. Menurut merekalebih susah mengubah tabiatmanusia daripada menciptakanupaya untuk mendinginkan bu-mi. Akhirnya beberapa ilmu-wan pun mengeluarkan buahpikirannya sebagai upaya untukmendinginkan suhu bumi yangmakin panas. Sayangnya, ~mi-

kiran para ilmuwan tersebut se-lain mahaljuga risiko kegagal-annya . lebih besar diban-dingkan dengan peluang keber-hasilannya (Cakrawala, 13/10).Seandainya kita juga peme-

rintah selaku pemangku segalakebijakan mau jujur, kunci pe-rubahan itu ada pada diri kitamasing-masing. Seandainya ki-ta sayang kepada diri kita, kelu-arga, serta anak cucu yang akanmewarisi bumi ini tentu kitaakan mau hidup lebih santun,hemat, dan bersahaja. Tidak"nyampah", tidak merokok,menanam dan menjaga pepo-honan, melestarikan sumber-sumber air, serta mau bangunlebih pagi agar tidak perlu ber -kendaraan bermotor jika jaraktempuh cukup dekat. Bu-kankah" penduduk Indonesiakhususnya warga Kota Ban-dung ini dominannya adalahMuslim? Seorang Muslim me-mang harus bangun subuh un-tuk menunaikan ibadah salatSubuh? Bangun pagi sudahbukan lagi hal yang aneh? Adapepatah mengatakan, "Jika ka-mu ingin mengubah dunia,ubahlah duludirimu sendiri",dan ingatlah bahwa tidak ada .yang abadi di dunia ini kecualiperubahan itu sendiri. Semogakita semua mau dan bisa untukberubah. ***

Penulis, alumnus FMIPAUnpad.

1