Post on 14-Jul-2015
Korupsi, Perizinan Usaha,
dan Investasi
Jakarta, 10 Juni 2014
1
Indonesia Saat Ini…
• Ekonomi terbesar ke-16 dunia.
• 45 Juta jiwa consuming class
• 53% populasi tinggal dikotayang memproduksi 74% Produk Domestik Bruto
• 55 juta tenaga kerja terdidikdalam perekonomian
• $0.5 triliun potensi pasarkonsumen jasa agrikultur, perikanan, energi, danpendidikan.
2
Indonesia 2030
• Ekonomi terbesar ke-7dunia.
• 135 Juta jiwa consuming class
• 71% populasi tinggal dikotayang memproduksi 86% Produk Domestik Bruto
• 113 juta tenaga kerjaterdidik dalamperekonomian
• $1.8 triliun potensi pasarkonsumen jasa agrikultur, perikanan, energi, danpendidikan.
3
Investasi
• Tingkat kepercayaaninvestor tinggi. Sebanyak53% investor memilihIndonesia.
• Pertumbuhan investasi2014 diperkirakan 6 persen.
• Taksiran investasi 2014 diperkirakan mencapai Rp405 T.
• Perbaikan iklim investasiperlu didorong untukmeningkat pertumbuhaninvestasi hingga 2 digit.
4
Daya Tarik Global
2013-2014 2012-2013
Negara
Peringka
r Skor Peringkat
Perubh
an
Singapura 2 5,61
2 0
Malaysia 24 5,03
25 1
Thailand 37 4,54
38 1
Indonesia 38 4,53
50 12
Filipina 59 4,29
65 6
Kamboja 88 4,01
85 -3
5
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
Axi
s Ti
tle
Indeks Daya Saing Global
Peringkat Total Negara
Kemudahan Berusaha
• Tingkat kemudahan berusahaturun 4 peringkat dari posisi 2012.
• Salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan tingkatkemudahan berusaha adalahmasalah memulai usaha.
• Beberapa inisiatifpenyederhanaan proses perizinanusaha perlu lebih diefektifkan.
• Sebaran kewenangan dalamproses perizinan usaha masihpanjang, waktu lama, dan biayaperizinan yang mahal.
6
51
52
82
77
97
121
132
142
146
171
52
54
86
88
101
121
137
144
147
175
Protecting Investors
Trading Across Borders
Getting Credit
Dealing with Construction
Permits
Registering Property
Getting Electricity
Paying Taxes
Resolving Insolvency
Enforcing Contracts
Starting a Business
Kemudahan Berusaha
Series2 Series1
Tantangan Kemudahan
Berusaha• Praktik Korupsi dan Birokrasi
yang Inefisien dinilai sebagaifaktor utama penghambatdunia usaha di Indonesia.
• Dalam hal perizinan usaha, baik korupsi maupunbirokrasi yang inefisienmengakibatkan prevalensisuap dalam proses perizinanterjadi.
• Alasannya, speeding the administrative process and securing business gain (Global Corruption Barometer dan Bribe Payer Survey).
7
0 5 10 15 20 25
Kebijakan Nilai Tukar
Rendahnya Kapasitas Inovasi
Regulasi Perpajakan
Kriminalitas dan Pencurian
Lemahnya Kesehatan Publik
Rendahnya Tenaga Kerja Terdidik
Instabilitas Pemerintahan
Inflasi
Tinggi Tingkat Pajak
Instabilitas Kebijakan
Lemahnya Etika Buruh
Kebijakan Perburuhan Yang Menghambat
Akses Lembaga Keuangan
Kurangnya Infrastruktur
Birokrasi Pemerintahan Tidak Efisien
Korupsi
Memulai UsahaNo. Prosedur Waktu Biaya
1 Pendaftaran Ke Notaris Secara Elektronik di Kementerian
Hukum dan HAM
4 hari Termasuk dalam prosedur ke 4
2 Pendaftaran Ke Notaris 4 hari IDR 4,464,464
3 Mendapatkan Surat Izin Tinggal Manajemen Perusahaan 1 hari Tidak Ada Biaya
4 Pendaftaran Surat Izin Domisili Perusahaan 2 hari Tidak Ada Biaya
5 Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak 1 hari IDR 200,000 (name check) + IDR
1,580,000 non-tax state revenue
(PNBP) fees for legal services
6 Pendaftaran Ke Kementerian Hukum dan HAM 7 hari Termasuk dalam prosedur ke 4
7 Pendaftaran SIUP, TDP di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP)
15 hari Tidak Ada Biaya
8 Pendaftaran Ke Kementerian Tenaga Kerja 14 hari Tidak Ada Biaya
* 9 Pendaftaran Jamsostek 7 hari Tidak Ada Biaya
* 10 Pendaftara (NPWP) dan Nomor Pajak P Kena Pajak
(NPPKP)
1 hari (Bersamaan
Dengan Prosedur
Sebelumnya)
Tidak Ada Biaya
8
Peringkat Korupsi Indonesia di antara Negara
kawasan Asia Tenggara
• Skor korupsi Indonesia beradajauh di bawah rata-rata global, kawasan asia pasifik, ASEAN, danASEAN-Singapura.– Rerata Skor CPI Dunia sebesar 43.
– Rerata Skor CPI Asia PasifikSebesar 43.
– Rerata Skor CPI Asia Tenggara Sebesar 40
– Rerata Skor CPI Asia Tenggara Tanpa Singapura Sebesar 35
9
Peringkat Negara Skor
53 Malaysia 50
94 Filipina 36
102 Thailand 35
114 Indonesia 32
116 Vietnam 31
160 Kamboja 20
Skor CPI 2013 bertahan di angka 32, namun peringkat mengalami kenaikan 4
tingkat
Sumber: Corruption Perception Index (Transparency International, 2013)
Tren Korupsi Indonesia di antara negara kawasan
Asia Tenggara
• Global Corruption Barometer 2013– Survei di 107 negara dunia– Di Indonesia survei dilakukan
di 5 (kota): Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, danMakassar.
– Jumlah responden sebanyak1000 orang.
– Menera tidak hanya persepsipublik tentang korupsi namunjuga pengalaman terhadappelayanan publik.
10
50%
38%
14%
18%
9%
8%
23%
25%
31%
47%
27%
25%
29%
25%
32%
39%
55%
66%
72%
48%
20%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kamboja
Filipina
Malaysia
Vietnam
Thailand
Indonesia
Asia Tenggara
Menurun Sama saja Meningkat
Sumber: Global Corruption Barometer (Transparency International, 2013)
Hampir 3 dari 4 responden menilai bahwa korupsi meningkat dalam satu tahun terakhir
Indonesia merupakan negara pembayar
suap terbesar kedua di ASEAN
11
26%
57%
36%
30%
18%
12%
3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SEA Cambodia Indonesia Vietnam Thailand Philippines Malaysia
Pengalaman Suap Masyarakat terhadap 8 (Delapan)
Layanan Publik Utama
12
4%
6%
12%
21%
32%
37%
66%
75%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Utilities
Tax
Medical and health services
Education system
Land Services
Registry and permit service
Judicial System
Police
% people that had come into contact with each service, that had paid a bribe
Mengapa Praktik Suap Dalam Proses
Perizinan Masih Terjadi
• Masyarakat menilai faktor kedekatan (personal contact) sangat penting untuk mengaksespelayanan publik.
• Gap antara regulasi dan implementasi kebijakanyang lemah.
• Pengelolaan Integritas Pejabat Publik BelumKuat.
• Masyarakat masih enggan melaporkan kejadiankorupsi dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.
• Belum ada mekanisme keluhan masyarakat yang efektif.
13
• Sosialisasi Tentang PTSP tidak disertai dengan perubahan watakbirokratisasi layanan publik.
14
20%
57%
29%
80%
47%
71%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Pengetahuan Pengusaha tentang PTSP
Tidak Tahu
35%
53%
92%
65%
47%
8%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Cara Pengusaha Mendapatkan Izin Usaha
Diurus Sendiri Diurus oleh Pihak Ketiga
Suap Dalam Perizinan
1. Implementasi PTSP BelumDapat Merubah PersepsiPengusaha TerhadapBirokratisasi Perizinan.
2. Rentang kewenanganperizinan yang tersebar baikdi Instansi Vertikal MaupunHorizontal seringmengakibatkan pelanggaranprosedur penerbitan izinusaha.
3. Akibatnya, praktik suap masihlazim bahkan pada daerahyang telah memiliki PTSP.
15
80%
53%
58%
20%
47%
42%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Suap Perizinan
Lazim Tidak Lazim
Sektor Usaha Terdampak Korupsi
• Skor 10 berarti perusahaan tidakpernah membayar suap, 0 berartiperusahaan selalu membayar suap.
• Dari 19 (sembilan belas) sektorlapangan usaha, terdapat 8 (delapan) sektor yang paling rawan suap, yaitu– Pekerjaan Umum dan Konstruksi– Jasa– Real estate dan Properti– Minyak dan Gas– Pertambangan Umum– Pembangkitan Energi dan Transmisi– Farmasi dan Alat Kesehatan, dan– Industri Berat
16Sumber: Bribe Payers Index (2011)
5.36.16.16.26.36.46.46.5
6.26.66.66.76.76.86.96.97.07.07.17.1
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Public Works Contracts and…
Utilities
Real Estate, Property, Legal and…
Oil and Gas
Mining
Power Generation and Transmission
Pharmaceutical and Healthcare
Heavy Manufacturing
Average
Fisheries
Arms, Defence and Military
Transportation and Storage
Telecommunications
Consumer Services
Banking and Finance
Forestry
Information Technology
Civilian Aerospace
Agriculture
Light Manufacturing
Tipologi Suap per Sektor Bisnis
17
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
Petty Grand Private
Bisnis Tanpa Suap-Menyuap Menjadi Tren
Bisnis Internasional
• Tren Bisnis Internasionaltelah “meninggalkan” suap sebagai cara untukmendapatkan kontrakdan manfaat bisnis.
• Pebisnis di Indonesia masih menggunakan cara“suap” untuk menangproyek, bukankompetensi bisnis.
18
Dalam setahun terakhir, menurut anda
perusahaan anda gagal mendapatkan kontrak
kerjasama atau manfaat bisnis lainnya karena
kompetitor membayar suap? NO YES
TOTAL 73% 27%
Indonesia 53% 47%
KEPEMILIKAN ASING
Lebih dari 20% dimiliki
asing75% 25%
Tidak Lebih dari 20%
dimiliki asing72% 28%
JENIS PERUSAHAAN
Tercatat di Bursa Saham 79% 21%
Tidak tercatat di Bursa
Saham72% 28%
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
Hanya 1 dari 4 pengusaha menilai kompetitor bisnis memberikan suap untuk memenangkan kontrak bisnis
19
Apakah perusahaan Anda memiliki
tanggung jawab etik untuk memberantas
korupsi? TIDAK YA
TOTAL 21% 79%
Indonesia 20% 80%
KEPEMILIKAN ASING
Lebih dari 20% dimiliki
oleh asing20% 80%
Tidak lebih dari 20%
dimiliki oleh asing21% 79%
JENIS PERUSAHAAN
Tercatat di bursa saham16% 84%
Tidak tercatat di bursa
saham22% 78%
Sumber: (Bribe Payer Survey, 2011)
Bisnis Bersih Mendorong Pemerintah Bersih
• Semakin Pasif PebisnisMembayar Suap, Negara Akan Semakin Bersih.
• Relasi Korupsi PejabatPublik – Suap Pebisnismenandakan bahwa upayapenindakan danpencegahan korupsi harusdilakukan bersamaan baiksisi permintaan maupun sisipenawaran.
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6 7 8 9
Cor
rupt
ion
Per
cept
ions
Inde
x
Bribe Payers Index
Country
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
Masa Depan: Bisnis Tanpa Suap
• Bisnis yang bersihdari praktik suapmemiliki pengelolaansistem integritas yang baik.
21
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
6 7 8 9
Bu
sin
ess I
nte
gri
ty
Bribe Payers Index
Country
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
Rekomendasi
• Penguatan aspek integritas dalam pelayanan
perizinan.
– Peningkatan Integritas Perusahaan (Corporate
Integrity System).
– Peningkatan Integritas Pejabat Publik (Public
Sector Integrity).
• Penguatan Mekanisme Keluhan Masyarakat.
• Penguatan penegakan hukum.
22
Wahyudi M. ToharKoordinator Program Tata Kelola Ekonomi, Transparency International IndonesiaEmail: wahyudi@ti.or.idTerima Kasih
23