KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

Post on 26-Dec-2015

989 views 210 download

Transcript of KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

KONSEP KEPERAWATAN KLIEN KRISIS

Oleh :

Nita Yunianti R

DEFINISI KRISIS

• Krisis merupákan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda, dengan penyebab yang berbeda, dan bisa eksternal/ internal.

• Krisis : konflik / masalah / gangguan internal yang merupakan hasil dan keadaan stressful / adanya ancaman terhadap self.

DEFINISI

• Krisis : ketidakseimbangan psikologis yang merupakan hasil dan peristiwa menegangkan/mengancam integritas diri.

• Krisis : suatu kondisi individu tak mampu mengatasi masalah dengan cara penanganan (koping) yang biasa dipakai.

PERIODE TERJADINYA KRISIS

• Pra krisis ---> Krisis ---> Post krisis

1. Persepsi ancaman/bahaya 2. Sisi disorganisasi 3. Penyelesaian 4. Ketidakseimbangan

PRAKRISIS:

• Individu dapat berfungsi dengan baik dalam memenuhi kebutuhan

KRISIS:

• Individu mengalami ancaman / bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan

• Individu mencoba menangani krisis dengan berbagai cara yang dimiliki atau dengan bantuan orang lain.

POST KRISIS:

• Penyelesaian krisis dapat menghasilkan: 1. Sama dengan sebelum krisis Hasil pemecahan masalah efektif 2. Lebih baik daripada sebelum krisis Individu menemukan sumber dan cara penanganan yang baru 3. Lebih rendah dari sebelum krisis. Ke maladaptif -- terjadi depresi, curiga.

TIPE KRISIS

1. Krisis perkembangan (Maturasi)

2. Krisis situasi

3. Krisis sosial

1. Krisis perkembangan (Maturasi)

• Sigmun Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 5 fase yaitu fase oral, fase anal, fase laten dan fase pubertas.

• Erik Erikson membagi 8 fase : masa bayi, masa kanak-kanak, masa pra sekolah, masa remaja, masa dewasa muda, masa dewasa pertengahan dan masa dewasa lanjut.

• Teori 2 tsb menekankan bahwa : perkembangan merupakan satu rentang yang setiap tahap mempunyai tugas dan masalah yang harus diselesaikan untuk menuju kematangan pribadi individu.

• Keberhasilan menyelesaikan masalah pada fase-fase tersebut akan mempengaruhi individu mengatasi stress yang terjadi dalam hidupnya

• Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi yang dapat mengganggu keseimbangan psikologis.

• Contoh: masa pubertas, perkawinan, menjadi orang tua, menaupause, lansia.

• Krisis maturasi membutuhkan perubahan peran yang memadai, sumber-sumber interpersonal dan penerimaan orang lain terhadap peran baru

2. Krisis situasi

• Terjadi jika keseimbangan psikologis terganggu akibat suatu kejadian yang spesifik.

• Contoh: kehilangan, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akut, kehilangan orang yang dicintai, kegagalan.

Krisis situasi berupa:

a. Dapat diduga Peristiwa kehidupan, spt: mulai sekolah, gagal sekolah, bertambahnya anggota keluarga, perpisahan, perceraian.

b. Tidak dapat diduga

Peristiwa sangat traumatic, tdk pernah diharapkan. Contoh : kematian, PHK, diperkosa, dipenjara

3. Krisis sosial

• Disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta menyebabkan kehilangan ganda dan sejumlah perubahan lingkungan.

• Contoh : tsunami, gunung meletus, kebakaran, banjir, perang.

• Krisis ini tidak dialami oleh semua orang seperti halnya krisis maturasi.

BALANCING FACTOR

• 1. Persepsi terhdap peristiwa/kejadian

• 2. Situasi pendukung/yang mendorong

• 3. Koping

1. Persepsi thd peristiwa

a. Apa arti kejadian pada individu

b. Pengaruh kejadian di masa depan

c. Apakah individu memandang masalah secara realitas.

Persepsi realistis → mendorong individu menerima kenyataan → menghadapi masalah secara positif.

Persepsi tidak realistis → individu sulit untuk menerima kenyataan.

2. Situasi pendukung

• Hubungan intim yang bermakna dengan lingkungan akan memberi dukungan dan sumber pada individu.

3. Koping

• Individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat.

• Jika individu tidak tahu apa yang akan dilakukan → kecemasan meningkat →

problem solving irrasional → KRISIS.

TUJUAN INTERVENSI KRISIS

1. Meredakan impact / krisis

2. Menolong individu mengembangkan perilaku yang efektif u/ menangani krisis

3. Meningkatkan fungsi klien lebih tinggi dari prakrisis (mengembalikan inidividu pada tingkat fungsi sebelum krisis)

Masalah kep yang mungkin: coping individu tidak efektif (individu/keluarga)

Intervensi terapeutik : a.Organisasi dan analisa data

b.Menggali alternatif pemecahan masalah dan cara pemecahan masalah

c. Mendefinisikan support system

d.Menolong individu memperoleh pengertian krisisnya

e.Menolong individu mengembangkan perasaannya

Implementasi krisis

1. Program antisipasi : PENKES tentang pencegahan respon maladaptif secara dini terhadap situasi stress Ditujukan kepada : individu, kelompok, masyarakat

Tujuan : mengajar koping adaptif dalam penyelesaian mslh

2. Program intervensi krisis

a. Manipulasi lingkungan Merubah lingk fisik dan interpersonal → support dan jauhkan stressor Tujuan : menjauhkan sumber stress dan memberi dukungan

b. General support (dukungan umum) Klien merasa perawat selalu ada dan bantu, hangat, menerima, empati, melindungi (terapeutik perawat)

c. Pendekatan umum Memberi asuhan pada kelompok yang mempunyai masalah krisis yang sama

d. Individual approach Tujuan tercapainya penyelesaian masaIah cepat

Tehnik:

1. Mengungkapkan perasaan :

Klien mengungkapkan perasaan dengan bicarakan area emosi yang membebani

2. Klarifikasi Klien didorong untuk menguraikan secara lebih jelas, hubungan beberapa peristiwa dalam kehidupan

Intervensi krisis yang lain1. Terapi keluarga : keluarga sebagai

sistem pendukung

2. Kelompok krisis : perawat dan kelompok membantu klien memecahkan masalah

3. Tim bencana

4. Konseling melalui telepon

5. Klinik krisis

6. Kunjungan rumah

PERAN TERAPIS

1. Segera bina hubungan terapeutik 2. Pengkajian cepat dan akurat 3. Aktif langsung terlibat 4. Eksplorasi problem 5. Konfrontasi dan interpretasi

SEKIAN