Post on 04-Mar-2020
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA
PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK NASIONAL NOMOR: I/ML-LP3K/VII/2019
TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI
KATOLIK NASIONAL NOMOR: III/MLB-LP3KN/VI/2017 TENTANG STATUTA LEMBAGA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK NASIONAL
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA
PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA
GEREJANI KATOLIK NASIONAL TAHUN 2019,
Menimbang : a. Bahwa Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional
mutlak memerlukan tata kelola yang baik;
b. Bahwa demi tata kelola Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik
tersebut dipandang perlu keputusan tentang Statuta
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejani Katolik.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Mengingat : a. Peraturan Menteri Agama Nomor 35 Tahun 2016
Tentang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik;
b. Surat Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat
Katolik Nomor 1446 Tahun 2017 Tentang Sosialisasi
dan Pembentukan Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik
di Jakarta.
Memperhatikan : a. Tujuan Musyawarah Nasional Lembaga Pembinaan
dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
Katolik Nasional Tahun 2019.
b. Hasil Sidang Pleno Musyawarah Nasional Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani Katolik Nasional.
MENETAPKAN
Menetapkan : KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL
PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA
GEREJANI KATOLIK NASIONAL TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH
NASIONAL LUAR BIASA PEMBENTUKAN LEMBAGA
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA
PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK NASIONAL
NOMOR: III/MLB-LP3KN/VI/2017 TENTANG
STATUTA LEMBAGA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA
GEREJANI KATOLIK NASIONAL;
Pertama : Menetapkan Perubahan Keputusan Musyawarah
Nasional Luar Biasa Pembentukan Lembaga
Pembinaan Dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani Katolik Nasional Nomor: III/MLB-
LP3KN/VI/2017 Tentang Statuta Lembaga
Pembinaan Dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani Katolik Nasional;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Kedua : Statuta sebagai ketetapan keputusan Musyawarah
Nasional Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional ini
menjadi pedoman untuk pengelolaan semua
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejani Katolik baik pada tingkat
nasional maupun pada tingkat daerah;
Ketiga : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 Juli 2019
Pukul : 19.00 WIB
PIMPINAN SIDANG
Ketua, Sekretaris,
Adrianus Meliala Toni H.F. Pardosi
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
LAMPIRAN KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA
PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK NASIONAL NOMOR: I/ML-LP3K/VII/2019
TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI
KATOLIK NASIONAL NOMOR: III/MLB-LP3KN/VI/2017 TENTANG STATUTA LEMBAGA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI KATOLIK NASIONAL
PEMBUKAAN
Bahwa Gereja Katolik merupakan Lembaga Agama yang diakui secara
resmi oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dari aslinya memiliki
kebebasan dalam mengembangkan kehidupan keagamaan masyarakat
Katolik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, dan sejalan dengan itu diberi kesempatan untuk
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan aktivitas kehidupan
beragama melalui Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan
Suara Gerejani Katolik Nasional.
Aktivitas kehidupan beragama itu sangat kaya dan menjadi bagian dari
interaksi sosial kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia demi memupuk kebersamaan dan kerukunan hidup beragama
dalam kemajemukan bangsa. Aktivitas itu terdiri dari tradisi, kebiasaan dan
ekspresi kehidupan beragama Katolik, antara lain musik dan nyanyian
liturgi yang dalam lingkungan Gereja Katolik telah berkembang berabad-
abad, berakar dari budaya bangsa-bangsa yang dirumuskan dalam bentuk
sajak, mazmur, nyanyian rohani, dan kidung pujian1. Perkembangan musik
dan nyanyian Liturgi mencapai puncaknya ketika didukung Paus dan para
Uskup serta komponis-komponis besar dalam sejarah, dan diakui mewarnai
perkembangan seni musik universal.
1 Lih. I Raj. 4:32; Kel. 15:2; I Taw. 16:9; Yes,12:5; Mzm. 7:18; 47:7; 95:2; 98:4; bdk. Kis,
16:25; Kol. 3:16; Mat. 11:17; Mrk. 14:26;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Tradisi musik dan nyanyian liturgi dimaksud merupakan kekayaan
Gereja Katolik Universal yang tinggi nilainya, terutama karena nyanyian-
nyanyian kudus dapat mengungkapkan doa dan pujian secara lebih
semarak, memupuk kesatuan umat, dan memperkaya upacara kudus
dengan kemeriahan yang lebih agung, sehingga merupakan bagian mutlak
dan integral dari perayaan Liturgi Suci.
Gereja Katolik mengakui, memelihara dan berusaha mengembangkan
semua bentuk kesenian sejati dan memasukkannya ke dalam Ibadat
Ilahi2 dan mengajak para seniman agar hendaknya diresapi semangat
Kristiani dan merasa diri terpanggil untuk mengolah musik suci dan
menambah perbendaharaannya, serta lagu-lagu yang benar-benar
menampilkan ciri musik suci untuk dinyanyikan oleh paduan suara dalam
perayaan-perayaan Liturgi3.
Pelestarian dan pengembangan musik dan nyanyian liturgi perlu
diarahkan bagi pembinaan iman umat untuk menjadikan kehidupan
bersama sungguh-sungguh sebagai perwujudan Liturgi yang hidup dalam
kesemarakannya didasari penghayatan nilai-nilai Kristiani dan panggilan
kerasulan secara luas, agar Warta Ilahi tentang keselamatan dan cinta
kasih dikenal dan diterima serta semakin menjangkau semua orang dari
segala zaman di seluruh dunia dengan cara yang menggembirakan4.
Musik dan nyanyian liturgi Gereja perlu dilestarikan dan
dikembangkan pula dalam semangat inkulturatif sesuai kekayaan
khasanah budaya lokal dengan melibatkan dan memberdayakan secara
luas dan terorganisir segenap potensi umat dalam keberagamaannya,
sehingga menjadikannya sebagai perwujudan iman secara lebih nyata.
Sejalan dengan pengembangan liturgi perlu ditingkatkan pula
kecintaan kepada Kitab Suci seperti ditunjukkan oleh tradisi luhur ritus
Timur maupun Barat, sebab dari Kitab Suci-lah dikutip bacaan-bacaan
serta mazmur-mazmur yang dinyanyikan dan karena ilham dan jiwa Kitab
Suci-lah dilambungkan permohanan, doa-doa dan madah-madah
Liturgi5.
Harapan untuk mengembangkan musik dan nyanyian liturgi yang
didukung dengan kecintaan kepada Kitab Suci, perlu diwujudkan
melalui program PESPARANI dan kegiatan utama lainnya yang
2 Lih. Konsitusi tentang Liturgi Suci, Artikel 112-114. 3 Lih. Konstitusi tentang Liturgi Suci, Artikel 116, 118, 119, 121. 4 Bdk. Dekrit tentang Kerasulan Suci, Artikel 2-3; KHK. 204, 208-214, 228. 5 Lih. Konstitusi Tentang Liturgi Suci, Artikel 24.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
tanggungjawab pengelolaannya diemban oleh Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN), sebagai wadah yang
melembaga dan berasal dari masyarakat Katolik dalam kerjasama dengan
Pemerintah (dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia),
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Keuskupan- Keuskupan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kehadiran lembaga ini
dipandang perlu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat
Gereja Katolik Indonesia.
BAB I
NAMA, ASAS, PRINSIP, DAN SIFAT
Pasal 1
Nama
Nama lembaga ini adalah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik disingkat LP3K.
Pasal 2
Asas
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Prinsip
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik berpegang pada:
a. Prinsip Misioner yaitu prinsip yang menekankan tentang pewartaan,
karya kerasulan, dan tugas perutusan serta pelayanan iman demi
pengembangan kehidupan beragama masyarakat Katolik;
b. Prinsip Partisipatif yaitu prinsip yang menekankan keterlibatan, peran
aktif dan kerja sama yang baik di antara seluruh komponen umat
maupun dengan pimpinan Gereja Katolik, Pemerintah serta masyarakat;
c. Prinsip Inkulturatif yaitu prinsip yang menekankan pengembangan
khasanah kekayaan seni budaya daerah dalam Liturgi Gereja Katolik;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
d. Prinsip Pemberdayaan yaitu prinsip yang menekankan penggalian dan
penguatan potensi diri umat untuk terlibat secara proaktif dalam
kehidupan menggereja dan bermasyarakat;
e. Prinsip Subsidiaritas yaitu prinsip yang menekankan penghargaan tiap
subyek sesuai tingkatan dan potensi masing-masing dalam mengelola
secara mandiri berbagai aktivitas, demi menjamin pengembangan
tatanan kehidupan bersama secara sehat dan wajar;
f. Prinsip Solidaritas yaitu saling bahu membahu didasari pada rasa empati
dan kebersamaan;
g. Prinsip Efisiensi yaitu prinsip yang menekankan pemanfaatan biaya,
waktu dan tenaga yang seminimum mungkin tetapi yang memberi hasil
atau output semaksimal mungkin;
h. Prinsip Efektivitas yaitu prinsip yang menekankan pencapaian tujuan
yang ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang
maupun sasaran jangka pendek sesuai visi, misi, kebijakan dan program
yang ditetapkan;
i. Prinsip Demokratis yaitu prinsip yang menekankan penghargaan
terhadap hak dan keterlibatan segenap perwakilan, elemen atau individu
untuk bersuara dan terlibat dalam pengambilan keputusan sejak tahap
perumusan, implementasi hingga evaluasi;
j. Prinsip Transparansi yaitu prinsip yang menekankan adanya
keterbukaan informasi dalam penentuan kebijakan, pengelolaan
kegiatan, khususnya keuangan, serta terbukanya peluang adanya audit
oleh lembaga yang independen; dan
k. Prinsip Akuntabilitas yaitu prinsip yang menekankan bahwa segala
kebijakan dan aktivitas harus dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional kepada segenap pemangku kepentingan (stake holders) terkait
maupun kepada publik.
Pasal 4
Sifat
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik bersifat kegerejaan.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
BAB II
VISI, MISI, MAKSUD, DAN TUJUAN
Pasal 5
Visi
Terwujudnya Aktivitas Menggereja, Seni Budaya Gerejani yang hidup dalam
Kehidupan Menggereja, Bermasyarakat dan Bernegara.
Pasal 6
Misi
(1) Menggali, mengembangkan, dan melestarikan kekayaan seni budaya
gerejani beserta kandungan nilai-nilai spiritualitasnya dalam perpaduan
dengan kekayaan seni budaya lokal, sebagai bagian dari kekayaan iman
yang perlu terus diwarisi dan dikembangkan Gereja;
(2) Menggiatkan partisipasi umat dalam menyemarakkan seni budaya dan
Liturgi Gereja yang bertumpu pada warisan tradisi budaya gerejani dan
Musik Liturgi dan pengembangan Liturgi yang bersifat inkulturatif;
(3) Menggiatkan kecintaan umat terhadap Kitab Suci dan Tradisi Gereja
dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengamalan terhadap
ajaran resmi sebagai penuntun hidup;
(4) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat dalam kehidupan
menggereja dan bermasyarakat dengan kesadaran baru akan pentingnya
mewujudkan kehidupan bersama yang sungguh-sungguh sebagai bentuk
liturgi yang hidup bagi kemuliaan Allah dan sebagai pemenuhan
tanggung jawab kerasulan Gereja dalam kehidupan bermasyarakat.
Pasal 7
Maksud
(1) Menyelenggarakan PESPARANI Katolik sebagai wujud kerja sama antara
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan Gereja, dalam hal ini KWI dan
Keuskupan-Keuskupan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam rangka pembinaan iman masyarakat Katolik;
(2) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi
umat dalam rangka penguatan kehidupan menggereja dan perwujudan
panggilan kerasulan dalam kehidupan bermasyarakat dan menegara;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
(3) Menggali kekayaan seni budaya lokal bagi pengembangan seni budaya
dan liturgi yang inkulturatif Gereja Katolik Indonesia.
Pasal 8
Tujuan
(1) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni budaya daerah pada
khususnya dan seni budaya bangsa Indonesia pada umumnya sebagai
unsur inkulturasi dalam liturgi Gereja Katolik maupun sebagai sarana
pengembangan dan pelestarian seni budaya lokal maupun nasional;
(2) Memupuk kecintaan terhadap Kitab Suci di kalangan umat, khususnya
kaum muda, dalam memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam Liturgi
dan panggilan hidup sebagai umat beriman dalam kehidupan menggereja
dan bermasyarakat;
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi masyarakat
Katolik dalam mengungkapkan, mewartakan, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai iman dan keagamaan serta seni dan budaya
yang dimiliki, dialami, diketahui dan dihayati untuk menyemarakkan
upacara-upacara liturgi dengan menggiatkan para penyanyi, penari serta
pewarta, baik secara perorangan maupun kelompok;
(4) Meningkatkan kualitas komunitas Gerejani, terutama dalam hal
persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan, kerja sama,
solidaritas dan semangat pengorbanan dari masyarakat Katolik, agar
dapat mewujudkan diri dan perannya dengan baik dalam kehidupan
menggereja dan bermasyarakat;
(5) Meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya liturgi Gereja Katolik
Universal sebagai bagian dari kebanggaan iman dan warisan luhur yang
perlu dilestarikan dalam menyemarakkan kehidupan menggereja dan
mendukung pengembangan nilai-nilai peradaban dalam hidup
bermasyarakat.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 9
Kedudukan
(1) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik berkedudukan di Ibu Kota Negara;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
(2) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik tidak mensubordinasi Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota melainkan dalam hubungan
koordinatif.
Pasal 10
Tugas dan Fungsi
(1) LP3KN mempunyai tugas menyelenggarakan PESPARANI Nasional dan
membina LP3K Daerah;
(2) LP3KN menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan visi, misi dan ketentuan pelaksanaan pengembangan
serta peningkatan kualitas musik Gerejani dan paduan suara
Gerejani;
b. Pelayanan dan bimbingan kepada LP3K Daerah di bidang musik
gerejani, lomba cipta lagu Gerejani, kursus/penataran, pembinaan
musisi liturgis, dirigen dan paduan suara Gerejani;
c. Penerapan musik dan lagu-lagu gerejani sebagai sarana untuk
memuji Tuhan dan memupuk rasa persaudaraan sebagai ungkapan
kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
d. Pengkoordinasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan program;
e. Pelaksanaan hubungan dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
lembaga Gereja dan instansi lainnya;
f. Penyelenggaraan administrasi dan informasi;
g. Mengkoordinasikan segenap kegiatan kelembagaan dengan
berpedoman pada Statuta, Keputusan Musyawarah Nasional dan
Rapat Pimpinan LP3K dan Rapat Kerja LP3KN;
h. Mengoordinasikan penyelenggarakan PESPARANI Katolik Nasional
dengan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, KWI, Keuskupan-keuskupan dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan;
i. Menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan dalam mendukung
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi umat di bidang seni
budaya gerejani dan peningkatan pemahaman mengenai Kitab Suci;
j. Mendorong upaya pengembangan kekayaan seni budaya dalam
rangka memperkaya khasanah seni budaya gerejani;
k. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik dalam
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
rangka mengevaluasi dan memantapkan pelaksanaan kegiatan
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik; dan
l. Menjalin komunikasi dan kerja sama yang sinergis dengan berbagai
lembaga terkait dalam rangka pelaksanaan segenap kegiatan LP3KN.
BAB IV
KEORGANISASIAN
Pasal 11
Pembentukan
(1) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Nasional dibentuk oleh masyarakat Katolik
(Otoritas Gereja Katolik) dan disahkan oleh Menteri Agama;
(2) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Provinsi dibentuk oleh oleh masyarakat
Katolik (Otoritas Gereja Katolik setempat) dan disahkan oleh
Gubernur;
(3) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani
(PESPARANI) Katolik Daerah Kabupaten/Kota dibentuk oleh
masyarakat Katolik (Otoritas Gereja Katolik setempat) dan disahkan
Bupati/Walikota.
Pasal 12
Struktur
(1) Struktur Kelembagaan LP3KN didasarkan pada Peraturan Menteri Agama
Nomor 35 Tahun 2016 terdiri dari:
a. Pengarah;
b. Penasihat;
c. Ketua Umum;
d. Ketua I;
e. Ketua II;
f. Ketua III;
g. Sekretaris Umum;
h. Sekretaris I;
i. Sekretaris II;
j. Sekretaris III;
k. Bendahara Umum;
l. Bendahara I;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
m. Bendahara II;
n. Bendahara III;
o. Bidang-bidang terdiri dari:
1) Bidang Penyelenggara;
2) Bidang Hubungan Masyarakat;
3) Bidang Lomba Cipta Lagu-Lagu Gerejani;
4) Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan lagu Gerejani;
5) Bidang Penelitian dan Pengembangan;
6) Bidang Pendanaan; dan
7) Bidang Verifikasi dan Pengawasan.
(2) Pengarah terdiri dari Menteri Agama RI, Ketua KWI, tokoh masyarakat
Katolik tertentu yang dipandang dapat memberikan arahan terhadap
organisasi LP3KN dan seluruh pengurus LP3KN demi tercapainya visi,
misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KN. Pengarah mempunyai tugas
memberikan arahan terhadap organisasi LP3KN dan seluruh pengurus
LP3K demi tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi LP3KN;
(3) Penasihat terdiri dari tokoh umat Katolik dan atau tokoh lintas agama
yang dipandang dapat memberi nasihat/pertimbangan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Penasihat mempunyai tugas memberi
petunjuk dan nasihat bagi pengurus untuk pencapaian tujuan dan
kinerja organisasi, baik diminta atau tidak diminta;
(4) Ketua Umum yaitu warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban kerja sama antara
Pemerintah dan Gereja serta berbagai pihak lain dan mampu mengemban
tanggung jawab kepemimpinan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
LP3K. Ketua Umum mempunyai tugas memimpin organisasi LP3KN,
mengusulkan pembentukan kepanitiaan, dan menggerakkan semua
potensi organisasi dan lembaga keagamaan Katolik serta masyarakat
Katolik untuk terselenggaranya PESPARANI Katolik;
(5) Ketua I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai
penugasan dan bidang koordinasi masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua I mempunyai tugas membantu
Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Penyelenggara, Bidang Hubungan Masyarakat dan menjalin hubungan
kerja sama dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan
tugasnya;
(6) Ketua II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai
penugasan dan bidang koordinasi masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua II mempunyai tugas membantu
Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Lomba Cipta Lagu-Lagu Gerejani, Bidang Penelitian dan Pengembangan,
Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani, dan
menjalin hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga terkait dengan
pelaksanaan tugasnya;
(7) Ketua III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Ketua Umum sesuai
penugasan dan bidang koordinasi masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua III mempunyai tugas membantu
Ketua Umum dalam hal mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang
Pendanaan, Bidang Verifikasi dan Pengawasan dan menjalin hubungan
kerja sama dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan
tugasnya;
(8) Sekretaris Umum adalah warga Gereja Katolik, berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung
jawab konseptual/administratif dalam rangka mewujudkan visi dan misi
LP3KN. Sekretaris Umum mempunyai tugas membantu Ketua Umum
dalam melaksanakan tugas, memimpin sekretariat LP3KN,
mengoordinasikan bidang-bidang ketatausahaan, melaksanakan
pengawasan di bidang administrasi, dan menjalin hubungan kerja sama
dengan instansi/lembaga terkait dengan pelaksanaan tugasnya.
(9) Sekretaris I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai
pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris I mempunyai tugas
membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas, melaksanakan
ketatausahaan (surat-menyurat) dan kearsipan, mempersiapkan rapat
serta notulen/resume rapat, menyelenggarakan tugas kesekretariatan,
mendukung fasilitas/administratif Bidang Penyelenggara, dan
mendukung fasilitas/administratif Kehumasan;
(10) Sekretaris II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai
pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris II mempunyai tugas
membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas, mendukung
fasilitas/administratif mendukung fasilitas/administratif Bidang Lomba,
Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani, dan
Bidang Penelitian dan Pengembangan;
(11) Sekretaris III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Sekretaris Umum sesuai
pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Sekretaris III mempunyai tugas
membantu Sekretaris Umum dalam melaksanakan tugas, mendukung
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
fasilitas/administratif Bidang Pendanaan, dan mendukung
fasilitas/administratif Bidang Verifikasi dan Pengawasan;
(12) Bendahara Umum adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik
serta dinilai mampu dan terpercaya dalam mengelola keuangan secara
bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN.
Bendahara Umum mempunyai tugas bertanggung jawab atas penerimaan
dan pengeluaran dana, melakukan pembayaran atas pengeluaran dana,
dan menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran dana.
(13) Bendahara I adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Bendahara Umum
sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Bendahara I mempunyai tugas
membantu bendahara umum dalam hal melakukan pencatatan dan
pembukuan seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan
dengan operasional organisasi LP3KN, dan melakukan pencatatan dan
pembukuan seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan
dengan kegiatan Ketua I;
(14) Bendahara II adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Bendahara Umum
sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Bendahara II mempunyai tugas
membantu Bendahara Umum dalam melaksanakan tugas, dan
melakukan pencatatan dan pembukuan penerimaan dan pengeluaran
dana yang berkaitan aktivitas Ketua II;
(15) Bendahara III adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta
dinilai mampu dan terpercaya dalam membantu Bendahara Umum
sesuai pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Bendahara III mempunyai
tugas membantu Bendahara Umum dalam melaksanakan tugas, dan
melakukan pencatatan dan pembukuan penerimaan dan pengeluaran
dana yang berkaitan aktivitas Ketua III;
(16) Ketua Bidang Penyelenggara adalah warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Penyelenggara
mempunyai tugas:
a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan PESPARANI Katolik;
b. menyelenggarakan festival PESPARANI Katolik;
c. bekerja sama dengan panitia penyelenggara PESPARANI Katolik;
d. menyusun program kerja penyelenggara;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
e. merencanakan jenis dan bentuk kegiatan PESPARANI Katolik baik
persiapan maupun penyelenggaraan;
f. mempersiapkan dan melaksanakan Musyawarah Nasional;
g. menghadiri dan memantau pelaksanaan Musyawarah Daerah;
h. mempersiapkan dan melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional;
i. mempersiapkan dan melaksanakan seminar dan lokakarya
PESPARANI Katolik; dan
j. mempersiapkan dan melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional.
(17) Ketua Bidang Lomba Cipta Lagu-lagu Gerejani adalah warga Gereja
Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam
rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Lomba Cipta
Lagu-lagu Gerejani mempunyai tugas:
a. memotivasi umat dan komponis Katolik untuk menciptakan lagu-lagu
liturgi gerejani untuk berbagai jenis nuansa musik gerajani (klasik,
lokal/daerah dan lain-lain);
b. menentukan dan menetapkan dewan juri;
c. melaksanakan sertifikasi/kriteria juri dalam kerja sama dengan
lembaga musik gerejani;
d. melayani permintaan LP3K Daerah yang membutuhkan pembinaan
dan juri pada PESPARANI Katolik Daerah;
e. mendokumentasikan lagu-lagu gerejani sesuai dengan kaidah-kaidah
liturgi Gereja Katolik untuk berbagai keperluan Gereja;
f. menentukan dan menetapkan lagu wajib dan lagu pilihan setiap
penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
g. mengembangkan kerja sama dengan paduan-paduan suara Gereja,
dirigen, musisi dan komponis Katolik; dan
h. menetapkan dewan penilai sayembara/lomba cipta lagu-lagu gerejani.
(18) Ketua Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani
adalah warga Gereja Katolik yang berkepribadian baik serta dinilai
mampu dan terpercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab
sesuai bidangnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua
Bidang Pendidikan/Kursus/Pelatihan Musik dan Lagu Gerejani
mempunyai tugas:
a. mempersiapkan dan melaksanakan pendidikan/kursus/pelatihan
musik dan lagu Gerejani dalam kerja sama dengan lembaga musik
Gerejani;
b. membantu pembinaan paduan suara dan pemazmur gereja;
c. menata jadwal dan penyelenggaraan pembinaan paduan suara,
musisi dan dirigen; dan
d. menyediakan literatur musik dan sarana yang dibutuhkan.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
(19) Ketua Bidang Pendanaan adalah warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Pendanaan mempunyai
tugas:
a. bertanggung jawab atas tersedianya dana dalam rangka pelaksanaan
program LP3KN, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
b. menyusun langkah strategis pencarian dana;
c. mengusulkan pembentukan satuan tugas atau tim pengumpul dana;
dan
d. menggerakkan berbagai pihak yang dapat diharapkan dalam
mendukung pendanaan LP3KN.
(20) Ketua Bidang Verifikasi dan Pengawasan adalah warga Gereja Katolik
yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Verifikasi dan
Pengawasan mempunyai tugas:
a. memberikan petunjuk tentang tata cara pencatatan dan pembukuan
keuangan LP3KN;
b. mengadakan pemeriksaan dan audit dana yang masuk dan keluar
dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
c. menyusun laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan keuangan.
(21) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah warga Gereja Katolik
yang berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas:
a. menyusun proposal penelitian dalam rangka pengembangan
PESPARANI Katolik;
b. mengusulkan instansi Pemerintah/swasta dan perorangan untuk
menerima penghargaan atas partisipasinya bagi kemajuan
PESPARANI Katolik;
c. menyusun instrumen, metodologi dan bahan-bahan penelitian;
d. melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan PESPARANI Katolik; dan
e. mendokumentasikan dan mensosialisasikan/mempublikasikan hasil
penelitian.
(22) Ketua Bidang Hubungan Masyarakat adalah warga Gereja Katolik yang
berkepribadian baik serta dinilai mampu dan terpercaya dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi LP3KN. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat
mempunyai tugas:
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
a. menyelenggarakan dan membina hubungan kerja sama dengan
lembaga-lembaga pemerintah dan swasta;
b. mempersiapkan bahan-bahan press-release, expose, brosur, booklet,
leaflet dalam rangka sosialisasi LP3KN;
c. mempersiapkan publikasi melalui media cetak dan elektronik;
d. menggalang pengerahan massa dalam setiap kegiatan LP3KN;
e. menggalang kerja sama dan partisipasi Gereja dan masyarakat
Katolik untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan LP3KN; dan
f. melakukan advokasi terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
LP3KN dengan pihak Pemerintah dan swasta.
(23) Struktur Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara
Gerejani Katolik pada tingkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
menyesuaikan pada struktur LP3KN sesuai dengan tingkatannya.
Pasal 13
Kepengurusan
(1) Kepengurusan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan
Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Nasional disusun oleh Konferensi
Waligereja Indonesia dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Katolik untuk ditetapkan oleh Menteri Agama dalam masa bakti lima (5)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya
dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan
berturut-turut pada jabatan yang sama;
(2) Kepengurusan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan
Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Provinsi disusun oleh Keuskupan
setempat dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk
ditetapkan oleh Gubernur dalam masa bakti lima (5) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut pada
jabatan yang sama;
(3) Kepengurusan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan
Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Kabupaten/Kota disusun oleh
otoritas pimpinan Gereja setempat untuk ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dalam masa bakti lima (5) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh
lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut pada jabatan yang
sama;
(4) Apabila dalam periode kepengurusan ada pengurus yang mengundurkan
diri, meninggal dunia atau berhalangan tetap, dapat diangkat pengganti
antarwaktu.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
BAB V
MUSYAWARAH NASIONAL DAN RAPAT
Pasal 14
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional adalah forum tertinggi organisasi yang memiliki
tugas dan wewenang untuk:
a. Menetapkan/mengubah Statuta LP3K;
b. Mengevaluasi penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
c. Menetapkan Rencana Kerja LP3K;
d. Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan PESPARANI Katolik;
e. Mengusulkan tempat dan waktu penyelenggaraan PESPARANI
Katolik; dan
f. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.
(2) Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh LP3KN dengan membentuk
kepanitiaan, secepat-cepatnya 6 (enam) bulan atau selambat-lambatnya
1 tahun setelah PESPARANI Katolik Nasional dilaksanakan;
(3) Musyawarah Nasional dihadiri oleh:
a. Peserta:
1) Utusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
2) Utusan KWI;
3) Utusan LP3KD Provinsi;
4) Utusan Keuskupan;
5) Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat Katolik;
6) Utusan Pengurus LP3KN;
b. Peninjau (terdiri dari Penasihat dan mereka yang diundang).
(4) Pimpinan Musyawarah Nasional adalah Ketua Umum LP3KN;
(5) Hasil Musyawarah Nasional dirumuskan menjadi ketetapan Musyawarah
Nasional yang bersifat mengikat dan berlaku tetap sampai dengan adanya
perubahan terhadap ketetapan tersebut pada Musyawarah Nasional
berikutnya;
(6) Peserta Musyawarah Nasional memiliki hak bicara dan hak suara dengan
ketentuan satu utusan satu suara, sedangkan Peninjau hanya memiliki
hak bicara.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
PASAL 15
MUSYAWARAH DAERAH
(1) Musyawarah Daerah adalah forum tertinggi organisasi tingkat Provinsi
yang memiliki tugas dan wewenang untuk:
a. Mengevaluasi penyelenggaraan PESPARANI Katolik Tingkat Daerah;
b. Menetapkan Rencana Kerja LP3KD Provinsi dan Kabupaten/Kota di
wilayahnya;
c. Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan PESPARANI Katolik Daerah;
d. Mengusulkan tempat dan waktu penyelenggaraan PESPARANI Katolik
Tingkat Daerah; dan
e. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.
(2) Musyawarah Daerah dilaksanakan oleh LP3KD Provinsi dengan
membentuk kepanitianan, secepat-cepatnya 6 (enam) bulan atau
selambat-lambatnya 1 tahun setelah PESPARANI Katolik Daerah
dilaksanakan;
(3) Musyawarah Daerah dihadiri oleh:
a. Peserta:
1. Utusan LP3KD Provinsi;
2. Utusan LP3KD Kabupaten/Kota;
3. Utusan Keuskupan setempat;
4. Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat Katolik;
5. Utusan Pengurus LP3KN;
b. Peninjau (terdiri dari Penasihat LP3KD Provinsi dan mereka yang
diundang).
(4) Pimpinan Musyawarah Daerah adalah Ketua Umum LP3KD Provinsi;
(5) Hasil Musyawarah Daerah dirumuskan menjadi ketetapan Musyawarah
Daerah yang bersifat mengikat dan berlaku tetap sampai dengan
Musyawarah Daerah berikutnya;
(6) Peserta Musyawarah Daerah memiliki hak bicara dan hak suara dengan
ketentuan satu utusan satu suara, sedangkan Peninjau hanya memiliki
hak bicara.
PASAL 16
Kuorum
(1) Sidang-sidang dalam Musyawarah Nasional dan Musyawarah Daerah
dinyatakan kuorum dan dapat mengambil keputusan jika dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah utusan;
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tidak
terpenuhi maka sidang ditunda paling banyak dua kali dengan selang
waktu 30 menit;
(3) Apabila setelah dua kali penundaan kuorum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini tidak terpenuhi, maka sidang dapat
dilanjutkan dengan persetujuan 2/3 peserta musyawarah yang hadir
dan keputusan yang diambil dianggap sah.
Pasal 17
Tata Cara Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan membutuhkan kuorum sebagaimana
dimaksud pada pasal 16;
2. Pengambilan Keputusan dalam musyawarah diusahakan secara
mufakat atas dasar nilai-nilai kekatolikan;
3. Untuk hal-hal yang dipandang krusial, pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan pemungutan suara dan keputusan yang diambil
dinyatakan sah jika disetujui oleh 50+1 jumlah utusan yang hadir
memenuhi kuorum;
4. Pengambilan keputusan dapat pula dilakukan dengan pemungutan
suara (voting) berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 18
Rapat Pimpinan Nasional
(1) Rapat pimpinan nasional dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali
selama periode kepengurusan LP3K selambat-lambatnya 3 tahun setelah
pengurus LP3K dilantik;
(2) Rapat pimpinan nasional dipimpin oleh Ketua Umum LP3KN;
(3) Rapat pimpinan Nasional dihadiri oleh:
a. Peserta terdiri dari:
1) Utusan pengurus LP3KN
2) Ketua Umum dan Sekretaris Umum LP3KD Provinsi
Dalam hal Ketua Umum dan Sekretaris Umum berhalangan, maka
Ketua Umum dapat menunjuk salah satu Ketua dan/atau salah satu
Sekretaris sebagai delegasi;
3) Utusan KWI;
4) Utusan Direktorat Jenderal Bimas Katolik
b. Peninjau, yaitu: mereka yang diundang oleh LP3KN jika dipandang
perlu.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Pasal 19
Rapat Pengurus
(1) Rapat Pengurus adalah forum pengambil keputusan LP3K dibawah
Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan sesuai tingkatannya;
(2) Rapat Pengurus bertugas dan berwenang untuk:
a. Menetapkan berbagai kebijakan berkaitan dengan penyelenggaraan
tugas dan wewenang pengurus;
b. Mengoordinasikan dan mengevaluasi secara berkala pelaksanaan
program kerja LP3K;
c. Mengevaluasi kinerja pengurus sesuai prinsip demokratis,
transparansi dan akuntabilitas; dan
d. Menetapkan keputusan lain sesuai kedudukannya.
(3) Rapat Pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali;
(4) Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum atau salah satu dari Ketua
yang ditunjuk oleh Ketua Umum didampingi Sekretaris Umum dan
Sekretaris I s.d. III.
BAB VI
KEUANGAN DAN ASET/KEKAYAAN
Pasal 20
Keuangan
(1) Biaya kegiatan LP3KN dapat bersumber dari APBN dan/atau usaha
lainnya dan/atau sumbangan lainnya yang tidak mengikat;
(2) Biaya kegiatan LP3KD dapat bersumber dari APBD dan/atau usaha
lainnya dan/atau sumbangan lainnya yang tidak mengikat;
(3) Pembiayaan dan seluruh aktivitas keuangan dilaporkan sesuai dengan
sistem pelaporan standar keuangan kepada semua pihak sumber
pendanaan pada tahun anggaran bersangkutan;
(4) Laporan akhir keuangan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik (LP3K) sesuai dengan masa
bakti kepengurusan;
(5) Minimal 2 (dua) bulan sesudah laporan akhir, pengurus wajib
memberikan pertanggungjawaban perbendaharaan kepada anggota
melalui rapat pengurus.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
Pasal 21
(1) Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dilakukan sesuai prinsip
efisiensi, efektivitas, demokratis, transparansi dan akuntabilitas;
(2) Standar pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan diatur lebih
lanjut dalam ketentuan khusus yang disahkan dalam Musyawarah
dengan memperhatikan ketentuan yang disyaratkan pihak pemberi dana.
Pasal 22
Aset/Kekayaan
(1) Segala aset/kekayaan yang diperoleh didapatkan oleh dan dari pihak
manapun atas nama dan dalam rangka kegiatan LP3K merupakan milik
dan berada dalam kuasa penuh LP3K di bawah pengawasan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
(2) Aset/kekayaan dimaksud pada Pasal 22 ayat (1) dikelola dalam tanggung
jawab LP3K, dan dapat dialihkan kepemilikannya hanya atas persetujuan
tertulis Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
(3) Standar pengelolaan dan pertanggungjawaban aset/kekayaan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan khusus yang disahkan dalam rapat kerja
dengan memperhatikan peraturan pengelolaan lembaga keagamaan;
(4) Khusus untuk semua aset/kekayaan dalam bentuk hasil karya cipta seni
di bidang liturgi, yang diperoleh dan didapatkan dari pihak manapun
untuk kepentingan dan atas nama LP3K sepenuhnya merupakan milik
dan berada dalam pengelolaan dan kuasa penuh otoritas Gereja Katolik.
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 23
(1) LP3K wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja
kelembagaan dan pelaksaaan program kerja secara rutin/berkala dalam
rangka pengendalian kegiatan dan pertanggungjawaban kelembagaan
secara menyeluruh;
(2) Standar pelaksanaan monitoring dan evaluasi diatur lebih lanjut dalam
ketentuan khusus yang disahkan dalam rapat kerja.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
BAB VIII
PENYELENGGARAAN PESPARANI KATOLIK
Pasal 24
Pengertian
(1) Pesta Paduan Suara Gerejani yang selanjutnya disingkat PESPARANI
adalah suatu aktivitas seni budaya masyarakat Katolik dalam bentuk
pagelaran dan lomba Musik Liturgi dan nyanyian dengan tujuan
mengembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi gerejani;
(2) PESPARANI adalah salah satu bentuk kegiatan kerohanian untuk
pengembangan iman yang sekaligus memperhatikan, menghargai dan
mendorong pengembangan seni budaya bernafaskan keagamaan,
sebagaimana dalam Gereja Katolik;
(3) PESPARANI merupakan Pesta Iman dalam bentuk ibadah syukur dan
puji-pujian kepada Allah;
(4) PESPARANI bukanlah ajang kompetisi dimana para peserta saling
menjatuhkan, melainkan terutama mengandung unsur perbandingan
mutu menyanyi lagu-lagu, menyanyi mazmur, membaca Kitab Suci,
penguasaan dan pewartaan isi Kitab Suci serta tradisi dan ajaran Iman
Katolik.
Pasal 25
Maksud
(1) Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran beragama, kehidupan
iman dan takwa umat Katolik kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan Iman Katolik serta Pancasila dan UUD 1945 demi suksesnya
pembangunan Gereja dan bangsa Indonesia;
(2) Sebagai sarana pembinaan dan peningkatan kesatuan dan persatuan
serta kerja sama interen umat Katolik dan antarumat Katolik dan
masyarakat;
(3) Sebagai sarana ibadah bersama, baik dalam arti menyanyikan lagu rohani
dan mazmur maupun membacakan Kitab Suci, membawakan khotbah,
serta menampilkan tari-tarian yang liturgis.
Pasal 26
Tujuan
(1) Memuliakan Tuhan dengan menyanyikan mazmur dan madah pujian.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
(2) Menggali dan mendayagunakan kekayaan seni dan budaya daerah
sebagai unsur inkulturasi dalam Musik Liturgi;
(3) Menggerakkan, menguatkan dan meningkatkan potensi umat di seluruh
wilayah dalam menyemarakkan upacara liturgi;
(4) Meningkatkan persaudaraan, keharmonisan, persatuan dan kesatuan,
kerja sama, solidaritas dan semangat pengorbanan dari umat Katolik;
(5) Meningkatkan pengalaman, pengetahuan dan penghayatan iman Katolik
dan takwa kepada Tuhan;
(6) Memperkuat upaya katekese umat;
(7) Melestarikan dan mengembangkan Musik Liturgi Gereja Katolik Universal.
Pasal 27
Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
1). Waktu dan tempat penyelenggaraan Pesparani Nasional ditentukan oleh
musyawarah nasional dan ditetapkan oleh Menteri Agama setelah
dikonsultasikan dan mendapat persetujuan oleh otoritas gereja Katolik;
2). PESPARANI Nasional diselenggarakan secara berkala setiap tiga tahun.
Pasal 28
Kepanitiaan
(1) Panitia Pelaksana PESPARANI Katolik Nasional dibentuk oleh LP3KN dan
disahkan oleh Menteri Agama;
(2) Pengajuan pengesahan kepanitiaan dilakukan selambat-lambatnya 18
(delapan belas) bulan sebelum penyelenggaraan PESPARANI Katolik
Nasional;
(3) Panitia melaksanakan PESPARANI Katolik Nasional sesuai dengan
pedoman pelaksanaan PESPARANI Katolik;
(4) Panitia wajib mempertanggungjawabkan hasil penyelenggaraan
PESPARANI Katolik Nasional paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah
pelaksanaan.
Sekretaris Umum LP3Kn Ketua Panitia Munas Sekretaris I LP3KN
BAB IX
PENUTUP
Pasal 29
(1) Hal-hal yang sudah ditetapkan dan tidak bertentangan dengan Statuta
ini tetap berlaku hingga diadakan penyesuaian sesuai ketentuan dalam
Statuta ini;
(2) Statuta ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 Juli 2019 Pukul : 21.00 WIB
PIMPINAN SIDANG
Ketua, Sekretaris,
Adrianus Meliala Toni H.F. Pardosi