Post on 17-Jan-2016
description
Kesalahan dalam Perhitungan Persediaan
Ingat kembali bahwa baik persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan
untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik.
Persediaan akhir di periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di
tahun berikutnya. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas
persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.
Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik persediaan ini akan menyemodulkan
salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan merupakan aktiva lancar,
maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva perusahaan secara keseluruhan juga
akanmenjadi salah saji di neraca. Di samping itu kesalahan dalam melakukan
penghitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan besarnya harga pokok
penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi menjadi
keliru. Efeknya terhadap harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Persediaan Awal + harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan
Efeknya terhadap laba kotor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor
Sedangkan efeknya terhadap laba bersih dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Laba Kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan (Beban) Lain-Lain = Laba
Bersih
Kemudian, juga ingat kembali bahwa laba bersih ini akan ditutup ke akun modal
pada setiap akhir periode akuntansi, sehingga besarnya mdal juga akan menjadi salah
saji di neraca. Besarnya salah saji untuk modal akan sama dengan besarnya salah saji
untuk persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva.
Sebagai ilustrasi, misalkan bahwa berdasarkan penghitungan fisik atas
persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru
mencatatnya sebesar Rp. 452.000.000, padahal jumlah yang seharusnya adalah Rp.
475.000.000,-. Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyemodulkan besarnya
persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva di neraca menjadi kekecilan sebesar Rp.
23.000.000,-. Karena nilai persediaan akhir kekecilan, maka harga pokok penjualan yang
tersaji dalam laporan laba rugi akan menjadi kebesaran Rp. 23.000.000,-. Dengan
demikian, berarti kekecilan Rp. 23.000.000,- Sejak laba bersih ditutup ke
perkiraan modal, maka besarnya modal yang disajikan dalamn eraca per tanggal 31
Desember 2008 uga akan menjadi kekecilan Rp. 23.000.000,-. Efeknya terhadap laporan
keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut:
Jumlah Salah SajiNeraca:
Persediaan akhir kekecilanAktiva lancar kekecilanTotal aktiva kekecilanModal kekecilan
Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-
Laporan Laba rugi:Harga pokok penjualan kebesaranLaba kotor kekecilanLaba bersih kekecilan
Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-Rp. (23.000.000),-
Sekarang sebaliknya, misalhnya bahwa berdasarkan penghitungan fisik atas
persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru
mencatatnya sebesar R. 475.000.000,- padalah jumlah yang benar adalah hanya sebesar
Rp. 425.000.000,-. Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyemodulkan besarnya
persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva di neraca menjadi kebesaran Rp. Rp.
23.000.000,-. Karena nilai persediaan akhir kebesaran, maka harga pokok penjualan
akan menjadi kekecilan Rp. Rp. 23.000.000,-. Dengan demikian, pada akhirnya laba
kotor dan laba bersih akan menjadi kebesaran Rp. Rp. 23.000.000,-. Sejak laba bersih
ditutup ke akun modal, maka besarnya modal yang disajikan dalam neraca per tanggal
31 Desember 2008 juga akan menjadi kebesaran Rp. 23.000.000,-.
Efeknya terhadap laporan keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut:
Jumlah Salah SajiNeraca:
Persediaan akhir KebesaranAktiva lancar KebesaranTotal aktiva KebesaranModal Kebesaran
Rp 3.000.000,-Rp 23.000.000,-Rp 23.000.000,-Rp 23.000.000,-
Laporan Laba rugi:Harga pokok penjualan KekecilanLaba kotor KebesaranLaba bersih Kebesaran
Rp (23.000.000),-Rp 23.000.000,-Rp 23.000.000,-
Kesalahan dalam melakukan penghitungan fisik atas persediaan akhir biasanya
baru diketahui dalam periode berikutnya setelah kesalahan tersebut dicatat. Dalam
kasus ini, laporan keuangan periode yang lalu dimana kesalahan terjadi haruslah
dikoreksi. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir
yang telah dicatat kekecilan adalah sebagai berikut (baik apakah perusahaan
menggunakan metode periodik ataupun perpetual:
Dr. Persediaan Barang DaganganKr. Modal > XXX
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir yang
telah dicatat kebesaran adalah sebagai berikut (baik apakah perusahaa menggunakan
metode periodik ataupun perpetual):
Dr. ModalKr. Persediaan Barang Dagangan > XXX
Apabila bentuk perusahaan adalah perseroan, bukan perserorangan atau
persekutuan, maka perkiraan modal yang terdapat dalam dua jurnal di atas diganti
dengan perkiraan laba ditahan.
Akan tetapi, jika kekeliruan baru ditemukan setelah dua periode berikutnya, maka
tidak ada ayat jurnal koreksi, karena kesalahan dalam persediaan akhir di periode
berjalan akan memiliki efek yang membalik atas besarnya laba bersih periode
berikutnya. Jadi, setelah dua tahun, total laba bersih akan terkoreksi dengan sendirinya.
Perhatikanlah dua kemungkinan berikut ini:
(1)
Kesalahan persediaan Harga pokok penjualan Laba bersihPersediaan akhir kekecilanPersediaan awal kekecilan
KekecilanKebesaran
Kekecilankebesaran
Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, besarnya persediaan akhir
telahkeliru dicatat kekecilan, maka besarnya laba bersih untuk periode berjalanini juga
akan menjadi kekecilan. Saldo persediaan akhir yang kekecilan dalam periode berjalanini
akan di bawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal. Karena persediaan akhir
dalam periode berjalan kekecilan, maka besarnya persediaan awal di tahun berikutnya
juga akan menjadi kekecilan. Jika persediaan awal di tahun berikutnya kekecilan, maka
laba bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kebesaran. Oleh karena semodul itu,
jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya, maka tidak perlu ayat
jurnal koreksi.
Kesalahan persediaan Harga pokok penjualan Laba bersihPersediaan akhir KebesaranPersediaan awal Kebesaran
KekecilanKebesaran
KebesaranKebesaran
Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, nilai persediaan akhir telah keliru dicatat kebesaran, maka laba bersih untuk periode berjalanini juga akan menjadikebesaran. Saldo persediaan akhir yang kebesaran dalam periode berjalan ini akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal. Karena persediaan akhir dalam periode berjalan
kebesaran, maka nilai persediaan awal di tahun berikutnya juga akan menjadi kebesaran. Jika persediaan awal di tahun berikutnya kebesaran, maka laba bersih untuk tahun berikutnya, maka laba bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kekecilan. Oleh semodul itu, jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya, maka tidak perlu ayat jurnal koreksi.http://hanifsky.blogspot.com/2011/12/kesalahan-dalam-perhitungan-persediaan.html