Post on 28-Nov-2015
Ketika Babilonia menguasai bagian selatan Mesopotamia, bangsa Assyria yang senang
berperang menguasai bagian utara kawasan itu. Kerajaan Assyria berpusat di hulu Sungai Tigris.
Raja Adadnirari I, sebagai penguasa kuat pertama negeri ini (1770-1750 SM), memperluas
wilayah Assyria dan mendapat gelar ‘Raja atas Segalanya’. Ia dan para penggantinya adalah
dictator yang tidak membiarkan negara lain merdeka. Assyria menjadi kaya berkat kagiatan para
keluarga pedagang yang menjual tekstil dan logam ke berbagai negeri.
Runtuh dan Jaya Kembali
Saat wilayah Assyria bertambah
luas, semakin banyak pemberontakan
rakyat di wilayah jajahan. Akhirnya,
Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur
(kerabat bangsa Hittit). Bangsa Hur
menguasai Assyria selama 250 tahun.
Walaupun kekuasaannya sempat
menurun, Assyria menjadi kuat kembali.
Periode kejayaan Assyria berlangsung
selama 300 tahun. Assyria mencapai
puncak keemasan di bawah Raja
Tiglathpileser I. Raja ini memimpin
penaklukan atas negara-negara tetangga
setiap tahun. Assyria kemudian
menguasai seluruh kawasan itu, termasuk menaklukan Babilonia.
Kemakmuran Assyria
Sekitar tahun 1076 SM, Assyria dan Babilonia ditaklukan oleh suku Aram dari Suriah.
Namun, 150 tahun kemudian, Ashurdan II dan para penggantinya menguasai kembali kekaisaran
Assyria. Ibukotanya kemudian dipindahkan ke Niniweh, tempat dibangunnya banyak gedung dan
proyek irigasi. Para raja Assyria memperluas wilayah untuk menguasai semua jalur perdagangan
dan menindas negara tetangga yang membuat masalah. Kekaisaran Assyria mencapai puncak
Tahun-tahun Penting
2500 SMBangsa Assyria bermukim di
hulu Sungai Tigris
1900 SM Pertumbuhan Assyria Tua
1680 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa
Hur (hingga 1400 SM)
1300-1200 SM Assyria memperluas wilayahnya
1076 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa
Aram (hingga 934 SM)
730-630 SMPerluasan wilayah Assyria
mencapai puncaknya
612 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa
Babilonia dan Medes
kejayaan di bawah pemerintahan Raja Tiglathpileser III (745-727 SM) yang wilayah
kekuasaannya meliputi Babilonia, Suriah, Palestina, Siprus, Arabia bagian utara, dan Mesir.
Raja Assyria merupakan penguasa absolut yang terlibat aktif dalam semua masalah kenegaraan. Di istana Assurbanipal yang megah, raja mendengarkan keluhan dari rakyat sambil dikelilingi oleh para penasehat. Istana raja sangat besar, dengan taman yang luas. Sebagai pelindung kesenian, raja menulis banyak catatan sejarah Babilonia dan Sumeria, serta berbagai teks matematika, ilmu kimia, dan astronomi.
Kehidupan Bangsa Assyria
Bangsa Assyria adalah ilmuwan hebat. Mereka membangun berbagai kota megah dengan
banyak kuil dan istana. Kaum pria mengenakan jubah panjang dan berjanggut. Kaum wanita
mengenakan gaun berlengan pendek dengan selendang sebahu. Banyak pria menjual istri dan
anak sebagai budak untuk membayar utang.
Kejatuhan Assyria
Penguasa terakhir dan terbesar di Assyria adalah Raja Assurbanipal. Ia merupakan raja
terpelajar. Selama pemerintahannya, sebuah perpustakaan besar di ibukota Niniweh dibangun.
Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam lembaran tanah liat, bersama
dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan, sejarah, matematika, dan astronomi dari zaman
kuno. Saat Assurbanipal wafat pada tahun 627 SM, kekaisaran Assyria jatuh ke tangan bangsa
Babilonia dan Medes.