Post on 30-Mar-2019
Kementerian PPN/
Bappenas
MAPPING KEGIATAN PRIORITAS
DAN INDIKATOR KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2011-2013
BAHAN PENYUSUNAN RKP 2014
KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
MEI 2013
ii
Pengarah:
Edi Effendi Tedjakusuma
Penanggung Jawab:
Yohandarwati Arifiyatno
Tim Penyusun:
Bambang Triyono
Haryo Raharjo
Faiq
Meitha Ika Pratiwi
Novi Mulia Ayu
Anna Nur Rahmawaty
Tini Partini Nuryawani
Kontak dan Informasi :
Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, Bappenas
e-mail: ekps@bappenas.go.id
Telp : 62-21-31903107 Fax : 62-21-31903107
iii
KATA PENGANTAR
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen
perencanaan yang memuat rancangan kebijakan pembangunan dalam kurun 2010-2014 dan
merupakan bagian penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.
Dokumen tersebut juga menterjemahkan visi dan misi Presiden terpilih, menjabarkan strategi,
kebijakan umum, dan program pembangunan baik lintas K/L, kewilayahan, maupun lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Dokumen juga mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk kebijakan fiskal, kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
Setiap tahun, kebijakan pembangunan dalam RPJMN dijabarkan menjadi dokumen Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Dokumen RKP disusun dengan mempertimbangkan dinamika perubahan
lingkungan strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional terkini, dan terutama
prioritas pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan evaluasi yang
diuraikan dalam dokumen ini terkait dengan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga)
dokumen RKP (2011,2012, dan 2013) dilakukan dengan menggunakan pendekatan document
review, yaitu, dengan mencermati dan membandingkan Prioritas Nasional yang tercantum dalam
dokumen Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP Tahun 2011, 2012 dan 2013. Pencermatan
terhadap dokumen RKP dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi aspek
kesinambungan dan konsistensi antar dokumen perencanaan.
Evaluasi terhadap kegiatan prioritas (KP) dan indikator kinerja menunjukkan bahwa pelaksanaan
RPJMN telah sesuai dengan yang direncanakan. Dari 541 KP dalam RPJMN, telah dijabarkan
dalam dokumen RKP sebanyak 491 kegiatan (90,76 persen) dan dari 1.306 indikator KP sebanyak
1.146 indikator (87,75 persen) telah dijabarkan dalam RKP 2011, 2012, dan 2013. Dengan demikian
dapat dikatakan hampir seluruh KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 secara berkesinambungan
dan konsisten telah diakomodasi dalam RKP 2011 hingga RKP 2013.
Walaupun masih jauh dari sempurna, evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dokumen perencanaan secara umum. Disamping itu, juga dapat meningkatkan efektivitas
pemanfaatan hasil evaluasi dalam proses perencanaan, dan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dalam penyusunan RKP 2014 dan penyusunan RPJMN 2015-2019.
Jakarta, Mei 2013
Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan
Kementerian PPN/Bappenas
Edi Effendi Tedjakusuma
iv
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
2. Tujuan ......................................................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2
4. Cara Analisis ................................................................................................................ 2
HASIL REVIU UMUM ........................................................................................................... 3
Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) ........................ 3
Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) .................................................................................................. 5
HASIL REVIU PRIORITAS NASIONAL .................................................................................. 7
1. Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... 7
2. Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ......................................... 10
3. Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan .......................................... 11
4. Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... 13
5. Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan ............................................... 14
6. Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ....................................... 17
7. Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................. 19
8. Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi ................................................. 21
9. Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana ....................................................................................................................... 23
10. Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik .... 24
11. Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan Kreativitas, dan Inovasi Teknologi .................. 26
12. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, dan Keamanan ........................... 28
13. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Perekonomian ..................................................... 30
14. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat ......................................... 32
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................... 34
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 35
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2011, 2012, 2013 .............................................................................................. 3
Tabel 2. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2011 ................................................................................................................. 4
Tabel 3. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2012. ................................................................................................................ 4
Tabel 4. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP
2013 ................................................................................................................. 5
Tabel 5. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ........................... 8
Tabel 6. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ... 9
Tabel 7. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ....... 11
Tabel 8. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........ 13
Tabel 9. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............ 14
Tabel 10. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .................................... 16
Tabel 11. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ............. 16
Tabel 12. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ............................ 18
Tabel 13. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ..... 18
Tabel 14. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .................................. 20
Tabel 15. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........... 20
Tabel 16. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi ...................................... 22
Tabel 17. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi .............. 22
Tabel 18. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan
Hidup dan Pengelolaan Bencana ..................................................................... 24
Tabel 19. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik .......... 26
Tabel 20. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan
Paska Konflik .................................................................................................. 26
vii
Tabel 21. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ....... 27
Tabel 22. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi ......................................................................................................... 28
Tabel 23. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan ........... 29
Tabel 24. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan ....................................................................................................... 30
Tabel 25. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP
(2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ....................................................... 32
Tabel 26. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada
Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ................................ 32
Catatan: Semua tabel bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP
2011-2013
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 ................................................................................. 3
Gambar 2. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011 ................................................................................................... 4
Gambar 3. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2012 .................................................................................................... 4
Gambar 4. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2013 ................................................................................................... 5
Gambar 5. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 ....................................... 5
Gambar 6. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................ 7
Gambar 7. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..... 7
Gambar 8. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola .......................................................................................... 8
Gambar 9. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .................... 10
Gambar 10. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .......... 10
Gambar 11. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi
Bidang Pendidikan ...................................................................................... 11
Gambar 12. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ..................... 12
Gambar 13. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........... 12
Gambar 14. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi
Bidang Kesehatan ...................................................................................... 12
Gambar 15. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan .......................... 13
Gambar 16. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............... 13
Gambar 17. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan
Kemiskinan ................................................................................................. 14
Gambar 18. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .......................... 15
Gambar 19. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ................ 15
ix
Gambar 20. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi
Bidang Pangan ........................................................................................... 16
Gambar 21. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur .................. 17
Gambar 22. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ........ 17
Gambar 23. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi
Bidang Infrastruktur ................................................................................... 18
Gambar 24. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................ 19
Gambar 25. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .............. 19
Gambar 26. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan
Iklim Usaha ................................................................................................. 20
Gambar 27. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ........................... 21
Gambar 28. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ................. 21
Gambar 29. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi
Bidang Energi ............................................................................................. 22
Gambar 30. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana ................................................................................ 23
Gambar 31. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan
Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................................................ 23
Gambar 32. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi
Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................. 24
Gambar 33. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik 25
Gambar 34. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska
Konflik ........................................................................................................ 25
Gambar 35. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah
Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik ......................................................... 25
Gambar 36. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi .................................................................................................. 27
Gambar 37. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi ................................................................................................... 27
x
Gambar 38. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan,
Kreativitas dan Inovasi Teknologi ............................................................... 27
Gambar 39. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 28
Gambar 40. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan .................................................................................................. 28
Gambar 41. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan ........................................................................ 29
Gambar 42. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ............................................. 31
Gambar 43. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ................................... 31
Gambar 44. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ... 31
Gambar 45. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ................................. 33
Gambar 46. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam
Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ....................... 33
Gambar 47. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan
Rakyat ....................................................................................................... 33
Catatan: Semua gambar bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I
RKP 2011-2013
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013 ........................ 35
Lampiran 2. Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013 ...... 43
xii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen
perencanaan yang menjabarkan Visi, Misi, dan Program Presiden, menjabarkan strategi,
menjelaskan kebijakan umum, menguraikan program kementerian/lembaga (K/L) baik lintas K/L,
kewilayahan, maupun lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Penyusunan RPJMN
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam
pelaksanaannya, lebih lanjut, RPJMN dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN).
Upaya pencapaian pembangunan RPJMN 2010-2014 telah dilakukan Pemerintah melalui
kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dalam
penyusunannya RKP mempertimbangkan arahan visioner, dinamika perubahan lingkungan
strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional, dan utamanya prioritas
pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 pada
saat ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaan pembangunan. Dalam masa tiga tahun tersebut
untuk menjawab tantangan dan antisipasi isu-isu strategis perkembangan perekonomian global
dan upaya pemerintah dalam mempercepat pencapaian pembangunan nasional, telah banyak
perubahan kebijakan yang diformulasikan pemerintah.
Dalam kaitan itu, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 39/2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Pemerintah
perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN maupun RKP. Salah satu aspek evaluasi
yang perlu diperhatikan adalah kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
pembangunan nasional.
Pada Bulan Desember 2012, Kedeputian EKP telah melakukan Evaluasi Ex-ante atas Dokumen
RKP 2013 dengan melakukan persandingan antardokumen perencanaan baik RPJMN 2010-2014
maupun RKP 2011-2013 (ringkasan disajikan pada Lampiran 1). Evaluasi dilakukan secara selektif
pada 2-3 fokus prioritas terpilih pada setiap bidang pembangunan di Buku II RKP 2013. Hasil
evaluasi memberikan gambaran masih rendahnya kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan pada level kegiatan prioritas, yang ditunjukkan dengan rendahnya
persentase (20-30 persen) indikator yang sama pada tiap dokumen Perbedaan indikator KP
sebagian besar disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru,
atau tidak berlanjutnya indikator di periode tertentu. Selain itu diperoleh gambaran kurangnya
ketepatan penyusunan alur pikir penyusunan dokumen perencanaan yang ditunjukkan oleh masih
lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang (yang dianggap
sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Kemudian, teridentifikasi tumpang tindih
penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan indikator yang
sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact), fokus prioritas
(outcomes), dan kegiatan prioritas (output).
Berkaitan dengan hal tersebut, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan RKP
2014, Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan (EKP), sesuai dengan tugas dan
fungsinya, melanjutkan evaluasi dokumen RPJMN 2010-2014 terutama dikaitkan dengan
penjabarannya ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP terdahulu (RKP 2011, 2012 dan 2013). Poin
pentingnya adalah memastikan bahwa seluruh kegiatan prioritas (KP) beserta indikator KP yang
2
tercantum dalam dokumen RPJMN 2010-2014 telah seluruhnya terjabarkan dalam tiga dokumen
RKP yang telah disahkan (RKP 2011, 2012 dan 2013) sebelumnya. Apabila terdapat kegiatan
prioritas dan indikator yang terlewat di ketiga dokumen tersebut, maka seyogyanya diupayakan
dijabarkan dalam RKP 2014. Pencermatan dilaksanakan dengan melihat kegiatan prioritas dan
indikator yang tercantum dalam Buku I RPJMN 2010-2014 dibandingkan dengan kegiatan prioritas
dan indikator yang tercantum dalam RKP Tahun 2011-2013 pada masing-masing Prioritas
Nasional. Berdasarkan persandingan kedua dokumen tersebut, lebih lanjut dilihat penjabaran
kegiatan prioritas dan indikator kinerja RPJMN dalam dokumen RKP, untuk kemudian
memberikan gambaran kesinambungan dan konsistensi antara RPJMN dan RKP. Selain itu,
kesimpulan atas kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pembangunan
nasional yang akan diperoleh melalui evaluasi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat dalam penyusunan RPJMN 2015-2019.
Tujuan
Tujuan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013:
1. Mengidentifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP
2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum, Hasil Reviu Per Prioritas
Nasional dan Lampiran 2).
2. Mengidentifikasi aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen RPJMN 2010-
2014 dan RKP 2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum dan Hasil
Reviu Per Prioritas Nasional).
3. Memberikan masukan dalam penyusunan RKP 2014 berupa daftar KP dan indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam tiga dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013),
sehingga dapat diakomodasi dalam RKP 2014 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Per
Prioritas Nasional).
Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP
Tahun 2011-2013 dilaksanakan terbatas pada Buku I yaitu yang tertera pada Matrik Penjabaran
Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013. Selanjutnya penyebutan
dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013 merujuk pada Buku I dokumen tersebut.
Evaluasi dilakukan pada konsistensi kegiatan prioritas dan indikator kinerja. Berdasarkan kedua
dokumen tersebut, KP dan indikator KP dalam RPJMN akan ditelusuri keberadaannya pada
dokumen RKP tahun 2011-2013.
Cara Analisis
Analisis digunakan dengan menggunakan pendekatan document review, yaitu dengan mencermati
dan menyandingkan dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013. Pencermatan
terhadap dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013 dilakukan untuk
mengidentifikasi dua aspek, yaitu: (1) kegiatan prioritas sudah/belum dijabarkan; dan (2) indikator
KP sudah/belum dijabarkan. Kegiatan Prioritas dan indikator KP yang sudah dijabarkan berarti
secara jelas tercantum dalam pernyataan yang sama/mirip/berbeda di dalam dokumen RKP, bisa
pada salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013). Sementara
itu, KP dan indikator KP yang belum dijabarkan berarti tidak terdapat atau tidak tercantum dalam
salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013).
Hasil reviu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama, reviu umum sebagai rekapitulasi
penjabaran seluruh prioritas nasional dan; kedua, reviu untuk setiap prioritas nasional.
3
HASIL REVIU UMUM
Hasil reviu umum merupakan rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014
dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013). Rekapitulasi ini diharapkan dapat
mengidentifikasi penjabaran kegiatan prioritas (KP) dan indikator kegiatan prioritas (KP) RPJMN
2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013, sehingga dapat memberikan gambaran
secara umum seberapa besar aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan yang terjadi. Dalam hal ini, dokumen perencanaan yang memiliki kesinambungan
dan kekonsistenan yang cukup baik ditunjukkan melalui penjabaran KP dan indikator KP RPJMN
2010-2014 sebagai dokumen jangka menengah secara menyeluruh dan konsisten ke dalam
dokumen tahunannya, yaitu RKP 2011, 2012, dan 2013.
Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013)
Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP
(2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 telah
dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 1 dan Tabel 1). Hal ini ditunjukkan oleh tingginya
persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75
persen ke dalam dokumen RKP 2011-2013. Artinya, hanya 9,24 persen KP dan 12,25 persen
indikator KP RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013).
Gambar 1. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
90,76 87,75
9,24 12,25
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Kegiatan Prioritas Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Tabel 1. Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
RPJMN 2010-2014
Jumlah %
Kegiatan Prioritas 541 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 491 90,76
Belum Dijabarkan dalam RKP 50 9,24
Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 1146 87,75
Belum Dijabarkan dalam RKP 160 12,25
Berikut ini diuraikan hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada
setiap dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013).
a. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2011 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 475 KP (87,80 persen) sudah dijabarkan pada RKP
2011. Penjabaran indikator KP juga menunjukan angka yang cukup tinggi, sebanyak 1107 dari 1306
(84,76 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 2 dan Tabel 2).
4
Gambar 2. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011
87,80 84,76
12,20 15,24
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Tabel 2. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011
RPJMN 2010-2014
Jumlah %
Kegiatan Prioritas 541 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 475 87,80
Belum Dijabarkan dalam RKP 66 12,20
Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 1107 84,76
Belum Dijabarkan dalam RKP 199 15,24
b. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2012
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2012 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 421 KP (77,82 persen) telah dijabarkan pada RKP
2012. Kemudian, indikator KP yang dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi, yaitu
769 dari 1306 (58,88 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 3 dan Tabel 3).
Gambar 3. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012
77,82
58,88
22,18
41,12
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Tabel 3. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012
RPJMN 2010-2014
Jumlah %
Kegiatan Prioritas 541 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 421 77,82
Belum Dijabarkan dalam RKP 120 22,18
Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 769 58,88
Belum Dijabarkan dalam RKP 537 41,12
c. RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2013
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2013 menunjukkan dari
total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 375 KP (69,32 persen) telah dijabarkan pada RKP
2013. Kemudian, indikator KP yang telah dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi,
yaitu 643 dari 1306 (49,23 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 4 dan Tabel 4).
5
Gambar 4. Persentase Penjabaran KP dan Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013
Tabel 4. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013
RPJMN 2010-2014
Jumlah %
Kegiatan Prioritas 541 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 375 69,32
Belum Dijabarkan dalam RKP 166 30,68
Indikator 1306 100,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP 643 49,23
Belum Dijabarkan dalam RKP 663 50,77
Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP
(2011, 2012, dan 2013)
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya (Gambar 5). RKP 2013 memiliki
deviasi yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya
(RKP 2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap
penyusunan RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin
terdeviasi.
Gambar 5. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
87,8
77,82
69,3284,76
58,88
28,71
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator
69,32
49,23
30,68
50,77
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
6
Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011,
2012, dan 2013) mengalami penurunan. Dengan kata lain, semakin banyak KP pada RPJMN 2010-
2014 yang tidak dilaksanakan pada RKP tiap tahunnya. Sehingga dokumen RKP tidak sepenuhnya
menjabarkan RPJMN. Pada RKP 2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya
sebesar 77,82 persen dan 69,32 persen.
Sementara itu, kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014
dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam dibandingkan
dengan KP. Dengan demikian, bertambahnya jumlah indikator KP RPJMN yang tidak terlaksana
pada RKP tiap tahunnya. Dapat disimpulkan, dokumen RKP tidak sepenuhnya berfungsi sebagai
penjabaran RPJMN Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 menjadi sebesar
58,88 persen dan hanya 28,71 persen pada RKP 2013.
7
HASIL REVIU PER PRIORITAS NASIONAL (PN)
Hasil reviu per prioritas nasional merupakan telaah lebih spesifik dan detil pada hasil persandingan
antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (RKP 2011, RKP 2012, dan RKP 2013). Setiap
prioritas nasional akan diidentifikasi seberapa banyak KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan dalam dokumen RKP . Dengan demikian, diharapkan kondisi kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pada setiap PN dapat disimpulkan.
Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, menunjukkan sebagian besar KP telah
dijabarkan dalam dokumen RKP, yaitu sebanyak 82,00 persen KP. Sedangkan untuk penjabaran
indikator KP lebih rendah dibandingkan KPnya, sebanyak 61,94 persen yang telah dijabarkan
dalam dokumen RKP (Gambar 6).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat peningkatan penjabaran pada RKP 2012, namun menurun pada
RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 64,00 persen KP dan 55,97 persen indikator KP RPJMN 2010-
2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini meningkat pada RKP 2012, terdapat
82,00 persen KP dan 56,73 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Namun
pada RKP 2013 terjadi penurunan, yaitu menjadi 62,00 persen KP dan hanya 23,13 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 7).
Gambar 6. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Gambar 7. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola yang berfluktuasi.
Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP.
Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru di periode RKP
64,0055,97
82,00
56,72 62,00
23,13
36,0044,03
18,00
43,28 38,00
76,87
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
82,0061,94
18,0038,06
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
8
tertentu, atau adanya indikator yang tidak berlanjut di periode RKP berikutnya. Berikut pada
Gambar 8 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola.
Gambar 8. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
64,00
82,00
62,00
55,97 56,73
23,13
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola RPJMN 2010-2014
yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 5
(sebanyak 9 KP) dan Tabel 6 (sebanyak 51 indikator KP).
Tabel 5. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
No Nama KP SI
1 Penghentian/ Pembatasan Pemekaran Wilayah SI 2
2 Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah SI 2
3 Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah
SI 5
4 Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik di Daerah SI 5
5 Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan di bidang kesejahteraan sosial SI 5
6 Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan publik di bidang pemerintahan umum, hukum
dan keamanan
SI 5
7 Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat MA dan badan peradilan di
bawahnya
SI 6
8 Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan Kerjasama Antara Lembaga/Instansi SI 6
9 Penyediaan Data dan Informasi untuk Pemberantasan Korupsi SI 6 Keterangan:SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
9
Tabel 6. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
No Nama Indikator KP KP SI
1 Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan penghapusan
daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007
KP 1 SI 2
2 Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah KP 1 SI 2
3 Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah KP 1 SI 2
4 Jumlah SPM yang ditetapkan KP 1 SI 5
5 Jumlah kab/kota yg memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kpd tiap pdduk KP 1 SI 7
6 Jumlah Surat Edaran Mendagri KP 2 SI 2
7 Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh Daerah KP 2 SI 5
8 Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya KP 2 SI 5
9 Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya KP 2 SI 5
10 Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku
hakim dan aparat peradilan
KP 2 SI 6
11 Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga dan subsidi BBM KP 3 SI 4
12 RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yang melanggar ketentuan PDRD KP 3 SI 4
13 RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah KP 3 SI 4
14 Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
15 Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
16 Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah KP 3 SI 4
17 Jumlah PP KP 3 SI 5
18 Jumlah Perpres KP 3 SI 5
19 Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu) KP 4 SI 5
20 Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan KP 4 SI 5
21 Jumlah instrumen penilaian, monitoring & eva penyelenggaraan pelayanan publik KP 4 SI 5
22 Jumlah inpres tentang percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik KP 4 SI 5
23 Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian KP 5 SI 5
24 Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian KP 5 SI 5
25 Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan KP 5 SI 5
26 Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi KP 5 SI 5
27 Persentase instansi yang menerima sosialisasi KP 6 SI 1
28 Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi RB KP 6 SI 1
29 Jumlah laporan monitoring dan evaluasi KP 6 SI 1
30 Persentase revisi terbatas UU No. 32/2004 terkait dg efisiensi pelaksanaan Pilkada KP 6 SI 2
31 Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KP 6 SI 2
32 Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum KP 12 SI 6
33 Pemenuhan permintaan informasi dan data (persentase) KP 22 SI 6
34 Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung KP 24 SI 6
35 Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan KP 24 SI 6
36 Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim KP 24 SI 6
37 Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar KP 24 SI 6
38 Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi KP 24 SI 6
39 Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dalam ribu) KP 24 SI 6
40 Biaya penelitian putusan hakim (dalam ribu) KP 24 SI 6
41 Biaya pemberian penghargaan hakim (dalam ribu) KP 24 SI 6
42 Persentase putusan hakim yang benar KP 24 SI 6
43 Persentase peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung KP 24 SI 6
44 Persentase peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi KP 24 SI 6
45 Persentase Hakim Agung yang profesional hasil seleksi KP 24 SI 6
46 Persentase calon hakim yg mendapat penghargaan KP 24 SI 6
47 Persentase calon Hakim Agung yang lulus seleksi KP 24 SI 6
48 Jumlah pengaduan masyarakat KP 25 SI 6
49 Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas KP 25 SI 6
50 Persentase peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim KP 25 SI 6
51 Persentase hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip
kode etik dan pedoman perilaku hakim
KP 25 SI 6
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
10
Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-
2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikatorKP, sebanyak 96,97 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 9).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat
pada RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 96,77 persen KP dan 96,97 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, terutama
pada indikator KP, yaitu terdapat 83,87 persen KP dan hanya 42,42 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013 terjadi sedikit peningkatan menjadi 87,10
persen KP dan 48,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 10).
Gambar 9. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
Gambar 10. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan yang cenderung
menurun dan sedikit berfluktuasi. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah,
terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP
yang cukup drastis pada RKP 2012 (lebih dari 50 persen) dari 96,97 persen menjadi hanya 42,42
persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau
indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Pada Gambar 11 ditunjukkan
kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 2:
Program Aksi Bidang Pendidikan.
Adapun daftar indikator KP PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 7 (sebanyak 2
indikator KP).
100,00 96,97
3,03
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
96,77 96,9783,87
42,42
87,10
48,48
3,23 3,03
16,13
57,58
12,90
51,52
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
11
Gambar 11. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
96,77
83,87 87,10
96,97
42,4248,48
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 7. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
No Nama Indikator KP KP SI
1 Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008 KP 5 SI 6
2 Penyusunan dan penerapan standar nasional pendidikan bagi pendidikan agama dan
keagamaan
KP 10 SI 6
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-
2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 96,59 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 12).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat
untuk KP pada RKP 2013, sementara tetap menurun untuk indikator KP pada RKP 2013. Pada RKP
2011, terdapat 100,00 persen KP dan 92,59 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 87,50 persen KP
dan 85,19 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013,
penjabaran KP meningkat kembali menjadi 100 persen KP, sementara indikator KP terus menurun
menjadi 59,26 persen (Gambar 13).
12
Gambar 12. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
Gambar 13. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Kesehatan
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan yang cenderung
berfluktuasi untuk KP dan mengalami penurunan untuk indikator KP. Artinya, terdapat
kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan
kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP yang cukup banyak pada RKP 2013 dari 85,19
persen menjadi hanya 59,26 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh
adanya indikator baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada
Gambar 14 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan.
Gambar 14. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
100,00
87,50
100,00
92,5985,19
59,26
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
100,00 92,59
7,41
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
100,00 92,59 87,50 85,19100,00
59,26
7,4112,50 14,81
40,74
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
13
Adapun daftar indikator KP PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 8 (sebanyak 2
indikator KP).
Tabel 8. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
No Nama Indikator KP KP SI
1 Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan jaminan sosial.
KP 4 SI 1
2 Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB KP 1 SI 1 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014
(100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 96,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 15).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00
persen KP dan 94,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 92,00 persen KP dan 67,00 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 89,00 persen KP dan 64,00 persen indikator KP (Gambar 16).
Gambar 15. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
Gambar 16. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan yang cenderung menurun.
100,00 94,00 92,00
67,00
89,00
64,00
6,00
8,00
33,00
11,00
36,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
100,00 96,00
4,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
14
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar, baik pada KP maupun
indikator KP. Berikut pada Gambar 17 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan
kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan.
Gambar 17. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
100,00
92,00 89,00
94,00
67,00 64,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Adapun daftar indikator KP PN 4: Penanggulangan Kemiskinan RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 9 (sebanyak 3
indikator KP).
Tabel 9. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah pengusaha mikro yang telah mendapatkan kredit modal usaha KP 5 SI 4
2 Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber
pendanaan bagi usaha mikro
KP 5 SI 4
3 Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME sebagai
program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro
KP 5 SI 4
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 .
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan, menunjukkan 94,94 persen KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 92,54 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 18).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 94,94
persen KP dan 90,35 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
15
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 93,67 persen KP dan 70,18 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 88,61 persen KP dan 57,02 persen indikator KP (Gambar 16).
Gambar 18. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
Gambar 19. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan yang cenderung menurun.
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik
pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP terjadi
cukup tajam pada RKP 2012 dan RKP 2013 menjadi 70,18 persen dan 57,02 persen, dari persentase
awal 90,35 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator
baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 20
ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 5: Program Aksi Bidang Pangan RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 10
(sebanyak 2 KP) dan Tabel 11 (sebanyak 17 indikator KP). Tidak dijabarkannya sejumlah KP dan
indikator KP tersebut dalam dokumen RKP dikarenakan adanya perubahan nomenklatur
kegiatan. Perubahan tersebut menampung adanya penambahan program baru (eselon 1) dan
perubahan tupoksi unit kerja. Perubahan nomenklatur ini disepakati dan dituangkan di dalam
dokumen trilateral meeting.
94,94 92,54
5,06 7,46
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
94,94 90,35 93,67
70,1888,61
57,02
5,06
9,65 6,33
29,8211,39
42,98
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
16
Gambar 20. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
94,94 93,6788,61
90,35
70,18
57,02
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 10. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
No Nama KP SI
1 Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan tangkap SI 3
2 Litbang Ketahanan Pangan SI 3 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 11. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 5: Program Aksi Bidang Pangan
No Nama Indikator KP KP SI
1 Data potensi kawasan yang akurat KP5 SI 2
2 Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu KP 5 SI 3
3 Jumlah kebijakan KP 12 SI 3
4 Jumlah riset bersama KP 12 SI 3
5 Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage KP 13b SI 3
6 Survei, pilot plant KP 16 SI 3
7 Pilot project, pengujian KP 16 SI 3
8 Pilot plant, biofer tilizer KP 16 SI 3
9 Pengujian, alih teknologi KP 16 SI 3
10 Rekomendasi KP 16 SI 3
11 Persentase penggunaan benih bermutu buah (%), sayur umbi (%),benih sayur biji (%) KP 6 SI 4
12 Pengembangan alsin ternak ruminansia KP 11 SI 4
13 Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian KP 16 SI 4
14 Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang program
di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan persetujuan
KP 33 SI 4
15 PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan,
pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk
KP 33 SI 4
16 Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan sistem pengelolaan pendanaan BLU
Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010
KP 33 SI 4
17 Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L yang
bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN
KP 33 SI 4
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
17
Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur, menunjukkan 86,36 persen KP RPJMN
2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 88,79 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 21).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,36
persen KP dan 87,93 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 75,00 persen KP dan 56,90 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 72,73 persen KP dan 27,59 persen indikator KP (Gambar 22).
Gambar 21. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
Gambar 22. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur yang cenderung
menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP
2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini berarti terdapat kecenderungan perubahan dokumen
yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator KP.
Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 27,59 persen pada RKP 2013,
sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 87,93 persen. Perubahan pada
indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang
tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 23 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang
Infrastruktur.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur RPJMN 2010-2014
yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 12
(sebanyak 6 KP) dan Tabel 13 (sebanyak 13 indikator KP).
86,36 88,79
13,64 11,21
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
86,36 87,9375,00
56,9072,73
27,59
13,64 12,0725,00
43,1027,27
72,41
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
18
Gambar 23. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
86,36
75,00 72,7387,93
56,90
27,59
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 12. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
No Nama KP SI
1 Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Surabaya SI 3
2 Pesawat udara kalibrasi termasuk console (FIS) kalibrasi SI 3
3 Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun 2008-2009 SI 4
4 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010-2014 SI 4
5 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi Sub Penyusunan ICT Fund untuk membiayai
pembangunan jaringan backbone serat optik
SI 6
6 Penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan monorail) SI 7 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 13. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
No Nama Indikator KP SI
1 Jumlah simpul jaringan di pusat KP 7 SI 1
2 Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km KP 1 SI 2
3 Unit pesawat udara kalibrasi KP 14 SI 3
4 Paket KP 2 SI 3
5 Jumlah bantuan subsidi perumahan KP 4 SI 4
6 Jumlah bantuan subsidi perumahan KP 5 SI 4
7 Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur KP 1 SI 5
8 Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29 KP 1 SI 5
9 Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos KP 3 SI 6
10 Prosentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund & optimalisasi PNBP KP 3 SI 6
11 Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan Sistem
Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Gov) dan Master Plan e-
Government Nasional
KP 6 SI 6
12 Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik
KP 7 SI 6
13 Paket Monorail dan Paket MRT KP 2 SI 7 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
19
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha, menunjukkan 82,86 persen KP RPJMN
2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 81,67 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 24).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 85,71
persen KP dan 80,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 80,00 persen KP dan 56,67 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi 65,71 persen KP dan 19,17 persen indikator KP (Gambar 25).
Gambar 24. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Gambar 25. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha yang cenderung
menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP
2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini menunjukkan terdapatnya kecenderungan perubahan
dokumen yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator
KP. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 19,17 persen pada RKP 2013,
sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 85,71 persen. Perubahan pada
indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang
tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 26 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan
Iklim Usaha.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 14
(sebanyak 6 KP) dan Tabel 15 (sebanyak 22 indikator KP).
85,71 80,00 80,00
56,6765,71
19,17
14,29 20,00 20,00
43,3334,29
80,83
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
82,86 81,67
17,14 18,33
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
20
Gambar 26. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
85,7180,00
65,7180,00
56,67
19,17
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 14. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
No Nama KP SI
1 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum Departemen SI 1
2 Pelaksanaan azas cabotage melalui Pengembangan dan Pemberdayaan armada kapal niaga Nasional SI 3
3 Penataan Sistem Pelabuhan Nasional SI 3
4 Pengelolaan Cargo Information System SI 3
5 Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan strategis dan pelabuhan utk komoditas a.l Batubara, CPO SI 3
6 Pelaksanaan National Single Window di sektor perhubungan SI 4 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 15. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
No Nama Indikator KP KP SI
1 Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH KP 1 SI 1
2 Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) KP 5 SI 1
3 Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor siap
dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain, tergantung kebijakan dan
kesiapan K/L lainnya
KP 4 SI 2
4 MK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
KP 4 SI 2
5 PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka pengembangan
sistem logistik
KP 4 SI 2
6 PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang
kepabeanan dan perpajakan
KP 4 SI 2
7 Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi dg portal NSW KP 4 SI 2
8 Jumlah Perda yang dikaji KP 1 SI 3
9 Paket jaringan sistem National Single Window KP 4 SI 3
10 PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
KP 3 SI 4
11 PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem
Logistik Nasional
KP 3 SI 4
12 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat
(TPB)
KP 3 SI 4
21
No Nama Indikator KP KP SI
13 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan KP 3 SI 4
14 Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi perusahaan yang
melakukan R&D
KP 5 SI 5
15 Jumlah kapal niaga KP 3 SI 6
16 PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan
skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
KP 5 SI 6
17 PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem
Logistik Nasional
KP 5 SI 6
18 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat
(TPB)
KP 5 SI 6
19 Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan KP 5 SI 6
20 Paket sistem informasi cargo KP 3 SI 7
21 Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan kajian KP 3 SI 8
22 Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi KP 3 SI 9 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi, menunjukkan 86,96 persen KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP,
sebanyak 88,71 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 27).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,96
persen KP dan 85,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 60,87 persen KP dan 51,61 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 43,48 persen KP dan 16,13 persen indikator KP (Gambar 28).
Gambar 27. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
Gambar 28. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
86,96 88,71
13,04 11,29
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
86,96 85,48
60,8751,61
43,48
16,13
13,04 14,52
39,1348,39
56,52
83,87
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
22
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi yang cenderung menurun.
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik
pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator
KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013. Dari nilai 86,96 persen
KP dan 85,48 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 43,48 persen KP
dan 16,13 persen indikator KP pada RKP 2013. Pada Gambar 29 ditunjukkan kecenderungan
kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang
Energi.
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 8: Program Aksi Bidang Energi RPJMN 2010-2014 yang
belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 16
(sebanyak 3 KP) dan Tabel 17 (sebanyak 7 indikator KP).
Gambar 29. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
86,96
60,87
43,48
85,48
51,61
16,13
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 16. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
No Nama KP SI
1 Dukungan pelaksanaan program prioritas pemerintah bidang energi SI 1
2 Restrukturisasi BUMN besar / penting / strategis SI 2
3 Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya DJ Migas SI 5 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 17. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 8: Program Aksi Bidang Energi
No Nama Indikator KP KP SI
1 Laporan KP 7 SI 1
2 Risalah KP 7 SI 1
3 Surat KP 7 SI 1
4 Laporan KP 1 SI 2
5 Laporan KP 1 SI 2
6 Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan) KP 2 SI 4
7 Pembangunan SPBG (gas untuk transportasi) KP 2 SI 5 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
23
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana,
menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP.
Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 95,12 persen telah dijabarkan dalam
dokumen RKP (Gambar 30).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013
untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada
RKP 2012, yaitu 53,06 persen KP dan 34,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 59,18 persen KP, sementara
indikator KP terus menurun menjadi 17,68 persen (Gambar 31).
Gambar 30. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup
dan Pengelolaan Bencana
Gambar 31. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana yang cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan
untuk KP pada RKP 2013. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik
pada KP maupun indikator KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan
kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada
RKP 2013 untuk indikator KP. Dari nilai 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP pada RKP
2011 menjadi sangat rendah yaitu 59,18 persen KP dan 17,68 persen indikator KP pada RKP 2013.
Berikut pada Gambar 32 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana.
100,00 95,12
4,88
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Kegiatan Prioritas Indikator
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
95,92 91,46
53,06
34,15
59,18
17,68
4,08
8,54
46,94
65,85
40,82
82,32
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP Indikator KP Indikator
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
24
Adapun daftar indikator KP PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013)
disampaikan pada Tabel 18 (sebanyak 8 indikator KP).
Gambar 32. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
95,92
53,0659,18
91,46
34,15
17,680,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Tabel 18. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
No Nama Indikator KP KP SI
1 Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar K/L terkait KP 1 SI 1
2 Persentase penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam
perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan propinsi [dari 11
kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
KP 2 SI 1
3 Persentase bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan PDRB
Hijau di daerah iklim
KP 3 SI 2
4 Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan KP 3 SI 2
5 Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA dan LH KP 3 SI 2
6 Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap persentase jumlah UMKM
yang mengajukan permohonan pinjaman
KP 3 SI 2
7 Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami KP 2 SI 3
8 Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut KP 1 SI 4 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terluar, dan Paska Konflik
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik, menunjukkan 91,00 persen
KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 95,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 33).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 91,00
persen KP dan 93,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 82,00 persen KP dan 77,00 persen indikator
25
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 53,00 persen KP dan 54,00 persen indikator KP (Gambar 34).
Gambar 33. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska
Konflik
Gambar 34. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik yang
cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar
tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan
KP dan indikator KP terjadi cukup besar pada RKP 2013. Dari nilai 91,00 persen KP dan 93,00
persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi cukup rendah yaitu 53,00 persen KP dan 54,00 persen
indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 35 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan
Paska Konflik.
Gambar 35. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
91,00
82,00
53,00
93,00
77,00
54,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
91,00 95,00
9,00 5,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
91,00 93,0082,00 77,00
53,00 54,00
9,00 7,0018,00 23,00
47,00 46,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
26
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik RPJMN
2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada
Tabel 19 (sebanyak 4 KP) dan Tabel 20 (sebanyak 4 indikator KP).
Tabel 19. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
No Nama KP SI
1 Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas SI 1
2 Pembinaan pelayanan medik spesialistik SI 1
3 Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan SI 1
4 Pelaksanaan perundingan Perbatasan RI-Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Vietnam,& Palau. SI 3 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 20. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah rute yang terselenggara KP 3 SI 1
2 Terselenggaranya pelayanan kesehatan di puskesmas prioritas di perbatasan dan
pulau terluar
KP 6 SI 3
3 Persentase guru di daerah terpencil yang mengikuti peningkatan kompetensi dan
perofesionalisme
KP 10 SI 3
4 Jumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat KP 10 SI 3 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi menunjukkan 88,46
persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk
penjabaran indikator KP, sebanyak 87,50 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar
36).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 88,46
persen KP dan 87,50 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 73,08 persen KP dan 65,63 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 34,62 persen KP dan 21,88 persen indikator KP (Gambar 37).
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang
cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar
tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan
KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 88,46 persen KP dan 87,50
persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 34,62 persen KP dan 21,88 persen
indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 38 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi.
27
Gambar 36. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi
Gambar 37. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Gambar 38. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
88,46
73,08
34,62
87,50
65,63
21,88
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi RPJMN
2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada
Tabel 21 (sebanyak 3 KP) dan Tabel 22 (sebanyak 4 indikator KP).
Tabel 21. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
No Nama KP SI
1 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film SI 2
2 Pelaksanaan insentif difusi iptek SI 5
3 Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas iptek sistem produksi SI 5 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
88,46 87,5073,08
65,63
34,6221,88
11,54 12,5026,92
34,38
65,3878,13
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
KP Indikator
KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
88,46 87,50
11,54 12,50
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
28
Tabel 22. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni budaya
- Propinsi
- Kabupaten/Kota
KP 2 SI 2
2 Jumlah paket KP 6 SI 5
3 Jumlah paket insentif KP 7 SI 5
4 Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi KP 8 SI 5
Keterangan:
1. KP menunjukian posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, menunjukkan 80,39 persen
KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran
indikator KP, sebanyak 82,47 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 39).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013
untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP
RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada
RKP 2012, yaitu 56,86 persen KP dan 54,64 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah
dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 62,75 persen KP, sementara
indikator KP terus menurun menjadi 32,99 persen. (Gambar 40).
Gambar 39. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan
Gambar 40. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
80,39 82,47
19,61 17,53
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
76,47 76,29
56,86 54,6462,75
32,99
23,53 23,71
43,14 45,3637,25
67,01
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
29
antardokumen perencanaan untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan yang
cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan untuk KP pada RKP 2013.
Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik pada KP maupun indikator
KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan
indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013 untuk
indikator KP. Dari nilai 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi
62,75 persen KP dan 32,99 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 41
ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan
untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Gambar 41. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
76,47
56,8662,7576,29
54,64
32,99
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
Adapun daftar indikator KP PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan RPJMN 2010-
2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel
23 (sebanyak 10 KP) dan Tabel 24 (sebanyak 17 indikator KP).
Tabel 23. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
No Nama KP SI
1 Peningkatan Wawasan Kebangsaan melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan SI 2
2 Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-undangan SI 5
3 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan SI 6
4 Kegiatan Peningkatan Profesionalitas Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Peradilan di bidang
Manajemen dan Kepemimpinan
SI 6
5 Peningkatan Penuntutan pelanggaran HAM yang Berat SI 8
6 Penyusunan Rencana induk, master plan dan road map revitalisasi industri pertahanan SI 9
7 Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta RKP, Penguatan basis pendanaan, dan Perumusan
Kerangka Pendanaan 5 thn
SI 9
8 Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk mendukung revitalisasi industri pertahanan SI 9
9 Identifikasi teknologi – Alutsista TNI dan Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I SI 9
10 Pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan sbg Clearing House SI 9 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
30
Tabel 24. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013)
PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
No Nama Indikator KP KP SI
1 • Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat
• Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
• Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor
• Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
KP d SI V
2 • Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan
• Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
• Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor
• Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
KP a SI VI
3 Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan keb pelatihan KP b SI VI
4 Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai Tipikor,
asset recovery dll KP b SI VI
5 Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen, sistem
pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan KP b SI VI
6 Jmlh SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen & Kepemimpinan
yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja KP b SI VI
7 Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingk Peradilan Umum KP b SI VII
8 Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai KP a SI VII
9 Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa KP c SI IX
10 Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan KP a SI IX
11 Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI KP e SI IX
12 Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh Industri
Pertahanan dalam Negeri KP d SI IX
13 Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan KP b SI II
14 Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap
penuntutan. KP i SI VIII
15 Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan, aparatur
pemerintah
KP a SI II
16 Rekomendasi KP l SI IX
17 Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears KP b SI IX
Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Lainnya (PNL) 13: Perekonomian
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 13: Perekonomian menunjukkan 69,57 persen KP RPJMN 2010-2014 telah
dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 80,77
persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 42).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 65,22
persen KP dan 71,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 56,52 persen KP dan 53,85 persen indikator
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP
kembali menurun menjadi hanya 52,27 persen KP dan 40,38 persen indikator KP (Gambar 43).
31
Gambar 42. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PNL 13: Perekonomian
Gambar 43. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PNL 13: Perekonomian
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian yang cenderung menurun. Artinya,
terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP
maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi
cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 65,22 persen KP dan 71,15 persen indikator KP pada RKP
2011 menurun menjadi 52,17 persen KP dan 40,38 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut
pada Gambar 44 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen
perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian.
Adapun daftar KP dan indikator KP PNL 13: Perekonomian RPJMN 2010-2014 yang belum
dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 25 (sebanyak 3 KP)
dan Tabel 26 (sebanyak 4 indikator KP).
Gambar 44. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 13: Perekonomian
65,2256,52
52,17
71,15
53,85
40,38
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
69,5780,77
30,4319,23
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
65,2271,15
56,52 53,85 52,1740,38
34,7828,85
43,48 46,15 47,8359,62
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
32
Tabel 25. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PNL 13: Perekonomian
No Nama KP SI
1 Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical SI 1
2 Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi SI 2
3 Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi dalam Forum Multilateral SI 2
4 Perluasan Pasar Non Tradisional SI 2
5 Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3
6 Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3
7 Peningkatan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB SI 3 Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 26. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013),
PNL 13: Perekonomian
No Nama Indikator KP KP SI
1 Jumlah Perusahaan SI 1 KP 1
2 Pilot project industri turunan kelapa sawit SI 1 KP 1
3 Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau SI 1 KP 1
4 Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding
terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
SI 2 KP 1
5 Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu
perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
SI 2 KP 1
6 Persentase fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and
Investment) di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan
Timur
SI 2 KP 2
7 Persentase fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negara-
negara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka
SI 2 KP 3
8 Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah asal SI 3 KP 12
9 Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi SI 3 KP 13
10 Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB SI 3 KP 15 Keterangan:
1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014.
2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat
Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012,
dan 2013) untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat menunjukkan seluruh KP (100 persen) dan
indikator KP (100 persen) RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 45).
Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun
penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang sedikit menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00
persen KP dan 100,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya
pada RKP 2012 terdapat 100,00 persen KP dan 85,71 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang
sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP sedikit menurun menjadi 84,38
persen KP dan 76,79 persen indikator KP (Gambar 46).
33
Gambar 45. Persentase Penjabaran KP & Indikator
KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
Gambar 46. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP
RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013
PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
100,00 100,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat yang cukup baik walaupun
sedikit menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang terjadi tiap tahun
walaupun tidak besar, baik pada KP maupun indikator KP. Pada Gambar 47 ditunjukkan
kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 14:
Kesejahteraan Rakyat.
Gambar 47. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan
KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013
PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
100,00 100,00
84,38100,00
85,71
76,79
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
KP Indikator KP
100,00 100,00 100,0085,71 84,38
76,79
14,29 15,6223,21
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
KP Indikator KP KP Indikator KP KP Indikator KP
RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
34
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013
memberikan gambaran kualitas dari dokumen perencanaan berdasarkan aspek kesinambungan
dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang diperoleh dari hasil identifikasi atas
penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, secara singkat kesimpulan yang diperoleh antara lain:
1. Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 2010-
2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya persentase
penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75 persen ke
dalam dokumen RKP 2011-2013.
2. Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen
RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan
antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya. RKP 2013 memiliki deviasi
yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya (RKP
2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap penyusunan
RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin
terdeviasi.
a. Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP
(2011, 2012, dan 2013) mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis. Pada RKP
2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian,
angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya sebesar 77,82
persen dan 69,32 persen.
b. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014
dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam
dibandingkan dengan KP. Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN
2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP
2012 menjadi sebesar 58,88 persen dan 49,23 persen pada RKP 2013.
3. Sebagai masukan terhadap penyusunan RKP 2014 didapatkan 50 KP (9,24 persen KP) dan 160
indikator KP (12,25 persen indikator KP) RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam 3
(tiga) dokumen RKP terdahulu dan seyogyanya perlu ditampung dalam RKP 2014 sehingga
aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan dapat ditingkatkan.
Hasil evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-
2013 menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas dokumen perencanaan di periode
berikutnya terutama pada sejumlah perbaikan ataupun penitikberatan pada rekomendasi sebagai
berikut:
1. Pentingnya aplikasi Model Logika sebagai alat bantu untuk memetakan pola pikir awal hingga
ekspektasi capaian beserta ukuran-ukurannya (untuk berbagai tingkatan) ketika
memformulasikan apapun, termasuk kebijakan, strategi, program, kegiatan dan sebagainya.
2. Perumusan indikator yang tepat (memenuhi kaidah SMART) dan sesuai dengan tingkatan
kinerja (impact, outcomes, output) akan meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang
disusun sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya perubahan pernyataan indikator
ataupun ketidakberlanjutan suatu indikator di periode tertentu.
35
LAMPIRAN 1
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap
Dokumen RKP 2013
36
37
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013
PENDAHULUAN
Penyusunan RKP-2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan
Dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat bersifat sangat strategis, karena nantinya dijadikan sebagai
pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, serta
pedoman pelaksanaan pembangunan bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia
usaha. Dengan pertimbangan tersebut maka kualitas dokumen RKP harus benar-benar terjaga
dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun politis. Dalam kerangka itu, Deputi
Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, sesuai dengan tugas dan fungsinya, melakukan evaluasi
ex-ante terhadap dokumen RKP-2013. Berdasarkan pembagian tugas yang diberikan oleh Deputi
EKP, Direktorat EKPS berkontribusi untuk melakukan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP
2013 untuk mereviu kualitas dokumen tersebut, secara spesifik dalam hal kesinambungan dan
kekonsistenan antar dokumen RKP dan dengan dokumen RPJMN 2010-2014, serta ketepatan
penyusunan dokumen berdasarkan kerangka berpikir yang logis.
Tujuan dari pelaksanaan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 adalah untuk mereviu
kualitas dokumen perencanaan yang disusun, yang meliputi dua pokok identifikasi sebagai
berikut: (1) Kesinambungan dan kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan
antara RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014; dan (2) Ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut
yang terkait, seperti sasaran, indikator dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis.
Ruang lingkup penyusunan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 meliputi sembilan
bidang pembangunan, dimana pada setiap bidang dipilih 2-3 fokus prioritas (FP) yang mewakili
untuk kemudian direviu lebih lanjut. Total FP yang direviu sebanyak 19 FP.
Cara evaluasi RKP-2013 Buku II adalah dengan melakukan document review, yaitu, dengan
mencermati dan membandingkan dokumen. Pencermatan terhadap dokumen RKP (RKP 2011,
RKP 2012, RKP 2013) dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek, yaitu:
(1) aspek kesinambungan dan kekonsistenan antar dokumen perencanaan; serta (2) aspek
ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait.
HASIL REVIU UMUM
1. Kesinambungan dan Kekonsistenan antar Dokumen Perencanaan
Rekapitulasi hasil persandingan antar dokumen RKP maupun dengan RPJMN 2010-2014
menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang ditunjukkan
oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun pada level KP,
kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase indikator sama
hanya diantara 20-33 persen.
a. Antar Dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011)
Dilihat dari format penulisan, ketiga dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011) memiliki
format yang sama, yaitu mencantumkan atribut FP/KP, Indikator, Rencana 2011/2012/2013,
Program, dan Pelaksana. Perbedaan yang cukup nyata adalah dalam hal penulisan indikator, baik
di level FP maupun KP.
38
Pada level FP, jumlah FP yang direviu sebanyak 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP
yang berbeda-beda pada ketiga dokumen RKP. Jumlah indikator FP pada RKP 2013 sebanyak 41
indikator, lebih sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah indikator FP pada RKP 2012 dan RKP
2011, yaitu 42 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 2)
mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena
lebih dari 70 persen indikator FP di ketiga dokumen RKP merupakan indikator yang sama
(pernyataan indikator sama untuk ketiga dokumen RKP). Namun, masih terdapat 30 persen
indikator FP yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP (disebut dengan indikator
berbeda). Hasil reviu atas perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan pada RKP 2013, sebagian
besar disebabkan karena adanya indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011,
perbedaan disebabkan karena sebagian besar indikator tidak berlanjut.
Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu berbeda pula pada ketiga dokumen RKP.
Jumlah KP dan indikator KP pada RKP 2013 adalah 185 KP dengan 607 indikator KP, lebih sedikit
dibandingkan dengan RKP 2012, yaitu 197 KP dengan 637 indikator, dan RKP 2011, yaitu 195 KP
dengan 680 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan KP secara umum (pada Tabel 2)
mengindikasikan hal yang berbeda dari yang sebelumnya ditemui pada level FP, yaitu kurang
baiknya kesinambungan dan kekonsistenan untuk indikator KP pada ketiga dokumen RKP.
Sebagian besar indikator KP (antara 67-71 persen) dalam ketiga dokumen RKP tergolong indikator
berbeda. Pada RKP 2013, perbedaan indikator KP sebagian besar disebabkan oleh adanya
indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011 disebabkan karena indikator tidak
berlanjut.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Persandingan Antar Dokumen RKP Buku II (19 FP)
Ulasan Buku II RKP 2013 Buku II RKP 2012 Buku II RKP 2011
Format Penulisan sama sama sama
Fokus Prioritas (19 FP)
Jumlah Indikator FP 41 42 42
Indikator sama 30 (73,17%) 30 (71,43%) 30 (71.43%)
Indikator berbeda 11 (26,83%) 12 (28,57%) 12 (28.57%)
Indikator berubah 2 (4,88%) 1 (2,38%) 2 (4,76%)
Indikator baru 9 (21,95%) - -
Indikator baru dan tidak
berlanjut - 6 (14,29%) -
Indikator tidak berlanjut - 5 (11,90%) 10 (23,81%)
Kegiatan Prioritas
Jumlah Kegiatan Prioritas 185 197 195
Jumlah Indikator KP 607 637 680
Indikator sama 196 (32,29%) 196 (30,77%) 196 (28,82%)
Indikator berbeda 411 (67,71%) 441 (69,23%) 484 (71,18%)
Indikator berubah 103 (16,97%) 138 (21,66%) 133 (19,56%)
Indikator baru 308 (50,74%) 122 (19,15%) -
Indikator baru dan tidak
berlanjut - 77 (12,09%) -
Indikator tidak berlanjut - 104 (16,33%) 351 (51,62%) Keterangan:
1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk ketiga dokumen RKP.
2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP.
3. Indikator berubah adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berubah dari dokumen RKP sebelumnya.
4. Indikator baru adalah indikator yang baru muncul pada dokumen RKP (2012 dan/atau 2013), yang belum ada pada dokumen RKP
sebelumnya.
5. Indikator baru dan tidak berlanjut adalah indikator yang baru muncul pada dokumen tahun tertentu (biasanya tahun 2012) dan
tidak dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya.
6. Indikator tidak berlanjut adalah indikator pada tahun 2011 yang tidak muncul/dilanjutkan pada tahun berikutnya (bisa tidak
dilanjutkan di tahun 2012 ataupun 2013)
39
b. Antar Dokumen RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014
Dalam hal format penulisan, dokumen RKP 2013 dan RPJMN 2010-2014 memiliki sedikit
perbedaan yaitu pada RPJMN 2010-2014 memiliki sasaran pada level FP dan KP, sedangkan pada
RKP 2013, sasaran tersebut tidak ada.
Pada level FP, jumlah FP yang direviu adalah 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP
dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 masing-masing berbeda. Dalam RPJMN 2010-2014,
jumlah indikator FP sebanyak 45 indikator, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah indikator FP
pada RKP 2013, yaitu 41 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 3)
mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena
sebagian besar indikator FP (lebih dari 60 persen) dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki
pernyataan yang sama. Namun sebagian besar target indikator KP dalam kedua dokumen
berbeda, mencapai lebih dari 50 persen.
Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan
RKP 2013 juga berbeda. Jumlah KP pada RPJMN 2010-2014 adalah 188 KP, lebih besar dari jumlah
di RKP 2013 sebanyak 185 KP. Namun dari sisi jumlah indikator KP, dalam RPJMN 2010-2014 lebih
sedikit dibandingkan dengan RKP 2013 yaitu 597 indikator dibandingkan 607 indikator. Sebagian
besar indikator KP dan target indikator KP dalam ketiga dokumen RKP berbeda, yaitu masing-
masing lebih dari 70 persen dan lebih dari 80 persen. Hal ini mengindikasikan kurangnya
kesinambungan dan kekonsistenan dokumen perencanaan atau dalam hal ini terdapat banyak
perubahan indikator dan target KP pada RKP 2013 bila disandingkan dengan RPJMN 2010-2014.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Persandingan RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014 Buku II (19 FP)
Ulasan Buku II RPJMN 2010-2014 Buku II RKP 2013
Format Terdapat sasaran pada level fokus prioritas
dan kegiatan prioritas
Tidak terdapat sasaran pada level fokus
prioritas dan kegiatan prioritas
Fokus Prioritas (19 FP)
Jumlah Indikator FP 45 41
Indikator sama 31 (68,89%) 31 (75,61%)
Indikator berbeda 14 (31,11%) 10 (24,39%)
Target sama (%) 20 (44,44%) 20 (48,78%)
Target berbeda (%) 25 (55,56%) 21 (51,22%)
Kegiatan Prioritas
Jumlah Kegiatan Prioritas 188 185
Jumlah Indikator KP 597 607
Indikator sama (%) 131 (21,94%) 131 (21,58%)
Indikator berbeda (%) 466 (78,06%) 476 (78,42%)
Target sama (%) 69 (11,56%) 69 (11,37%)
Target berbeda (%) 528 (88.44%) 538 (88,63%) Keterangan:
1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013.
2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berbeda untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013.
3. Target sama adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang sama.
4. Target berbeda adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang berbeda.
2. Ketepatan Penyusunan Alur Pikir dan Atribut Terkait
Hasil reviu umum atas ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait pada RKP 2013
menunjukkan kondisi yang bervariasi untuk masing-masing bidang pembangunan Buku II.
Namun, secara umum masih menunjukkan sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan,
yaitu dalam penyusunan RKP ataupun RPJMN selanjutnya.
40
Pertama, masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang
(yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Masih ditemui sejumlah
permasalahan yang dinilai cukup penting tetapi tidak teridentifikasi secara jelas pada sasaran
bidang. Sebaliknya juga terdapat sejumlah sasaran bidang yang tiba-tiba muncul dan kurang
berkaitan dengan permasalahan yang dipetakan.
Kedua, tumpang tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan
pernyataan indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas
(impact), fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output). Hal ini selain berarti kurang
tepatnya penyusunan alur berpikir, juga menunjukkan perumusan indikator yang kurang sesuai.
a. Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang
Hampir di setiap bidang, penerjemahan permasalahan ke dalam sasaran bidang pembangunan (di
level impact/outcome) belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, artinya belum semua
permasalahan yang diangkat kemudian dijawab sebagai suatu pernyataan sasaran yang hendak
dicapai. Hal yang terjadi adalah permasalahan berdiri sendiri dan tidak terkait dengan sasarannya
atau sasaran dapat saja serta merta muncul tanpa ada penjelasan di bagian permasalahan.
Kondisi ini menunjukkan belum digunakannya kerangka berpikir Model Logika sebagai alat yang
membantu atau menuntun cara berpikir yang logis ketika menyusun suatu perencanaan
pembangunan. Kelemahan ini kemudian dapat berimplikasi juga pada lemahnya penyusunan
tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang
dilaksanakan.
Tabel 3. Reviu Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang Buku II RKP 2013
No Bidang
Pembangunan Reviu Persandingan
1. Bidang Sosial Budaya
dan Kehidupan
Beragama
Dari 17 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 4 permasalahan yang tidak
diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 1
sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan
permasalahan.
2. Bidang Ekonomi Dari 6 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya tidak diterjemahkan ke dalam
sasaran bidang pembangunan dan sasaran bidang yang ditetapkan tidak memiliki
kaitan jelas dengan permasalahan.
3. Bidang Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
Secara umum 3 permasalahan yang diidentifikasi sudah diterjemahkan ke dalam
sasaran bidang pembangunan, hanya terdapat satu sasaran yang tidak memiliki kaitan
yang jelas dengan permasalahan.
4. Bidang Sarana dan
Prasarana
Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam
sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 2 sasaran yang tidak memiliki
kaitan yang jelas dengan permasalahan.
5. Bidang Politik dan
Komunikasi
Dari 10 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 2 permasalahan yang tidak
diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 3
sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan
permasalahan.
6. Bidang Pertahanan
dan Keamanan
Dari 15 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang tidak
diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
7. Bidang Hukum dan
Aparatur
Dari 2 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam
sasaran bidang pembangunan.
8. Bidang Wilayah dan
Tata Ruang
Dari 5 permasalahan yang teridentifikasi terkait pembangunan perdesaan, seluruhnya
sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
9. Bidang Sumber Daya
Alam dan Lingkungan
Hidup
Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang belum
terjawab dengan sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 12 sasaran
bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan permasalahan.
41
b. Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Persandingan sasaran/indikator prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP
2013 menunjukkan adanya permasalahan pada penentuan tingkat kinerja di hampir semua bidang
pembangunan. Terdapat penggunaan indikator yang sama di beberapa level kinerja (impact,
outcome, dan output). Seharusnya, apabila penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan
menggunakan kerangka berpikir logis yang tepat, hal yang demikian tidak akan terjadi atau paling
tidak dapat dihindarkan. Selain itu, perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah
SMART juga harus menjadi penekanan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan,
sehingga kualitas dokumen lebih terjaga.
Kemudian, sebagai satu rangkaian kinerja yang baik, perihal kelengkapan atribut baik di tingkat
prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas semuanya perlu diperhatikan. Kelengkapan
atribut tentunya meliputi sasaran, indikator beserta targetnya, walaupun hasil evaluasi
menunjukkan masih banyak dijumpai permasalahan kelengkapan atribut, terutama pada tidak
adanya sasaran/indikator di level FP.Berikut adalah hasil reviu persandingan sasaran/indikator
prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP 2013.
Tabel 4. Reviu Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Buku II RKP 2013
No Bidang Pembangunan Reviu Persandingan
1. Bidang Sosial Budaya
dan Kehidupan
Beragama
a. Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome,
dan output):
7 indikator menjadi indikator level impact, outcome, dan output
10 indikator menjadi indikator level outcome dan output
1 indikator menjadi indikator level impact dan output
b. Ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak adanya sasaran/indikator bidang pada salah
satu FP.
2. Bidang Ekonomi Secara umum tidak ditemukan permasalahan levelling indikator, namun terdapat
permasalahan ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya sasaran/indikator
Bidang dan FP pada salah satu FP.
3. Bidang Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun
terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada ketiga FP tidak terdapat
sasaran/indikator FP.
4. Bidang Sarana dan
Prasarana
Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun
terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya
sasaran/indikator FP.
5. Bidang Politik dan
Komunikasi
Terdapat permasalahan penggunaan 1 indikator yang sama di level output dan
outcomes, namun tidak terdapat permasalahan kelengkapan atribut.
6. Bidang Pertahanan dan
Keamanan
Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator. Namun terdapat
permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada kedua FP tidak terdapat
sasaran/indikator FP.
7. Bidang Hukum dan
Aparatur
Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome,
dan output):
3 indikator menjadi indikator level impact,dan outcome
2 indikator menjadi indikator level outcome dan output
8. Bidang Wilayah dan Tata
Ruang
Secara umum atribut sudah lengkap, namun terdapat permasalahan levelling
indikator, yaitu 1 indikator menjadi indikator level outcomes dan output.
9. Bidang Sumber Daya
Alam dan Lingkungan
Hidup
Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator dan kelengkapan
atribut
42
KESIMPULAN
Evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 memberikan gambaran kualitas dari dokumen
perencanaan yang disusun berdasarkan hasil reviu dan identifikasi atas: (1) kesinambungan dan
kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan antara RKP 2013 dengan RPJMN
2010-2014; (2) ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut yang terkait, seperti sasaran, indikator
dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis. Secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari
hasil evaluasi ini antara lain:
1. Dari 9 bidang pembangunan yang direviu dengan penekanan pada 19 Fokus Prioritas (FP)
baik antar dokumen RKP (2013, 2012, dan 2011) maupun dengan RPJMN 2010-2014
menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang
ditunjukkan oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun
pada level KP, kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase
indikator sama hanya diantara 20-33 persen. Perbedaan indikator KP sebagian besar
disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru ataupun tidak
berlanjutnya indikator di periode tertentu.
2. Terkait ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut dari 9 bidang pembangunan RKP 2013
menunjukkan masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran
bidang (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome) dan tumpang
tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan
indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact),
fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output).
43
LAMPIRAN 2
Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014
dengan Buku I RKP 2011-2013
44
45
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1 : STRUKTUR
Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerian/lembaga yang menangani aparatur negara yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN),
dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2010; Restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya, terutama bidang penguatan keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan,
restrukturisasi BUMN, hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat banyak selambat¬lambatnya 2014
1 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program
kelembagaan
V V V Persentase penyelesaian konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas
Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN.
V
Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang telah tertata
kelembagaannya
V V V
Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V
2 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Evaluasi Kelembagaan Polhukam
V V V Persentase Kementerian Negara bidang Polhukam yang telah tertata
organisasi dan tata kerjanya (antara lain Kementerian Setneg)
V V V
Persentase LPNK bidang polhukam yang telah tertata organisasi dan tata
kerjanya, terutama bidang pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi
kepentingan rakyat (BPN)
V V V
Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan
tata kerjanya
V V V
3 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Evaluasi Kelembagaan Perekonomian I
V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian I yang telah tertata
organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang penguatan keberdayaan
UKMK (Kemeneg UKMK, Kemen. Perindustrian, Kemen. Perdagangan),
pemanfaatan sumber daya kelautan (Kemen. Kelautan dan Perikanan),
pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kemen.
PU, Kemen. Kehutanan) dan Kemeneg PPN)
V V V
Persentase LPNK bidang Perekonomian I yang telah tertata organisasi dan
tata kerjanya
V V V
Persentase Perwakilan RI yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V
4 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Evaluasi Kelembagaan Perekonomian II
V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian II yang telah tertata
organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang pengelolaan energi (Kemen.
ESDM, restrukturisasi BUMN (Kemeneg BUMN), pemanfaatan tanah dan
penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kementan) dan Kemeneg. Ristek).
V V V
Persentase LPNK bidang Perekonomian II yang telah tertata organisasi dan
tata kerjanya
V V V
5 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Evaluasi Kelembagaan Kesra
V V Persentase Kementerian Negara bidang kesra yang telah tertata organisasi
dan tata kerjanya (antara lain Kemendiknas)
V V V
Persentase LPNK bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata
kerjanya
V V V
Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya V V V
6 Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
reformasi birokrasi
V V V Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi yang diterbitkan (grand
design RBN dan kebijakan pelaksanaannya)
V
46
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tingkat kualitas pelak sanaan RB yang terukur sesuai dengan kebijakan RB
Nasional
V V V
Persentase instansi yang menerima sosialisasi
Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi
reformasi birokrasi
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi
Persentase K/L yang telah melaksanakan Reformasi Birokrasi sesuai
kebijakan nasional
V V V
7 Pembinaan dan koordinasi penyiapan produk
hukum dan penataan organisasi KKP
V V V Persentase pemenuhan peraturan perundang-undangan serta efektivitas
dan kemutakhiran hukum laut, perjanjian, peirizinan, organisasi dan tata
laksana sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta pelayanan
bantuan hukum yang akuntabel
V V V
Substansi Inti 2 : OTONOMI DAERAH
Penataan Otonomi Daerah melalui: 1) Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan
pemilihan kepala daerah
1 Penghentian/ Pembatasan Pemekaran
Wilayah
Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah
Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan
penghapusan daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007
Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah
2 Pembinaan Fasilitasi Dana Perimbangan V V V Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah memanfaatkan DAK sesuai Juklak V V V
Persentase daerah yang telah Optimal (100%) menyerap DAK V V V
Jumlah rekomendasi kebijakan untuk dukungan materi sebagai masukan
terhadap revisi UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.
33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah & Pemda
V V
Jumlah Permendagri V
Jumlah Surat Edaran Mendagri
3 Pembinaan Administrasi Anggaran Daerah V V V Persentase daerah yang proporsi belanja langsungnya lebih besar dari
belanja tidak langsung
V V V
Persentase rata-rata belanja modal terhadap total belanja daerah V V V
Persentase jumlah APBD yang disahkan secara tepat waktu. V V V
4 Pembinaan dan Fasilitasi Pertanggungjawaban
dan Pengawasan Keuangan daerah
V V Persentase daerah provinsi, Kab/Kota ber-LKPD dengan status WTP. V V
Persentase penetapan dan penyampaian Raperda pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu.
V V
5 Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan
pengelolaan transfer ke Daerah
V V V 1. Persentase ketepatan jumlah penyaluran jumlah dana transfer ke daerah V V V
2. Ketepatan waktu penyelesaian dokumen pelaksanaan penyaluran dana
transfer ke daerah
V V V
6 Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Daerah
Persentase revisi terbatas UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan efisiensi
pelaksanaan Pilkada
Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
47
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 3 : SUMBER DAYA MANUSIA
Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekrutmen, pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terpusat selambat-lambatnya 2011
1 Penyusunan kebijakan perencanaan SDM
aparatur
V V V Jumlah PP V
2 Pengembangan kebijakan pemantapan
pengembangan SDM aparatur
V V - Jumlah UU dan peraturan pelaksanaannya V V V
- Jumlah Perpres
- Jumlah PP
3 Pengembangan kebijakan kesejahteraan SDM
aparatur
V V Jumlah UU/PP ttg remunerasi/ tunjang an kinerja Pegawai Negeri; V V V
Jumlah UU/PP tentang Pensiun PNS V
Jumlah kebijakan tentang pengelolaan dana pensiun PNS V
Substansi Inti 4 : REGULASI
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000
peraturan daerah selambat-lambatnya 2011.
1 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan
Bantuan Hukum Departemen
V V Jumlah perda yang dikaji V V V
2 Kegiatan fasilitasi perancangan peraturan
daerah
V V % pemerintahan daerah V V V
3 Perumusan kebijakan bimbingan teknis,
monitoring, dan evaluasi di bidang PDRD
V V 1. Persentase jumlah kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
dapat diimplementasikan
V V V
2. Realisasi janji pelayanan evaluasi Perda/Raperda PDRD ke pihak eksternal
dalam bentuk rekomendasi Menteri Keuangan
V V V
3. Evaluasi dan rekomendasi Perda dan Raperda PDRD bermasalah V V V
4. Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah
5. Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah
6. Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah
7. RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah
8. RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yy melanggar ketentuan PDRD
9. Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga & subsidi
BBM
Substansi Inti 5 : SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH
Penetapan dan penerapan sistem Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan
Publik yang selaras antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah
Jumlah SPM yang ditetapkan
2 Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik
di Daerah
Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh
Daerah
Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya
Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya
3 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program
pelayanan publik
V V Jumlah PP
Jumlah Perpres
48
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Persentase instansi yg mendapat sosialisasi V V
4 Peningkatan koordinasi dan evaluasi
pelayanan di bidang kesejahteraan sosial
Jumlah instrumen penilaian, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
pelayanan publik
Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan
Jumlah inpres tentang percepat an peningkatan kualitas pelayanan publik
Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu)
5 Peningkatan koordinasi dan evaluasi
pelayanan publik di bidang pemerintahan
umum, hukum dan keamanan
Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan
Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi
Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian
Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian
Substansi Inti 6 : PENEGAKAN HUKUM
Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum
1 Penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana
Kewilayahan
V V V Jumlah perkara dan clearance rate seluruh tindak pidana di wilayah Polda V V V
2 Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta
perilaku aparat MA dan badan peradilan di
bawahnya
Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta
perilaku hakim dan aparat peradilan
3 Penyelenggaran Kegiatan di bidang
Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan barang
Rampasan Negara
V V V Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola
secara tepat waktu dan akuntabel
V V V
4 Pembinaan Kegiatan di bidang Keamanan dan
Ketertiban
V V V Persentase V V V
5 Penyelenggaran Kegiatan di Bidang Pelayanan
Tahanan dan Pembinaan Narapidana
V V V · Persentase V V V
· Persentase V V
· Persentase V
6 Pembinaan kegiatan di bidang Bimbingan
kemasyarakatan dan Anak
V V V • Persentase anak didik pemasyarakatan V V V
• Persentase klien pemasyarakatan V V V
• Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarkatan yang
mendapatkan litmas secara tepat dan akuntabel
V V V
7 Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen
V V V Peningkatan kinerja lulusan diklat kepemimpinan dan manajemen pada unit
kerja
V V V
8 Kegiatan penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis
V V Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang teknis pada unit
kerjanya
V V
9 Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Fungsional HAM
V V V Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang fungsional dan HAM
pada unit kerjanya
V V V
10 Kegiatan Pendidikan Kedinasan V V V · Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis
pemasyarakatan
V V V
· Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian V V V
49
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
11 Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan
Kepegawaian Kemenkumham
V V V · Persentase unit kerja yang memiliki kaderisasi berkesinambungan dan
pegawai yang memperoleh pengembangan karir
V V V
12 Kegiatan pengawasan Inspektorat khusus V V V · Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu V V V
· Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum
13 Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan V V · Jumlah pendidikan dan pelatihan baik penjenjangan maupun fungsional V V
14 Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi V V Kasus Potensial (Kasus) V V
Kasus Solid (Kasus) V V
15 Penyidikan Tindak Pidana Korupsi V V Penyidikan (Perkara) V V
Penyidikan Lengkap (Perkara) V V
16 Penuntutan dan Eksekusi Tindak Pidana
Korupsi
V V Penuntutan (Perkara) V V
Berkas Perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri(Perkara) V V
Pelaksanaan Pidana Badan (Persen) V V
17 Koordinasi dan Supervisi Penindakan (Korsup)
TPK
V V Peningkatan Perkara yang disupervisi KPK (Persen) V V
Peningkatan Jumlah Penerimaan Surat Perintah Dimulainya
Penyidikan/SPDP (Persen)
V V
18 Pengelolaan LHKPN V V LHKPN yang diumumkan dalam TBN (Jumlah Penyelenggara Negara) V V
Klarifikasi kepada Penyelenggara Negara V V
Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) V V
19 Pengelolaan Gratifikasi V V Jumlah SK Penetapan Status Gratifikasi V V
Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) V V
Jumlah Instansi/ Lembaga (Pem., BUMN dan Swasta) yang melaksanakan
Program Pengendalian Anti Gratifikasi
V V
20 Penyelenggaraan Pendidikan, Sosialisasi, dan
Kampanye Anti Korupsi
V V Jumlah Sekolah/ Lembaga pendidikan yang menerapkan Modul Anti Korupsi V V
Peningkatan Komunitas Anti Korupsi V V
Instansi/Lembaga (Pem, Swasta, Masy) yang Melaks. Zona Anti Korupsi
(Jumlah)
V V
21 Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan
Kerjasama Antara Lembaga/Instansi
Tingkat Kepuasan Layanan Kerja sama Antar Lembaga (Indeks)
22 Penyediaan Data dan Informasi untuk
Pemberantasan Korupsi
Pemenuhan permintaan informasi dan data (Persentase)
23 Penanganan Pengaduan Masyarakat V V Kasus siap LIDIK (Jumlah) V V
24 Seleksi Hakim Agung, seleksi hakim dan
Pemberian Penghargaan Hakim
V V V Jumlah calon Hakim Agung yang mendaftar V V V
Jumlah calon Hakim Agung yang lulus seleksi V V V
Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan
Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung
Jumlah putusan hakim yang diteliti dan dianalisa V V
% putusan hakim yang benar
Biaya penelitian putusan hakim (dlm ribu)
50
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
% peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung
% Hakim Agung yang profesional hasil seleksi
% calon Hakim Agung yang lulus seleksi
% calon hakim yg me ndapat penghargaan
Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar
Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi
% peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi
Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim
Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dlm ribu)
Biaya pemberian penghargaan hakim (dlm ribu)
25 Pelayanan Pengawasan Perilaku Hakim dan
peningkatan kompetensi hakim
V V V Jumlah pengaduan masyarakat
Jumlah yang diproses melalui Majelis Kehormatan Hakim (MKH) V V
% pengaduan masyarakat yang ditangani V V V
% hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip kode
etik dan pedoman perilaku hakim
Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas
Jumlah pelatihan kemampuan dan profesionalisme hakim yang dilaksanakan V V
% Peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim
Substansi Inti 7 : DATA KEPENDUDUKAN
Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada 2011
1 Pengembangan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) Terpadu
V V Jumlah kabupaten/kota yang memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
kepada setiap penduduk.
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP berbasis NIK dengan perekaman
sidik jari
V V
51
Prioritas Nasional 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH
Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan setingkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 dan
penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar.
1 Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan
SD
V V V APM Jenjang SD/sederajat V V V
Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V V
2 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah
Ibtidaiyah
V V V APM Jenjang SD/sederajat V V V
Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V
3 Penjaminan Kepastian Pendidikan
SMP/SMPLB
V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V V
Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran
dengan pendekatan CTL berbasis TIK
V V
4 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah
Tsanawiyah
V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V V
Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran
dengan pendekatan CTL berbasis TIK
V
5 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan
SMK
V V V APK Jenjang Menengah V V V
Persentase SMK menerapkan pembelajaran berbasis TIK V
6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan
SMA/SMLB
V V V APK Jenjang Menengah V V V
Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V
7 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah
Aliyah
V V V APK Jenjang Menengah V V V
Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V
8 Penyediaan subsidi Pendidikan SD/SDLB
berkualitas
V Jumlah Siswa SD/SDLB Sasaran BOS V
9 Penyediaan subsidi Pendidikan SMP/SMPLB
berkualitas
V Jumlah Siswa SMP/SMPLB Sasaran BOS V
10 Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah
Bermutu
V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V V
Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V V
11 Penyediaan Subsidi Pendidikan Agama Islam
Bermutu
V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V V
Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V V
12 Penyediaan Buku Ajar yang Bermutu dan
Murah serta Pembinaan, Pengembangan,
Kegrafikaan dan Pendidikan
V V V Persentase Mata Pelajaran SD/Sederajat (Total 78 Jilid Mapel) V V V
Persentase Mata Pelajaran SMP/Sederajat (Total 47 Jilid Mapel) V V V
Persentase Mata Pelajaran SMA/Sederajat (Total 93 Jilid Mapel) V V V
Persentase Mata Pelajaran SMK (Total 493 Jilid Mapel) V V V
13 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan E-
Gov
V V Jumlah sekolah di 5 kab/kota provinsi DIY yang memiliki sistem e-pendidikan V V
Substansi inti 2 : AKSES PENDIDIKAN TINGGI
Peningkatan APK pendidikan tinggi menjadi 25% di 2014
1 Penyediaan Layanan Akademik Program
Studi
V V V APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun) V V V
52
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2 Peningkatan Akses & Mutu Pend Tinggi Islam V V V APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun) V V V
Substansi inti 3 : METODOLOGI
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25%
sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014
1 Penyediaan Informasi Hasil Penilaian
Pendidikan
V V V Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional dengan memper-hatikan kemampuan
sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia
V
2 Penyediaan Sistem Pembelajaran, Penyem-
purnaan Kurikulum Pend. Dasar & Menengah
V V V Persentase penerapan kurikulum sekolah dasar-menengah yang
disempurnakan
V
Substansi inti 4 : PENGELOLAAN
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk
menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten.
1 Penyediaan Tenaga Kependidikan Formal
untuk Seluruh Jenjang Pendidikan
V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V V V
Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V V V
Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V V
Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
V V
Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
V V
Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota
V V
2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah
V V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V
Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V
Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota
V
Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah
Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
V
Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota
V
Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala
Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota
V
5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Pendidikan TK dan
Pendidikan Dasar
V V V Persentase Komite Sekolah yang berfungsi efektif V
Peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pendanaan pendidikan melalui Dewan Pendidikan
V
Substansi inti 5 : KURIKULUM
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
53
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Penyediaan Sistem Pembelajaran,
Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dasar
dan Menengah
V V V Jumlah Model Kurikulum SD/MI V V V
Jumlah Model Kurikulum SMP/MTs V V V
Jumlah Model Kurikulum SMA/MA V V V
Jumlah Model Kurikulum SMK V V V
Substansi inti 6 : KUALITAS
Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO
9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan
perbandingan guru:murid di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat
tahun 2013.
1 Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan
Profesionalisme
V
2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah
V V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan
Profesionalisme
V
Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat
Bagi Guru Per Tahun
V
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik
SD/MI 1:32
V
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik
1:40
V
3 Peningkatan mutu dan Pembinaan lembaga
diklat dan penjaminan mutu pendidikan
V Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat
Bagi Guru Per Tahun
V
4 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Ditjen Dikti
V V V Persentase PT BHMN Bersertifikat ISO 9001:2008 V V
Persentase PTN bersertifikat ISO 9001:2008 V V
Persentase Politeknik Negeri Bersertifikat ISO 9001:2008 V
Persentase PTS (Institut/Universitas/Sekolah Tinggi) Bersertifikat ISO
9001:2008
V
Persentase PTS (Politeknik/Akademi) Bersertifikat ISO 9001:2008 V
5 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan
Tinggi Islam
V V V Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008
Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V
6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan
SMK
V V V Persentase SMK Bersertifikat ISO 9001:2000/ 9001:2008 V V
7 Penyediaan Layanan Kelembagaan V V Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V
8 Penyediaan Layanan Akademik Program
Studi
V V V Jumlah PT 500 Terbaik Dunia Versi THES V V V
9 Penyediaan Guru untuk Seluruh Jenjang
Pendidikan
V V V Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik
SD/MI 1:32
V
Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik
1:40
V
10 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan
Agama Islam pada Sekolah
V V V Penyusunan dan penerapan Standar Nasional Pendidikan bagi Pendidikan
Agama dan Keagamaan
54
Prioritas Nasional 3: Program Aksi Bidang Kesehatan
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: KESEHATAN MASYARAKAT
Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi: penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan tingkat kematian bayi
dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014
1 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
V V V Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
(cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN))
V V V
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan
kunjungan kehamilan ke empat (K4))
V V V
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB
sesuai standar
V V V
2 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak V V V Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) V V V
Cakupan pelayanan kesehatan bayi V V V
Cakupan pelayanan kesehatan balita V V V
3 Pembinaan Imunisasi dan Karantina Kesehatan V V V Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap V V V
4 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) V V V Jumlah puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan
menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
V V V
5 Penyehatan Lingkungan V V V Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas V V V
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat V V V
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat V V V
6 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan,
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
V V V Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum V V V
7 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan,
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan
Infrastruktur Sanitasi Dan Persampahan
V V V Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase)
V V V
Substansi Inti 2: SARANA KESEHATAN
Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014
1 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan V V V Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class) V V V
Substansi Inti 3: OBAT
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada tahun 2010
1 Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
V V V Persentase ketersediaan obat dan vaksin V V V
Substansi Inti 4: ASURANSI KESEHATAN NASIONAL
Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun 2012-2014
55
No SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
V V V Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki
jaminan kesehatan
V V V
2 Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat
Miskin (Jamkesmas)
V V V Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program
Jamkesmas
V V V
3 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat
Miskin (Jamkesmas)
V V V Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi
penduduk miskin
V V V
4 Penataan Kelembagaan Jaminan Sosial
Nasional
V V V Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan
Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan
jaminan sosial.
Substansi Inti 5: KELUARGA BERENCANA
Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014
1 Pengembangan kebijakan dan pembinaan
kesertaan ber-KB
V V V Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB
Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang mendapat dukungan sarana
prasarana
V V V
Substansi Inti 6: PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014, yang ditandai dengan : Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5.
1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung V V Prevalensi kasus HIV V
Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk V V V
Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan V V V
Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan V V V
Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV
dan AIDS
V
2 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang V V Angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk V V V
56
Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi inti 1 : BANTUAN SOSIAL TERPADU
Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik yang bersifat insidensial atau kepada kelompok marginal, program keluarga harapan,
bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan diperluas menjadi program
nasional mulai 2011-2012
1 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan
V V V Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki
jaminan kesehatan
V V V
2 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat
Miskin (Jamkesmas)
V V V Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi
penduduk miskin
V V V
3 Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat
Miskin (Jamkesmas)
V V V Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program
Jamkesmas
V V V
4 Pengembangan kebijakan dan pembinaan
kesetaraan ber-KB
V V V Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta (juta)
V V V
Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta (juta
V V V
5 Peningkatan Kemandirian Ber-KB Keluarga Pra-
S dan KS-1
V Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha Ekonomi Produktif yang menjadi
peserta KB mandiri
V V
Jumlah mitra kerja yang memberikan bantuan modal dan pembinaan
kewirausahaan kepada kelompok Usaha Ekonomi Produktif
V
Jumlah mitra kerja yang menjadi pendamping kelompok Usaha Ekonomi
Produktif
V
6 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan
SD/SDLB Berkualitas
V V V Jumlah siswa SD/SDLB sasaran beasiswa miskin V V V
7 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan
SMP/SMPLB
V V V Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran beasiswa miskin V V V
8 Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan
Pendidikan SMA
V V V Jumlah siswa SMA sasaran beasiswa miskin V V V
9 Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan
Pendidikan SMK
V V V Jumlah siswa SMK sasaran beasiswa miskin V V V
10 Kegiatan Penyediaan Layanan Kelembagaan V V V Jumlah mahasiswa penerima beasiswa miskin V V V
11 Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah
Bermutu
V V V Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MI V V V
Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MTs V V V
Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MA V V V
12 Penyediaan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam V V V Jumlah beasiswa miskin penerima beasiswa PTA V V V
13 Bantuan Tunai Bersyarat V V V Jumlah RTSM yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/PKH; V V V
14 Penyediaan subsidi beras untuk masyarakat
miskin (RASKIN)
V V V Jumlah RTS penerima RASKIN (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan) V V V
57
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
15 Pengelolaan Pertanahan Provinsi V V V Terlaksananya redistribusi tanah (bidang) V V V
16 Pengembangan dan Peningkatan Perluasan
Kesempatan Kerja
V V V Jumlah penganggur yang mempunyai pekerjaan sementara V V V
Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan
pengangguran sementara
V V V
17 Kegiatan Prioritas 17 : Peningkatan
Perlindungan Pekerja Perempuan dan
Penghapusan Pekerja Anak
V V V Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA V V V
Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang dikembalikan ke dunia
pendidikan dan/atau memperoleh pelatihan keterampilan
V V V
Substansi inti 2 : PNPM MANDIRI
Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30%
kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung
1 Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan
Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara serta Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Penataan Kawasan/Lingkungan
Permukiman
V V V Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan
sosial
V
2 Peningkatan Kemandirian Masyarakat
Perdesaan (PNPM-MP)
V V V Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM V V V
Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana krisis di
Kab. Nias dan Nias Selatan
V
3 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
Penyelenggaraan dalam Pengembangan
Permukiman
V V V Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan
ekonomi dan sosial
V V V
Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan
permukiman
V V V
4 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan,
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan
Sanitasi Lingkungan
V V V Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site
(kab/kota)
V V V
5 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan,
Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, serta Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
V V V Jumlah desa yang terfasilitasi V V V
6 Pelayanan Usaha dan Pemberdayaan
Masyarakat
V Jumlah kelompok usaha mikro di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
bankable
Pengembangan sarana usaha mikro LKM V
Dana Pemberdayaan Masyarakat Desa/PNPM MK V
Tenaga pendamping V
Kelompok Usaha Mikro V
7 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP) dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi
Perdesaan melalui LM3
V V V Realisasi penyaluran kredit program untuk pertanian (KKP-E dan KUR) V
Realisasi penyaluran pembiayaan Syariah dan pembiayaan komersial untuk
sektor pertanian
V
58
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di perdesaan V
Jumlah Gapoktan PUAP (unit) V V
8 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan
Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Pemerintah
Daerah Tertinggal (P2DTK/SPADA) – PNPM
V V V Jumlah kab, kec dan desa daerah tertinggal V V
9 Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata V V V Jumlah desa wisata V V V
Substansi inti 3 : KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011
1 Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat
(KUR)
V V V Persentase tersedianya anggaran penjaminan KUR V V V
2 Koordinasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat
(KUR)
V V V Persentase rekomendasi kebijakan KUR yang terimplementasikan V V V
Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumber
Permodalan
3 Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank
bagi koperasi dan UMKM, yang didukung
pengembangan sinergi dan kerja sama dengan
lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya
V V V Kerja sama pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan/
pembiayaan lainnya.
V V V
Terfasilitasinya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) yang melakukan
co-guarantee dengan lembaga penjaminan nasional
V
Jumlah Koperasi yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank melalui
linkage
V
Jumlah LKM (koperasi dan BPR) yang melakukan kerjasama pembiayaan
dengan Bank
V
Jumlah Lembaga Penjaminan Kredit Daerah V
4 Peningkatan peran lembaga keuangan bukan
bank, seperti KSP/KJKS, perusahaan modal
ventura, anjak piutang, sewa guna usaha,
pegadaian dalam mendukung pembiayaan bagi
koperasi dan UMKM, disertai dengan
pengembangan jaringan informasinya.
V Jumlah lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk. V
5 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan
kualitas layanan lembaga keuangan mikro
(LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi
pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan
hukum koperasi.
V V V Jumlah LKM yang terdaftar dan terakreditasi sesuai ketentuan hukum ttg LKM. V
Jumlah pengelola LKM yang mengikuti pelatihan. V V V
Jumlah SDM Pengelola KSP/KJKS yang bersertifikat V
Jumlah LDP KJK dan TUK yang diperkuat V V
Jumlah Manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan sertifikasi
kompetensi LKM
V V
Kelembagaan Koperasi
6 Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan
pengelola koperasi, serta calon anggota dan
kader koperasi
V V V Jumlah peserta peningkatan pemahaman koperasi di kalangan masyarakat
kelompok strategis
V V V
Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan peningkatan pemahaman koperasi
pada SDM koperasi.
V V V
59
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi inti 4 : TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan (KNPK) di bawah koordinasi Wakil Presiden, penggunaan unified database untuk penetapan sasaran program mulai 2009-2010, dan penerapan sistem
monitoring dan evaluasi yang akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran
1 Koordinasi Pengarusutamaan Kebijakan dan
Anggaran Penanggulangan Kemiskinan
V V V Jumlah kegiatan dan koordinasi kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan, kajian
kebijakan, pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan di bidang
pengarusutamaan kebijakan dan anggaran
V V V
2 Koordinasi Penguatan Kelembagaan TKPK V V Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi kelembagaan TKPK V V V
Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi pengendalian pelaksanaan
program penanggulangan kemsikinan
V V
3 Koordinasi Penguatan Masyarakat dan Kawasan V V V Jumlah kegiatan koordinasi pelaksanaan kebijakan program pemberdayaan
masyarakat
V V V
Jumlah sinkronisasi kebijkan program pemberdayaan masyarakat di bidang
penguatan masyarakat dan kawasan
V V V
4 Koordinasi Urusan Kelembagaan dan Kemitraan V V V Jumlah kegiatan dan persetnase pelaksanaan rekomendasi hasil koordinasi
kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan
V V V
Jumlah kegiatan dan persentase pelaksanaan rekomendasi sinkronisasi hasil
kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan
V V V
5 Koordinasi Urusan Keuangan Mikro dan
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
V V V Jumlah pengusaha mirko yang telah mendapatkan kredit modal usaha
Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber
pendanaan bagi usaha mikro
Jumlah kegiatan koordinasi pengembangan teknologi tepat guna bagi usaha
mikro
V V V
Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME
sebagai program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro
60
Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 1: LAHAN, PENGEMBANGAN KAWASAN DAN TATA RUANG PERTANIAN
Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar
1 Pengembangan Peraturan Perundang-
Undangan Bidang Pertanahan dan Hubungan
Masyarakat
√ √ √ Jumlah paket rancangan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di
bidang pertanahan dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-undang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
√ √ √
2 Penataan ruang dan perencanaan
pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil
√ √ √ Jumlah kawasan laut dan pesisir yang memiliki peta potensi dan arahan
pemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini
√ √ √
Jumlah kawasan pulau-pulau kecil yang memi-liki peta potensi dan arahan
pemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini
√ √
3 Perluasan areal pertanian √ √ √ Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering),
hortikultura, perkebunan Dan kawasan peternakan
√ √ √
4 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian √ √ √ Luasan (Ha) lahan yang dioptimasi, Dikonservasi dan direhabilitasi, direklamasi
(Pengembangan rumah kompos)
√ √ √
Substansi Inti 2: INFRASTRUKTUR
Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian
demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya
1 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian √ √ √ Tersedianya jalan sepanjang 12.500 km untuk JUT dan jalan produksi, serta
tersedianya data bidang tanah petani yang layak disertifikasi
√ √
2 Pengembangan pembangunan dan
pengelolaan pelabuhan perikanan
√ √ √ Jumlah pelabuhan perikanan dengan fokus pembangunan di lingkar luar dan
daerah perbatasan yang potensial
√ √ √
Jumlah pelabuhan perikanan yang mempunyai Wilayah Kerja Operasional
Pelabuhan Perikanan (WKOPP)
√ √ √
3 Pembinaan dan pengembangan kapal
perikanan, alat penangkapan ikan dan
pengawakan kapal perikanan
√ √ √ Jumlah & jenis kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik
tangkap dan laik simpan
√ √ √
Jumlah alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang memenuhi
standar
√ √ √
Jumlah awak kapal peri-kanan yang memenuhi standar kompetensi √ √ √
4 Pengelolaan air untuk pertanian √ √ √ Tersedianya unit peng-embangan sumber air alternatif skala kecil yang
berfungsi.
√ √ √
Tersedianya optimasi pe manfaata Air irigasi mela lui perbaikan JITUT/JI-DES
dan pengembangan TAM) yang berfungsi (ha)
√ √ √
Tersedianya (unit) peng-embangan Konservasi air (melalui pengembang an
Embung, chek dam, sumur resapan, Antisipa si kekeringan dan banjir)
√ √ √
5 Pengembangan sistem prasarana dan sarana
pembudidayaan ikan
√ √ √ Luas lahan (Ha) budidaya sesuai target produksi disertai data potensi yang
akurat
√ √ √
Data potensi kawasan yang akurat
6 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
√ √ √ Luas layanan jaringan irigasi yang meningkat (ha) √ √ √
Luas layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi (ha) √ √
Luas layanan jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara (ha) √ √ √
61
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Luas layanan jaringan rawa yang meningkat (Ha) √ √ √
Luas layanan jaringan rawa yang direhabilitasi (Ha) √ √ √
Luas layanan jaringan rawa yang dioperasikan dan dipelihara (ha) √ √ √
Jumlah sumur air tanah yang dibangun / ditingkatkan (unit) √ √ √
Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi (unit) √ √ √
Jumlah sumur air tanah yang dioperasikan dan dipelihara (unit) √ √ √
Luas layanan jaringan tata air tambak yang dibangun / ditingkatkan (ha) √ √ √
Luas layanan jaringan tata air tambak yang direhabilitasi (ha) √ √ √
7 Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung,
Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya
√ √ √ Jumlah waduk yang dibangun: √ √ √
· waduk selesai dibangun
· embung/ situ selesai dibangun
· waduk dalam pelaksanaan
Jumlah waduk yang direhabilitasi √ √ √
· Jumlah waduk selesai direhabilitasi
· waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi
· Embung/ situ selesai direhabilitasi
Jumlah waduk/embung/situ yang diperasikan dan dipelihara √
8 Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan Prasarana
Informatika
√ § Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi √
§ Prosentase desa yang dilayani akses internet √
Substansi Inti 3: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi
1 Penelitian Dan Pengembangan Peternakan
Dan Veteriner
√ √ √ Jumlah rekomendasi pembangunan peternakan & veteriner, disemi nasi,
promosi, publikasi
√ √
Jumlah SDG peternakan, TPT dan veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
√ √ √
Jumlah galur baru ternak dan TPT yang dihasilkan √ √ √
Jumlah inovasi peternakan, TPT dan veteriner yang dihasilkan dan
dialihkan/didesiminasikan kepada pengguna
√ √ √
2 Penelitian dan pengembangan tanaman
pangan
√ √ √ Jumlah varietas unggul baru √ √ √
Jumlah teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer √ √ √
Jumlah aksesi sumberdaya ystem (SDG) teridenti fikasi, terkoleksi dan
terkonservasi sifat varietas
√ √
Jumlah produksi benih sumber (BS, FS) padi, serealia, kacang-kaca-ngan &
umbi-umbian dengan SMM ISO 9001-2000
√ √ √
3 Penelitian dan Pengembangan hortikultura √ √ √ Jumlah VUB yg diminati knsumen √ √ √
Jumlah PN yang terkonservasi dan terkarakterisasi √ √ √
Jumlah benih sumber : X X X
Sayuran √ √ √
62
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
VUB buah trop dan sub trop √ √ √
Aksesi mutasi buah trop √ √
Planlet, benih, stek tan hias √ √
Jumlah benih batang bwh dan batang atas hsl SE √ √
Jumlah teknologi prod hortikultura ramah lingkungan √ √
4 Penelitian dan pengembangan tanaman
perkebunan
√ √ √ Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan √ √ √
Jumlah teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman perkebunan √ √ √
Jumlah produk olahan tanaman perkebunan √ √
5 Penelitian dan pengembangan bioteknologi
dan sumber daya sistem pertanian
√ √ √ Jumlah aksesi SDGP dan database yang dikonservasi atau diremajakan √ √ √
Jumlah varietas atau galur harapan padi, kedelai, dan jagung berproduktivitas
tinggi dan berumur genjah
√ √ √
Jumlah galur harapan gandum tropis √ √
Jumlah galur padi dan jagung efisien penggunaan pupuk sintetik √ √
Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu
Jumlah tanaman manggis dan durian tanpa biji √
Jumlah peta gen sifat-sifat penting pada kelapa sawit, jarak pagar dan sapi √ √
6 Pengembangan Sistem Informasi dan
Peningkatan sistem Pengawasan Keamanan
Hayati
√ √ √ Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional peng-awasan keamanan hayati √ √ √
Tingkat kesiapan infrastruktur sistem informasi Barantan √ √ √
Prosentase peningkatan akses informasi melalui jaringan ke pusat data Barantan √
7 Penelitian dan pengembangan pascapanen
pertanian
√ √ √ Jumlah teknologi penanganan segar produk hortikultura √ √ √
Jumlah produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor √ √
Produk baru dengan peningkatan nilai tambah √ √
8 Pengawalan dan penerapan teknologi terapan
adaptif perikanan budidaya
√ √ √ Persentase unit usaha yang mendapatkan pelayanan sertifikasi sesuai standar
dengan informasi yang akurat.
√
9 Penelitian dan pengembangan IPTEK
perikanan tangkap
Jumlah rekomendasi pengelolaan √
10 Penelitian dan pengembangan IPTEK
perikanan budidaya
√ √ √ Jumlah rekomendasi , ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan
komoditas unggulan
√ √ √
11 Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Pengolahan Produk dan Bioteknologi
Kelautan dan Perikanan
√ √ √ Jumlah HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang
meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah,
kualitas dan keamanan produk unggulan/ prospektif.
√ √ √
12 Litbang Ketahanan Pangan Jumlah kebijakan
Jumlah riset bersama
13a Litbang Benih Unggul Berbasis Biologi
Molekuler
√ √ √ Jumlah varietas Benih unggul √ √ √
13b Litbang pupuk organik dari mikroba hayati
Indonesia
√ √ Percontohan produksi pupuk organik di pedesaan √ √
Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage
13c Litbang keanekaragaman pangan √ √ Jumlah varietas √ √
14 Penelitian Bioteknologi Peternakan Modern √ √ √ Fasilitas Laboratorium dan peralatannya √ √ √
Paket pengembangan program biotek peternakan √ √ √
63
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
15 Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan
Radiasi
√ √ √ varietas padi (padi sawah, padi gogo, padi dataran tinggi dan padi hibrida) √ √ √
varietas kedelai (jenis biji besar, genjah, produksi tinggi dan jenis biji hitam) √ √ √
varietas kacang tanah dan kacang hijau √ √ √
varietas gandum tropis dan sorghum √ √ √
16 Pengembangan dan Penerapan Teknologi
Pupuk Berimbang
√ √ Survei, pilot plant
Pilot project, pengujian
Pilot plant, biofertilizer
Pengujian, alih teknologi
Rekomendasi
Substansi Inti 4: INVESTASI, PEMBIAYAAN, DANSUBSIDI
Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin
ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau
1 Pengelolaan produksi tanaman serealia √ √ √ Penerapan budidaya serealia yang tepat dan berkelanjutan (ribu ha) : √
SLPTT padi non hibrida (ribu ha) √ √ √
SLPTT padi hibrida (ribu ha) √ √ √
SLPTT Padi lahan kering (ribu ha) √ √ √
SLPTT Jagung hibrida (ribu ha) √ √ √
Peningkatan area produksi gandum (ribu ha) √ √
Peningkatan area produksi sorghum (ribu ha) √ √
Peta sentra produksi serealia (paket) √
Data luas tanam komoditas serealia √
2 Pengelolaan produksi tanaman kacang-
kacangan dan umbi-umbian
√ √ √ Penerapan budidaya (ribu ha) : √ √
SLPTT kedelai (ribu ha) √ √ √
SLPTT kacang tanah (ribu ha) √ √
SLPTT kacang hijau (ribu ha) √ √
PTT kacang hijau (ribu ha) √ √
PTT ubi kayu (ribu ha) √ √
PTT ubi jalar (ribu ha) √ √
PTT pangan lokal (ribu ha) √ √
Peta sentra produksi Kabi (paket) √
Data luas tanam komoditas Kabi (paket) √
3 Pengelolaan sistem penyediaan benih
tanaman pangan
√ √ √ Lembaga perbenihan tanaman pangan yang dibina di lokasi penerapan budidaya
tanaman pangan yang tepat :
BPSBTPH (Balai) √ √ √
BBI (Balai) √ √ √
4 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan
√ √ √ Laju pertumbuhan produksi tanaman buah √
Proporsi produk buah bermutu di pasar √
5 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Produk Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka Berkelanjutan
√ √ √ Laju pertumbuhan produksi Tanaman Sayuran dan Biofarmaka √
Laju pertumbuhan luas panen Tanaman sayuran dan biofarmaka √
64
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6 Pengembangan sistem perbenihan, pupuk
dan sarana produksi lainnya
√ √ √ % jumlah usaha/produsen benih hortikultura
Benih buah (%)
Benih sayur umbi (%)
Benih sayur biji (%)
Benih tanaman hias (%)
√ √ √
% penggunaan benih bermutu
buah (%)
sayur umbi (%)
benih sayur biji (%)
7 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman semusim
√ √ √ Capaian luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman
semusim (tebu, kapas, nilam, tembakau, dan aneka tanaman semusim lainnya)
(Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi)
Swasembada Gula Nasional
Ø Tebu √ √ √
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Ø Kapas √ √ √
Pengembangan Komoditas Ekspor
Ø Tembakau √ √ √
Ø Nilam √ √ √
8 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman rempah dan penyegar
√ √ √ Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman
rempah dan penyegar (kopi, teh, kakao, lada, cengkeh dan aneka tanaman
rempah dan penyegar lainnya) (Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan
ekstensifikasi):
Pengembangan Komoditas Ekspor
Ø Kopi √ √ √
Ø Teh √ √ √
Ø Kakao √ √ √
Ø Lada √ √ √
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Ø Cengkeh √ √ √
Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (ribu ha)
Rehabilitasi √ √
Intensifikasi √ √
Peremajaan √ √
Pengendalian OPT √
Pemberdayaan petani (kelompok Tani) √
9 Dukungan penyediaan benih unggul bermutu
dan sarana produksi perkebunan
√ Ø Jumlah penggunaan benih unggul bermutu √
10 Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan
bibit dengan mengoptimalkan sumber daya
lokal
√ √ Peningkatan kuantitas semen (dosis) √ √
· Peningkatan produksi embrio √ √
Bibit sapi √
65
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
· Bibit unggas lokal √
· Bibit Kambing/domba √
11 Peningkatan produksi ternak ruminansia
dengan pendayagunaan sumber daya lokal
√ √ √ Pengembangan ternak potomg (ekor) √ √ √
Pengembangan sapi perah (ekor) √ √ √
Pengembangan Integrasi tanaman ternak (unit) √
Pengembangan alsin ternak ruminansia
12 Peningkatan produksi ternak non ruminansia
dengan pendayagunaan sumber daya lokal
√ √ √ Pengembangan kelompok unggas lokal √ √ √
Pengembangan kelompok non unggas √ √ √
Pengembangan pakan ternak √
Pengembangan alsin ternak
13 Pelayanan perizinan dan investasi √ Jumlah ijin usaha pertanian, ijon pemasukan/ pengeluaran benih/bibit, obat
hewan dan pakan ternak, produk ternak dan agensia hayati, serta rekomendasi
produk pangan
√
Bahan informasi dan bahan kebijakan pengembangan investasi pertanian √
14 Pengembangan mutu dan standardisasi
pertanian
√ √ √ Jumlah usaha pascapanen dan pengolahan yang menerapkan sistem jaminan
mutu.
√ √ √
Jumlah pengujian mutu alat mesin pertanian √ √ √
15 Pengembangan pengolahan hasil pertanian √ √ √ Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian yang bernilai tambah dan berdaya
saing
√ √ √
16 Pengembangan pemasaran internasional √ √ √ Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian
Meningkatnya jumlah surplus neraca perdagangan hasil pertanian √
17 Pengembangan penangangan pasca panen
pertanian
√ √ √ Jumlah kelompok tani (poktan/gapoktan) yg menerapkan penanganan pasca
panen sesuai GHP dan standar mutu
√ √
18 Pemantapan sistem penyuluhan pertanian √ √ √ Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian yang terbentuk √ √ √
Jumlah kelembagaan petani (gapoktan) √ √ √
Jumlah BPP model √ √ √
Jumlah tenaga penyuluh pertanian yang berkualitas (orang) √ √ √
Persentase jumlah kegiatan yang mendukung penyelenggaraan penyu luhan
pertanian
√
19 Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina
Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.
√ √ √ Vol. dan frek. Operasional Karantina pertanian dan pengawasan keamanan
hayati
√ √ √
Tingkat kesesuaian tindakan karantina dan operasional pengawasan keamanan
hayati.
√ √ √
Tingkat penurunan NNC (Notification of Non Compliance) √ √ √
Peningkatan Indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa √ √ √
20 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan
laboratorium Uji Standar Karantina Pertanian
√ √ √ Jumlah ujicoba teknik dan metoda tindakan karan-tina dan pengawasan
keamanan hayati
√ √ √
Jumlah sampel lab. yang diperiksa sesuai ruang lingkup pengujian (Uji Standar,
rujukan, konfirmasi dan profisiensi)
√ √ √
Jumlah laboratorium karantina yang diakreditasi √ √ √
66
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
21 Pengembangan sistem usaha pembudidayaan
ikan
√ √ √ Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar
kelembagaan dan jumlah tenagakerja yang memiliki kopetensi.
√ √ √
Jumlah usaha perikanan budidaya yang memperoleh SNI serta jumlah lembaga
sertifikasi yang terakreditasi
√
22 Pengembangan sistem produksi
pembudidayaan ikan
√ √ √ Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar (juta ton) √
Jumlah produksi perikanan budidaya air payau. (ton) √
Jumlah produksi perikanan budidaya laut √
Jumlah usaha perikanan budidaya yang bersertifikat √ √ √
23 Pengembangan usaha penangkapan ikan dan
pemberdayaan nelayan skala kecil
√ √ √ Jumlah kawasan yang memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) √ √ √
Jumlah KUB yang Mandiri. √ √ √
Jumlah usaha perikanan tangkap yang layak dan bankable √
24 Fasilitasi pengembangan industri pengolahan
hasil perikanan
√ √ √ Jumlah sarana prasarana pengolahan (lokasi) √ √ √
Jumlah sentra pengolahan (lokasi) √ √
Volume produksi dari UKM (juta ton) √ √ √
25 Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang
efisien, tertib, dan berkelanjutan
√ √ √ Jumlah keabsahan dan kelengkapan dokumen usaha perikanan tangkap √ √ √
Jumlah pelaku usaha perikanan tangkap yang memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
√ √ √
Jumlah kapal dan jenis alat penangkap ikan yang diperbolehkan sesuai dengan
ketersediaan sumberdaya ikan di setiap WPP
√ √
26 Fasilitasi pembinaan dan pengembangan
sistem usaha dan investasi perikanan
√ √ √ Jumlah unit l perikanan yang memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai SKKNI √
27 Fasilitasi penguatan dan pengembangan
pemasaran luar negeri hasil perikanan
√ √ √ Jumlah penambahan negara tujuan ekspor √ √ √
28 Penyuluhan kelautan dan perikanan √ √ √ Jumlah kelompok potensi perikanan yang disuluh √ √ √
29 Pelatihan kelautan dan perikanan √ √ √ Jumlah lulusan pelatihan yang sesuai standar serta jumlah lulusan yang
meningkat kinerjanya sesuai standar kompetensi dan kebutuhan pasar
√ √ √
30 Revitalisasi Industri Pupuk √ √ √ Persen kemajuan √
Persen kemajuan √
Persen kemajuan
31 Revitalisasi Industri Gula √ √ √ Persen √
Pabrik √
32 Penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain
(BSBL)
√ √ √ Laporan Keuangan belanja subsidi lain-lain (BSBL) yang lengkap dan tepat
waktu
√ √ √
33 Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah
Pusat (ABPP)
√ √ √ 1. Pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan efisien √ √ √
2. Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang
program di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan
persetujuan
3. PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan,
pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk
67
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan system pengelolaan pendanaan
BLU Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010
5. Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L
yang bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN
34 Penyaluran subsidi benih tanaman pangan √ √ √ Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi (ribu ton) √ √ √
35 Penyaluran pupuk bersubsidi √ √ Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton) √ √ √
36 Pengembangan sistem perbenihan ikan √ √ Jumlah produksi induk unggul (ekor, berat, unit kebun bibit) √ √ √
Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat √ √ √
Substansi Inti 5: PANGAN DAN GIZI
Peningkatan Kualitas Gizi dan Keanekaragaman Pangan Melalui Pola Pangan Harapan
1 Penjaminan pangan asal hewan yang aman
dan halal serta pemenuhan persyaratan
produk hewan non pangan
√ √ √ Jumlah kebijaka kesmavet (pedoman) √
Jumlah produk hewan pangan dan non pangan (RPU,RPH,RPB,TPU,KIOS
DAGING,TPS) yang memenuhi standar
√ √ √
Jumlah lab yang dibina (unit)
2 Pengembangan ketersediaan dan
penanganan rawan pangan.
√ √ √ Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan. √ √ √
Jumlah Lumbung Pangan yang dikembangkan. √
Lokasi Rawan Pangan. √ √
Tersedianya Data dan √
Pemantauan dan peman tapan ketersediaan dan kerawanan pangan. √ √
3 Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan.
√ √ √ Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) √ √ √
Tersedianya data dan informasi tentang distribusi, harga dan akses pangan. √ √ √
Terlaksananya peman-tauan dan pemantapan distribusi, harga dan akses
pangan.
√ √ √
4 Pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan keamanan
pangan segar
√ √ √ Desa P2KP (Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. √ √ √
Promosi penganekaraga man konsumsi pangan dan keamanan pangan √ √ √
Penanganan keamanan pangan tingkat produsen dan konsumen √ √
Terlaksananya pemanta uan dan pemantapan penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
√ √ √
Tersedianya data dan informasi tentang pola konsumsi, penganeka-ragaman
dan keamanan pangan.
√ √
5 Fasilitasi pengembangan jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan
√ √ √ Jumlah laboratorium sertifikasi dgn sarana prasa rana yang memadai √
Jumlah unit yang memperoleh SNI dan persyaratan internasional √
Jumlah lab uji mutu hasil perikanan yang terakreditasi KAN √
Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) & hasil perikanan yg bersertifikat √ √ √
6 Fasilitasi penguatan dan pengembangan
pemasaran dalam negeri hasil perikanan
√ √ √ Jumlah pelelangan ikan dan pasar ikan yang berfungsi sesuai standar √ √ √
Jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan Gemarikan √ √ √
7 Pengembangan dan Pembinaan
Perkarantinaan Ikan
√ √ √ Persentase media pembawa hama penyakit ikan impor, ekspor dan antar area
yang bebas hama penyakit ikan karantina dengan laboratorium karantina yang
sesuai standar OIE dan SNI
√
8 Pembinaan Gizi Masyarakat √ √ √ Prosentase balita ditimbang berat badannya (D/S) √ √ √
68
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Substansi Inti 6: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim
1 Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian
√ √ √ Tersedianya peta potensi sumberdya lahan pertanian √ √ √
Paket komponen teknologi pengelolaan SDL √ √ √
2 Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia
dengan pendayagunaan sumberdaya lokal
√ √ √ Pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik dan pemberian paket
bantuan sosial pupuk organik (rumah kompos) (Dampak Perubahan Iklim)
√
Pengembangan dan pembinaan Biogas Asal Ternak Bersama Masyrakat
(BATAMAS) terutama di sentra terpencil dan padat ternak (unit) (Dampak
Perubahan Iklim)
√
Pengembangan integrasi ternak dan tanaman melalui pengelolaan kotoran
ternak (padat & cair) menjadi pupuk organik dan pengolahan limbah tanaman
untuk ternak terutama di sentra perkebunan, tanaman pangan dan holti kulture
(klp) (Dampak Perubahan Iklim)
√
3 Pengembangan Pengelolalaan lahan
pertanian
√ √ √ Terlaksananya Pengembangan System of Rice intesification (SRI) (paket) √ √ √
4 Pengembangan sistem kesehatan ikan dan
lingkungan pembudidayaan ikan
√ √ √ Jumlah laboratorium uji yang memenuhi standar teknis.
Lab kualitas air (unit) √ √ √
Lab HPI (unit) √ √ √
Lab Residu (unit) √ √ √
Jumlah kawasan perikanan budidaya yang sehat serta persentasi jenis biota
perairan yang dikonservasi.
√
5 Pengelolaan sumber daya ikan √ √ √ • Jumlah lokasi pemantauan dan evaluasi perlindungan dan pengkayaan SDI
• Jumlah ekosistem PUD yang teridentifikasi √ √ √
• Jumlah peraian teritorial dan kepulauan yang teridentifikasi sumber dayanya √ √ √
• Jumlah ZEEI yang teridentifikasi sumber dayanya √ √
69
Prioritas Nasional 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: TANAH DAN TATA RUANG
Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan pengelolaan tata ruang secara terpadu
1 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Neraca Penatagunaan Tanah di daerah V V V
2 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Inventarisasi P4T V V V
3 Pengembangan Peraturan Perundang-
Undangan Bidang Pertanahan dan
Hubungan Masyarakat
V V V Tersusunnya peraturan perundangan pengadaan tanah untuk kepentingan umum V V V
4 Perencanaan, Pemanfaatan, dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah
Nasional termasuk Melakukan Koordinasi
dan Fasilitasi Proses Penetapan Dokumen-
dokumen yang dihasilkan
V V V Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunanya V V V
5 Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang V V V Jumlah Nomor Lembar Peta (NLP) Peta Rupabumi skala 1:10.000 (Suma tera dan
selatan Jawa).
V V V
Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:50.000 wilayah gap V V V
Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:250.000 wilayah gap V V
Jumlah NLP gasetir dan model penataan ruang provinsi V V
6 Pemetaan dasar kelautan dan
kedirgantaraan
V V V Survei batimetri lepas pantai line km V V V
Jumlah liputan data spasial bati metri, Pantai (LPI) dalam ln km V V V
Percepatan Survei Hidrografi pantai multibeam line km V V V
Jumlah NLP Peta LPI skala 1:25K, 1:50K, 1:250K dan LLN 1:500K V V V
Pembuatan Peta LBI V V V
Pembuatan peta navigasi udara (Aeronautical Chart) V V V
7 Pembangunan Infrastruktur Data Spasial V V V Jumlah simpul jaringan di pusat
Jumlah simpul jaringan di prov. V V V
Jumlah simpul jaringan di kab/ kota. V V V
Jumlah dokumen SNI kab/kota V V V
Jumlah metadata simpul jaringan pusat. V V V
Jumlah metadata simpul jaringan provinsi. V V V
Jumlah metada ta simpul jaringan kab/kota V V V
Jumlah pembangunan dan pengembangan penghubung simpul V V V
Jumlah dokumen pembangunan dan pengembangan IDSN V V V
Substansi Inti 2: JALAN
Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua sepanjang 19.370 km
1 Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan
Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional
V V V Jumlah jalan yang dipreservasi sepanjang 171.695 Km V V
Jumlah jembatan yang dipreservasi sepanjang 602.944,40 Meter V V
70
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah jalan yang ditingkatkan kapasitasnya (pelebaran) sepanjang 19.370 Km V V
Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km
Jumlah jembatan yang bangun sepanjang 16.157,83 meter V V
Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 10.800 meter V V
Jumlah jalan strategis di lintas Selatan Jawa, perbatasan, terpencil dan terluar
yang dibangun sepanjang 1.377,94 Km
V V
2 Pembinaan Pelaksanaan Preservasi dan
Peningkatan Kapasitas Jalan dan Fasilitasi
Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan
V V V Jumlah jalan tol yang dibangun sepanjang 120,35Km V V V
Substansi Inti 3: PERHUBUNGAN
Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan
penurunan tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini
1 Terbangunnya ter minal antarnegara dan
antarprovinsi di 15 lokasi per tahun
V V V lokasi V V V
2 Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan
Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Sby
paket
3 Pembangunan Bus Air V unit bus air V
4 Pembangunan dan pengelolaan prasarana
KA
V V V Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda V V V
Jumlah paket pekerjaan peningkatan pelistrikan V V V
5 Pembangunan sarana Ka V V V Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus V V V
6 Terbangunnya Bandara Kualanamu V paket V
7 Pembangunan, rehabilitasi dan
pemeliharaan Prasarana Bandar Udara
V V V Jumlah bandar udara yang dikembangkan, direhabilitasi V V V
Jumlah Bandar udara yang dikembangkan didaerah perbatasan dan rawan
bencana
V V
8 Rehabilitasi fasilitas keselamatan
transportasi darat
V V V Jumlah Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ V V V
9 Pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan
keselamatan perkeretaapian
V V V Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan keselamatan
perkeretaapian
V V V
10 Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan
di bidang Kenavigasian
V V V Unit (menara suar;rambu suar; pelampung suar) V V V
Unit V V V
Unit Kapal Navigasi V V V
11 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan
di bidang Pelabuhan dan Pengerukan
V V V volume lumpur/sedimen yang dikeruk (juta m3) V V V
lokasi prasarana dan fasilitas pelabuhan V
12 Paket/Unit/set peralatan keamanan
penerbangan
V V V Paket/Unit/set V V V
13 412 unit/paket/set peralatan navigasi V V V unit/paket/set V V V
14 pesawat udara kalibrasi termasuk console
(FIS) kalibrasi
unit pesawat udara kalibrasi
15 Koordinasi Pengembangan Urusan
Infrastruktur Transportasi
V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan urusan infrastruktur
transportasi yang terimplementasi
V V
71
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 4: PERUMAHAN RAKYAT
Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu
pada 2012
1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa V V V Jumlah rusunawa terbangun V V V
2 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
Penyelenggaraan dalam Pengembangan
Permukiman
V V V Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur
pendukungnya
V V V
3 Fasilitasi pembangunan prasarana, sarana,
dan utilitas kawasanperumahan dan
permukiman
V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan
dan permukiman
V V V
4 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010-
2014
Jumlah bantuan subsidi perumahan
5 Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun
2008-2009
Jumlah bantuan subsidi perumahan
6 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru
perumahan swadaya
V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya V V V
7 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas
perumahan swadaya
V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya V V V
Substansi Inti 5: PENGENDALIAN BANJIR
Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sebelum 2013
1 Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi
dan Pengamanan Pantai
V V V Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dibangun (216 km) V V V
Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang direhabilitasi (386 km) V V V
Panjang sarana / prasarana pengendali banjir yang dioperasikan dan dipelihara
(2.000 km) untuk mengamankan kawasan seluas 35,7 ribu hektar
V V
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dibangun (28 buah)
untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 16 juta m3
V V V
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi (85 unit)
untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 6 juta m3
V V V
Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dioperasikan dan
dipelihara (150 unit) untuk mengendalikan lahar/sedimen dgn volume 12 juta m3
V V
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun (30 km) V V
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang direhabilitasi (50 km) V V
Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dipelihara (50 km ) V V
Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29
Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur
Terbangunnya bangunan akhir / jetty di muara Banjir Kanal Timur V
Terbangunnya jalan inspeksi V
Terbangunnya perkuatan tebing V
Diselesaikannya normalisasi Kali Blencong V
Terbangunnya inlet Cakung V
72
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Terbangunnya Saluran Gendong V
Terbangunnya Utilitas (PGN Jaktim, PLN Jaktim, TPJ) V
Terbangunnya Jembatan penyeberangan orang (BKT 226) V
Terbangunnya Jembatan BKT 207 V
Terbangunnya drain inlet V
Terbangunnya perkuatan bronjong V
Tebangunnya jalan oprit V
Diselesaikanya pekerjaan galian dan timbunan hulu Kali Sunter V
Diselesaikannya Pemasangan Grass Block V
terbangunnya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo V V
Terbangunnya prasarana pengendali banjir DAS Bengawan Solo V V
Terehabilitasinya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo (8 Lokasi) V
Terpeliharanya waduk di DAS Bengawan Solo V
Terlaksananya konservasi di DAS Bengawan Solo (2 Lokasi) V
Substansi Inti 6: TELEKOMUNIKASI
Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi tersedianya akses komunikasi data dan suara bagi seluruh rakyat
1 Perencanaan dan Rekayasa Alokasi
Spektrum Frekuensi
V V V Prosentase jumlah penetapan pita frekuensi radio dan pemanfaatan slot orbit
satelit
V V V
Prosentase utilitas pemanfaatan spektrum frekuensi radio V V V
2 Pelaksanaan Layanan Pemanfaatan Sumber
Daya Pos dan Informatika
V Prosentase pengelolaan sumber daya spektrum frekuensi radio dan orbit satelit V
Prosentase pengelolaan sumber daya pos,penomoran telekomunikasi & alamat IP V
3 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomu-
nikasiSub Kegiatan Prioritas:
Penyusunan ICT Fund untuk membiayai
pembangunan jaringan backbone serat optik
Prosentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund dan optimalisasi
PNBP
Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos
4 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran V V V Prosentase pencapaian terhadap ketepatan penyelesaian layanan perizinan V V V
Prosentase implementasi migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital V
5 Pelaksanaan Pengamanan Jaringan Internet V V V Prosentase pencapaian keamanan trafik nasional, POP penyelenggara jasa
internet dan internet exchange, titik akses ke lembaga pemerintahan dan critical
infrastructure
V V V
6 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan E-
Government
V V V Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan
Sistem Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Government) dan
Master Plan e-Government Nasional
Prosentase peningkatan penerapan dan kualitas aplikasi e-government di
pemerintah kab/kota
V
7 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan
Sistem Keamanan Informasi Elektronik
V V V Prosentase penyelesaian pembahasan dan perbaikan materi RUU Rencana Tindak
Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime)
V
Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
73
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Prosentase penyelenggara sistem pengamanan elektronik dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat
V
8 Pengembangan Standarisasi Perangkat Pos
dan Informatika
V Prosentase pencapaian standar kelayakan teknis perangkat pos, telekomunikasi
dan penyiaran
V
Prosentase peningkatan interoperabilitas pada layanan perangkat, aplikasi dan
layanan
V
9 Pengembangan Standarisasi Layanan Pos
dan Informatika
V Paket penyusunan kebijakan, regulasi, sertifikasi di bidang layanan pos,
telekomunikasi, dan penyiaran
V
10 Pelaksanaan Pemberdayaan dan
Pemerataan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Informatika
V V V Prosentase ibukota provinsi yang terhubung dengan jaringan serat optik V V
Prosentase ibukota kab/kota yang terhubung jaringan broadband V V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange V V
Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas V V
Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi V V
Prosentase desa yang dilayanani akses internet V V
Substansi Inti 7: TRANSPORTASI PERKOTAAAN
Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) sesuai dengan Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di
Jakarta (MRT dan Monorail) selambat-lambatnya 2014.
1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem
Transportasi Perkotaan
V V V Jumlah rencana Induk Angkutan Perkota an, Rencana Induk Sistem Informasi Lalu
Lintas Perkotaan, Laporan evaluasi, Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas
Kese-lamatan Transportasi Perkotaan.
V V V
Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT), Kota Percontohan, Kawasan
Percontohan.
V V V
Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan V
2 Penyelesaian pembangunan angkutan kereta
listrik di Jakarta (MRT dan monorail)
Paket Monorail dan Paket MRT
74
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: KEPASTIAN HUKUM
Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam
implementasinya
1 Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-
undangan
V V V Persentase yg mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan, V V V
Persentase yg selesai dibahas di DPR secara tepat waktu, V V
Persentase tenaga fungsional perancang peraturan perUU yang mendapat
kualifikasi dan promosi sesuai standar secara tepat waktu dan akuntabel
V V V
Persentase kelengkapan dokumentasi dan pustaka secara akurat dan up to date V V V
Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH
Peraturan perUUan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan Pelapor V V V
Peraturan perUUan di bidang yang mendorong pemberantasan korupsi V V V
2 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-
undangan
V V V Persentase di bidang politik, hukum dan keamanan V V V
Persentase di bidang keuangan dan perbankan V V V
Persentase di bidang industri dan yang harmonis V V V
Persentase di bidang Kesra V V V
Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH V V V
Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan
Pelapor
V
Peraturan perUUan yg mendorong pemberantasan korupsi V
3 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan
Bantuan Hukum Departemen
Jumlah Perda yang dikaji
4 Peningkatan Deregulasi Kebijakan
Penanaman Modal
V V V Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan kebijakan
penanaman modal
V V V
Rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan dan
pengembangan penanaman modal yg berdaya saing
V V V
Kegiatan Sosialisasi dalam negeri V V V
Kegiatan Sosialisasi luar negeri V V V
Kegiatan Fasilitasi dalam negeri V V
Kegiatan Fasilitasi luar negeri V V
5 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Cakupan Peta Pertanahan V V V
Terlaksananya legalisasi aset tanah V V V
Penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah
timbulnya kasus pertanahan baru
V V V
6 Pengelolaan Data dan Informasi Pertanahan V V V Peningkatan akses layanan pertanahan melalui LARASITA V V V
7 Pengembangan Penyelenggaraan Pos V V
Persentase penyelesaian penyusunan peraturan pelaksana UU No. 38/2009
tentang Pos
V V
75
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
8 Pengembangan Penyelenggaraan
Telekomunikasi
V V
Persentase pembahasan dan perbaikan materi RUU Multimedia (Konvergensi
Telematika) sebagai pembaharuan UU No. 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi dan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
V V
9 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran V V
Persentase pencapaian terhadap pembaharuan kebijakan, regulasi dan
kelembagaan akibat adanya digitalisasi dan perkembangan industri
V V
Substansi Inti 2: PENYEDERHANAAN PROSEDUR
Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah
dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) Penanaman Modal
V V Jumlah peserta Diklat Penyelenggaraan PTSP: pelatihan dasar, lanjutan I,
lanjutan II, dan SPIPISE
V
Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP V V
Pengadaan sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan PTSP V V
Sosialisasi perizinan dan nonperizinan V V
Fasilitasi Penghubung di BKPM V V
Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal V V
2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi
dan Perizinan Investasi Secara Elektronik
(SPIPISE)
V V V Peningkatan jumlah aplikasi perizinan dan non perizinan yang menjadi
wewenang BKPM, PTSP Provinsi, PTSP Kab./Kota melalui SPIPISE
V V V
Jumlah peningkatan PTSP Prov. dan Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE V V V
Terbangunnya infrastruktur dan database penanaman modal yang terintegrasi V V
Jumlah provinsi dan Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan V V V
3 Koordinasi Peningkatan Ekspor dan
Peningkatan Investasi (PEPI)
V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di bidang peningkatan
ekspor dan investasi yang terimplementasikan
V V V
4 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah V V V Jumlah daerah yang membentuk PTSP V V V
PTSP yang siap menerapkan SPIPISE V V V
Pembatalan Perda bermasalah V V V
Daerah yang mengurangi biaya untuk berusaha V V V
Substansi Inti 3: LOGISTIK NASIONAL
Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi
1 Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan
Pokok
V V V Jumlah rumusan kebijakan dan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang
pembinaan pasar dan distribusi (jenis)
V V V
Jumlah pelaku usaha yang mengikuti pembinaan, pelatihan dan bimbingan
teknis
V
Persentase rata-rata perbedaan tingkat harga Bahan Pokok antar provinsi V V V
Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat V
Jumlah perijinan di bidang pembinaan pasar dan distribusi yang dijalani secara
online
V V V
Waktu penyelesaian perijinan dan nonperijinan dibidang pembinaan pasar dan
distribusi (hari)
V V V
76
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
2 Pengembangan Sarana Distribusi
Perdagangan
V V V Jumlah pasar percontohan (unit) V V V
Jumlah pembangunan pusat distribusi V V V
Jumlah rekomendasi penataan sistem distribusi V
3 Koordinasi Penataan dan Pengembangan
Sistem Logistik Nasional
V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan penataan dan
pengembangan sistem logistik nasional yang ditindaklanjuti
V V V
4 Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis
Fasilitas Kepabeanan
V V V 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas
pembebasan dan keringanan bea masuk
V V
2. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas
pertambangan
3. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat
penimbunan berikat (TPB).
4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya
terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik
Nasional (Customs Advance Trade Systems)
V V V
5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan
dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
V
6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
V
7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
9 .PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)
dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra)
V
5 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan
di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
V V V Lokasi pelabuhan V V V
6 Pelaksanaan azas cabotage melalui
Pengembangan dan Pemberdayaan armada
kapal niaga Nasional
Jumlah kapal niaga
7 Pengelolaan Cargo Information System Paket Sistem informasi cargo
8 Penataan Sistem Pelabuhan Nasional Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan
kajian
9 Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan
strategis dan pelabuhan untuk komoditas a.l
Batubara, CPO
Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi
Substansi Inti 4: SISTEM INFORMASI
Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap
pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang
77
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
1 Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor V V V Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor; (peraturan) V V V
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ;
(Kegiatan)
V V V
Jumlah pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE
(perusahaan)
V V V
Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) V V V
Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) V V V
Jumlah partisipasi sidang-sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar
negeri; (keg)
V V V
Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan V V V
2 Perumusan Kebijakan dan Pengembangan
Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai
V V V 1. Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang sesuai dgn proses bisnis
DJBC
V V
2. Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi
dengan portal NSW
3. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
4. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
V
5. PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka
pengembangan sistem logistik
6. PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
7. Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor
siap dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain,
tergantung kebijakan dan kesiapan K/L lainnya
3 Pelaksanaan National Single Window di sektor
perhubungan
Paket jaringan sistem National Single Window
4 Koordinasi pengembangan dan penerapan
sistem National Single Window/NSW dan
ASEAN Single Window/ASW
V V V Persentase rekomendasi di bidang pengembangan dan penerapan NSW dan
ASW yang terimplementasikan
V V V
Substansi Inti 5: KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012
1 Dukungan Sektor Perdagangan thd Pengem-
bangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
V V V Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus (peraturan) V V V
Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan)
2 Pengembangan Penanaman Modal Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
V V V Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK V
Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK V
Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK V
Asistensi dan fasilitasi dalam rangka pene tapan dan pengembangan KEK V
78
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Hasil Koordinasi masalah strategis di bidang pengembangan KEK V V
Jumlah promosi penanaman modal di KEK V V V
Kerja sama di bidang pengembangan KEK V V
3 Fasilitasi Pengembangan KEK V Dokumentasi fasilitasi (AMDAL, Engineering Design/DED, dan kelembagaan)
di 5 kws
V
4 Perumusan kebijakan di bidang PPN, PBB,
BPHTB, KUP, PPSP, dan Bea Materai
V V V 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan
terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi
V V V
2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan Per-
UU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
V
5 Perumusan kebijakan di bidang PPh dan
perjanjian kerjasama perpajakan
internasional
V V V 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan
terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi
V V V
2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan Per-
UU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
V
3. Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi
perusahaan yang melakukan R&D
6 Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis
Fasilitas Kepabeanan
V V V 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas
pembebasan dan keriganan bea masuk
V V
2. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian fasilitas
pertambangan
3. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian tempat
penimbunan berikat (TPB).
4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya
terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik
Nasional (Customs Advance Trade Systems)
V V V
5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan
dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
V
6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan
investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
V
7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-
undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
9.PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra)
V
79
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
7 Koordinasi Pengembangan Urusan Penataan
Ruang dan Pengembangan Wilayah
V V V Persentase rekomendasi kebijakan Urusan Penataan Ruang dan
Pengembangan Wilayah yang terimplementasi
V V V
Persentase peraturan pelaksanan UU KEK yang terselesaikan V V
Jumlah lokasi KEK yang ditetapkan V V
Substansi Inti 6: KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja
1 Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan V V Tersusunnya peraturan kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT
& outsour cing), pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja
V V
Peraturan tentang organisasi pekerja/ buruh V V
Peraturan tentang penyelesaian perselisihan HI V V
2 Sinkronisasi Kebijakan Ketengakerjaan
(Pusat) dengan Kebijakan / Peraturan Daerah
V Harmonisasi kebijakan jaminan sosial V
Selarasnya peraturan bidang HI V
3 Pengelolaan Kelembagaan dan
Pemasyarakatan Hubungan Industrial
V V V Mekanisme perundingan secara bipartit, pencatatan, keterwakilan dan
verifikasi SP/SB
V
Jumlah lembaga kerjasama (LKS) bipartit di perusahaan V V V
Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB & pengusaha yang mendapat pendidikan
teknik bernegosiasi
V V V
Jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen K3 V V V
% kenaikan tenaga pengawas K3 bersertifikat kompetensi V V V
80
Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN
Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional
1 Penyediaan dan pengelolaan EBT dan
pelaksanaan konservasi energi
V Jumlah regulasi V V
2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan
dukungan teknis lainnya Ditjen LPE
V V V Jumlah aturan perundang-undangan: PP V V
Aturan lain V V
3 Penyusunan kebijkan dan program serta
evaluasi pelaksanaan kebijakan
ketenagalistrikan
V V V Jumlah perencanaan ketenagalistrikan V V
4 Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
bidang percepatan penyediaan dan
pemanfaatan
energi alternatif
V V V Persentase rekomendasi hasil Kebijakan bidang percepatan penyediaan dan
pemanfaatan energi alternatif yang terimplementasi
V V V
5 Koordinasi pengembangan kebijakan
pengembangan bahan bakar nabati
V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan pengembangan bahan bakar
nabati yang diimplementasikan
V V V
6 Koordinasi pengembangan Desa Mandiri
Energi
V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan desa mandiri energi yang
dilaksanakan
V V V
7 Dukungan pelaksanaan program prioritas
pemerintah bidang energi
Risalah
Surat
Laporan
Substansi Inti 2: RESTRUKTURISASI BUMN
Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh BUMN lainnya
1 Restrukturisasi BUMN besar / penting /
strategis
Laporan
Laporan
Substansi Inti 3: KAPASITAS ENERGI
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih
dari 1,2 juta barrel per hari mulai 2014
1 Penyusunan Kebijakan dan Program serta
Evaluasi Pelaksanakan Kebijakan
Ketenagalistrikan
V V V a. Pembangkit, Jaringan dan Gardu Transmisi
- Jumlah Kapasitas pembangkit (MW) V V V
- Transmisi (kms) V V V
- Gardu Induk V V
b. Jaringan dan Gardu Distribusi
- Gardu DAN Jaringan (kms/MVA) V V V
2 Peningkatan produksi minyak bumi V a. Jumlah Kontrak Kerja Sama Minyak dan gas Bumi dan CBM yang ditawarkan
dan ditandatangani
V
b. Jumlah produksi migas dan CBM V
- Minyak Bumi (MBOPD) V
81
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
- Gas Bumi (MBOEPD) V
- CBM (MBOEPD) V
c. Jumlah investasi sub sektor minyak dan gas bumi dan CBM (dalam Juta USD) V
d. Jumlah kegiatan eksplorasi dalam upaya mencari cadangan migas baru V
e. Jumlah pelaksanaan Survei Umum di Wilayah Terbuka V
f. Jumlah kegiatan penyiapan, promosi dan penawaran Wilayah Kerja Baru Migas V
Substansi Inti 4: ENERGI ALTERNATIF
Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk
membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, bio-energy, dan nuklir secara bertahap
1 Peningkatan pemanfaatan energi
terbarukan termasuk energi alternatif
geothermal sehingga mencapai 2.000 MW
pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014
dimulainya produksi coal bed methane untuk
membangkitkan listrik pada 2011 disertai
pemanfaatan potensi tenaga surya
V Jumlah kapasitas PLTP terpasang sebesar 5795 MW di tahun 2014 V
2 Penyediaan pengelolaan EBT dan
pelaksanaan konservasi energi
V Lisdes (EBT)
– PLTS 50 Wp Tersebar V
– PLTMH (kW) V
– PLT Angin (kW) V
– Biomassa (MW) V
– Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan)
– Jumlah Pilot project pembangkit listrik dari sumber energi laut V
DME V
3 Pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir
migas
V V V Pembangunan unit pengolahan Biofuel (40 desa terpilih) V
4 Dukungan kebijakan iptek untuk penciptaan
dan pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan
V Jumlah kebijakan V
Jumlah riset bersama V
Paket koordinasi V
5 Pengembangan PLTP skala kecil V V Jumlah prototype, alih teknologi sistem dan komponen Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi/PLTP (alih teknologi 2 MW)
V
6 Penelitian konversi energi V V paket V V
paket V V
7 Penyusunan infrastuktur dasar pendukung
program energi nuklir nasional
V V V Dokumen Infrastuktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional V V V
8 Diseminasi hasil litbang iptek nuklir V V V Paket Sosialisasi PLTN (media) V V V
9 Pengelolaan pertanahan propinsi V V Inventarisasi dan identifikasi tanah terindikasi terlantar (hektar) V V
10 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman tahunan
V V Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman
tahunan
V V
82
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Pengembangan Komoditas Ekspor V V
Karet V V
Jambu Mete V V
Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energy) V V
Jarak pagar V V
Kelapa V V
Kelapa Sawit V V
Kemiri sunan V V
Revitalisasi perkebunan V V
Kelapa sawit V V
Karet V V
Kakao V V
Penyusunan kebijakan Pengembangan bio energy V V
Pengembangan integrasi kebun-ternak (paket) V V
Substansi Inti 5: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS
Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya
1 Pengembangan klaster industri berbasis
migas, kondesat
V 2 Lokasi (Jatim dan Kalimantan) V
Substansi Inti 6: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS
Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya
1 Pembinaan dan penyelenggaraan usaha
hilir migas
V V V Pembangunan LPG miniplant V V V
Pembangunan Jaringan Gas Kota V V V
2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya DJ Migas
Pembangunan SPBG (gas untuk transpotasi)
83
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1 : PERUBAHAN IKLIM
Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun, dan penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas
kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
1 Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas
V V V Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan
Gambut
V Penyelesaian pemetaan kesatuan hidrologi gambut di 8 provinsi yang
terkoordinasi dengan K/L terkait
V
Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar
K/L terkait
2 Peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas
V V V Fasilitasi dan pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 ribu
ha
V V V
Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V
Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V
Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
b. Pengembangan Perhutanan Sosial V V V Fasilitasi penetapan areal kerja pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) 2
juta ha
V V V
Fasilitasi 500 kelompok/unit ijin usaha pengelolaan HKm V V V
Fasilitasi 50 unit kemitraan usaha HKm V V
Fasilitasi dukungan kelembagaan ketahanan pangan di 32 provinsi V V V
Fasilitasi pembangunan hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu
industri pertukangan seluas 250.000 ha
V V V
Fasilitasi pembentukan dan berfungsinya sentra HHBK Unggulan di 30
kabupaten
V V V
Areal kerja hutan desa seluas 500.000 ha V V
c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan
Ruang
V % penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan
perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
V
% penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan
ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5
dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
V
% penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L V
% penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya
terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang
direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait
V
84
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan
propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang
terkoordinasi antar K/L dan daerah
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di
wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
V
Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan
pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas
untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014
V
% PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan
ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan]
V
d. Pengelolaan dan Pengembangan
Konservasi Kawasan dan Jenis
V V V Kawasan konservasi laut dan kawasan konservasi perairan tawar dan payau
yang dikelola secara berkelanjutan seluas 4,5 juta ha
V V V
Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang
diidentifikasi dan dipetakan secara akurat.
V V V
3 Penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan
Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas
V V V Fasilitasi & pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 rb ha V V V
Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V
Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V
Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V
b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian
Kerusakan Hutan dan Lahan
V V Jumlah kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan
yang ditetapkan/ diterbitkan (kriteria dan pedoman) yang terkoordinasi antar
K/L dan daerah terkait
V V
Data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang
didiseminasi ke K/L dan daerah terkait
V
Diterapkannya mekanisme pencegahan kebakaran hutan dan lahan di 8
Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang terkoordinasi antar K/L dan
daerah
V
Data kondisi kerusakan hutan dan lahan pada 11 DAS prioritas dan berpotensi
rawan longsor yang terkoordinasi antar K/L terkait
V
Data tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan (land use change)
melalui Program Menuju Indonesia Hijau
V
Jumlah provinsi (pendekatan ekosistem) yang dipantau sesuai data potensi dan
kejadian bencana
V
% rekomendasi kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan
lahan yang diimplementasikan daerah dari jumlah propinsi yang dipantau
setiap tahunnya
V
85
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan
Ruang
V % penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan
perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
V
% penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan
ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5
dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L
V
% penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L V
% penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya
terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang
direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait
V
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan
propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang
terkoordinasi antar K/L dan daerah
V
% penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di
wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
V
Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan
ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan
pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas
untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014
V
% PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan
ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan]
V
d. Penguatan Kebijakan Iptek dan Dukungan
Litbang untuk Penurunan Emisi gas CO2 dan
Adaptasi Perubahan Iklim
V Jumlah kebijakan V
Jumlah riset bersama V
Substansi Inti 2 : PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan
terus berlanjut; penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun dan penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014; penghentian kerusakan lingkungan di 11 Daerah Aliran
Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya
1 Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut;
a. Pengendalian Pencemaran Air V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan V
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
b. Pengendalian Pencemaran Udara V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
86
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan
diawasi
V
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
c. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan
Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas
V Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
[Draft Permen LH]
V
Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan
kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak
dan gas
V
Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan
B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V
Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional
pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada
V
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Manufaktur, Agro industri dan Jasa
V Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan
Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk
pedoman]
V
Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan
pengawasan
V
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis
pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa
V
Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
V
e. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah
B3
V Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka
kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman]
V
Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah
B3
V
Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan
B3 dan limbah B3
V
Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
V
f. Penelitian Oseanografi V Paket informasi dasar V
2 Penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun
a. Pengendalian kebakaran hutan V V V Hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi berkurang
20% setiap tahun.
V V V
Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dibandingkan kondisi
tahun 2008
V V
87
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian
Kerusakan Hutan dan Lahan
V Tersedianya data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan
lahan yang didiseminasikan ke K/L dan daerah terkait, sebagai indikator
keberhasilan pelaksanaan mekanisme pencegahan kebakaran hutan
V
3 Penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014
a. Pengendalian Pencemaran Udara V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan
diawasi
V
Jumlah pedoman teknis/ peraturan perundang-undangan V V
b. Pengendalian Pencemaran Udara dari
Emisi dan Kebisingan Kendaraan Bermotor
V Jumlah peraturan perundangan yang ditetapkan V
Jumlah daerah (provinsi/ kota) yang difasilitasi dalam penyusunan Peraturan
Daerah tentang pengendalian pencemaran udara khususnya sumber bergerak
V
Jumlah kota yang difasilitasi dalam penerapan pemeriksaan emisi dan
perawatan kendaraan bermotor (P&P)
V
Jumlah kebijakan sektor yang difasilitasi dalam mendukung reduksi emisi
(penetapan standar emisi dan kebisingan, bahan bakar, manajemen
transportasi, kendaraan tidak bermotor (NMT), uji emisi bagi kendaraan
pribadi, land use planning)
V
Jumlah kota yang dievaluasi kualitas udaranya V
Jumlah pembinaan teknis dalam pengendalian pencemaran sumber bergerak V
c. Pengendalian Pencemaran Air V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V
Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V
Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan V
Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan
Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas
V Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
[Draft Permen LH]
V
Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan
kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak
dan gas
V
Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan
B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis
pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V
88
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional
pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada
V
e. Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Manufaktur, Agro industri dan Jasa
V Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan
Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk
pedoman]
V
Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan
pengawasan
V
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis
pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa
V
Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 (dari seluruh
ketentuan Internasional yang ada)
V
f. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah B3 V Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka
kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman]
V
Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah
B3
V
Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan
B3 dan limbah B3
V
Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional
pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
V
g. Penanganan Kasus Lingkungan V % pengaduan masyarakat yang dikelola melalui penerimaan, penelaahan dan
klasifikasi, penerusan kepada pihak terkait yang berwenang, atau ditangani
langsung
V
% dugaan tindak pidana LH yang ditindaklanjuti melalui proses penyelidikan
dan penyidikan (pulbaket) sampai proses pengadilan [perkiraan 100 kasus per
tahun]
V
% penanganan kasus perdata LH yang ditindaklanjuti secara perdata di dalam
maupun di luar pengadilan [perkiraan 100 kasus per tahun]
V
Jumlah kasus lingkungan yang terevaluasi dan tereksaminasi V
h. Peningkatan Instrumen Ekonomi dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
V Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap % jumlah UMKM
yang mengajukan permohonan pinjaman
% telaahan teknis diterima menjadi rekomendasi teknis pinjaman lunak
lingkungan (90-100 proposal per tahun)
V
% jumlah pemantauan terhadap UMKM yang telah mendapat pinjaman yang
sudah jatuh tempo
V
Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA
d&LH
Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan
lingkungan
89
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
% Bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan
PDRB Hijau di daerah iklim
i. Peningkatan Operasional Pengawasan
Sumber Daya Perikanan
V V V Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian barat yang sesuai ketentuan V V V
Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian timur yg sesuai ketentuan V V V
j. Peningkatan Operasional Pengawasan
Sumber Daya Kelautan
V V V Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan perusakan ekosistem perairan V V V
Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan pencemaran V V V
4 Penghentian kerusakan lingkungan di 13 Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya
a. Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan
DAS
V V V Rencana pengelolaan DAS terpadu di 108 DAS prioritas V V V
Terbangunnya base line data pengelolaan DAS di 36 BPDAS V V V
Tersedianya data dan peta lahan kritis di 36 BPDAS V V V
b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan
Gambut
V % penyiapan penetapan kelas air di tingkat kabupaten/ kota untuk 13 sungai-
sungai prioritas dari 119 kab/kota, yang terkoordinasi lintas K/L dan daerah
V
Jumlah pembinaan teknis pengelolaan kualitas air terhadap 119 kabupaten/
kota di 13 DAS yang terkoordinasi dengan K/L terkait
V
Substansi Inti 3 : SISTEM PERINGATAN DINI
Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013
1 Pengelolaan Metorologi Publik BMKG V V V Persentase tingkat kemampuan pelayanan data &informasi meteorologi publik V V V
Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi potensi
kebakaran hutan
V V V
Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi cuaca ekstrim V V V
2 Pengelolaan Gempa Bumi dan Tsunami
BMKG
V V V Kesinambungan (sustainabilitas) Ina-TEWS V V
Kesinambungan sistem pengamatan di bidang gempabumi dan tsunami V
Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami
3 Pengelolaan Iklim Agroklimat dan Iklim
Maritim BMKG
V V V Jumlah pelayanan informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V
% pengguna informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V
4 Pemetaan Dasar Kelautan &Kedirgantaraan V V V Peta Resmi tingkat peringatan tsunami V V V
Substansi Inti 4 : PENANGGULANGAN BENCANA
Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui: 1) penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan
di 33 propinsi, dan 2) pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan
Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia
1 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan risiko, mitigasi dan penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi
a. Pengendalian Kebakaran Hutan V V V Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam
penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30 DAOPS
V V V
b. Penyiapan Peralatan dan Logistik
Dikawasan Rawan Bencana
V V 1. Terlaksanannya pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan V V V
2. Terlaksananya pendistribusian logistik kebencanaan pada derah bencana V V
1. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan peralatan kebencanaan V V V
2. Terlaksananya pendistribusian peralatan kebencanaan pada derah bencana V V
c. Pendayagunaan Pesisir dan Lautan V V V Jumlah luasan kawasan pesisir rusak yang pulih kembali. V V V
Jumlah ragam dan volume produk kelautan yang dikembangkan V V V
90
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
BMKT (kapal) V
Garam (ribu ton) V
Deep sea water (ribu liter) V
d. Penelitian dan Pengembangan IPTEK
kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya
Nonhayati Pesisir dan Laut
V V Jumlah rekomendasi pengelolan dan model pemanfaatannya V V
Jumlah paket data terkait fenomena alam dan sumberdaya nonhayati V
e. Pendayagunaan Teknologi & Pengemb
Kapasitas Untuk Mitigasi Bencana
V V Jumlah kebijakan V V
Jumlah SOP V
f. Teknologi Pengendalian dan Mitigasi
Dampak Pemanasan Global
V Rekomendasi kebijakan pengurangan emisi dan peningkatan carbon sink dan
pilot plant fotobioreaktor untuk penyerap CO2
V
g. Penelitian Geoteknologi V V V Paket pengumpulan data V
Paket dokumen ilmiah V V V
h. Penelitian Oseanografi V Paket V
i. Pengembangan Konservasi Tumbuhan
Indonesia - Kebun Raya Bogor
V V Kebun raya (paket kawasan) V V
j. Peningkatan Ketersediaan Data dan
Informasi Survei Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup Matra Darat
V V V (1) Jumlah NLP produk inventarisasi, neraca, kebencanaan, kajian aplikasi
tekno surta, remote sensing, dinamika geografis dan kajian wilayah, SDA dan
LH matra darat yang diatur dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional.
V V V
(2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA
dan LH matra darat.
V V V
k. Peningkatan Ketersediaan Data dan
Informasi Survei Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup Matra Laut
V V V (1) Jumlah NLP dan tema dan laporan kajian wilayah LH matra laut yang diatur
dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional
V V V
(2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA
dan LH matra laut
V V V
l. Penyusunan Atlas Sumberdaya dan Kajian
Pengembangan Wilayah.
V V V (1) Jumlah dokumen kajian model spasial dinamis serta difusi, diseminasi
atlas dan kajian pengembangan wilayah.
V V V
(2) Jumlah provinsi dan kabupaten untuk pelaksanaan akses, utilitas data dan
informasi atlas sumber-daya dan kajian pengembangan wilayah.
V V V
m. Pembangunan Data dan Informasi Geodesi
dan Geodinamika
V V V (1) Jumlah stasiun tetap GPS dan perawatan sistem V V V
(2) Jumlah pembangunan stasiun tetap GPS V
(3) Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut
2 Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan alat transportasi yang memadai dengan basis 2 lokasi strategis (Jakarta-Malang) yang dapat menjangkau seluruh
wilayah Indonesia
a. Kesiapasiagaan dalam Menghadapi
Bencana
V V V 1. Jumlah rencana kontijensi yang tersusun; V V V
2. Terbentuknya satuan reaksi cepat (SRC-PB) V V V
b. Tanggap Darurat di Daerah Terkena
Bencana
V V V Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan penanganan tanggap darurat
dipusat dan daerah
V V V
91
Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN
Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik selambat-
lambatnya dimulai pada 2011
1 Pelaksanaan Koordinasi dan Evaluasi
Hubungan Multilateral, Wil Negara, dan Tata
Ruang Pertahanan, serta Koordinasi
Pengelolaan Masyarakat Kws Tertinggal
V Jumlah rapat koordinasi V
Jumlah pemantauan dan evaluasi
2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi daerah tertinggal di kawasan
perbatasan
V V Jumlah rapat koordinasi V V
Jumlah rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan
perbatasan yg dilaksanakan
V V
3 Pengembangan dan Penataaan Wilayah
Administrasi dan Perbatasan
V V Prosentase jumlah kab/kota di wilayah perbatasan yang mendapat sarpras
perbatasan antar negara
V V V
Jumlah provinsi yang termasuk ke dalam perbatasan antar negara V V V
Prosentase penguatan kelembagaan di pusat dan daerah dalam rangka
penanganan perbatasan antar negara
V V V
Jumlah Pos lintas Batas tradisional dan internasional dengan kualitas
manajemen pengelolaan serta fasilitas pendukung yang memadai
V V V
Jumlah rute yang terselenggara
4 Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan
Pembangunan Sarana dan Prasarana
Informatika
V V V Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi V V V
Prosentase desa yang dilayani akses internet V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange V V
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange V V
Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas V V
5 Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas* Jumlah puskesmas yg menjadi puskes-mas perawatan di perbatasan dan
pulau-pulau kecil terluar berpenduduk
V V V
6 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat
Miskin (Jamkesmas)*
V V Terselenggaranya pelayanan kesehatan diPuskesmas prioritas dipernatasan
dan pulau terluar
7 Pembinaan Pelayanan Medik Spesialistik* Jumlah RS bergerak yang memberikan pelayanan kesehatan rujukan di DTPK V V V
8 Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan*
V Jumlah tenaga kesehatan yang didaya gunakan di DTPK
• Jumlah residen senior dan tenaga kesehatan yang diberikan insentif melalui
pendayagunaan di DTPK
• Jumlah residen senior yang didaya gunakan di DTPK
V V V
9 Penyediaan guru utk seluruh jenjang pddk V V V Jumlah guru penerima tunjangan khusus V V
10 Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga
kependidikan
Persentase guru di daerah terpencil yg mengikuti peningkatan kompetensi
dan profesionalisme
11 Pendayagunaan pulau-pulau kecil V V V Jumlah pulau kecil yang diidentifikasi dan dipetakan potensinya termasuk
pulau-pulau kecil terluar
V V V
92
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah pulau kecil yang memiliki infrastuktur memadai secara terintegrasi,
termasuk pulau-pulau kecil terluar
V V V
12 Dukungan pengembangan dan pendayagu-
naan teknologi pendukung pembangunan
daerah tertinggal, terdepan & pasca konflik
V V Jumlah kebijakan V
Jumlah pilot pendukung teknologi untuk pembangunan daerah tertinggal V V
13 Teknologi Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya
Air
V V Rekomendasi dan pilot plant untuk pemanfaatan sumberdaya air V V
Substansi Inti 2: KERJASAMA INTERNASIONAL
Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan
1 Peningkatan operasional dan pemeliharaan
kapal pengawas
V V V Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian barat V V V
Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian timur V V V
2 Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pengawasan dan Pemantuan Kapal Perikanan
V V Jumlah pemenuhan sarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi,
akuntabel dan tepat waktu :
· Kapal Pengawas V V V
· Speedboat V V V
· Stasiun Rabar Satelit V V V
· Transmitter V
Pemenuhan prsarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi,
akuntabel dan tepat waktu
· Kantor dan bangunan pengawas V V V
· Dermaga V V V
· Pos pengawas V V V
3 Pembangunan sarana dan prasarana
pertahanan di wilayah perbatasan
V V V Jumlah sarana dan prasarana pertahanan di wilayah perbatasan V V V
4 Operasi Pemberdayaan Wil.Pertahanan V V V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional V V V
Substansi Inti 3: KEUTUHAN WILAYAH
Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010-2014
1 Pelaksanaan Perundingan Perbatasan RI-
Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina,
Vietnam, dan Palau.
Jumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat
2 Pemetaan Batas wilayah V V V Jumlah NLP Peta batas wilayah negara (joint Mapping) kori-dor perbatasan
darat RI-PNG, RI-Malaysia skala 1:50.000
V V V
Jumlah NLP pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat RI-PNG, RI-
Malaysia, dan RI-RDTL skala 1:50.000 serta skala 1:25.000
V V
Jumlah pemetaan pulau-pulau terluar V V
Jumlah (Border Sign Post) BSP RI-RDTL V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-Malaysia V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-PNG V V V
Jumlah Perapatan pilar batas RI-RDTL V V V
Jumlah dokumen perundingan teknis batas darat V V V
93
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Jumlah dokumen perundingan teknis batas maritim V V V
3 Pengelolaan Pertanahan Provinsi V V V Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan & Wil Tertentu
(WP3WT)
V V V
4 Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) (di
pusat)
V V V Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu (WP3WT)
V V V
Substansi Inti 4: DAERAH TERTINGGAL
Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014
1 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
(KAT)
V V V Tersedianya permukiman dan infrastruktur V V V
Pemberian jaminan hidup V V V
2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pusat produksi daerah tertinggal
V V 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki pusat produksi V V
2. (a). meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani skala kecil dan
aparat pemerintah untuk mendukung kegiatan usaha berbasis kelompok di
perdesaan,
V
(b). Melaksanakan kegiatan perbaikan usaha pertanian dan usaha lainnya, V
(c). Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan belanja
publik, manajemen pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program.
V
3 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi Pusat Pertumbuhan Daerah
Tertinggal
V V 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki Pusat
Pertumbuhan
V V
2. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang mendapatkan fasilitasi
pembiayaan untuk pengembangan ekonomi melalui (a) Berkembangnya
sektor usaha swasta berorientasi pasar, (b) meningkatnya kualitas dan nilai
tambah produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan, (c). Meningkatkan
perdagangan internasional, dan (d). Meningkatkan investasi dalam negeri
maupun luar negeri
V
4 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi usaha mikro kecil menengah dan
koperasi daerah tertinggal
V V Persentase daerah tertinggal yang mengembangkan usaha mikro kecil
menengah dan koperasi di daerah tertinggal
V
5 Pengemb. kebijakan, koordinasi & fasilitasi
pendanaan & kemitraan usaha daerah ttgl
V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang telah memiliki sumber
pendanaan dan melaksanakan kemitraan usaha dengan daerah lain.
V V
6 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi investasi ek. daerah tertinggal
V V V Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang telah meningkatkan jumlah
dan nilai investasi
V V V
7 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah
daerah tertinggal , terdepan, terluar, dan pasca
konflik.
V V 1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi
penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan mengalami peningkatan
indeks good governance
V
2. (i) Persentase jumlah kabupaten tertinggal yang kemampuan
kelembagaan pembangunan masyarakat dan pemda meningkat dlm
pengelolaan sumberdaya lokal,
V
(ii) Persentase jumlah kawasan pembangunan perdesaan yang terpadu dari
aspek ekonomi, sumberdaya manusia, dan infratruktur lingkungan, dan
V
94
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
(iii) Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang mengalami peningkatan
mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah tertinggal ke pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik
V
8 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi penguatan kelembagaan sosial
masyarakat daerah tertinggal
V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi
penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal
V V
9 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi lembaga kerjasama antar daerah
daerah tertinggal
V V Persentase kabupaten daerah tertinggal yang menjalin kerjasama dengan
pemerintah daerah lain.
V V
10 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi lembaga perekonomian daerah
tertinggal
V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi
penguatan lembaga perekonomian di daerah tertinggal
V V
11 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi kemitraan antar lembaga daerah
tertinggal
V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi
penguatan kemitraan antar lembaga daerah tertinggal
V V
12 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pembangunan infrastruktur
kesehatan daerah tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi
pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal
V V V
13 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah
Tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang
Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal
V V V
14 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pembangunan infrastruktur
pendidikan daerah tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang
pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal
V V V
15 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi Pendidikan Dasar, Menengah Dan
Kejuruan di Daerah Tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan
Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan Daerah Tertinggal
V V V
16 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi Pendidikan Luar Sekolah Daerah
Tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang
Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
V V V
17 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pembangunan infrastruktur
ekonomi daerah tertinggal
V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan
pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal
V V
18 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pembangunan infrastruktur energi
daerah tertinggal
V V V 1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan
pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal
V V V
2. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki database
permintaan kelistrikan dengan menggunakan teknologi GIS dan
memanfaatkan energi matahari untuk pengembangan infrastruktur serta
peningkatan kemampuan masyarakat yang dapat melakukan pemetaan
Wilayah Rentan Perubahan Iklim dan Kegiatan Adaptasi Untuk
Mengantisipasi Perubahan Iklim
V V V
95
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
19 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi pembangunan infrastruktur
telekomunikasi daerah tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan
pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal
V
20 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi Pembangunan Infrastruktur
Transportasi Daerah Tertinggal
V V V Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang
pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal
V
21 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
V V V Unit kapal V V V
Trayek V V V
22 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan
Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan
V V Lintas bus perintis V V
Unit bus perintis V V
23 Pembangunan Sarana & Prasarana
Transportasi SDP dan pengelolaan prasarana
lalulintas SDP
V V V Jumlah Sarana V V V
Jumlah Lintas V V
24 Pelayanan Angkutan Udara Perintis V V V Jumlah rute perintis yang terlayani V V V
96
Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1 : PERAWATAN
Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011
1 Pengembangan Pengelolaan Peninggalan
Kepurbakalaan
V V Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu cagar budaya (Kawasan
Warisan Budaya Dunia yang dimulai dengan Candi Borobudur, Situs Manusia
Purba Sangiran, dan Candi Prambanan )
V V
2 Pengembangan Pengelolaan Permuseuman V V V Jumlah Museum yang direvitalisasi V V V
3 Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi V V Jumlah perpustakaan provinsi yang memiliki perangkat perpustakaan digital (e-
library)
V V
4 Pengembangan Perpustakaan dan
Pengkajian Minat Baca
V V Jumlah perpustakaan keliling
Jumlah perpustakaan umum; provinsi, kabupaten/kota dan desa/kelurahan
yang dikembangkan
a. Provinsi
b. Kab/kota
c. Desa/kelurahan
V V
Substansi Inti 2 : SARANA
Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambat-lambatnya Oktober 2012
1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian V V Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni
budaya.
Propinsi V V
Kab/Kota V V
2 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya,
Seni dan Film
Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni
budaya
- Propinsi
- Kabupaten/Kota
Substansi Inti 3 : PENCIPTAAN
Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas
1 Penelitian dan Pengembangan Bidang
Arkeologi
V V V Jumlah litbang di bidang arkeologi V V V
2 Penelitian dan Pengembangan Bidang
Kebudayaan
V V V Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan V V V
3 Fasilitasi proses perolehan hak paten dan
kepemilikan HKI produk teknologi dan
produk kreatif
V V Jumlah kebijakan V
4 Pelaksanaan Insentif Perolehan Paten dan
Kepemilikan HKI
V Jumlah usulan paten dan kepemilikan HKI yang difasilitasi V
5 Peningkatan Kapasitas SDM Iptek V V V Jumlah karyasiswa V V V
6 Pengembangan dan perlindungan kekayaan
budaya
V V Paket V
97
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
7 Pengembangan Pranata Inovasi V V Pendaftaran HKI V V
Paket teknologi/HKI V V
8 Pengkajian dan Penerapan Inkubasi
Teknologi
V V Paket rekomendasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai inkubasi V
9 Pengkajian dan Penerapan Audit Teknologi V V Paket rekomedasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai audit teknologi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas litbang
V
Substansi Inti 4 : KEBIJAKAN
Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya
1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian V V Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai V V
Jumlah reaktualisasi kesenian yang hampir punah V V
Jumlah naskah inventarisasi karya seni budaya V V
2 Pengembangan Perfilman Nasional V V Jumlah Fasilitasi Festival Film dalam dan luar negeri V V
Jumlah fasilitasi organisasi dan komunitas perfilman V V
3 Peningkatan Sensor Film V V V Jumlah film/video/ iklan lulus sensor V V V
Substansi Inti 5 : INOVASI TEKNOLOGI
Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan
penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda
1 Peningkatan Kapasitas Pemuda V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang
iptek dan imtaq
V V
2 Pengembangan Kreativitas dan Kualitas
Pemuda
V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang
seni, budaya, dan industri kreatif
V V
3 Peningkatan kemampuan inovasi dan
kreativitas pemuda
V V Jumlah kebijakan V V
Jumlah pilot peningkatan inovasi dan kreativitas pemuda V V
4 Pelaksanaan Insentif riset dasar dan terapan V Jumlah paket riset dasar V V
5 Peningkatan litbang iptek unggulan di bidang
kesehatan, obat-obatan dan instrumentasi
medis
V V Jumlah paket penelitian V V
6 Pelaksanaan insentif difusi iptek Jumlah paket
7 Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas
iptek sistem produksi
Jumlah paket insentif
8 Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
V V Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi
98
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti I: Pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme
1 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP V V
2 kegiatan Penyelenggaraan Dukungan
Administrasi Operasi Intelijen
V V Jumlah anggaran yang tersedia V V
3 Pembinaan forum kemitraan Polisi &
Masy
V V Jumlah Forum Kemitraan Polmas V V
4 Penindakan Tindak Pidana Terorisme V V V Jumlah Perkara dan Clearance Rate Tindak Pidana Terorisme tk Nasional V V V
5 Kegiatan Koordinasi Penanganan
Kejahatan Transnasional dan Terorisme
V V V Jumlah Rakor Urusan Kejahatan Transnasional dan Terorisme V V V
Jumlah pemantauan dan evaluasi V V V
Jumlah Rakor Urusan Terorisme Bersama dengan DKPT V V V
Substansi Inti II : Pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme
1 Peningkatan Wawasan Kebangsaan
melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan
Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan
Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan,
aparatur pemerintah
2 Kegiatan Koordinasi Wawasan
Kebangsaaan
V V V Jumlah Rakor Wawasan Kebangsaaan V V V
Jumlah pemantauan dan evaluasi V V V
3 Ops Gaktib dan Ops Yustisi. V V V Prosentase kualitas dan kuantitas operasi Gaktib. V V V
4 Operasi Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan
V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional V
5 Operasi intelijen Strategis V V V Prosentase kualitas dan kuantitas data intelijen dan pengamanan yang
dibutuhkan
V V
6 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP V V
7 Penyelenggaraan Intelijen dan
Pengamanan Matra Darat
V V V % Peningkatan Pengamanan Personel, Material dan Dokumen serta Efektifitas
dan Efesiensi Deteksi Dini
V V V
8 Kegiatan Operasi Intelijen Dalam Negeri V V V Rasio personil daerah terhadap jumlah kabupaten/kota V V V
Substansi Inti III : Peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia
1 Peran Indonesia dalam Reformasi PBB
dan Dewan Keamanan PBB dan kontribusi
Indonesia dalam Menjaga Perdamaian
Dunia
V V V Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB. V V
Jumlah koordinasi teknis V V V
Jumlah posisi pemri yang disampaikan dalam sidang internasional V V V
Jumlah partisipasi Indonesia pada sidang internasional yang dihadiri V V V
Jumlah penyelenggaraan pertemuan/kerja sama V V V
Substansi Inti IV : Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
1 Perluasan, Pengembangan dan
penguatan sistem pelayanan warga
(citizen service)
V Jumlah citizen services yang diperkuat V
2 Pertemuan dan perundingan dengan
negara sahabat
V Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI
dengan negara lain
V
99
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
3 Penanganan Kasus TKI di luar negeri V Tersedianya database mengenai penyebaran WNI terdaftar di seluruh
perwakilan di luar negeri
V
Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas di penampungan V
Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi V
Jumlah WNI/TKI yang dideportasi V
Prosentase pemberian bantuan hukum (advokasi dan lawyer) bagi WNI terutama
TKW
V
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi pelayanan dan perlindungan WNI/TKI V
4 Sosialisasi dan Koordinasi Teknis V Jumlah sosialisasi untuk PJTKI tentang pelayanan dan perlindungan WNI di luar
negeri
V
Jumlah koordinasi dengan instansi terkait baik di dalam maupun di luar negeri V
Jumlah kota yang menjadi program diseminasi perlindungan WNI melalui media
elektronik
V
Jumlah tayangan iklan tentang pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar
negeri
V
Substansi Inti V : Penguatan dan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi
1 Penanganan Penyidikan Tindak Pidana
Korupsi
V V V Jumlah Penyidikan perkara tindak pidana Korupsi yang diselesaikan V V V
2 Peningkatan Penuntutan Tipikor V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap
Penuntutan
V
3 Penanganan Perkara Tindak Pidana
Korupsi di Kejati, Kejari dan Cabjari
V V V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh Kejati, Kejari dan
Cabjari
V V V
4 Kegiatan Perancangan Peraturan
Perundang-undangan
• Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
• Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi &
pelapor
• Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan
korupsi
Substansi Inti VI : Pengembalian asset (asset recovery)
1 Kegiatan Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan
• Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH
• Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi &
pelapor
• Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan
korupsi
100
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
2 Kegiatan Peningkatan Profesionalitas
Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur
Peradilan di bidang Manajemen dan
Kepemimpinan
Jumlah SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen &
Kepemimpinan yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja
Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai
Tipikor, asset recovery dll
Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan kebutuhan
pelatihan
Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen,
sistem pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan
3 Pelayanan Penyusunan Peraturan
Perundang – Undangan dan kerjasama
hukum
V V V Jumlah kegiatan kerja sama hukum untuk penyusunan kesepakatan MLA dalam
rangka penelusuran dan pengembalian aset negara hasil tindak pidana korupsi
yang disembunyikan di luar negeri.
V V V
Substansi Inti VII : Peningkatan kepastian hukum
1 Kegiatan Percepatan peningkatan
penyelesaian perkara
V V V Jumlah penyelesaian perkara termasuk perkara-perkara yg menarik perhatian
masyarakat (KKN, HAM)
V V V
Jumlah penyelesaian minutasi perkara yg tepat waktu. V V V
Terselenggaranya pengelolaan informasi administrasi perkara secara akurat,
efektif dan efisien
V
Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai
2 Kegiatan Peningkatan Manajemen
Peradilan Umum
V V V Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di
tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Umum
V V V
Jumlah penyelesaian perkara yg kurang dari 6 bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan
tepat waktu
V V V
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan
Peradilan Umum
3 Kegiatan Peningkatan Manajemen
Peradilan Agama
V V V Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yang sederhana, dan tepat waktu) di
tingkat pertama dan banding di lingkungan Peradilan Agama
V V V
Jumlah penyelesaian perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK dan kesyariahan yang lengkap
dan tepat waktu
V V V
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan
Peradilan Umum
V
4 Kegiatan Peningkatan Manajemen
Peradilan Militer dan TUN
V V V Jumlah penyelesaian administrasi perka ra (yg sederhana, dan tepat waktu) di
tingkat Pertama & Banding di lingkungan Peradilan Peradilan Militer dan TUN
V V V
Jumlah Penyelesaian Perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan V V
Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan
tepat waktu
V V V
Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan
Peradilan Umum
V V V
101
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti VIII : Penguatan perlindungan HAM
1 Kegiatan Kerjasama HAM V V V Persentase harmonisasi rancangan peraturan perUUan dalam perspektif HAM V V V
Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrument HAM Internasional dan Naskah
Akademik instrmnt HAM Internasional
V V V
Jumlah kerjasama luar negeri dalam rang ka pemajuan HAM V V V
Jumlah kerjasama dalam negeri dalam rangka implementsi HAM/RANHAM V V V
2 Kegiatan Penguatan HAM V V V Jumlah program pembelajaran HAM V V V
Jumlah bahan ajar HAM V V V
Jumlah fasilitator pelatihan HAM V V V
Jumlah pelatihan HAM V V V
Jumlah K/L atau daerah yg telah melaksanakan RAN HAM V V V
Jumlah penyuluh HAM V V
3 Kegiatan Diseminasi HAM V V V Jumlah evaluasi dan pengembangan diseminasi HAM V V
Jumlah data HAM yg diolah dari K/L, Prov, Kab & Kota V V
Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM V V
4 Kegiatan Informasi HAM V V V Jumlah akses jalur informasi HAM melalui penyediaan koneksi internet V V V
Jumlah layanan informasi melalui media cetak dan elektronik V V V
5 Kegiatan Penyediaan dana bantuan
hukum di Pengadilan Umum Tingkat
Pertama
V V Jumlah penyediaan dana bantuan hukum di Pengadilan Tingkat Pertama V V
Kebijakan mengenai bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan V
Jumlah pembangunan atau perbaikan fungsi operasionalisasi Zitting Plaatz dan
pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau segenap lapisan masyarakat
V
6 Kegiatan Penyediaan dana bantuan
hukum di Pengadilan Agama
V V Penyediaan dana prodeo di pengadilan Tingkat Pertama V V
Mengoptimalisasikan fungsi pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau
segenap lapisan masyarakat
V
7 Kegiatan Penyediaan dana bantuan
hukum di Pengadilan Militer dan TUN
V V Pelaksanaan sidang keliling (hakim terbang) untuk menjangkau segenap lapisan
masyarakat
V
8 Penanganan Penyidikan Pelanggaran
HAM yang Berat
V Jumlah penyidikan perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan V
9 Peningkatan Penuntutan pelanggaran
HAM yang Berat
Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap
penuntutan.
Substansi Inti IX : Pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan
1 Penyusunan Rencana induk, master plan
& road map revitalisasi indpertahanan
Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan
2 Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta
RKP, Penguatan basis pendanaan, dan
Perumusan Kerangka Pendanaan 5 thn
Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears
3 Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk
mendukung revitalisasi industri
pertahanan
Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa
102
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
4 Identifikasi teknologi – Alutsista TNI dan
Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I
Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh
Industri Pertahanan dalam Negeri
5 Pembentukan Komite Kebijakan Industri
Pertahanan sbg Clearing House
Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI
6 Refocusing, intensifikasi dan kolaborasi R
& D
V Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, laut,
dan udara yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan
secara mandiri
V
7 Penelitian, dan pengembangan alat
peralatan pertahanan
V V V Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, matra
laut dan matra udara yang sesuai kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan
secara mandiri
V V V
8 Produksi Alutsista Industri dalam negeri V V V Jumlah produksi Alutsista Industri dalam negeri V V V
9 Pengkajian dan pengembangan peralatan
sandi
V V V Jumlah hasil pengkajian dan pengembangan peralatan sandi V V V
10 Pengembangan Alut Kepolisian Produksi
Dalam Negeri
V V V Jumlah dan jenis peralatan utama dan peralatan teknis Polri yang memenuhi
standar keamanan internasional.
V V V
11 Pembuatan Prototype V V V Jumlah prototype yang dihasilkan V V
12 Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Industri Pertahanan dan Keamanan
V V V Prototipe pesawat udara nir awak V V V
Rekomendasi
13 Peningkatan dukungan teknologi bagi
pemberdayaan industri strategis bidang
pertahanan
V V V Jumlah kebijakan V V V
Jumlah kegiatan bersama hasil koordinasi dan sinkronisasi V V V
103
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Bidang Perekonomian
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 1: Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional
1 Pengembangan klaster industri berbasis
pertanian, oleochemical
Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau
Jumlah Perusahaan
Pilot project industri turunan kelapasawit
Substansi Inti 2: Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional
1 Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi
dalam Forum Multilateral
Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu
perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding
terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan
2 Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam
promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan,
dan investasi
% fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and Investment)
di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan Timur
3 Perluasan Pasar Non Tradisional % fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negara-
negara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka
4 Peningkatan Peran Dan Kemampuan
Diplomasi Perdagangan Internasional
V V V Jumlah partisipasi dalam perundingan perdagangan internasional V V V
Jumlah posisi runding yang disusun V V V
Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam Negeri V V V
Jumlah hasilperundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement,
Agreed Minutes, Declaration, Chair Report)
V V V
Jumlah forum konsultasi tek-nis kesepakatan perundingan internasional V
Substansi Inti 3: Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan
1 Regulasi dan Sertifikasi Sistem Elektronik
Jasa Aplikasi dan Konten
V a. Adanya sistem informasi layanan TKI V
b. Jumlah instansi/lembaga yang terhubung dengan sistem V
c. Adanya Infrastruktur SIM TKI V
d. Adanya Business Process Reengineering V
d. Adanya regulasi berjalanya SIM TKI V
2 Pembinaan Administrasi Pendaftaran
Penduduk
V a. Jumlah SKPLN (Surat Keterangan Pindah LN) yang diterbitkan sesuai dengan
identitas calon TKI
V
b. Jumlah TKI yang terdaftar di Perwakilan RI/NIK calon TKI V
3 Pengelolaan Informasi Kependudukan V V V a.Jumlah pos pelayanan calon TKI tingkat kecamatan di daerah asal calon TKI V
b. Jumlah calon TKI yang tercatat di pos pelayanan V
4 Pelayanan Dokumen Perjalanan Visa dan
Fasilitas Keimigrasian
V V V a.Pelayanan keimigrasian yang transparan V
b.Persentase penerbitan visa yang memenuhi standar dengan data akurat V V V
c. Persentase pemberian paspor TKI Timur Tengah yang memenuhi standar V
d. Jumlah dan jenis fasilitas keimigrasian yang diberikan memenuhi standar V
5 Pembinaan, penempatan, dan perlindungan
TKI Luar Negeri
V V % calon TKI yang terlayani dan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kab/Kota
V V
104
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
6 Fasilitasi Pelayanan Dokumen Calon TKI V V V Jumlah calon TKI yang mendapat layanan dokumen sesuai standar V V V
7 Penyiapan pemberangkatan V V V a.Persentase jumlah calon TKI yang ditempatkan sesuai dengan job order V V V
b.Jumlah Calon TKI yang Terlayani KTKLN sesuai dengan NIK V V V
c.Jumlah TKI yang memahami standar perlindungan dan prinsip-prinsip HAM. V V V
8 Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim
Pembiayaan Kredit untuk Tenaga Kerja
Indonesia (TKI)
V V Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Pembiayaan Kredit untuk TKI
yang Diimplementasikan
V V
9 Pelayanan Advokasi dan Perlindungan
Hukum
V V V a. Kemudahan penyampaian pengaduan 24 jam (bebas pulsa) V
b. Jumlah pengaduan yang ditangani V
c. Kualitas pelayanan hotline service V
d. Jumlah orang yang berminat bekerja ke luar negeri yang mendapat advokasi V
e. Persentase TKI purna bermasalah yang direhabilitasi V V
10 Pengamanan Keberangkatan V V V Presentase TKI yang memiliki dokumen resmi bekerja ke luar negeri V V V
11 Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna V V V Jumlah calon TKI /purna yang mendapat edukasi pengelolaan remitansi V V V
12 Peningkatan Pemulangan TKI
Bermasalah/TKIB
Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah
asal
13 Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI
Bermasalah/TKIB
Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi
14 Peningkatan Ketenteraman, Ketertiban, dan
Perlindungan Masyarakat
V Kesiapsiagaan Satgas entry/Transit/daerah asal V
15 Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI
Bermasalah/TKIB
Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB
Substansi Inti 4: Peningkatan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
1 Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim
Asuransi dan Remitansi untuk Tenaga Kerja
Indonesia (TKI)
V V V Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Asuransi dan Remitansi untuk
TKI Diimplementasikan
V V V
2 Pembinaan Penempatan dan Perlindungan
TKI Luar Negeri
V V V a. Ratifikasi konvensi buruh migran dan keluarganya V V
b. Amandemen UU 39/2004 V V V
c. Persentase peraturan turunan amandemen UU V V V
d. Jumlah atase ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI V V V
3 Peningkatan Perlindungan dan Pelayanan
WNI/BHI di Luar Negeri
V V V a. Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI
dengan negara lain
V V V
b. Jumlah Citizen Services yang diperkuat V V V
c. Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas penampungan V V V
d. Persentase pemebrian bantuan hukum ( Advokasi dan lawyer) bagi WNI V V V
e. Jumlah WNI/TKI yang deportasi V V V
105
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Bidang Kesejahteraan Rakyat
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti I : Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010
1 Pelayanan Haji dan Umrah V V V Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah serta Pengawasan Haji yang tertib dan lancar
(jemaah)
V V V
2 Pelayanan Kesehatan Ibadah Haji V V V Pelayanan kesehatan kepada jamaah haji V V V
Substansi Inti 2 : Peningkatan kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
1 Pembinaan kerukunan hidup umat
beragama (FKUB)
V V V 1. Pembangunan Sekretariat Bersama FKUB Kab/Kota (unit) V V V
2. Operasional FKUB (unit)
- Tk Provinsi V V V
- Kab/Kota V V V
3. Pemulihan Paska Konflik (Kegiatan) V V
Substansi Inti 3 :
• Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar % secara bertahap dalam 5 tahun
• Promosi tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif
• Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata
• Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia
1 Pengembangan Daya Tarik Pariwisata V V V Jumlah daya tarik wisata alam, bahari dan budaya V V V
2 Peningkatan PNPM Mandiri bid Pariwisata V V V Jumlah desa wisata V V V
3 Pengembangan Usaha, Industri dan
Investasi Pariwisata
V V V Jumlah profil investasi pariwisata V V
4 Pengembangan Standardisasi Pariwisata V V 1. Jumlah standard kompetensi V V
2. Jumlah standard usaha V V V
3. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi (ribu orang) V V V
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
V V 1. Jumlah Organisasi Pengelolaan Destinasi (Destination Management
Organization/DMO) (buah)
V
2. Jumlah dukungan fasilitas pariwisata (daya tarik) V V
6 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri V V V 1. Jumlah partisipasi pada bursa pariwisata internasional, pelaksanaan misi
penjualan (sales mission), dan pendukungan penyelenggaraan festival (event)
V V
2. Jumlah perwakilan promosi pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Promotion
Representative Officers) di luar negeri (kota
V V V
7 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam
Negeri
V V V Jumlah penyelenggaraan promosi langsung (direct promotion), dan
penyelenggaraan event pariwisata berskala nasional dan internasional.
V V V
8 Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata V V V 1. Jumlah penyebaran informasi fokus pasar pariwisata Indonesia (naskah) V
2. Jumlah permintaan pasar untuk berkunjung ke Indonesia (transaksi V
9 Peningkatan Publikasi Pariwisata V V 1. Jumlah destinasi yang memiliki data dan informasi yang lengkap (daerah) V
2. Jumlah bahan promosi cetak, promosi elektronik, publikasi media cetak, media
elektronik dan media luar ruang (ribu buah)
V V V
3. Jumlah bahan promosi cetak dan promosi elektronik yang terdistribusikan (ribu
eksemplar)
V V V
106
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
10 Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif,
Konferensi, dan Pameran (Meeting, Incentive
Travel, Conference, and Exhibition/MICE)
V V Jumlah daerah yang dikembangkan menjadi tujuan wisata MICE (daerah) V V
11 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Direktorat Jenderal
Pemasaran
V V Jumlah event pengembangan kebijakan pemasaran dan promosi pariwisata oleh
masyarakat dan daerah
V V
12 Pengembangan SDM Kebud dan Pariwisata V V V Jumlah sumber daya yang dilatih di bidang kebudayaan dan pariwisata (orang) V V V
13 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang
Pariwisata
V V V Jumlah program studi V V V
Substansi Inti 4 : Perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender (PUG) oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya,
termasuk perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan
1 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang pendidikan yang responsif gender
V V V 1.Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan
V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang
pendidikan (K/L dan prov)
V V V
2 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang kesehatan yang responsif gender
V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang
kesehatan (K/L dan prov)
V V V
3 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
partisipasi perempuan di bidang politik dan
pengambilan keputusan
V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan
keputusan
V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang politik
dan pengambilan keputusan (K/L dan prov)
V V V
4 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
bidang ketenagakerjaan yang responsif
gender
V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang
ketenagakerjaan (K/L dan prov)
V V V
5 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan perempuan dari tindak
kekerasan
V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan
perlindungan perempuan dari tindak kekerasan (K/L dan prov
V V V
6 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
penyusunan data gender
V V V 1. Jumlah kebijakan penerapan sistem data gender V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan penerapan
sistem data terpilah gender (K/L dan prov)
V V V
7 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan tenaga kerja perempuan
V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan
perlindungan tenaga kerja perempuan (K/L dan prov)
V V V
8 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
perlindungan korban perdagangan orang
V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan
perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang (K/L dan prov)
V V V
9 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan
penghapusan kekerasan pada anak
V V V 1. Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak V V V
2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada
anak (K/L dan prov)
V V V
107
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
RKP
2011
RKP
2012
RKP
2013
(1) (2) (3) (5) (7) (12) (3) (5) (7)
Substansi Inti 5 : Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011, peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade tahun 2012
1 Peningkatan prasarana dan sarana
keolahragaan
V V V 1. Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana olahraga. V V V
2. Jumlah penyediaan sarana olahraga V V
2 Pembinaan Olahraga Prestasi V V V 1. Jumlah olahragawan andalan nasional V V V
2. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan SEA Games dan Para Games pada tahun 2011 V V
3. Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian Games, SEA Games, Olympic Games,
Asian Para Games, Para Games, dan Paralympic Games
V V
Substansi Inti 6 :
• Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan
• Revitalisasi Gerakan Pramuka
1 Peningkatan Wawasan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan,
perdamaian, dan lingkungan hidup,
V V V
2 Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan V V V 1. Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan
kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program,
V V
2. Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi
berdasarkan standar organisasi kepemudaan
V V V
3 Pengembangan Kepanduan V V V 1. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepemudaan, V V V
2. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepanduan V V
4 Pengembangan Kepemimpinan Pemuda V V V Jumlah pemuda kader kepemimpinan V V V
5 Pengembangan Kewirausahaan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan V V V
108