Post on 20-Mar-2019
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARANTAHUN 2019
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA):Kebijakan Tahun 2019
Landasan Hukum
Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembagaselaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaananggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjaminefektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran,dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.
Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanjaKementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a. evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanjanegara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentangMonev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo. PP Nomor 50/2018 tentang
Tata Cara Pelaksanaan APBN
Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring danevaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuanganselaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasikinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; danc. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Ayat 1 Ayat 2
Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalambentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakanIKPA.
Ayat 1 Ayat 2
POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN
OU
TCO
ME
PREAMBULE TUJUAN BERNEGARA KOMITMEN NASIONAL RPJMN
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN MENTERI
PERATURAN DIRJEN
SURAT-SURAT
PMK
PERDIRJEN PBNPER-XX/PB/20XX
SE DIRJEN PBNSE-XX/PB/20XX
GOOD GOVERNANCE
AKTIVITAS PENGADAAN
BARANG DAN JASA
DIPA
Kontrak/SuratKeputusan
Berita Acara & Pernyataan
SPPSPMSP2D
PelaksanaanPekerjaan
Hasil/Output
LKPP
SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT
LAYANAN PUBLIK
3
TIMEFRAME PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL
Fungsi APBN adalah untukoperasionalisasi pemerintahan,penyediaan layanan publik, danmendorong pertumbuhan ekonomi
Dalam satu tahun fiskal, APBN yang telah ditetapkan
harus dapat memenuhi ketiga fungsi tersebut.
Pemenuhan fungsi dicerminkan denganpencapaian output, outcome, & impactdalam satu kurun waktu tahun anggaransesuai RKP dan renja K/L
TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN
PENCAPAIAN OUTPUT Sesuai dengan fungsi APBN, sejak
dilaksanakan harus menghasilkanoutput;
Kerangka waktu pencapaian outputharus dibatasi s/d Triwulan III
PENCAPAIAN OUTCOME Outcome adalah manfaat dari belanja
negara terhadap pelayanan publik danpembangunan.
Output harus dirasakan oleh masyarakatsecepat mungkin dan keseluruhanoutcome tercapai pada akhir tahun.
PENCAPAIAN IMPACT Impact adalah dampak dari belanja
negara pada APBN; Impact harus dicapai sesuai dengan
RKP dan kebijakan fiskal tahunbersangkutan.
4
5
Definisi IKPA
adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUNuntuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanjaKementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadapperencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaananggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
“
“Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
6
Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA
Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:(Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)
Mendukung Manajemen Kas:(Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, ReturSP2D)
Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP):(Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)
MenjaminKetercapaian
Keluaran/Output (Output Delivery)
1
3
2
7
DIPA SPMTagihan
LPJ
LKKomitmen SP2D
AspekPerencanaan
Revisi DIPA
RevisiHalaman III
Kontrak UangPersediaan
PembelianBarang/Jasa
LS
Revolving UP
PencairanDana
Petunjuk OperasionalKegiatan (POK)
Aspek PelaksanaanAspek
Pertanggungjawan
BASTE-rekon/
LK
OUTPUT
RealisasiAnggaran
Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran
KERANGKA PENGUKURANKINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
Retur SP2D
Pengembalian SPM
RKA KL
Renkas/RPD Harian
8
SPAN RKAK/L
SPRINTOMSPAN IKPA
INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN https://spanint.kemenkeu.go.id/
TUJUAN
Transparansi dan akuntabilitas Mudah diakses dan user friendly Real time dan by system
Menu IKPA terbagi atas 3 layer: (1) Nilai Indikator; (2) Rekap Transaksi; dan (3) DetilTransaksi.
Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan Pembina K/L (BUN)) dapat mengakses IKPA dengan user dan password OM SPAN masing-masing, melalui perangkat PC maupunsmartphone, kapanpun & dimanapun.
Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakanterobosan untuk menjamin perhitungan IKPA yang terotomasi untuk meningkatkanTransparansi dan Akuntabilitas.
1
2
3
Perkembangan IKPA Agregat K/LTahun 2016 - 2018
67,17 93,11
9
Capaian kinerja pelaksanaananggaran (IKPA)
mencerminkan peningkatanyang sangat signifikan
terhadap pola eksekusianggaran yang dilakukan
oleh satker K/L.
Sejak tahun 2016, capaianIKPA K/L telah meningkat
signifikan dari 67,17 menjadi 93,11.
2016 2018
Sumber: OMSPAN 06-01-19 (diolah)
Kesesuaiandengan
Perencanaan
KepatuhanterhadapRegulasi
EfektivitasPelaksanaan
Kegiatan
EfisiensiPelaksanaan
KegiatanNILAI KINERJA
Semester I 2016 72.50 55.89 69.45 70.00 67.17
Semester II 2016 80.77 59.33 69.53 70.00 69.82
Semester I 2017 67.19 76.68 79.11 62.98 77.09
Semester II 2017 73.42 74.16 82.32 76.99 82.19
Semester I 2018 82.63 87.50 92.72 85.51 85.81
Semester II 2018 95.71 88.55 97.53 92.10 93.11
72.50
55.89
69.45 70.00 67.17
95.7188.55
97.5392.10 93.11
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Nila
i Kin
erja
A. Kesesuaian Perencanaandan Penganggaran
B. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan
C. Kepatuhan Terhadap Regulasi
D. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan
12 INDIKATOR PENILAIAN
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
10
11
PEMBOBOTAN IKPA 2019
Realisasi TagihanData
Kontrak
Pengelolaan
UPRevisiDIPA
Retur
SP2DSPM Salah
RenkasLPJ Bendahara
DeviasiHal. III
Dispensasi
SPMPagu
Minus
20% 15% 15% 10% 5% 6%6%5%5%5% 4%4%BOBOT
INDIKATOR
12
No. Indikator Uraian Indikator KalkulasiBobot
(%)
Subkriteria
Sub
KriteriaNilai
1. Revisi DIPA
Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi
DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran
(dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan.
σ𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴
σTarget Revisi DIPA5 100 /Rasio Revisi DIPA
2. Hal III DIPA
Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana
penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per
bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan rata-
rata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan
November tahun berjalan.
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 ฮ൫ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 −
5100 - Rasio Rata-rata Deviasi
Hal III
3.Pengelolaan UP
Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh
record GUP yang terdapat dalam set data.
σSPM GUP yang disampaikan tepat waktu
σSPM GUP𝑥 100 10
sesuai dengan rasio GUP yang
tepat waktu
4. Penyampaian
LPJ Bendahara
Dihitung berdasarkan rasio LPJ Bendahara yang tepat waktu
disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke
KPPN.
σData LPJ Bendahara yang disampaikan
tepat waktu
σLPJ Bendahara yang disampaikan ke
KPPN
𝑥100 5 sesuai dengan rasio lpj tepat
waktu
5. Data Kontrak
Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat
waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke
KPPN.
σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu
σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN𝑥100 15
sesuai dengan rasio data
kontrak yang tepat waktu
6. Penyelesaian
Tagihan
Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp
200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual
Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN
σ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛𝑥100 15
sesuai dengan rasio tagihan
tepat waktu
7. Penyerapan
Anggaran
Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu
DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk
Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar
60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas
target per triwulan diberikan nilai maksimal.
σ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
σ Pagu𝑥100 20
(Persentase Realisasi : Target
Realisasi) x 100
PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (1)
13
PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)
No. Indikator Uraian Indikator KalkulasiBobot
(%)
Subkriteria
Sub
kriteriaNilai
8. Retur SP2DDihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah
SP2D yang terbit
σRetur SP2D
σSP2D 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑥100 5 100 - Rasio Retur SP2D
9. Renkas
Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan
sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh
Renkas yang disampaikan ke KPPN.
σdata Renkas yang disampaikan
tepat waktu
σRenkas yang disampaikan ke
KPPN
𝑥100 6Sesuai dengan Rasio
renkas tepat waktu
10.Pengembalian/
Kesalahan SPMDihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN
Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang
dikembalikan/salah6
1-100 SPM 99
101-500
SPM97
501-1000
SPM94
>1000 SPM 90
11.Dispensasi
Penyampaian SPM
Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena
melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaranTerdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi 4
1-10 99
11-30 97
31-50 94
>50 90
12. Pagu MinusDihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun)
terhadap pagunya
σ𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
σPagu𝑥100 4 100 - Rasio pagu minus
14
Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
2014 2.34% 2.71% 5.16% 5.56% 5.69% 6.40% 9.08% 6.78% 7.96% 7.46% 9.59% 20.36%
2015 1.40% 2.51% 4.12% 4.94% 4.73% 5.64% 7.93% 7.00% 7.60% 8.37% 10.03% 22.48%
2016 1.91% 3.15% 5.33% 5.71% 6.44% 10.46% 5.25% 7.51% 8.05% 6.59% 8.43% 16.70%
2017 1.81% 3.35% 5.92% 5.12% 6.93% 8.50% 7.79% 7.59% 6.95% 7.35% 10.05% 20.15%
2018 2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
PER
SEN
TASE
PEN
YER
APA
N A
NG
GA
RA
N
RATA-RATA SERAPAN
TARGET SERAPAN
TW I
TW II
TW III
TW IV
10,11%
29,58%
52,14%
88,29%
15%
40%
60%
90%
Pola penyerapan anggaran belanja K/L selama 5 tahun terakhir terkonsentrasi pada Triwulan IV dengan kisaran pada rentang 30%-40% daripagu DIPA. Tren ini semakin membaik di tahun 2018, dimana realisasi anggaran semakin proporsional dan penumpukkan pencairan di bulanDesember semakin berkurang.
15
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (1)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
1. Revisi DIPA
1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam
kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam
kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan.
Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang
kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat
selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi
DIPA (pagu tetap).
2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun
kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan
dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada
DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1
triwulan.
2.Deviasi Halaman
III DIPA
1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per
bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan
anggaran yang dilakukan pada suatu satker.
2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat
penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi
kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu
DIPA.
3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana
yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran
berjalan.
1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh
satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan
penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan
mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III
DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.
2. Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan kegiatan dan
pencairan dananya, dan menjadikan RPD pada Halaman III
DIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan secara internal
pada Satker.
16
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (2)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
3. Pengelolaan UP
1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas
penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.
2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak
termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).
3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja
dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai
realisasi anggaran.
Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh
satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari
SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari
kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke
KPPN) dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.
4. LPJ Bendahara
1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana
pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika
tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi
SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload
tersebut.
Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal 10
bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasi
oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.
17
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (3)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
5.Penyampaian Data
Kontrak
1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai
diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut
batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah).
2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak
tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal
penyampaian/konversi di KPPN.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran
data kontraknya (approval) oleh KPPN.
6.Penyelesaian
Tagihan
1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian
tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai)
yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak
diatas Rp 200 Juta).
2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-
lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah
diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
waktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja
Pegawai) paling lambat dalam 17 hari kerja setelah BAST
ditanda- tangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN. Selain itu,
satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada
SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.
18
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (4)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
7.Penyerapan
Anggaran
1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara
proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I
(15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV
(90%).
2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif,
dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih
diblokir.
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar
senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran
secara proporsional dari pagu DIPA efektif.
2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan
dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada
akhir tahun.
8. Retur SP2D
1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah
SP2D total yang telah terbit.
2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin
bagus.
1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses
dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan
keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/
penerima pembayaran.
2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening penerima.
Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi dengan
KPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.
19
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (5)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
9. Perencanaan Kas
1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian
renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis
transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).
2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas
Negara yang terencana dan terkendali.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian)
untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1
Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih
dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai
dengan pengajuan SPM ke KPPN.
10.Pengembalian/
Kesalahan SPM
1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat
kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.
2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh
kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki
oleh Satker.
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat
dibayarkan secara tepat waktu.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen
pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan
data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada
pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi
dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh
KPPN.
20
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (6)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
11. Pagu Minus
1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis
belanja sampai dengan level 6 digit/akun.
2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun
karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan
penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.
Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera
menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi
anggaran untuk menutup pagu minus tersebut.
12. Dispensasi SPM
1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat
disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun
anggaran.
2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang
mendapat dispensasi.
Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian kegiatan
sesuai rencana, menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan
dan pembayaran, dan menghitung prognosis belanja agar dapat
dieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukkan pencairan
anggaran pada akhir tahun.
TERIMA KASIHDIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN – DITJEN PERBENDAHARAAN
Telepon (021) 3449230 PSW. 5709Faksimili (021) 3813039
Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV
JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710
SITUS:www.djpb.kemenkeu.go.id