Post on 29-Dec-2015
description
PROSES MANUFAKTUR
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
PM 05
CNC (COMPUTER NUMERICALLY CONTROLLED)
Disusun oleh:
Kelompok 21
Ibnu Fakhrudin (12.04.2.1.1.00007)
Ririn Susilowati (12.04.2.1.1.00092)
Handik Yulianto (12.04.2.1.1.00098)
Andre Wahyudi (12.04.2.1.1.00022)
ASISTEN :
SYAMSUL HIDAYATULLAH
110421100005
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI INDUTRI DAN ROBOTIKA
PRODI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2014
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 99
RINGKASAN MODUL 5
MESIN CNC (Computering Numerical Controlled)
Dalam praktikum modul 5 ini, kami melakukan proses pembubutan dengan
mesin CNC (Computering Numerical Controlled). Dimana kami menggunakan
benda kerja silinder pejal, yang sama dengan benda kerja pada praktikum mesin
bubut sebelumnya, dimana digunakan mesin bubut konvensional atau manual.
Sedangan pada modul 5 ini, kami melakukan pembubutan pada benda kerja
dengan menggunakan program yang telah dibuat dalam komputer dengan kode-
kode tertentu.
Adapun beberapa perbedaan yang dapat dibandingkan antara pembubutan
dengan mesin bubut konvensional dan pembubutan dengan mesin CNC. Dalam
hal ini perbedaan yang paling menonjol yakni pada waktu permesinannya. Pada
pembubutan dengan mesin CNC didapat waktu permesinan yang lebih rendah
dibandingkan dengan waktu permesinan pada mesin bubut konvensional.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam proses manufaktur atau pembuatan suatu produk, dibutuhkan
beberapa prooses diantaranya adalah proses bubut. Dalam proses bubut, terbagi
atas dua macam yakni proses bubut secara manual dan proses bubut secara
otomatis yakni dengan menggunakan mesin CNC (Computering Numerical
Control).
Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada, dibutuhkan proses
pembubutan dengan kualitas yang baik oleh operator atau tenaga ahli. Tujuan dari
pada proses pembubutan dengan menggunakan mesin CNC kita dapat lebih
mudah untuk membuat suatu produk dengan hasil yang lebih baik pula.
Dalam praktikum modul 5 ini, kami melakukan pembubutan pada benda
kerja yang berupa silinder pejal dengan panjang 100mm. Sebelum dilakukan
praktikum, perlu dipelajari tentang code mesin CNC agar kita dapat membuat
benda kerja yang diinginkan dengan proses yang benar.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa dapat memahami dam menggunakan teknik pemrograman
Computer Numerical Controlled (CNC) pada otomasi proses manufaktur.
1.2.2. Tujuan instruksional khusus
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja mesin CNC.
2. Mahasiswa dapat menyusun program CNC untuk proses turning.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 101
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian CNC Turning
CNC kependekan dari Computer Numerically Controlled, merupakan
mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem kontrol berbasis komputer
yang mampu membaca instruksi kode N dan G (G kode) yang mengatur kerja
sistem peralatan mesinnya (Subagio, 2008).
Mesin CNC baik mesin bubut maupun mesin freis selalu dilengkapi oleh
sebuah kontrol pengendali sekaligus untuk membuat sebuah program yang dapat
langsung dilihat pada layar monitornya. Arah gerakan pahat pada mesin CNC
menggunakan sistem koordinat. Sistem koordinat pada mesin CNC turning adalah
sistem koordinat kartesian dengan dua sumbu X dan Z. Sumbu X didefinisikan
sebagi sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu spindel mesin bubut. Arah
positif sumbu X adalah arah yang menjauhi sumbu spindel. Sumbu Z adalah
sumbu yang sejajar dengan sumbu spindel dan arah positif adalah arah yang
menjauhi kepala tetap mesin bubut. Untuk kepentingan pembuatan program
CNC digunakan sistem kordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System).
Gambar 2.1 Koordinat Absolute dan Incremental
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 102
2.2 Parameter Pada Mesin CNC Proturn
2.2.1 Pergeseran titik nol (zerro offset)
Pergeseran titik nol memberitahukan secara pasti titik nol benda kerja
dari titik nol mesin. Pergeseran ini dihitung setelah benda kerja dicekam pada
pencekam di mesin dan harus diisikan pada parameter titik nol (zero offset).
2.2.2 Pemrograman absolut dan inkremental
Pemrograman absolut adalah Pemrograman yang menentukan titik
koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Pemrograman
inkremental adalah Pemrograman yang pengukuran lintasannya selalu
mengacu pada titik akhir dari suatu pengukuran. Titik akhir suatu lintasan
merupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuan
koordinatnya. Beberapa pahat memiliki panjang dan diameter yang
berbeda. Harga kompensasi pahat disimpan pada parameter tool correction.
Pada program CNC apabila D tidak diprogram, maka harga D yang digunakan
adalah D1, apabila D0 berarti pergeseran harga pahat tidak aktif.
2.2.3 Kecepatan Potong (Cutting speed)
Kecepatan potong atau cutting speed yang umum dinyatakan dalam
meter/menit, ialah kecepatan relatif mata pahat dengan benda kerja saat
proses pemesinan berlangsung. Kecepatan potong ini bergantung pada
kecepatan putar spindle(n) dan diameter (D) benda uji dalam.
2.2.4 Laju Pemakanan (feed rate)
Kecepatan pemakan atau feed rate adalah jarak yang ditempuh oleh
pahat setiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan feed rate adalah
milimeter per putaran (mm/rev) Laju pemakanan ditentukan berdasarkan
kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan
terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya
ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong.
Tabel 2.1 cutting speed dan feed pada benda aluminium 6001
2.2.5 Kedalaman pemotongan (depth of cut)
Kedalaman pemotongan atau depth of cut,adalah tebal bagian benda
kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang
dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Ketika pahat memotong
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 103
sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian
permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda
kerja yang berputar.
2.2.6 Panjang pemakanan
Panjang pemakanan adalah panjang bagian benda yang disayat atau
dipotong sejajar dengan sumbu spindel. Pada proses pemesinan CNC
turning, lintasan pahat disebut dengan toolpath. Toolpath pada proses
pemesinan tersebut terdiri dari pergerakan dengan pemakanan (feed cut
length) dan pergerakan pahat tanpa pemakanan (rapid treverse length).
2.2.7 Gerakan lurus tanpa pemakanan
G0 berfungsi untuk menempatkan (memposisikan) pahat secara cepat
dan tidak menyayat benda kerja. Perintah G0 akan selalu aktif sebelum
dibatalkan oleh perintah dari kelompok yang sama, misalnya G1, G2, atau
G3.
2.2.8 Gerakan lurus dengan pemakanan
Fungsi dari perintah G1 adalah menggerakkan pahat dari titik awal
menuju titik akhir dengan gerakan lurus. Kecepatan gerak makan ditentukan
dengan F. Perintah G1 tetap aktif (modal) sebelum dibatalkan oleh perintah dari
kelompok yang sama(G0, G2,G3)
2.3 Waktu Proses Turning
Perhitungan waktu pengerjaan adalah jarak tempuh pahat dikali
frekwensi pemakanan, dibagi kecepatan pemakanan dikali kecepatan.
Gambar 2.2 Terminologi Waktu Pemotongan Turning (Sumber: Widarto,
2008 : 150).
Berdasarkan ilustrasi diatas, waktu proses pada pemesinan CNC turning
dapat dipengaruhi oleh penentuan kecepatan potong untuk penentuan putaran
spindel, laju pemakanan, kedalaman pemakanan, dan panjang pemakanan.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 104
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Mesin CNC ProTurn 9000
2. 1 unit PC (Personal Computer)
3. Kuas pembersih
4. Majun
3.1.2 Bahan
1. Gambar Benda kerja
2. Software dan program CNC
3. Stock Material Aluminium
3.2 Prosedur Praktikum
1. Tentukan salah satu gambar 2 Dimensi Benda kerja yang berupa
komponen
2. Tulisakan program CNC turning proturn 9000 untuk Benda kerja tersebut
seperti
3. Lakukan perhitungan dan perencanaan proses turning . Untuk perhitungan
lihat contoh pada lampiran modul ini .
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 105
4.3 Flowchart Praktikum Modul 5
Langkah-langkah yang dilakukan pada praktikum modul 5 Proses Manufaktur
akan dijelaskan dengan menggunakan Flowchart dibawah ini :
Mulai
Menyiapkan alat, bahan, software dan gambar
benda kerja
Tujuan praktikum
Menerapkan Metode Penelitian
Melakukan proses pembubutan dengan mesin CNC Proturn :
1. Set up posisi pahat
2. Pemasangan benda kerja pada mesin CNC
3. Verify coding pada software
4. Run program pada software
Pengolahan data :
1. Kecepatan pemotongan
2. Kecepatan pemakanan
3. Kedalaman potong
4. Putaran Spindle
5. Waktu permesinan teoritis
Melakukan Analisa dan Interpetasi Data
Membuat Kesimpulan dan Saran Hasil Praktikum modul 5
Selesai
Tahap identifikasi
Tahap pengumpulan
data
Tahap pengolahan
data
Tahap analisa dan
kesimpulan
Identifikasi masalah
Mencatat hasil pembubutan pada mesin CNC yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk proses bubut
pGambar 3.2 Flowchart praktikum modul 5
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 106
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Gambar Teknik Benda Kerja Dalam 2D dan 3D
(Terlampir)
4.2 Program CNC Turning Proturn untuk Benda Kerja
Dalam proses pembuatan produk pada modul 5 ini menggunakan gambar
kuda yang akan diproses dengan program CNC turning yang sudah modern
dibandingkan dengan mesin konvensional. Semua proses diatur dalam suatu code
numeric yang sering disebut dengan proses CNC (Computer Numerical Control)
sebagai berikut:
Gambar 5.4.7 Codding program CNC Base
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 107
Setelah codding pada program CNC bace selesai maka dapat dilihat
simulasinya dengan cara memilih tool verify, Berikut merupakan hasil benda kerja
setelah di verify :
Gambar 5.4.7 hasil Verify pada program
4.3 Perhitungan Parameter Proses Permesinan
Proses bubut (turning) dengan menggunakan mesin CNC dalam
perhitungannya menggunakan parameter. Parameter tersebut diantaranya adalah
kecepatan makan , kecepatan spindle serta kedalaman potongnya. Pada
praktikum proses manufaktur modul 5 ini menggunakan kecepatan spindle
sebesar 1500 m/menit. Untuk kecepatan makan dan kedalaman potong pada
setiap proses dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 5.4.1 parameter permesinan
No Proses Feeding (mm/menit Dept Of Cut (mm)
1 Facing 50 1
2 Bubut bertingkat 1 50 1
3 Bubut bertingkat 2 50 1
4 Taper 1 50 0.5
5 Taper 2 50 0.5
6 Bubut bertingkat 3 50 1
7 Taper 3 50 0.5
8 Taper 4 50 0.5
9 Taper 5 50 0.5
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada semua proses kecepatan
makan atau feeding adalah sebesar 50 mm/menit. Sedangkan untuk kedalaman
potong atau dept of cut untuk proses facing, bubut bertingkat 1,2, dan 3 adalah
sebesar 1 mm sedangkan untuk proses taper 1 sampai 5 adalah sebesar 0,5 mm.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 108
4.4 Perhitungan Waktu Permesinan Teoritis
Untuk menghitung waktu pemesinan dalam proses pembuatan produk modul
5 menggunakan parameter. Dimana waktu permesinan secara teoritis dapat
dirumuskan seperti dibawah ini:
=
1000. (1)
Keterangan:
V = kecepatan potong teoritik
= (3,14)
do = diameter awal
n = kecepatan spindle
=
(2)
Keterangan :
do = diameter awal
di = diameter akhir
a = kedalaman pemotongan
f = kecepatan pemakanan
n = kecepatan spindel
V = kecepatan potong teoritik
Berdasarkan rumus parameter diatas perhitungan manual tiap proses adalah
sebagai berikut:
1. Proses Facing
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 26 1500
1000
V = 122,46 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = Lo L1
Lm = 100 mm 98 mm
Lm = 2 mm
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 109
c. Tc
=2
50
Tc = 0,04
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (
26 0
2)
1 x 0,04
= 13 x 0,04
= 0,52 menit
1. Proses Bubut Bertingkat 1
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 26 1500
1000
V = 122,46 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = Lo L1
Lm = 98 mm 48 mm
Lm = 50 mm
c. Tc
=50
50
Tc =1
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (2620)/2
1 x 1
= 3 x 1
= 3 menit
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 110
2. Proses Bubut Bertingkat 2
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 20 1500
1000
V = 94,2 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = Lo L1
Lm = 98 mm 73 mm
Lm = 25 mm
c. Tc
=25
50
Tc =0,5
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (20 18)/2
1 x 0,5
= 1 x 0,5 = 0,5 menit
3. Taper 1
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 18 1500
1000
V = 84,78 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = (Lm1)2 +( 01
2)2
= (82) + ( 1810
2)2
= 64 + 4 = 8,9
Tc
=8,9
50
Tc = 0,178
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 111
c. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (1810)/2
0,5 x 0,178
= 8 x 0,178
= 1,424 menit
4. Proses Taper 2
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 18 1500
1000
V = 84,78 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = (Lm1)2 +( 01
2)2
= (72) + ( 1810
2)2
= 49 + 4
= 7,8
c. Tc
=7,8
50
Tc = 0,156
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (1810)/2
0,5 x 0,156
= 8 x 0,156
= 1,248 menit
5. Proses Bubut Bertingkat 3
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
=3.14 18 1500
1000
V = 84,78 mm/menit
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 112
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = Lo L1
Lm = 90 mm 73 mm
Lm = 17 mm
c. Tc
=17
50
Tc = 0,34
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (18 10)/2
1 x 0,34
= 4 x 0,34
= 1,36 menit
6. Proses Taper 3
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 20 1500
1000
V = 94,2 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = (Lm1)2 +( 01
2)2
= (102) + ( 2010
2)2
= 100 + 25
= 11,18
c. Tc
=11,18
50
Tc = 0,224
d. Tc Total
Tc total = 01
x tc
= (1810)/2
0,5 x 0,224
= 8 x 0,224 = 1,792 menit
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 113
7. Proses Taper 4
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 20 1500
1000
V = 94,2 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = (Lm1)2 +( 01
2)2
= (102) + ( 2018
2)2
= 100 + 4
= 10,19
c. Tc
=10,19
50
Tc = 0,2038
d. Tc Total
Tc total = (01)/2
x tc
= (2018)/2
0,5 x 0,2038
= 2 x 0,2038
= 0,4076 menit
8. Proses Taper 5
a. Kecepatan potong teoritik (v)
=
1000
V = 3.14 20 1500
1000
V = 94,2 mm/menit
b. Panjang Busur (Lm)
Lm = (Lm1)2 +( 01
2)2
= (102) + ( 2018
2)2
= 100 + 4
= 10,19
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 114
c. Tc
=10,19
50
Tc = 0,2038 menit
d. Tc Total
Tc total = (01)/2
x tc
= (2018)/2
1 x 0,2038
= 2 x 0,2038
= 0,4076 menit
Dari perhitungan manual diatas dihasilkan perhitungan waktu pemesinan a
bahwa waktu permesinan dari setiap proses bubut dengan mesin CNC ini adalah
dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 5.4.2 Hasil rekapitulasi perhitungan Tc dan Tc total
No Proses do (mm) d1 (mm) a (mm) f (mm/mnt) n (mm/mnt) v (mm/mnt) Lm (mm) tc (menit) tc Total (menit)
1 facing 26 0 1 50 1500 122,46 2 0,04 0,52
2 Bubut bertingkat 1 26 20 1 50 1500 122,46 50 1 3
3 Bubut bertingkat 2 20 18 1 50 1500 94,2 25 0,5 0,5
4 Taper 1 18 10 0,5 50 1500 84,78 8,9 0,178 1,424
5 Taper 2 18 10 0,5 50 1500 84,78 7,8 0,156 1,248
6 Bubut bertingkat 3 18 10 1 50 1500 84,78 17 0,34 1,36
7 Taper 3 20 10 0,5 50 1500 94,2 11,18 0,224 1,792
8 Taper 4 20 18 0,5 50 1500 94,2 10,19 0,2038 0,4076
9 Taper 5 20 18 0,5 50 1500 94,2 10,19 0,2038 0,4076
Rata-rata 97,34 Total 2,8456 10,6592
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 115
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa langkah permesinan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, untuk perhitungan waktu
permesinan dibedakan atas dua macam yakni perhitungan secara teoritis dan
perhitungan secara praktis. Dalam hal ini perhitungan waktu teoritis lebih besar
dibanding dengan perhitungan waktu aktual (praktik Berdasarkan hasil praktikum
diperoleh waktu teoritis dan waktu aktual (praktis) sebagai berikut:
Waktu aktual : 09,46 menit/produk
Waktu teoritis : 10,6592 menit/produk
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa waktu pemesinan aktual (praktis)
lebih besar daripada waktu pemesinan teoritis. Hal ini dapat dikarenakan faktor
teknis, yaitu mesin bubut yang digunakan, maupun faktor operatornya atau
ketelitian dalam menentukan perhitungan.
5.2. Analisa perbandingan mesin bubut konvensional dengan mesin bubut
CNC
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dalam modul 5 ini kami
melakukan pembubutan pada benda kerja menggunakan mesin CNC, sedangkan
pada praktikum sebelumnya juga telah dilakukan proses pembubutan benda kerja
dengan mengunakan mesin bubut konvensional.
Komponen utama pada CNC adalah bagian mekanik dan bagian pengontrol.
Bagian mekanik terdiri dari kepala tetap, kepala lepas, landasan mesin, eretan,
motor pengggerak, pemegang pahat, poros penghantar, unit transmisi. Sedangkan
komponen pada mesin bubut konvensional adalah Kepala tetap (head stoke),
spindel (spindle), poros penjalan (feed rod), eretan (carriage), tempat pahat
(toolpost), kepala lepas (tail stoke).
Dari keduanya terdapat beberapa perbedaan, salah satu diantaranya adalah
perbedaan waktu permesinannya. Mesin bubut konvensional membutuhkan waktu
permesinan yang lebih lama dibandingkan dengan mesin bubut CNC.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 116
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Dalam mesin bubut CNC terdapat beberapa prinsip kerja yang perlu
dipahami oleh praktikan untuk dapat memproses benda kerja dengan
benar dan menghasilkan produk yang baik.
2. Dalam pembuatan benda kerja salah satu komponen permainan catur yaitu
kuda, terdapat 9 proses yang meliputi facing, bubut bertingkat 1, bubut
bertingkat 2, taper 1, taper 2, bubut bertingkat 3, taper 3, taper 4, dan taper
5.
3. Berdasarkan analisa, didapatkan waktu pemesinan teoritis 10,6592
menit/produk dan waktu pemesinan aktual (praktis) 9,40 menit/produk.
Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor teknis seperti mesin
bubut yang digunakan maupun faktor lain seperti operatornya.
4. Dalam penyusunan program CNC, perlu dipahami langkah dan juga code-
code pemrogaman serta fungsinya.
6.2. Saran
1. Diperlukan ketelitian dalam penyusunan code program dalam pembuatan
benda kerja menggunakan mesin CNC.
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2013/2014
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI DAN ROBOTIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 117
DAFTAR PUSTAKA
Anto Edi. 2013. Optimasi Parameter Pemesinan Terhadap Waktu Proses Pada
Pemrograman CNC Turning. Semarang .
Bhattacharya, I., 1969. Design of Cutting tools, Use of metal cutting theory, ASTME.
Dearborn, Michigan.
Rochim, T., 1993. Proses Pemesinan, Higher Education Development support project.
Jurusan Teknik Mesin FTI-ITB Bandung.
Subagio, Ganjar. 2008. Metode Pembuatan Program CNC (CNC Machine).
Departemen Perindustrian RI.
Sumbodo, Wirawan. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Jakarta:
Depdiknas.