Post on 24-Oct-2021
JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPS SISWA TUNALARAS
Nama : Restu Dwijayanti
NIM : K5110052
E – mail : restuwijaya805@yahoo.com
No. HP : 0838 7106 5168
Pembimbing : 1. Drs. Maryadi, M.Ag.
2. Sugini, S.Pd., M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Restu Dwijayanti
2. NIM : K5110052
3. Email : restuwijaya805@yahoo.com
4. No. HP : 083 871 065 168
5. Alamat : Karang Kulon Pangenjurutengah, RT 02/RW 05,
Purworejo, Purworejo.
6. Riwayat Pendidikan : SD Negeri 1 Pangenjurutengah
SMP Negeri 1 Purworejo
MA Negeri Purworejo
7. Judul Jurnal : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR IPS SISWA
TUNALARAS.
8. Kegiatan Penelitian
No. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - - -
9. Karya Ilmiah
No. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - - -
10. Penghargaan
No. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - - -
11. Kegiatan Ilmiah
No. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPS SISWA TUNALARAS
ABSTRAK
Restu Dwijayanti, Maryadi, Sugini
Pendidikan Luar Biasa FKIP Universitas Sebelas Maret
Telp. 083871065168; Email: restuwijaya805@yahoo.com
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap peningkatan prestasi
belajar IPS materi pokok penyimpangan sosial untuk siswa tunalaras kelas VIII di SLB-E
Bhina Putera Surakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen kuasi menggunakan desain
one group pretest-posttest time series, dimana dalam penelitian pengukuran terhadap
subjek dilakukan dalam tiga seri. Pengaruh dari perlakuan tersebut diukur dari perbedaan
antara pretest dan posttest untuk tiap seri, kemudian membandingkan hasil posttest antar
seri. Subjek penelitian berjumlah 8 siswa kelas VIII SLB-E Bhina Putera Surakarta tahun
2014. Teknik analisis data menggunakan statistik non parametrik, dengan Tes Rangking
Bertanda Wilcoxon menggunakan aplikasi SPSS versi 20.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Z hitung -2.536b
dengan Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0.011 pada taraf signifikansi (α) 5%. Ini
terlihat pula dari adanya peningkatan hasil nilai rata-rata tiap seriesnya. Pada seri I rata-
rata meningkat sebesar 0.19%, kemudian seri II 0.19%, dan seri III 0.18% dari hasil
pretest. Maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap
peningkatan prestasi belajar IPS materi pokok penyimpangan sosial untuk siswa tunalaras
di SLB-E Bhina Putera Surakarta.
Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Prestasi Belajar, Tunalaras.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODELS OF TEAMS
GAMES TOURNAMENT TYPE TOWARDS THE ENHANCEMENT OF SOCIAL
SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT FOR STUDENT
WITH EMOTIONAL AND BEHAVIORAL DISORDER
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of cooperative learning models of
Teams Games Tournament type towards the enhancement of Social Science learning
achievement about social deviation subject for student with emotional and behavioral
disorder in 8th
grade at SLB-E Bhina Putera Surakarta.
This research is a quasi-experimental research which uses one group pretest-
posttest time series with eight student in SLB-E Bhina Putera Surakarta year of 2014
where the measurement towards subject is carried out on three series. The influence of the
given treatment is measured by the differences between pretest and posttest for each
series which the posttest result is compared between series. Then, it is analyzed by
nonparametric data analysis technique which is by using Wilcoxon Signed-Rank Test in
SPSS ver. 20.
Based on the result of data analysis, it is obtained Z score of -2.536b with
Asymp.Sig (2-tailed) 0.011 in the significance level (α) of 5%. It shows that the average
value is increased for each series. On the first series increase 0.19%, second 0.19% and
third 0.18% from pretest result. Thus, it is able to be concluded that the use of cooperative
learning models of cooperative learning Teams Games Tournament type significantly
take effect towards the enhancement of social science learning achievement about social
deviation subject for student with emotional and behavioral disorder in 8th grade at SLB-
E Bhina Putera Surakarta.
Keywords : Teams Games Tournament type, learning achievement,
emotional and behavioral disorder.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. PENDAHULUAN
Pendidikan sangat
dibutuhkan bagi setiap manusia,
dapat dikatakan pula bahwa
pendidikan merupakan kebutuhan
pokok manusia selama hidupnya.
Melalui pendidikan, manusia
diajarkan untuk mengembangkan
potensi dalam dirinya,
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, sehingga terbentuk
perilakunya sebagai makhluk yang
berbudaya yang mampu
bersosialisasi dengan lingkungan,
serta dalam rangka mempetahankan
kelangsungan hidupnya.
Pendidikan sudah menjadi
hak bagi setiap warga negara
termasuk didalamnya anak
berkebutuhan khusus. Pendidikan
khusus merupakan pendidikan yang
diberikan untuk anak-anak dengan
kebutuhan khusus tertentu, yang
memerlukan penanganan secara
khusus pula, salah satu diantaranya
anak dengan gangguan emosi dan
perilaku, atau sering disebut anak
tunalaras. Menurut Kosasih
(2012:157) dan Somantri (2006:140)
mengemukakan pendapat yang sama
mengenai definisi anak tunalaras,
yaitu anak yang memiliki gangguan
atau hambatan dalam hal emosi dan
perilaku, sehingga sering
berperilaku menentang norma yang
berlaku di masyarakat.
Ketunalarasan ini,
menimbulkan dampak yang cukup
serius bagi anak, salah satunya
dalam aspek akademik, diantaranya:
fokus belajar yang sering terganggu,
prestasi belajar yang jauh dari rata-
rata, sering mendapat tindakan
indicipliner, bahkan terkadang
sampai dikeluarkan dari sekolah.
Oleh karena itu anak tunalaras
sangat membutuhkan pendidikan
yang mengacu pada perubahan
tingkah lakunya, sehingga layanan
yang diberikan kepada anak
tunalaras tersebut sesuai
karakteristiknya, dan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu.
Salah satu materi yang
mengajarkan pada permasalahan-
permasalahan sosial, dirangkum
dalam suatu mata pelajaran yang
disebut Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Tujuan dari IPS adalah untuk
mengajarkan bagaimana seseorang
harus menyesuaikan diri, bersikap
atau berhubungan dengan
lingkungan sosialnya, sehingga tidak
melakukan berbagai penyimpangan
sosial yang ada. Namun faktanya,
terkadang masih ditemukan adanya
siswa tunalaras yang melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tindakan penyimpangan sosial
tersebut. Hal ini dikarenakan
kompetensi dasar dalam
pembelajaran IPS kurang tercapai.
Oleh karena itu demi meningkatkan
kualitas prestasi belajar IPS siswa
tunalaras, upaya yang dapat
dilakukan salah satunya yaitu
merubah model pembelajarannya.
Salah satu model yang menekankan
pada keaktifan siswa, pemahaman
dan kerja sama antar kelompok,
ialah menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Pernyataan
tersebut sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Solihatin
dan Raharjo (2007:4) bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan
suatu pembelajaran yang
menekankan pada kerjasama
kelompok, yang keberhasilannya
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
dari setiap anggota kelompok itu
sendiri.
Model pembelajaran
kooperatif memiliki berbagai macam
tipe, namun dari beberapa tipe
tersebut ada salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang dirasa
paling sesuai dengan karakteristik
siswa tunalaras, yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Model
pembelajaran ini menuntut siswa
untuk dapat bekerjasama dengan
baik dalam satu tim permainan, dan
berkompetisi dengan tim lain dalam
sebuah turnamen. Sehingga strategi
model pembelajaran kooperatif tipe
TGT secara tidak langsung
membantu siswa dalam membentuk
karakternya sebagai manusia yang
mampu membangun kerjasama, dan
toleransi terhadap sesama. Melalui
kerja tim seperti ini pula,
menjadikan siswa lebih termotivasi
dalam belajar, sehingga prestasi
yang diperoleh dapat mengalami
peningkatan.
Berdasarkan uraian diatas,
maka peneliti merumuskan judul
Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar IPS Siswa
Tunalaras.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT)
terhadap peningkatan prestasi
belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial untuk siswa
tunalaras kelas VIII di SLB-E Bhina
Putera Surakarta tahun ajaran
2014/2015.
Dalam Penelitian ini
dikemukakan hipotesis yaitu ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengaruh yang signifikan antara
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT)
terhadap peningkatan prestasi
belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial untuk siswa
tunalaras kelas VIII di SLB-E Bhina
Putera Surakarta tahun ajaran
2014/2015.
Peneliti merumuskan
hipotesis tersebut berdasarkan pada
kajian tentang anak tunalaras,
prestasi belajar, dan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT), yang
akan dijelaskan secara ringkas
sebagai berikut.
Sechmid dan Mercer
dalam Wardani, dkk. (2007: 7.28)
mendefinisikan anak tunalaras
sebagai anak yang berulang kali
menunjukkan perilaku tingkat berat
seperti tidak mampu menjalin
hubungan baik dengan orang lain,
sehingga mempengaruhi proses
belajarnya meskipun telah menerima
layanan belajar serta bimbingan
seperti anak lain. Kemudian
Kustawan (2013:86) mengemukakan
bahwa siswa tunalaras merupakan
siswa yang mengalami gangguan
dalam hal pengendalian emosi,
perilaku, dan kontrol sosial. Jadi
dapat disimpulkan bahwa siswa
tunalaras merupakan siswa yang
menunjukkan perilaku yang
menonjol dalam hal penyimpangan
sosial, karena perilakunya yang
kurang bahkan tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada, dan
terbentuk dalam adat istiadat
masyarakat pada umumnya,
sehingga berdampak negatif pada
kemampuan akademis, dan
kemampuan interpersonalnya.
Penyebab yang
menimbulkan seorang anak itu
tunalaras yaitu karena faktor:
keturunan, kondisi/keadaan fisik,
psikologi perkembangan,
psikososial, lingkungan
keluarga,sekolah, dan masyarakat
(Efendi, 2006:148-151). Dari
pendapat tersebut, secara garis besar
faktor penyebab tunalaras dibagi
menjadi dua, yaitu faktor internal
yaitu faktor bawaan dan faktor
eksternal yaitu faktor dari pengaruh
lingkungan.
Kemudian karakteristik
seorang siswa tunalaras menurut
Bower (1981) dalam Pratiwi dan
Murtiningsih (2013:58-60)
diantaranya: ketidakmampuan untuk
belajar, memiliki hubungan yang
buruk dengan guru dan temannya,
memiliki pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku yang tidak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tempatnya, keadaan pervasive, sedih
dan depresi, terdapat gejala fisik
seperti sering kesakitan, dan
ketakutan terhadap orang lain atau
lembaga sekolah.
Karakteristik yang dimiliki
seorang anak tunalaras
menimbulkan dampak yang serius
terhadap hubungannya dengan
lingkungan sosial, yaitu: muncul
perasaan tidak berguna bagi orang
lain, rendah diri, tidak percaya diri,
ada jarak dengan lingkungannya
(Somantri, 2006:157-158). Oleh
karena itu agar seorang siswa
tunalaras dapat menunjukkan
perilaku yang tepat terhadap
lingkungannya, dibutuhkan strategi
pendidikan yang menuju ke arah
perbaikan tingkah laku.
Maksudnya, bahwa menurut
Pierangelo dan Giuliani (2008:17-
20) siswa tunalaras memerlukan
strategi pendidikan, berupa: ”1)
Interest boosting (meningkatkan
perhatian), 2) Planned ignoring
(perencanaan teknik pengabaian), 3)
Providing more information
(memberi informasi lanjutan terkait
tujuan belajar), 4) Tension reduction
through humor (mengurangi
ketegangan belajar dengan selingan
humor), 5) Acknowledging the
message (memberi suatu pesan
pengakuan) cara ini digunakan
untuk melatih siswa menghargai
suatu pendapat, 6) Signal
interference (sinyal intererensi)
yaitu pengendalian emosi dan
perilaku siswa dengan cara non
verbal, 7) Proximity control (kontrol
kedekatan), 8) Hurdle help (
bantuan rintangan) yaitu membantu
permasalahan yang dihadapi siswa,
9) Making a direct appeal to values
(membuat nilai pembanding
langsungan) yaitu dengan
mendorong siswa untuk membuat
suatu alasan mengenai perilaku
mereka, sehingga mereka mengerti
dampak dari perilaku yang mereka
buat, 10) Infusion with affection
(selalu berikan kasih sayang)..”.
Strategi pendidikan yang demikian
dinilai lebih dapat menunjang
kebutuhan pendidikan anak
tunalaras jika diterapkan pula pada
pembelajaran IPS, sehingga tujuan
dari pembelajaran IPS dapat
tercapai, seperti: mengenalkan siswa
perihal konsep kemasyarakatan,
memiliki kompetensi sosial yang
baik, dan memiliki kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama
dalam masyarakat.
Bertolak dari strategi
pendidikan yang ditawarkan
Pierangelo dan Giuliani (2008),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peneliti memandang model
pembelajaran kooperatif yang sesuai
untuk diterapkan dalam
pembelajaran siswa tunalaras ialah
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT).
Menurut Jacobsen, Eggen, dan
Kauchak (2009:230) pembelajaran
kooperatif merupakan istilah umum
untuk sekumpulan strategi
pengajaran yang dirancang untuk
mendidik kerja sama antar
kelompok dan interaksi antar siswa.
Pendapat yang sama dikemukakan
pula oleh Huda (2014:32) yang
menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif mengacu pada
pembelajaran dengan cara
berkelompok, dimana siswa dilatih
untuk bekerjasama dan saling
membantu dalam proses belajarnya.
Dari dua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran berkelompok yang
menekankan pada keterampilan
interpersonal serta keaktifan para
siswanya, demi tercapai tujuan
belajar yang efektif, dapat diterima
semua siswa dengan hasil yang
optimal.
Sedangkan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT)
merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dilaksanakan
dengan membentuk sebuah tim,
yang akan berkompetisi dalam
sebuah game dan turnamen. Ada
lima strategi pembelajaran yang
terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, yaitu: 1)
pembagian kelompok terdiri dari ± 3
anggota tiap kelompok, 2)
pelaksanaan game, 3) pelaksanaan
turnamen yang diwakili perwakilan
anggota kelompok, 4) penilaian, 5)
penghargaan terhadap kelompok
(Slavin, 2005:169-180).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
di SLB-E Bhina Putera Surakarta
pada tahun ajaran 2014/2015.
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen semu
(quasi experiment) dengan desain
penelitian one group pretest dan
posttest time series design. Jadi
pretest, treatment, dan posttest
diberikan kepada kelompok yang
sama. Penelitian eksperimen semu
merupakan metode penelitian yang
digunakan karena kelompok kontrol
tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi penelitian
eksperimen, sebab sulitnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapat kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian
(Sugiyono, 2010:114).
Pada penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT)
merupakan variabel bebas
sedangkan variabel terikatnya adalah
prestasi belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial. Teknik
pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik non
probability sampling sedangkan
untuk menentukan jumlah sampel
menggunakan teknik sampling
jenuh. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arikunto (2013:55) yang
menyatakan bahwa sampling jenuh
merupakan teknik pengambilan
sampel yang melibatkan semua
anggota populasi, dan dilakukan
apabila populasi kurang dari 30
orang. Dikarenakan jumlah siswa
kelas VIII SLB-E Bhina Putera
Surakarta hanya 8 siswa, maka
semuanya dijadikan sample
penelitian.
Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi tak
terstruktur, dan tes yaitu suatu
teknik untuk mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian atau prestasi
(Arikunto, 2010:266). Tes yang
digunakan untuk tiap seri, berjumlah
15 soal yaitu pilihan ganda 10 soal
dan menjodohkan yang berjumlah 5
soal. Pengumpulan data berupa tes
ini dilakukan sebanyak dua kali,
yakni tes awal (pretest) dan tes akhir
(posttest). Tes awal dilakukan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa
sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament dalam proses
pembelajaran. Sedangkan tes akhir
dilakukan setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament dalam
proses pembelajaran. Soal tes
mengacu pada kisi-kisi dan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) yang telah ditetapkan
oleh BSNP. Kemudian diuraikan
menjadi indikator dan kemudian
dijadikan soal. Sebelum soal tes
digunakan untuk mengambil data
terlebih dahulu dilakukan validasi
instrumen berupa validitas isi.
Menurut Sudjana (2011:13)
“Validitas isi merupakan validitas
yang mempertanyakan bagaimana
kesesuaian antara instrument dengan
tujuan dan deskripsi bahan yang
diajarkan atau deskripsi masalah
yang akan diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teknik analisis yang
digunakan adalah statistik non-
parametrik dengan teknik analisis
tes Uji Rangking Bertanda
Wilcoxon (Wilcoxon Sign Rank
Test) dengan bantuan aplikasi SPSS
versi 20.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) terhadap
peningkatan prestasi belajar IPS
materi pokok penyimpangan sosial
siswa tunalaras kelas VIII di SLB-E
Bhina Putera Surakarta.
Dari data yang diperoleh
tiap series, menghasilkan deskripsi
data sebagai berikut:
Berdasarkan hasil yang
tertera pada tabel diatas
menunjukkan bahwa ada
peningkatan signifikan untuk tiap
dan antar series. Pada series
pertama, pretest1 rata-rata 44.63
prestasi ini masih jauh dibawah rata-
rata ketuntasan, kemudian pada
posttest1 mengalami kenaikan rata-
rata menjadi 64.13. Kemudian series
kedua, pretest2 rata-rata sebesar
47.75 dan posttest2 naik menjadi
67.00. Lalu series terakhir dari
pretest3 51.50 naik pada posttest3
menjadi 69.13. Dilihat dari nilai
posttest, tiap series rata-ratanya
selalu mengalami kenaikan.
Kemudian dilanjutkan
dengan analisis data menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test
didapatkan hasil sebagai berikut:
Berdasarkan hasil
pengolahan data diatas, diperoleh
hasil uji hipotesis perhitungan nilai
pretest dan posttest mengenai
pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games
Tournament terhadap prestasi
belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial pada siswa
tunalaras dihasilkan nilai Z hitung =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
-2.536 (series 1), -2.552 (series 2),
dan -2.536 (series 3) dengan
Asymp.Sig (2-tailed) = 0.011< 0.05
maka Ho ditolak dan Ha diterima
dalam taraf kepercayaan 95%.
Pembahasan
Model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, merupakan
model pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya melatih siswa
bekerja sama dalam tim, baik saat
kompetisi antar tim maupun
turnamen. Model pembelajaran
tersebut terbukti efektif
meningkatkan prestasi belajar siswa
tunalaras dalam bidang mata
pelajaran IPS materi penyimpangan
sosial, di SLB-E Bhina Putera
Surakarta, dilihat dari perbedaan
hasil nilai rata-rata pretest dan nilai
rata-rata posttest yang meningkat
pada tiap series.
Dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa posttest pertama,
nilai siswa mengalami peningkatan
dilihat dari nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 64.13 meningkat
0.19 % dari hasil sebelumnya.
Dilanjutkan nilai posttest kedua nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar
67.00, hasil tersebut meningkat 0.19
% pula dari hasil sebelumnya.
Kemudian pada posttest ketiga nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar
69.13, hasil tersebut meningkat 0.18
% dari hasil sebelumnya.
Peningkatan tersebut jelas
menggambarkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT)
berpengaruh membantu
meningkatkan prestasi belajar IPS
siswa tunalaras di SLB-E Bhina
Putera Surakarta. Oleh karena itu,
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT)
yang merupakan model
pembelajaran dimana siswa dilatih
untuk mengembangkan sikap
sosialnya, dilihat dari kemampuan
bekerjasama serta menghargai rekan
satu kelompok dalam sebuah
kompetisi demi mencapai
kompetensi belajar yang diharapkan,
memang efektif bagi pembelajaran
anak tunalaras. Selain meningkatkan
prestasi belajarnya, penerapan
model pembelajaran ini dalam
pelajaran IPS materi penyimpangan
sosial, berpengaruh pula sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembentukan karakter siswa sebagai
manusia yang mampu membangun
kerjasama dan toleransi terhadap
sesama, serta meminimalisir
penyimpangan sosial yang terjadi
sebelumnya. Sehingga beberapa
kelebihan dari pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) seperti
meningkatkan rasa percaya diri,
menambah motivasi belajar,
meningkatkan kepekaan serta
toleransi antar siswa, atau siswa
dengan guru (Taniredja, dkk., 2013:
72-73) memang terbukti pula dalam
penelitian ini.
Ada beberapa referensi
hasil penelitian lain terkait pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT)
terhadap prestasi belajar. Penelitian
yang dilakukan Setiyoningsih (2013)
yang berjudul Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Akuntansi Melalui Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Games Tournament (TGT) Dengan
Media Pembelajaran Kartu Pada
Siswa Kelas XI IPS-3 SMA Batik 2
Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013,
hasil yang didapat yaitu setelah
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) prestasi belajar
siswa pada siklus 1 ke siklus 2
meningkat 11.76%, maka dapat
disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT)
berpengaruh terhadap prestasi
belajar akuntansi pada kelas XI IPS-
3 SMA Batik 2 Surakarta tahun
ajaran 2012/2013. Kemudian
Penelitian yang dilakukan oleh
Purwanto (2008) yang berjudul
Model Pembelajaran Kooperatif
Teams Games Tournament (TGT)
dalam Meningkatkan Minat Belajar
dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
VIII di SMPN 1 Cepogo Boyolali
tahun 2008, hasil yang didapat yaitu
terdapat peningkatan minat dan hasil
belajar dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu
sebesar 62.5%. Maka dapat
disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT)
berpengaruh dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa kelas
VIII di SMPN 1 Cepogo Boyolali
tahun 2008. Dari dua penelitian
relevan tersebut, menguatkan
tentang pembuktikan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat
mempengaruhi prestasi atau hasil
belajar siswa, hanya saja
perbedaannya pada subjek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diambil yaitu anak tunalaras dan
hasilnya sama-sama signifikan.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan
hasil penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) terhadap
prestasi belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial untuk siswa
tunalaras kelas VIII di SLB-E
BHINA PUTERA Surakarta.
Berkaitan dengan simpulan
di atas, maka peneliti memberikan
saran kepada kepala sekolah yaitu
hendaknya lebih memotivasi guru
untuk mengakaji lebih jauh model
pembelajaran kooperatif yang sudah
terbukti berpengaruh secara
signifikan untuk meningkatkan
prestasi belajar IPS materi pokok
penyimpangan sosial.
Kemudian bagi guru salah
satunya guru mata pelajaran IPS,
diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) pada
pembelajaran IPS materi
penyimpangan sosial, atau pada
materi pembelajaran lain yang
sesuai. Terakhir, untuk siswa
melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) pada
materi penyimpangan sosial,
diharapkan:
a. Mereka yang memperoleh nilai
diatas KKM tetapi belum
maksimal hendaknya berusaha
untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik lagi
b. Sedangkan bagi mereka yang
mendapatkan nilai maksimal
hendaknya dapat
mempertahankan hasil yang
diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Astati, Hernawati, T., & Wardani,
I.G.A.K. (2007). Pengantar
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suyono. (2013). Cara
Dahsyat Membuat Skripsi.
Madiun: Jaya Star Nine.
Efendi, M. (2006). Pengantar
Psikopedagogik Anak
Berkelainan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Huda, M. (2014). Cooperative
Learning:Metode, Teknik,
Struktur, dan Model
Penerapan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jacobsen, D. A., Eggen, P., &
Kauchak, D. (2009). Methods
for Teaching: Metode-Metode
Pengajaran Meningkatkan
Belajar Siswa TK-SMA edisi 8.
Terj. A. Fawaid& K.
Anam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kosasih, E. (2012). Cara Bijak
Memahami Anak
Berkebutuhan Khusus.
Bandung: Yrama Widya.
Kustawan, D. (2013). Manajemen
Pendidikan Inklusif: Kiat
Sukses Mengelola
Pendidikan Inklusif di Sekolah
Umum&Kejuruan. Jakarta:
Luxima.
Pierangelo, R. & Giuliani, G. (2008).
Classroom Management for
Students with Emotional and
Behavioral Disorders.
California: Corwin Press.
Pratiwi, R.P. & Murtiningsih, A.
(2013). Kiat Sukses Mengasuh
Anak Berkebutuhan
Khusus.Yogyakarta:Ar-Ruzz
Media.
Slavin, R. (2005). Cooperative
Learning: Teori, Riset,
dan Praktik. Terj. Narulita
Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Solihatin, E. & Raharjo. (2007).
Cooperative Learning. Jakarta:
Bumi Aksara.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak
Luar Biasa. Bandung: Refika
Aditama.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian
Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user