JURNAL GITA Corticosteroids for Pain Relief in Sore Throat

Post on 26-Oct-2015

7 views 0 download

Transcript of JURNAL GITA Corticosteroids for Pain Relief in Sore Throat

Corticosteroids for pain relief in sore throat : systematic review

and meta-analysis

GITA MONIKA2005730026

Pembimbing : Dr. H. Denny P Mahmud, Sp.THT

ABSTRAK• Tujuan:

untuk mengevaluasi kortikosteroid sistemik Apakah meningkatkan gejala sakit tenggorokan pada orang dewasa dan anak anak.

• Desain :Review sistematis dan meta-analisis.

• Sumber data :Cochrane central, Medline,Embase,Database of Reviews of Effectiveness (DARE), NHS Health Economics Database, dan bibliografi.

• Hasil:Peneliti memasukan 8 percobaan yang terdiri dari 743 pasien (369 anak-anak,374 dewasa). 348 (47%)mengalami sakit tenggorok dan 330 (44%) didapatkan streptococcus ß hemoliticus group A. Kortikosteroid (enam percobaan) mengurangi waktu nyeri lebih dari 6 jam (95% CI 3,4-9,3, P <0,001).

• Kesimpulan:Kortikosteroid mengurangi gejala rasa sakit di tenggorokan, selain terapi antibiotik, terutama di peserta dengan sakit tenggorokan berat atau sakit tenggorok eksudat.

PENDAHULUAN• Sakit tenggorokan adalah alasan umum

untuk orang-orang untuk mencari pelayanan kesehatan.

• Sakit tenggorokan merupakan penyakit yang disebabkan oleh rhinovirus, coronavirus, atau adenovirus.

• Streptokokus β-hemolitik group A kira-kira 10% dari sakit tenggorokan pada orang dewasa dan 15-30% pada anak-anak.

• Karena itu, peneliti membuat hipotesis bahwa kortikosteroid akan memberikan efek serupa dari gejala sakit tenggorokan karena efek anti-inflamasi, dan melakukan review sistematis untuk menguji pengaruh sistemik kortikosteroid pada orang dewasa dan anak-anak dengan sakit tenggorokan.

METODE• Peneliti hanya memasukkan uji terkontrol acak

membandingkan kortikosteroid sistemik dengan plasebo, pada anak-anak atau orang dewasa yang berobat rawat jalan.

• Kriteria Inklusi:

pasien dengan tanda-tanda klinis tonsilitis akut atau faringitis.

• Kriteria Eksklusi:

infeksi mononucleosis, sakit tenggorokan yang telah operasi amandel atau intubasi, atau abses peritonsillar.

• Peneliti mengumpulkan dari beberapa penelitian Medline (1966 -2008), Embase (1983-2008), Cochrane Central register of Controlled Trials (CENTRAL),Database of reviews of effectiveness(DARE), dan the NHS Health Economics Database.

• Ketentuan digunakan termasuk infeksi saluran pernafasan atas, Faringitis, tonsilitis, sakit tenggorokan, dan kortikosteroid (Termasuk dexamethasone, betametason, Prednison) dan virus dan bakteri patogen pernafasan atas.

HASIL• Delapan studi termasuk 743 pasien (369

anak-anak, 374 orang dewasa): 348 (47%) memiliki exudative sakit tenggorokan, dan 330 (44%) adalah positif untuk grup A β-hemolitik streptokokus.

DISKUSI• Kortikosteroid secara signifikan meningkatkan proporsi

pasien dengan sakit tenggorokan yang akan mengalami lengkap rasa nyeri pada 24 dan 48 jam. Meskipun kortikosteroid menurunkan waktu untuk onset nyeri 6 jam, dikumpulkan analisis menunjukkan heterogenitas yang signifikan.

• Peneliti menemukan bahwa efek kortikosteroid terdapat waktu untuk onset nyeri yang homogen dalam parah, patogen exudative, atau bakteri positif sakit tenggorokan .

• Data peneliti tidak mendukung efek dalam sakit ringan tenggorokan karena hanya satu studi termasuk pasien dengan gejala ringan pada awal, dan tidak menunjukkan signifikan efek.

• Sebuah meta analisis menunjukkan bukti interaksi di seluruh subkelompok yang berbeda (seperti usia, tingkat keparahan) pada waktu onset nyeri.

• Pengaruh kortikosteroid pada rasa sakit yang paling jelas dalam 24 jam awal, yang menyiratkan bahwa satu dosis kortikosteroid mungkin sudah cukup.

RECOMMENDATIONS FOR RESEARCH• Untuk percobaan berikutnya peneliti menganjurkan memasukkan

jumlah pasien yang telah resolusi gejala di 24, 48, dan 72 jam dan memiliki standar skor nyeri. Mereka harus cukup mampu untuk menilai efek samping dan hari yang tidak dijalani dari sekolah atau bekerja.

• Penggunaan kriteria Centor untuk mengetahui klasifikasi keparahan.• Setiap efek kortikosteroid berpotensi mengurangi penggunaan

antibiotik perlu diimbangi dengan risiko apa yang biasanya memproteksi diri dan infeksi berlangsung singkat.

• Penelitian lebih lanjut harus berfokus pada efek kortikosteroid pada penggunaan antibiotik jangka panjang dengan berulang sakit tenggorokan.

• Selain itu,percobaan pada anak-anak yang adekuat dari pengobatan.

RESUME• Kortikosteroid, selain antibiotik, memberikan gejala

menghilangkan rasa sakit di tenggorokan.Analisis pada saat ini, kebanyakan peserta sudah parah atau exudative sakit tenggorokan. analisis subkelompok menunjukkan tidak signifikan perbedaan antara percobaan, termasuk sakit tenggorokan berat dan mereka yang tidak dinyatakan berat.

• Peneliti tidak menemukan bukti manfaat yang signifikan pada anak-anak.

Apa yang harus diketahui dari topik

ini???• Kortikosteroid yang bermanfaat bagi gejala infeksi saluran pernapasan atas.

• Sakit tenggorokan adalah kondisi umum dalam perawatan primer.

• Pedoman baru-baru ini merekomendasikan bahwa antibiotik tidak boleh diresepkan untuk sakit tenggorokan

Apa yang dapat ditambahkan dari

penelitian ini??- Pada 24 jam, pasien dengan sakit tenggorokan berat yang diberikan kortikosteroid selain antibiotik tiga kali lebih mungkin melaporkan gejala resolusi lengkap dibandingkan yang tidak menerima kortikosteroid.

- Kortikosteroid juga mengurangi onset nyeri di pasien sekitar 6 jam.

- Pengaruh kortikosteroid independen antibiotik tidak diketahui dan harus fokus pada penelitian berikutnya.

TERIMA KASIH