Post on 22-Jul-2015
BIOLISTRIK PADA SARAF A. Hasilnormal 3.50 menit 3.40 menit
SISTEM
memperlihatkan kontraksi pada otot brachialis Ketika atau gastocnemius. rangkaian
dihubungkan
Saraf Otot
alkohol 2.30 menit 1.20 menit
listrik dengan saraf pada tungkai depan dan tungkai ataupun belakang pada
(Brachialis
gastocnemius) muncul getaran yang B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, terlihat jelas. Getaran tersebut
dinamakan dengan kontraksi otot. Ion-ion tersebut yang terdapat di otot
praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada katak yang diberikan kejutan listrik yang
mengalami
perpindahan
keluar masuk di dalam otot yang diatur oleh pergerakan aktin-
terdapat dalam batu baterai 2 Volt. Dipilihnya otot gastrocnemius
miosin. Tegangan baterai tersebut yang berfungsi sebagai impuls dan memungkinkan terjadinya kontraksi otot. Menurut dilakukan oleh percobaan yang
karena otot ini lebar dan terletak di atas tibiofibula, serta disisipi oleh tendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan kaki sehingga mudah diamati.
Biofagri(2006),
Dalam setiap percobaan (termasuk isolasi gastrocnemius), otot harus senantiasa dibasahi dengan larutan Ringer. Katak yang telah dibedah akan mengalami kematian setelah beberapa saat pembedahan. Oleh karena itu, praktikan menggunakan larutan Ringer (The Staff, 1958). Percobaan ini, menggunakan baterai A4 dengan tegangan rendah yaitu 1,5 V sebagai impuls untuk
besarnya kuat rangsang minimal adalah 1 V, 20 kuat V, rangsang dan kuat
submaksimal
rangsang maksimal 25 V. Semakin kuat rangsang yang diberikan,
semakin besar pula potensial yang terjadi. Apabila potensial
berjenjang secara lokal terjadi pada membran sel saraf atau sel otot, terdapat potensial yang berbeda di daerah tersebut, bukan di bagian
membran
lainnya
yang
masih
ion Na+. Perubahan permeabilitas yang spesifik ion itu (hanya khusus ion tertentu) disebabkan oleh
berada dalam potensial istirahat. Karena muatan yang berlawanan akan saling tarik menarik, arus secara pasif mengalir antara daerah yang terlibat dan daerah-daerah yang berdekatan baik di bagian dalam maupun luar membran. Pada sel otot (serabut-serabut otot), potensial aksi menyebabkan otot berkontraksi (Seeley, 2002). Jika sebuah sel jaringan tidak memperlihatkan perubahan
adanya transaxonal.
protein Protein
membran tersebut
berfungsi sebagai saluran-saluran spesifik ion (ion Na+atau ion K) yang sensitif terhadap beda
potensial. Kita dapat menyebutnya dengan voltage-sensitive channels. Potensial depolarisasi aksi dan merupakan repolarisasi
membran sel yang terjadi secara cepat (Seeley, 2002). Berdasarkan Campbell (2004), sebuah potensial aksi tunggal akan menghasilkan peningkatan tegangan otot yang berlangsung sekitar 100 milidetik atau kurang yang disebut sebuah kontraksi tunggal. Jika potensial
potensial yang cepat disebut juga dengan potensial membrane
istirahat. Impuls saraf terdiri atas suatu gelombang depolarisasi
membran yang disebut Potensial Aksi dan merambat sepanjang sel saraf. Penyebab terjadinya potensial aksi ini ialah peningkatan
aksi kedua tiba sebelum respons terhadap potensial aksi pertama selesai, tegangan tersebut akan menjumlahkan dan menghasilkan respons yang lebih besar. Jika otot menerima suatu rentetan potensial aksi yang saling tumpang tindih, maka akan terjadi sumasi yang lebih besar lagi dengan tingkat tegangan yang bergantung pada laju
permeabilitas membran terhadap ion Na+ secara transien (dalam rentang fraksi dari satu milidetik) kemudian diikuti oleh peningkatan permeabilitas membran terhadap ion K+ secara transien serta pada
penurunan
drastis
permeabilitas membran terhadap
perangsangan.
Jika
laju
mengakibatkan gerak yang terjadi tanpa kita sadari. Impuls yang dihantarkan tersebut berupa
perangsangan cukup cepat, sentakan tersebut akan lepas menjadi
kontraksi yang halus dan bertahan lama yang disebut tetanus. Waktu antara neuron datangnya motoris rangsang dengan ke awal
biolistrik yan mengalir dari jaringan ke jaringan bahkan mikroskop
terlihat lalu lintas ion-ion Natrium, Kalsium, dsb pada sel otot sehingga aktin-miosin bergerak bergantian sehingga menimbulkan gerakan
terjadinya kontraksi disebut fase laten; waktu terjadinya kontraksi disebut fase kontraksi, dan waktu otot berelaksasi disebut fase
(kontraksi-relaksasi). Saat suatu impuls saraf
relaksasi (Seeley,2002) Jadi, otot dapat bergerak
(pemunculan arus listrik yang tibatiba) mencapai suatu daerah axon (yang dijadikan beda daerah potensial
karena adanya impuls atau pun rangsangan dari luar yang
pengamatan),
kemudian diterima oleh reseptor diteruskan ke saraf sensorik dibawa oleh saraf konektor hingga sampai ke otak. Otak akan mengolah rangsangan tersebut. Jika impuls ditanggapi dan dilanjutkan ke saraf motorik hingga ke efektor sehingga kita dapat bergerak (pergerakan karena terjadinya kontraksi-
transmembran akan lebih positif sehingga memicu ion terbukanya Na+ (yang
saluran-saluran
bersifat sensitif terhadap tegangan) secara Akibatnya, transien ion Na+ (mendadak). berebutan
masuk ke dalam sel saraf sejumlah 6000 ion per 1ms untuk tiap saluran. Ini jelas merupakan
relaksasi otot). Itu mekanisme pada pergerakan biasa / bukan refeleks, sementara pada gerakan refleks impuls tidak diolah di otak, akan tetapi impuls tersebut diteruskanke sumsum tulang belakang, hal itu
peningkatan permeabilitas ion Na atau PNa+ dan peningkatan ini membuat beda potensial
transmembran meningkat. Jika A mendapat rangsangan, proses
terbukanya saluran-saluran itu akan
terjadi di A sehingga beda potensial transmembran meningkat. pada daerah A beda
bisa menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, pada saat katak otot diberi alkohol, maka
Peningkatan
potensial di A akan menimbulkan medan listrik yang mempengaruhi daerah B yang ada di dekatnya. Medan listrik itu akan merangsang saluran-saluran ion di B untuk terbuka dan memulai proses yang serupa seperti pada A. Dengan cara itulah, rangsangan dihantar dan diperkuat di tiap partisi melalui pertukaran ion antar kedua sisi membran. ketidakseimbangan relatif Walau ionik
rangsangan akan semakin lama dibandingkan dengan katak yang hanya diberi NaCl.
Kesimpulan Dalam percobaan ini, otot
brachialis dan gastrocnemius katak mempunyai waktu
selama 3.50 menit hingga tidak ada respon sama sekali pada saraf dan otot. Pemberian alkohol 70% dapat mempercepat otot brachialis dan otot gastrocnemius untuk berhenti memberikan respon.
berperan untuk potensial istirahat itu hanyalah kecil, hanya sedikit sekali fraksi gradien Na -K yang dikacaukan oleh satu impuls saraf. Pemberian alkohol+ +
Jawaban Pertanyaan Apa beda sinapsis yang EPSP dan IPSP dilihat dari
menghambat terjadi pergerakan / kontraksi otot yang mulai
melambat. Hal ini karena alkohol bersifat menghambat (inhibitor)
biolistrik di neuron post sinaps? Jawab: Sinapsis melakukan biasanya pada depolarisasi menambah K+ untuk Na+ EPSP dan atau dan membuat
terjadinya biolistrik pada otot katak sehingga kontraksi otot menjadi lebih lambat, begitu juga pada ionion pergerakan (keluar-masuk) juga terhambat. Alkohol juga merupakan larutan non elektrolit yang tidak
mengurangi mengakumulasi
potensial aksi. Sedangkan, IPSP
biasanya
berhiperpolarisasi
dan
menambah Cl atau K.