Post on 29-Nov-2015
INDEPENDENSI AUDITOR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Auditor merupakan profesi yang berlandaskan kepada kepercayaan dari
masyarakat atau publik yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional dengan memberikan hasil audit yang berkualitas dan dapat memenuhi
kebutuhan akan transparansi dan kewajaran laporan keuangan, baik di
perusahaan swasta maupun di sektor publik kepada pihak yang berkepentingan
baik pihak internal (Klien) maupun pihak eksternal (Pihak Ketiga). Oleh karena
itu, dalam menjalankan tugasnya auditor harus bertindak objektif dan independen
berdasarkan standar dan kode etik profesi mereka.
Akan tetapi, saat ini banyak terjadi kebangkrutan dan skandal korporasi di
berbagai perusahaan di dunia yang disebabkan memburuknya independensi
auditor, salah satunya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar
akuntansi bahkan etika. Dalam Skala Internasional, integritas Akuntan Amerika
Serikat dicoreng dengan skandal yang melanda Enron Crop, World Com, Xerox,
Tyco, Global Crossing, dan Merril Lynch (Gutomo, 2003:1). Di Indonesia, isu
pelanggaran etika dan prinsip profesi akuntansi berkembang, baik yang
dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah.
Seperti pada Makassar TV, dikabarkan terdapat Kasus Suap 2 Pegawai BPK RI
(Bahar dan Munzir) Perwakilan Manado yang dilakukan oleh Mantan Walikota
Tomohon sebesar Rp1,5 miliar, untuk memuluskan status keuangan kota manado
pada tahun 2007, menjadi wajar dengan pengecualian.
Terjadinya kasus–kasus kegagalan auditor berskala besar seperti kasus
diatas, telah menimbulkan sikap skeptis masyarakat menyangkut
ketidakmampuan profesi auditor dalam menjaga independensi. Sorotan tajam
diarahkan pada perilaku auditor dalam berhadapan dengan klien yang
dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen.
Flint dalam Kasadi (2007) berpendapat bahwa independensi akan hilang jika
auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat
mempengaruhi sikap mental dan opini mereka.
Independensi mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan
tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran
laporan keuangan kliennya. Berdasarkan uraian diatas dan fenomena
menurunnya kepercayaan publik atas jasa profesional akuntan sebagai dampak
dari pelanggaran etika profesi akuntan, menjadikan masalah etika dan
independensi auditor sebagai isu yang menarik untuk didiskusikan dan dikaji
secara ilmiah. Khususnya mengenai independensi auditor yang merupakan kunci
utama dari profesi audit, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan.
Maka dari itu penulis tertarik membuat makalah dengan judul “Independensi
Auditor”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas ialah :
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor?
2. Bagaimana perbedaan independensi antara auditor eksternal dengan auditor
internal?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi independensi auditor dan mengetahui perbedaan independensi
antara auditor eksternal dengan auditor internal.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni memberikan informasi kepada
pembaca mengenai hal apa saja yang dapat mempengaruhi independensi auditor
dan bagaimana perbedaan independensi auditor eksternal dan internal.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Auditor
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau
berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan
diterima. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan
atau organisasi. Pada dasarnya auditor ada dua jenis, yakni :
1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan tugas audit atas
laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi
lainnya. Auditor eksternal mempunyai independensi dari perusahaan yang di
audit. Peran auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor eksternal terdiri dari
(a). Akuntan Publik, organisasi profesi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) sejak
tahun 1957. (b). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan auditor
eksternal bagi pemerintah yang dibentuk berdasarkan UUD 1945, berdasarkan
perubahan ke 3 UUD 1945 pasal 23E.
2. Auditor Internal
Internal audit adalah suatu aktivitas independen yang memberikan
jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu
nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal auditing
membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara
memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi
dan meningkatkan keefektifan menejemen risiko, pengendalian dan proses
pengaturan dan pengelolaan organisasi.
2.2 Independensi Auditor
Independensi auditor adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan
siapa pun dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh
pihak manajemen. Menurut Agoes dan Ardana (2009:146), independensi
mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan
pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan tindakan. Sedangkan Arens dkk
(2003:124) menyatakan bahwa Independensi dalam audit artinya mengambil
sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan uji audit, evaluasi hasil audit
dan pelaporan audit.
Para akuntan harus memahami sikap dalam rangka memahami dan
memprediksikan perilaku yang memiliki fungsi: pemahaman, kebutuhan akan
kepuasan, defense ego dan ungkapan nilai. Teori sikap dan perilaku ini dapat
menjelaskan independensi auditor dalam penampilan. Seorang auditor yang
memiliki sikap independen akan berperilaku independen dalam penampilanya,
artinya seorang auditor dalam menjalankan tugasnya tidak dibenarkan memihak
terhadap kepentingan siapapun.
2.3 Jenis Independensi
Menurut IFAC (International Federation of Accountants) ada dua jenis
independensi, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan
independensi dalam penampilan (independence in appearance). Untuk
Identifikasi dan evaluasi keadaan yang menciptakan ancaman terhadap independensi :Kepentingan diriReview Diri AdvokasiKeakrabanIntimidasi
Eliminasi ancaman atau kurangi sampai ke tingkat yang dapat diterima dengan:Menerapkan pengamananProfesiLegislasiRegulasiDi dalam KlienDi dalam Firma
independensi dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi
dalam pikiran (independence in mind).
1. Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang
memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh
yang dapat mengompromikan penilaian professional, memungkinkan
seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan
objektivitas dan skeptisme professional. Sedangkan
2. Independensi dalam penampilan adalah penghindaran fakta dan kondisi
yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir
rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan,
termasuk pencegahan yang diterapkan, akan tetapi dapat menarik
kesimpulan bahwa skeptisme professional, objektivitas dan integritas
anggota firma, atau tim penjaminan (assurance team) telah dikompromikan.
Berikut proses menjamin independensi pikiran dan independensi
penampilan :
Sumber : Brooks dalam Agoes dan Ardana
Independent in fact menekankan sikap mental dalam mengambil
keputusan dan tindakan yang semata-mata didasarkan atas pertimbangan
profesionalisme dari dalam diri yang bersangkutan tanpa campur tangan,
pengaruh, atau tekanan dari pihak luar. Independent in appearance dilihat dari
sudut pandang pihak luar yang mengharapkan auditor secara fisik tidak
mempunyai hubungan darah (kepentingan langsung) dengan perusahaan dan/atau
dengan para pemangku kepentingan lainnya yang dapat menimbulkan keraguan
bagi pihak luar tentang kenetralan yang bersangkutan.
Contoh independensi dalam pikiran dan penampilan : seorang auditor
memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan di mana yang menjabat sabagai
manajer akuntansi di perusahaan tersebut adalah adik kandungnya. Walaupun
secara mental, auditor tersebut bisa saja bersikukuh akan bertindak independen,
tetapi orang lain tentu saja meragukannya karena adanya fakta bahwa
berdasarkan tampilan fisik auditor dengan manajer akuntansi perusahaan yang
diauditnya masih bersaudara kandung sehingga tidak dapat disebut independence
in appearance.
2.4 Risiko Independensi
Menurut Ruchjat Kosasih dalam Kasadi (2007) ada empat jenis risiko
yang dapat merusak independensi akuntan publik , yaitu :
a. Self Interest risk, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat dari
keterlibatan keuangan klien.
b. Self Review Risk, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan
penugasan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang
dibuat untuk kepentingan klien.
c. Advocacy Risk, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu
erat kaitanya dengan kepentingan klien.
d. Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai
hubungan erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi yang
dapat mengakibatkan intimidasi oleh atau keramahtamahan (familiarity)
yang berlebihan dengan klien
2.5 Aspek Independensi
Tiga aspek dalam independensi auditor, yaitu:
1. Independensi dalam diri auditor (independence in fact) yaitu berupa kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit
finding.
2. Independensi dalam penampilan (perceived independence /independence in
appearance). Independensi ini merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui
informasi yang bersangkutan dengan diri auditor.
3. Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Dengan kata lain auditor dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu
kesimpulan jika ia memiliki keahlian mengenai hal tersebut.
III. PEMBAHASAN
III.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik
ditinjau dari independensi dalam penampilan. Menurut Lanvin dalam Supriyono
(1988) independensi auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Ikatan keuangan dan usaha dengan klien
2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien
3. Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien
Sedangkan menurut Shockley dalam Supriyono (1988) independensi
akuntan publik dipengaruhi oleh faktor :
1. Persaingan antar akuntan publik
2. Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien
3. Ukuran KAP
4. Lamanya hubungan antara KAP dengan klien
Selanjutnya ada beberapa bentuk ancaman yang menurut IFAC dapat
mempengaruhi independensi auditor, diantaranya :
a. Kepentingan diri (self interest), contohnya
Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan
bersama pada suatu perusahaan klien.
Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.
Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.
Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance
engagement)
Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur
atau pejabat dari klien (IFAC, 200. 4)
b. Review diri (self review), contohnya
Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang.
Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan
implementasi sistem tersebut.
Terlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan
penjaminan.
Menjadi anggota tim penjaminan setelah baru saja menjadi
karyawan/pejabat di perusahaan klien yang memiliki pengaruh langsung
berkaitan dengan perikatan penjaminan tersebut.
Memberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi
perikatan penjaminan tersebut (IFAC, 200. 5)
c. Advokasi (advocacy)
Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana perusahaan
tersebut merupakan klien audit.
Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan
dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga (IFAC,
200. 6)
d. Kekerabatan (familiarity)
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur
atau pejabat perusahaan klien.
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap pokok dari penugasan.
Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau
pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok suatu
penugasan.
Menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya tidak
signifikan.
Hubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan klien
(IFAC, 200. 7)
e. Intimidasi (intimidation)
Diancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan klien.
Diancam dengan tuntutan hukum.
Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan
dengan maksud untuk mengurangi fee (IFAC, 200. 8)
Pada dasarnya ada enam faktor yang beragam seperti organisasi dan
standar selain Kode Etika Profesional AICPA mempengaruhi independensi
seorang auditor, yakni :
1) Revisi dari persyaratan Independensi Auditor SEC
SEC membuat revisi atas persyaratan independensi auditor pada bulan
November 2000 yang diterapkan kepada auditor klien yang menjadi subyek
untuk persyaratan pelaporan SEC. Aturan ini mengarah kepada :
a. Kepentingan Kepemilikan
Aturan baru mengenai kepentingan kepemilikan memandang hubungan
keuangan mengambil perspektif penugasan dan mempersempit batasan
atas kepemilikan dalam klien untuk orang-orang yang bisa
mempengaruhi audit. Semua rekanan dan keluarga dekat auditor
dilarang memiliki suatu kepemilikan dalam klien, dengan mengabaikan
materialitas.
b. Teknologi Informasi dan Jasa Nonaudit Lainnya
Aturan baru mengidentifikasikan jasa nonaudit yang mengganggu
independensi kecuali kondisi tertentu dipenuhi, sebagai tambahan untuk
mengkodekan batasan sebelumnya, seperti batasan memberikan jasa
pembukuan untuk seorang klien.
2) Dewan Standar Independen/ Independence Standards Board (ISB),
Merupakan sebuah badan sektor swasta (sejak 1997), untuk memberikan
rangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan
audit perusahaan publik. ISB sebagai tambahan untuk menyebarluaskan
standar tersebut, memberikan konsultasi untuk auditor dan klien SEC atas
pertanyaan tentang independensi.
3) Komite Audit,
Adalah sejumlah anggota terpilih dari dewan direksi sebuah perusahaan yang
tanggung jawabnya membantu auditor untuk tetap independen dari
manajemen. Kebanyakan komite audit dibuat dari tiga hingga lima atau
terkadang paling banyak tujuh direktur yang bukan bagian dari manajemen
perusahaan.
4) Berbelanja untuk Prinsip-prinsip Akuntansi
SAS 50 (AU 625) mendahulukan persyaratan yang harus diikuti saat sebuah
kantor akuntan publik diminta untuk memberikan opini tertulis atau lisan pada
aplikasi prinsip akuntansi atau jenis opini audit yang akan dibuat untuk
transaksi khusus atau hipotesis dari seorang klien audit dari kantor akuntan
publik lainnya. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk meminimalkan
kemungkinan manajemen yang mengikuti praktek yang umumnya disebut
berbelanja prinsip-prinsip akuntansi dan juga berbelanja opini (opinion
shopping) serta ancaman potensial untuk independensi yang dijelaskan
sebelumnya.
5) Persetujuan Auditor oleh Pemegang Saham
Pemegang saham biasanya merupakan kelompok yang lebih objektif daripada
manajemen. Namun, perlu dipertanyakan apakah mereka berada dalam posisi
untuk mengevaluasi prestasi dari auditor sebelumnya atau calon auditor.
6) Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen
Apakah auditor benar-benar independen dalam fakta dan prestasi apabila
pembayaran fee bergantung pada manajemen entitas yang diaudit? Alternatif
penugasan akuntan publik dan pembayaran fee audit oleh manajemen
barangkali adalah penggunaan baik auditor pemerintah atau eksternal. Apakah
fungsi audit akan dilaksanakan dengan lebih baik atau lebih murah?
III.2 Independensi Auditor Eksternal dan Auditor Internal
Ada beberapa poin yang membedakan antara auditor eksternal dan
auditor internal dari sisi independensi, yakni :
No. Point Auditor Internal Auditor Eksternal
1. Output atau keluaran
Output utama berupa rekomendasi
Output utama berupa opini
2.Independensi
Auditor tidak independen terhadap manajemen namun harus independen terhadap aktifitas yang di audit
Auditor harus independen terhadap manajemen
3. KlienManajemen
Pemegang saham, komisaris, dan pihak terkait di luar perusahaan
4. PelaporanMelaporkan hasil audit pada direksi
Melaporkan hasil audit pada stakeholder yang diaudit.
Sumber : Priyopardono
Tabel diatas menunjukkan perbedaan antara auditor eksternal dan
internal dari sisi independensi, namun di sisi lain manfaat adanya auditor internal
bagi auditor eksternal berupa independensi atau objektivitas yang lebih baik
dibandingkan dengan manajemen langsung, pemahaman mendalam yang dimiliki
auditor internal dan juga kesamaan profesi yang dimiliki dengan auditor ekternal,
memudahkan komunikasi keduanya, namun belum tentu ada kerja sama diantara
keduanya.
Selanjutnya mengenai independensi auditor internal dan eksternal dapat
dilihat bahwa, auditor internal secara subjek adalah seorang pegawai suatu
organisasi atau perusahaan yang bertugas melayani kebutuhan manajemen dan
merupakan bagian dari organisasi, fokus kepada masa depan, untuk membantu
manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien,
berkepentingan secara langsung dalam pencegahan fraud dalam berbagai bentuk,
independen terhadap aktivitas yang diaudit tetapi siap merespon kebutuhan dan
keinginan manajemen dan review atas aktivtas dilakukan secara terus menerus.
Sedangkan untuk auditor eksternal subjeknya adalah pihak luar yang
independen (akuntan publik) melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan
informasi keuangan yang reliable, fokus pada akurasi dan dapat dipahaminya
kejadian historis seperti yang diekpresikan dalam laporan keuangan,
berkepentingan secara insidental dalam pencegahan dana pendeteksian fraud
secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh yang
bersifat material pada laporan keuangan, independen terhadap manajemen atau
klien baik dalam penampilan, maupun sikap mental dan review atas catatan atau
dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik
IV. KESIMPULAN
Independensi merupakan salah satu karakteristik auditor yang paling
kritis dan penting. Independensi menjadi fondasi atau batu pijakan dalam struktur
etika. Independensi juga menjadi faktor yang sangat menentukan bagi
pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip fundamental etika dalam menekuni
profesi akuntan. Oleh karena itu, seorang auditor penting melakukan identifikasi
dan evaluasi keadaan dan hubungan dengan klien yang dapat menciptakan
ancaman terhadap independensi. Selanjutnya mengeliminasi ancaman atau
menguranginya sampai ke tingkat yang dapat diterima.
TOPIK : AUDITING
INDEPENDENSI AUDITOR
DISUSUN OLEH
NAMA : RETNO SURY ANJANI
NIM : 01101003022
MATA KULIAH : SEMINAR AKUNTANSI
DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. KENCANA DEWI, M.Sc
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
INDERALAYA
TAHUN 2013
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. 2009. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Salemba Empat : Jakarta.
Arens,dkk. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi jilid 1. Penerbit Indeks. Jakarta.
Gutomo, Kotot. Pengambilan Keputusan Etik Auditor Pemerintah Dalam Situasi
Konflik Audit : Pengaruh Interaksi Locus of Control dan Komitmen Profesi
dengan Kesadaran Etik. Tesis S2., Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak
Dipublikasikan.
Ishak. 2012. Mantan Walikota Tomohon Jadi Saksi Dalam Sidang Kasus Suap
Pegawai BPK RI. Makassar TV. (http://www.makassartv.co.id, diakses
tanggal 12 September 2013).
Kasadi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Tesis
Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Supriyono, R.A 1988, Pemeriksaan Akuntan: Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Independensi Penampilan Akuntan Publik, Suatu Hasil Penelitian Empiris di
Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UGM.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar
Akuntansi. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai kelengkapan
tugas-tugas di mata kuliah Seminar Akuntansi.
Makalah ini membahas mengenai independensi auditor, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dan mengenai perbedaan independensi antara auditor internal
dengan auditor eksternal. Makalah ini ditujukan agar dapat menjadi bahan referensi
bagi para mahasiswa dan para kalangan umum yang ingin memahami tentang
independensi auditor.
Akhir kata penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis,
Retno Sury Anjani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 3
II. LANDASAN TEORI
2.1 Auditor ..................................................................................... 3
2.2 Independensi Auditor ............................................................................. 5
2.3 Jenis Independensi ............................................................................. 5
2.4 Risiko Indpendensi ............................................................................. 7
2.5 Aspek Independensi ............................................................................. 8
III. PEMBAHASAN
3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor ..................9
3.2 Independensi Auditor Ekternal dan Auditor Internal ............................14
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
L A M P I R A N
(Makalah Sebelum Revisi)
Presentasi Seminar Akuntansi
Sabtu, 14 September 2013 Di Gedung KAP
Moderator : Basyar Try Akbar (01101003026)
Penanya :
1. Silvia Yuniandri (01101003041)
2. Jimmi Triwantoro (01101003033)
3. Ririn Oktarina (01101003005)