Post on 05-Jun-2019
KHUBUN
KEMBANG
Disusun Se
GAN POLAG MOTORI
ebagai Salah
Jurusan
PRO
F
UNIVERS
A ASUH WIK PADA A
PURBAY
h Satu Syara
n S1 Fisioter
Savira
J
OGRAM ST
FAKULTAS
ITAS MUH
WANITA KAANAK USIAYAN SUKO
at Menyelesa
rapi Fakulta
Oleh :
a Elistya An
120 130 052
TUDI S1 FI
S ILMU KE
HAMMADIY
2017
ARIR TERHA 3-5 TAHUHARJO
aikan Progra
s Ilmu Kese
ndani
2
ISIOTERAP
SEHATAN
YAH SURA
HADAP TUUN DI KELU
m Studi Stra
hatan
PI
N
AKARTA
UMBUH URAHAN
ata I Pada
1
HUBUNGAN POLA ASUH WANITA KARIR TERHADAP TUMBUH
KEMBANG MOTORIK PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELURAHAN
PURBAYAN SUKOHARJO
ABSTRAK
Latar Belakang : Pola asuh merupakan cara yang dilakukan orang tua dalam
mendorong anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat
diharapkan dapat membentuk seorang anak dengan pribadi yang baik, penuh
semangat dalam belajar dan juga prestasi belajar anak terus meningkat seiring
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak. Pola asuh orang tua sangat
berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan bahasa
dan kemampuan sosial anak. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui adanya
hubungan pola asuh wanita karir terhadap tumbuh kembang motorik anak.
Metode Penelitian : Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasi dengan
metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik
Purposive Sampling. Jumlah sampel sebanyak 23 responden. Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (3,987 < 4,01)
dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara pola asuh wanita karir terhadap
tumbuh kembang motorik anak Desa Purbayan. Selain itu dapat dilihat nilai
signifikansi 0,043 < 0,05 atau dapat dikatakan koefisien regresi signifikan.
Kesimpulan : Diketahui nilai p-value dari variabel pola asuh wanita karir sebesar
0,043 berarti < a = 0,05 sedangkan nilai hasil uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel
(3,987 < 4,01) maka Ho yang menyatakan pola asuh wanita karir tidak berhubungan
dengan tumbuh kembang motorik anak Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten
Sukoharjo
Kata Kunci : Pola Asuh, Wanita Karir, Motorik, Anak Pra Sekolah, Usia 3-5 tahun.
ABSTRACT
Background: Parenting is the way parents do in encouraging children to achieve
their desired goals. Applying proper parenting pattern is expected to form a child with
a good person, full of enthusiasm in learning and also children's learning achievement
continues to increase along with the growth and development experienced by
children. Parenting is very influential on the development of gross and fine motor,
language development and social ability of children. Research Objectives: To know
the existence of relationship pattern of care woman to career growth of motor of
child. Research Methods: The type of research in this study is the observation by
cross sectional method. Sampling technique in this research is Purposive Sampling
technique. The number of samples is 23 respondents. Result of research: Based on
the results of statistical calculation of Fcount> Ftable (3.987 < 4.01) in other words,
there is no relationship between the pattern of foster careers to the growth of
2
children's motoric Purbayan Village. In addition, it can be seen significantly 0.043
<0.05 or can be said of significant regression.. Conclusion: It is known that p-value
of career woman care pattern variable is 0,043 meaning <a = 0,05 whereas value of F
test result is obtained Fcount > Ftable (3,987 <4,01), Ho indicates that career woman
care pattern is not related to growth motoric children Purbayan Village, Baki District,
Sukoharjo District.
Keywords: Care Pattern, Career Women, Motorik, Pre-School Children, Age 3-5
years.
1. PENDAHULUAN
Pola asuh merupakan cara yang dilakukan orang tua dalam mendorong anak
mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat diharapkan
dapat membentuk seorang anak dengan pribadi yang baik, penuh semangat dalam
belajar dan juga prestasi belajar anak terus meningkat seiring pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami anak (Lestari, 2009). Pola asuh orang tua sangat
berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan
bahasa dan kemampuan sosial anak (Budiarnawan dkk., 2014).
Menurut Sofian (2014), perkembangan anak tidak lepas dari peran penting
orang tua, dimana orang tua bertanggung jawab dalam segala hal terutama peran
seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik karena ibu sebagai guru pertama bagi
anak-anaknya. Ketika ibu bekerja memiliki dampak negatif dan dampak positif
terhadap perkembangan anak. Dampak negatif dari ibu yang bekerja adalah
kehadiran ibu dalam kehidupan sehari–hari sang anak lebih sedikit, sehingga
kesempatan ibu untuk memberikan motivasi dan stimulasi dalam anak melakukan
tugas-tugas perkembangan motorik menjadi terbatas. Dampak positif dari ibu
bekerja terhadap perkembangan anak dapat dilihat dari efek yang didapat apabila
anak memiliki interaksi sosial yang baik, perkembangan kognitif yang pesat, serta
fisik yang lebih aktif (Taju dkk., 2015).
Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan pada dua tempat konveksi
pakaian, umumnya para karyawan bekerja selama ≥6 jam dan rata–rata
3
pegawainya adalah wanita, dari tempat tersebut terkumpul ada 50 orang pekerja
dan dibagi beberapa bagian, seperti bagian memotong kain, menjahit, bordir dan
packing dan memiliki anak kecil usia prasekolah.
Tinjauan Pustaka Menurut Djamarah (2014), pola asuh orang tua adalah
upaya orang tua yang konsisten dan persisten dalam menjaga dan membimbing
anak dari sejak dilahirkan hingga remaja. Pola asuh orang tua merupakan
gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi,
berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Orang tua memiliki
cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anaknya.
Menurut Novita dkk. (2015), membagi pola asuh orang tua menjadi 4 macam,
yaitu Pola Asuh Otoriter (parent oriented), Pola Asuh Permisif, Pola Asuh
Demokratis, Pola Asuh Situasional.
Wanita karir adalah wanita yang mempunyai kesibukan di luar rumah, baik
bersifat sosial maupun pekerjaan. Pada umumnya wanita karir selalu dikaitakan
dengan wanita yang bekerja dan menghasilkan uang. Sebenarnya wanita karir
melakukan aktivitas karena keinginan untuk maju, mendapatkan ilmu
pengetahuan, mengamalkan ilmu yang didapatnya yang bertujuan agar hidupnya
bermanfaat bagi orang lain atau karena motivasi tertentu (Faizah, 2013).
Secara umum, ada tiga faktor yang mendorong wanita untuk berkarir, yaitu
faktor keinginan dan tuntutan. Berikut ini beberapa faktor yang mendorong
wanita untuk berkarir yaitu Faktor Ekonomi, Faktor Sosial, Faktor Budaya.
Seorang ibu dituntut untuk mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin
dengan anaknya. Sebab tidak dapat dipungkiri seorang ibu yang sebagai wanita
karir sering meninggalkan anaknya dalam jangka waktu yang panjang. Kondisi
seperti ini jelas tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan sang
anak secara psikologi maupun secara nutrisinya (Yani dkk., 2011).
Wanita karir biasanya memiliki jam kerja yang tidak menentu. Pekerjaan
yang menuntut tanggung jawab bagi manusia. Beban kerja meliputi pembatasan
jam kerja dan jam kerja yang diharuskan adalah 6-7 jam setiap harinya. Sisanya
4
digunakan untuk keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain. Dalam
satu minggu seseorang bekerja dengan baik selama 40-50 jam, lebih dari itu
terlihat kecenderungan yang negatif seperti kelelehan kerja pada saat tiba di
rumah. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kesabaran anda sebagai seorang ibu
dalam menghadapi anak-anak anda.Perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu,
memiliki peran yang penting dalam tumbuh kembang anak. Sehingga, dengan
kurangnya hal-hal tersebut akan berakibat negatif bagi perkembangan dan
pergaulan anak anda (Agustin, 2012).
Pola asuh orang tua mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak.
Pada awalnya anak memiliki figur asuh hanya satu orang yaitu ibu. Hubungan
anak dengan figur asuhnya baik ibu ataupun pengganti peran ibunya anak
menjadi dekat, timbul keberanian untuk bereksplorasi dan takut ketika berpisah
dengan figur asuhnya. Figur asuh yang selalu merespon anak tetapi tidak
memberi perawatan fisik cenderung dipilih anak menjadi figur asuh pengganti
(Soetjiningsih, 2012), sedangkan menurut Yani dkk. (2011), situasi yang
mengharuskan ibu bekerja, tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak secara
tidak langsung berpindah kepada peran pengganti, seperti baby sitter, nenek dan
kakek atau tempat penitipan anak. Hal ini menyebabkan anak menjadi kurang
dekat dengan ibu sehingga anak lebih menuruti orang lain.
Setiap ibu mempunyai latar belakang yang seringkali sangat jauh berbeda.
Entah itu latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal atau pun
pengalaman pribadinya selama ini. Perbedaan ini sangat memungkinkan
terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pola asuh anak yaitu usia ibu, jumlah anak dan tingkat
pendidikan.
Menurut Sujarwo dkk. (2015), pada usia 3-5 tahun merupakan usia emas,
dimana anak wajib mendapatkan perhatian serius tentang kemampuan
motoriknya. Usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental
dengan karakteristik sebagai berikut, berkembanganya konsep diri, rasa ingin
5
tahu, imajinasi, belajar menimbang rasa, berkembangnya cara berpikir dan
munculnya perilaku.
Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup
keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher
dan duduk.
Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-
otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk,
menggambar dan menulis (Haryustianne, 2013).
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan
anak usia 0-6 tahun. Perkembangan DDST mengalami beberapa kali revisi,
revisi yang terakhir adalah Denver II (Adriana, 2013).
Manfaat Denver Developmental Screening Test (DDST) untuk mengkaji
dan mengetahui tingkat perkembangan anak, menstimulasi perkembangan anak,
pedoman dalam perawatan perkembangan anak dan mendeteksi dini
keterlambatan anak (Adriana, 2013).
Hasil penilaian Denver Developmental Screening Test (DDST) sebagai berikut :
Normal, Meragukan/Suspect, Tidak dapat diuji/Unstestable.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasi dengan metode cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di konveksi pakaian di kelurahan Purbayan
Sukoharjo. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan September 2017 – Oktober
2017. Variabel bebas, yaitu pola asuh wanita karir. Variabel terikat, yaitu tumbuh
kembang ditinjau dari aspek motorik pada anak usia 3-5 tahun.
6
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Univariat
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 8 34,78%
SMP 3 13,04%
SMA / SMK 9 39,14%
S1 3 13,04%
Total 23 100%
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
PNS 2 8,70%
Wiraswasta 2 8,70%
Penjahit 19 82,60%
Total 23 100%
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Interaksi Ibu dan Anak
Lama Interaksi Frekuensi Persentase
Tidak diisi 3 13,04%
1 – 12 jam 4 17,39%
13 – 17 jam 0 0,00%
18 – 24 jam 16 69,57%
Total 23 100%
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu
Usia Frekuensi Persentase
26-31 7 30,44%
32-37 7 30,44%
38-43 3 13,04%
44-49 1 4,34%
>50 5 21,74%
Total 23 100%
7
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh
Pola Asuh Frekuensi Persentase
Otoriter 19 82,61%
Permisif 3 13,04%
Demokratis 1 4,35%
Total 23 100%
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tumbuh Kembang Motorik
Tumbuh Kembang
Motorik
Frekuensi Persentase
Normal 20 86,96%
Meragukan 0 00,00%
Tidak dapat diuji 3 13,04%
Total 23 100%
3.2 Analisa Bivariat
3.2.1 Uji Normalitas
Pola Asuh
Wanita Karir
Statistic df Sig.
0,937 23 0,156
Tumbuh
Kembang
Motorik
Statistic df Sig.
0,402 23 0,143
Berdasarkan hasil dari data normalitas didapatkan nilai sig pada pola
asuh sebesar 0,156, maka termasuk data berdistribusi normal karena p
value > 0,05 dan data normalitas pada tumbuh kembang motorik
didapatkan nilai sig pada tumbuh kembang motorik sebesar 0,143, maka
termasuk data berdistribusi normal karena p value > 0,05.
8
3.2.2 Uji Homogenitas
Pola asuh dan
tumbuh kembang
motorik
Statistic Df Sig.
1,335 23 0,269
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui p value > 0,05, yaitu
0,269. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa data yang terdapat dalam
kedua skala tersebut homogen.
3.2.3 Uji Simultan (F-test)
Pola Asuh
Wanita
Karir
Tumbuh Kembang
Motorik
Total P F
Normal Tidak
Dapat Diuji
n % n % n %
0,043
3,987
Otoriter 16 69,57% 3 13,04% 19 82.61%
Permisif 3 13,04% 0 00.00% 3 13.04%
Demokratis 1 4,35% 0 00.00% 1 4.35%
Jumlah 20 14,33% 3 13,04% 23 100%
Berdasarkan hasil perhitungan statistik tabel di atas diperoleh nilai Fhitung
> Ftabel (3,987 < 4,01) dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara pola
asuh wanita karir terhadap tumbuh kembang motorik anak Desa Purbayan,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Selain itu dapat dilihat nilai
signifikansi 0,043 < 0,05 atau dapat dikatakan koefisien regresi signifikan.
Kualitas waktu interaksi orang tua dengan anak lebih penting dari pada
kuantitas waktunya. Alangkah tidak berarti apa-apa jika orang tua mempunyai
waktu 24 jam tetapi tidak dengan kualitas yang maksimal (Dr.Chee, 2008).
Sedangkan menurut Hartono dkk. (2012), interaksi minimal antara ibu dengan
anak adalah 3 jam. Pada penelitian ini, peneliti hanya mampu mengukur
kuantitas interaksi ibu dan anak dengan nilai statistik seluruh responden
memiliki waktu untuk berinteraksi selama lebih dari 3 jam sehari.
9
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak adalah
faktor genetik dan faktor lingkungan. Hal-hal yang termasuk pada faktor
lingkungan diantaranya nutrisi dan stimulasi. Asupan nutrisi akan
mempengaruhi status gizi anak yang berhubungan dengan tumbuh kembang
sang anak (Soetjiningsih dkk., 2014).
Untuk mencapai tumbuh kembang motorik anak maksimal, ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah faktor pola asuh yang lain
seperti, pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pola
asuh yang baik merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan
kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi tumbuh kembang
motorik anak. Hal tersebut oleh pengaruh interpersonal pola asuh (Adi, 2013).
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (3,987
< 4,01) dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara pola asuh wanita karir
terhadap tumbuh kembang motorik anak Desa Purbayan, Kecamatan Baki,
Kabupaten Sukoharjo. Selain itu dapat dilihat nilai signifikansi 0,043 < 0,05
atau dapat dikatakan koefisien regresi signifikan.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
pengujian secara statistik, bahwa pola asuh wanita karir tidak berhubungan
dengan tumbuh kembang motorik anak Desa Purbayan, Kecamatan Baki,
Kabupaten Sukoharjo. Diketahui nilai p-value dari variabel pola asuh wanita
karir sebesar 0,043 berarti < a = 0,05 sedangkan nilai hasil uji F diperoleh
nilai Fhitung > Ftabel (3,987 < 4,01) maka Ho yang menyatakan pola asuh wanita
karir tidak berhubungan dengan tumbuh kembang motorik anak Desa
Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo diterima. Artinya tidak ada
hubungan antara pola asuh wanita karir dengan tumbuh kembang motorik
anak Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
10
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran-
saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi wanita karir di
dalam melakukan pola asuh dalam usaha meningkatkan tumbuh kembang
motorik anak, yaitu: Untuk mempertinggi pengetahuannya sehingga dapat
melaksanakan tugas sebagai orang tua yang baik dan berkualitas, Diharapkan
dapat menghilangkan perilaku pola asuh otoriter agar dapat memberikan
kontribusi terhadap tumbuh kembang motorik anak, Disarankan kepada
penelitian yang akan datang diharapkan dapat memperluas obyek dan subyek
penelitian serta mengadakan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang memberikan peran terhadap tumbuh kembang motorik anak.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, B.S. 2013. Hubungan Pola Asuh dengan Kemampuan Motorik Anak Usia Dini
di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Anak. Vol II Edisi 1.
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
Agustin, E. 2012. Faktor Perilaku dan Hubungannya dengan Hipertensi. Public
Health Journal. http://publichealth-journal.helpingpeopleideas.com. Diakses
pada 5 Maret 2017.
Ariyana, D.R., dan Nur, S.R. 2009. Hubungan Pengetahuan lbu Tentang
Perkembangan Anak Dengan Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus
Anak Usia 4-E Tahun Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang. vol. 2 No, 2.
Budiarnawan, K.A., Antari, N.N.M., dan Rati, N.W. 2014. Hubungan Antara Konsep
Diri Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD
Di Desa Selat. Jurnal Pendidikan.
http://download.portalgaruda.org/article.php/article145607. Diakses pada
21September 2017.
Casmini. 2007. Emotional Parenting. Yogyakarta: Pilar Medika.
11
Chomaria, N. 2015. Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. Surakarta : Penerbit
Cinta.
Dahlan, M.S. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Edisi ke-6. Jakarta :
Epidemiologi Indonesia.
Dariyo, A. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Psikologi
Atitama). Bandung : PT. Refika Aditama.
Djamarah, S. B. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.
Jakarta : Rineka Cipta.
Faizah, N. 2013. Wanita Karier Dan Kewajibannya Sebagai Ibu.
http://majlistalimsurabaya.blogspot.co.id/2013/05/wanita-karier-dan-
kewajibannya-sebagai.html, Diakses pada 10 November 2016.
Filiya, A.N. 2008. Hubungan Tumbuh Kembang Anak Dengan Pola Asuh Ibu
Bekerja. Skripsi. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Gunarsa. 2000. Psikologi Praktis : Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
Hartono., dan Boy. 2012. Psikologi Konseling. Ed.Revisi. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Haryustianne, N. 2013. Motorik Kasar dan Motorik Halus.
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/MOTORIK-KASAR-DAN-MOTORIK-
HALUS . Diakses pada 10 Januari 2017.
King, L. A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika.
Krisdiyanto, E. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Motorik Anak Usia 3-5 Tahun..
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183516. Diakses 23
September 2017.
Kusuma, R. 2012. Hubungan Antara Tingkat pengetahuan Ibu tentang Tumbuh
Kembang Anak dan Perkembangan Motorik Halus Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Penumping Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadyah Surakarta. Surakarta.
Lestari, E., dan Auliana, R. 2009. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Siswa Konsentrasi Patiseri SMK Negeri 1 Sewon, Bantul. Jurnal
12
Pendidikan. http://eprints.uny.ac.id/10617/1/JurnalErmaLestari/pdf. Diakses 21
September 2017.
Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Jogjakarta : Diva Press.
Muchid, A., Amin S., dan Mariyam. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun Di Posyandu Budi Lestari
Desa Tlogorejo Guntur Demak. Jurnal Keperawatan. Vol.6 No.1.
Nugroho, H.S.W. 2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening Test.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Novita, D., dan Muman, H.B. 2015. Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua dan
Proses Pembelajaran di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah
(4-5 Tahun). Jurnal Pendidikan. Vol 16 No.2. Universitas Terbuka.
Prabowo, E.W. Ishartono., dan Meilanny. B. 2016. Pola Asuh Anak Oleh Ibu Usia
Dini. Prosiding KS Riset dan PKM Vol 3 No 2. Bandung.
Rahayu, W.T. 2013. Peran Wanita dalam Sektor Publik dan Permasalahannya.
Surabaya. 15 Desember 2013.
Rusilanti, M.D., dan Yeni, Y. 2015. Gizi dan Kesehatan Anak Prasekolah. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Samsu. 2016. Persoalan Wanita Karir dan Anak Dalam Keluarga Pegawai Negeri
Sipil(PNS) di Provinsi Jambi. Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol 1 No 1. Jambi.
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak jilid 1. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga.
Sari, R.O. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Motorik
Halus Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Dharma Wanita Suruhan Lor Kecamatan
Bandung Kabupaten Tulungagung. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Vol II No 3.
Sofian, F.A, 2014. Makna Komunikasi Keluarga Bagi Wanita Karir: Studi
Fenomenologi Mengenai Makna Komunikasi Keluarga Bagi Wanita Karir Di
Kota Bandung. Jakarta : Humaniora Vol.5 No.1.
Soetjiningsih., dan Ranuh. 2014. Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.
Soetjiningsih, C.H. 2012. Perkembangan Anak. Jakarta : Prenada Media Grup.
Sugiyono. 2009. Statistik Non Parametrik Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
13
Sujarwo., dan Cukup, P.W. 2015. Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia
4-6 Tahun. Jurnal Pendidikan Jasmani. Vol 11 No 2. Yogyakarta.
Sumiyati., dan Yuliani, D. R. 2016. Relationship Of Stimulation With Development
Of Children Aged 4-5 Years In The Village Karangtengah Baturraden Distrik Of
Banyumas. Jurnal Kesehatan. http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/link/article/view/450. Diakses 23 September 2017.
Surbakti, E.B. 2012. Parenting Anak-Anak. Jakarta : PT. Gramedia.
Taju, C.M., Amatus, Y.I., dan Abram, B. 2015. Hubungan Status Pekerjaan Ibu
Dengan Perkembangan Motorik Halus dan Kasar Anank Usia PraSekolah Di
Paud GMIM Bukit Hermon Dan TK Idhata Kecamatan Malalayang Kota
Manado. Vol 3 No 2.
Wong. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku
Kedekteran EGC.
Yani, E.R., Koekoeh. H., dan Windasari, W. 2011. Peran Ibu Balita Dalam
Perkembangan Anak Usia 1 – 3 Tahun Di Desa Manggis Kecamatan Ngancar
Kabupaten Kediri. Jurnal Kesehatan Anak. Volume.II.
Yulita, R. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak
Balita Di Posyandu Sakura Ciputat Timur. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.