Post on 17-Mar-2019
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA
KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA
KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
GALANG DEWANTARA
F 100 090 048
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA
KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA
KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
GALANG DEWANTARA
F 100 090 048
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
iii
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA
KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA
KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Diajukan oleh :
GALANG DEWANTARA
F 100 090 048
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Drs. Mohammad Amir, M.Si Tanggal, 24 Juni 2014
v
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA
KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA
KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Galang Dewantara
Mohammad Amir
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
galangdewantara@yahoo.com ABSTRAK
Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu komunikasi interpersonal. Buruknya komunikasi interpersonal karyawan-manajer akan berpengaruh terhadap rendahnya kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada Karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2) Untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal karyawan-manajer terhadap kepuasan kerja. 3) Untuk mengetahui kondisi komunikasi interpersonal karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 4) Untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja”.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan didasarkan pada karakteristik memiliki masa kerja minimal satu tahun dan merupakan karyawan tetap. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala, yaitu skala komunikasi interpersonal karyawan-manajer dan skala kepuasan kerja dan dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,349; dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hipotesis yang diajukan diterima. Sumbangan efektif komunikasi interpersonal karyawan-manajer sebesar 12,18%.
Kata Kunci : komunikasi interpersonal karyawan-manajer dan kepuasan kerja
1
PENDAHULUAN
Sekarang ini dalam dunia
perindustrian, didalamnya terdapat
berbagai macam perusahaan.
Perusahaan merupakan tempat untuk
berlangsungnya kegiatan produksi
dan tempat para pekerja untuk
melakukan kegiatan produksi barang
atau jasa. Sumber Daya Manusia
atau yang sering disebut karyawan
berperan penting dalam proses
produksi barang atau jasa suatu
perusahaan. Untuk menunjang
kemajuan dan berkembangnya
kegiatan produksi perusahaan
memerlukan Sumber Daya Manusia
atau karyawan yang berkualitas.
Pada dasarnya para karyawan
harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan motivasi yang baik
agar dapat memenuhi tuntutan kerja
perusahaan. Perusahaan harus
memikirkan kepuasan kerja
karyawan jika ingin terus
berkembang dan mencapai tujuan
dari perusahaan. Kepuasan kerja
seseorang bergantung pada
discrepancy (perbedaan) antara
kebutuhan atau harapan dengan apa
yang telah dicapai dalam
pekerjaannya Locke (As’ad, 1998).
Dengan demikian orang akan merasa
puas bila tidak ada perbedaan antara
yang diinginkan dengan persepsinya
atas kenyataan.
Indonesia berada di urutan
pertama negara tempat orang-orang
memiliki tingkat kepuasan dan
kebahagiaan terendah di dunia. Di
bawahnya, Singapura dan Malaysia.
Masalah insentif dan keseimbangan
karir dan kehidupan personal
dianggap menjadi penyebab utama
indeks ini. Hanya 18 persen dari
kelompok responden karyawan di
Indonesia yang mengatakan puas
dengan kualitas kehidupan serta
kebahagiaannya di tempat kerja. Ini
menempatkan Indonesia di posisi
paling bawah tingkat kepuasan para
pekerja. Sementara di Singapura,
sebesar 76 persen responden
mengaku tidak bahagia di tempat
kerja. Tiga masalah yang paling
dikeluhkan adalah keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi, besaran gaji dan tunjangan,
serta ketersediaan jenjang karir.
(sumber
http://sosbud.kompasiana.com/2012/
03/31/pekerja-di-indonesia-paling-
tidak-puas-mengapa-450763.html)
2
Pada pengumpulan data awal
pada karyawan RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten diperoleh
informasi bahwa karyawan kurang
merasa puas terhadap rutinitas
pekerjaanya. Pekerjaan yang padat,
sulitnya berkoodinasi dengan atasan,
dan kurangnya penghargaan yang
diperoleh.
Robbins (dalam Prabu A, 2005)
kepuasan kerja adalah sebagai suatu
sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan
menuntut interaksi dengan rekan
kerja, atasan, peraturan dan
kebijakan organisasi, standar kerja,
kondisi kerja dan sebagainya.
Menurut Gilmer (As’ad, 1998)
ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja,
faktor-faktor tersebut antara lain :
kesempatan untuk maju, keamanan
kerja, gaji, perusahaan dan
manajemen, supervisi, faktor
intrinsik dari pekerjaan, kondisi
kerja, aspek sosial dalam pekerjaan,
komunikasi, dan fasilitas. Shannon
dan Weaver (dalam Cangara, 2006)
komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak sengaja.
Komunikasi merupakan suatu
bidang yang sangat penting dalam
manajemen organisasi, yang pada
hakikatnya komunikasi berperan
penting dalam menjalin kerja sama
antara karyawan dan manajer untuk
mencapai tujuan. Tanpa komunikasi,
akan menjadi tidak mungkin untuk
memanajemeni sikap dan perilaku
dalam organisasi. Para manajer dan
karyawan banyak mengabdikan
sebagian besar waktunya untuk
proses komunikasi. Komunikasi ada
tiga macam, yaitu: komunikasi ke
bawah, komunikasi ke atas, dan
komunikasi horizontal. Komunikasi
ke atas lebih bannyak mengalami
proses penyaringan bahan-bahan
informasi karena para bawahan
cenderung untuk menyimpulkan
informasi secara terpilih sebelum
disampaikan atasan. March & Simon
(Makmuri, 2008).
Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis merumuskan masalah
“Tingkat kepuasan kerja sebagai
hubungan dari komunikasi
interpersonal karyawan-manajer
khususnya di karyawan RSUP dr.
3
Soeradji Tirtonegoro Klaten”.
Kemudian untuk menjawab
permasalahan di atas, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Hubunngan antara
Komunikasi Interpersonal
Karyawan-Manajer dengan
Kepuasan Kerja pada Karyawan
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten”.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui hubungan
antara komunikasi interpersonal
karyawan-manajer dengan
kepuasan kerja pada Karyawan
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
2. Untuk mengetahui peranan
komunikasi interpersonal
karyawan-manajer terhadap
kepuasan kerja.
3. Untuk mengetahui kondisi
komunikasi interpersonal
karyawan RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
4. Untuk mengetahui kondisi
kepuasan kerja karyawan RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
LANDASAN TEORI
Hasibuan (dalam Prabu A, 2005)
kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja.
Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan, dan
kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Robbins (dalam Prabu A, 2005)
kepuasan kerja adalah sebagai suatu
sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan
menuntut interaksi dengan rekan
kerja, atasan, peraturan dan
kebijakan organisasi, standar kerja,
kondisi kerja dan sebagainya.
Howell dan Robert (dalam
Wijono 2010) memandang bahwa
kepuasan kerja sebagai hasil
keseluruhan dari derajat rasa suka
atau tidak sukanya karyawan
terhadap berbagai aspek dari
pekerjaannya. Dengan kata lain,
kepuasan kerja mencerminkan sikap
karyawan terhadap pekerjaannya.
Jika karyawan bersikap positif
terhadap pekerjaan yang
dikerjakannya, maka ia akan
memperoleh perasaan puas terhadap
4
apa yang dikerjakannya. Sebaliknya,
jika karyawan bersikap negatif, maka
ia akan merasa tidak puas terhadap
apa yang dikerjakannya.
Anoraga (1992) menyatakan
aspek-aspek kepuasan kerja terdiri
atas beberapa aspek. Aspek-aspek
kepuasan kerja tersebut adalah:
a. Pekerjaan itu sendiri
Termasuk tugas-tugas yang
diberikan, ekspresi kerja atau hal
lain yang berhubugan dengan
pekerjaan, kondisi dan
lingkungan kerja, sikap
pekerjaan yang ditangani, minat
untuk menekuni dan konsentrasi
pada pekerjaan.
b. Promosi
Promosi mempunyai hubungan
erat dengan masalah kenaikan
pangkat maupun jabatan,
kesempatan untuk maju,
pengembangan karir dan
prospek masa depan, prestasi
yang merupakan usaha subjek
untuk mencapai hasil yang lebih
baik dengan kondisi yang ada
pada dirinya.
c. Teman sekerja
Teman sekerja meliputi
hubungan antara pegawai,
harapan keluarga, dan
pandangan masyarakat atau
orang lain terhadap profesi atau
pekerjaannya.
d. Gaji dan jaminan sosial
Gaji dan jaminan sosial adalah
gaji bersih yang diterima setiap
bulan dan jaminan sosial lainnya
(jaminan kerja dan jaminan
jabatan).
e. Pengawasan atau supervise
Hubungan antara karyawan dan
atasan, peraturan kerja,
pengawasan kerja, da kualitas
kerja.
Menurut Gilmer (dalam As’ad,
1998) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
sebagai berikut: kesempatan untuk
maju, keamanan kerja, gaji,
perusahaan dan manajemen,
supervise, faktor intrinsik dari
pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial
dalam pekerjaan, komunikasi, dan
fasilitas.
Cherry (dalam Cangara, 2006)
istilah komunikasi berasal dari
perkataan latin communis yang
berarti kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua
5
orang atau lebih. Weaver (dalam
Cangara, 2006) mendefinisikan
bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama
lainnya, sengaja atau tidak sengaja.
Barrett (dalam Matin dkk, 2010)
komunikasi adalah transisi makna
dari satu orang ke orang lain atau
banyak orang.
Endang (2009) berpendapat
bahwa komunikasi interpersonal
disebut juga dengan komunikasi
antarpribadi. Definisi umum
komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap peserta
menangkap reaksi yang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun
non verbal.
Komunikasi karyawan-
manajer disebut juga sebagai
komunikasi ke atas. Menurut
Makmuri (2008) komunikasi ke atas
yaitu komunikasi dalam organisasi
yang mengalir dari karyawan
(kelompok tingkatan rendah) ke
manajer (kelompok tingkatan tinggi).
Berdasarkan uraian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa
pengertian komunikasi interpersonal
karyawan-manajer adalah
komunikasi secara langsung atau
tatap muka antara karyawan dengan
manajer yang dilakukan untuk
menyampaikan atau menerima pesan
dan informasi.
Samler (2003) menjelaskan
bahwa ada 5 aspek penting dalam
komunikasi interpersonal, yaitu:
a. Inisiasi
Dimana seseorang harus
berhubungan dengan orang lain
dan interaksi harus berjalan
mulus, santai, dan
menyenangkan.
b. Responsif
Masing-masing harus
mendengarkan kepada yang lain,
fokus kepada mitranya dan
merespon pembicaraan
mitranya.
c. Pengungkapan diri
Kedua belah pihak mampu
mengungkapkan perasaan
pribadinya terhadap satu sama
lain.
6
d. Dukungan emosional
Orang berharap mendapatkan
kenyamanan dan dukungan dari
temannya dan orang lain.
e. Pengelolaan konflik
Suatu hal yang takkan
terelakkan bahwa orang tidak
akan setuju mengenai gagasan
atau perilaku. Komunikasi
interpersonal bergantung pada
keberhasilan mengenai hal-hal
yang tidak akan disetujui.
Baiknya atau buruknya
komunikasi interpersonal
dipengaruhi olah berbagai faktor.
Luhandi (1987) menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal antara lain:
faktor psikologi, faktor fisik, faktor
sosial, faktor budaya, dan faktor
waktu.
Berdasarkan landasan teori
yang telah dikemukakan di atas,
maka hipotesis yang diajukan
untuk diuji kebenarannya adalah
“Ada hubungan positif antara
komunikasi interpersonal karyawan-
manajer dengan kepuasan kerja”.
METODE PENELITIAN
Variabel di dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel tergantung: kepuasan
kerja.
2. Variabel bebas: Komunikasi
Interpersonal Karyawan-Manajer.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu 100 karyawan
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non random sampling dengan
teknik purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2010) purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel
dengan menyesuaikan diri
berdasarkan kriteria atau tujuan
tertentu (disengaja).
Pengambilan data penelitian ini
menggunakan 2 skala, yaitu: skala
kepuasan kerja dan skala komunikasi
interpersonal karyawan-manajer.
Analisis data yang digunakan adalah
korelasi product moment dan
menggunakan bantuan program
komputer SPSS 15.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan dengan
analisis product momen dari Pearson
diperoleh nilai koefisien korelasi
(rxy) sebesar 0,349; dengan
signifikansi (p) = 0,000 (p≤0,01)
artinya ada hubungan positif yang
signifikan antara komunikasi
interpersonal karyawan-manajer
dengan kepuasan kerja. Hal tersebut
menyatakan bahwa hipotesis
penelitian yang diajukan diterima,
bahwa ada hubungan positif antara
komunikasi interpersonal karyawan-
manajer dengan kepuasan kerja.
Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Shannon dan Weaver
(dalam Cangara, 2006) komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia
yang saling pengaruh mempengaruhi
satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Masyarakat yang memiliki
komunikasi yang baik akan
berdampak pada semakin banyak
dukungan sosial yang didapat.
Dukungan soaial ini akan membuat
hubungan kerja yang baik, menjalin
kerjasama yang baik, dan bahkan
akan membuat orang senang dan
puas melakukan pekerjaannya walau
memiliki gaji yang tidak banyak
Hofstede, dkk (2010). Selanjutnya
Leaviit (dalam Wijono, 2010)
menemukan bahwa kepuasan kerja
yang tinggi diantara anggota
kelompok adalah jika mereka
diletakkan kedalam jalinan
komunikasi yang erat. Sedangkan
kelompok yang tidak ikut ambil
bagian merasa tidak puas dan tidak
mau melanjutkan pekerjaanya.
Variabel komunikasi
interpersonal antara karyawan-
manajer memiliki rerata empirik
(RE) sebesar 65,83 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 55. Secara
umum komunikasi interpersonal
antara karyawan-manajer pada
subjek tergolong tinggi. Kondisi
tinggi ini dapat diartikan aspek-aspek
komunikasi interpersonal yaitu
inisiasi, responsif, pengungkapan
diri, dukungan emosional, dan
pengelolaan konflik sepenuhnya
dimiliki dan berdampak baik pada
subjek.
Kepuasan kerja pada subjek
penelitian memiliki rerata empirik
(RE) sebesar 98,88 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 87.5. Secara
umum kepuasan kerja pada subjek
tergolong tinggi. Hal tersebut dapat
8
diartikan aspek-aspek kepuasan kerja
yaitu pekerjaan itu sendiri,
pengawasan atau supervise, gaji,
promosi, dan teman sekerja disukai
oleh subjek karena hal tersebut sudah
sesuai dengan harapan subjek di
tempat kerja.
Sumbangan efektif dari variabel
komunikasi interpersonal laryawan-
manajer terhadap variabel kepuasan
kerja yaitu sebesar 12,18%, berarti
masih terdapat 87,82% variabel-
variabel lain yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja selain
komunikasi interpersonal laryawan-
manajer. Menurut Gilmer (dalam
As’ad, 2003) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
sebagai berikut: kesempatan untuk
maju, keamanan kerja, gaji,
perusahaan dan manajemen,
supervise, faktor intrinsik dari
pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial
dalam pekerjaan, komunikasi, dan
fasilitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di
atas dapat diambil kesimpulan
1. Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara komunikasi
interpersonal antara karyawan-
manajer dengan kepuasan kerja
pada karyawan.
2. Peranan atau sumbangan efektif
komunikasi interpersonal antara
karyawan-manajer terhadap
kepuasan kerja sebesar 12,18.
3. Tingkat komunikasi interpersonal
antara karyawan-manajer pada
karyawan RSUP dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten tergolong
tinggi.
4. Tingkat kepuasan kerja pada
karyawan RSUP dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten tergolong
tinggi.
Saran yang diharapkan dapat
bermanfaat, yaitu:
1. Bagi perusahaan, diharapkan
hasil dari penelitian ini dapat
memberikan masukan terutama
dalam hal tetap menjaga
tingginya tingkat kepuasan kerja.
Adapun saran yang dapat
diberikan guna tetap menjaga dan
membina baiknya kepuasan kerja
adalah dengan
mempertimbangkan aspek-aspek
yang harus diperhatikan,
diantaranya :
9
Pihak pimpinan perusahaan
lebih berinisiasi untuk
berhubungan langsung
dengan para karyawan agar
interaksi yang terjalin antara
pimpinan dan karyawan
tidak berjalan searah.
Perusahaan memberikan
kesempatan pada karyawan
untuk menyampaikan
aspirasi atau masalah dari
karyawan dan perusahaan
juga harus mau
mendengarkan serta
mempertimbangkan tentang
aspirasi yang disampaikan
karyawan.
Perusahaan memberikan
kepercayaan penuh pada
karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan,
sehingga tidak ada rasa
curiga diantara manajer dan
karyawan.
Pihak perusahaan bersedia
untuk menyampaikan
infomasi dengan apa adanya
jika informasi tersebut
penting bagi para
karyawanya. Perusahaan
bersedia menyediakan
waktu khusus untuk sekedar
bersosialisasi secara kolektif
kepada seluruh anggota
perusahaan.
2. Bagi karyawan diharapkan dari
penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pada tenaga dan
pikiran terutama dalam
peningkatan kualitas kinerja dan
semangat kerja yang erat
kaitannya dalam komunikasi
interpersonal karyawan, sehingga
dapat menimbulkan kepuasan
kerja. Adapun saran yang dapat
diberikan pada karyawan dengan
melibatkan aspek yang perlu
diperhatikan antara lain :
karyawan harus lebih berinisiasi
untuk menyampaikan jika
mengalami masalah atau keluhan
dalam pekerjaan, karyawan harus
lebih mencintai pekerjaan,
berinteraksi dengan rekan kerja
secara baik serta saling
mendukung antara karyawan atau
dengan manajer.
3. Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat meningkatkan
kualitas penelitian dalam hal
memperoleh data-data serta teori
dan memperhatikan faktor-faktor
10
lain yang mempengaruhi
kepuasan kerja selain komunikasi
seperti kesempatan untuk maju,
keamanan kerja, gaji, perusahaan
dan manajemen, supervise, faktor
intrinsik dari pekerjaan, kondisi
kerja, aspek sosial dalam
pekerjaan, dan fasilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 1992. Psikologi Dalam
Perusahaan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
As'ad, M. 1998. Psikologi Industri:
Seri Sumber Saya Manusia.
Yogjakarta: Liberty.
Cangara, H. 2006. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Endang, E dan Ganari, H. 2009.
Terapi Kognitif Perilaku dan
Kecemasan Menghadapi
Prosedur Medis pada Anak
Penderida Leukimia. Jurnal
Psikologi Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta. Vol 1, No. 1,
Hal. 77-85.
Hofstede, G, Hofstede, G. J, Minkov,
M. 2010. Cultures and
Organizations: SOFTWARE
OFTHE MIND. New York:
McGraw.Hill.
http://sosbud.kompasiana.com/2012/
03/31/pekerja-di-indonesia-
paling-tidak-puas-mengapa-
450763.html. Diakses pada 2
oktober 2013.
Luhandi. 1987. Komunikasi
Mengena: Meningkatkan
Efektifitas Konunikasi Antar
Pribadi. Yogyakarta : Kasinus.
Makmuri, M. 2008. Perilaku
Organisasi. Yogyakarta : UGM
Matin, H. Z, Jandaghi, G, Karimi, F.
H, dan Hamidizadeh, A. 2010.
Relationship Between
Interpersonal Communication
Skill And Organization
Commitmen (Case Study: Jahad
Prabu, A. 2005. Pengaruh Motivasi
terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional
Kabupaten Muara Enim. Jurnal
Manajemen & Bisnis, Vol. 3 No
11
6, Sriwijaya: Universitas Negeri
Sriwijaya.
Samler, W. 2003. Friendship
Interaction Skills Across The
Life-Span. Handbook of
Communication and Social
Interaction Skill. Mahwah,
N.J.: Erlbaum.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Wijono, S. 2010. Psikologi Industri
& Organisasi Dalam Suatu
Bidang Gerak Psikologi Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Prenada
Media Group.