Post on 06-Feb-2018
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
Proposal Karya Tugas Akhir
FOTOGRAFI PREWEDDING
DENGAN KONSEP PERMAINAN TRADISIONAL
Disusun untuk menempuh Ujian Tugas Akhir
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh:
Sandra Dewi
C9509084
PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Sukses tidak bisa dicapai dalam waktu sekejap, namun pada saat rekan mereka
tertidur, mereka tetap membanting tulang sampai larut malam”
(Henry Wadsworth)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana yang tersusun dengan penuh
Kesungguhan dan ketulusan hati ini, kupersembahkan
Kepada:
Ibu saya Sriwati dan ayah saya Teguh Senjaya
tercinta. Sosok yang selalu mendukung dan
memberikan motivasi terbesar dalam hidup saya
serta do’a yang selalu mengiringi langkah saya.
Dedy Christianto, Santi Dewi (kakakku) dan Dewi
kumala Sari, Dewi Oktaviani (adikku) tersayang.
Sosok yang selalu mengerti, memotivasi dan selalu
Mendampingi cerita kehidupan saya.
Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi
Semangat dan membantu saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ”FOTOGRAFI PRE WEDDING
DENGAN KONSEP PERMAINAN TRADISIONAL”, sebagai syarat
mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan
dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, diantaranya :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 Desain
Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.sekaligus Koordinator Tugas Akhir.
3. Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn selaku Pembimbing I Tugas Akhir.
4. Jauhari, S.Sn., M,Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen dan Staff TU Program D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
memberikan pengetahuan kepada penulis selama belajar di kampus sehingga
dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surakarta, 22 Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR… …………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
ABSTRAK …………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah............................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan Perancangan ............................................................................... 5
BAB II IDENTIFIKASI DATA ....................................................................... 6
A. Fotografi ................................................................................................ 6
a. Sejarah Fotografi Wedding .............................................................. 6
b. Jenis Foto Pre Wedding ............................................ ...................... 8
B. Penunjang Fotografi Pre wedding ........................................................... 10
1. costum ………………… .................................................................. 10
2. Make up ……………..……………………… .................................. 10
3. Tata rambut atau Hair Style…………………………………… ...... 11
4. Properti…………………………………… ...................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Memilih lokasi…………………………………… .......................... 11
C. Permainan Tradisional ............................................................................... 12
1. Dhakon…………………………………… ...................................... 12
2. Egrang Bathok…………………………………… .......................... 14
3. Bekelan…………………………………… ...................................... 15
4. Gangsingan…………………………………… ................................ 16
5. Yoyo…………………………………… ........................................... 17
6. Tiga Jadi…………………………………… ................................... 17
7. Ancak-ancak Alis…………………………………… ....................... 19
D. Target Market …………………………………………………………… 21
E. Target Audience ………………………………………………………… 22
F. Komparasi………………………………………………………… ....... 22
BAB III KONSEP PERANCANGAN ............................................................. 23
A. Konsep Karya ......................................................................................... 23
B. Konsep Perancangan .............................................................................. 25
1. Strategi Visual…………………………………… ........................... 25
2. Strategi Verbal …………………………………….. ....................... 29
C. Media Plan dan Placement .................................................................... 30
1. Media Lini Atas (above the line) ……………………………….. ... 31
2. Media Lini Bawah (below the line) ……………………………… . 32
D. Teknik Pelaksanaan ................................................................................ 36
BAB IV VISUALISASI KARYA .................................................................... 49
A. Media Lini Bawah .................................................................................. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. Media Lini Atas ..................................................................................... 66
C. Merchandise …… ................................................................................... 68
BAB V PENUTUPAN ...................................................................................... 73
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 73
B. Saran-saran …………………………………………………… ............. 74
DAFTAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIH
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
FOTOGRAFI PRE WEDDING
DENGAN KONSEP
PERMAINAN TRADISIONAL
Sandra Dewi1 Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn2 Jauhari, S.Sn., M.Sn3
ABSTRAK
2013. Fotografi pre wedding sekarang ini berkembang sangat pesat, membuat
para fotografer menjadi bersaing untuk mendapatkan konsumen. Sehingga
perancangan fotografi Pre Wedding dengan konsep permainan tradisional ,
penulis memilih Coffee Table Book sebagai sarana promosi kepada konsumen,
yang khususnya ingin membuat foto pre wedding. Dalam perancangan fotografi
pre wedding dengan konsep permainan tradisional, penulis dihadapkan dengan
berbagai konsep pre wedding yang kini menjadi kebutuhan yang sangat penting
bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadikan momment kebersamaan melalui
fotografi. Dengan coffee table book ini diharapkan dapat memperkenalkan
rancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional yang
sangat ini menjadi trend. Perancangan fotografi pre wedding dengan konsep
permainan tradisional dalam proses perancangan, diharapkan dapat di terima
dikalangan khalayak masyarakat. Dalam proses perancangan penulis mengalami
keterbatasan lokasi dan media penunjang properti. Oleh karena itu tujuan utama
dari perancangan coffee table book melalui fotografi pre wedding dengan konsep
permainan tradisional, dpat memberikan ide konsep yang bisa melestarikan
budaya sendiri. 1 Mahasiswa Program Studi D3 Deskomvis dengan NIM C9509084 2 Dosen pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotografi merupakan teknologi digital yang mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Sekarang ini, banyak orang menekuni dunia fotografi yang
bermula dari sekedar hobi. Namun, kebutuhan masyarakat akan fotografi kian
meningkat sehingga dunia fotografi sendiri menjadi salah satu bisnis yang
menjanjikan. Saat ini hampir semua fotografer komersial yang menyediakan jasa
pemotretan wedding photography melayani juga jasa pre-wedding. Meski
demikian dahulu fotografi pre-wedding bukan termasuk bidang atau genre yang
biasa dikenal di dunia fotografi Internasional. Dunia mengenal fotografi
landscape, human interest, fotografi modeling, hingga fotografi wedding.
Foto pre-wedding mulai terkenal di masyarakat terutama masyarakat
menengah ke atas. Sesuai namanya pre-wedding fotografi dilakukan oleh para
pasangan pengantin sebelum menikah. Foto-foto tersebut nantinya ikut
dipamerkan saat resepsi, yaitu dibagian enterance, atau diputar di layar slide
untuk diperlihatkan kepada para tamu. Bahkan saat ini ada beberapa perusahaan
fotografi yang menawarkan inovasi baru untuk menjadikan foto pre-wedding
lebih dari sekedar foto biasa, yaitu dengan mengemas foto pre-wedding menjadi
bagian dari dekorasi rumah, seperti jam dinding, mug, boks cantik, aksesori di rak
buku, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dewasa ini konsep foto pre-wedding kini muncul dengan segala
perkembangannya. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang, baik dari pihak
fotografer maupun pasangan. Umumnya, pasangan yang datang ke fotografer
sudah memiliki konsep tertentu untuk pemotretan pre-weddingnya. Sekarang ini
pasangan sudah memiliki keinginan yang lebih komplek. Inspirasi bisa datang
dari mana saja, seperti: film, teater, musik, dan masih banyak lain. Semua elemen
pendukung seperti set lokasi, kostum, tata rias dan properti saling bersinergi
untuk mendukung tema yang diinginkan. Selain itu, banyak tema yang bisa
digunakan, salah satunya dengan memanfaatkan permainan tradisional.
Permainan tradisional, misalnya bisa dijadikan sebuah konsep yang
menarik, terkesan sederhana, unik dan berbeda. Permainan tradisional sering
disebut juga sebagai permainan rakyat, merupakan permainan yang tumbuh dan
berkembang pada masa lalu terutama tumbuh di masyarakat pedesaan. Namun,
keberadaan permainan tradisional sudah hampir terpinggirankan dan tergantikan
oleh permainan modern. Di sisi lain pola permainan anak mulai bergeser pada
pola permainan di dalam rumah. Beberapa bentuk permainan yang banyak
dilakukan adalah menonton tayangan televisi, games station dan game online.
Permainan yang dilakukan di dalam rumah lebih bersifat individual karena
permainan tersebut tidak mengembangkan ketrampilan sosial anak. Permainan
tradisional dapat diartikan bukanlah hanya sekedar alat penghibur hati, sekedar
penyegar pikiran, atau sekedar sarana olahraga. Tetapi permainan tradisional juga
menjadikan orang bersifat ulet, trampil, tangkas, cekatan, dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Tidak banyak pasangan mengabadikan foto pre-wedding mereka secara
sederhana dan menampilkan kesan tradisional. kebanyakan pasangan lebih senang
menampilkan kesan glamour. Konsep pre-wedding banyak yang menggunakan
gaya modern dan berkesan glamour. Bahkan, dengan menggunakan konsep-
konsep yang tradisional pun juga bisa digunakan sebagai foto pre wedding, justru
disisi lain dapat mengangkat sisi ciri khas dari masyarakat jawa.
Sekarang ini permainan tradisional mulai terpinggirkan dan tergantikan
oleh permainan modern yang berupa game online, toys, dan sebagainya. Anak-
anak sekarang memang tidak harus memainkan kembali permainan-permainan
tradisional. Namun paling tidak generasi muda saat ini bisa mengenalkan kepada
generasi muda lainnya. Tentu dengan harapan agar generasi muda sekarang bisa
mengenal sejarah kebudayaan nenek moyangnya, termasuk dalam lingkup
permainan tradisional dan akhirnya bisa menghargai karya dan identitas
bangsanya sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana.
Oleh karena itu penulis ingin menyajikan fotografi pre-wedding dengan
menggunakan konsep yang yang berbeda, sederhana, unik dan lebih menonjolkan
kesan tradisional pada konsep visual.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin mencoba mempresentasikan
konsep permainan tradisional agar menjadi konsep pre-wedding yang sangat
menarik dan tidak kalah dengan fotografi pre-wedding yang menggunakan konsep
glamour. Selain itu, penulis ingin menjadikan konsep permainan tradisional
sebagai fotografi pre-weeding yang dapat menginspirasi para pasangan agar
memiliki keinginan dalam berkonsep tradisional dan memperkenalkan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tradisionalan masyarakat jawa. Dengan demikian, penulis ingin mengonsep
sebuah karya fotografi pre-wedding yang berjudul “PERANCANGAN
FOTOGRAFI PREWEDDING DENGAN KONSEP PERMAINAN
TRADISIONAL”.
B. Pembatasan Masalah
Pola pembatasan masalah di sini ditambahkan bertujuan untuk
mendapatkan informasi materi, properti, alat serta agar pembahasan tidak
menyimpang dari menyimpang dari tujuan. Mengingat perancangan fotografi pre-
wedding dengan konsep permainan tradisional ini hanya berorientasi pada alat dan
tata cara permainannya, sehingga mampu menjadi karya fotografi pre-wedding
yang unik, creative, berbeda, sederhana dan menonjolkan kesan yang tradisional.
Adapun ragam permainan tradisional yang biasa kita jumpai di sekitar daerah
Yogyakarta misalnya dhakon, egrang bathok, bekelan, gasing, egklek, tiga jadi,
ancak-ancak alis. Namun disini penulis tertarik untuk mencoba mempublikasikan
konsep permainan tradisional agar menjadi konsep pre-wedding yang sangat
menarik dan tidak kalah dengan foto pre-wedding yang menggunakan konsep
glamour.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mempopulerkan keberadaan permainan tradisional kepada
masyarakat melalui fotografi pre-wedding dengan konsep permainan
tradisional?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagaimana menciptakan karya fotografi pre-wedding dengan konsep
permainan tradisional, seperti dhakon, egrang bathok, bekelan, gasing,
egklek, tiga jadi, ancak-ancak alis dengan baik sehingga menumbuhkan
kecintaan terhadap permainan tradisional?
3. Bagaimana menyajikan fotografi pre-wedding dengan konsep permainan
tradisional agar menjadi inspirasi bagi pasangan untuk lebih memperkenalkan
permainan tradisional?
D. Tujuan Perancangan
1. Membuat karya fotografi pre-wedding dengan menggunakan alat dan cara
permainan tradisional sebagai konsepnya sehingga dapat mengangkat
keberadaan permainan tradisional dan tetap menonjolkan nilai estetis sebuah
karya fotografi.
2. Menciptakan karya fotografi pre-wedding dengan konsep permainan
tradisional dengan baik dan memunculkan kesenangan dalam memainkan
permainan tradisional.
3. Menampilkan fotografi pre-wedding dengan konsep permainan tradisional
agar menjadi inspirasi bagi pasangan untuk lebih memperkenalkan permainan
tradisional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. FOTOGRAFI
1. Fotografi
Fotografi dari bahasa inggris photography, yang berasal dari kata yunani
yaitu photos yang berarti cahaya dan Graphos yang berarti melukis atau menulis.
Jadi, secara harfiah pengertian umum dari fotografi adalah proses melukis atau
menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi
berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media
cahaya ini adalah kamera (Rudiyant Syndicate, 2011:6)
Sekarang ini banyak orang menekuni fotografi awalnya sebatas hobi.
Namun, kebutuhan masyarakat yang membutuhkan media fotografi sendiri
menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Dunia mengenal fotografi landscape,
human interast, modeling photography, hingga wedding photography.
2. Fotografi wedding
a. Sejarah Fotografi Wedding
Praktek fotografi pernikahan sudah ada dan mulai tumbuh
sejak penemuan bentuk seni oleh Joseph Nicephore Niepce (5 maret
1765 – 5 juli 1873) adalah seorang penemu dari Perancis dan orang
yang paling dicatat sebagai penemu fotografi. Pada kenyataannya
bukti photo yang ditemukan tidak mendukung fakta tersebut, namun
pada tahun 1840 ditemukan bukti pernikahan dari Ratu Victoria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dengan Pangeran Albert, orang-orang mulai mengenal fotografi
pernikahan sehingga pada setiap pesta pernikahan selalu
menggunakan jasa fotografer. Jasa fotografer terkadang tidak
dianggap oleh orang-orang yang hadir dalam pesta pernikahan karena
orang-orang tidak suka pose di depan kamera. Sehingga pada jaman
itu fotografi pernikahan lebih menyerupai fotografi dokumenter
(http://wikipedia.com, diakses 26/04/2012).
Pada waktu itu karena fotografi masih hitam putih, fotografer
memaksimalkan pengaturan lampu flash untuk menghasilkan gambar
yang indah, namun karena dalam era tersebut peralatan fotografi yang
begitu besar sehingga tidak memungkinkan untuk dibawa ke sebuah
acara pernikahan , Sehingga orang mulai berpindah ke studio foto
untuk membuat sebuah foto pernikahan, meskipun tidak secara resmi
namun inilah awal tumbuhnya fotografi pre wedding.
Pada tahun 1990 perkembangan kamera digital mulai meluas
sejak kodak memproduksi sebuah alat yang dapat merubah kamera
konvensional menjadi kamera digital, dengan cara alat tersebut
diletakkan pada bagian belakang kamera tempat di mana film berada ,
jadi kamera tersebut tidak lagi merekam dengan menggunakan film
melainkan sebuah media perekam digital atau yang sekarang dikenal
dengan nama memory card. Pada awal tahun 1900 mulai dikenalkan
film warna, namun kualitasnya masih begitu jelek. Warnanya yang
tidak tajam serta gambarnya juga kadang memudar. Tahun 1936
sebuah perusahaan film dari Jerman yaitu agfa mengeluarkan film
warna Neue, yang merupakan bentuk awal dari film modern saat ini.
Saat itu pula merupakan perubahan dari fotografi pernikahan yang
menyerupai fotografi jurnalistik sudah benar-benar menjadi sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
fotogafi pernikahan (http://sejarah-weddng-fotografi.com, diakses
25/04/2012).
Pre wedding di Indonesia telah menjadi tren bagi pasangan
yang akan menikah. Di Indonesia bisa di bilang merupakan negara
yang mempopulerkan konsep ini, Karena di masyarakat yang tinggal di
belahan dunia barat mengenal fotografi pre wedding dengan istilah
spesifik yang diberi nama engagement photography. Di negara barat,
engagement photography adalah momen spesifik tepat menjelang
upacara atau resepsi pernikahan, saat pengantin dirias, panitia sibuk
mondar-mandir, keluarga besar tampak siaga, dan segala persiapan
acara diatur sedemikian rupa. Sedangkan di masyarakat kita, pre
wedding adalah kegiatan jauh sebelum hari-H, ketika pasangan hanya
ingin mengabadikan moment saat mereka berdua (Ardiyanto Nugraha,
2011:9).
b. Jenis Foto Pre Wedding
Foto pre wedding sendiri berdasarkan tempat pemotretannya
dibagi dalam dua kategori, yaitu foto pre wedding in door dan out
door.
1) Pre wedding in door
Pre wedding adalah fotografi pre wedding yang dilakukan di
dalam studio foto. Kelebihan dari pre wedding in door adalah kita
dapat membuat setting tempat dan pengaturan lighting sesuai
keinginan sehingga mampu membuat suasana yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
imajinasi kita. Kemudian lighting studio mampu kita rekayasa,
misalnya seberapa terang cahaya yang ingin kita berikan kepada
objek, arah cahaya juga bisa diatur sendiri. Walaupun dalam
pemakaian lighting studio membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
namun dengan melakukan foto pre wedding di studio kreatifitas
dalam membuat setting studio dapat kita atur sendiri sesuai konsep
dan imajinasi kita.
2) Pre wedding out door
Pre wedding out door adalah fotografi pre wedding yang
dilakukan di luar ruangan. Beberapa tempat yang sering dijadikan
tempat pemotretan antara lain di pegunungan, pantai, gedung-
gedung tua, tempat bersejarah, danau, tempat ibadah, dan lain-lain.
Kelebihan fotografi out door adalah tidak perlu menyeting tempat
namun tinggal memanfaatkan apa yang sudah ada, seseorang
tinggal mengatur komposisi pengambilan gambar, seperti mengatur
komposisi yang sudah ada di lokasi tersebut. Sedangkan
kekurangan dari fotografi out door adalah kita tidak bisa mengatur
intensitas cahaya maupun arah datang cahaya karena kita
menggunakan sumber cahaya alami, yaitu sinar matahari. Namun
hal tersebut dapat kita siasati dengan melakukan survey lokasi
sehingga kita mampu menentukan waktu serta tempat pemotretan
dengan tepat sehingga sesuai dengan yang kita harapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Selain pemilihan tempat yang harus diperhitungkan dalam
pembuatan fotografi pre wedding adalah kostum. Kostum yang
biasa digunakan adalah gaun, kebaya, dress untuk calon mempelai
wanita, sedangkan untuk laki-laki biasanya jas, kemeja, kaus
berkerah dan lain-lain. Namun semua itu kembali lagi ke konsep
yang akan digunakan dalam pengambilan foto pre wedding.
Properti pendukung juga sangat berperan penting misalnya
bunga, syal, balon, payung, gitar dan lain-lain. Selain
memperindah gambar, properti pendukung juga mampu
memberikan aksen tersendiri bagi karya fotografi pre wedding.
B. PENUNJANG FOTOGRAFI PREWEDDING
1. Costum
Pemilihan costum untuk fotografi pre wedding sangat berperan
penting dalam sebuah konsep pre wedding. Karena dapat menentukan
penampilan pasangan agar lebih terlihat terkonsep dan terlihat berbeda dari
sebelumnya.
2. Make up
Make up merupakan kompenen penting dalam fotografi pre
wedding. Karena dapat digunakan untuk mengubah wajah seseorang sesuai
dengan kebutuhan agar memunculkan kelebihan dan kekurangan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah sesuai
dengan konsep yang digunakan.
3. Tata Rambut atau Hair Style
Tatanan rambut juga harus menunjang penampilan saat
pengambilan foto akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mata yang
memandang. Tatanan rambut dapat diaplikasikan di berbagai macam
variasi. Namun, bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadiakan
moment pre wedding sebaiknya menata rambut sesuai dengan konsep
yang digunakan.
4. Properti
Penggunaan properti dalam fotografi pre wedding dilakukan agar
konsep yang diinginkan lebih pasti antara model pre wedding dan
properti sesuai yang diharapkan. Selain itu properti dapat berfungsi
sebagai pelengkap konsep dalam pemotretan pre wedding tersebut.
5. Memilih lokasi
Memilih lokasi merupakan kebutuhan yang utama setelah
menentukan konsep foto pre wedding. Pemilihan lokasi untuk dijadikan
pengambilan foto pre wedding sangat penting untuk kebutuhan
pemotretan. Tujuan memilih lokasi adalah untuk menguasai medan suatu
tempat agar kita tahu sudut-sudut pemotretan mana yang terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
C. PERMAINAN TRADISIONAL
Permainan tradisional sebagian besar berupa permainan anak itu adalah
merupakan bagian dari folklore atau cerita rakyat, disamping cerita rakyat, lagu-
lagu rakyat dan tari-tarian rakyat. Sedangkan permainan tradisional itu adalah
suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari jaman dahulu, yang telah
tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang
terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan
tiada bedanya. Permainan tradisional bukanlah hanya sekedar alat penghibur hati,
sekedar penyegar pikiran, atau sekedar sarana olahraga. Tetapi memiliki latar
belakang yang bercorak rekreaktif, kompetitif, paedagogis, magis dan religius.
Permainan tradisional juga menjadikan orang bersifat trampil, ulet, tangkas,
cekatan dan lain sebagainya. Permainan tradisional yang masih dikenal
masyarakat, antara lain:
1. Dhakon
Permainan dhakon atau congklak merupakan permainan yang
dimainkan oleh dua orang yang biasanya perempuan. Alat yang digunakan
terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu dengan panjang
sekitar 75cm dan lebar 15cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang
disebut induk. Di antara keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari
induknya berdiameter kira-kira 5cm. Setiap deret berjumlah 7 buah
lubang. Pada setiap lubang kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-
bijian sebanyak 7 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Cara bermainnya adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada di
lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian tersebut satu
persatu ke lubang yang dilalui termasuk lubang induk milik kita atau
lubang induk sebelah kiri kecuali lubang induk milik lawan, jika biji
terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain maka bijian tersebut
diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Begitu
seterusnya sampai biji terakhir jatuh ke lubang yang kosong. Jika biji
terakhir tadi jatuh pada lubang yang kosong maka giliran pemain lawan
yang melakukan permainan. Permainan ini berakhir jika biji-bijian yang
terdapat di lubang yang kecil telah habis dikumpulkan. Pemenangnya
adalah anak yang paling banyak mengumpulkan biji-bijian ke lubang
induk miliknya.
Permainan dhakon bukan hanya sekedar mengalahkan lawan
dengan menjatuhkan biji-bijian ke dalam lubang dhakon, tetapi permainan
ini mempunyai makna kecerdasan berhitung sangat diperlukan dalam suatu
permainan (Sukirman Dharmamulya, 2005:128).
(http://www.google.com/ refrensi/247-permainan-anak-tradisional.html diakses tanggal
24 febuari 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Egrang bathok
Selain mengenal egrang dari bambu, anak-anak masyarakat Jawa
masa lalu juga mengenal egrang bathok. Egrang jenis terakhir ini dibuat
dari bahan dasar tempurung kelapa yang dipadu dengan tali plastik atau
dadung. Fungsi utama sama, seperti alat dolanan lain, yakni diciptakan dan
dibuat untuk bermain bagi dunia anak. Dolanan egrang bathok tidak
terbatas untuk dimainkan oleh anak laki-laki, tetapi juga kadang dipakai
untuk bermain anak perempuan. Permainannya pun cukup mudah, kaki
tinggal diletakkan ke atas masing-masing tempurung, kemudian kaki satu
diangkat, sementara kaki lainnya tetap bertumpu pada batok lain di tanah
seperti layaknya berjalan.
Permainan engrang bathok bukan sekedar permainan individu atau
kelompok yang biasa dipakai untuk perlombaan. Namun, dibutuhkan
ketangkasan dan kecepatan dalam berjalan memainkan engrang bathok ini.
Pada saat ini permainan ini sudah sangat jarang dijumpai di lingkungan
masyarakat jawa. Belum tentu juga pasar tradisional ini menjual alat
permainan ini. Anak-anak sekarang memang tidak harus memainkan
kembali permainan-permainan tradisional, termasuk dolanan egrang
bathok. Namun paling tidak generasi tua saat ini bisa mengenalkan kepada
generasi muda sekarang. Tentu dengan harapan agar generasi muda
sekarang bisa mengenal sejarah kebudayaan nenek moyangnya, termasuk
dalam lingkup permainan tradisional dan akhirnya bisa menghargai karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan identitas bangsanya sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala
itu sangat sederhana.
(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/10-permainan-tradisional-anak-indonesia.htm diakses pada tanggal 14 April 2012)
3. Bekelan
Bekelan merupakan salah satu permainan yang menggunakan
media bola kecil terbuat dari karet yang dapat menghasilkan daya pantul
jika dilemparkan, dan ditambah beberapa biji buah tertentu ataupun
biasanya menggunakan kwuk atau suatu nama jenis kerang kecil yang mati
dikeringkan sebagai alat untuk memainkan permainan tersebut sebanyak
duabelas atau delapanbelas buah, biasanya dalam jumlah kelipatan enam.
Permainan ini dimainkan di atas lantai yang cukup datar dengan
jumlah pemain dua sampai lima orang atau lebih dan dapat dilakukan
sendiri atau berkelompok. Untuk memainkan permainan ini diperlukan
keahlian dan kelincahan untuk menangkap bola setelah dipantulkan,
permainan ini juga memerlukan pengaturan waktu dan strategi yang tepat.
Juga yang didapat dari permainan ini yaitu menimbulkan sikap lebih
cekatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/10-permainan-tradisional-anak-indonesia.htm diakses pada tanggal 14 April 2012)
4. Gasingan
Gasingan adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
keseimbangan pada suatu titik. Gasingan merupakan suatu mainan tertua
yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain
merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan
untuk ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, ada juga yang dibuat dari
plastik, bambu atau bahan-bahan lainnya. Kayu diukir dan dibentuk hingga
menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon,
sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali
gasing berbeda-beda tergantung pada lengan yang memainkan.
Permainan ini dimainkan di atas tanah atau lantai yang datar agar
saat gasing mulai dimainkan, gasing dapat berputar sesuai dengan poros
dan keseimbangan pada suatu titik. Untuk memainkan permainan ini
memerlukan pengaturan strategi yang tepat agar gasing dapat dapat
berputar lama. Selain itu, diperlukan tenaga untuk menarik tali pada gasing
agar dapat berputar lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(http://www.google.com/refrensi/247-permainan-anak-tradisional_files/a_003.htm
diakses pada tanggal 24 febuari 2012)
5. Yoyo
Yoyo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram
berukuran sama, biasanya terbuat dari plastik, kayu atau logam yang
dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan.
Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas
dan biasanya diberi kaitan. Permainan yoyo adalah salah satu permainan
yang populer.
Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari
tengah, memegang yoyo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan
mulus. Dengan menggerakan pergelangan tangan, yoyo dapat
dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung
dalam celah sumbu.
6. Tiga jadi
Menilik dari namanya, jelas bahwa permainan tradisional ini
memang menyerap dari bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jawa, berarti
“telu dadi”. Artinya, ketika ada tiga “gacuk” alat bermain yang berjajar
tiga atau baik horisontal, vertikal, dan diagonal artinya menang. Permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ini hampir mirip dengan permainan tradisional Jawa lainnya seperti mul-
mulan dan bas-basan.
Permainan Tiga Satu adalah sebuah permainan ringan, mudah, dan
sederhana. Bisa dimainkan di halaman rumah maupun di luar rumah,
asalkan tempatnya teduh. Lantai biasanya tempat yang paling cocok.
Namun jika terpaksa dimainkan di atas tanah juga tidak masalah.
Walaupun permainan ini cukup mudah dan tidak menguras tenaga bagi
yang bermain, namun membutuhkan konsentrasi dan taktik yang jitu.
Dalam permainan ini ada pemain yang kalah dan menang. Satu permainan
Tiga Jadi cukup dilakukan oleh dua anak yang saling berhadap-hadapan.
Alat yang dibutuhkan untuk bermain ini pun juga cukup
sederhana, karena hanya mengambil dari benda-benda alam sekitar, seperti
biji buah atau kecik, kerikil, kreweng, dan semacamnya. Kadang pula
memakain sobekan kertas, kardus, dan semacamnya. Setiap anak yang
bermain, sebaiknya mencari tiga buah gacuk atau alat bermain yang sama,
misalnya kalau krikil, krikil semua. Pemain lain bisa menggunakan kecik
semua. Tujuannya agar dalam permainan mudah membedakan gacuk
sendiri dengan gacuk lawan.
Untuk memainkan permainan ini diperlukan pengaturan strategi
yang tepat, kesabaran dan ketelatenan. Selain itu kedua pemain harus
membuat kesepakatan agar dalam bermain bersikap positif dan tidak
curang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/0.htm diakses pada tanggal 22 April 2012)
7. Ancak-ancak alis
Satu lagi permainan tradisional masyarakat jawa yang sering
dimainkan oleh anak-anak tanpa harus membutuhkan peralatan tetap, yaitu
ancak-ancak alis. Di zaman dulu, sebelum kemerdekaan bangsa indonesia,
permainan yang di iringi dengan lagu-lagu dolanan ini terkenal di berbagai
wilayah pedesaan di masyarakat pertanian jawa. Dolanan ini biasa
dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan sebaya. Tetapi kadang pula
anak-anak yang lebih besar pada jaman dulu masih suka memainkan
dolanan ini.
Permainan ini hanya memerlukan sebidang tanah sesuai dengan
jumlah pemain. Semakin banyak pemain semakin luas arena permainan
yang dibutuhkan. Di luar itu tidak diperlukan perlengkapan apa-apa. Selain
itu permainan ini menggunakan lagu pengiring tanpa instrumental.
Para pemain baik laki-laki maupun perempuan berkumpul satu
tempat yang telah ditentukan. Setelah siap pililah dua orang di antara
mereka, misal A dan B untuk berperan sebagai petani. Syarat-syarat umum
untuk berperan sebagai petani adalah keduanya sama-sama tinggi, sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kuat dan sama besar. Kedua petani tersebut kemudian memisahkan diri
untuk mengadakan perundingan yang tidak boleh diketahui oleh pemain
lainnya. Dalam perundingan tersebut mereka memilih nama untuk dirinya
masing-masing. Nama ini biasanya merupakan nama alat-alat petani
misalnya, garu, pacul, luku, arit dan sebagainya. Setelah menemukan
nama bagi mereka masing-masing, mereka kembali berkumpul dengan
pemain lainnya.
Permainan di mulai. Kedua petani A dan B berdiri berhadapan,
misalnya berdiri menghadap utara dan selatan. Keempat tangan mereka
diangkat ke atas dan keempat telapak tangannya saling menempel
sehingga seolah-olah membentuk sebuah pintu gapura. Kedua petani
tersebut selalu menggerakan tangannya dan saling bertepuk satu dengan
lainnya sambil menyanyikan lagu ancak-ancak alis.
Permainan ancak-ancak alis memang harus membutuhkan
kesabaran karena memerlukan waktu yang lama. Selain itu memerlukan
kekompakan dan kebersamaan dalam bermain, agar permainan
menyenangkan.
(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/10-
permainan-tradisional-anak-indonesia_data/tf.htm diakses pada tanggal 14 April 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. TARGET MARKET
Target market dari perancangan Fotografi Pre wedding dengan konsep
permainan tradisional ini meliputi:
1. Segmentasi Geografis
Tersegmen pada masyarakat yang berada di kawasan negara Indonesia.
2. Segmentasi Demogafis
a. Umur : 17-35 tahun
b. Jenis Kelamin : Perempuan dan laki-laki
c. Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan
d. Pendidikan : SMU dan perguruan tinggi
e. Sosial Ekonomi : Kalangan menengah dan menengah atas
3. Segmentasi Psikografis
Secara Psikografis tertuju pada para pasangan yang ingin membuat
foto pre wedding dengan menggunakan konsep yang berbeda yaitu dengan
konsep permainan tradisional agar terkesan lebih unik, creative, berbeda,
sederhana dan tradisional. selain itu juga dapat mengingatkan kita bahwa
permainan tradisional ini sudah mulai terpinggirkan terutama di kota-kota
besar.
4. Segmentasi Perilaku
Mampu menjadi konsep fotografi pre wedding yang paling
digemari oleh para pasangan yang ingin membuat foto pre
wedding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Merasa terkesan menggunakan konsep permainan tradisional
sebagai fotografi pre wedding.
Merasa senang ketika menggunakan alat dan cara permainan
tradisional.
E. TARGET AUDIENCE
Target audience adalah siapa saja yang nantinya akan melihat hasil karya
foto ini. Seluruh masyarakat yang berumur 17-35 tahun terutama masyarakat yang
menyukai fotografi, khususnya yang tertarik dengan foto pre wedding.
F. KOMPARASI
1. Alvin photography
Alvin photography memiliki system untuk menjaga kualitas produk
seni yang dihasilkan. Konsep yang ditawarkan unik, kreatif, dan tidak
monoton, dengan hasil yang optimal dan berkualitas. Alvin
photography selalu memperhatikan dan mempersiapkan setiap detail
untuk mendukung pemotretan.
(http://www.facebook.com/konsep-alvin-photography diakses tanggal 24
april 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
Pada proses penyusunan konsep karya yang rencananya dibuat oleh
penulis melalui media komunikasi visual, penulis memiliki dasar pemikiran atau
konsep bagaimana mempromosikan Coffee Table Book Fotografi pre wedding
dengan Konsep permainan tradisional pada khalayak umum, yaitu dengan
menonjolkan penyajian yang diaplikasikan dalam mendesain media promosi yang
menarik. Dapat terlebih dahulu menentukan antara lain:
1. Pendekatan Kreatif
Strategi konsep Coffee Table Book Fotografi pre wedding dengan Konsep
permainan tradisional menggunakan pendekatan information dan emotional.
Pendekatan information digunakan untuk menyampaikan informasi berupa
keterangan permainan tradisional. sedangkan, emotional secara psikologis
diterapkan karena dengan adanya Coffee Table Book ini, dapat menarik para
calon konsumen.
2. Positioning
Positioning yaitu mengacu pada tindakan diferensiasi sebuah merek di dalam
pikiran para konsumen terhadap dan melebihi para pesaing dalam hal atribut-
atribut dan manfaat-manfaat yang ditawarkan dan tidak ditawarkan oleh
merek (Keegan dan Green, 2005:250)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan
posisi yang baik di mata konsumen. Positioning merupakan strategi
penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang telah menjadi tujuannya,
yaitu dengan memperkenalkan keberadaan Coffee Table Book Fotografi pre
weddinng dengan Konsep permainan tradisional kepada khalayak sebagai
Coffee Table Book yang mampu memotivasi sepasang kekasih agar dapat
menciptakan konsep pre wedding sendiri. Maka itu, positioning adalah
menempatkan Coffee Table Book Fotografi pre wedding dengan Konsep
permainan tradisional dengan menampilkan tema yang berbeda dan tetap
menonjolkan kesan klasik.
3. Unique Selling Preposition (USP)
Unique Selling Preposition (USP) yang memiliki definisi faktor atau
pertimbangan yang disajikan oleh penjual sebagai alasan bahwa satu produk
atau layanan berbeda dari dan lebih baik dari pada kompetisi (kutipan dalam
www.enterpreneur.com, diakses 16/04/2012).
Ciri khas yang membedakan Coffee Table Book fotografi pre wedding dengan
konsep permainan tradisional ini, dengan yang lainnya adalah
pengkaryaannya yang memakai tema permainan tradisional dan berkarakter
klasik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Konsep Perancangan
Pada perancangan karya Tugas akhir ini suatu strategi perancangan
diperlukan suatu pemikiran atau gagasan yang tepat untuk dapat direalisasikan
menjadi sebuah media promosi yang komunikatif dan efektif. Dalam hal ini
fotografi sebagai media promosi diartikan bahwa fotografi dipakai sebagai
ilustrasi dan bisa menjangkau target audience yang didukung oleh berbagai unsur
grafis, seperti: typografi, ilustrasi, warna dan unsur-unsur pendukung lainnya,
sehingga fungsi dari promosi karya fotografi pre wedding dengan konsep
permainan tradisional pada masyarakat umum dapat digemari dan menjadikan
nilai seni yang artistik. Ada beberapa pokok pemikiran yang mengacu pada pola
dukungan dalam menciptakan desain secara menyeluruh. Unsur pendukung
tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Strategi Visual
Untuk memaksimalkan hasil karya perlu didukung dengan
penggunaan unsur-unsur pokok visual, seperti typography, layout, warna
serta unsur pendukung lainnya dan diterapkan pada media yang tepat.
a. Typography
Typography disini berkaitan erat dengan pemilihan jenis huruf
yang akan digunakan dalam merancang iklan media komunikasi
visual, sehingga mampu tampil menarik dan akan mudah menyiratkan
pesan atau gagasan yang akan disampaikan. Typography yang baik
mengarah pada keterbacaan dan menariknya desain huruf tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sehingga dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang
bersangkutan ( Frank Jefkins 1996:248). Huruf yang digunakan
adalah:
1. Curlz MT
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
0123456789
Pemilihan typography ini karena memiliki karakter dekoratif,
karena berupa garis lengkung organik selain itu, terkesan periang
apa adanya, menyenangkan, tidak kaku dan bersahabat. Sehingga,
dapat memperkuat tema foto yang akan ditampilkan.
2. Kunstler Script
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
0123456789
Pemilihan typography ini karena memiliki karakter dekoratif yang
unik, karena bentuknya menyerupai tulisan tangan, seperti goresan
kuas atau pena kaligrafi. Sehingga dapat memperkuat desain foto.
3. Arial
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
0123456789
Pemilihan typography ini dimaksutkan untuk mempermudah
pembaca media iklan yang berukuran kecil, karena dengan
menggunakan jenis typography seperti ini keterbacaannya tidak
terlalu sulit.
b. Ilustrasi
Pada sebuah media promosi tentunya harus terdapat sebuah
ilustrasi untuk lebih memperjelas apa yang hendak disampaikan
kepada masyarakat. Ilustrasi harus benar-benar menarik untuk
memenuhi fungsinya sebagai daya tarik, maka ilustrasi harus dominan.
Ilustrasi fotografi disini lebih menekankan pada pose model, cara
memainkan alat permainan tradisional serta suasana yang tercipta saat
pemotretan berlangsung.
c. Warna
Warna merupakan representasi bahasa komunikasi yang
disampaikan lewat indera pengelihatan. Warna juga merupakan unsur
yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan pengelihatan, sehingga
mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau
semangat (Adi Kusrianto, 2007:46), sehingga unsur warna memiliki
unsur penting dalam sebuah promosi karena warna merupakan salah
satu cara tersampaikannya pesan melalui komunikasi visual. Oleh
karena itu perancangan warna pada media promosi ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
beberapa sebab yaitu kesesuaian dengan tema. Beberapa yang
digunakan adalah:
1. Warna coklat tua
C: 63 M: 71 Y: 69 K:81
Warna ini mencerminkan kekuatan, dalam, elegan, klasik dan
mahal.
2. Warna kuning pastel
C: 1 M: 1 Y: 28 K: 0
Warna ini dapat mencerminkan sensual, modern dan menjadi
hidup.
3. Warna coklat muda
C: 21 M: 28 Y: 100 K: 10
Warna ini menimbulkan warna sederhana, membawa irama klasik,
berkarakter kuat untuk warna tradisional.
4. Warna putih
C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Warna ini mencerminkan kesucian, kebersihan dan ketidak
bersalahan.
2. Strategi Verbal
a. Kepala berita (headline)
Headline disebut juga sebagai judul atau kepala tulisan. Headline
dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup
memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya.
Suatu headline dapat memberikan rangsangan dan ketertarikan pada
pembaca agar bisa diminati dan dinikmati pembaca. Headline yang
digunakan adalah “Unique and Different” yang mencitrakan agar
sepasang kekasih bisa menampilakan akspresi senang pada momment-
momment saat bersama melalui media permainan tradisional.
b. Penjelasan Kepala Berita (sub headline)
Sub headline disebut juga sub judul headline merupakan
pernyataan tertulis untuk sedikit menjelaskan headline dan merupakan
jembatan penghubung antara headline dan body copy. Kalimat dalam
suatu sub headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna
oleh konsumen. Sub headline yang digunakan adalah
“Mengabadikan kebersamaan melalui permainan tradisional”. sub
headline ini digunakan agar lebih mempertegas headline sehingga
tujuan promosi dapat dengan baik kepada khalayak umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Teks atau body copy
Body copy merupakan kalimat-kalimat teks iklan yang akan
mengemukakan uraian pesan-pesan produk yang bersangkutan.
Bodycopy berfungsi menerangkan tentang produk sebenarnya yang
yang dapat dipertanggungjawabkan.
C. Media Plan dan Placement
Media adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan
dan menyebarluaskan pesan-pesan pada iklan. Strategi media yang diperlukan
agar pesan-pesan yang disampaikan dapat dirancang dan dilakukan dengan baik.
Maka promosi tersebut harus tepat dan terselesaikan dengan mempertimbangkan:
1. Media lini atas (Above the line)
Menurut Frank Jefkins (1996:86) media lini atas adalah media iklan luar
ruangan yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Sarana
media komunikasi massa yang menjadi sarana media lini atas antara lain
berupa iklan surat kabar, majalah, televisi.
2. Media lini bawah (Below the line media)
Merupakan jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi, walaupun
bersifat komersial tetapi tidak terikat kontrak atau sewa tanah. Terdiri dari
seluruh media selain media di atas, seperti kalender, sticker, cutting,
leaflet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Media lini atas
a. Surat kabar
Merupakan iklan yang berisi informasi tentang produk yang
ditawarkan. Surat kabar merupakan media yang memiliki
segmentasi pembaca dan daya jangkau area yang luas. Sehingga
konsumen dari luar daerah pun dapat mengetahui keberadaan
fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional
melalui coffee table book.
1) Desain media
Desain iklan koran ini menggunakan warna hitam putih yang
isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.
2) Penempatan media
Surat kabar kompas dengan spesifikasi iklan dimuat pada
space iklan 2 kolom (38 x 120 mm) dan dimuat selama 1
minggu.
b. Iklan majalah
Majalah adalah salah satu jenis dari media massa. Majalah terdiri
dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di
dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu
mesin cetak. Tidak ada ketentuan baku dalam penyusunan isi
sebuah majalah. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik
tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang
bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan
dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan
menarik.
1) Desain media
Desain iklan majalah ini menggunakan warna klasik yang
isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini
2) Penempatan media
Majalah wedding, seperti the wedding dan weddingku.
2. Media lini bawah
a. Coffee table book
1) Desain media
Coffee table book ini berisi tentang pre wedding dengan
berbagai konsep permainan tradisional. Dengan tebal buku 15
sheet dengan ukuran 15x40cm.
2) Penempatan media
Penempatan media ini di studio foto
b. Poster
Poster merupakan media yang mempunyai karakteristik penekanan
visual yang terlatak pada illustrasinya. Keunggulan poster adalah
kemampuannya untuk menampilkan ilustrasi visual dan warna
yang menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1) Desain media
Desain poster ini hanya berisi penjelasan mengenai coffee table
book fotografi pre wedding dengan konsep permainan
tradisional.
2) Penempatan media
Media poster ini nantinya ditempelkan di mall, salon, butik.
c. X-banner
1) Alasan pemilihan media
Sebagai informasi adanya pameran Coffee Table Book Fotografi
pre wedding dengan Konsep permainan tradisional.
2) Konsep
Dibuat dengan ilustrasi simple dengan body text penjelasan
tentang acara pameran.
3) Placement
Dipakai ketika open pameran.
1. Merchandise
a. Stiker
1) Alasan pemilihan media
Karena daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat
dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup
mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Konsep
Konsep dari stiker ini adalah lebih menonjolkan dari head line
yang akan disampaikan kepada khalayak.
3) Placement
Dibagi-bagikan pada saat diadakan pameran Coffee Table Book
Fotografi pre wedding dengan Konsep permainan tradisional.
b. Pin
1) Alasan pemilihan media karena selain sebagai media promosi yang
efektif, pin juga bisa dijadikan aksesoris.
2) Konsep
Konsep dari pin ini adalah lebih menonjolkan dari head line yang
akan disampaikan kepada khalayak.
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saat pameran.
c. Gantungan kunci
1) Alasan pemilihan media
Benda yang sering digunakan sehari-hari secara tidak langsung.
2) Konsep
Desain simple dengan menonjolkan headline fotografi pre wedding
dengan konsep permainan tradisional.
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saat pameran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d. Calender
1) Alasan pemilihan media
Media promosi yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat
bermanfaat bagi semua orang.
2) Konsep
Layout yang simple dan menarik.
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saat lounching.
e. Goodybag
1) Alasan pemilihan media
Seperti halnya stiker goody bag daya jangkauannya yang cukup
luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran
dan distribusinya cukup mudah.
2) Konsep
Sablon printing menggunakan ilustrasi yang simple dan
mencantumkan headline.
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saat pameran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
D. Teknik Pelaksanaan
1. Peralatan yang digunakan dalam proses perancangan adalah:
a. Camera digital
Kamera dengan system bidikan melewati lensa dibantu pantulan dari
cermin refleksi, sehingga antara bidikan dan hasilnya tidak mengalami
penyimpangan sudut.
Kamera yang digunakan dalam pengerjaan karya fotografi pre wedding
dengan konsep permainan tradisional ini menggunakan camera digital
merk Canon EOS 40D dengan lensa 28-135mm, 18-135mm, 50mm.
Kamera digital ini memiliki berbagai fasilitas sehingga bisa menggunakan
berbagai macam teknik dalam proses fotografi.
Spesifikasi camera: memiliki kualitas gambar 10 megapixel sehingga
dapat menampilkan gambar dengan bagus.
Kelebihan camera digital:
- Dapat diakses dengan cepat
- Lebih efisien
- Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan
- Memungkinkan pengolahhan dan penyuntingan yang jauh lebih
terkontrol
- Memiliki banyak fasilitas sehingga memudahkan dalam pengambilan
gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Reflektor
Reflektor digunakan untuk menghasilkan pantulan sinar sehingga dapat
mengenai objek secara tidak langsung. Reflektor terbuat dari gabus, kain
putih, atau berwarna emas dan silver. Reflektor mempunyai permukaan
yang dapat menghasilkan pantulan yang lembut dan menyebar sehingga
sinar yang dipantulkan tersebut tidak terlalu kuat.
c. Komputer
Dalam pengerjaan ini diperlukan seperangkat komputer. Komputer
merupakan seperangkat alat yang paling menunjang dalam proses
perancangan ini. Agar dalam pengerjaannya lancar, untuk itu diperlukan
komputer dengan spesifikasi yang tinggi agar dapat melakukan proses
editing dengan lancar.
2. Software yang digunakan
Software yang digunakan dalam proses perancangan fotografi pre
wedding ini antara lain: Adobe photoshop Cs 3, Adobe photoshop
lightroom 3 dan Corel Draw X4.
a. Adobe photoshop Cs 3
Photoshop merupakan program pengolahan gambar paling populer.
Memiliki banyak tool yang canggih dan sangat mudah digunakan.
Karena itu program photoshop dapat menunjang pengolahan foto
maupun desai grafis. Software ini juga memiliki berbagai macam
efek yang lebih menarik dan image dapat di simpan dalam berbagai
format.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Adobe photoshop lightroom 3
Merupakan software pengolahan foto yang masih satu keluarga
dengan Abode photoshop. Adobe photoshop lightroom 3 memiliki
kemampuan pengolahan warna, pencahayaan dan masih banyak
lagi. Penulis menggunakan software ini karena dapat membantu
penulis dalam mengatur pewarnaan dan pencahayaan pada foto.
Dengan software ini noise yang terjadi karena penggunaan ISO
yang tinggi dapat di kurangi (Scott Kelby, 2010: 190).
c. Corel Draw X4
Corel Draw merupakan software pengolahan gambar secara vector
den layouting sebuah desain. Dengan menggunakan corel draw
proses layouting desain promosi media penunjang fotografi pre
wedding dapat tercipta dengan baik.
3. Sudut pengambilan gambar
Sudut pengambilan gambar adalah pengambilan foto dengan posisi
kamera pada sebuah gambar yang memiliki angle atau sudut gambar
yang menarik.
a. Foto 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Pengambilan foto yang digunakan adalah foto yang sudah
dipakai dan digabungkan sehingga dapat menjadi yang
menarik.
b. Foto 2
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya alami dari
sinar matahari pada pagi hari. Model dibuat pada 2 kali foto
sesi yang berbeda lalu digabungkan menjadi satu halaman
pertama tentang isi coffee table book, yaitu tentang penjelasan
permainan dhakon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Foto 3
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari
pada pagi hari. Model diposisikan sedemikian rupa, sehingga
kesan yang dibaca dari foto yang disajikan ini adalah kedekatan
kedua model dengan latar belakang rumah tradisional.
d. Foto 4
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3) Kamera
Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari
pada pagi hari. Model diposisikan sejajar, sehingga kesan yang
dibaca dari foto yang disajikan ini adalah kedekatan kedua
model yang sedang bermain egrang bathok dengan latar
belakang bangunan kuno.
e. Foto 5
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari
pada waktu pagi hari. Pemilihan tempat pengambilan foto di
rumah kuno dimaksudkan untuk mendapatkan kesan foto ini
adalah tradisional. Dengan menampilkan model berpakaian
tradisional namun dengan menggunakan aksesoris sedikit
modern, sehingga model tidak terkesan biasa saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
f. Foto 6
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Memanfaatkan cahaya matahari dipagi hari, foto ini
memiliki pencahayaan yang halus, merata dari objek. Dengan
permainan tradisional bekel, kedua model menggunakan busana
tradisional, pose model diatur sedang memegang bola dan biji
bekel dengan saling memandang, sehingga terlihat
pengambilan foto ini memiliki kesan mencuri momment saat
kedua pasang kekasih sedang bermain.
g. Foto 7
Sudut pengambilan gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini memanfaatkan cahaya matahari pada pagi hari.
Dengan latar belakang dinding hitam dengan akar pohon yang
tertata. Sehingga dapat menampilkan background yang alami.
Walaupun pengambilan gambar dilakukan dari depan, wajah
model tetap terlihat sangat ceria dengan pengaturan pose yang
sedemikian rupa. Sehingga tidak mengurangi keindahan dari
tampilan yang disajikan.
h. Foto 8
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini mengambil setting rumah tradisional modern.
Pencahayaan foto ini dilakukan pada sore hari. Dengan olahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
warna sedemikan rupa, sehingga foto ini memiliki karakter
tersendiri.
i. Foto 9
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Gambar ini disajikan dengan menggabungkan tiga foto
yang digabung menjadi satu dengan latar belakang yang sama.
Maksud dari penggabungan tiga foto ini adalah untuk
memperkuat kesan yang akan disampaikan. Dengan pose yang
sederhana, kesan foto yang ditangkap foto ini adalah sebuah
kecerian walaupun deengan menggunaka media permainan
tradisional yang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
j. Foto 10
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini diambil dengan menggunakan pencahayaan di pagi
hari. Kesan yang ditampilkan foto ini kebersamaan dalam
bermain, walaupun dalam pengambilan gambar terdapat empat
orang anak, tetapi tidak mengurangi kesan pre wedding itu
sendiri.
k. Foto 11
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) Kamera
Pengambilan foto dilakukan pada pagi hari. Dengan
menggabungan dua foto yang dimaksudkan agar lebih terlihat
menonjol karena dalam foto ini menampilkan kebersamaan
seperti sebuah keluarga yang bahagia. Costum yang digunakan
terlihat lebih sederhana sesuai dengan kebutuhan permainan
yang sedang dimainkan.
l. Foto 12
m. Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Backgroud
2) Model
3) Kamera
Pemilihan latar belakang rumah tradisional sangat
menunjang dalam foto ini, karena tema yang di angkat adalah
permainan tiga jadi. Pengambilan gambar ini dilakukan pada
pagi hari dengan bantuan sinar matahari. Karakter wajah juga
yang diambil pada foto ini sangat menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
n. Foto 13
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Foto ini diabil dengan menggunakan pencahayaan pada
pagi hari. Kesan yang ditampilkan pada foto ini adalah karakter
calon pengantin perempuan yang sangat cocok dalam bermain
tiga jadi.
o. Foto 14
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pengelohan warna yang lembut dimaksudkan untuk
memberi kesan unik pada foto ini. Diambil dengan
menggunakan cahaya alami matahari pada waktu sore hari.
Pose model diatur dengan sedemikian rupa sehingga kedekatan
antar model terjalin dengan baik.
p. Foto 15
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Background
2) Model
3) Kamera
Gambar ini menggabungkan dua foto menjadi satu. Hal ini
dimaksudkan untuk membuat cerita tentang sepasang kekasih
yang sedang memperkenalkan permainan yoyo dengan khas
raut muka yang disajikan. Pengambilan foto dilakukan pada
sore hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
VISUALISASI
A. Rekomendasi Karya
Materi iklan yang dapat menunjang promosi Fotografi Pre Wedding
dengan Konsep Permainan Tradisional adalah media coffee table book, dengan
media penunjang: poster, iklan koran, iklan majalah, x-banner, pin, stiker,
calender dan goodybag.
B. Tumbnail atau Data Teknis Karya
1. Media Lini Bawah
a. Coffee Table Book
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 18mm
Shutter Speed : 1/60sec
Diafragma : f/8
ISO : 400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Lighting : Available Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Waduk tempuran Blora, Kraton Surakarta
Model : Dinsa, Risca, Bayu, Santi, Rio dan Selpha
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) cm
Penempatan media : Coffee Table Book pada cover
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 18mm
Shutter Speed : 1/60sec
Diafragma : f/9
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Kraton Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Model : Dinsa dan Risca
Typografi : Kunstler Script
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40 x 15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 1
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 52mm
Shutter Speed : 1/80 sec
Diafragma : f/7.1
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Pipit dan Santoso
Typografi : Curlz MT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 2
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 18mm
Shutter Speed : 1/60 sec
Diafragma : f/8
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Dinsa dan Risca
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 3
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 52mm
Shutter Speed : 1/80 sec
Diafragma : f/7.1
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Pipit dann Santoso
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 4
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 50mm
Shutter Speed : 1/250 sec
Diafragma : f/4.5
ISO : 200
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Bayu dan Santi
Typografi : Kunstler Script
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 5
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 50mm
Shutter Speed : 1/125 sec
Diafragma : f/5.6
ISO : 200
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Bayu dan Santi
Typografi : Culrz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 6
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 28mm
Shutter Speed : 1/80 sec
Diafragma : f/10
ISO : 200
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Home Stay Bluron, Blora
Model : Rio dan Selpha
Typografi : Kunstler Script
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 29mm
Shutter Speed : 1/125sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Home Stay Bluron, Blora
Model : Rio dan Selpha
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 29mm
Shutter Speed : 1/125sec
Diafragma : f/8
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Pipit, Santosa, David, Sensen, Manda dan VIVI
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 19mm
Shutter Speed : 1/125sec
Diafragma : f/7.1
ISO : 400
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Pipit, Santosa, David, Sensen, Manda dan VIVI
Typografi : Kunstler Script
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 18mm
Shutter Speed : 1/80sec
Diafragma : f/4.5
ISO : 500
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Dayu dan Kris
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 18mm
Shutter Speed : 1/80sec
Diafragma : f/5.6
ISO : 500
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Rumah
Model : Dayu dan Kris
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 21mm
Shutter Speed : 1/80sec
Diafragma : f/4
ISO : 250
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Home Stay Bluron, Blora
Model : Rio dan Selpha
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Kamera : Canon EOS 40D
Focal Length : 35mm
Shutter Speed : 1/80sec
Diafragma : f/6.3
ISO : 200
Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari
Lokasi : Home Stay Bluron, Blora
Model : Rio dan Selpha
Typografi : Curlz MT
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (40x15) mm
Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Poster
Keterangan:
1) Ukuran : 29,7x42 cm
2) Penempatan media : Di pinggir jalan raya, mading
3) Typografi : Kunstler Script
4) Visualisasi : Adobe Photoshop Cs3 dan Corel Draw X4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. X-benner
Keterangan:
1) Ukuran : 60x160 cm
2) Penempatan media : Di tempat opening pameran
3) Typografi : Kunstler Script
4) Visualisasi : Adobe Photoshop Cs3 dan Corel Draw X4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Media lini atas, meliputi:
a. Iklan Koran
Keterangan:
1) Ukuran : (76x127)mm
2) Penempatan media : Koran Kompas
3) Typografi : Kunstler Script
4) Visualisasi : Adobe Photoshop Cs3 dan Corel Draw X4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. Iklan Majalah
Keterangan:
1) Ukuran : 20x27,5 cm
2) Penempatan media : Majalah The Wedding
3) Typografi : Kunstler Script
4) Visualisasi : Adobe Photoshop Cs3 dan Corel Draw X4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3. Merchandise
a. Stiker
1) Media Bahan : vinil
2) Ukuran : 8x4 cm
3) Tipografi : Kunstler Script
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4
5) Realisasi : Sablon Printing
b. Pin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
1) Media Bahan : Art paper laminasi
2) Ukuran : 4x4 cm
3) Tipografi : Kunstler Script
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4
5) Realisasi : Sablon Press dan laminasi
c. Gantungan kunci
1) Media Bahan : Achrelic
2) Ukuran : 5x7 cm
3) Tipografi : Kunstler Script
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4
5) Realisasi : Achrelic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Calender
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1) Media Bahan : kertas Art paper
2) Ukuran : 21x 14,5 cm
3) Tipografi : Curlz MT
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4
5) Realisasi : Sablon Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
e. Goodybag
1) Media Bahan : Kain blaco
2) Ukuran : 30x25 cm
3) Tipografi : Curlz MT
4) Proses Visual : Coreldraw X4
5) Realisasi : Sablon Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa fotografi pre wedding tidak
hanya sekedar menampilkan foto berdua saja dengan konsep yang glamour.
Tetapi fotografi pre wedding bisa diaplikasikan melalui berbagai macam cara
dengan konsep unik dan berbeda sehingga bisa menangkap momment
kebersamaan.
Fotografi pre wedding sekarang ini berkembang sangat pesat, membuat
para fotografer menjadi bersaing untuk mendapatkan konsumen. Sehingga
perancangan fotografi Pre Wedding dengan konsep permainan tradisional,
penulis memilih Coffee Table Book sebagai sarana promosi kepada konsumen,
yang khususnya ingin membuat foto pre wedding. Dalam perancangan fotografi
pre wedding dengan konsep permainan tradisional, penulis dihadapkan dengan
berbagai konsep pre wedding yang kini menjadi kebutuhan yang sangat penting
bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadikan momment kebersamaan melalui
fotografi. Dengan coffee table book ini diharapkan dapat memperkenalkan
rancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional yang
sangat ini menjadi trend.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
B. Saran
Perancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional
dalam proses perancangan, diharapkan dapat di terima dikalangan khalayak
masyarakat. Dalam proses perancangan penulis mengalami keteerbatasan lokasi
dan media penunjang properti. Oleh karena itu tujuan utama dari perancangan
coffee table book melalui fotografi pre wedding dengan konsep permainan
tradisional dapat tersampaikan dengan baik.