Post on 20-Feb-2016
description
Ekskresi adalah proses pembuangan zat sisa metabolisme tubuh.
Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi ManusiaAlat ekskresi
• Ginjal • Paru-
paru• Hati• Kulit
Kulit Paru-paru
HatiGinjal
G I N J A L
Membuang zat sisa metabolisme
FungsiMengatur keseimbangan air dan garam di dalam tubuh
Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh
Mengatur tekanan darah dalam arteri
Letak disebelah kanan dan kiri tulang pinggang,, tepatnya pada bagian dorsal rongga perut
Ukuran
Panjang 10 – 12 cm
Lebar 5 – 6 cm
Berat 120 – 300 g
LapisanBag luar korteks ( kulit ginjal )
Bag tengah medula ( sumsum ginjal )
Satuan struktural dan fungsional terkecil ginjal / ren disebut “N E F R O N”
Bag dalam pelvis renalis ( rongga ginjal )
Ginjal
Struktur ginjal.
Kantung kemih
Ureter
Ginjal
Piala ginjalPelvis
MedulaKorteks
Nefron
Saluran penampung
Lengkung Henle
Saluran naik
Tubulus distal
Tubulus kontortus
Medula
Korteks
Kapsula Bowman
Glomerulus
Ginjal (2)
Nefron korteks dan nefron jukstamedula.
NEFRON
Terdiri atas
Badan malphigi
Tubulus
Terdapat di korteks ginjal
terdiri atasglomerulus
kapsula bowmen
Terdapat di medula ginjal
terdiri atas
kontortus proksimal
kontortus distal
kolektivus
DiantaraTCP dan TCD
Terdapat:
lengkung henle
bagian tubulus proksimal maupun tubulus distal di daerah korteks
bagian
Lengkung henle ascendens ( menanjak )
Lengkung henle descendens ( menurun )
Proses Pembentukan
Urin
Filtrasi
Yang disaring : darah
Hasil : urin primer / filtrat glomerulus
Tempat : badan malphigi
Pada urin primer tidak ditemukan protein
Reabsorpsi
Cairan asal : Urin primer
Tempat : tubulus contortus proksimal
Hasil : urin sekunder
Augmentasi
Cairan asal : urin sekunder
Tempat : tubulus contortus distal
Hasil : urin
Faktor yang mempengaruhi produksi urin
EmosiKonsentrasi darahSuhuZat-zat diuretik/ hormon ADH
(anti deuritik hormon)
Mekanisme Filtrasi
Darah masuk keglomerulus
Tekanan darah menjadi tinggi
Hal ini mendorong cairan melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus
Menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi
Masuk ke dalam ruang kapsula bowman
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula bowmandisebut filtrat glomerulus / urin primer
Filtrat Glomerulus
mengandung
zat berguna
zat tidak berguna
glukosa
mineral
asam urat
kreatinin
urea
Mekanisme Reabsorpsi
urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal
• Terjadi reabsorpsi
glukosa dan ion Na+
• Terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara
pasif• Filtrat yang bersifat isotonis menuju
lengkung henle
Dilanjutkan di tubulus kontortus
distal
• Reabsorspsi air yang dikontrol hormon
ADH• Reabsorbsi Ca2+ yang dikontrol
parathormon•
Reabsorbsi Na+ dan K+
yang dikontrol hormon
aldosteron
hasil Urin sekunder
Urin sekunder
mengandung air garam, urea dan pigmen empedu bilirubin
Mekanisme Augmentasi
penambahan zat yang tidak berguna seperti ion H+ dan K+ untuk diekskresikan ke dalam urin sekunder
menghasilkan urin sesungguhnya dan berlangsung di tubulus kontortus distal
urin menuju tubulus kolektivus dan dibawa dr Pelvis Renalis ke vesika urinaria ( kandung kemih ) melalui ureter
apabila jumlah urin telah melebihi daya tampung vesika, maka urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra
Pengaruh hormon ADH dalam proses pembentukan urin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin: • Hormon antidiuretik
(ADH) • Hormon insulin• Jumlah air yang diminum
P A R U - P A R U
menghasilkan zat ekskresi berupa gas CO2 dan H2O melalui proses pernapasan
pada alveolus paru-paru terjadi pertukara gas O2 dan CO2 secara difusi
Mekansme Paru-paru / Pulmo
O2 + Hemoglobin
Membentuk Hb(O2)4dikatalisis oleh enzim
2,3-difosfogliserat
dibawa ke jaringan untuk diolah menjadi energi
dalam bentuk ATP
menghasilkan CO2 dan H2O
bereaksi membentuk
H2CO3
dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase
H2CO3 terionisasi menjadi H+ dab
HCO3
diangkut melalui darah menuju
paru-paru
menuju kapiler
paru-paru
H2CO3 diuraikan menjadi CO2 dan
H2Odiekskresikan ke atmosfer melalui hidung
H A T I
fungsi
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
tempat berlangsungnya sintesis proteindetoksifikasi racun yang dibawa oleh darhtempat berlangsungnya sintesis protein tertentu
merombak eritrosit yang telah tua dengan she histiosittempat pembentukan urea
peran sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan cairan empedu
merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim arginase yang berfungsi menguraikan asam amino arginin menjadi asam ornitin
dan urea
Cairan Empedu
cairan berwarna kehijauan dengan pH sekitar 7 – 7,6mengandung kolesterol,, garam mineral,, garam empedu dan pigmenyang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantung empedu ( vesika telea )dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan
mengubah zat yg tidak larut dalam air menjadi zat yg larut dalam airmembantu daya absorpsi lemak pada dinding usus
Hati
Hati dan bagian-bagiannya.
Fungsi ekskresi hati adalah menghasilkan empedu.
Mekanisme Hati / Hepar
sel darah merah yang telah tua
dan rusak
dirombak dalam hati
oleh histiosit
Hb dirombak menjadi
hemin dan globin
hemin dirombak menjadi zat besi dan zat warna empedu
(bilirubin dan biliverdin)
zat warna empedu dikeluarkan ke
duodenum
dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat
globin digunakan lagi untuk metabolisme
protein / pembentukan Hb baru
STRUKTUR KULIT 1. Epidermis (kulit ari)
Terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum germinativum.
2. Dermis Terdapat pembuluh
darah, akar rambut, ujung saraf, kel.minyak, dan kel.keringat.
K U L I T
fungsi
alat ekskresi, yaitu mengeluarkan keringat
pengatur suhu tubuh, yaitu melalui penguapan
tempat menyimpan cadangan makanan, yaitu lemak
mengurangi penguapan air
melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, zat kimia dan kuman
indra peraba yang dapat merasakan sentuhan dan rasa sakit
struktur
epidermis( kulit ari )
dermis / korium( kulit jangat )
epidermis( kulit ari )
stratum korneum
merupakan jaringan mati yang tersusun dari berlapis-lapis jaringan sel pipih
sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya
fungsi : melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit
stratum lusidum merupakan lapisan yang mengandung pigmen melanin
stratum granulosum
stratum germinativum fungsi : degenerasi sel kulit lama
dermis / korium( kulit jangat ) terdapat
pembuluh darah
akar rambut
ujung rambut
kelenjar minyak ( glandula sebassea )
kelenjar keringat ( glandula sudorifera )
K E L A I N A N
GINJAL ( REN )
sebabserangan bakteri
tumor
abnormalitas bentuk
gangguan
albuminuria jika protein albumin ditemukan pada urin
batu ginjal pengendapan garam kalsium pada ginjal
diabetes insipidus kekurangan hormon ADH
glikosuria jika glukosa ditemukan pada urin
hematuria jika eritrosit ditemukan dalam urin
ketosis jika keton ditemukan dalam darah
nefritis jika terdapat kerusakan pada bagian glomerulus ginjal
PARU - PARU
sebab
infeksi bakteri
virus
asbes dan silika
gangguan
TBC
pleuritis
silikosis
edemaparu
HATI
hepatitis sebab virus hepatitis
penyakit kuning sebab penyumbatan saluran empedu
kanker hati sebab bermula dari peradangan yang mengganggu fungsi hati yang menyebabkan ganguan pada sistem ekskresi
Paru-paru
Paru-paru dan bagian-bagiannya.
Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan uap air.
KULIT
kudis sebab infeksi oleh tungau
gangren sebab matinya sel-sel kulit karena tidak mendapatkan suplai makanan karena berhentinya aliran darah
jerawat sebab gangguan kronis pada kelenjar minyak dikulit,,
terutama wajahTerjadi karena sumbatan kotoran pada pori-pori
kulit, yang dapat menimbulkan infeksipanu sebab infeksi jamur Malassezia furfur
Kulit
Kulit dan bagian-bagiannya.
Kulit mengeluarkan zat sisa berupa keringat.
S I S T E M E K S K R E S I H E W A N
Protozoa vakuola kontraktil
Porifera sistem pori, zat sisa dikeluarkan lewat oskulum
Cacing pipih protonefridium
Cacing tanah sepasang nefridium,, kulit dan anus
Serangga tubulus malphigi ( buluh malphigi )
Ikan ginjal opistonefros
Amfibi paru-paru, ginjal, hati, kloaka, kulit
Reotil sepasang ginjal metanefros
Aves sepasang ginjal metanefros
Kelainan dan Penyakit pada sistem Ekskresi Manusia
Lokasi dapat ditemukannya batu ginjal.
Gangguan dan kelainan ginjal: • Gagal ginjal dan uremia• Nefritis• Diabetes insipidus• Diabetes melitus• Albuminaria• Kencing batu
Keadaan ginjal penderita uremia.
TBC paru-paru Pleuritis Silikosis Edama paru
Semua disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi bakteri, virus, asbes dan silika.
Kelainan pada paru-paru
Hepatitis Penyakit kuning Kanker hati
Kelainan pada hati
KudisDisebabkan infeksi oleh tungau.
GangrenMatinya sel-sel kulit karena tidak mendapatkan suplai makanan karena berhentinya aliran darah.
JerawatGangguan kronis pada kel.minyak di kulit.
PanuDisebabkan oleh infeksi jamur malassezia furfur.
Kelainan pada kulit
Technology yang berhubungan dengan sistem ekskresi
Hemodialisis◦ adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi gingjal, baik akut maupun kronik. Perinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup.
Peritoneal Dialis (Cuci Rongga Perut) ◦ Penyakit ginjal kronik yang sudah masuk stadium 5 dengan
gejala dan tanda uremia memerlukan terapi pengganti ginjal, seperti dialisis atau transplantasi. Dialisis terdiri dari hemodialisis dan dialisis peritoneal. Dialisis peritoneal dilakukan dengan menggunakan peritoneum sebagai membran semipermeabel. Darah yang mengalir pada pembuluh di peritoneum dialirkan dengan cairan dialisat di kavum Douglasi dan diharapkan akan terjadi ultrafiltrasi. Sedangkan hemodialisis secara langsung mengalirkan darah pembuluh ke dalam mesin untuk disaring dengan membrane dan cairan dialisat. Dialisis peritoneal merupakan teknik yang masih dipakai di beberapa rumah sakit karena tidak membutuhkan peralatan canggih seperti hemodialisis, dengan biaya yang relatif murah. Namun, tidak semua kasus dapat diatasi dengan dialisis peritoneal. Terapi ini terutama digunakan untuk gagal ginjal akut, pediatrik, geriatrik, atau pasien gawat darurat. Untuk kebanyakan kasus gagal ginjal, hemodialisis lebih optimal untuk dilakukan.
Zat-zat racun yang terlarut di dalam darah akan pindah ke dalam cairan dialisat melalui selaput rongga perut (membran peritoneum) yang berfungsi sebagai “alat penyaring”, proses perpindahan ini disebut Difusi.
Cairan dialisat mengandung dekstrosa (gula) yang memiliki kemampuan untuk menarik kelebihan air, proses penarikan air ke dalam cairan dialisat ini disebut Ultrafiltrasi.
Langkah ke-1.Pengeluaran cairanCairan dialisat yang sudah mengandung zat-zat racun dan kelebihan air akan dikeluarkan dari rongga perut dan diganti dengan cairan dialisis yang baru. Proses pengeluaran cairan ini berlangsung sekitar 20 menit.
Proses Penggantian Cairan DialisisProses ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat (± 30 menit). Terdiri dari 3 langkah:
Langkah ke-2.Memasukkan cairanCairan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut melalui kateter. Proses ini hanya berlangsung selama 10 menit.
Langkah ke-3.Waktu tinggalSesudah dimasukkan, cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 4-6 jam, tergantung dari anjuran dokter.
Protozoa.◦ Sisa metabolisme dikeluarkan secara
melalui membran sel secara difusi. Amoeba memiliki alat ekskresi berupa vakuola berdenyut(vakuola kontraktil).
Sistem Ekskresi Pada Hewan
◦ Memiliki sistem pori sebagai keluar masuknya air, gerakan air dikontrol oleh sel khusus yang memiliki flagel yang disebut koanosit. Kemudian di ekskresikan melalui oskulum.
Porifera
◦ Sisa metabolisme dikeluarkan melalui protonefridium atau sel api, sel api menyerap sisa metabolisme kemudian mengalirkannya ke duktus ekskretorius
Cacing Pipih.
◦ Sistem ekskresi berupa sepasang nefridium. Nefridium berbentuk seperti tabung yang terdapat disetiap segmen tubuhnya. Pangkalnya terbuka dan berbentuk corong silia disebut nefrostom. Ujung lainnya disebut nefridiofor
Cacing tanah.
Serangga.◦ Alat ekskresi berbentuk bulu-bulu halus berwarna
kekuning-kuningan yang disebut dengan tubulus malphigi. Zat sisa metabolisme diserap dari jaringan oleh buluh malphigi bagian ujung distal. Cairan kemudian diteruskan ke buluh malphigi bagian proksimal.
◦ Alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefron. Tubulus mengalami modifikasi menjadi duktus eferens yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Mekanisme excresi pada ikan tawar dan laut beda.
Ikan (Fish)
◦ Amfibi memiliki alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal, hati, kloaka dan kulit.
Amphibian
◦ Adalah sepasang ginjal metanefros. Hasil ekskresi reptil berupa asam urat. Dibandingkan amfibi reptil hanya membutuhkan sedikit air untuk membilas sisa nitrogen karena zat sisa metabolisme dikeluarkan dalam benruk asam urat. Asam urat dikeluarkan dalam bentuk pasta (bubur).
Reptil
◦ Berupa sepasang ginjal. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak mempunyai vesika urinia. Tubulus ginjal burung lebih banyak daripada mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Setiap 1mm jaringan korteks ginjal burung mengandung 100-150 tubulus.
Aves
Sistem Ekskresi Vertebrata
Pada vertebrata, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui ginjal.
Ginjal pada ikan. Ginjal pada reptil. Ginjal pada burung. Ginjal pada katak.
Sistem Ekskresi Invertebrata
Sistem ekskresi cacing pipih
Pada cacing pipih, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui sel api dan nefridiofor.
Sistem ekskresi cacing tanah
Pada cacing tanah, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui nefrostom dan nefridiofor.
Sistem ekskresi serangga
Pada serangga, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui pembuluh Malphigi.
Proses ekskresi pada serangga.