ECSTASY

Post on 23-Jan-2016

64 views 0 download

description

ECSTASY. Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA) Menyebabkan adiksi kuat diawasi ketat:  hanya untuk IPTEK medis Pengguna ilegal no 2 setelah canabis Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam. MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ECSTASY

-Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA)- Menyebabkan adiksi kuat- diawasi ketat: hanya untuk IPTEK medis- Pengguna ilegal no 2 setelah canabis- Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam

MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY

ECSTACY MERUSAK RESEPTOR SEROTONIN

NEURO CHEMICAL

MENGATUR:- Emosi Terminal axon (mengandung serotonin)- berpikir- memory- tidur Serotonin bebas

Terikat transporter

serotonin aktif dalamreseptor meningkatMengganggu

1 jam

Effek ecstasy pada otak

Sel serotonin

Neuron serotonin

Reseptor serotonin dilihat secara elektron mikroskopik

Pengaruh ecstacy

Otak Sel saraf dan bagiannya

Terminal serotonin yang memanjang, lingkaran merah adalah sinapsis

. Didalam terminal axon bentuk kantong kecil (vesicel) mengandung molekul serotonin. Bila ada arus listrik datang ke axon, vesicel melekat pada lapisan luar dari terminal axon dan mengeluarkan serotonin kedalam sinapsis.

. Gambaran dalam terminal axon serotonin. Vesicel yang mengambang dipermukaan menempel pada membran dan mengeluarkan serotonin dalam sinapsis.

Sinapsis diperbesar, menunjukkan beberapa molekul serotonin mengambang

. Foto elektron mikroskop dari sebuah terminal axon serotonin, sebuah dendrit (dibawahnya) dan sinapsis diantaranya

. Gambar diperjelas dari proses pembebasan serotonin kedalam sinapsis.

Satu jam setelah mengkonsumsi ecstasy. Vesicel membebaskan sejumlah besar serotonin kedalam sinapsis.

Serotonin reuptake transporter. Bersamaan dengan pengikatan dendritik reseptor, molekul serotonin juga mengikat reuptake transporter pada membran axon. Transporter tersebut mengambil molekul dan dibawa kembali pada terminal axon.

Ecstacy menyebabkan terjadinya pembebasan serotoninMDMA masuk kedalam terminal axon langsung terikat dengan reuptake transporterMDMA mempunyai afinitas lebih tinggi daripada serotnin, menyebabkan serotonin terbebaskan kedalam axon

Mono amine oksidase memecah serotonin. Sekitar 3 jam setelah mengkonsumsi ecstasy, transporter serotonin mengambil serotonin dari sinapsis, tetapi masih banyak serotonin aktif dalam reseptor, sehingga penderita masih mengalami efek dari obat tersebut.

Pengaruh ecstasy mulai menurun. Sejumlah reseptor serotonin aktif berkurang, menyebabkan jumlah serotonin berkurang dalam sinapsis. Hal tersebut artinya penderita mulai kembali ke kondisi normal. 

Kembali ke kondisi normal. Bergantung pada seberapa banyak MDMA dikonsumsi, penderita akan kekurangan serotonin, sehingga hanya sedikit reseptor yang aktif daripada sebelum mengkonsumsi ecstasy. Hal inilah yang menyebabkan penderita ingin mengkonsumsi lagi, karena ia mengalami perasaan depresi. 

.Memproduksi serotonin baru. Sel serotonin otak memproduksi serotonin bila asam amino 5-hydroxy tryptophan (5-htp) masuk kedalam sel dan akan berhuibungan dengan enzim dekarboksilase. Sekali masuk dalam axon, dekarboksilase 5-htp berubah bentuk menjadi serotonin dimana ia masuk kedalam vesicel.

Gangguan regulasi reseptor yang menyebabkan “ecstasy related-depression”. Otak dibentuk untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sekali otak terpengaruh ecstasy, reseptor serotonin menjadi hiperaktif disebabkan molekul dari serotonin, mereka mungkin kembali kemembran dendrit.

Dopamin dan serotonin tinggal sedikit dan reuptake transponder kosong, menyebabkan terminal axon degenerasi

Pengaruh lain:

-Terjadi depresi, Kerusakan otak- Gelisah, Tidak dapat tidur

-Nausea, keringat dingin-Kerusakan hati- Lambat berpikir-Gangguan sistem memory susah mengingat-ingat/berpikir-Menyendiri Prestasi kerja atau sekolah menurun

Laboratorium produksi dan Analisis Narkoba

Pembuatan Narkotik dan Psikotropika:

Laboratorium Clandesteine (lab. Ilegal), jenisnya:1. Laboratorium ekstraksi2. Laboratorium konversi3. Laboratorium synthesis4. Laboratorium pembuat tablet5. Laboratorium multi-proses

laboratorium

• - Lokasi:

• 1. Tetap

• 2. Berpindah-pindah

• - Bahan:

1. Precursor: Efedrin, Pseudo-efedrin, obat saraf pusat, codein,cocain, morfin, coca dsb.

2. Reagen (asam – basa): asam asetat, as.hydrokarbonat, NaOH, KOH dsb.

3. Katalis: Mg, Li, Pb, Pd, Ni

4. Solvent: aseton, kloroform, dietyl ether, benzen, toluen, metanol dsb.

5. Gas: Nitrogen, hidrogen, amoniak, HCl, butane/propan

Prinsip analisis

1. Metode skreening: Menunjukkan golongan obatnya

a. Rapid test dipstick, catridgeb. Radioimmunoassay (RIA)c. Enzim multiplied Immunoassay (EMIT)d. Fluorescenc polarization immunoassay (FPIA)

2. Metoda konfirmasi:a. Kromatografi lapis tipis (TLC)b. Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)c. kromatografi gas mass spektrometry (GC-MS)

Prinsip: Ekstraksi sampel (urine)Larutkan dalam senyawa yang mudah menguap

baca pada alat

C. Bahan contoh (barang bukti)

1. Bahan mentah dan olahan:a. Dipisah menurut jenisnya:

- Tanaman- serbuk/ bubuk/ tablet

b. Tanaman dikirim lengkap-batang- daun- biji- bunga

c. Barang bukti dikirim semua ( bila dalam jumlah yang sedikit)

• 2. Bahan biologik (darah, urine, jaringan )

• a. Periode waktu pengambilan

• - Urine: - waktu dalam hari

• -jumlah : 25 – 50 ml

• - darah: - waktu dalam jam

• - jumlah: - darah 10 ml

• - serum 5ml

• b. Cara penyimpanan (wadah disegel dan dilabel setelah pengambilan)

• - serum : dalam vial, botol tertutup rapat

• - darah: vial dengan antikoagulan tertutu rapat

• - urine: botol plastik tertutup rapat

• Semua sampel ditaruh dalam wadah dingin (termos) selama dalam perjalanan kemudian

• taruh dalam pendingin –20oC. dalam lab sebelum diananalisis

Penyidikan kasus yang berhubungan penggunaan obat bius (DRE)

(hal. 86)

• Tersangka melakukan kelalaian waktu bekerja?

• Bila ya, kelalaiannya berhubungan dengan obat bius?

• Bila ya, termasuk golongan obat bius yg mana? Dan adakah hubungannya dengan kelalaian tersebut?

Hasil positif palsu pada uji biologik, darah urine dan jaringan lain(hal 87)

• Obat analgesik Marijuana

• Obat semprot hidung amfetamin

• Obat batuk (vicks44) opiat

• Obat flu methadon

• Antibiotik kokain

Kasus uji positif palsu (hal 88)

1. Kecelakaan pekerja bangunan» Positif opiat/morfin

2. Kecelakaan lalu lintas» Positif amfetamin

USAHA PENANGGULANGAN KECANDUAN (hal.59)

• 1. Secara tidak langsung:

• Memperbaiki sistem pemerintahan yang stabil dan aman

• Memperbaiki sistem perekonomian rakyat• Memperluas lapangan kerja• Meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dalam dunia pendidikan• Penegakan hukum yang benar-benar adil

dan merata

• 2. Secara langsung:

• Meningkatkan kewaspadaan petugas imigrasi baik di bandara maupun pelabuhan terhadap kemungkinan terjadinya penyelundupan obat bius

• Pengawasan secara ketat peredaran obat bius yang dijual diapotek maupun toko obat

• Pengawasan cukup ketat terhadap penjualan minuman keras berkadar alkohol tinggi, baik di supermarket maupun toko-toko agen penjual minuman keras

• Menangkap penjual, pengedar dan pengguna obat bius untuk diadili sesuai dengan tingkat kesalahannya dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku

• Melakukan rehabilitasi medik dan psikiatrik terhadap orang yang menderita ketergantungan obat.

IDENTIFIKASI MASALAH(hal. 60)

• Kecanduan obat dalam anggota keluarga:• a. Orientasi pengobatan• - Pindah tempat: Pekerjaan, sekolah,

menjauhi lingkungan yang buruk• - Tinggal ditempat yang nyaman, diawasi

anggota keluarga sendiri• - Kemauan yang kuat untuk berhenti

mengkonsumsi (terutama pada saat putus obat)

• b. Detoksifikasi• - Perlu dirawat dirumah sakit dengan

pengawasan medis dalam program “narcotic anonymus”

• - Pemberian obat substitusi (terutama pada saat menunjukkan gejala putus obat)

• c. Narcotic anonymus• - Dibentuk suatu komunitas pecandu untuk

bebagi pengalaman• - Disponsori oleh LSM atau pemerintah

yang terkait• - Memisahkan kebiasaan lama menuju

kebiasaan yang baik

• Kecanduan obat pada wanita• a. Potensi adiksi dan prostitusi• - Menjadi pelacur kemudian

kecanduan• - Kecanduan kemudian menjadi

pelacur• b. Resiko tertular HIV• - Penggunaan obat melalui injeksi

yang bergantian• - Resiko berganti pasangan

Penyalahgunaan obat dan aturan perundangan

• Malaysia: seseorang yang memiliki, menggunakan, membawa, mengimport, mengekspor, memproduksi

• dan menanam obat yang terlarang akan dijatuhi hukuman 2 tahun sampai hukuman mati.

• Singapura: akan diberlakukan hukuman mati bagi seseorang yang memiliki: 30 g atau lebih morfin,

• 15 g atau lebih heroin, 1,2 Kg atau lebih opium, 30 g atau lebih kokain, 500 g atau lebih kanabis,

• 200 g atau lebih kanabis resin (minyak kanabis), 250 g atau lebih ecstasy atau ice dan 1000 g atau lebih

• kanabis campur

• 3. Thailand: hukuman penjara sampai hukuman mati bagi seseorang yang kecanduan atau

• membawa obat bius.

UU no 22 dan no 5

• 4. Indonesia:• undang-undang mengenai narkotika nomer 22 tahun 1977 • sebagi pengganti undang-undang nomer 9 tahun 1976,• karena kejahatan narkotika telah bersifat transnasional

dan kejahatan narkotika dilakukan • dengan menggunakan modus operandi yang tinggi dan

teknologi yang canggih. • Dimana dalam perundangan tersebut: Barang siapa

menanam, memiliki, menyimpan • atau menguasai narkotika Golongan I yang didahului

dengan permufakatan jahat dapat • dipidana penjara seberat-beratnya 12 tahun dan denda

sebanyak- banyaknya 750 juta rupiah. • Disamping itu pada tahun yang sama diberlakukan undang-

undang tentang psikotropika nomor 5 tahun 1977.• Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa:

Barang siapa menggunakan, memproduksi, • mengedarkan, mengimpor psikotropika Golonga I, secara

terorganisir, • akan dipidana mati atau seumur hidup atau penjara 20

tahun dan denda sebesar 750 juta rupiah.

Pengobatan (hal. 73-80)

• Satu jenis pengobatan kurang sesuai:

• Kemauan yang kuat penderita

• Pendekatan individu, keluarga, tempat kerja dan masyarakat

• Pemberian obat substitusi

• Pengobatan alternatif

• Fisik

• akupunktur