Post on 08-Dec-2016
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 25 TAHUN 2014
TENTANG
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima-Pakupatan, Curug-Serang Banten
DAFTAR ISI
Peraturan Gubernur Banten Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 ......................................
1
Lampiran I. Pokok-pokok Perubahan RKPD Provinsi Banten
Tahun 2014 .......................................................................................... 8
Bab I. Pendahuluan ........................................................................................ 8
1.1 Latar Belakang .................................................................... 8
1.2 Dasar Hukum Penyusunan .................................................................... 11
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 13
1.4 Dasar Pertimbangan Perubahan RKPD Provinsi
Banten Tahun 2014 ...............................................................................
14
1.5 Gambaran Arah Kebijakan Keuangan Daerah,
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka
Pendanaan .............................................................................................
15
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 31
Bab II. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD
Tahun 2013 dan 2014 sampai dengan Triwulan II ................................. 32
2.1 Evaluasi dan Capaian Kinerja Pelaksanaan Urusan,
Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013 .............................................. 32
2.2 Evaluasi Tahun 2014 Sampai Dengan Triwulan II .................................. 65
Bab III. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah dalam
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 ...................................... 97
Bab IV Penutup ................................................................................................ 99
4.1 Kaidah Pelaksanaan .............................................................................. 99
4.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Pembangunan .........................................................................
100
Lampiran II. Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas
Daerah dalam Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 ................
103
- 1 -
GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 25 TAHUN 2014 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANTEN,
Menimbang : a. bahwa rencana kerja pemerintah daerah menjadi
pedoman penyusunan rancangan anggaran
pendapatan dan belanja daerah, maka untuk menjaga
konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,
perlu disusun Perubahan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 sebagai landasan
penyusunan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran
dan Perubahan Prioritas Dan Plafon Anggaran
Sementara Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur dalam Perubahan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi Banten Tahun 2014;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
- 3 -
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 91);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 471);
14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun
2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun
2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Banten Nomor 4);
- 4 -
15. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
26);
16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pembangunan Infrastruktur Jalan
Dengan Penganggaran Tahun Jamak (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
40);
17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun
2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor
4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
42);
18. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun
2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 Nomor
1);
19. Peraturan Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2013
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017
(Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2013 Nomor 12);
20. Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2013
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi
Banten Tahun 2014 (Berita Daerah Provinsi Banten
Tahun 2013 Nomor 13).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
BANTEN TAHUN 2014.
- 5 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud :
1. Daerah adalah Provinsi Banten.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah Otonom
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Gubernur adalah Gubernur Banten.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah
satuan kerja yang berada di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan peraturan daerah.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah dan DPR, yang ditetapkan
dengan undang-undang.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah selanjutnya disingkat
RPJPD adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)
tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala
daerah yang memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja perangkat daerah,
lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan
disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah selanjutnya disingkat RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode I (satu) tahun.
10. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat
Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1
(satu) tahun.
- 6 -
Pasal 2
(1) Perubahan RKPD Tahun 2014 disusun dengan maksud sebagai:
a. Pedoman bagi SKPD dalam menyusun Perubahan Renja-SKPD
Tahun 2014;
b. Landasan penyusunan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran dan
Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Untuk
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2014.
(2) Perubahan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dengan tujuan untuk menyelaraskan antara perencanaan dan
penganggaran perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.
BAB II
RUANG LINGKUP PERUBAHAN RKPD PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Pasal 3
(1) Perubahan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, memuat
tentang:
a. rancangan kerangka ekonomi makro daerah;
b. prioritas pembangunan daerah;
c. rencana kerja dan pendanaannya.
(2) Perubahan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :
a. Lampiran I. Pokok-pokok Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun
2014, terdiri dari :
1. Bab I. Pendahuluan;
2. Bab II. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD
Tahun 2013 dan 2014 Sampai Dengan Triwulan II;
3. Bab III. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas dalam
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014.
4. Bab IV. Penutup
b. Lampiran II. Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas
Daerah dalam Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014.
(3) Lampiran I dan Lampiran II sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
- 7 -
BAB III
PELAKSANAAN PERUBAHAN RKPD PROVINSI BANTEN
TAHUN 2014
Pasal 4
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun terhitung sejak
ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Banten.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal : 23 Juli 2014
Plt. GUBERNUR BANTEN,
ttd.
R A N O K A R N O
Diundangkan di Serang
pada tanggal : 23 Juli 2014
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI BANTEN,
ttd.
M U H A D I
BERITA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 NOMOR 25
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
H. S A M S I R, SH. M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19611214 198603 1 008
- 8 -
LAMPIRAN I
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 25 TAHUN 2014
TENTANG
PERUBAHAN RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
BANTEN TAHUN 2014
POKOK-POKOK PERUBAHAN RKPD PROVINSI BANTEN
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa
pemerintah daerah wajib menyusun RKPD yang merupakan penjabaran
dari RPJMD dan mengacu pada RKP yang memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 disusun dengan
mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2013 tentang RKP Tahun 2014, Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor
4 Tahun 2012 tentang RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017,
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, serta Peraturan
Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2013 tentang RKPD Tahun 2014.
- 9 -
Dokumen RKPD secara umum mempunyai nilai strategis, antara
lain :
1. Merupakan instrumen pelaksanaan RPJMD untuk mewujudkan visi
dan misi kepala daerah;
2. Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja SKPD, berupa
program/kegiatan SKPD dan/atau lintas SKPD;
3. Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian
sasaran RPJMD;
4. Menjadi landasan penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun
RAPBD;
5. Menjadi pedoman dalam mengevaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD;
6. Menjadi instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Dalam penyusunannya, Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun
2014 telah menempuh beberapa tahapan yaitu penyusunan Rancangan
Awal, Rancangan yang kemudian hasilnya dituangkan dalam Rancangan
Akhir sebelum ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
Sejalan dengan penetapan Tema RKP Tahun 2014 Memantapkan
Perekonomian Nasional Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang
Berkeadilan yang terdiri dari 11 prioritas yaitu:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan kemiskinan;
5. Ketahanan pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim investasi dan usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan hidup dan bencana;
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik;
11. Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi; serta
12. Tiga prioritas lainnya, yaitu:
a) Bidang politik, hukum dan keamanan;
b) Bidang perekonomian; dan
c) Bidang kesejahteraan rakyat.
- 10 -
Maka dengan memperhatikan tema RKP Tahun 2014 dan guna
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan
pembangunan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota
maka ditetapkanlah Tema Pembangunan Daerah Provinsi Banten Tahun
2014, yaitu Percepatan dan Perluasan Perekonomian Banten untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan yang terdiri dari 7
prioritas yaitu:
1. Memantapkan konektivitas dan daya dukung pusat-pusat
pertumbuhan;
2. Revitalisasi investasi, memperluas lapangan kerja baru, dan
membentuk Bank Banten;
3. Optimalisasi peningkatan daya saing SDM;
4. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran;
5. Pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana;
6. Pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah;
7. Mensukseskan penyelenggaraan Pemilu Tahun 2014.
Dalam perkembangannya, RKPD Provinsi Banten Tahun 2014
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi perekonomian nasional saat
ini yang fluktuatif sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh kepada kerangka ekonomi makro Provinsi Banten yang perlu
penyesuaian target proyeksi laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dan inflasi,
sebagaimana penyesuaian target nasional yang mengkoreksi kembali LPE
yang semula 6,3% menjadi 5,8% dan proyeksi inflasi yang semula 7,0
menjadi sebesar 7,2% maka terhadap target proyeksi LPE Provinsi Banten
Tahun 2014 yang diproyeksikan sebesar 6,50-6,70% perlu dikoreksi
sebagai bentuk antisipasi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Atas masukan dari Bank Indonesia Perwakilan Banten, LPE Provinsi
Banten tahun 2014 dikoreksi menjadi sebesar 5,7%-6,0% serta
berdasarkan data BPS Provinsi Banten yang mana Inflasi semester I tahun
2014 telah mencapai 8,7%, maka proyeksi Inflasi di Provinsi Banten
diperkirakan sebesar 9,5% s.d 11%.
RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 belum mengakomodasi
kebijakan perubahan Renja-SKPD yang terjadi karena pergeseran
kegiatan, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan
alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja, penambahan
atau pengurangan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok
- 11 -
sasaran kegiatan dalam kerangka percepatan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan publik dan daya saing daerah.
Untuk itulah guna menjaga konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran, perlu disusun Perubahan RKPD Tahun 2014 yang
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah yang akan menjadi landasan
dalam penyusunan Perubahan KUA-PPAS Tahun 2014 dan penyusunan
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 disusun dengan
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
- 12 -
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
11. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 91);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 471);
14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Banten Nomor 4);
- 13 -
15. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);
16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pembangunan Infrastruktur Jalan Dengan Penganggaran Tahun
Jamak (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 40);
17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 42);
18. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun
Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 Nomor
1);
19. Peraturan Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Banten Tahun 2012-2017 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2013
Nomor 12);
20. Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2013 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 (Berita Daerah
Provinsi Banten Tahun 2013 Nomor 13).
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari disusunnya dokumen Perubahan RKPD Provinsi
Banten Tahun 2014 adalah untuk mengakomodasi permasalahan
mendesak yang menjadi prioritas pembangunan Tahun 2014 dengan tetap
mengacu pada Tema RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 yaitu Percepatan
dan Perluasan Perekonomian Banten untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Rakyat yang Berkeadilan.
Sedangkan tujuan disusunnya dokumen Perubahan RKPD Provinsi
Banten Tahun 2014 antara lain:
a. Sebagai acuan penyusunan perubahan rencana kerja bagi seluruh
komponen pelaku pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan
- 14 -
tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan daerah Provinsi
Banten pada tahun 2014;
b. Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) yang didahului
dengan penyusunan perubahan kebijakan umum APBD, serta
Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS)
APBD Perubahan Tahun 2014;
c. Sebagai acuan SKPD Provinsi Banten dalam menyusun Perubahan
Renja SKPD Tahun 2014;
d. Untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran
apabila berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014 sampai
dengan triwulan II, menunjukkan adanya perkembangan program dan
kegiatan yang kurang sesuai dengan asumsi awal RKPD;
e. Sebagai acuan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014.
1.4 DASAR PERTIMBANGAN PERUBAHAN RKPD PROVINSI BANTEN
TAHUN 2014
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 disusun dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Adanya kenaikan dan penurunan target dalam komponen pendapatan
daerah hingga akhir semester satu;
2. Adanya perkembangan keadaan yang menyebabkan estimasi
penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan
atau penurunan.
3. Adanya perkembangan keadaan yang tidak sesuai dengan asumsi
kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, rencana program
dan kegiatan prioritas daerah yang berdampak terhadap pagu yang
sudah ditetapkan sehingga mengakibatkan terjadinya penambahan
atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta
penambahan atau penghapusan kegiatan;
4. Adanya perubahan kerangka ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
sesuai dengan perkembangan sampai dengan semester I dan proyeksi
untuk semester II;
- 15 -
5. Adanya kegiatan lanjutan Tahun 2013/kegiatan baru/kegiatan
alternatif yang harus ditampung dalam perubahan RKPD Tahun 2014;
6. Untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
publik dan daya saing daerah;
7. Faktor-faktor lainnya yang menyebabkan sehingga terjadi pergeseran
kegiatan, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan
alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja, penambahan
atau pengurangan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan
kelompok sasaran kegiatan;
8. Perubahan RKPD Tahun 2014 perlu segera dilaksanakan mengingat
dalam pelaksanaan APBD TA 2014 terdapat beberapa kegiatan yang
perlu penyesuaian jumlah, jenis dan perinciannya berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaannya sampai dengan triwulan II. Program dan
kegiatan yang diusulkan dalam perubahan RKPD Tahun 2014
merupakan respon atas berbagai masalah yang yang masih timbul di
masyarakat yang perlu mendapatkan penanganan secara cepat dengan
memperhatikan prioritas pembangunan nasional, provinsi dan daerah
seperti penanggulangan kemiskinan dan percepatan pencapaian target
RPJMD 2012-2017 yang dijabarkan dalam RKPD Tahun 2014.
1.5 GAMBARAN ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH, PROYEKSI
KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
1.5.1 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Beberapa perubahan mendasar dalam sistem perencanaan
pembangunan dan penganggaran daerah menuntut dilakukannya
sejumlah perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam
aspek anggaran, aspek akuntansi, dan aspek pemeriksaan. Perubahan-
perubahan ini mengarahkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
prinsip pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel yang diimplementasikan dalam sistem
anggaran berbasis kinerja.
Penganggaran daerah yang didasarkan kepada kemampuan
keuangan daerah diarahkan dan dikelola berazaskan fungsi :
1. Otorisasi, yaitu sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan;
- 16 -
2. Perencanaan, yaitu menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;
3. Pengawasan, yaitu menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan;
4. Alokasi, yaitu anggaran daerah yang harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efesiensi dan
efektivitas perekonomian;
5. Distribusi, yaitu kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan; dan
6. Stabilisasi, yaitu menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
APBD yang direncanakan juga perlu mempedomani norma dan
prinsip anggaran seperti :
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Daerah, hal ini merupakan
persyaratan utama guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik, bersih dan tanggungjawab. Transparansi dan akuntabiltas
anggaran juga menjadi instrumen evaluasi pencapaian kinerja dan
tanggung jawab pemerintah daerah dalam mensejahterakan rakyat.
2. Disiplin Anggaran, program harus disusun dengan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat tanpa meninggalkan keseimbangan antara
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran
dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu
pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan;
3. Keadilan Anggaran Pendapatan, pada hakekatnya diperoleh melalui
mekanisme pajak dan retribusi atau beban lainnya yang dipikul oleh
segenap lapisan masyarakat. Untuk itu Pemerintah mengalokasikan
penggunaannya secara adil dan merata berdasarkan pertimbangan
yang obyektif agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat
tanpa dikriminasi dalam pemberian pelayanan;
4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran, dana yang tersedia dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan secara optimal guna kepentingan
masyarakat.
- 17 -
Arah kebijakan keuangan daerah terdiri dari arah kebijakan
pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, dan arah kebijakan
pembiayaan daerah.
1.5.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi asumsi target
penerimaan pendapatan daerah, pertimbangan dalam penentuan
kebijakan pendapatan daerah, target pendapatan daerah dan upaya
pencapaian target pendapatan daerah.
a. Asumsi Target Penerimaan Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penerimaan PAD pada RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017
diproyeksikan rata-rata sebesar 13,25% per tahun, dengan
mempertimbangkan asumsi-asumsi berikut :
a) LPE berkisar 6,6 6,8%;
b) Realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 22,96% per
tahun, namun rata-rata realisasi PAD dari target setiap tahun
sebesar 8,34%;
c) Pajak cukai rokok akan menjadi komponen pajak daerah pada
tahun 2014 dengan proyeksi pendapatan rata-rata sebesar
10,00% per tahun;
d) Prediksi produksi kendaraan bermotor secara nasional tahun
2012 sebanyak 780.000 unit dan tumbuh setiap tahun hingga
tahun 2015 sebanyak 1.300.000 unit. Sedangkan jumlah yang
dipasarkan di wilayah Provinsi Banten setiap tahun rata-rata
sebesar 6,8% ;
e) Peningkatan penyertaan modal pada tahun 2014 kepada
lembaga-lembaga keuangan bank meningkatkan besaran
deviden pada tahun 2015 sebesar 30%;
f) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP perihal
Penerapan Manajemen Resiko pada Bank yang melakukan
Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB);
- 18 -
g) Rencana penerapan pajak progresif di Provinsi Banten pada
tahun 2014, berpengaruh terhadap kepemilikan kendaraan
baru.
2) Dana Perimbangan
Penerimaan dari dana perimbangan pada RPJMD Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 diproyeksikan sebesar 7-8% per Tahun, dengan
mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Realisasi penerimaan dana perimbangan selama kurun waktu 5
tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar
8,77%;
b) Berkurangnya pos dana perimbangan dari Bagi Hasil Pajak
Bumi dan Bangunan mulai tahun 2014.
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada
RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 diproyeksikan rata-rata
sebesar 0,01% per tahun.
b. Pertimbangan dalam Penentuan Kebijakan Pendapatan Daerah:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, kebijakan yang
ditempuh adalah memberikan insentif untuk menarik atau
merangsang agar kegiatan ekonomi masyarakat cenderung dapat
meningkat. Upaya tersebut antara lain melalui:
a. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah,
b. Rasionalisasi pajak/retribusi daerah,
c. Meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi
daerah, serta
d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan
PAD yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan,
ketepatan dan kecepatan pelayanan.
Sejalan dengan arah kebijakan penganggaran khususnya
kebijakan pendapatan, tantangan pokok yang dihadapi berkaitan
dengan upaya untuk terus meningkatkan PAD melalui pajak dan
non pajak daerah guna membiayai prioritas pembangunan yang
ditetapkan.
- 19 -
Secara umum kebijakan penganggaran daerah adalah langkah
langkah yang dilakukan dalam meningkatkan targettarget
pendapatan dan langkahlangkah yang diperlukan untuk
mengefektifkan belanja, dan efisiensi pembiyaan.
Untuk penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
dalam penyusunan RKPD Tahun 2015 memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun
2014 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait;
b) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012
tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing,
sehingga dilarang menganggarkan penerimaan pajak daerah
dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor
97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan
Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing dan/atau telah dibatalkan.
Dalam penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah,
memperhatikan potensi pajak daerah dan retribusi daerah.
Dengan pertimbangan tidak memberatkan masyarakat dan
dunia usaha;
c) Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah
lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang
dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai
penyertaan modal (investasi daerah).
- 20 -
2) Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari
dana perimbangan dalam penyusunan RKPD Tahun 2015,
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Perhitungan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan
pada alokasi DAU TA. 2014 dengan memperhatikan realisasi
TA. 2013 dan trend pertumbuhan sebesar 8%;
b) Perhitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) mempertimbangkan
besaran alokasi DBH TA. 2014, dan memperhatikan realisasi
DBH TA. 2013 dan trend pertumbuhan sebesar 8%;
c) Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat dianggarkan sebagai
pendapatan daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam APBN
TA. 2014.
3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana Lain-
lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam RKPD Tahun 2014, hal
yang perlu diperhatikan adalah Penetapan target penerimaan
hibah yang bersumber dari sumbangan pihak ketiga, baik dari
badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri yang
tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi
sumbangan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Kebijakan Perencanaan
Pendapatan Daerah Tahun 2014 yang akan dilakukan adalah:
a. Pengembangan sistem administrasi, meningkatkan kualitas
pelayanan pajak daerah dan retribusi daerah;
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan
berpegang kepada prinsip keadilan dan tidak memberatkan
masyarakat;
c. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam bidang pajak
daerah;
d. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan pajak daerah
dan retribusi daerah;
e. Penataan bidang perencanaan, pelaporan dan evaluasi
pendapatan.
- 21 -
c. Target Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah Provinsi Banten pada tahun 2014 ditargetkan
sebesar Rp.6,878,071,982,000,- , sedangkan pada Perubahan RKPD
Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 6,878,071,982,000, yang
meliputi:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD pada tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.4,675,126,000,000,-,
sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.4,662,415,387,946 Jumlah PAD tersebut diperoleh dari :
a) Pajak Daerah yang ditargetkan sebesar Rp 4,473,832,000,000,-
sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan
sebesar Rp 4,473,832,000,000,-.
b) Retribusi Daerah yang ditargetkan sebesar Rp 66,970,000,000,-
sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan
sebesar Rp. 34,318,000,000,-
c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yang
ditargetkan sebesar Rp 38,600,000,000,-, sedangkan pada
Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.44,785,160,505,-
d) Lain-lain PAD Yang Sah yang ditargetkan sebesar
Rp. 95,724,000,000,-, sedangkan pada Perubahan RKPD
Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 109,480,227,441,-.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.1,151,026,982,000,-, sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun
2014 ditargetkan sebesar Rp.1,167,744,952,000,- Dana
Perimbangan tersebut diperoleh dari :
a. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak yang
ditargetkan sebesar Rp. 405,819,000,000,-, sedangkan pada
Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.422,536,970,000,-.
b. Dana Alokasi Umum yang ditargetkan sebesar
Rp.728,490,012,000,-, sedangkan pada Perubahan RKPD
Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 728,490,012,000,-.
- 22 -
c. Dana Alokasi Khusus yang ditargetkan sebesar Rp.
16,717,970,000,-, sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun
2014 ditargetkan sebesar Rp. 16,717,970,000,-.
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada tahun 2014
ditargetkan sebesar Rp. 1,051,919,000,000,-, sedangkan pada
Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.
1,047,911,642,054,-. Dana lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
tersebut diperoleh dari Pendapatan Hibah yang ditargetkan sebesar
Rp.5,400,000,000,-, sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun
2014 ditargetkan sebesar Rp. 421,758,000,-. Serta Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus yang ditargetkan sebesar
Rp.1,046,519,000,000,- sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun
2014 ditargetkan sebesar Rp. 1,046,519,000,000,- dan pada
Perubahan RKPD Tahun 2014 dana Pendapatan Lainnya
ditargetkan sebesar Rp. 970,884,054,-.
Secara lengkap proyeksi pendapatan daerah pada Perubahan RKPD
Provinsi Banten Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Proyeksi Pendapatan Daerah Pada Perubahan RKPD Tahun 2014
NO URAIAN APBD 2014 PERUBAHAN RKPD
2014
1 PENDAPATAN DAERAH 6,878,071,982,000 6,878,071,982,000
1.1 Pendapatan Asli Daerah 4,675,126,000,000 4,662,415,387,946
1.1.1 Pajak Daerah 4,473,832,000,000 4,473,832,000,000
1.1.2 Retribusi Daerah 66,970,000,000 34,318,000,000
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan 38,600,000,000 44,785,160,505
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah 95,724,000,000 109,480,227,441
1.2 Dana Perimbangan 1,151,026,982,000 1,167,744,952,000
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
405,819,000,000 422,536,970,000
1.2.2 Dana Alokasi Umum 728,490,012,000 728,490,012,000
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 16,717,970,000 16,717,970,000
1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah 1,051,919,000,000 1,047,911,642,054
1.3.1 Pendapatan Hibah 5,400,000,000 421,758,000
1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 1,046,519,000,000 1,046,519,000,000
1.3.3 Pendapatan Lainnya 970,884,054
- 23 -
d. Upaya Pencapaian Target Pendapatan Daerah
Upaya-upaya yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Banten dalam
pencapaian target pendapatan daerah tahun 2014 sebagai berikut :
1) Pengembangan sistem administrasi Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Pendapatan Lain-lain;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan pendapatan daerah;
3) Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan
berpegang kepada prinsip keadilan dan tidak memberatkan
masyarakat;
4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak daerah
melalui sosialisasi, penyuluhan dan razia pajak daerah;
5) Pengembangan sistem layanan Samsat Online untuk pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor tahunan;
6) Perluasan jangkauan layanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor dengan membentuk Gerai-gerai Samsat, Bis Samsat
Keliling dan Samsat Drive Thru;
7) Peningkatan kompetensi aparatur pemungut pajak daerah;
8) Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan pembayaran pajak
daerah;
9) Penataan bidang perencanaan, pelaporan dan evaluasi
pendapatan.
1.5.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dijelaskan bahwa pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya. Fungsi pembiayaan merupakan bagian
dari sistem pengelolaan keuangan negara yang mencakup keseluruhan
kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan
pertangung jawaban, sebagai perwujudan dari APBD.
Didalam pengelolaan keuangan daerah dan khususnya yang
berkaitan dengan fungsi otorisasi bahwa anggaran daerah yang
merupakan bagian dari anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
Oleh karena itu, berkaitan dengan kebijakan penganggaran daerah tahun
- 24 -
2014 mengupayakan adanya anggaran berimbang dengan menempatkan
SiLPA tahun sebelumnya sebagai alat untuk menutupi defisit, namun
estimasi SiLPA tersebut belum dapat dihitung secara definitif karena
kegiatan masih berjalan dan perhitungannya dilakukan pada akhir tahun
anggaran.
a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.759.418.050.000,- sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2014
ditargetkan sebesar Rp. 1.069.804.863.441,- bersumber dari SiLPA
Tahun Anggaran Sebelumnya. Penganggaran tersebut didasarkan pada
penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan
perkiraan realisasi anggaran TA.2013 dalam rangka menghindari
kemungkinan adanya pengeluaran pada tahun 2014 yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
b. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.288.088.000.000,- diarahkan untuk penambahan Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud
dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Penyertaan modal
tersebut khusus untuk LPK/BPR sebesar Rp. 10,588,000,000,-,
PT.PPKD/JAMKRIDA sebesar Rp.27,500,000,000,-, dan PT. Bank
Banten/PT. BGD sebesar Rp. 250,000,000,000.
Proyeksi Neraca APBD pada tahun 2014 menggambarkan bahwa total
Pendapatan Daerah Provinsi Banten sebesar Rp. 6,878,071,982,000,-,
sedangkan total Belanja Daerah sebesar Rp. 7,349,402,032,000,-,
sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp.7,674,903,845,441,-, mengalami defisit sebesar
Rp.796,831,863,441-, sehingga masih perlu diupayakan sumber-
sumber pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut dengan
mempertimbangkan SiLPA tahun lalu dan kemampuan pembiayaan
daerah dari pos-pos penerimaan pembiayaan yaitu sebesar
Rp.1,069,804,863,441 ,-.
Secara lengkap proyeksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada Perubahan RKPD Tahun 2014 dapat dilihat
pada Tabel 1.2.
- 25 -
Tabel 1.2 Proyeksi Pembiayaan Daerah Pada Perubahan RKPD
Tahun 2014
NO URAIAN APBD 2014 PERUBAHAN RKPD
2014
3 PEMBIAYAAN 471,330,050,000 796,831,863,441
3.1 Penerimaan Pembiayaan 759,418,050,000 1,069,804,863,441
3.1.1 SiLPA Tahun Anggaran
Sebelumnya
759,418,050,000 1,069,804,863,441
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 288,088,000,000 272,973,000,000
3.2.1 Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah:
288,088,000,000 272,973,000,000
3.2.1.1 LPK/BPR 10,588,000,000 10,588,000,000
3.2.1.2 PT. PPKD / Jamkrida 27,500,000,000 27,500,000,000
3.2.1.3 PT. Bank Banten/PT. BGD 250,000,000,000 234,885,000,000
3.3 Pembiayaan Netto 471,330,050,000 796,831,863,441
4 SiLPA Tahun Anggaran
Berkenaan
- -
1.5.4 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2014, Anggaran Belanja Daerah digunakan
untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah provinsi yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan
yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja
penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan
wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah
ditetapkan.
Belanja Daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh
karena itu dalam penyusunan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014,
Pemerintah Provinsi Banten berupaya menetapkan target capaian kinerja
setiap belanja, baik dalam konteks daerah, SKPD, maupun program dan
kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
- 26 -
Selain itu, program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas
dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang
diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek
indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. Penerapan azas efisiensi dan
efektifitas belanja merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam
mengoptimalkan belanja daerah. Total Belanja Daerah dalam RKPD
Provinsi Banten Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.7,674,903,845,441,-.
Arah kebijakan belanja daerah tahun 2014 antara lain terdiri dari
hal-hal sebagai berikut:
a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Kebijakan Belanja Tidak Langsung pada RKPD Provinsi Banten Tahun
2014 memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai
a) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan
belanja pegawai dalam rangka perhitungan DAU Tahun 2014
dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan
tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas.
b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan
Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2014.
c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi
pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya
maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok
dan tunjangan.
d) Penganggaran tambahan penghasilan PNSD, baik aspek
kebijakan pemberian tambahan penghasilan maupun
penentuan kriterianya harus ditetapkan terlebih dahulu
dengan peraturan kepala daerah dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah sesuai amanat Pasal 63 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 39
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
- 27 -
2) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
Penganggaran belanja hibah yang diberikan Pemerintah Provinsi
Banten kepada pemerintah, masyarakat, dan organisasi
kemasyarakatan ditujukan untuk menunjang penyelenggaraan
urusan pemerintah daerah. Belanjahibah yang ditargetkan sebesar
Rp.1,377,049,000,000,- Sedangkan penganggaran belanja bantuan
sosial yang diberikan kepada individu, keluarga, masyarakat, dan
kelompok masyarakat diarahkan untuk melindungi masyarakat
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial yang
ditargetkan sebesar Rp.91,000,000,000,-.
3) Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota
Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan
pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota
mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara
penganggaran dana bagi hasil tersebut telah memperhitungkan
rencana pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah pada tahun
2014, sedangkan pelampauan target TA. 2013 yang belum
direalisasikan kepada pemerintah daerah dan menjadi hak
pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah desa ditampung
dalam APBD Perubahan TA. 2014.
4) Belanja Bantuan Keuangan.
Penganggaran bantuan keuangan kepada pemerintah daerah
lainnya dan kepada desa yang didasarkan pada pertimbangan
untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya,
sesuai kemampuan keuangan masing-masing daerah. Belanja
bantuan keuangan diberikan kepada pemerintah kabupaten dan
kota, pemerintah desa, dan partai politik.
Belanja bantuan keuangan kepada kabupaten/kota diarahkan
untuk :
a. Jaminan kesehatan daerah;
b. Distribusi bantuan beras untuk masyarakat miskin;
c. Infrastruktur;
d. Sarana dan prasarana pendidikan;
e. Prasarana dan sarana kesehatan;
f. Pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi;
- 28 -
g. Up date data/pelaporan pembangunan.
5) Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi TA. 2013 dan kemungkinan
adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi
sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah.
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai
kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi
berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana,
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak
tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada TA. 2014,
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-
tahun sebelumnya.
b. Kebijakan Belanja Langsung
Belanja langsung yang merupakan belanja program dan kegiatan
pembangunan akan digunakan untuk membiayai pembangunan tahun
2015 yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi Banten dengan kebijakan sebagai berikut:
1) Kewenangan pada tingkat pemerintahan;
2) Tugas pokok dan fungsi SKPD;
3) Evaluasi kinerja SKPD tahun sebelumnya;
4) Capaian target pro job, pro poor, pro growth, pro enviromental, dan
MDGs;
5) Aspirasi masyarakat yang mendesak untuk ditangani;
6) Sinkronisasi perencanaan program dan penganggaran pusat-
daerah.
7) Belanja hibah barang dan jasa berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Peraturan
Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Hibah dan Bansos.
c. Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Alokasi
- 29 -
belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan. Pemerintahan Provinsi Banten pada tahun 2015 akan
melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan, sebagaimana yang
telah tertuang dalam RKPD Provinsi Banten tahun 2015. Urusan wajib
adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar, terdiri dari
25 (dua puluh lima) urusan yang meliputi :
1) Pendidikan;
2) Kesehatan;
3) Lingkungan hidup;
4) Pekerjaan umum;
5) Penataan ruang;
6) Perencanaan pembangunan;
7) Perumahan;
8) Kepemudaan dan olahraga;
9) Penanaman modal;
10) Koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11) Kependudukan dan catatan sipil;
12) Ketenagakerjaan;
13) Ketahanan pangan;
14) Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
15) Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
16) Perhubungan;
17) Komunikasi dan informatika;
18) Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
19) Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;
20) Pemberdayaan masyarakat dan desa;
21) Sosial;
22) kebudayaan;
23) Statistik;
24) Kearsipan;
25) Perpustakaan.
Urusan Pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
- 30 -
dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah, terdiri dari 8
(delapan) bidang urusan meliputi :
1) Kelautan dan perikanan;
2) Pertanian;
3) Kehutanan;
4) Energi dan sumber daya mineral;
5) Pariwisata;
6) Industri;
7) Perdagangan;
8) Ketransmigrasian.
Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan
daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah pada tahun
2015 dan RPJMD 2012-2017, arah kebijakan yang terkait dengan
belanja daerah, serta target penerimaan dan pengeluaran pembiayaan,
dapat dilihat proyeksi belanja daerah tahun 2015 sebagaimana Tabel
1.3 berikut.
Tabel 1.3
Proyeksi BelanjaDaerah Pada Perubahan RKPD Tahun 2014
NO URAIAN APBD 2014 PERUBAHAN RKPD
2014
2 BELANJA DAERAH 7,349,402,032,000 7,674,903,845,441
2.1 Belanja Tidak Langsung 4,022,622,861,700 4,267,347,750,091
2.1.1 Belanja Pegawai 558,508,213,700 589,981,000,000
2.1.2 Belanja Hibah 1,367,549,000,000 1,377,049,000,000
2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 91,000,000,000 91,000,000,000
2.1.4 Belanja Bagi Hasil Kepada
Kabupaten/Kota 1,766,695,512,000 1,870,732,614,091
2.1.5
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten/Kota
Pemerintah Desa dan Partai
Politik
233,870,136,000 333,585,136,000
2.1.6 Belanja Tidak Terduga 5,000,000,000 5,000,000,000
2.2 Belanja Langsung 3,326,779,170,300 3,407,556,095,350
2.2.1 Belanja Pegawai
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
2.2.3 Belanja Modal
SURPLUS/(DEFISIT) (471,330,050,000) (796,831,863,441)
- 31 -
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014 disajikan dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisikan uraian tentang latar belakang, dasar hukum
penyusunan, maksud dan tujuan, dasar pertimbangan
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014, arah kebijakan
keuangan daerah, proyeksi keuangan daerah dan kerangka
pendanaan serta serta sistematika penulisan.
Bab II Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Provinsi
Banten Tahun 2013 dan 2014 sampai dengan Triwulan II
Berisikan uraian evaluasi dan capaian kinerja pelaksanaan
urusan, program dan kegiatan RKPD Tahun 2013 dan 2014
sampai dengan Triwulan II.
Bab III Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Dalam
Perubahan RKPD Provinsi Banten Tahun 2014
Berisikan uraian tentang rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang menjadi kegiatan lanjutan tahun sebelumnya,
pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan,
penambahan kegiatan baru, pengurangan danpenambahan
target kinerja,serta penambahan pagu anggaran dll.
Bab IV Penutup
Berisikan uraian tentang kaidah pelaksanaan dan
pengorganisasian pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan.
- 32 -
BAB II
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD
TAHUN 2013 DAN 2014 SAMPAI DENGAN TRIWULAN II
Dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan Menteri Dalam
Negeri 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014, maka
Pemerintah Provinsi Banten melaksanakan pengendalian dan evaluasi
RKPD Tahun 2014. Pengendalian dan evaluasi dilaksanakan dengan
berdasarkan pada kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun
2013 dan 2014 sampai dengan Triwulan.
2.1 EVALUASI DAN CAPAIAN KINERJA PELAKSANAAN URUSAN, PROGRAM
DAN KEGIATAN RKPD TAHUN 2013
Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2013 telah melaksanakan
33 urusan, yaitu 25 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan. Penyelenggaraan
Urusan tersebut dilaksanakan melalui 78 program dan 870 kegiatan yang
dilaksanakan oleh 42 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas
pokok dan fungsinya.
2.1.1. Penyelenggaraan Urusan Wajib
Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Provinsi Banten mengacu
pada pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahanan Daerah
Kabupaten/Kota. Adapun Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh
Pemerintahan Daerah Provinsi Banten Tahun 2013, sebagai berikut:
1. Urusan Wajib Pendidikan
Pada Urusan Wajib Pendidikan didukung oleh 7 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Banten, meliputi :
1) Program Pendidikan Anak Usia Dini.
Pelaksanaan program ini didukung oleh 2 Kegiatan yaitu :
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, dan
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan TK.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
- 33 -
70,90%. Kurang maksimalnya realisasi fisik tersebut disebabkan
oleh kurang maksimalnya penyerapan anggaran. Kurang
maksimalnya penyerapan anggaran dikarenakan adanya selisih
penawaran harga dan efisiensi sisa kontrak.
2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 3 Kegiatan : Kegiatan
Peningkatan Mutu, Akses, dan Tata Kelola Sekolah Dasar,
Kegiatan Pemerataan Akses, Peningkatan Mutu dan Tata Kelola
SMP, dan Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Layanan
Khusus. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 66,19%. Secara akumulatif pada program ini kurang
maksimal, dikarenakan penyerapan anggaran yang kurang
optimal. Faktor penyebabnya adalah adanya selisih penawaran
harga dan efisiensi sisa kontrak serta beberapa faktor penyebab
lainnya.
3) Program Pendidikan Menengah Wajib Belajar 12 Tahun.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 4 Kegiatan : Kegiatan
Peningkatan Mutu, Akses dan Tata Kelola SMA, Kegiatan
Perluasan Akses, Sarana dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Layanan Khusus, Kegiatan Peningkatan Mutu dan Perluasan
Akses Pendidikan Menengah Kejuruan, dan Kegiatan
Pengembangan Wawasan Kebudayaan. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 94,57%.
4) Program Peningkatan mutu, kesejahteraan dan perlindungan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 4 Kegiatan : Kegiatan
Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Formal, Kegiatan
Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Non Formal, Kegiatan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan
Formal, dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas SDM Bidang
Kependidikan. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 97.49%.
5) Program Pendidikan Tinggi.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 1 Kegiatan : Kegiatan
Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Realisasi fisik
pada program dimaksud sebesar 94,57%.
- 34 -
6) Program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI).
Pelaksanaan program ini didukung oleh 6 Kegiatan : Kegiatan
Pengembangan program pada BPPNF Provinsi Banten, Kegiatan
Peningkatan Sumber Daya dan Penyediaan Peralatan Pada PNF,
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan Kelembagaan,
Kegiatan Gerakan Pemberantasan Buta Aksara, Kegiatan
Perluasan dan Penyelenggaraan Paket A, B dan C, dan Kegiatan
Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Membaca untuk
mendorong terwujudnya Masyarakat Pembelajar. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 92,68%.
7) Program Peningkatan Mutu Tata Kelola dan Pencitraan
Pendidikan.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 3 Kegiatan : Kegiatan
Pengembangan Program Balai Tekkom, Kegiatan Pilot Project
Sekolah Berbasis ICT dan Kegiatan Penyelenggaraan dan
Operasional SMAN CMBBS. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 100%.
2. Urusan Wajib Kesehatan
Pada Urusan Wajib Kesehatan didukung oleh 6 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD Banten dan RSU
Malingping, meliputi :
1) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dengan melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : Kegiatan Pembinaan
Gizi Masyarakat dan Kegiatan Pembinaan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi untuk mendorong
terwujudnya Masyarakat Pembelajar. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 43,23%.
2) Program Pembinaan Upaya Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dan RSUD Banten dengan melaksanakan 11 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan dasar pada
Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan di RS dan
Labkesda, Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin, Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan
Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan Kepada Masyarakat,
- 35 -
Kegiatan Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan RSU Rujukan
Provinsi Banten (Dana DAK), Kegiatan Peningkatan Sarana dan
Prasarana Barang Medis RSUD Banten, Kegiatan Peningkatan
Sarana dan Prasarana Barang Non Medis RSUD Banten,
Kegiatan Peningkatan Operasional Pelayanan Kesehatan,
Kegiatan Pemantauan Pelayanan Kesehatan, Kegiatan
Peningkatan Asuhan, Etika dan Mutu Keperawatan dan Kegiatan
Pembinaan dan Pengembangan Keperawatan. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 34,95%.
3) Program Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dengan melaksanakan 5 kegiatan, yaitu : Kegiatan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung, Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kegiatan
Pembinaan Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi dan Cakupan
Imunisasi dan Kegiatan Pengendalian Penyakit berbasis
lingkungan. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 50,27%.
4) Program Kefarmasian Dan Perbekalan Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dengan melaksanakan satu Kegiatan, yaitu : Kegiatan
Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan. Realisasi fisik pada
program dimaksud sebesar 2,20%.
5) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dan RSU Malingping dengan melaksanakan 4 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Peningkatan Ketersediaan dan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan Sesuai Standar Pelayanan Kesehatan,
Kegiatan Pembinaan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan di
RSUD Malingping, Kegiatan Peningkatan Kajian, Informasi dan
Pengembangan Upaya Kesehatan, dan Kegiatan Pembinaan,
pengembangan, pembiayaan dan jaminan pemeliharaan
kesehatan. Pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia Kesehatan. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 57,21%.
- 36 -
6) Program Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan,
RSU Malingping dan RSUD Banten dengan melaksanakan 8
kegiatan, yaitu: Kegiatan Pengadaan Obat-Obatan dan alat
kesehatan RSUD Malingping, Kegiatan Peningkatan Upaya
Kesehatan di RS Rujukan dan Labkesda Provinsi, Kegiatan
Pelayanan kesehatan bagi kelarga miskin, Kegiatan Peningkatan
Pembinaan Promosi Kesehatan dan Survailance Kesehatan
Kerja, Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan bagi
masayarakat pekerja dan masyarakat dilingkungan kerja,
Kegiatan Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan RSUD
Malingping (Dana DAK), Kegiatan Penyediaan Rekam Medis dan
Pelaporan, dan Kegiatan Penyediaan Sistem Informasi
Manajemen RS. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 37,54%.
3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Pada Urusan Wajib Lingkungan Hidup didukung oleh 2 program yang
dilaksankan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten. Program dimaksud,
meliputi :
1) Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Banten dengan melaksanakan 6
kegiatan, yaitu : Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan,
Pengendalian Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3,
Kegiatan Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di
Bidang Lingkungan, Kegiatan Pengkajian Dampak Lingkungan,
Kegiatan Peningkatan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup,
dan Kegiatan Peningkatan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam Pengelolaan lingkungan. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 93,39%.
2) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan
Hidup Daerah dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan
melaksanakan 4 kegiatan, yaitu : Kegiatan Konservasi dan
- 37 -
Rehabilitasi Kerusakan Sumberdaya Alam, Kegiatan Konservasi
Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber Daya
Air, Kegiatan Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, dan
Kegiatan Pengembangan Taman Hutan Raya. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%.
4. Urusan Wajib Pekerjaan Umum.
Pada Urusan Wajib Pekerjaan Umum didukung oleh 3 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, dan Dinas
Sumber Daya Air dan Permukiman. Program-program pada Urusan
Wajib Pekerjaan Umum, meliputi :
1) Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga
dan Tata Ruang dengan melaksanakan 16 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pembangunan Jalan Wilayah Utara, Kegiatan
Pembangunan Jalan Wilayah Selatan, Kegiatan Pembangunan
Jembatan, Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah
Utara, Kegiatan Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi
Wilayah Selatan, Kegiatan Pembangunan Saluran Drainase dan
Gorong-Gorong Jalan, Kegiatan Pembangunan TPT, Talud dan
Bronjong, Kegiatan Pengadaan Lahan Kebinamargaan, Kegiatan
Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan, Kegiatan
Pengawasan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kebinamargaan, Kegiatan Pengadaan alat-alat ukur
kebinamargaan dan Pengujian Kualitas Bahan, Kegiatan
Pengadaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Bahan-Bahan
Kebinamargaan Wilayah Utara, Kegiatan Pengadaan dan
Pemeliharaan Peralatan dan Bahan-Bahan Kebinamargaan
Wilayah Selatan, Kegiatan Pembangunan Jalan Prioritas Tahun
Jamak, Kegiatan Pendataan Leger Jalan, dan Kegiatan
Optimalisasi Pengelolaan Perijinan Bidang Bina Marga dan Tata
Ruang. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
59,13%.
2) Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya
Air dan Permukiman dengan melaksanakan 19 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ
- 38 -
serta Bangunan Penampung Air lainnya, Kegiatan Pengadaan
Lahan Pengairan, Kegiatan Pengelolaan Kualitas Air Pada
Daerah Aliran Sungai, Kegiatan Pngendalian Banjir, Kegiatan
Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air pada BPSDA
Cidurian-Cisadane, Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi
Sumber Daya Air pada BPSDA Ciujung-Cidanau, Kegiatan
Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air pada BPSDA
Ciliman-Cisawarna, Kegiatan Pengadaan Bahan Banjiran,
Kegiatan Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai, Kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan, Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya, Kegiatan Optimalisasi Fungsi
Jaringan Sumber Daya Air pada BPSDA Ciliman-Cisawarna,
Kegiatan Optimalisasi Fungsi Jaringan Sumber Daya Air pada
BPSDA Ciujung-Cidanau, Kegiatan Optimalisasi Fungsi Jaringan
Sumber Daya Air pada BPSDA Cidurian-Cisadane, Kegiatan
Pemberdayaan Pengelola Sumber Daya Air, Kegiatan
Optimalisasi Pengelolaan Perizinan Bidang Sumber Daya Air,
Kegiatan Perencanaan Teknis Sungai, Irigasi, Embung dan
Jaringan Pengairan Lainnya, Kegiatan Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Pemukiman dan SDA Terpadu, Kegiatan
Pengawasan Teknis Bidang Sumber Daya Air, dan Kegiatan
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Lanjutan). Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 78,49%.
3) Program Pengembangan dan Revitalisasi Infrastuktur
Permukiman.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya
Air dan Permukiman dengan melaksanakan 10 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih, Kegiatan
Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan dan Persampahan,
Kegiatan Peningkatan Prasarana Lingkungan Kawasan Binaan,
Kegiatan Pembangunan Jalan Akses Sentra Produksi Kawasan
Pusat Pertumbuhan, Kegiatan Perencanaan Pengembangan
Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air dan Pemukiman,
Kegiatan Pemeliharaan Gedung Kantor dan Infrastruktur
Penunjang Lainnya, Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor di
KP3B, Kegiatan Penyelenggaraan dan Penataan Bangunan
- 39 -
Gedung dan Lingkungan, Kegiatan Perencanaan DED Gedung
Kantor dan Infrastruktur Keciptakaryaan Lainnya, dan Kegiatan
Pengawasan Teknis Bidang Pemukiman. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 73,94%.
5. Urusan Wajib Penataan Ruang.
Pada Urusan Wajib Penataan Ruang didukung oleh 1 Program yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, yaitu : Program Penataan Ruang
Wilayah dan Kawasan. Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Bina Marga
dan Tata Ruang dengan melaksanakan 3 Kegiatan, yaitu : Kegiatan
Penataan dan Pemanfaatan Ruang, Kegiatan Perencanaan dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dan Kegiatan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 86,56%.
6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan.
Pada Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan didukung oleh 3
program yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, dan Biro
Pemerintahan. Adapun program-program dimaksud adalah :
1) Program Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dengan melaksanakan 10 kegiatan, yaitu:
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kegiatan
Perencanaan Anggaran Pembangunan Daerah, Kegiatan
Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Indagkop,
Investasi, Kebudayaan dan Pariwisata, Kegiatan Perencanaan
dan Pengendalian Pembangunan Agribisnis dan Bisnis Kelautan,
Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan
Infrastruktur Wilayah, Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian
Politik, Hukum, HAM dan Ketertiban, Kegiatan Perencanaan
dan Pengendalian Tata Pemerintahan, Kegiatan Perencanaan
dan Pengendalian Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Gender, Kegiatan Perencanaan Pengendalian SDM, Budaya dan
Keagamaan, dan Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Program
- 40 -
Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 100%.
2) Program Pengendalian Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Ekonomi dan
Administrasi Pembangunan, dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dengan melaksanakan 4 kegiatan, yaitu:
Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Program APBD, Kegiatan
Pengendalian dan Evaluasi Program APBN dan Dana Lainnya,
Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan, dan
Kegiatan Penyusunan Laporan pelaksanaan APBD. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%.
3) Program Kerjasama Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan
dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan
melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : Kegiatan Perencanaan dan
Pengendalian Kerjasama Pembangunan, dan Kegiatan Fasilitasi
Penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah dan Luar Negeri.
Program Kerjasama Pembangunan Daerah. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 82,99%.
7. Urusan Wajib Perumahan.
Pada Urusan Wajib Perumahan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi
Banten, yaitu Program Pembinaan dan Penataan Perumahan.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : Kegiatan
Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat
Kurang Mampu dan Kegiatan Pembinaan dan Penataan Perumahan.
Realisasi fisik kumulatif sebesar 92,84%.
8. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga
Pada Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga didukung oleh 2
program yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Banten, yang meliputi :
1) Program Kepemudaan dan Kepramukaan
Pelaksanaan program ini melaksanakan 6 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pemberian Penghargaan dan Fasilitas Sarana dan
Prasarana Kepemudaan, Kegiatan Pendidikan Pelatihan
- 41 -
Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, Kegiatan Pembinaan
Kepramukaan, Kegiatan Pelatihan Keterampilan bagi Pemuda,
Kegiatan Pengembangan Wawasan dan Kreativitas Pemuda dan
Penguatan Kelembagaan Kepemudaan. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 94,82%.
2) Program Pembinaan, Pembudayaan dan Pengembangan
Olahraga,
Pelaksanaan program ini melaksanakan 8 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pembinaan Manajemen Pengelolaan organisasi dan
penyelenggara Kejuaraan Olahraga, Kegiatan Pembinaan
Olahraga Pendidikan dan Olahraga Layanan Khusus, Kegiatan
Pelayanan dan Pengawasan Organisasi Keolahragaan, Kegiatan
Pembinaan Olahraga Rekreasi dan Industri Olahraga, Kegiatan
Peningkatan SDM Keolahragaan, Kegiatan Peningkatan Prestasi
dan pembibitan olahraga, Kegiatan Fasilitasi Prasarana dan
sarana olahraga dan Kegiatan Pembinaan dan Pendidikan
Olahraga. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 100%.
9. Urusan Wajib Penanaman Modal.
Pada Urusan Wajib Penanaman Modal didukung oleh 2 program yang
dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu, meliputi :
1) Program Peningkatan Iklim Investasi.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman
Modal, Kegiatan Optimalisasi Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan
Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal, dan Kegiatan
Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman
Modal. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
83,75%.
2) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi, dan Kegiatan
Kerjasama Investasi. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 78,31%.
- 42 -
10. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Pada Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
didukung oleh 3 program yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM, meliputi :
1) Program Pengembangan Usaha dan Akses Permodalan K-UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 4 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pengembangan Akses Permodalan bagi Usaha Mikro,
Kecil, Menengah, dan Koperasi, Kegiatan Pengembangan usaha
Koperasi bidang industri hasil pertanian, Kegiatan
Pengembangan usaha Koperasi bidang aneka usaha, dan
Kegiatan Peningkatan kompetensi usaha kecil, menengah dan
pengelola koperasi. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100%.
2) Program Pengembangan Produk dan Pemasaran K-UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pengembangan wirausaha baru melalui inkubator
teknologi bisnis, Kegiatan Dukungan promosi dan pemasaran
produk serta peningkatan kapasitas kerjasama dan jaringan
usaha, dan Kegiatan Penyediaan fasilitas pengembangan
teknologi, pasar dan pemasaran produk unggulan K-UMKM.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
94,52%.
3) Program Peningkatan Daya Saing, Kapasitas Kelembagaan dan
SDM K-UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi, dan
Kegiatan Pengembangan Sistem Akuntabilitas Koperasi.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%.
11. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pada Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil didukung oleh
Program Penataan Administrasi Kependudukan yang dilaksanakan
oleh Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dengan melaksanakan 2
kegiatan, yaitu : Kegiatan Pembinaan dan Penataan Kependudukan,
dan Kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%.
- 43 -
12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan.
Pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan didukung oleh 3 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Banten, yaitu :
1) Program Pengembangan Kelembagaan, Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 6 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan,
Kegiatan Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan
Perlindungan tenaga Kerja Perempuan dan anak, Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tenaga Kerja, Kegiatan
Fasilitasi Penetapan UMP, dan Kegiatan Peningkatan
Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%.
2) Program Peningkatan Produktivitas, Perluasan, Kesempatan
Kerja dan Berusaha.
Program ini melaksanakan 4 kegiatan, yaitu : Kegiatan Pelatihan
Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari Kerja dan
Tenaga Daerah, Kegiatan Rekruitmen dan Seleksi Pemagangan
ke Jepang, Kegiatan Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga
Kerja, dan Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Produktivitas
dan Pelatihan Kewirausahaan. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 93,73%.
3) Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja.
Program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : Kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja BLKI
Provinsi Banten, dan Kegiatan Sosialisasi BLKI, Penyusunan
Kurikulum dan Penempatan Hasil Lulusan BLKI Provinsi
Banten. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 94,45%.
13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan.
Pada Urusan Wajib Ketahanan Pangan didukung oleh Program
Ketahanan Pangan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, yang
dilaksanakan melalui 8 kegiatan, yaitu : Kegiatan Pengelolaan dan
- 44 -
Penanganan Kerawanan Pangan, Kegiatan Pengelolaan dan
Pengembangan Ketersediaan dan Akses Pangan, Kegiatan
Pengelolaan dan Pengembangan Cadangan Pangan, Kegiatan
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Distribusi dan Harga Pangan,
Kegiatan Pengendalian Program Bantuan Raskin, Kegiatan
Pembinanaan, Pengelolaan dan Pengembangan Keamanan Pangan,
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan, dan Kegiatan Fasilitasi Dewan
Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 100%.
14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Pada Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak didukung oleh Program Kesetaraan Gender, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang dilaksanakan oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten.
Program ini melaksanakan 7 kegiatan, yaitu : Kegiatan Peningkatan
perlindungan dan tumbuh kembang anak, Kegiatan Penguatan
jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan dunia usaha,
Kegiatan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan
Kebijakan Perlindungan Perempuan dan Anak, Kegiatan Penguatan
Organisasi Perempuan, Kegiatan Penguatan Jaringan Kerja
Pengarusutamaan Gender, Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran
Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), dan Kegiatan
Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi peningkatan kualitas hidup
perempuan. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
100%.
15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
Pada Urusan Wajib Keluarga