Post on 16-Jul-2015
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 1/9
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS
Nama : Ny. E
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surakarta
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan : 29 Oktober 2011
No. RM : 308966
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Gatal dan kemerahan di tangan kiri setelah gips dilepas.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan konsulan dari bagian Bedah.
Kurang lebih 1 minggu yang lalu, pasien mengatakan tangan kiriterasa gatal setelah gips dilepas. Gatal disertai kulit kemerahan, kemudian
pasien menggaruknya. Pasien mengatakan bahwa rasa gatal bertambah
saat berkeringat. Untuk mengurangi rasa gatal, pasien memberi baby oil ,
tetapi keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengatakan selalu memakai
baby oil saat merasa gatal atau dingin dan tidak timbul gatal atau
kemerahan setelah menggunakannya. Pasien tidak berobat.
Kurang lebih 7 minggu yang lalu, pasien mengalami patah tulang
tangan kiri sehingga tangan kiri di gips. Pasien memakai gips selama 6
minggu. Pasien tidak mengeluh gatal pada tangan kiri selama pemakaian
gips. Selama 6 minggu, bagian tangan kiri yang tertutup gips tidak
terkena air. Pasien mengatakan belum pernah digips sebelumnya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 2/9
Riwayat asma : (+)
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat asma : (+) nenek penderita
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan selama ini tidak menderita penyakit serupa. Pasien
mandi dua kali sehari dengan sabun antiseptik. Setelah mandi, pasien
menggunakan baju yang baru.
Pasien makan tiga kali sehari, dengan nasi dan sayur serta lauk pauk
seperti telur, ayam, ikan, tempe dan tahu. Pasien tidak pernah mengalami
gatal atupun kelainan lain setelah mengkonsumsi makanan tersebut.F. Riwayat Ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Penderita hidup dengan
suaminya. Pasien membayar dengan ASKES PNS.
I. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : KU baik, CM, Gizi kesan cukup
2. Vital Sign : Tekanan darah : tidak dilakukan
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu tubuh : afebril
3. Kepala : dalam batas normal
4. Mata : dalam batas normal
5. Telinga : dalam batas normal
6. Hidung : dalam batas normal
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 3/9
7. Mulut : dalam batas normal
8. Pipi : dalam batas normal
8. Leher : dalam batas normal
9. Punggung : dalam batas normal
10. Dada : dalam batas normal
11. Abdomen : dalam batas normal
12. Gluteus : dalam batas normal
13. Inguinal dan Anogenital : dalam batas normal
14. Ekstremitas atas : lihat status dermatologis
15. Ekstremitas bawah : dalam batas normalB. Status Dermatologis
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 4/9
Regio ekstremitas superior sinistra tampak papul eritem dan pustul multiple,
diskret.
Regio intercubiti sinistra tampak plak eritem.
I. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis kontak alergi e.c pemakaian gips dengan infeksi sekunder
2. Tinea korporis.
3. Dermatitis kontak iritan e.c pemakaian gips
4. Kandidiasis
5. Dermatitis atopik.
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 5/9
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan mikroskopis elemen jamur dengan KOH pada daerah
intercubiti dan pustul
2. Pemeriksaan gram pada pustul
Pemeriksaan mikroskopis
dengan KOH pada intercubiti :
Tidak ditemukan hifa bersepta
dan bercabang. Tidak ditemukan
spora.
Pemeriksaan mikroskopis
dengan KOH pada pustul :
Tidak ditemukan hifa bersepta
dan bercabang. Tidak ditemukan
spora.
Pemeriksaan gram pada pustule :
Didapatkan PMN 20-30/LPB,
Coccus gram (+) 5-10/LPB
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 6/9
I. DIAGNOSIS KERJADermatitis kontak alergi dengan infeksi sekunder.
II. PLANING
Pemeriksaan penunjang uji temple setelah lesi hilang dan ± 1 minggu setelah
penghentian kortikosteroid maupun antihistamin.
III. TERAPI
Non Medikamentosa :
1. Tidak menggaruk lesi
2. Meminum obat dan mengoleskan obat sesuai anjuran dokter
3. Monitoring perkembangan lesi.
Medikamentosa :
1. Asam fusidat cream, dioles 2 kali sehari
2. Mebhydrolin napadisylate tablet, 2 kali sehari.
I. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad kosmetikam : dubia ad bonam
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 7/9
TUGAS
1. Perbedaan DKI dan DKA
No
.
DKI DKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penyebab
Permulaan
penyakit
Penderita
Reaksi
Lokasi
Keluhan utama
Uji tempel
Iritan
Kontak pertama, tidak
didahului fase
sensitisasi
Semua orang
Inflamasi lokal non
imunologik
Hanya di daerah yang
terpapar iritan
Burning sensation
Eritem berbatas tegas,
bila uji tempel
diangkat reaksi
berkurang
Alergen
Kontak berulang,
didahului fase
sensitisasi
Orang yang sudah
alergis
Imunitas seluler (tipe
IV, lambat)
Di daerah yang
terpapar alergen
ataupun yang tidak terpapar, karena sel T
memori berdar di
seluruh tubuh
Itching sensation
Eritem batas tidak
tegas, bila uji tempel
diangkat reaksi
menetap atau
bertambah
2. Diagnosa banding yang lain untuk kasus ini adalah :
– Kandidiasis intertriginosa
UKK yang ditemukan hampir sama dengan UKK kandidiasis
intertriginosa yaitu lesi pada daerah lipatan berupa bercak berbatas
tegas, eritematosa. Selain itu, lesi utama dikelilingi lesi satelit berupa
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 8/9
pustul-pustul. Akan tetapi, pada pemeriksaan mikroskopik kerokan
dengan KOH tidak ditemukan hifa maupun spora, maka diagnosa
banding ini dapat disingkirkan
– Dermatitis atopik
UKK dan gejala yang ditemukan pada pasien hampir sama dengan
UKK dan gejala pada dermatitis atopik yaitu rasa gatal yang
menyebabkan pasien menggaruk sehingga timbul berbagai macam
UKK seperti papul dan eritem. Pada dermatitis, biasanya lesi
ditemukan di daerah lipatan dan simetris, sedangkan pada pasien ini
lesi hanya ditemukan unilateral. Akan tetapi perlu ditanyakan kembali
pada pasien, mengingat pasien memliki riwayat asma, apakah pasien
memiliki kriteria mayor maupun minor untuk menegakkan diagnosa
ini.
1. Pencampuran krim asam fusidat dan krim desoksimetason dilakukan dengan pertimbangan kedua bahan jenisnya sama yaitu krim. Pertimbangan yang
kedua adalah untuk kepatuhan pasien, mengingat usia pasien yang sudah
termasuk usia lansia.
Akan tetapi, sebaiknya pencampuran ini tidak dilakukan. Sebaiknya
diberikan antibiotik topikal terlebih dahulu. Setelah pustul hilang,
pemeriksaan gram tidak ditemukan bakteri, dan masih ditemukan tanda
peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal.
Untuk saat ini, terapi untuk tanda peradangan dapat menggunakan
antihistamin. Antihistamin akan menghambat aktivasi histamin yang dapat
menyebabkan dilatasi vaskuler dan peningkatan permeabilitas.
2. Mebhidrolin napadisilat termasuk agonis histamin (AH1) generasi pertama
yang mempunyai efek sedatif. Hal ini dikarenakan anti histamine generasi
pertama bersifat non selektif sehingga dengan sifat lipofilik yang dimilikinya
dapat menembus sawar darah otak. AH1 akan menempel pada reseptor H1 di
5/13/2018 DKA_ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dka5571ff5f49795991699d1e6b 9/9
otak. Dengan tiadanya histamine yang menempel pada reseptor H1 sel otak,
kewaspadaan akan menurun dan timbul rasa mengantuk.
Mebhidrolin napadisilat diresepkan pada pasien ini karena pasien
mengeluh bahwa rasa gatal mengganggu tidur pasien. Selain itu,
antihistamin ini diresepkan dengan pertimbangan usia pasien (61 tahun)
yang bukan usia produktif.