Post on 02-Jan-2016
description
Gambar Divergent Plate of Iceland (google.com)
Divergent Zone in Iceland
Divergent plate boundaries atau batas
lempeng divergen di daerah Islandia
terjadi karena pergerakan dua buah
lempeng yang bergerak saling menjauh
satu sama lain yaitu lempeng Eurasia dan
lempeng Amerika Utara. Hasil dari
pergerakan lempeng yang saling
menjaug tersebut menciptakan gunung berapi, sumber panas bumi, dll. Islandia
terletak di mana aliran astenosfer bawah berinteraksi dengan batas lempeng
Atlantik timur, dan bercampur dengan plume. Produktivitas vulkanik yang tinggi
di atas plume menghasilkan kerak tebal yang terangkat keatas karena gaya tekanan
dari bawah permukaan bumi yang berasal dari arus konveksi. Sehingga daratan
Islandia naik secara dinamis.
Arus konveksi yang terjadi pada
lapisan astenosfer tetap berlangsung
dari waktu ke waktu. Hal ini
menyebabkan pergerakan lempeng
terus berlangsung. Pada daerah
pemekaran lantai dasar samudera, arah
pergerakan lempeng semakin menjauh
dari zona divergen. Dengan demikian
gunung-gunung berapi yang terbentuk di daerah batas lempeng divergen tidak
meliliki ketinggian yang terlalu tinggi. Hal itu dikarenakan pada daerah batas
lempeng divergen material yang memiliki suhu tinggi yang keluar dari celah
retakan akan bergerak menjauhi pusat retakan dengan diikuti oleh penurunan
suhu. Materi yang semakin jauh akan semakin dingin mengakibatkan
perlapisannya akan semakin berat karena densitasnya bertambah. Proses kejadian
diatas terus-menerus terjadi. Sehingga hal itulah yang menyebabkan mengapa
gunung berapi di zona batas divergen tidak terlalu tinggi.
Islandia yang berada di zona pemekaran samudra tentu memiliki sumber panas
bumi. Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan
untuk pemanfataannya diperlukan proses penambangan . Panas bumi merupakan
sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi.
Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-
unsur lain yang dikandung panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Air
tanah yang terjebak di dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma
atau batuan yang panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan
memanaskan air tanah yang terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi
(100 - 250 ᵒC). Sehingga air tanah yang terpanaskan akan mengalami proses
penguapan. Apabila terdapat rekahan atau sesar yang menghubungkan tempat
terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi dengan permukaan maka pada
permukaan kita akan melihat manifestasi termal. Salah satu contoh yang sering
kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara, fumarola, geyser yang
merupakan contoh manifestasi thermal yang lain. Uap hasil penguapan air tanah
Gambar Energi Panas Bumi (wikipedia.org)
yang terdapat di dalam tanah akan
tetap tanah jika tidak ada saluran
yang menghubungkan daerah
tempat keberadaan uap dengan
permukaan. Uap yang terkurung
akan memiliki nilai tekanan yang
tinggi dan apabila pada daerah
tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap
tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai
entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin
sehingga dihasilkanlah energi listrik.
Bumi yang kita tempati disusun oleh berbagai jenis batuan. Mempelajari batuan
merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari geologi serta untuk mengetahui
sifat dan sejarah bumi kita. Batuan adalah agregat padat yang terdiri dari mineral-
mineral, gelas, ubahan material organik atau kombinasi dari komponen-komponen
tersebut yang terjadi secara alamiah. Kerak bumi bersifat dinamis dan merupak
tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi proses yang
mempengaruhi pembentukan berbagai jenis batuan.
Batuan biasanya terdiri dari berbagai macam mineral. Ada tiga jenis utama
batuan: batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Islandia terutama
terdiri dari batuan beku, batuan sedimen hanya 8-10 % dari volume Islandia, dan
tidak ada batuan metamorf yang terdapat di pulau itu. Batuan beku
diklasifikasikan berdasarkan dua variabel independen, komposisi kimia dari
magma dimana mereka mengkristal dan kondisi eksternal kristalisasi yaitu cepat
atau lambat, di permukaan bumi, di air, atau jauh di dalam bumi. Kandungan
kimia batuan di Islandia mencerminkan asal usul mereka di hot spot di tengah
laut. Hot spot seperti Hawaii di Samudera Pasifik yang ditandai dengan banyak
jenis batuan yang sama dengan Islandia. Namun ada satu pengecualian yang
menarik, batuan silikat (dasit dan riolit) jauh lebih umum di Islandia daripada di
Hawaii, dimana batu tersebut hampir sama sekali tidak ditemukan di Hawaii.
Inilah yang menjadi keunikan Islandia dimandingkan dengan pulau-pulau
samudra lainnya.
Batuan di Islandia mirip dengan pulau-pulau samudra lain dan beberapa daerah
benua basalt, tetapi rasio dari batuan yang tidak biasa dijumpai di Islandia yaitu
volume jenis batuan terbesar adalah basalt ( 90 % ) , kemudian datang batuan
silikat ( riolit dan dasit, 6-10 % ), sedangkan batu menengah relatif langka.
Sebanyak 25 jenis batuan beku telah ditemukan di Islandia, yang paling umum
yang tholeiite, olivin tholeiite, gabro dan riolit . Mineral pembentuk batuan utama
dalam tholeiite dan olivin tholeiite adalah plagioklas, augit, olivin, magnetit dan
apatit.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Arif. Diktat Praktikum Petrologi
Tronnes, G.G. Geology and geodynamics of Iceland. Nordic vulcanological
Institute, University of Iceland
http://en.ni.is/geology/rocks/
http://frysiangeologi.blogspot.com/2012/12/3-jenis-pergerakan-lempeng_22.html
http://kurnia-geografi.blogspot.com/2011/04/pergerakan-pembentukan-gunung-
api-bawah.html
http://renewableenergigeothermal.blogspot.com/2013/02/pembentukan-energi-
panas-bumi.html
http://why.is/svar.php?id=4806