Post on 31-Dec-2015
description
PendahuluanPendahuluan
Analisa geoteknik pada kasus ini dilakukan terhadap 2 alternatif pemilihan lokasi PPI diantaranya
adalah :
1. Alternatif 1 : Pemilihan Lokasi reklamasi untuk keperluan PPI yang dilaksanakan dilaut
2. Alternatif 2 : Pemilihan Lokasi reklamasi untuk keperluan PPI yang dilaksanakan didarat
Pemilihan beberapa alternatif ini akan ditinjau dari sisi analisa geoteknik reklamasi yang
berhubungan juga dengan metode konstruksi reklamasi. Adapun analisa dan evaluasi kedua
alternatif tersebut dari sisi geoteknik reklamasi dapat diuraikan sebagai berikut :
Alternatif 1 (Pemilihan lokasi reklamasi yang dilaksanakan diAlternatif 1 (Pemilihan lokasi reklamasi yang dilaksanakan di
laut)laut)
Kondisi Tanah dan Pembagian Lapisan Tanah Untuk Lokasi Kondisi Tanah dan Pembagian Lapisan Tanah Untuk Lokasi
Di LautDi Laut
Untuk keperluan analisa stabilitas timbunan (Embankment) untuk keperluan reklamasi pada
lokasi ini telah dilakukan penyelidikan tanah berupa pengujian Cone Penetrometer Test (CPT)
dan pengambilan contoh tanah tak terganggu yang letaknya tersebar disekitar lokasi pekerjaan.
Berdasarkan pengujian lapangan yang telah dilakukan, kondisi tanah pada lokasi ini merupakan
variasi antara tanah lempung sangat lunak hingga sedang berwarna coklat kekuning-kuningan
dengan tahanan konus rata-rata berkisar antar 0 – 2 kg/cm2 dan nilai SPT berada pada nilai 0
pukulan/30 cm pada kedalaman 0 – 8.00 m dibawah muka tanah. Pada kedalaman 8.00 – 12.00
m dibawah muka tanah dijumpai lapisan pasir lepas dengan nilai tahanan konus berkisar antara 2
- 5 kg/cm2 atau nilai SPT berkisar antara 3 – 8 pukulan/30 cm dan pasir agak padat pada
kedalaman 12.00 – 18.00 m dibawah muka tanah dengan nilai tahanan konus 5 – 150 kg/cm2
atau nilai SPT berkisar antara 8 – 52 pukulan/30 cm. Sedangkan lapisan tanah keras (qc > 150
kg/cm2 atau nilai SPT > 60 pukulan/30 cm berada pada kedalaman lebih dari 18.00 m dibawah
muka tanah. Adapun kondisi tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah dilapangan dan
interpretasi jenis tanah dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini :
Gambar 1. Hasil Pengolahan Data Cone Penetration Test (CPT) dan Pengujian Standart
Penetration Test (SPT) Terhadap Pembagian LapisanTanah
Penentuan Parameter tanahPenentuan Parameter tanah
Dalam hal pemodelan analisa dan disain stabilitas timbunan reklamasi yang tidak kalah
pentingnya adalah proses penentuan paramater-parameter tanah yang akan digunakan dalam
pemodelan analisa dan disain stabilitas timbunan reklamasi. Pada kasus ini ketika timbunan
dikonstruksi pada tanah eksisting maka tanah eksisting akan terkompresi oleh beban timbunan
yang ada, Oleh karena itu dalam masa konstruksinya, pelaksanaan timbunan bertahap perlu
dilakukan dalam masa konstruksinya. Sehingga kondisi kritis yang sangat menentukan dalam
pengambilan parameter tanah adalah pada saat kondisi jangka pendek (Short term condition),
yaitu kondisi dimana ketika sesaat setelah beban timbunan bekerja dan proses penambahan
beban dipandang lebih cepat dari keluarnya ekses air pori dari dalam tanah. Oleh karena itu,
untuk menganalisa kondisi ini diperlukan pendekatan total stress dengan menggunakan
parameter-parameter total yang terkonsolidasi undrained (Terkonsolidasi-tak teralirkan) untuk
tanah lempung normally consolidated dimana parameter sudut geser diasumsikan sebesar 0
(deg) . Adapun parameter-parameter tanah yang diambil untuk keperluan analisa dan disain
timbunan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Parameter Tanah Disain
Analisa Distribusi Beban Timbunan Reklamasi Pada Tanah Analisa Distribusi Beban Timbunan Reklamasi Pada Tanah
DasDasaar
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban timbunan terhadap kedalaman tanah maka
pada kasus ini perlu dilakukan analisa distribusi beban timbunan terhadap kedalaman tanah
dasar. Beban timbunan pada kasus ini diasumsikan berbentuk trapesium, adapun analisa
pengaruh distribusi beban trapesium terhadap tanah dasar dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adapun hasil analisa distribusi beban timbunan yang berbentuk trapesium terhadap tanah dasar
dengan parameter berat isi sebesar 18 kN/m3 dan tinggi 3 m dapat dilihat sebagai berikut :
Distribusi Tegangan Akibat Beban Timbunan
0
500
1000
1500
2000
2500
0 10 20 30 40 50
Tegangan (kN/m 2)
Ked
alam
an (
m)
Gambar 2 . Hasil Analisa Distribusi Tegangan Akibat Beban timbunan Reklamasi Terhadap
kedalaman Tanah Dasar
Tinggi Tahapan Timbunan ReklamasiTinggi Tahapan Timbunan Reklamasi
Dalam pelaksanaan konstruksi timbunan reklamasi harus diperhatikan elevasi dari timbunan
yang akan dilaksanakan. Bila konstruksi timbunan direncanakan untuk mencapai elevasi tertentu
maka konstruksi dilakukan bertahap agar tidak terjadi kegagalan konstruksi berupa amblasnya
timbunan. Tinggi timbunan reklamasi kritis dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Dengan mengambil faktor keamanan 2.0. Maka tinggi timbunan kritis yang bisa dilakukan adalah
sebesar 0.5 m.
Analisa Penurunan Timbunan ReklamasiAnalisa Penurunan Timbunan Reklamasi
Penurunan yang terjadi secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua). Yaitu :
1. Penurunan Segera (Immediate Settlement)
2. Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement)
Immediate settlement terjadi selama konstruksi beban timbunan. Untuk immediate settlement ini
biasanya tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap konstruksi jika dalam pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap.
Sedangkan consolidation settlement (penurunan konsolidasi) baru terjadi beberapa waktu setelah
pelaksanaan konstruksi selesai. Consolidation settlement yang cukup besar biasanya terjadi
pada tanah lempung. Terjadinya consolidation settlement sangat berbahaya bagi struktur karena
dapat mengakibatkan beban tambahan pada struktur yang bisa berakibat kerusakan struktur atau
paling tidak penurunan kinerja struktur. Timbunan reklamasi yang akan dikonstruksi di laut ini
berada pada tanah lempung sangat lunak (very soft clay) sampai dengan lempung lunak (soft
clay), dengan demikian penurunan yang dominan akan terjadi adalah Consolidation settlement
(Penurunan konsolidasi).
Analisa Penurunan konsolidasi pada kasus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan
penurunan untuk tanah yang diasumsikan sebagai tanah lempung normally consolidated seperti
yang ditunjukkan dibawah ini.
Dimana :
Cc = Indeks kompresi tanah
H = tebal lapisan tanah
eo = Angka pori
po = Tekanan efektif overburden untuk tiap sub lapisan
p = Penambahan tekanan vertikal untuk tiap sub lapisan
Adapun hasil analisa penurunan konsolidasi (consolidation settlement) yang terjadi berdasarkan
rumusan diatas dengan mengasumsikan beban timbunan bertahap dan total beban timbunan dan
beban permukaan yang ada sebesar 100 kN/m2 (Total Timbunan & Beban permukaan) adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Total Penurunan Konsolidasi Tiap Tahapan TimbunanTahap Tinggi Timbunan (m) eo Cc ∆p (kN/m2) Sc (m)
Awal 1 1.4 0.652 18 0.77
1 1.5 1.4 0.652 27 0.99
2 2 1.4 0.652 36 1.16
3 2.5 1.4 0.652 45 1.31
4 3 1.4 0.652 100 1.9
Jika diplot dalam grafik, besarnya penurunan konsolidasi yang terjadi terhadap tinggi tahapan
timbunan dapat dilihat sebagai berikut :
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Tinggi Timbunan (m)
Pen
uru
nan
Ko
nso
lid
asi
(m)
Gambar 3. Grafik Prediksi Penurunan Konsolidasi Terhadap Tahapan Timbunan
Berdasarkan hasil analisa tersebut diatas, total penurunan konsolidasi yang terjadi setelah beban
permukaan bekerja dan setelah timbunan selesai dikonstruksi adalah sebesar 1.90 m ∞ 2.00 m.
Untuk mencapai konsolidasi 90% (T90 = 0.848) dengan nilai indeks konsolidasi (cv) sebesar
0.0024 cm2/dtk maka waktu yang diperlukan untuk tercapainya konsolidasi 90% adalah sebagai
berikut :
t90 = 56533333,33 detik = 22 bln
Berdasarkan hasil-hasil analisa diatas untuk melaksanakan timbunan reklamasi dilaut diperlukan
perkuataan tanah dalam hal ini menggunakan cerucuk bambu untuk mengurangi besarnya
penurunan dan menggunakan konstruksi vertical drain dan preloding untuk mempercepat
keluarnya tekanan air pori ekses dari dalam tanah sehingga dapat mempercepat proses
konsolidasi.
Alternatif 2 (Pemilihan lokasi reklamasi yang dilaksanakan Alternatif 2 (Pemilihan lokasi reklamasi yang dilaksanakan
didarat)didarat)
Kondisi Tanah dan Pembagian Lapisan Tanah Untuk Lokasi Kondisi Tanah dan Pembagian Lapisan Tanah Untuk Lokasi
Di daratDi darat
Untuk keperluan analisa timbunan reklamasi pada kasus ini telah dilakukan penyelidikan tanah
berupa pengujian Cone Penetrometer Test (CPT) dan pengambilan contoh tanah tak terganggu
yang letaknya tersebar disekitar lokasi pekerjaan disertai dengan pengujian laboratorium.
Berdasarkan pengujian lapangan yang telah dilakukan, kondisi tanah pada lokasi ini merupakan
tanah pasir bercampur sedikit lempung dengan konsistensi Agak Padat dengan tahanan konus
berkisar antara 2 – 7 kg/cm2 pada kedalaman 0 – 2.00 m dan berkisar antara 1.5 - 5 kg/cm2 untuk
kedalaman 2.00 – 8.00 m. Pada kedalaman 8.00 – 16.00 m dijumpai tahanan konus berkisar
antara 8 – 18 kg/cm2 dan pada kedalaman > 16 tahanan konus berkisar antara 15 – 55 kg/cm2.
lapisan tanah keras (qc > 150 kg/cm2) tidak dijumpai sampai dengan akhir pengeboran.
Berdasarkan pengujian Grain Size Analysis pada kedalaman 4.00 m, Persentase distribusi butir
tanah adalah sekitar 44.94% pasir, 36,03% lanau dan 19.04% clay. Adapun salah satu kondisi
tanah kritis yang digunakan dalam disain ini yang merupakan hasil penyelidikan tanah dilapangan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4. Hasil Pengolahan Data Cone Penetration Test (CPT) Terhadap Pembagian Lapisan
Tanah
Untuk jelasnya idealisasi pembagian lapisan tanah terhadap kondisi beban timbunan dapat dilihat
seperti gambar dibawah ini
Timbunan :
gamma : 18 kN/m2 3 m
2 m
EL 0.00 MT
EL -2.00 MT
EL -16.00 MT
Lapisan 1:Pasir lempung, konsistensi lepas
Lapisan 2: Pasir lempung, konsistensi sangat Lepas
Lapisan 4:Pasir, lanau bercampur lempungpadat
EL -8.00 MT
Lapisan 3:Pasir, lanau bercampur lempungagak padat
EL > -20.00 MT
Surcharge : 30 kN/m2
Gambar 5. Idealisasi Pembagian lapisan Tanah Terhadap Beban Timbunan dan Beban
Permukaan
Analisa Distribusi Beban Timbunan Reklamasi Pada Tanah Analisa Distribusi Beban Timbunan Reklamasi Pada Tanah
DasDasaar
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban timbunan terhadap kedalaman tanah maka
pada kasus ini perlu dilakukan analisa distribusi beban timbunan terhadap kedalaman tanah
dasar. Beban timbunan pada kasus ini diasumsikan berbentuk trapesium, adapun analisa
pengaruh distribusi beban trapesium terhadap tanah dasar dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adapun hasil analisa distribusi beban timbunan yang berbentuk trapesium terhadap tanah dasar
dengan parameter berat isi sebesar 18 kN/m3 dan tinggi 3 m dapat dilihat sebagai berikut :
Distribusi Tegangan Akibat Beban Timbunan
0
500
1000
1500
2000
2500
0 10 20 30 40 50
Tegangan (kN/m 2)
Ked
alam
an (
m)
Gambar 6 . Hasil Analisa Distribusi Tegangan Akibat Beban timbunan Terhadap kedalaman
Tanah Dasar
Analisa Penurunan Timbunan ReklamasiAnalisa Penurunan Timbunan Reklamasi
Penurunan yang terjadi secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua). Yaitu :
3. Penurunan Seketika (Immediate Settlement)
4. Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement)
Immediate settlement terjadi selama konstruksi beban timbunan . Untuk immediate settlement ini
biasanya tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap konstruksi jika dalam pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap.Dan pada umumnya Immediate Settlement (Penurunan Seketika)
terjadi pada tanah berbutir (granular) seperti halnya pasir.
Sedangkan consolidation settlement baru terjadi beberapa waktu setelah pelaksanaan konstruksi
selesai. Consolidation settlement yang cukup besar biasanya terjadi pada tanah lempung.
Terjadinya consolidation settlement sangat berbahaya bagi struktur karena dapat mengakibatkan
beban tambahan pada struktur yang bisa berakibat kerusakan struktur atau paling tidak
penurunan kinerja struktur. Timbunan yang akan dikonstruksi pada kasus ini berada pada tanah
pasir, dengan demikian penurunan (settlement) yang dominan yang akan terjadi adalah
Immediate settlement (Penurunan seketika).
Analisa Immediate Settlement (penurunan segera) pada kasus ini dilakukan dengan
menggunakan Interpretasi data pengujian Cone Penetration Test (CPT) yang diusulkan oleh De
Beer dan Marten dengan dikaitkan dengan persamaan angka kompresi (C) sebagai berikut :
Dimana;
C = Angka pemampatan (angka kompresibilitas)
qc = tahanan konus
po = tegangan efektif di tengah-tengah lapisan
Dengan mensubstitusikan persamaan C diatas dengan persamaan Terzaghi maka penurunan
segera yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adapun hasil analisa penurunan segera (immediate Settlement) yang terjadi berdasarkan
rumusan diatas dengan mengasumsikan total beban timbunan dan beban permukaan yang ada
sebesar 100 kN/m2 adalah sebagai berikut :
Analisa Penurunan Segera Akibat Beban Timbunan & Beban Surface
Depth (m) H (m) qcave (kN/m2) g (kN/m3) Po (kN/m2) 1.5qcave/Po ∆P (kN/m2) Si (m)
0.00 - 2.00 2 440 15 15 44 100 0.04
2.00 - 8.00 6 360 15 75 7.2 100 0.31
8.00 - 16.00 8 1218 18 216 8.45 100 0.16
16.00 - 20.00 4 3025 18 324 14.00 100 0.03∑Si = 0.54 m
Berdasarkan hasil analisa tersebut diatas, penurunan seketika yang terjadi setelah beban
permukaan bekerja pada timbunan adalah sebesar 0.54 m ∞ 54 cm.
Besarnya penurunan seketika pada kasus ini juga dianalisa dengan menggunakan pemodelan
komputer finite element. Berdasarkan paramater-parameter disain timbunan seperti ditunjukkan
dibawah ini maka didapat hasil analisa pemodelan sebagai berikut :
Dengan menggunakan pemodelan komputer finite element dengan parameter-parameter disain
seperti yang telah disebutkan diatas didapat besarnya penurunan seketika yang akan terjadi
ketika beban permukaan bekerja pada timbunan reklamasi adalah sebesar 0.9 m ∞ 1.00 m.
Sehingga berdasarkan beberapa metode yang telah digunakan diatas dalam menganalisa
besarnya penurunan seketika (Immediate Settlement) yang terjadi akibat beban timbunan
reklamasi dan beban permukaan, maka diambil nilai penurunan yang terbesar yang diprediksi
akan terjadi pada kasus ini yaitu sebesar ± 1.00 m. Dan skematik pola penurunan tanah yang
akan terjadi dapat dilihat berdasarkan hasil pemodelan komputer finite elemen diatas.
Analisa Stabilitas Dinding Penahan TanahAnalisa Stabilitas Dinding Penahan Tanah
Agar dapat menahan beban-beban yang bekerja pada struktur dinding penahan tanah (gravity
wall type) terutama akibat tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh timbunan reklamasi dan
beban permukaan maka dalam disainnya perlu dilakukan perhitungan terhadap tekanan tanah
pada arah lateral dan konstruksi dinding penahan harus memenuhi kriteria stabilitas terhadap
kemungkinan struktur mengalami guling (overtuning), geser (sliding), ataupun runtuh akibat tanah
tidak mempunyai kapasitas dukung yang cukup (bearing capasity failure) untuk menahan beban-
beban yang bekerja pada konstruksi tersebut. Adapun hasil analisa terhadap stabilitas struktur
dinding penahan dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
Gaya Akibat Tekanan Tanah Lateral
Gaya-gaya yang bekerja akibat tekanan tanah lateral adalah tekanan tanah pasif dan tekanan
tanah aktif. Tekanan tanah tersebut dapat dihitung dengan persamaan-persamaan dibawah ini :
Pa =
Dimana ;
Ka =
Untuk kasus yang sederhana dimana dinding adalah vertikal ( = 90º) dan backfill adalah
horizontal ( = 0º), maka:
Ka = =
Tekanan Tanah Aktif
Pp =
Dimana:
Kp =
Untuk kasus yang sederhana dimana dinding adalah vertikal ( = 90 º) dan backfill adalah
horisontal ( = 0º), maka koefisien tekanan pasif Rankine adalah sebagai berikut :
Kp = =
Adapun hasil perhitungan gaya-gaya akibat tekanan tanah lateral berdasarkan parameter tanah
disain dapat ditunjukkan dibawah ini :
Tabel 3. Gaya-gaya tekanan Tanah Lateral
Stabilitas Guling (Overtuning)
Safety factor untuk menahan overturning pada ujung (toe) adalah sebagai berikut:
FS(overturning) =
dimana:
ΣMO = jumlah dari momen gaya yang mnyebebkan overturning di titik C
ΣMR = jumlah dari momen gaya yang menahan overturning di titik C
Biasanya nilai minimum dari safety factor yang diijinkan untuk menahan overturning sebesar 2
sampai 3.
Berdasarkan hasil perhitungan stabilitas guling terhadap dinding penahan tanah pada lokasi ini
dengan menggunakan rumusan-rumasan diatas didapat nilai faktor keamanan terhadap guling
Tekanan Tanah Pasif
sebesar 2.8 (SF = 2.8). Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lembar
perhitungan dibawah ini.
Stabilitas Geser (Sliding)
Safety Factor untuk menahan sliding di sepanjang base dapat dilihat pada persamaan berikut ini:
FS(sliding) = =
dimana:
ΣFR’ = jumlah gaya horisontal yang menahan gaya-gaya
ΣFd = jumlah gaya horisontal yang mendorong gaya-gaya
Nilai safety factor minimum yang umum digunakan untuk menahan sliding sebesar 1.5.
Berdasarkan hasil perhitungan stabilitas geser terhadap dinding penahan tanah pada lokasi ini,
dengan menggunakan rumusan-rumasan diatas didapat nilai faktor keamanan terhadap geser
sebesar 9.8 (SF = 9.8). Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lembar
perhitungan dibawah ini.
Hasil Analisa Stabilitas Struktur TurapHasil Analisa Stabilitas Struktur Turap
Berdasarkan beban-beban yang bekerja pada dinding penahan tanah terutama akibat tekanan
tanah lateral yang ditimbulkan oleh timbunan reklamasi dan beban permukaan sesuai dengan
kondisi tanah yang ada pada lokasi pekerjaan didapat hasil analisa stabilitas selengkapnya yang
dirangkum dalam bentuk lembar perhitungan sebagai berikut :
ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (CANTILEVER WALL TYPE) PPI TELUK SUAK
Fill Materialf = 30 °
c = 0 kN/m2
g = 18 kN/m3
Base Materialf = 30 °c = 0 kN/m2
g = 15 kN/m3
h = 1 mNc = 14.83
Nq = 6.4Ng = 2.9
Structure
B = 0.5 m
Ka = Koef. Tekanan Aktif = 0.33 B' = 2 mPa = Tekanan lateral Aktif = 38.88 kN/m t = 0.6 m
Kp = Koef. Tekanan Pasif = 3.00 H = 3 mPp = Tekanan Lateral pasif = 22.50 kN/m L = 3 m
L' = 0.5 mL'' = 0.5 m
Resisting Force Others
Section Area (m2) g (kN/m3) Weight (kN/m) M. arm (m) Moment (kN.m) gw = 10 kN/m3
1 1.125 22 24.75 2.00 49.50 qsurcharge = 30 kN/m2
2 1.5 22 33 1.5 49.50 b = 0.5 m
3 0.75 22 16.50 1 16.50 a = 300 m4 1.8 22 39.60 1.5 59.40 θ1 = 7.13 deg5 1.5 18 27.00 2.75 74.25 θ2 = 89.24 deg
6 1.125 18 20.25 2.25 45.56∑V = 161.10
∑Mr = 294.71Force overturn
Type Value M.arm (m) Mo (kN.m)
Ph (kN/m) 38.88 1.20 46.66
Pq(kN/m) 32.84 1.8 59.12∑= 105.78
Maximum base soil pressure (e ≈0)
qmax (kN/m2) q (kN/m2) Fcd Fqd Fgd ψ Fci Fgi qu
53.70 15 1.13 1.10 1 13.57 0.98 0.30 122.42
(1) Overtuning CalculationFS =∑Mr/Mo 2.8 >>>> Stabil for Overtuning
(2) Sliding CalculationFS =∑Fr/Fd 9.8 >>>> Stabil for Sliding
4
3
H
Pa
Pp
B
L
O
B't
L'L''
1
25 6
h
qsurcharge
Pq
b
a
Berdasarkan analisa tersebut diatas dapat dilihat bahwa struktur dinding penahan tanah tipe
gravity wall dengan dimensi tersebut diatas memenuhi kriteria stabilitas terhadap kemungkinan
struktur mengalami guling (overtuning), dan kemungkinan struktur mengalami geser (sliding)
akibat tekanan tanah leteral yang ditimbulkan oleh timbunan reklamasi dan beban permukaan.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai faktor keamanan terhadap guling (overtuning) dan geser
(sliding) yang didapat dari hasil perhitungan stabilitas dinding penahan tanah tipe gravity wall
diatas. Dibawah ini dapat dilihat perbandingan faktor keamanan minimun yang disyaratkan
terhadap faktor keamanan struktur dinding penahan tanah tipe gavity wall.
Tabel 4. Perbandingan Faktor Keamanan minimun dan FK disain
Kriteria Stabilitas
FAKTOR KEAMANAN
(FK) Keterangan
FKmin FKdisain
Guling (Overtuning)
Geser (Sliding)
2
1,5
5.8
7.7
Aman thd Guling
Aman thd Geser