Post on 27-Aug-2019
PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
di Kota Semarang
TUGAS AKHIR
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)
Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Oleh :
Siti Amaliyah
5112411007
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
(LP3A) Tugas Akhir Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
di Kota Semarang ini dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan
apapun yang mungkin dapat mengganggu proses penyusunan LP3A Pusat
Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang.
LP3A Pusat Fotografi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
kelulusan akademik di Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk
merencanakan desain Pusat Fotografi nantinya. Judul Tugas Akhir yang penulis
pilih adalah ”Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota
Semarang”.
Dalam penulisan LP3A Pusat Fotografi ini tidak lupa penulis untuk
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing serta mengarahkan sehingga penulisan LP3A Pusat Fotografi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta kekuatan
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik,
2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang, 3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
4. Ibu Dra. Sri Handayani, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Negeri Semarang,
5. Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T., selaku Kaprodi Teknik Arsitektur S1
Universitas Negeri Semarang dan dosen pembimbing yang memberikan
arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A
Pusat Fotografi ini,
6. Bapak Ir. RM Bambang Setyohadi K.P, M.T., selaku dosen pembimbing
yang memberikan arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam
penyusunan LP3A Pusat Fotografi ini,
vi
7. Ibu Wiwit Setyowati, S.T.,M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan
bimbingan dan perbaikan,
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan
arahan dalam penyusunan LP3A Pusat Fotografi ini,
9. Kedua orang tua, Terimakasih untuk semua perhatian dan kesabarannya
dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama pengerjaan LP3A
Pusat fotografi ini,
10. Kerabat dan sahabat saya SALAK (Irma, Shinta, Naning), Gilang, Rizal, Alpi
dan beserta teman-teman Kost Bapak Tulus dan Kost Bunga Anggrek,
11. Semua teman-teman Arsitektur UNNES yang telah memberikan dukungan.
Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada semua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan
motivasi. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya penulisan LP3A Pusat Fotografi ini. Semoga penulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.
Semarang, 27 Mei 2017
Penulis
Siti Amaliyah
5112411007
vii
PERSEMBAHAN
Laporan Perancangan ini penulis persembahan untuk :
1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan member motivasi kepada
penulis.
2. Keuarga besar, sahabat (Irma, Shinta, Naning, Gilang, Alpi) dan teman
yang aku sayangi, selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi.
3. Semua Dosen Arsitektur UNNES yang saya hormati.
4. Teman-teman seperjuangan TA periode 5 dan Teknik Arsitektur angkatan
2011
5. Almamater Universitas Negeri Semarang
viii
ABSTRAK
PUSAT FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG (Pendekatan Arsitektur Kontemporer)
Oleh : Siti Amaliyah
Dosen Pembimbing :
Teguh Prihanto, S.T., M.T. dan Ir. RM Bambang Setyohadi K.P. M.T.
Prodi S1 Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik UNNES
Seni fotografi di Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat
dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penggemar fotografi, anggota dalam
komunitas atau organisasi fotografi. Fotografi sebagai sarana penunjang
berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu
pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni
budaya, dan lain-lain. Sarana yang diperlukan dalam menunjang kegiatan seni
fotografi berupa galeri, museum, sekolah, dan ruang komunal yang bisa dijadikan
sebagai tempat perkumpulan para komunitas pecinta fotografi. Dan kota yang
tepat untuk membangun Pusat Fotografi adalah Kota Semarang, karena dari segi
histori Semarang merupakan tempat diadakannya kongres pertama GAPERFI
(Gabungan Perhimpunan Seni Fotografi Indonesia) pada tahun 1955 dan belum
tersedianya sarana yang mendukung perkembangan fotografi di Kota Semarang.
Arsitektur kontemporer sebagai landasan dalam membentuk fasilitas
pusat fotografi yang memiliki sifat modern seperti perkembangan zaman saat ini.
Kontemporer menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan
inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, bentuk geometris,
maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru,
memanfaatkan pencahayaan alami dan menambahkan konsep open plan pada
ruang dalam.
Kata Kunci : Pusat Fotografi ; Arsitektur Kontemporer ; Kota Semarang
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Permasalahan ........................................................................... 3
1.2.1. Permasalahan Umum ..................................................... 3
1.2.2. Permasalahan Khusus ................................................... 3
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................... 3
1.3.1. Maksud .......................................................................... 3
1.3.2. Tujuan ............................................................................. 4
1.4. Manfaat ..................................................................................... 4
1.4.1. Subjektif ......................................................................... 4
1.4.2. Objektif ........................................................................... 4
1.5. Lingkup Pembahasan ................................................................ 4
1.5.1. Lingkup Substansial ....................................................... 4
1.5.2. Lingkup Spasial .............................................................. 5
1.6. Metode Pembahasan ................................................................. 5
1.7. Keaslian Penulisan .................................................................... 7
1.8. Sistematika Pembahasan .......................................................... 8
1.9. Alur Pikir .................................................................................... 10 BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................... 11
2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi ................................................ 11
2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi ............................................. 11
x
2.1.2. Jenis-jenis Fotografi ....................................................... 12
2.1.3. Unsur-unsur Fotografi .................................................... 14
2.2. Aktivitas dalam Pusat Fotografi ................................................. 15
2.2.1. Sekolah Fotografi ........................................................... 16
2.2.2. Museum Fotografi ........................................................... 28
2.2.3. Galeri Fotografi .............................................................. 37
2.3. Tinjauan Pendekanan Konsep Arsitektur Kontemporer .............. 45
2.3.1. Pengertian ...................................................................... 45
2.3.2. Ciri-ciri Arsitektur Kontemporer ...................................... 47
2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer .......... 50
2.4. Studi Kasus ............................................................................... 51
2.4.1. Darwis Triadi School of Photography ............................. 51
2.4.2. OHD Museum ................................................................ 65
2.4.3. Samsung Innovation Museum (SIM) .............................. 72
2.4.4. Galeri Sangkring Art Space ............................................ 78 BAB III TINJAUAN LOKASI ........................................................................ 83
3.1. Tinjaun Umum Kota Semarang .................................................. 83
3.1.1. Kedudukan Grafis dan Wilayah Administrasi ................. 83
3.1.2. Wilayah Pengembangan dan Pembagian
Tata Guna Lahan .......................................................... 85
3.2. Tinjauan Lokasi Perencanaan Pusat Fotografi .......................... 91
3.2.1. Kriteria Lokasi Pusat Fotografi ....................................... 92
3.2.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi ........................................ 92
3.3. Tinjauan Site ............................................................................. 96
3.3.1. Kriteria Pemilihan Site .................................................... 96
3.3.2. Alternatif Site .................................................................. 98
3.4. Pembobotan Site ....................................................................... 115
3.5. Site Terpilih ............................................................................... 117 BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
4.1. Pendekatan Aspek Fungsional .................................................. 125
4.1.1. Analisis Pelaku ............................................................... 125
4.1.2. Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ........................ 126
4.1.3. Analisa Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang ............... 131
4.1.4. Studi Kapasitas dan Besaran Ruang .............................. 137
xi
4.2. Pendekatan Aspek Kontekstual ................................................. 143
4.2.1. Lokasi Site ..................................................................... 143
4.2.2. Eksisting Site ................................................................. 144
4.2.3. Analisis Zoning Site ........................................................ 146
4.3. Pendekatan Aspek Teknis .......................................................... 150
4.3.1. Sistem Modul ................................................................. 150
4.3.2. Sistem Struktur ............................................................... 152
4.3.3. Bahan Bangunan ........................................................... 161
4.4. Pendekatan Aspek Kinerja ........................................................ 166
4.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran ......................................... 166
4.4.2. Sistem Transportasi ....................................................... 168
4.4.3. Sistem Pengkondisian Udara ......................................... 169
4.4.4. Sistem Pencahayaan ..................................................... 172
4.4.5. Sistem Penangkal Petir .................................................. 174
4.4.6. Sistem Jaringan Listrik ................................................... 177
4.4.7. Sistem Plumbing ............................................................ 179
4.4.8. Sistem Komunikasi ......................................................... 181
4.4.9. Sistem Keamanan .......................................................... 182
4.5. Pendekatan Aspek Arsitektural .................................................. 183
4.5.1. Analisa Pendekatan Arsitektur Kontemporer .................. 183
4.5.2. Tampilan Bangunan ....................................................... 185 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI
5.1. Konsep Fungsional .................................................................... 188
5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ......................... 188
5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang
dan Sirkulasi Ruang ....................................................... 191
5.1.3. Besaran Ruang .............................................................. 195
5.2. Konsep Kontekstual ................................................................... 200
5.3. Konsep Teknis ........................................................................... 201
5.3.1. Sistem Modul ................................................................. 201
5.3.2. Sistem Struktur ............................................................... 201
5.3.3. Bahan Bangunan ........................................................... 201
5.4. Konsep Kinerja .......................................................................... 202
xii
5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran ......................................... 202
5.4.2. Sistem Transportasi ....................................................... 203
5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara ......................................... 203
5.4.4. Sistem Pencahayaan ..................................................... 204
5.4.5. Sistem Penangkal Petir .................................................. 205
5.4.6. Sistem Jaringan Listrik ................................................... 206
5.4.7. Sistem Plumbing ............................................................ 207
5.4.8. Sistem Komunikasi ......................................................... 208
5.4.9. Sistem Keamanan .......................................................... 209
5.5. Konsep Arsitektural ................................................................... 209
5.5.1. Konsep Bentuk ............................................................... 209
5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Kontemporer .................. 210 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 213
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Pikir .................................................................................. 10
Gambar 2.1 Ruang Kelas ............................................................................ 21
Gambar 2.2 Ruang Kelas dan Laboratorium ................................................ 21
Gambar 2.3 Ruang Perpustakaan ............................................................... 22
Gambar 2.4 Studio Produk .......................................................................... 23
Gambar 2.5 Studio Portrait .......................................................................... 23
Gambar 2.6 Studio Fashion ......................................................................... 24
Gambar 2.7 Dry Cabinet .............................................................................. 26
Gambar 2.8 Penataan Tata Cahaya Studio Standar .................................... 27
Gambar 2.9 Penataan Tata Cahaya Studio dengan Ceiling Rail System ..... 28
Gambar 2.10 Teknik Pencahayaan Alami .................................................... 30
Gambar 2.11 Teknik Pencahayaan Buatan .................................................. 32
Gambar 2.12 Sirkulasi Museum ................................................................... 34
Gambar 2.13 Struktur Organisasi Museum Swasta ..................................... 35
Gambar 2.14 Tampilan Ruang Pamer ......................................................... 40
Gambar 2.15 Standar Gerakan Kepala ........................................................ 40
Gambar 2.16 Tata Letak Panel dan Sudut Pandang .................................... 41
Gambar 2.17 Contoh Panel ......................................................................... 42
Gambar 2.18 Contoh Vitrine ........................................................................ 43
Gambar 2.19 Contoh Show Case ................................................................ 43
Gambar 2.20 Contoh Free Standing ............................................................ 44
Gambar 2.21 Alur yang Disarankan ............................................................. 45
Gambar 2.22 Alur yang Tidak Berstruktur .................................................... 45
Gambar 2.23 Alur yang Diarahkan ............................................................... 45
Gambar 2.24 Pencahayaan Alami ............................................................... 47
Gambar 2.25 Penggunaan Material Alam .................................................... 48
Gambar 2.26 Konsep Open Plan ................................................................. 48
Gambar 2.27 Elemen Garis ......................................................................... 49
Gambar 2.28 Pintu Geser Otomatis ............................................................. 49
Gambar 2.29 Bentuk Geometris dan Penggunaan Warna Netral ................. 50
Gambar 2.30 Lokasi Darwis Triadi School of Photography .......................... 52
Gambar 2.31 Struktur Organisasi Darwis Triadi School of Photography ...... 55
xiv
Gambar 2.32 Resepsionis ........................................................................... 55
Gambar 2.33 Ruang Tunggu ....................................................................... 56
Gambar 2.34 Ruang Kelas C ....................................................................... 56
Gambar 2.35 Ruang Kelas A ....................................................................... 57
Gambar 2.36 Ruang Rias ............................................................................ 57
Gambar 2.37 Ruang Kelas B ....................................................................... 58
Gambar 2.38 Ruang Tamu .......................................................................... 58
Gambar 2.39 Ruang Manajemen ................................................................. 59
Gambar 2.40 Ruang Direktur ....................................................................... 59
Gambar 2.41 Kantin ..................................................................................... 59
Gambar 2.42 Pantry .................................................................................... 60
Gambar 2.43 Dapur ..................................................................................... 60
Gambar 2.44 Taman .................................................................................... 60
Gambar 2.45 Studio Outdoor ....................................................................... 61
Gambar 2.46 Frame Studio ......................................................................... 61
Gambar 2.47 Ruang Tidur Servis ................................................................ 62
Gambar 2.48 Gudang Peralatan Kelas ........................................................ 62
Gambar 2.49 Gudang Peralatan Fotografi ................................................... 62
Gambar 2.50 KM/WC .................................................................................. 63
Gambar 2.51 Mushola ................................................................................. 63
Gambar 2.52 Denah Lantai 1 dan 2 ............................................................. 64
Gambar 2.53 OHD Museum ........................................................................ 65
Gambar 2.54 Lokasi OHD Museum ............................................................. 66
Gambar 2.55 Entrance OHD Museum ......................................................... 68
Gambar 2.56 Ruang Pamer ......................................................................... 69
Gambar 2.57 Kantor Pengelola .................................................................... 70
Gambar 2.58 Pos Keamanan ....................................................................... 70
Gambar 2.59 Kafetaria ................................................................................. 70
Gambar 2.60 Penjualan Tiket dan Penjualan Souvenir ................................ 71
Gambar 2.61 Toilet ...................................................................................... 71
Gambar 2.62 Kondisi Parkir ......................................................................... 72
Gambar 2.63 Samsung Innovation Museum ................................................ 72
Gambar 2.64 Samsung History Hall ............................................................. 73
Gambar 2.65 Exhibition Hall 1 The Age Inventors ........................................ 74
xv
Gambar 2.66 Area Semikonduktor ............................................................... 75
Gambar 2.67 Area Layar dan Transitor ........................................................ 75
Gambar 2.68 Area Mobile ............................................................................ 76
Gambar 2.69 Bidang SIM Theater ............................................................... 76
Gambar 2.70 Product Gallery ...................................................................... 77
Gambar 2.71 Nanum Gallery ....................................................................... 77
Gambar 2.72 Lokasi Sangkring Art Space ................................................... 79
Gambar 2.73 Sangkring Art Space Tampak Depan ..................................... 80
Gambar 2.74 Ruang Pamer Lantai 1 (kiri) dan Ruang Pamer Lantai 2
(kanan) ................................................................................... 81
Gambar 2.75 Kantor .................................................................................... 81
Gambar 2.76 Area Lobby ............................................................................. 82
Gambar 2.77 Smoking Area ........................................................................ 82
Gambar 2.78 Area Parkir ............................................................................. 82
Gambar 3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Tahun 2011-2031 ....................................................................... 83
Gambar 3.2 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Semarang ................... 85
Gambar 3.3 BWK II Kota Semarang ............................................................ 93
Gambar 3.4 Peta Kecamatan Gajah Mungkur (kiri) dan Kecamatan
Candisari (kanan) ....................................................................... 94
Gambar 3.5 BWK V Kota Semarang ............................................................ 95
Gambar 3.6 Peta Kecamatan Gayamsari (kiri) dan Kecamatan Pedurungan
(kanan) ....................................................................................... 96
Gambar 3.7 Lokasi Alternatif Site 1 .............................................................. 98
Gambar 3.8 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Site 1 .......................... 99
Gambar 3.9 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 1 ...................... 100
Gambar 3.10 Aksesibilitas Alternatif Site 1 .................................................. 101
Gambar 3.11 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 1 ............................ 102
Gambar 3.12 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 1 ............................... 102
Gambar 3.13 Orientasi pada Alternatif Site 1 ............................................... 103
Gambar 3.14 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 1 ........................... 103
Gambar 3.15 Lokasi Alternatif Site 2 ............................................................ 104
Gambar 3.16 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Site 2 ........................ 104
Gambar 3.17 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 2 .................... 105
xvi
Gambar 3.18 Aksesibilitas Alternatif Site 2 .................................................. 106
Gambar 3.19 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 2 ............................ 107
Gambar 3.20 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 2 ............................... 107
Gambar 3.21 Orientasi pada Alternatif Site 2 ............................................... 108
Gambar 3.22 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 2 ........................... 108
Gambar 3.23 Lokasi Alternatif Site 3 ............................................................ 109
Gambar 3.24 Batas-batas Alternatis Site 3 .................................................. 109
Gambar 3.25 Foto Pendukung Batas-batas Alternatis Site 3 ....................... 110
Gambar 3.26 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 3 .................... 111
Gambar 3.27 Denah Kontur pada Alternatif Site 3 ....................................... 112
Gambar 3.28 Aksesibilitas Alternatif Site 3 .................................................. 113
Gambar 3.29 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 3 ............................ 113
Gambar 3.30 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 3 ............................... 114
Gambar 3.31 Orientasi pada Alternatif Site 3 ............................................... 114
Gambar 3.32 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 3 ........................... 115
Gambar 3.33 Batas-batas Site Terpilih ........................................................ 118
Gambar 3.34 Foto Pendukung ..................................................................... 119
Gambar 3.35 Potongan Melintang Jalan pada Site Terpilih ......................... 120
Gambar 3.36 Denah Pohon pada Site Terpilih ............................................. 120
Gambar 3.37 Denah Kontur pada Site Terpilih ............................................ 121
Gambar 3.38 Aksesibilitas pada Site Terpilih ............................................... 122
Gambar 3.39 Jaringan Infrastruktur pada Site Terpilih ................................. 122
Gambar 3.40 Tingkat Kebisingan pada Site Terpilih .................................... 123
Gambar 3.41 Orientasi pada Site Terpilih .................................................... 123
Gambar 3.42 Kepadatan Bangunan pada Site Terpilih ................................ 124
Gambar 4.1 Diagram Kelompok Kegiatan .................................................... 131
Gambar 4.2 Hubungan Kelompok Ruang .................................................... 134
Gambar 4.3 Analisis Sirkulasi Siswa ............................................................ 135
Gambar 4.4 Analisis Sirkulasi Pengunjung .................................................. 135
Gambar 4.5 Analisis Sirkulasi Pengelola ..................................................... 136
Gambar 4.6 Analisis Sirkulasi Servis ........................................................... 137
Gambar 4.7 Lokasi Site ............................................................................... 144
xvii
Gambar 4.8 Aksesibilitas Menuju Site .......................................................... 144
Gambar 4.9 Denah Kontur Site .................................................................... 145
Gambar 4.10 Denah Eksisiting Titik Pohon .................................................. 145
Gambar 4.11 Foto Pendukung Kondisi Site ................................................. 146
Gambar 4.12 Analisis Aksesibilitas .............................................................. 147
Gambar 4.13 Analisis Kebisingan ................................................................ 148
Gambar 4.14 Analisis Klimatologi ................................................................ 149
Gambar 4.15 Analisis Topografi ................................................................... 150
Gambar 4.16 Modul Horizontal .................................................................... 151
Gambar 4.17 Modul Vertikal ........................................................................ 152
Gambar 4.18 Pondasi Batu Kali ................................................................... 154
Gambar 4.19 Pondasi Foot Plat ................................................................... 150
Gambar 4.20 Pondasi Tiang Pancang ......................................................... 155
Gambar 4.21 Pondasi Bored Pile ................................................................. 157
Gambar 4.22 Pondasi Sumuran ................................................................... 158
Gambar 4.23 Kolom ..................................................................................... 159
Gambar 4.24 Plat Lantai .............................................................................. 159
Gambar 4.25 Balok ...................................................................................... 160
Gambar 4.26 Rangka Atap Baja Ringan ...................................................... 160
Gambar 4.27 Rangka Atap Baja Konvensional ............................................ 161
Gambar 4.28 Fire Detector dan Fire Alarm .................................................. 167
Gambar 4.29 Sprinkle .................................................................................. 167
Gambar 4.30 Hydrant Box ........................................................................... 167
Gambar 4.31 Hydrant Pilar .......................................................................... 167
Gambar 4.32 Fire Extinguisher .................................................................... 167
Gambar 4.33 Tangga Darurat ...................................................................... 167
Gambar 4.34 Tangga ................................................................................... 168
Gambar 4.35 Lift .......................................................................................... 168
Gambar 4.36 Eskalator ................................................................................ 169
Gambar 4.37 Ramp ..................................................................................... 169
Gambar 4.38 Ilustrasi Penghawaan Alami ................................................... 169
Gambar 4.39 AC Central ............................................................................. 170
Gambar 4.40 AC Split .................................................................................. 170
Gambar 4.41 AC VRV .................................................................................. 171
xviii
Gambar 4.42 Sistem AC Ducting ................................................................. 171
Gambar 4.43 Ilustrasi Strategi ..................................................................... 172
Gambar 4.44 Pencahayaan Tidak Langsung ............................................... 173
Gambar 4.45 Tata Cahaya Studio Standar .................................................. 174
Gambar 4.46 Tata Cahaya Ceiling Rail System ........................................... 174
Gambar 4.47 Penangkal Petir Franklin ........................................................ 175
Gambar 4.48 Sistem Penangkal Petir Faraday ............................................ 175
Gambar 4.49 Penangkal Petir Radius .......................................................... 176
Gambar 4.50 Penangkal Petir Neoflash ....................................................... 177
Gambar 4.51 Genset ................................................................................... 178
Gambar 4.52 Up Feed Distribution .............................................................. 179
Gambar 4.53 Down Feed System ................................................................ 180
Gambar 4.54 CCTV ..................................................................................... 182
Gambar 4.55 Contoh-contoh Transformasi .................................................. 186
Gambar 4.56 Bentuk Dasar untuk Denah .................................................... 186
Gambar 4.57 Bentuk Dasar untuk Atap ....................................................... 187
Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang .................................................... 192
Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Siswa .............................................................. 193
Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung .................................................... 193
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola ....................................................... 194
Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis ............................................................. 195
Gambar 5.6 Site Rencana ........................................................................... 200
Gambar 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................... 203
Gambar 5.8 Sistem Transportasi ................................................................. 203
Gambar 5.9 Sistem Penghawaan Alami ...................................................... 204
Gambar 5.10 Sistem Penghawaan Buatan .................................................. 204
Gambar 5.11 Sistem Pencahayaan Alami .................................................... 204
Gambar 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan pada Studio ............................. 205
Gambar 5.13 Sistem Pencahayaan Buatan pada Ruang Pamer .................. 205
Gambar 5.14 Skema Sistem Penangkal Petir .............................................. 206
Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 206
Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 207
Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih ..................................................... 207
Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor ....................................................... 208
xix
Gambar 5.19 Proses Pemanfaatan Air Hujan .............................................. 208
Gambar 5.20 Sistem Komunikasi ................................................................. 209
Gambar 5.21 Sistem Keamanan .................................................................. 209
Gambar 5.22 Konsep Bentuk pada Galeri dan Museum Fotografi ............... 210
Gambar 5.23 Konsep Open Plan ................................................................. 211
Gambar 5.24 Skema BAS ............................................................................ 212
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Komunitas Fotografi di Semarang ........................................ 1
Tabel 1.2 Data Keaslian Penulis .................................................................. 7
Tabel 2.1 Kurikulum STSRD Visi ................................................................. 19
Tabel 2.2 Level Kelas Darwis Triadi School of Photography ........................ 54
Tabel 2.3 Kurikulum Darwis Triadi School of Photography ........................... 54
Tabel 3.1 Fungsi BWK Kota Semarang ....................................................... 87
Tabel 3.2 BWK Kota Semarang ................................................................... 89
Tabel 3.3 Pembobotan Alternatif Site 1 ........................................................ 115
Tabel 3.4 Pembobotan Alternatif Site 2 ........................................................ 116
Tabel 3.5 Pembobotan Alternatif Site 3 ........................................................ 117
Tabel 4.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Siswa ................................ 126
Tabel 4.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengunjung ...................... 127
Tabel 4.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengelola .......................... 127
Tabel 4.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis ........................................ 128
Tabel 4.5 Jumlah Siswa ............................................................................... 129
Tabel 4.6 Jumlah Pengelola ........................................................................ 130
Tabel 4.7 Jumlah Servis .............................................................................. 131
Tabel 4.8 Kelompok Ruang ......................................................................... 132
Tabel 4.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama ........................ 137
Tabel 4.10 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang ................ 139
Tabel 4.11 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola ................. 140
Tabel 4.12 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis ....................... 141
Tabel 4.13 Kebutuhan Luasan Parkir ........................................................... 142
Tabel 4.14 Pendekatan Rekapitulasi Besaran Total ..................................... 142
Tabel 4.15 Kelebihn dan Kekurangan Pondasi Batu Kali ............................. 153
Tabel 4.16 Kelebihan dan Kekuranga Pondasi Foot Plat ............................. 154
Tabel 4.17 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang .................. 156
Tabel 4.18 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Bored Pile ......................... 157
Tabel 4.19 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Sumuran ........................... 158
Tabel 4.20 Bahan Bangunan untuk Lantai ................................................... 161
Tabel 4.21 Bahan Bangunan untuk Dinding ................................................. 163
Tabel 4.22 Bahan Bangunan untuk Penutup Dinding ................................... 164
xxi
Tabel 4.23 Bahan Bangunan untuk Langit-langit .......................................... 165
Tabel 4.24 Bahan Bangunan untuk Penutup Atap ....................................... 165
Tabel 4.25 Tingkat Pencahayaan pada Pusat Fotografi ............................... 173
Tabel 4.26 Tinggi Penangkal Petir Neoflash dan Jarak Radius .................... 177
Tabel 4.27 Pendekatan Arsitektur Kontemporer ........................................... 183
Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Siswa ......................................... 188
Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung ............................... 189
Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola .................................. 189
Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis ........................................ 190
Tabel 5.5 Kelompok Ruang ......................................................................... 191
Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama ........................ 195
Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang .................. 196
Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola ................... 197
Tabel 5.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis ......................... 198
Tabel 5.10 Besaran Luas Parkir ................................................................... 198
Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Ruang ...................................................... 199
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 1
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Manusia merupakan cerminan dalam fotografi, hal ini dikarenakan dalam
berbagai sisi kehidupan manusia menjadikan fotografi untuk memenuhi
kebutuhannya. Fotografi ada di berbagai aspek kehidupan, dapat dilihat melalui
media informasi yaitu surat kabar, majalah, media informasi internet dan media
informasi lain bersifat umum. Di Indonesia, fotografi memiliki perkembangan yang cukup pesat. Dapat
dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penggemar fotografi, anggota dalam
komunitas atau organisasi fotografi, berkembangnya teknologi untuk alat-alat
fotografi. Hal lain yang menunjang perkembangan fotografi yaitu semakin
banyaknya pengguna media fotografi sebagai sarana penunjang berbagai
kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan,
hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni budaya, dan lain-lain.
Perkembangan fotografi di Indonesia dapat dilihat dari berkembangnya jumlah
fotografer, makin majunya teknologi peralatan dan perlengkapan fotografi dan
makin meningkatnya kualitas karya-karya fotografer Indonesia.
Demikian pula dengan perkembangan fotografi di Semarang, dimana dari
segi histori Semarang merupakan tempat diadakanya kongres pertama
GAPERFI (Gabungan Perhimpunan Seni Foto Indonesia) pada 19 – 30 Oktober
1955, yang sekarang berubah nama menjadi FPSI (Federasi Perhimpunan
Senifoto Indonesia). Kini para fotografer amatir maupun professional juga
membentuk komunitas pecinta fotografi di Semarang, yaitu diantaranya
Komunitas Fotografer Semarang (KFS), Lens Society, dan MATA Semarang.
Tabel 1.1 Data Komunitas Fotografi di Semarang
No Nama Keterangan Jumlah
Anggota Waktu Kegiatan
1 MATA Semarang
Berdiri sejak tahun 1999 Sekretariat di Erlangga Semarang
± 650 orang 2 kali dalam seminggu
2 Komunitas Fotografer
Berdiri sejak tahun 2006
± 300 orang 2-3 kali dalam seminggu
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 2
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Keterangan Jumlah
Anggota Waktu Kegiatan
Semarang (KFS)
Sekretariat di Bukit Menur Semarang
3 Lens Society
Berdiri sejak tahun 2010 Sekretariat di Gedung UNAKI Semarang
± 130 orang 2 kali dalam seminggu
Sumber : http://www.kfsemarang.com , 2015
Dari penjelasan tersebut, perkembangan fotografi di Semarang dianggap
baik dan telah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, baik dari segi peralatan
dan perlengkapan fotografi, cuci cetak foto dan jasa fotografi. Namun sarana
fotografi masih sangat sedikit khususnya untuk pameran foto. Fasilitas untuk
galeri foto masih belum ada di Semarang, kalaupun ada biasanya diadakan di
lobi hotel atau mall. Pendidikan fotografi selama ini juga masih sedikit, dan juga
tidak terlalu dikenal orang awam. Hal ini tentu tidak seimbang dengan
perkembangan fotografi dan kebutuhan para penggemarnya. Dari fenomena
tersebut menjadikan dasar untuk merencanakan bangunan Pusat Fotografi di
Kota Semarang.
Dari uraian mengenai kondisi yang ada, maka peluang untuk
mendirikannya sebuah Pusat Fotografi di Kota Semarang dengan harapan dapat
menjadi ajang pertemuan dan komunikasi masyarakat dan sebagai wadah
edukasi tentang seni fotografi. Karena itu dibutuhan suatu wadah pusat fotografi
yang membuat masyarakat dapat mempelajari dan menampung kegiatan-
kegiatan dalam bidang fotografi misalnya sekolah fotografi, galeri dan museum,
tempat berkumpul klub foto, shop centre dan pelayanan jasa yang identik dengan
fotografi.
Di era globalisasi ini, masyarakat cenderung akan lebih tertarik kepada
hal yang bersifat modern atau yang berkaitan dengan teknologi, begitupun
halnya dengan seni mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan
zamannya. Sekarang ini seni tidak lagi sebuah hal yang hanya bisa dinikmati
keindahannya semata, tetapi selain itu seni sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan perkembangan tersebut maka Pusat Fotografi yang akan
dirancang yaitu menggunakan pendekatan arsitektur kontemporer.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 3
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Pendekatan arsitektur kontemporer dipilih sebagai landasan dalam
membentuk fasilitas pusat fotografi yang memiliki sifat modern seperti
perkembangan zaman saat ini. Kontemporer menandai sebuah desain yang lebih
maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis
material, bentuk geometris, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan
gaya yang lebih baru, memanfaatkan pencahayaan alami dan menambahkan
konsep open plan pada ruang dalam.
1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah terbentuk suatu permasalahan yang
terbagi menjadi permasalahan secara umum dan permasalahan secara khusus.
1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana merancang sebuah pusat fotografi yang menarik dan
dapat dinikmati semua kalangan yang juga sebaga bentuk pelestarian
seni fotografi dan juga bisa dijadikan sentra pendidikan berupa sekolah
fotografi di Kota Semarang.
1.2.2. Permasalahan Khusus Untuk memenuhi tuntutan sebuah pusat fotografi dengan
pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang terdapat beberapa
permasalahan khusus yaitu :
a. Mengolah site untuk mendapatkan zoning yang tepat yang sesuai
dengan fungsi masing-masing kelompok kegiatan.
b. Mengolah sirkulasi ruang dan standar perancangan untuk komplek
bangunan pusat fotografi diantarany; sekolah fotografi, galeri,
museum, shop centre, dan tempat perkumpulan fotografer.
c. Menentukan bentuk-bentuk arsitektural baik melalui ungkapan fisik
pada ruang luar maupun dalam yang dapat mencerminkan arsitektur
kontemporer.
1.3. Maksud Dan Tujuan 1.3.1. Maksud
Merencanakan dan merancang Pusat Fotografi untuk mewadahi
kegiatan pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat di Kota
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 4
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Semarang melalui seni fotografi.
1.3.2. Tujuan Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (LP3A) adalah membentuk konsep perencanaan
dan perancangan Pusat Fotografi dengan pendekatan arsitektur
kontemporer di Kota Semarang.
1.4. Manfaat 1.4.1. Subjektif
1) Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai
penentu kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Prodi Teknik Arsitektur
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
(UNNES) 2016.
2) Penulis dapat pengetahuan lebih tentang Pusat Fotografi dan dapat
dipergunakan dalam referensi perencanaan selanjutnya.
1.4.2. Objektif 1) Dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan penambah wawasan
pembaca pada umumnya maupun mahasiswa arsitektur dalam
penyususnan Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
(LP3A).
2) Dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan dan rekomendasi
dalam proses merencanakan desain Pusat Fotografi.
1.5. Lingkup Pembahasan 1.5.1. Lingkup Substansial
Lingkup pembahasan substansial meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan fotografi yang didalamnya terdapat sekolah fotografi,
galeri, museum, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan fotografi. Dengan
titk berat pada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu arsitektural.
Sedangkan hal-hal diluar kearsitekturan yang mempengaruhi,
melatarbelakangi, dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan
dibatasi, dipertimbangkan, dan diasumsikan tanpa dibahas secara
mendalam.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 5
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1.5.2. Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan pusat fotografi dengan
pendekatan arsitektur kontemporer yang terletak di Kota Semarang.
1.6. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program dasar
perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul pusat fotografi
dengan pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang yaitu dengan
menggunakan metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan, dan
menjelaskan mengenai design requirement (persyaratan desain) dan design
determinant (ketentuan desain) terhadap perencanaan dan perancangan pusat
fotografi.
Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya
akan ditelusuri data yang diperlukan. Data yang terkumpul kemudian akan
dianalisa lebih mendalam sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil
penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga
anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan pusat fotografi.
Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang
digunakan dalam perencanaan dan perancangan pusat fotografi sebagai
landasan dalam desain grafis arsitektur selanjutnya.
Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan
dikelompokkan kedalam 2 (dua) kategori yaitu :
a. Data Primer 1) Observasi Lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi
site perencanaan dan perancangan pusat fotografi dan observasi studi
kasus dengan objek yang bersangkutan dengan pusat fotografi.
2) Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola serta
berbagai pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan
khususnya wawancara dengan pihak yang bersangkutan di dalam studi
kasus yang ada.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 6
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
b. Data Sekunder Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai
perencanaan dan perancangan pusat fotografi serta peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan pusat
fotografi.
Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant
yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan pusat fotografi :
1) Pemilihan Lokasi dan Site
Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan site, dilakukan
dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
penentuan suatu lokasi dan site yang layak sebagai perencanaan dan
perancangan pusat fotografi, adapun data yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a) Data tata guna lahan atau peruntukan lahan pada wilayah
perencanaan dan perancangan yaitu wilayah pendidikan sekaligus
aturan dan pedoman tata ruang kawasan.
b) Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan
yang dimiliki oleh lokasi dan site itu sendiri dan juga terhadap
lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan dan
perancangan pusat fotografi.
Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif site, kemudian
dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan
site yang telah ditentukan untuk kemudian memberi scoring terhadap
kriteria x nilai bobot dan site yang terpilih diambil dari nilai yang terbesar.
2) Program Ruang
Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan terlebih
dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan
perancangan pusat fotografi, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data
mengenai pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan
dengan observasi lapangan baik dari studi kasus, serta dengan standar
atau literatur perencanaan dan perancangan pusat fotografi.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 7
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Persyaratan ruang yang didapat melalui studi kasus dengan
standar perencanaan dan perancangan pusat fotografi sehingga dari
hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh
program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan
perancangan pusat fotografi. Analisa program ruang juga melibatkan
hasil dari studi ruang pada objek yang menjadi studi kasus apabila tidak
adanya standar khusus pada sumber referensi literature.
3) Penekanan Desain Arsitektur
Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur dilakukan
dengan observasi literatur yang menjelaskan ciri-ciri bangunan yang
sesuai dengan tema konsep pada bangunannya yaitu arsitektur
kontemporer. Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Aspek kontekstual pada lokasi dan site terpilih dengan
pertimbangan keberadaan bangunan disekitarnya.
b) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan pusat
fotografi.
c) Literatur yang memiliki konteks pendekatan arsitektur kontemporer
yang kemudian diterapkan kedalam desain pusat fotografi tersebut.
1.7. Keaslian Penulisan Dalam menjamin keaslian penelitian baik dari segi tema, objek, wilayah
studi ataupun aspek-aspek lain yang terkandung didalam penelitian perlu adanya
komparasi keaslian yakni proses pembandingan antara penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, berikut
ini merupakan tabel keaslian penelitian yang memuat beberapa penelitian
dengan tema dan metode yang berbeda, yaitu :
Tabel 1.2 Data Keaslian Penulis
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Lokasi dan Tahun
Penelitian Materi Penelitian Teknik
Analisis Hasil
Penelitian
Rifky Hadi
Saputro
Pusat
Fotografi di
Semarang
Semarang,
2007
Mewadahi aktifitas
dalam dunia fotografi
secara terpadu,
fasilitatif, dan
Deskriptif
Kualitatif
Wujud rancangan
bangunan Pusat
Fotografi di
Semarang yang
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 8
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
representatif menerapkan
konsep high tect
Krisdianto
Indra Pratama
Pusat
Pelatihan
Fotografi di
Semarang
Semarang,
2012
Wadah bagi para
peminat fotografi yang
menekuni bidang
fotografi untuk
menjadi tenaga
fotografi professional
yang siap bersaing di
dunia kerja
Deskriptif
Kualitatif,
Transformasi
Teori
Komposisi
Grafis
Fotografi
Wujud rancangan
Pusat Pelatihan
Fotografi di
Semarang yang
mengekspresikan
kreativitas
melalui
pengolahan
bentuk bangunan
dan fasade
bangunan,
dengan
pendekatan
transformasi teori
komposisi grafis
fotografi
Sumber : Data Penulis, 2015
1.8. Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) pusat fotografi dengan
pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan
tujuan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika
pembahasan, dan alur pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas tinjauan mengenai pusat fotografi mulai dari pengertian,
sistem pengelolaan, persyaratan teknis, dan studi kasus dari bangunan yang
berkaitan dengan sekolah fotografi, museum, galeri serta tinjauan mengenai
pendekatan arsitektur kontemporer yang akan dijadikan sebagai landasan
konsep perencanaan bangunan Pusat Fotografi.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 9
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
BAB III TINJAUAN LOKASI Membahas tentang gambaran umum Kota Semarang yang meliputi
kedudukan geografis, wilayah administrasi, rencana pembagian wilayah kota
atau BWK Kota Semarang. Dan pemilihan alternatif site berupa data fisik dan
non fisik, potensi dan kebijakan tata ruang pemilihan site, scoring / pembobotan
site untuk menentukan site terpilih dan gambaran khusus berupa data tentang
batas wilayah dan karakteristik pada site terpilih dengan uraian yang lebih detail
dan jelas.
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep
perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan
fungsional, pendekatan pelaku aktifitas, pendekatan kebutuhan ruang,
pendekatan arsitektur, pendekatan aspek teknis serta pendekatan aspek kinerja.
BAB V LANDASAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan pusat fotografi
yang ditarik berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 10
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1.9. Alur Pikir
Gambar 1.1. Alur Pikir Sumber : Analisis , 2016
TOR
SITE Zoning
Analisis
a. Aspek Kontekstual b. Aspek Fungsinal c. Aspek Kinerja d. Aspek Teknis e. Aspek Arsitektural
Analisis a. Fisik b. Non Fisik
Konsep
a. Kontekstual b. Fungsional c. Kinerja d. Teknis e. Arsitektural
Transformasi Desain
Pradesain
Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan tentang sekolah fotografi, museum fotografi, galeri fotografi.
b. Standart kebutuhan ruang dan pelaku kegiatan. c. Tinjauan teori arsitektur kontemporer sebagai
pendekatan perencanaan bangunan Pusat Fotografi.
Data Studi
a. Studi Literatur b. Studi Kasus
Aktualita a. Pecinta fotografi semakin meningkat. b. Perkembangan akan peralatan fotografi semakin canggih. c. Beluma adanya fasilitas yang mewadahi semua keperluan dibidang fotografi, khususnya di Kota
Semarang.
Urgensi Perlu adanya wadah yang bisa mendorong masyarakat untuk lebih menghargai karya-karya para fotografer dan bisa mendorong masyarakat yang ingin mengikuti sekolah fotografi serta dapat mempelajari sejarah dan perkembangan seni Fotografi.
Originalitas Bagaimana merancang sebuah Pusat Fotografi di Kota Semarang dengan pendekatan arsitektur kontemporer sehingga dapat digunakan sebagai wadah edukasi fotografi yang memiliki sarana sekolah, museum dan galeri fotografi.
D E S A I N
F E E D B A C K
L P 3 A
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 11
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi 2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pusat
memiliki pengertian tempat yang letaknya di bagian tengah atau pokok
pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan).
Sementara menurut P Salim (1985) pusat adalah pokok pangkal atau
yang menjadi pimpinan berbagai urusan dan hal.
Istilah “fotografi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “photos” yang
berarti cahaya dan “graphein” yang berarti tulisan, dengan demikian
“fotografi” dapat diartikan dengan menulis atau melukis dengan cahaya
(The New Gopher Multimedia Encyclopedia, 1993). Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian fotografi adalah seni
atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film. Sedangkan
pengertian fotografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film atau
permukaan yang dipekakan.
Dengan demikian, pengertian Pusat Fotografi berarti merupakan
tempat yang menjadi pumpunan untuk berbagai macam urusan mengenai
seni yang menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan
yang dipekakan.
Pusat Fotografi yang akan dirancang adalah pusat fotografi yang
didalamnya terdapat kegiatan utama yaitu kegiatan edukasi dalam hal ini
adalah sekolah fotografi dan museum fotografi yang akan menampilkan
perkembangan fotografi dengan menggunakan kecanggihan teknologi
serta terdapat ruang pamer (galeri) sebagai exhibition room bagi para
siswa untuk memamerkan karyanya. Sebagai kegiatan penunjang antara
lain retail yang akan mengakomodasi kebutuhan dalam fotografi dan juga
ruang kumpul bagi para pecinta fotografer guna menjalin kerjasama
kepada sesama fotografer khususnya dilingkup Kota Semarang. Dari
berbagai kelompok kegiatan diatas bertujuan untuk mengembangkan seni
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 12
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
fotografi di Indonesia.
Fotografi merupakan alat visual efektif yang mampu
memvisualisasikan suatu keadaan menjadi lebih konkret dan akurat.
Suatu keadaan yang terjadi ditempat lain dapat dilihat oleh orang yang
berada jauh dari tempat kejadian dan setelah kejadian tersebut berlalu
melalui sebuah foto. Produk akhir dari fotografi adalah foto dan orang
yang melakukan pengambilan gambar dengan teknik fotografi disebut
fotografer. Suatu foto yang berkualitas adalah foto yang informatif,
mencakup konteks, content dan komposisi. Konteks berarti adalah yang
ingin divisualisasikan dengan jelas, misal pemandangan, lalu content
berarti apa saja yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar
tersebut, sedangkan komposisi berarti seberapa besar suatu content
gambar memenuhi frame gambar (Edward Darwis, 2010).
Tujuan yang hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Komunikasi
tersebut merupakan hubungan langsung antara fotografer dan
penikmatnya, dalam konteks ini fotografer sebagai perekam peristiwa dan
disajikan kepada khalayak sebagai penikmat melalui media foto
(Feininger Andreas. 1955).
2.1.2. Jenis-Jenis Fotografi Jenis-jenis fotografi menurut Michael Langford “The Complete
Encyclopedia of Photography” (1982) tebagi menjadi 19 jenis, yaitu antara
lain :
a. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)
Fotografi jurnalistik membutuhkan fotografernya untuk
memotret sesuai dengan fakta atau aslinya, tidak ada perubahan
atau tidak ada manipulasi terhadap peristiwa aslinya.
b. Fotografi dokumenter (Documentary Photography)
Foto dokumenter menceritakan sebuah peristiwa dengan
gambar.
c. Fotografi Aksi (Action Photography)
Seperti halnya memotret suatu aksi, seorang fotografer
olahraga yang handal harus tahu objeknya dengan baik untuk
mengantisipasi kapan harus mengambil gambar.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 13
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
d. Fotografi Makro (Macro Photography)
Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan
gambar dari jarak dekat.
e. Fotografi Mikro (Micro Photography)
Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop
untuk menangkap gambar objek yang sangat kecil.
f. Fotografi Glamor (Glamour Photography)
Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk
menggambarkan model dalam cahaya glamor.
g. Fotografi Aerial (Aerial Photography)
Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam
mengambil foto dari udara.
h. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography)
Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba
atau perenang snorkel.
i. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography)
Fotografi seni, yang biasanya dipajang di museum dan galeri,
umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda yang indah atau
benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas
dan emosi.
j. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)
k. Fotografi Periklanan (Advertising Photography)
l. Fotografi Perjalanan (Travel Photography)
Fotografi perjalanan adalah jenis fotografi yang melibatkan
dokumentasi pemandangan suatu daerah, orang, budaya, adat
istiadat dan sejarah.
m. Fotografi Vernakular (Vernacular Photography)
Fotografi vernakular sering disebut juga fotografi amatir karena
mengacu kepada penciptaan foto oleh fotografer amatir atau
fotografer yang tidak dikenal yang mengambil foto kehidupan sehari-
hari dan hal-hal yang umum sebagai objek.
n. Fotografi Malam (Night Photography)
Fotografi malam, seperti namanya, adalah pengambilan foto
outdoor di senja atau pada malam hari.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 14
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
o. Fotografi Infra Merah (Infra Red Photography)
Fotografi inframerah mengacu pada jenis fotografi dimana foto
yang diambil sensitif terhadap cahaya inframerah.
p. Fotografi Balistik (Ballistics Photography)
Balistik Fotografi adalah jenis fotografi yang berhubungan
dengan pengambilan foto dari peluru yang ditembakkan dari pistol
atau peluru yang menembus target masing-masing.
q. Fotografi Hitam-Putih (Black and White Photography)
r. Fotografi Peperangan (War Photography)
Fotografi peperangan menangkap foto dari konflik bersenjata
dan kehidupan di daerah yang dilanda perang.
s. Fotografi Busana (Fashion Photography)
Fotografi busana adalah jenis fotografi yang berkonsentrasi
pada mengambil foto dari pakaian atau aksesoris (pada model atau
sendirian) yang akan diterbitkan di majalah fashion, iklan atau
beredar di kalangan desainer.
2.1.3. Unsur-Unsur Fotografi Unsur utama dalam seni fotografi terdapat 4 unsur yaitu sumber
cahaya, Objek/Subjek, cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek, dan
Kamera.
a. Sumber Cahaya Fotografi yang berarti melukis dengan cahaya, berarti unsur
terpenting disini adalah cahaya. Dalam fotografi cahaya ini berasal
dari cahaya alam (matahari) dan cahaya buatan (lampu). Sumber
Cahaya inilah yang menerangi atau menyiram objek/subjek dengan
cahaya.
b. Objek/Subjek Objek/Subjek, merupakan benda yang menerima cahaya dari
sumber cahaya. Objek lebih cenderung ke benda mati atau suatu
aktifitas, sedangkan Subjek lebih ke benda hidup. Semakin banyak
cahaya yang diterima oleh objek/subjek, maka semakin jelas benda
tersebut terlihat, sebaliknya semakin kecil cahaya yang diterima
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 15
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
oleh objek/subjek, maka benda tersebut akan semakin buram (tidak
jelas).
c. Cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek Pada waktu Subjek/objek disiram cahaya dari sumber cahaya,
sebetulnya yang tertangkap oleh mata manusia atau kamera adalah
cahaya yang dipantulkan oleh subjek/objek sehingga membentuk
gambaran atau lukisan si subjek/objek. Subjek/objek yang gelap
akan memantulkan intensitas cahaya yang gelap, sedangkan
subjek/objek yang cerah akan memantulkan intensitas cahaya yang
cerah atau terang.
d. Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk menangkap
cahaya yang dipantulkan subjek/objek, kemudian menyimpannya ke
dalam media penyimpan. Didalam kamera ini terdapat lensa yang
berfungsi untuk menangkap cahaya, diafragma yang berfungsi
mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk, shutter speed yang
mengatur cepat atau lambatnya cahaya yang masuk, sensor yang
menangkap dan mengubah bentuk cahaya kedalam data digital,
prosesor untuk mengolah data digital, kartu penyimpan yang
berfungsi untuk menyimpan data-data digital.
Saat ini kamera dapat dikelompokkan menjadi kamera analog
dan kamera digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya
yang ditangkap lensa, kemudian menyimpan hasilnya pada
negative film. Pada kamera digital terdapat sensor penangkap
gambar CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS
(Complementary Metal Oxide) lebih dari jutaan pixel (picture
element).
2.2. Aktivitas dalam Pusat Fotografi Pusat Fotografi tersebut memiliki fungsi sebagai wadah untuk
berkumpulnya komunitas pecinta fotografi serta menampung kegiatan lain seperti
sekolah nonformal yaitu sekolah fotografi dan wadah untuk pameran, seminar
dan workshop serta memiliki fasilitas penunjang seperti shop centre untuk
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 16
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
penjualan peralatan fotografi.
Pusat Fotografi memiliki 2 tipe aktifitas, yaitu ativitas utama dan aktivitas
penunjang. Aktivitas utama dari Pusat Fotografi adalah sekolah fotografi,
museum fotografi, dan galeri fotografi. Sementara untuk aktivitas penunjang
yaitu ruang seminar, shop centre atau tempat penjualan, dan tempat
perkumpulan komunitas fotografi. Berikut penjelasan bangunan aktivitas utama
yang akan dirancang dalam Pusat Fotografi, antara lain :
2.2.1. Sekolah Fotografi Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah fotografi merupakan salah satu pendidikan nonformal
yang akan menunjang dari kegiatan pusat fotografi. Pada sekolah
fotografi ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang sangat penting.
Dengan mengikuti pembelajaran di sekolah fotografi ini diharapkan dapat
mencetak fotografer yang berkualitas. Selain untuk menciptakan
fotografer yang berkualitas, dengan adanya sekolah nonformal ini juga
akan berdampak pada perubahan sosial. Menurut La Belle (1976)
menyatakan bahwa di Amerika Latin, pendidikan nonformal (PNF)
merupakan contoh upaya menciptakan perubahan sosial pada tingkat
lokal (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012 : 90).
Pendidikan nonformal didirikan sebagai sarana pendidikan yang
akan membentuk atau mengasah skill yang tidak bisa didapatkan dari
sekolah formal. Hal ini diperkuat oleh Frederick Harbinson (1983)
mendefinisikan pendidikan luar sekolah sebagai pembentuk skill dan
pengetahuan di luar sistem sekolah formal (Marzuki, Muhammad Saleh,
2012 : 105).
Dengan stategi pembelajaran yang berbeda dengan sekolah
formal menjadi keuntungan bagi para siswa atau pelajar. Strategi
pembelajaran adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan yang terdiri
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 17
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
atas metode dan teknik yang menjamin tercapainya tujuan (Grapper dan
Glasgow, 1971). Sedangkan menurut Depdikbud (1983) strategi
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru atau mentor dalam
proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemudahan kepada
siswa dalam mencapai tujuan tertentu (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012:
18).
Fotografi dengan segala pesona visualnya menjadi sebuah disiplin
ilmu yang tidak pernah berhenti untuk dipelajari dan terus dikembangkan
oleh masyarakat. Pembelajaran mengenai ilmu fotografi juga tidak pernah
menjadi statis. Karenanya ia selalu berubah mengikuti arus jaman yang
terus mengalir begitu cepatnya. Apalagi fotografi memiliki kelebihan
sebagai penanda masa lalu, mewartakan kekinian, dan media untuk
melihat masa depan. Tentunya dengan menghadirkan dan menciptakan
berbagai kreativitas beragam yang diusung oleh para pelakunya.
Fotografi juga menjadi sebuah cara lain untuk menyampaikan
pesan, menyalurkan imajinasi kreatif dan bertutur lewat gambar dengan
sejumlah makna. Bahkan fotografi menjadi simbol dan refleksi sebuah
masa yang terekam dari berbagai peristiwa kehidupan. Terlebih pada era
globalisasi ini fotografi memiliki andil besar di dalam dunia komersil
dengan sifat komunikasinya yang serba universal
(https://fotografibergerak.wordpress.com/tag/kursus-fotografi/ diunduh
tanggal 5 Januari 2016, pukul 09.00 WIB).
a. Pengertian Sekolah Fotografi Sekolah Fotografi adalah sebuah tempat proses belajar
mengajar fotografi dengan didukung fasilitas yang memadahi dan
bertujuan untuk memperkaya ilmu tentang dunia fotografi dalam teori
maupun praktek. Meskipun dalam pembelajaran di era sekarang
sudah dimudahkan dengan banyaknya informasi-informasi didunia
maya. Di tempat ini peserta didik langsung ditangani oleh para
instruktur (profesional fotografer). Sehingga dapat mengoptimalkan
ilmu teknologi dan seni yang diterapkan.
b. Fungsi Fungsi sekolah fotografi adalah mewadahi kegiatan-kegiatan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 18
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
yang berhubungan dengan dunia fotografi, baik berupa proses belajar
mengajar yang optimal baik masyarakat umum maupun fotografer.
Sedangkan untuk fotografer mampu mengadakan pameran,
workshop, atau diskusi mengulas foto yang diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan dan kreatifitas para fotografer
sehingga bisa memberi edukasi pada masyarakat umum yang ingin
mengembangkan keterampilannya.
c. Kegiatan Kegiatan yang diakomodasi pada sekolah fotografi ini dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
1) Kegiatan Utama
Yaitu yang meliputi kegiatan-kegiatan utama yang
dilakukan pada sekolah fotografi ini, seperti proses belajar-
mengajar teknik maupun praktek fotografi, workshop fotografi,
pameran apresiasi fotografi dan seminar.
2) Kegiatan Pengelolaan dan Administrasi
Merupakan kelompok kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan administrasi sekolah fotografi.
3) Kegiatan Servis
Merupakan kelompok kegiatan yang berupa pemeliharaan
dan servis terhadap sebuah fasilitas sekolah fotografi. Dalam hal
ini berupa toilet dan kantin.
d. Ruang Lingkup Ruang lingkup untuk sekolah fotografi yaitu tempat yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar tentang ilmu seni
fotografi.
e. Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan pada sekolah fotografi ini akan dikelola
oleh lembaga swasta yang berorientasi pada Ilmu teknologi dan seni.
f. Preseden Kurikulum Kurikulum adalah perangakat mata pelajaran yang diajarkan
pada lembaga pendidikan, perangkat mata kuliah mengenai bidang
keterampillan khusus. Kurikulum pendidikan tinggi adalah
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 19
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan
kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar diperguruan tinggi.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
232/U/2000 tentang penyusunan kurikulum pendidikan tinggi yang
menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri atas :
1) Kurikulum Inti
Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang
dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
2) Kurikulum Institusional
Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan
kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dan kurikulum
pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu
dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas institut
yang bersangkutan. Untuk menentukan kurikulum pada sekolah fotografi ini
dilakukan studi preseden dengan mengambil contoh dari Sekolah
Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi).
Kurikulum pendidikan di STSRD Visi ini dijadikan acuan karena
STSRD Visi merupakan salah satu sekolah tinggi yang memiliki
program profesi fotografi di Indonesia dengan standarisasi
nasional. Jenjang pendidikan di STSRD Visi sendiri merupakan
program profesi yang terbagi menjadi 4 semester dengan ijazah
akhir berupa sertifikat keahlian. Kurikulum pendidikan tersebut
dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 2.1 Kurikulum STSRD Visi
Kurikulum Mata Kuliah
Semester 1
Nirmana I (Pengetahuan Warna) Teknik Dasar Fotografi Tata Cahaya I Komposisi Fotografi Digital Imaging Dasar
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 20
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Kurikulum Mata Kuliah Foto Model
Semester 2
Nirmana II (Pengetahuan Warna) Tata Cahaya II Foto Fashion Foto Efek Khusus Digital Imaging II Fotografi Komersial
Semester 3
Foto Wedding Foto Produk Foto Human Interest Foto Produk Arsitektural Fotografi Jurnalistik Teknik Presentasi
Semester 4 Porto Folio Pameran Fotografi (Tugas Akhir)
Sumber : Krisdianto Indra Pratama, 2012
g. Ruang Fasilitas Dalam Peraturan Mendiknas RI no. 24 tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana, sebuah bangunan pendidikan minimal
memiliki prasarana berupa : ruang kelas, ruang perpustakaan,
laboratorium komputer, serta ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata
usaha, tempat ibadah, ruang organisasi kesiswaan, KM / WC,
gudang dan ruang sirkulasi dengan sarana yang berbeda-beda pada
tiap ruang.
Kelengkapan dan luasnya sarana dan prasarana sekolah
tergantug pada sistem pendidikan, aktivitas, serta jumlah
penggunanya. Secara garis besar prasarana pada bangunan
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu
kelompok ruang akademis, kelompok ruang pendukung, kelompok
ruang pengelola dan kelompok ruang pelayanan / servis. Ruang
kelas berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran, dengan
kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik dan rasio minimum
luas ruangan 2 m2 / peserta didik serta lebar minimum 5 meter.
Fasilitas yang ada pada sekolah fotografi yang akan
membantu dalam proses sarana dan prasarana, yaitu : 1) Ruang Pimpinan 2) Administrasi
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 21
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
3) Ruang pengajar 4) Ruang Kelas
Gambar 2.1 Ruang Kelas
Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 308
5) Laboratorium komputer
Gambar 2.2 Ruang Kelas dan Laboratorium Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 321
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 22
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
6) Ruang Perpustakaan
Gambar 2.3 Ruang Perpustakaan
Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 332
7) Studio Studio adalah suatu tempat dimana seorang seniman
bekerja. Seniman, dalam konteks ini adalah berbagai pelaku seni
misalnya fotografer , pelukis, artis, desainer, dan sebagainya.
Studio bisa digunakan untuk banyak hal, misalnya membuat foto,
film acara tv, musik dan sebagainya. Kata studio berasal dari
bahasa latin stadium, yang berarti amat menginginkan sesuatu
(wikipedia.com). a) Macam-macam Studio
Dalam fotografi ada dua macam pemotretan,
pemotretan di dalam studio (indoor) ataupun di luar studio
(outdoor). Hubungannya dengan obyek yang dipotret, studio
foto indoor dibedakan menjadi 3 (tiga) antara lain :
(1) Studio Produk Merupakan studio yang diperuntukan untuk
memotret sebuah produk yang akan diiklankan dengan
menekankan ide-ide visual.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 23
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.4 Studio Produk Sumber : https://airfotonetwork.files.wordpress.com , 2011
(2) Studio Portrait atau Studio Model
Merupakan studio yang digunakan untuk memotret
orang (model) bekerjasama dengan fotografer untuk
mewujudkan suatu gambar sesuai dengan kehendak
fotografernya.
Gambar 2.5 Studio Portrait Sumber : http://cdn.bisnisukm.com , 2010
(3) Studio Fashion
Studio fashion merupakan studio yang
diperuntukan untuk memotret model yang
menggunakan fashion tertentu untuk memamerkan
keindahan dan keunikan dari fashion yang dikenakan si
model.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 24
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.6 Studio Fashion Sumber : http://www.adweek.com , 2015
Setiap studio memiliki perlakuan yang berbeda,
termasuk didalamnya mulai dari penerangan atau
pencahayaan, peralatan kamera yang digunakan
aksesoris, serta besaran ruangan studio yang
diperlukan. Idealnya, rancangan studio ini bisa berlaku
jangka panjang atau mengantisipasi untuk
perkembangan selanjutnya. Untuk tahap awal, ruangan
4x6 meter atau sebesar garasi sudah cukup.
b) Peralatan dan Perlengkapan Studio Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
ruang studio, sebagai berikut :
(a) Ruang Studio (i) Payung Studio
(b) Kamera dan Lensa (j) Softbox
(c) Cable Release (k) Shoot
(d) Electronic Flash
Unit
(l) Penyangga lampu
(lightstand)
(e) Kabel Syncronise (m) Tripod
(f) Slave Unit (n) Alat pengukur
cahaya
(g) Pemicu (Trigger) (o) Alat pengukur sugu
warna
(h) Reflector (p) Latar belakang
(background)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 25
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
8) Laboratorium Fotografi Laboratorium fotografi digunakan sebagai tempat proses
pengeditan dan pencetakan hasil foto. Segala pengolahan foto
dilakukan pada laboratorium fotografi baik pengolahan foto
analog maupun gital.
Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pasca produksi,
baik pada proses analog yang melalui darkroom dan proses
digital : (a) Proses Analog (Dark Room) antara lain : Safety Light,
Enlarger, Timer, Film Roll, Bak Cuci, Chemical Mixing Tank, Film
Hanger. (b) Proses Digital (Light Room) antara lain : Personal
Computer (PC), Large Format Printer, Film Printer.
9) Ruang Penyimpanan Alat Ruang penyimpanan peralatan ini digunakan untuk
menyimpan peralatan yang dibutuhkan dalam fotografi seperti
lampu, reflector, softbox, slave unit, kabel sinkronisasi dan lain
sebagainya. Kamera harus dijaga agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Perletakan kamera sebaiknya
ditempatkan pada tempat yang sejuk (tidak lembab) dan tidak
panas serta tidak berdebu. Lensa kamera merupakan bagian
penting yang harus dilindungi terutama dari jamur, karena jamur
dapat merusak dan mengotori lensa sehingga mengganggu
kerataan masuknya cahaya.
Umumnya kamera diletakkan dalam tempat tertutup untuk
mencegah debu yang masuk serta diberi silica gel yang
berfungsi menyerap uap air. Tempat khusus penyimpanan
kamera yang melindungi kamera dari debu, jamur dan suhu
udara disebut dengan almari kamera. Suhu yang diperlukan
untuk menyimpan film yaitu 5OC – 10OC, kelembaban 20 % - 40
%; penyimpanan perlengkapan foto pada suhu 30OC – 35OC,
kelembaban 20 % - 40%.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 26
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.7 Dry Cabinet Sumber : http://www.bhinneka.com , 2012
10) Ruang Makeup dan Kostum 11) Kantin 12) Toilet
h. Tata Cahaya Cahaya adalah unsur paling penting dalam penataan studio
foto. Tanpa cahaya tidak dapat dihasilkan sebuah foto. Jika jaman
dahulu fotografi hanya memanfaatkan cahaya alami yang berupa
cahaya matahari, di zaman modern seperti ini sudah banyak
memanfaatkan lampu sebagai penerangan. Tidak hanya lampu biasa
yang kita gunakan sehari-hari, tetapi juga lampu yang dimodifikasi.
Fungsi dasar tata cahaya ada empat yaitu :
1) Penerangan
Fungsi yang paling mendasar dari tata cahaya. Lampu
memberi penerangan pada ruangan dan setiap objek yang ada
pada ruangan. Tingkat terang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan fotografer dan objeknya.
2) Dimensi
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat
ditekankan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi
gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu
perspektif fotografi.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 27
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
3) Pemilihan
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek
dan area yang ingin disinari serta memberikan fokus perhatian
pada area atau spot tertentu.
4) Atmosfir
Fungsi tata cahaya sebagai pembangun suasana yang
mempengaruhi suasana dan emosi yang terkandung pada objek
fotografi.
Jenis Pencahayaan pada ruang studio 1) Penerangan standar
Digunakan saat sebelum pemotretan dan sebagai
penerangan biasa sehingga dapat menerangi ruangan studio.
2) Penerangan tata lampu pada studio/latar/objek
Tata lampu pada studio ada 2 (dua) jenis yaitu jenis tata
cahaya studio standar dan tata cahaya ceiling rail system. Tata
cahaya studio standard menggunakan penataan cahaya yang
menggunakan alat-alat fotografi seperti light stand, flash dan
sebagainya yang dapat dipindah-pindah (lihat Gambar 2.8),
sedangkan ceiling rail system menggunakan sistem tata cahaya
yang dipasang pada plafond ruang (lihat Gambar 2.9).
Gambar 2.8 Penataan Tata Cahaya Studio Standar Sumber : www.lightsedgestudio.com , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 28
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.9 Penataan Tata Cahaya Studio dengan Ceiling Rail System Sumber : www.lightsedgestudio.com , 2014
2.2.2. Museum Fotografi Museum Fotografi pada Pusat Fotografi ini merupakan bangunan
yang digunakan untuk edukasi perjalanan atau perkembangan fotografi
dari masa ke masa dan dikemas dengan menggunakan teknologi agar
menjadi daya tarik dan lebih representatif. Pada museum fotografi ini
dikelola untuk umum guna menambah wawasan tentang perkembangan
seni fotografi dan terdapat fasilitas penunjang seperti perpustakaan,
kafetaria, art shop didalamnya.
a. Pengertian Museum Fotografi Secara etimologis, museum berasal dari bahasa Yunani,
“mouseion” yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk
sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Sedangkan berdasarkan Kamus Bahasa
Indonesia W.J.S Poerwadarminto adalah tempat (berupa gedung dan
sebagainya) untuk menyimpan dan memelihara benda-benda
peninggalan sejarah dan sebagainya.
Musuem Fotografi merupakan tempat untuk menyimpan dan
memelihara benda-benda fotografi maupun tempat pengetahun
histori perkembangan seni fotografi.
b. Tujuan Museum Tujuan Museum dibagi menjadi 2 (dua) tujuan yaitu antara lain
(Sutaarga, Moh. Amir. 1989:26) :
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 29
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
a) Tujuan Fungsional
Memberikan pengertian pada bangsa Indonesia melalui
generasi muda tentang kebudayaan yang pernah ada, hal ini
merupakan watak dan kesadaran bangsa, bahwa kebudayaan
Indonesia sangat agung juga sebagai pelindung dan pemelihara
dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai.
b) Tujuan Institusional
Bermaksud sebagai wadah tujuan institusional agar berlaku
secara efektif yang menjadikan dua kepentingan yang saling
berpengaruh ialah :
(a) Kepentingan Objek
Memberikan tempat atau wadah untuk menyimpan
serta melindungi benda-benda koleksi yang mempunyai
nilai-nilai budaya dari kerusakan dan kepunahan yang
disebabkan antara lain iklim, alam, biologia, dan manusia.
(b) Kepentingan Umum
Mengumpulkan penemuan-penemuan benda,
memlihara dari kerusakan, menyajikan benda-benda koleksi
kepada masyarakat umum agar dapat menarik hingga
menimbulkan rasa bangga dan bertanggung jawab serta
dipelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.
c. Kegiatan Pameran Menurut (Sutaarga, 1999) Pameran di museum dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu :
1) Pameran Tetap
Merupakan pameran yang diselenggarakan dalam jangka
waktu sekurang-kurangnya 5 tahun. Untuk museum khusus,
pameran harus dapat menggambarkan suatu aspek tertentu dari
sejarah, budaya, wawasan nusantara atau teknologi.
2) Pameran Temporer
Bentuk pameran yang diselenggarakan dalam waktu
singkat. Fungsi utama adalah menunjang pameran tetap agar
dapat lebih banyak mengundang pengunjung.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 30
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
d. Teknik Panyajian 1) Ukuran Vitrin dan Panel
Misalnya tinggi rata-rata orang Indonesia kira-kira antara
160 cm sampai dengan 170 cm dan kemampuan gerak anatomi
leher manusia kira-kira sekitar 30O , gerak ke atas dan ke bawah
atau ke samping maka tinggi vitrin seluruhnya kira-kira 210 cm
sudah cukup alas terendah 65 – 70 cm memperhitungkan juga
ruangan dan bentuk bangunan dimana vitrin harus diletakkan.
2) Tata Cahaya Kebutuhan dan sistem pencahayaan akan berbeda
menyesuaikan fungsi ruang dan jenis display. Tata cahaya
pada museum terdapat 2 (dua) macam yaitu pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan.
a) Pencahayaan Alami Pencahayaan alami dapat digunakan sebagai
pengaruh besar untuk mendramatisir dan meramaikan
desain dari sebuah bangunan.
Gambar 2.10 Teknik Pencahayaan Alami
Sumber : Time Saver Standard
Pencahayaan alami dapat mengakibatkan
kerusakan pada berbagai bahan koleksi batu, logam,
Tradisional Section
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 31
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya,
tetapi bahan organik lainnya, seperti tekstil, kertas,
koleksi ilmu hayati adalah bahan yang peka terhadap
cahaya. Perancang museum harus memahami dan
menerima bahwa museum yang paling profesional lebih
menghargai penyajian dan pelestarian koleksi mereka
diatas segala manfaat arsitektural pencahayaan alami
yang melimpah pada area koleksi. Terlalu banyak cahaya
dan panjang gelombang tertentu mampu menyebabkan
kerusakan yang nyata pada koleksi yang tidak dapat
tergantikan.
b) Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan
alami supaya tidak merusak, cahaya buatan harus tetap
dimodifikasi pada iluminasi (tingkat keterangan cahaya)
tertentu, untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet. Pada
sebagian besar museum, perlengkapan pencahayaan di
semua daerah pameran dan daerah koleksi lain harus
berpelindung UV hingga kurang dari 75 microwatts per
lumen dan tertutup untuk mencegah kerusakan
terhadap objek jika terjadi kerusakan lampu.
Ruang pameran biasanya memiliki susunan track
lighting berkualitas tinggi yang fleksibel. Tata letak
akhir harus mempertimbangkan lokasi dinding non-
permanen. Tata letak track lighting harus mengakomodasi
letak dinding permanen dan dinding permanen :
(1) Sudut yang diukur mulai dari titik di dinding dan 5 inci di
atas lantai (yang merupakan rata-rata orang dewasa)
harus antara 45 dan 75 derajat (ke atas) dari bidang
horizontal ke posisi lampu.
(2) Untuk dinding permanen, sudut yang ideal biasanya
antara 65 - 75 derajat.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 32
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
(3) Semakin sensitif material koleksi, semakin
sedikit pencahayaan yang perlu disediakan.
Gambar 2.11 Teknik Pencahayaan Buatan
Sumber : Time Saver Standard
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam
suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat
sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan
dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu :
a) Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara
langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai
paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta
kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek
yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda
yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar
tampak menyegarkan
b) Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung
pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 33
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester
putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan
apabila dicat putih efisien pemantulan antara 50-90%
c) Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan
pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya
dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan
sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni
memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya
keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan
masih ditemui.
d) Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect
lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-
langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta
dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-
langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk
menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh
pada permukaan.
3) Tata Warna Untuk ruangan pameran tetap sebaiknya menggunakan
warna netral, misalnya krem, abu-abu, broken white, dan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 34
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
sebagainya atau mungkin juga untuk menggunakan warna-warna
pastel. 4) Tata Letak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tata letak
yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, kesatuan, harmonis,
ritme, dan dominan.
e. Keamanan Untuk mencegah pengunjung agar tidak menyentuh koleksi
yang dipamerkan dalam ruang pameran didepan koleksi dapat dibuat
pagar.
f. Jalur Sirkulasi Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat
menyampaikan informasi, membantu pengunjung memahami koleksi
yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada
alur cerita yang ingin disampaikan dalam pameran.
Gambar 2.12 Sirkulasi Museum Sumber : Pedoman Penyelenggaraan dan pengelolaan Museum, 1989
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 35
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
g. Pengguna Museum Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah
museum (Pedoman Museum Indonesia, 2008) yakni sebagai berikut : 1) Pengelola
Pengelola museum adalah petugas yang berada dan
melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala
museum. Agar fungsi museum dapat dioptimalkan dengan
semaksimal mungkin untuk masyarakat, maka diperlukan adanya
struktur organisasi museum, khusus di Indonesia diatur oleh
Keputusan Presiden RI no.45 tahun 1974 dan kemudian diatur
oleh Direktorat Museum bahwa struktur Organisasi Museum dibagi
menjadi 3 (tiga) yaitu museum swasta, museum pemerintah, dan
museum secara umum.
Pada museum fotografi ini merupakan museum yang
dikelola atau kepemilikan pribadi / swasta. Berikut struktur
organisasi museum swasta yang diatur oleh Direktorat Musuem :
Gambar 2.13 Struktur Organisasi Museum Swasta
Sumber : (Sutaarga, Moh.Amir 1989 : 37)
a) Kepala atau Direktur Museum, memungkinkan jika yang
terpilih menjadi kepala atau direktur museum ini adalah
pendiri museum itu sendiri. Tugasnya adalah memimpin
pelaksaan tugas dan fungsi museum dan bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
museum.
Kepala Museum
Tata Usaha dan Perpustakaan
Kurator Koleksi Konservator Perpustakaan
Prepator Studio Edukator Pembimbing
Edukatif
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 36
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
b) Kepala Bagian Tata Usaha Museum, memimpin seluruh
kegiatan penyelenggaraan urusah tata usaha, urusan rumah
tangga dan ketertiban museum.
c) Kepala Bagian Kuratorial, memimpin penyelenggaraan
pengumpulan, penelitian dan pembinaan koleksi-koleksi
museum.
d) Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi, memimpin
penyelenggaraan konservasi, restorasi dan reproduksi
koleksi serta preparasi tata pameran.
e) Kepala Bagian Bimbingan dan Edukasi, memimpin
penyelenggaraan kegiatan bimbingan dengan metode dan
sistem edukatif kultural dalam rangka menanamkan daya
apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu
pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang
koleksi museum.
f) Kepala Bagian Konservator Perpustakaan,
menyelenggarakan perpustakaan, dan menyimpan hasil
penelitian dan penerbitan museum.
2) Pengunjung
Pengunjung memiliki peran serta yang sangat besar dalam
berlangsungnya kegiatan di dalam museum fotografi. Tanpa
adanya pengunjung, maka adanya museum tidak akan
bermanfaat. Pengunjung dapat melakukan rekreasi melihat-lihat
sambil belajar, melakukan research mengenai koleksi dari
museum itu sendiri, melakukan study tour, dan lainnya. Oleh
karena itu, fasilitas di dalam museum hendaknya disesuaikan
dengan pengunjung yang datang pula. Berdasarkan intensitas
kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a) Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan
museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan,
mahasiswa, dan pelajar.
b) Kelompok orang yang baru mengunjungi museum.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 37
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas 3 (tiga)
pengunjung, antara lain:
a) Pengunjung pelaku studi
b) Pengunjung bertujuan tertentu
c) Pengunjung pelaku rekreasi
h. Fasilitas Ruang Persyaratan secara fungsioanal untuk museum minimal terdiri
atas : 1) Fasilitas Utama Museum
a) Ruang Pameran Tetap
b) Ruang Pameran Temporer
c) Kantor Administrasi
d) Perpustakaan
e) Ruang Penyimpanan Koleksi
f) Bengkel Reparasi
2) Fasilitas Penunjang Museum a) Keamanan / pos jaga
b) Tempat Penjualan Souvenir
c) Kafetaria
d) Ruang Penjualan Tiket dan Penitipan barang
e) Lobby / ruang istirahat
f) Toilet
g) Tempat Parkir
2.2.3. Galeri Fotografi a. Pengertian Galeri Fotografi
Beberapa sumber berpendapat bahwa galeri adalah “An art
gallery is a space for exhibition of art” yang berarti suatu tempat untuk
memamerkan hasil karya, baik berupa karya ataupun budaya. Galeri
berasal dari bahasa latin yaitu “galleria”, yaitu yang bermakna sebuah
ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan
disangga tiang-tiang kantilever yang berfungsi sebagai ruang
pertemuan umum untuk berdiskusi apa saja
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 38
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
(Galeripublik@globaljust.org). Menurut Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional (2003), Galeri adalah ruangan atau gedung
tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
galeri adalah tempat atau ruang yang digunakan sebagai tempat
memamerkan hasil karya dan budaya. Galeri Fotografi merupakan
tempat atau ruang yang mewadahi aktifitas pameran karya fotografi.
Kegiatan yang terdapat fasilitas ini memamerkan karya-karya fotografi
baik umum maupun hasil pembelajaran peserta didik, oleh karena itu
posisi benda-benda pamer harus ditata dengan benar agar
memudahkan sekaligus menarik perhatian pengunjung.
Galeri memiliki kesamaan dengan museum karena pada
hakekatnya berfungsi untuk memamerkan suatu wujud karya seni baik
2 dimensi (seni lukis dan seni grafis lainnya) maupun 3 dimensi
(patung, seni gerabah atau keramik, seni ukir, seni kerajinan tangan
dan kriya) kepada publik, dimana benda seni tersebut tidak hanya
dapat dilihat tetapi dapat juga diraba dan dirasakan. Namun galeri dan
museum juga memiliki perbedaan mendasar dimana museum
merupakan tempat untuk memamerkan barang-barang seni
sedangkan galeri selain sebagai wadah untuk memamerkan barang-
barang yang ada sekaligus sebagai tempat bertransaksi untuk benda-
benda tersebut sehingga lebih mengarah kepada kegiatan bisnis.
b. Fungsi Galeri Fotografi Galeri Fotografi memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Menjadi sponsor penyelenggaraan pameran-pameran karya seni
fotografi.
2) Sebagai sponsor dan promotor tetap serta bertanggung jawab
akan seni fotografi di tanah air.
3) Memacu fotografer dan artis untuk bersaing dalam mutu secara
sehat.
4) Memudahkan para fotografer untuk memamerkan karyanya.
5) Memudahkan para kolektor benda seni untuk mencari karya seni
dari fotografer yang diinginkan.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 39
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
6) Memperkenalkan dan memberikan kesempatan kepada
masyarakat umum untuk mengetahui dan mengenal berbagai jenis
karya fotografi.
7) Mempermudah mahasiswa dan pelajar untuk mempelajari dan
mencari bahan tentang seni fotografi.
c. Fasilitas Ruang
Adapun galeri seni diharapkan memiliki fleksibilitas ruang,
sirkulasi pengunjung dan barang yang baik, dan penataan barang yang
menarik. Fasilitas yang tersedia pada galeri antara lain : 1) Fasilitas Utama Galeri
a) Ruang Pamer
b) Ruang Penyimpanan
c) Kantor
d) Art shop
2) Fasilitas Penunjang Galeri a) Lobby
b) Kafetaria
c) Toilet
d) Parkir
e) Pos keamanan
d. Prinsip Perancangan Fasilitas Galeri Ruang yang didesain untuk pameran yang bersifat temporer
harus fleksibel dan mampu menampung layout bervariasi. Untuk
fleksibilitas biasanya ruang pamer memilih bentuk persegi atau persegi
panjang. Dalam mendesain sebaiknya sudut ruangan
diminimalisasikan untuk dapat memaksimalkan objek pamer.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 40
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.14 Tampilan Ruang Pamer Sumber : Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2, 1996 : 250
Tata pameran meliputi segala penataan yang dimulai dengan
menempatkan koleksi di dalam gedung. Untuk pameran terdapat
beberapa sistematika, diantaranya sistem periode, sistem disiplin ilmu,
sistem regional dan sistem dimensi. Yang harus diperhatikan didalam
peletakan objek koleksi agar memperoleh kenyamanan dan kejelasan
dalam menikmati objek koleksi antara lain :
1) Letak objek harus diperhitungkan sesuai dengan ukuran tubuh
manusia dan perilaku manusia. Gerakan kepala yang wajar adalah
30O keatas dan 40O kebawah dan kesamping.
Gambar 2.15 Standar Gerakan Kepala Sumber : http://docplayer.info , 2011
2) Ketinggian letak objek koleksi, tinggi minimal peletakan objek
koleksi adalah 75 cm dan maksimal adalah 125 cm dari lantai agar
pengunjung dapat melihat dan mengamati objek dengan baik.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 41
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
3) Jarak pandang ke objek tidak boleh terlalu jauh atau terlalu dekat,
jarak minimal adalah 45 cm dari mata pengunjung dan paling jauh
adalah 1 meter dari mata pengunjung.
4) Peletakan secara in showcase, biasa digunkaan untuk
memamerkan benda-benda kecil dengan material tembus
pandang.
5) Peletakan secara free standing, digunakan untuk memamerkan
benda berukuran besar.
6) Peletakan secara on wall atau panel, digunakan untuk
memamerkan benda yang dipasang pada dinding / partisi.
Gambar 2.16 Tata Letak Panel dan Sudut Pandang Sumber : Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2, 1996 : 250
e. Tata Cahaya
Pencahayaan dalam sebuah galeri seni merupakan hal yang
sangat penting karena dengan pencahayaan tersebut dapat tercipta
suasana yang apresiatif terhadap karya-karya seni foto yang
dipamerkan. Kegiatan utama pameran adalah komunikasi visual, yaitu
antara masyarakat pemerhati seni (pengunjung) dengan karya seni
yang dipajang sebagai wakil dari seniman dengan indera penglihatan
sebagai alat utamanya.
Cahaya yang dirancang dengan tepat akan mampu memperkaya
cita rasa, memberikan penekanan dan menciptakan atmosfer yang
mendukung pada ruang pamer. Cahaya pada ruang pamer memberi
kesempatan kepada pengunjung berproses menuju perubahan
atmosfer ruang yang lebih efektif daripada bentuk ruang dan wujud
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 42
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
arsitektur yang komplek. Pemanfaatan cahaya alami pada waktu siang
hari dan penggunaan cahaya buatan pada malam hari akan mampu
menciptakan perbedaan atmosfer pada ruang pamer dan ketepatan
rancangan pengolahan cahaya akan mampu melahirkan kenikmatan
komunikasi visual dalam ruang pamer karya seni.
Sistem penerangan dan besarnya intensitas penerangan yang
disesuaikan dengan jenis kegiatan (sistem penerangan merata, terarah
dan setempat). Yang perlu diperhatikan adalah penataan penerangan
pada ruang-ruang khusus seperti ruang pamer karya-karya fotografi.
Terdapat beberapa special effect yang digunakan di ruang pamer
yaitu:
1) Pencahayaan pada langit-langit ruang, dengan perletakan lampu
ditempel, digantung atau masuk diantara celah langit-langit. 2) Untuk pencahayaan dibagian ruang pamer, retail shop digunakan
pencahayaan merata secara umum, pencahayaan setempat
(spotlight) digunakan untuk memberikan efek cahaya yang baik
untuk display barang dan materi pameran.
f. Tata Cara Display Koleksi Dalam mempersiapkan penyelenggaraan pameran museum
diperlukan sarana pendukung yang memadai dan menarik (Sunarso,
2000), antara lain :
1) Panel, Papan untuk menempelkan koleksi, foto-foto, lukisan, label,
peta, benda-benda pipih dan sebagainya.
Gambar 2.17 Contoh Panel
Sumber : http://satulingkar.com , 2013
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 43
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
2) Vitrine / Showcase (lemari panjang), mewadahi benda-benda yang
dipamerkan. Bisa berupa vitrin dinding atau yang berada di tengah
ruang. Ukurannya disesuaikan dengan ruang yang akan ditempati.
Gambar 2.18 Contoh Vitrine
Sumber : http://www.umitkoysineklik.com , 2013
3) Box (kotak) dan Free Standing, untuk menempatkan koleksi diluar
vitrin , agar tidak terkesan tergeletak begitu saja.
Gambar 2.19 Contoh Show case
Sumber : https://ifanjayadi1980.files.wordpress.com , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 44
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.20 Contoh Free Standing
Sumber : http://satulingkar.com , 2013
g. Pola Sirkulasi pada Galeri Penataan objek koleksi mempertimbangkan beberapa hal,
diantaranya :
1) Jenis-jenis objek koleksi dan tema pameran
2) Kenyamanan visual, kenyamanan pandangan tersebut meliputi : a)
Kenyamanan pola pengamatan, b) nyamanan pandang.
Menurut (Dean, 1996) ada tiga alternatif pendekatan dalam
mengatur sirkulasi alur pengunjung dalam penataan ruang pamer
sebuah museum :
1) Alur yang disarankan (suggested)
Keberhasilan pendekatan ini bergantung pada kemampuan
elemen ruang dalam mengarahkan pengunjung untuk melalui jalur
yang sudah disiapkan karena pengunjung masih diberi
kesempatan untuk memilih jalur sesuai keinginannya (lihat gambar
2.19).
2) Alur yang tidak berstruktur (unstructured)
Dalam pendekatan ini, pengunjung tidak diberikan batasan
gerak dalam ruang, mereka bebas bergerak tanpa adanya alur
yang harus diikuti. Biasanya pendekatan ini digunakan dalam
sebuah galeri seni (lihat gambar 2.20).
3) Alur yang diarahkan (direct)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 45
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Pendekatan seperti ini bersifat kaku karena mengarahkan
pengunjung untuk bergerak dalam satu arah sesuai alur yang
sudah direncanakan (lihat gambar 2.21).
2.3. Tinjauan Pendekanan Konsep Arsitektur Kontemporer 2.3.1. Pengertian
Arsitektur Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk
sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya
kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern
(Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Arsitektur
kontemporer telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam
merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang
mengemukakan pendapat mengenai definisi dari arsitektur kontemporer,
diantaranya sebagai berikut :
a. Konnemann, World of Contemporary Architecture XX
Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang
bertujuan untuk mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu
Gambar 2.21 Alur yang Disarankan Sumber : Dean David, 2011
Gambar 2.22 Alur yang Tidak Berstruktur Sumber : Dean David, 2011
Gambar 2.23 Alur yang Diarahkan Sumber : Dean David, 2011
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 46
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga kebebasan dalam
mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha menciptakan
suatu keadaan yang nyata dan terpisah dari suatu komunitas yang
tidak seragam.
b. L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964)
Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur
pada zamannya yang mencirikan kebebasan berekspresi,
keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan
merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa
aliran arsitektur. Arsitektur kontemporer mulai muncul sejak tahun
1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah
perang dunia.
Walau istilah Kontemporer sama artinya dengan modern atau
suatu yang bersifat “kekinian” tetapi didalam sebuah desain seringkali
dibedakan. Dalam pengertian kali ini kontemporer dalam konsep
arsitektur dapat diartikan sebagai "suatu desain yang lebih maju, variatif,
fleksibel, dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis
material, pengolahan material, bentuk asimetris maupun teknologi yang
digunakan dan menjadi trand pada tahun-tahun terakhir. Desain yang
kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi
label kontemporer akan menghasilkan suatu desain yang lebih segar
dan berbeda dari kebiasaan. Kontemporer menyajikan kombinasi gaya
seperti modern kontemporer, klasik kontemporer, dan etnik
kontemporer. (Sumber : http://www.wahana-arsitektur-
indonesia.blogspot.co.id/ diakses tanggal 3 November 2015)
Dalam penerapan arsitektur kontemporer pada perencanaan juga
memperhatikan konteks iklim dan budaya lokal yang ada di sekitarnya.
Dimana bangunan dirancang dengan sifat yang “kekinian” namun juga
tetap memperhatikan iklim dan budaya lokal yang ada di Indonesia.
Konteks iklim didapatkan dengan memperhatikan iklim yang ada di
Indonesia dengan pendekatan analisa fisik pada lokasi perencanaan.
Sementara untuk konteks budaya lokal yaitu dengan cara
memperhatikan tampilan bangunan dengan penggunaan material alam
seperti kayu, bambu, batu-bata, batu alam, parquet, dan lain-lain.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 47
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
2.3.2. Ciri-ciri Arsitektur Kontemporer Kehadiran segala bentuk inovasi di dunia menjadi ciri
berkembangnya peradaban manusia yang gencar melakukan segala
kreativitas-kreativitas baru didalam segala hal.
Adapun ciri-ciri dari arsitektur kontemporer sudah tentu mengarah pada
jaman yang berlaku pada saat itu. Ciri-ciri yang mendasar pada gaya
arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut : (Sumber :
http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html
diakses tanggal 2 November 2015 pukul 15.30 WIB)
a. Membawa masuk cahaya alami dalam ruangan
Pada desain interior modern kontemporer ruangan dibuat
terbuka dan terang dengan memasukkan cahaya alami dalam
ruangan. Gunakan juga material kaca sebagai ganti dinding, jendela
besar transparan, dan skylight untuk membawa masuk cahaya
alami sebanyak-banyaknya dalam ruangan.
Gambar 2.24 Pencahayaan Alami
Sumber : http://shoome.com , 2015
b. Penggunaan material alami pada interior dan eksterior Material alami membawa rasa baru yang menyegarkan pada
bangunan bergaya kontemporer. Bahan organik seperti kayu, batu
alam, slate, jati, cotton, wool, dan lainnya bisa tampil mengesankan
pada desain interior bangunan kontemporer. Selain hal tersebut,
penggunaan material alami atau material setempat juga menjadi
salah satu bentuk kontekstual terhadap budaya lokal.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 48
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.25 Penggunaan Material Alami
Sumber : https://streamline3d.files.wordpress.com , 2014
c. Menggunakan konsep open plan
Bangunan dengan gaya kontemporer tampil dengan ciri
seakan menyatukan semua ruangan dalam bangunan. Batas kabur
antara ruangan yang satu dengan yang lainnya adalah konsep open
plan sempurna untuk gaya kontemporer. Sebuah denah terbuka
sangat ideal dan ikonik untuk bangunan kontemporer.
Gambar 2.26 Konsep Open Plan
Sumber : http://cdn.caandesign.com , 2015
d. Dominasi Elemen Garis
Selain berfokus pada material dan warna, interior yang
bergaya kontemporer juga dapat dikenali dengan adanya elemen
garis lurus. Salah satu ciri desain kontemporer adalah penggunaan
permainan garis lurus yang berulang baik dalam posisi vertikal
maupun horizontal. Elemen garis ini dapat diperoleh dari furniture,
bukaan, warna atau sengaja ditambahkan elemen garis pada
ruangan. Ciri khas lainnya adalah atapnya yang lurus dan datar.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 49
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.27 Elemen Garis
Sumber : https://www.academia.edu , 2013
e. Menambahkan kecanggihan teknologi
Salah satu fitur dari desain interior kontemporer yang banyak
disukai adalah teknologi tersembunyi yang siap membuat kagum
siapapun yang melihat. Dengan semakin berkembangnya teknologi
yang ada sekarang, tidak ada salahnya menambahkan teknologi
dalam ruangan. Remote yang bisa mengendalikan semua peralatan
elektronik, pendingin otomatis, pencahayaan yang bisa disesuaikan
dengan mood, sistem keamanan, atau yang lainnya. Berikut contoh
penggunaan pintu geser otomatis yang menggunakan sensor optik
dimana terdapat inframerah yang dapat mendeteksi keberadaan
seseorang atau objek lainnya ketika orang atau objek tersebut
mendekati pintu otomatis.
Gambar 2.28 Pintu Geser Otomatis
Sumber : http://susilawatift08.blogspot.co.id , 2011
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 50
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
f. Bentuk Geometris
Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan
fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan
warna-warna netral dengan tampilan yang bersih.
Gambar 2.30 Bentuk Geometris dan Penggunaan Warna Netral Sumber : https://www.academia.edu , 2013
Pengolahan dinding dengan warna-warna netral (krem, putih
bersih dan abu-abu) atau diolah unfinished dengan media semen
plester atau bata ekspos. Untuk penutup jendela banyak ditemui
penutup dari jenis blinds atau tirai yang simple. Furniture juga tampil
dengan bentuk fungsional dan praktis dengan banyak
mengeksplorasi dari kayu, kaca, kulit, stainless steel dan besi.
Untuk menciptakan suatu desain kontemporer yang unik perlu
diperhatikan harmonisasi bentuk, warna, dan material yang
digunakan didalam suatu bangunan agar terkesan menyatu.
Konsep kontemporer ini ingin menyajikan sesuatu yang baru bagi
orang-orang yang telah jenuh dengan sesuatu yang biasa. (Sumber
: www.anneahira.com diakses tanggal 5 November 2015 pukul
10.00 WIB)
2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer Pada setiap jaman, arsitektur akan mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan waktu. Pada umumnya, meski perkembangan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 51
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
arsitektur terasa laju, namun tetap mematuhi beberapa prinsip dasar
yang ada. Prinsip dasar pada bangunan tersebut seperti pakem pada
pewayangan di Indonesia. Beberapa penerapan terhadap ciri arsitektur
kontemporer antara lain:
a. Penggunaan kaca sebagai perantara cahaya alami masuk ke
ruang-ruang didalamnya. b. Penggunaan material alami sebagai material estetis maupun
menonjolkan ciri arsitektur kontemporer pada bagian interior
maupun eksterior. c. Menambahkan area terbuka pada tengah bangunan untuk menjadi
penyekat secara kasat mata atau biasa disebut dengan konsep
open plan. d. Penegasan elemen garis pada fasad bangunan. e. Menambahkan beberapa kecanggihan teknologi untuk menunjang
kegiatan di dalamnya. f. Memiliki bentuk bangunan atau transformasi desain dari bentuk-
bentuk geometris.
2.4. Studi Kasus 2.4.1. Darwis Triadi School of Photography
Darwis Triadi School of Photography merupakan sekolah fotografi
yang dimiliki oleh salah satu maestro fotografi Indonesia yaitu Andreas
Darwis Triadi yang kemudian mencantumkan namanya dalam sekolah
fotografi binaannya. Andreas Darwis Triadi (lahir : Solo, Jawa Tengah,
15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah
seorang ahli fotografer glamour dan fashion senior Indonesia.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun
1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan
artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi
kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan
Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun
waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya
dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman.
Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual".
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 52
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Setahun kemudian, majalah Internasional Vogue memajang karyanya
pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss,
produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender
Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar,
dan workshop tentang fotografi
(https://id.wikipedia.org/wiki/DarwisTriadi).
a. Lokasi Darwis Triadi School of Photography berada di Jalan
Pattimura no.2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Gambar 2.30 Lokasi Darwis Triadi School of Photography
Sumber : Google Earth, 2016
b. Sejarah Darwis Triadi School of Photography memulai aktifitasnya
pada awal tahun 2003. Berlokasi di Jalan Pattimura no. 2,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Didukung oleh tim managemen
dan pengajar yang professional dengan menjunjung tinggi asas
transparansi dan kekeluargaan dengan motto “learn from the best”.
PATUNG SENAYAN
DARWIS TRIADI SCHOOL OF PHOTOGRAPHY
PLAZA SENAYAN SENAYAN CITY
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 53
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Darwis Triadi School of Photography berpusat di Jalan
Pattimura no.2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan kini mulai
memiliki 5 cabang yang tersebar diberbagai kota seperti
Banjarmasin, Semarang, Lampung, Palembang, dan Surabaya.
Darwis juga membuka sekolah fotografi khusus anak yang berada
di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan (Sumber :
www.darwistriadischoolofphotography.com diakses tanggal 07
Desember 2015, pukul 22.00 WIB)
c. Misi Misi Darwis Triadi School of Photography adalah sebagai
berikut :
1) Memajukan dunia fotografi secara umum.
2) Mengembangkan sumber daya manusia yang professional.
3) Mewujudkan generasi muda yang kreatif, dinamis, dan
memiliki keahlian (seni fotografi).
4) Membantu pemerintah mencerdasakan anak bangsa melalui
pendidikan nonformal (seni fotografi).
d. Tujan Sekolah fotografi Darwis Triadi bertujuan untuk memajukan
dunia fotografi secara umum, mengembangkan sumber daya
manusia yang profesional, mewujudkan generasi muda yang kreatif,
dinamis, dan memiliki keahlian seni fotografi, dan membantu
pemerintah mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan
nonformal.
e. Kelas dan Kurikulum Pada sekolah fotografi juga memiliki kelas seperti halnya
dengan sekolah formal yang biasanya. Namun pembagian kelas
berdasarkan tingkat kemampan pelajar sendiri. Level kelas pada
Darwis Triadi School terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas basic, kelas
intermediate, dan kelas advance.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 54
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Tabel 2.2 Level kelas Darwis Triadi School of Photography
Kelas Basic Kelas Intermediate Kelas Advanced Basic Fotografi Journalism fotografi Fotografi management Architecture Fotografi Underwater fotografi Model Fotografi Still Life Digital Fotografi
Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015
Kelas Basic Rp 2.000.000 (Senin & Kamis, 10x pertemuan,
jam: 15:00 s/d 17:00, 19:00 s/d 21:00), kelas Intemediate Rp
4.000.000 (Selasa & Jumat, 15x pertemuan, jam: 15:00 s/d 17:30,
18:30 s/d 21:00), dan kelas Advanced Rp 4.000.000 (Senin & Rabu,
17x pertemuan, jam: 18:30 s/d 21:00)
Pada sekolah fotografi juga terdapat kurikulum yang
diterapkan pada setiap pembelajaran. Lama waktu dalam satu
kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari
sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan
untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang
dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Berikut kurikulum yang diterapkan pada Darwis Triadi School
yang berdasarkan level kelasnya, yaitu :
Tabel 2.3 Kurikulum Darwis Triadi School of Photography
Basic Intermediate Advance (10 x pertemuan – 4 minggu)
(15 x pertemuan - 8 minggu)
(17 x pertemuan – 9 minggu)
1. Pengenalan dasar fotografi
2. Teknik pencahayaan 3. Praktek (available
light) 4. Dasar-dasar
komposisi 5. Praktek (moving
object) 6. Quality of light 7. Outdoor close-up 8. Hunting 9. Diskusi dan Tanya
jawab
1. Pengenalan studio lighting
2. Praktek studio lighting
3. Model photography I 4. Praktek model I 5. Model photography
II 6. Praktek model II 7. Architecture and
Interior Photography 8. Model photography
III + praktek model 9. Praktek architecture/
Landscape 10. Pemotretan produk
(still Life)
1. Comersial Studio Lighting (teori)
2. Praktek Comersial Studio Lighting
3. Fashion Photography 4. Praktek Fashion
Photography 5. Pemotretan Produk 6. Wedding Photography
(teori) 7. Wedding Photography
(praktek) 8. Photography Jurnalistik 9. Model Art (teori) 10. Model Art (praktek) 11. Lighting character (teori) 12. Praktek Lighting character
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 55
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Basic Intermediate Advance 11. Praktek still life 12. Pre wedding
photography 13. Hunting Pre-wedd
photography 14. Diskusi dan Tanya
jawab
13. Corporate photography 14. Art still life (teori+praktek) 15. Manajemen photography 16. Diskusi dan Tanya jawab
Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015
f. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada Darwis Triadi School of Photography
yang dipimpin oleh Darwis Triadi sendiri yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.31 Struktur Organisasi Darwis Triadi School of Photography
Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015
g. Ruang-ruang Dalam proses belajar mengajar Darwis Triadi juga memiliki
ruang-ruang didalamnya, antara lain :
1) Resepsionis
Gambar 2.32 Resepsionis Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 56
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
2) Ruang Tunggu
Gambar 2.33 Ruang Tunggu Sumber : Observasi, 2015
3) Ruang Kelas C Pada ruang kelas C merupakan kelas yang dikhususkan
untuk studio model dan studio produk. Pada area studio juga
terdapat gudang penyimpanan alat fotografi seperti lampu,
tripod, dan lain-lain untuk menunjang kelas. Ruang kelas C
difungsikan khusus untuk kelas praktek. Pada ruang kelas ini
harus menggunakan pencahayaan buatan (lampu) karena
dikhusukan sebagai studio.
Gambar 2.34 Ruang Kelas C
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 57
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
4) Ruang Kelas A Pada ruang kelas A bisa difungsikan sebagai aktivitas
belajar mengajar secara teori dan juga kelas praktek. Maka dari
itu penggunaan jendela tetap ada untuk kelas teori namun saat
kelas praktek hanya difokuskan dengan pencahayaan buatan
(lampu). Untuk proses belajar mengajar, jumlah siswa dibatasi
guna keefektifan proses belajar yaitu maksimal 16 siswa.
Gambar 2.35 Ruang Kelas A Sumber : Observasi, 2015
5) Ruang Rias
Ruang ini digunakan sebagai ruang penunjang untuk rias
sang model yang akan menjadi objek pemotretan.
Gambar 2.36 Ruang Rias Sumber : Observasi, 2015
6) Ruang Kelas B
Pada ruang kelas ini berbeda dengan kelas A dan C,
karena kelas B sendiri hanya digunakan khusus untuk proses
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 58
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
belajar mengajar yang berkaitan dengan kelas teori saja. Untuk
itu penggunaan jendela pada ruangan ini sangat diperlukan
untuk menerangi ruangan saat proses belajar mengajar.
Gambar 2.37 Ruang Kelas B Sumber : Observasi, 2015
7) Ruang Tamu
Gambar 2.38 Ruang Tamu Sumber : Observasi, 2015
8) Ruang Manajemen Ruang manajemen merupakan area kantor yang
mengurus segala administrasi sekolah. Terdapat meja-meja
kerja yang digunakan oleh para pegawai adminitrasi.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 59
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.39 Ruang Manajemen
Sumber : Observasi, 2015
9) Ruang Direktur
Gambar 2.40 Ruang Direktur
Sumber : Observasi, 2015
10) Kantin
Gambar 2.41 Kantin
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 60
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
11) Pantry
Gambar 2.42 Pantry
Sumber : Observasi, 2015
12) Dapur
Gambar 2.43 Dapur
Sumber : Observasi, 2015
13) Taman
Gambar 2.44 Taman
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 61
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
14) Studio Outdoor Studio outdoor digunakan untuk kelas praktek diluar
kelas dan biasanaya memotret model dengan
pemandangan kota dan tetap meperhatikan teknik
pencahayaan luar.
Gambar 2.45 Studio Outdoor
Sumber : Observasi, 2015
15) Frame Studio Frame studio di Darwis Triadi School ini merupakan
pemanfaatan dinding pada carport. Artinya selain digunakan
sebagai carport juga bisa digunakan untuk praktek pemotretan
dengan tema dinding yang ada.
Gambar 2.46 Frame Studio Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 62
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
16) Ruang Tidur Servis
Gambar 2.47 Ruang Tidur Servis
Sumber : Observasi, 2015
17) Gudang Peralatan Kelas
Gambar 2.48 Gudang Peralatan Kelas
Sumber : Observasi, 2015
18) Gudang Peralatan Fotografi Peralatan fotografi
harus disimpan di tempat
yang steril dan tidak boleh
terkena debu maupun jamur.
Sehingga gudang peralatan
harus memiliki ruang
tersendiri dan harus tertutup.
Gambar 2.49 Gudang Peralatan Fotografi
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 63
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
19) KM/WC
Gambar 2.50 KM/WC
Sumber : Observasi, 2015
20) Mushola
Gambar 2.51 Mushola
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 64
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.52 Denah Lantai 1 dan 2
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 65
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
2.4.2. OHD Museum
OHD Museum merupakan museum privat yang dimiliki oleh dr.
Oei Hong Djien, SpPA (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 5 April 1939)
adalah seorang kolektor dan kurator seni rupa Indonesia terkenal
asal Magelang, Jawa Tengah. Pria yang akrab disebut OHD selain
dikenal sebagai kolektor lukisan juga dikenal sebagai pedagang
tembakau sekaligus grader (penentu kualitas tembakau) untuk
PT. Djarum Kudus. Gelar dokter OHD diperoleh dari Universitas
Indonesia dan spesialisasi didapat dari Belanda.
Namanya sebagai kolektor sangat dikenal di kalangan seni rupa
di seluruh Indonesia dan berbagai negara. Pada awalnya OHD memiliki
lukisan karya maestro dunia seperti Picasso, Van Gogh, Monet,
dan Rembrandt. OHD sangat bergaul akrab dengan lingkungan pelukis.
Menurut beberapa sumber, konon koleksi Museum OHD telah mencapai
angka 10.000 buah koleksi karya seni dengan beraneka ragam media
hasil kreasi perupa papan atas Indonesia dan dunia. Seperti
karya Affandi, Basoeki Abdullah, Lee Man Fong, S. Sudjojono, Hendra
Gunawan, Widayat, Fadjar Sidik, Edi Sunaryo, Heri Dono, Nasirun, Agus
Suwage, Ugo Untoro, Dadang Christanto, dan masih banyak lainnya,
sehingga para peneliti seni rupa Indonesia dari berbagai negara tak
akan merasa lengkap tanpa menjadikan OHD sebagai narasumber
(https://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Hong_Djien diakses tanggal 27
Desember 2015 pukul 08.30 WIB).
Gambar 2.53 OHD Museum Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 66
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
a. Lokasi OHD museum terletak di Jalan Jenggolo no.14 Magelang,
Jawa Tengah.
Gambar 2.54 Lokasi OHD Museum
Sumber : Google Earth, 2015
b. Sejarah Museum unik di tengah kota Magelang Jawa Tengah ini
memang belum setenah Museum Affandi yang ada di Jogja.
Namanya Museum OHD. Museum ini sengaja mengambil nama
pemiliknya yang bernama Oei Hang Djien. Museum unik ini
terletak di dua lokasi yang berbeda. Yang pertama berada di Jl.
Pangeran Diponegoro no 74 dan lainnya Jl. Jenggolo no 14.
ALUN-ALUN MAGELANG
OHD MUSEUM SUMBER WARAS HOTEL
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 67
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Museum ini didirikan oleh seorang kolektor asal Magelang,
bernama Oei Hang Djien. Pria yang lahir pada tanggal 5 April 77
tahun silam lebih akrab dipanggil dengan sebutan OHD. OHD
memulai koleksinya pada tahun 1970an. Dan untuk menyimpan
seluruh koleksinya OHD membangun museum yang pertama pada
tahun 1997. Dengan jumlah koleksi yang terus bertambah, ia lalu
membuat museum keduanya pada tahun 2006. Pada 5 April 2012,
menandai hari kelahirannya yang ke-73, beliau meresmikan New
OHD Museum, museum ketiga yang didirikan di Jalan Jenggolo
No 14 Magelang, yang dipenuhi karya-karya seni rupa berkualitas
di Indonesia.
OHD sudah memiliki koleksi lebih dari 2000 karya seni,
yang terdiri dari karya anak bangsa. Diantaranya adalah lukisan,
pahatan, seni instalasi, patung ataupun new media art. Karya seni
ini dibuat oleh seniman-seniman besar Indonesia, seperti Affandi,
S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio. Tapi tidak
hanya karya seniman besar juga yang dipasang di museum ini,
OHD juga menjadi wadah bagi seniman-seniman baru yang ingin
menuangkan kreativitasnya.
Di museum pertama yang lokasinya berdampingan dengan
kediaman sang kolektor, dikonsep dengan konsep rumahan,
sehingga memunculkan efek kehangatan didalamnya. Berisi 120
karya dan hanya dibuat oleh 5 seniman saja. Yaitu karya Affandi,
S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio.
Sementara di museum yang kedua yang lokasinya juga
bersebelahan dengan museum yang pertama, di konsep dengan
pola yang lebih minimalis, karena karya yang dipaparkan di
dalamnya lebih ringan.
Berbeda dengan konsep sebelumnya, New Museum OHD
dibuat dengan konsep yang benar-benar modern. Karena di
museum ini OHD ingin memunculkan kesan baru, seperti karya
yang dipaparkan didalamnya, yang merupakan seni rupa modern.
Yang menarik pada museum ini, isi yang dipaparkan. Karya yang
dibuat tidak hanya dari bahan baku baru saja, tapi ada juga yang
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 68
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
terbuat dari bahan bekas. Selain itu, museum OHD pernah
dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tanggal
23 April 2012 dengan kategori Gudang Tembakau yang Menjadi
Museum dengan koleksi Lukisan Indonesia Terlengkap Mewakili
Setiap Periode. Museum ini juga termasuk dalam museum
terlengkap di Indonesia bahkan di dunia.
c. Visi dan Misi OHD ingin museum ini menjadi pusat pembelajaran bagi generasi
muda dan agar masyarakat dapat memahami karya seni
Indonesia.
OHD ingin mengenalkan seni rupa Indonesia yang sangat luar
biasa keindahannya kepada masyarakat seluruh dunia.
d. Ruang-ruang Pada OHD Museum terdapat entrance yang menjadikan
icon dari museum OHD. Konsep lorong yang unik menjadikan
entrance ini menjadi salah satu spot pengambilan gambar yang
bagus. Dengan permainan celah yang dapat dijadikan sebagai
masuknya cahaya matahari kedalam lorong tersebut melengkapi
keunikan entrance tersebut.
Gambar 2.55 Entrance OHD Museum
Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 69
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Fasilitas utama dan pendukung yang terdapat pada OHD
Museum antara lain : 1) Fasilitas Utama OHD Museum
a) Ruang Pamer Ruang pamer pada OHD Museum terpisah dengan
area pengelola, yang didalamnya terdapat 2 lantai untuk
area pamer. Dimana pada area pamer lantai 1
merupakan ruang pamer dan terdapat spot yang unik
yaitu material lantai yang masih asli yaitu menggunakan
material tegel, dan terdapat satu spot yang didesain
dengan mengangkatnya seakan-akan terlupas dari
lantainya. Dengan dimaksudkan sebagai seni yang
langsung dibuat saat itu juga. Sementara jangka
pergantian karya yang dipamerkan sekitar 2 bulan sampai
8 bulan sekali.
Gambar 2.56 Ruang Pamer Sumber : Observasi, 2015
b) Kantor Administrasi
Kantor pengelola terdapat di lantai 2 dan meeting
room terdapat di lantai 1, sementara pada area belakang
terdapat KM/WC dan dapur.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 70
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.57 Kantor Pengelola
Sumber : Observasi, 2015
c) Ruang Penyimpanan Koleksi Ruang ini terletak pada are belakang dan juga
difungsikan sebagai ruang reparasi koleksi. 2) Fasilitas Pendukung OHD Museum
a) Pos Keamanan
Gambar 2.58 Pos Keamanan
Sumber : Observasi, 2015
b) Kafetaria Terdapat kafetaria
yang disediakan untuk
duduk-duduk santai setelah
mengelilingi museum.
Dinding kafetaria dibuat
menarik yaitu terdapat
gambar-gambar skala besar
yang mengelilingi dinding.
Gambar 2.59 Kafetaria Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 71
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
c) Penjualan Tiket dan Penjuala Souvenir Penjualan tiket berbarengan dengan penjualan
souvenir. Letaknya bersamaan dengan bangunan
pengelola di bagian lantai 1.
Gambar 2.60 Penjualan Tiket dan Penjualan Souvenir
Sumber : Observasi, 2015
d) Toilet
Gambar 2.61 Toilet
Sumber : Observasi, 2015
e) Parkir Lokasinya yang tidak direncanakan sejak awal
menjadi kendala sehingga tidak ada area parkir yang
nyaman. Hal ini jelas terlihat para pengendara
memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan yang
sebenarnya mengganggu aktivitas jalan itu sendiri.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 72
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.62 Kondisi Parkir Sumber : Observasi, 2015
2.4.3. Samsung Innovation Museum (SIM) Samsung Electronics menandai ulang tahun ke-45 hari ini dengan
membuka Samsung Innovation Museum. Samsung Innovasition
Museum menyatukan beberapa karya sejarah sebenarnya dari inovasi
elektronik.
Gambar 2.63 Samsung Innovation Museum
Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014
a. Lokasi Samsung Innovation Museum (SIM) yang didedikasikan
untuk menjelajahi masa lalu, sekarang dan masa depan dari industri
elektronik terletak di Samsung Digital City di Suwon, Korea
Selatan.
b. Fasilitas Museum ini memiliki lima lantai dengan luas 10.950 m2 ini
dibagi menjadi tiga ruang pameran untuk menandai masa lalu,
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 73
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
sekarang dan masa depan industri elektronik. Dalam Hall 1 dan 2,
pengunjung dapat belajar tentang lebih dari 150 benda-benda
bersejarah sementara Hall 3 memamerkan inovasi saat ini dan
masa depan. Setiap ruang memiliki informasi tentang masing-
masing produk serta video khusus yang diciptakan untuk
memberikan konteks tambahan.
Zonasi perlantai di Samsung Innovation Museum adalah
sebagai berikut :
1) Lantai 1 : Samsung History Hall
2) Lantai 2 : The Age of Innovation Industry
3) Lantai 3 : The Age of Creation
4) Lantai 4 : The Age of Inventors
5) Lantai 5
Samsung History Hall Terletak di lantai pertama dari SIM adalah Samsung History
Hall yang berbicara khusus tentang filosofi perusahaan dan sejarah
inovasi Samsung. Pengunjung dapat belajar tentang awal dari
perusahaan, tantangan yang telah diatasi, dan "Manajemen Baru"
etos perusahaan yang berhasil mengubah perusahaan dan, dengan
perluasan, industri elektronik.
Gambar 2.64 Samsung History Hall
Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 74
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Exhibition Hall 1: The Age of Inventors Exhibition Hall 1 atau zona penemu bercerita tentang awal
mula industri elektronik antara abad 18 dan 20. Pameran ini
menampilkan beberapa penemuan paling inovatif dan bersejarah
oleh Michael Faraday, Thomas Edison dan Graham Bell. Aula
dibagi menjadi lima area: penemuan listrik, pencahayaan,
telekomunikasi, peralatan rumah tangga dan radio. Setiap area
secara terpisah ditempatkan dalam atap berbentuk kerucut yang
menggantung dari langit-langit.
Pengunjung dapat menonton video yang memperkenalkan
bagaimana lima penemuan bersejarah ini meningkatkan kehidupan
kita dari layar dalam kerucut . Aula juga menggambarkan sejarah
perusahaan secara rinci yang menjadi pelopor dalam industri:
Siemens (didirikan tahun 1847); AT&T (1885); Philips (1891); GE
(1892); dan NEC (1899).
Gambar 2.65 Exhibition Hall 1 The Age Inventors
Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 75
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Exhibition Hall 2: The Age of Industry Innovation The Age of Industry Innovation atau dikenal dengan zona
inovasi industri diisi oleh produk-produk dari Samsung dan sejumlah
kompetitornya. Inovasi dan kemajuan teknologi konduktor, layar dan
industri mobile juga dipamerkan di aula ini. Aula ini terdiri dari 3
(tiga) area yang memberikan wawasan tentang pilar utama yang
mendukung industri elektronik: Semikonduktor, Layar dan Mobile.
Munculnya semikonduktor memungkinkan pengolahan
informasi berkecepatan tinggi dan pengembangan layar dan
komunikasi mobile terus berkontribusi untuk membuat informasi
yang dapat diakses dimana-mana.
Gambar 2.66 Area Semikonduktor
Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014
Pengunjung dapat belajar tentang landmark teknologi seperti
penemuan transistor, pengembangan sirkuit terpadu, dan evolusi
teknologi layar.
Gambar 2.67 Area Layar dan Transitor Sumber : http://tech.huanqiu.com , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 76
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Zona Mobile menampilkan ponsel pertama di dunia serta
smartphone pertama di dunia.
Gambar 2.68 Area Mobile
Sumber : http://vibiznews.com , 2014
Terletak di Hall 2 bersama produk Samsung adalah yang
dibuat oleh perusahaan terkemuka lainnya yang telah memajukan
masyarakat modern seperti Intel, Sony, Sharp, Nokia dan Motorola.
Ada juga lab SIM dimana anak-anak dapat belajar bagaimana
semikonduktor, layar dan komunikasi mobile.
Exhibition Hall 3: The Age of Creation Zona kreasi yaitu Hall terakhir menampilkan visi Samsung
Electronics untuk masa depan dan juga menampilkan teknologi
yang paling canggih. Ruang ini dibagi menjadi 3 (tiga) bidang: SIM
Theater, Product Gallery dan Nanum Gallery Samsung.
SIM Theater menampilkan layar panorama UHD 180 derajat
di mana pengunjung dapat belajar tentang komitmen Samsung
untuk inovasi dan membangun masa depan yang lebih baik.
Gambar 2.69 Bidang SIM Theater Sumber : http://3cue.com , 2013
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 77
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Product Gallery mengeksplorasi masa depan masyarakat
dimana Samsung membayangkan melalui inovasi terkemuka, mulai
dari solusi B2B dengan produk kelas dunia terbaru seperti TV
melengkung dan Samsung Smart Home. Zona B2B dibagi menjadi
tujuh bagian: Retail, Healthcare, Hospitality, Government, Finance,
Enterprise Mobility dan Education. Setiap bagian B2B menampilkan
berbagai produk dan solusi B2B dari Samsung dimana pengunjung
dapat berinteraksi dengannya dan manjadi pengalaman pertama
melihat tampilan seluruh produk dan layanan Samsung. Di ruangan
ini, para pengunjung bisa mencoba semua perangkat yang pernah
diluncurkan Samsung.
Gambar 2.70 Product Gallery
Sumber : http://www.businesskorea.co.kr , 2014
Nanum Gallery menampilkan souvenir dan proyek kontribusi
sosial Samsung. Penerimaan dari galeri akan langsung mendukung
dan mendanai berlangsungnya kegiatan kontribusi sosial.
Gambar 2.71 Nanum Gallery
Sumber : http://www.bdci.co.kr , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 78
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
2.4.4. Galeri Sangkring Art Space Kehadiran Galeri Sangkring Art Space tidak bisa lepas dari sosok
seniman Putu Sutawijaya, perupa kelahiran Bali yang hijrah untuk
berpendidikan di FSR ISI Yogyakarta jurusan seni murni minat utama
seni lukis pada tahun 1991. Selama dekade 90-an tersebut,
perkembangan kekaryaan “kecenderuangan Bali” yang bercorak
ekspresif terbaca jelas pada karya-karya perupa Bali.
Putu sendiri tidak secara murni menerapkan kecenderungan
ekspresif tersebut tetapi lebih signifikan pada ketertarikannya pada
persoalan tubuh. Dengan garis dan blabar (brush strokes) yang
ekspresif. Konsistensinya dalam berkarya dan totalitas artistik yang
tinggi menjadikan Putu Sutawijaya telah menjadi salah satu ikon yang
diperhitungkan dalam konstelasi perupa Bali yang berproses kreatif di
Yogyakarta. (Sumber : http://www.sangkringartspace.net diakses
tanggal 8 Desember 2015 pukul 09.00 WIB)
a. Lokasi Sangkring Art Space berlokasi di Jalan Nitiprayen no.88 RT
01 RW 20 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 79
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 2.72 Lokasi Sangkring Art Space
Sumber : Google Earth, 2016 b. Sejarah
Sangkring Art Space berdiri pada tanggal 31 Mei 2007.
Nama Sangkring diambil dari nama leluhur Putu Sutawijaya,
perupa dan pendiri Sangkring Art Space, dengan pertimbangan
bahwa nama ini dapat menjadi spirit untuk mempertautkan diri
dengan masa lalu dan motivasi untuk melangkah dalam proses
kreatif di dunia seni rupa.
Dengan pertimbangan itu, Sangkring Art Space membuka
diri untuk berbagi dengan yang tua dan yang muda, yang lama
dan yang baru, dalam sebuah ruang kreativitas. Dengan begitu
Sangkring Art Space menghargai perbedaan dan menjunjung
tinggi solidaritas berkesenian, tanpa memperdulikan asal usul
budaya dan ideologi. Dalam perkataan lain Sangkring Art space
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
GEDUNG PERTEMUAN B2P3KS
SANGKRING ART SPACE
RADIO JIS FM
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 80
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
berkecenderungan menjadi ruang eksperimen bagi semua
kalangan dan pelaku seni.
Di sini, di Sangkring Art Space, yang tua dihormati, yang
muda dihargai, yang pinggiran dibela, yang alternative diberi
kesempatan, untuk sama-sama berkarya. Sebab, Sangkring Art
Space menyadari sepenuhnya bahwa ruang seni sebagai ruang
berbagi dan solidaritas masih sangat dibutuhkan di negeri ini.
c. Visi dan Misi Merangkul, menggandeng, dan merengkuh puspa ragam seni
dalam sebuah ruang seni.
Mempergelarkan dan mempertunjukan aneka rupa praktik seni,
dimana perbedaan dan eksperimen kreativitas dihargai sama
tinggi.
d. Ruang-ruang Sangkring Art Space merupakan galeri seni yang berada di
Yogyakarta dan menjadi media representatif bagi para seniman
berkreasi. Dan jadi tempat untuk menggelar karya seni bagi
banyak seniman dan menyediakan ruang kreativitas bagi seniman
muda maupun tua yang mau menampilkan hasil karya seninya.
Bentuk
kegiatannya sendiri
bersifat open-ended
management, artinya
merancang dan
mengelola secara
internal, namun juga
menerima tawaran
kegiatan dari pihak luar
secara terbuka.
Gambar 2.73 Sangkring Art Space Tampak Depan Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 81
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1) Fasilitas Utama a) Ruang Pamer
Ruang pamer di galeri Sangkring Art Space terdiri
dari 2 (dua) lantai. Sang Arsitek Bapak Eko Prawoto
mengkonsep dalam bangunan ini jendela ditempatkan
sebagai penerus dinding karena fungsi bangunan itu
sendiri sebagai ruang pamer.
Gambar 2.74 Ruang Pamer Lantai 1 (kiri) dan Ruang Pamer Lantai 2 (kanan)
Sumber : Observasi, 2015
b) Kantor Kantor galeri
terdapat di area
depan dan
bersebelahan
dengan area lobby.
Gambar 2.75 Kantor Sumber : Observasi, 2015
2) Fasilitas Penunjang a) Lobby
Area lobby merupakan area penerima dari
bangunan tersebut. Pada area ini juga menjadi ruang info
tentang semua kegiatan pameran, yaitu sebagai pengisi
tanda hadir dan skema ruang pamer. Pada area ini
terkonsep unik yaitu sebagai batas antara area lobby
dengan ruang pamer terdapat jembatan penghubung
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 82
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
yang terbuat dari kaca dan terdapat ikan-ikan besar yang
ada di bawahnya. Hal ini memberikan kesan sejuk namun
juga memberikan kesan yang sedikit ngeri dengan
adanya kaca sebagai jembatan untuk melintas.
Gambar 2.76 Area Lobby Sumber : Observasi, 2015
b) Smoking Area Pada area
luar lantai 2
terdapat ruang
terbuka yang juga
bisa difungsikan
sebagai smoking
area.
c) Parkir Area parkir
terletak berada di
depan bangunan
tersebut, namun
jika kapasitas
kendaraan lebih
maka kendaraan
parkir di seberang
jalan. Gambar 2.78 Are Parkir
Sumber : Observasi, 2015
Gambar 2.77 Smoking Area Sumber : Observasi, 2015
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 189
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Fungsional Bangunan dan Kepemilikan
Fungsi dari bangunan Pusat Fotografi dengan pendekatan arsitektur
kontemporer adalah sebagai salah satu bangunan sarana edukasi dibidang seni
fotografi, dimana sekolah fotografi menjadi kegiatan utama dan terdapat fasilitas
penunjang seperti galeri dan museum fotografi.
Kepemilikan dari Pusat Fotografi ini adalah milik swasta, dimana Pusat
Fotografi ini sendiri dipimpin oleh direktur utama dan terdapat pemimpin lain
pada tiap kegiatan seperti direktur sekolah fotografi serta direktur galeri dan
museum fotografi. Sehingga semua keputusan diambil oleh direktur utama
setelah adanya koordinasi pada direktur yang menangani tiap bidang
didalamnya.
5. 1. Konsep Fungsional 5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Pelaku yang terdapat dalam Pusat Fotografi dapat dikelompokan
menjadi 4 (empat) antara lain : e. Siswa f. Pengunjung g. Pengelola
4) Kelompok Pengelola Utama
5) Kelompok Pengelola Sekolah Fotografi
6) Kelompok Pengelola Galeri dan Museum Fotografi
h. Servis 3) Kelompok Keamanan
4) Kelompok Teknisi
Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada Pusat Fotografi
antara lain sebagai berikut : Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Siswa
No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Mamarkirkan kendaraan Parkir
2 Menanyakan informasi Resepsionis
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 190
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
3 Mengisi tanda kehadiran Ruang Presensi
4 Mengikuti kelas teori Ruang Kelas
5 Mengikuti kelas praktek indoor Studio Indoor
6 Mengikuti kelas praktek outdoor Studio Outdoor
7 Mencari literature buku Perpustakaan
8 Belajar Fotografi modern Laboratorium
9 Makan dan Minum Kantin
10 Memamerkan karya Galeri Fotografi
11 Melihat sejarah perkembangan fotografi Musuem Fotografi
12 Belajar cetak kamera analog Darkroom (Ruang Gelap)
13 Membeli peralatan fotografi Retail
14 Buang air besar / buang air kecil Toilet
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengunjung No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Memarkirkan kendaraan Parkir pengunjung 2 Melihat pameran karya Galeri Fotografi
3 Melihat sejarah perkembangan fotografi Musuem Fotografi
4 Membeli tiket dan menitipkan barang
Ruang penjualan tiket dan penitipan barang
5 Buang air besar / buang air kecil Toilet 6 Mengambil uang tunai ATM Centre 7 Membeli souvenir Ssouvenir center
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Bekerja
d. Pengelola Utama 3) Ruang Direktur Utama 4) Ruang Wakil Direktur Utama
e. Pengelola Sekolah Fotografi 5) Ruang Direktur 6) Ruang Mentor / Pengajar 7) Resepsionis 8) Ruang Kantor Administrasi
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 191
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
f. Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 10) Ruang Direktur 11) Ruang Kabag TU 12) Ruang Kabag Kuratorial 13) Ruang Kabag Konservasi dan
preparasi 14) Ruang Kabag Bimbingan dan
Edukasi 15) Ruang Kabag Konservator
Perpustakaan 16) Penjualan Tiket dan penitipan barang 17) Penjualan Souvenir 18) Perpustakaan
2 Menyimpan peralatan fotografi Gudang Peralatan fotografi 3 Mereparasi koleksi pameran Bengkel Reparasi 4 Menyimpan Koleksi Pameran Ruang Penyimpanan Koleksi 5 Rapat Ruang Rapat 6 Makan dan Minum Pantry / Food court
7 Buang air besar / buang air kecil Toilet
8 Beribadah Mushola 9 Memarkirkan kendaraan Parkir Pengelola
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Memarkirkan kendaraan Parkir 2 Makan dan Minum Pantry
3 Buang air besar / buang air kecil Toilet
4 Bekerja c. Kelompok Keamanan 4) Ruang Kepala Keamanan
5) Ruang kontrol CCTV 6) Pos Keamanan
d. Kelompok Teknisi 4) Ruang Cleaning Service 5) Ruang ME
(k) Ruang PABX (l) Ruang Panel (m) Ruang Genset (n) Shaft (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU
Sumber : Analisis, 2016
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 192
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang
a. Kelompok Ruang Tabel 5.5 Kelompok Ruang
Kelompok Ruang Ruang
Kegiatan Utama
d. Sekolah Fotografi 13) Lobby 14) Resepsionis 15) Ruang Presensi 16) Ruang Kelas 17) Studio Indoor
d) Studio Produk e) Studio Portrai f) Studio Fashion
18) Studio Outdoor 19) Laboratorium 20) Ruang Rias 21) Gudang Alat Fotografi 22) Gudang 23) Toilet 24) Mushola
e. Galeri Fotografi 4) Lobby 5) Ruang Pamer 6) Ruang Penyimpanan
f. Museum Fotografi 9) Tiketing dan penitipan barang 10) Lobby 11) Pameran Tetap 12) Pameran Temporer 13) Ruang Penyimpanan 14) Bengkel Reparasi 15) Toilet 16) Mushola
Kegiatan Penunjang
f. Darkroom (Ruang Gelap) g. Retail / Souveir center h. Perpustakaann i. Ruang Serbaguna / Function Room
Pengelola
h. Pengelola Utama 3) Ruang Direktur Utama 4) Ruang Wakil Direktur Utama
i. Pengelola Sekolah Fotografi 4) Ruang Direktur 5) Ruang Mentor / Pengajar 6) Ruang Kantor Administrasi
j. Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6) Ruang Direktur 7) Ruang Kabag TU 8) Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff 9) Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi + Staff 10) Ruang Kabag Konservator Perpustakaan + Staff
k. Ruang Rapat
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 193
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Kelompok Ruang Ruang l. Pantry m. Toilet n. Mushola
Servis
e. Parkir f. Toilet g. Kelompok Keamanan
4) Ruang Kepala Keamanan 5) Ruang Kontrol CCTV 6) Pos Keamanan
h. Kelompok Teknisi 7) Ruang Cleaning Service 8) Ruang Pengolah Sampah 9) Gudang 10) Loading Dock 11) Ruang ME
(k) Ruang Genset (l) Ruang Panel (m) Ruang PABX (n) Shaff (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU
Sumber : Analisis, 2016
b. Hubungan Kelompok Ruang
Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang Sumber : Analisis, 2016
c. Sirkulasi Ruang
Berikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan
pelaku yang ada di Pusat Fotografi, yaitu antara lain :
Hubungan Sangat Erat
Hubungan Kurang Erat
Kelompok Kegiatan Utama
(Sekolah Fotografi)
Kelompok Kegiatan Pengelola
Kelompok Kegiatan Servis /
Kelompok Kegiatan Penunjang
(Galeri dan Museum Fotografi)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 194
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
1) Siswa
Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Siswa
Sumber : Analisis, 2016 2) Pengunjung
Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung Sumber : Analisis, 2016
PARKIR RETAIL
GALERI DAN MUSEUM
FOTOGRAFI
SEKOLAH FOTOGRAFI
RESEPSIONIS
PRESENS
4. STUDIO PRODUK
5. STUDIO PORTRAIT
6. STUDIO FASHION
RUANG KELAS
R. ADMINISTRASI
TOILET
STUDIO OUTDOOR
KANTIN
RUANG RIAS
PERPUSTAKAAN
STUDIO INDOOR
LABORATORIUM
R. TIKET & PENITIPAN
BARANG
PARKIR
RETAIL
GALERI DAN
MUSEUM FOTOGRAF
LOBBY
RUANG PAMER TETAP
RUANG PAMER TEMPORER
LOUNGE
RUANG PAMER GALERI
MUSEUM
PERPUSTAKAAN
SOUVENIR
TOILET
MUSHOLA
KAFETARIA
POS KESEHATAN
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 195
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
3) Pengelola
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola Sumber : Analisis, 2016
PARKIR
RETAIL
KANTOR PENGELOLA
LOBBY
PENGELOLA UTAMA
R. DIREKTUR UTAMA
R. WAKIL DIREKTUR UTAMA
PENGELOLA SEKOLAH
FOTOGRAFI
RUANG DIREKTUR
RUANG MENTOR
HALL
SEKOLAH FOTOGRAFI
GALERI & MUSEUM FOTOGRAFI
PENGELOLA GALERI & MUSUEM
FOTOGRAFI
RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI GALERI
RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI MUSEUM
RUANG REPARASI KOLEKSI MUSUEM
RUANG DIREKTUR
R. KABAG TU + STAFF
R. KABAG KONSERVASI & PREPARASI + STAFF
R. KABAG BIMBINGAN & EDUKASI + STAFF
TOILET
MUSHOLA
PANTRY
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 196
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
4) Servis
Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis Sumber : Analisis, 2016
5.1.3. Besaran Ruang
Berikut studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan
dan perancangan bangunan Pusat Fotografi, antara lain : g. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama
Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Sekolah Fotografi
1 Lobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 20 2 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 8 3 Presensi 1 m2/org AS 2 orang 2 x 1 m2 2 4 Ruang Kelas 3 m2/org NAD 18 orang /
unit x 3 unit 18 x 3 m2 = 54 m2
3 x 54 m2 = 162 m2 162
5 Studio Indoor 4) Studio
Produk - AS - 40 m2 40
5) Studio Portrait - AS - 40 m2 40
6) Studio Fashion - AS - 45 m2 45
6 Studio Outdoor - SK - 64 m2 64
7 Ruang Rias 2.5 m2/org SK 3 orang 3 x 2.5 m2 7.5 8 Laboratorium
Komputer 4 m2/org NAD 18 orang 18 x 4 m2 72
RUANG GENSET
RUANG PANEL
RUANG TRAFO
RUANG PABX
GUDANG
RUANG SAMPAH
LOADING DOCK
RUANG CLEANING SERVICE
TOILET
PARKIR
AREA RUANG SERVIS
POS KEAMANAN
SEKOLAH FOTOGRAFI
GALERI & MUSEUM
FOTOGRAFI
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 197
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 9 Gudang Alat
Fotografi - SK - 25 m2 25
10 Gudang - SK - 20 m2 20 11 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
12 Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 36 Jumlah 540.24
Galeri Fotografi 1 Lobby 2 m2/org NAD 20 orang 20 x 2 m2 40 2 Tiketing dan
penitipan barang
0.7 m2/org NAD 20 orang 20 x 0.7 m2 14
3 Ruang Pamer 4 m2/org PPMU 30 orang 30 x 4 m2 120 4 Ruang
Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25
Jumlah 199 Museum Fotografi
1 Pameran Tetap
4 m2/org
PPMU 30 Orang
30 x 4 m2
120
2 Pameran Temporer
4 m2/org
PPMU 30 Orang
30 x 4 m2
120
3 Ruang Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25
4 Bengkel Reparasi - PPMU - 20 m2 20
5 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
6 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72 Jumlah 391.74
Jumlah keseluruhan 1130.98 Sirkulasi 30 % 339.294 TOTAL 1470.274
Sumber : Analisis, 2016
h. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)
1 Darkroom 5 m2/org AS 4 orang 5 x 4 m2 20
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 198
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)
(Ruang Gelap)
2 Retail 2 m2/org NAD 5 orang /
unit x 4 unit
5 x 2 m2 = 10 m2
10 x 4 unit = 40 m2
40
3 Perpustakaan
Ruang Ka + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
R. Katalog dan buku
10 m2 / 1000 vol NAD 8000 bh 10 x 8 m2 80
R. Baca 2.32 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.32 m2 34.8 Ruang Komputer 1 m2/org NAD 3 orang 3 x 1 m2 3
4 Ruang Serbaguna / Function Room
Aula 2 m2/org NAD 90 orang 90 x 3 m2 180
Ruang Transit 2 m2/org AS 5 orang 5 x 2 m2 10 Ruang Audio 2 m2/org AS 2 orang 2 x 2 m2 4
Jumlah 386.8 Sirkulasi 30 % 116.04 TOTAL 484.84
Sumber : Analisis, 2016
i. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Pengelola Utama
1 Ruang Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
2 Ruang Wakil Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Pengelola Sekolah Fotografi 3 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20 4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25
5 Ruang Administrasi 2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
7 R. Kabag TU + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
8 Ruang Kabag Kuratorial + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2
15
9 Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff
5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
10 Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi +Staff
5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
11 Meeting Room 3 m2/org NAD 15 orang 15 x 45 m2 45
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 199
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)
12 Toilet Direksi Pria
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2
TSS 2 set 3.34 x 2 m2 6.68
13 Toilet Direksi Wanita
0.89 m2/ur 1.53 m2/wc TSS 2 set 2.45 x 2 m2 4.9
14 Pantry 1.5 m2/org SK 6 orang 6 x 1.5 m2 9 15 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72
Jumlah 315.08 Sirkulasi 30 % 94.524 TOTAL 409.604
Sumber : Analisis, 2016
j. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Tabel 5.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 1 Ruang Loker - AS 1 Unit - 15 2 Ruang Genset - MEE 1 Unit 1 x 60 m2 60 3 Ruang Panel - MEE 1 Unit 1 x 9 m2 9 4 Ruang PABX - NAD 1 Unit 1 x 15 m2 15 5 Ruang Trafo - NAD 1 Unit 1 x 9 m2 9 6 Ruang MDP - MEE 1 Unit 1 x 16 m2 16
7 Ruang SDP - MEE 2 Unit 1 x 5 = 5 m2
5 x 2 unit = 10 m2
10
8 Ruang Sampah - NAD 1 Unit 1 x 8 m2 8 9 Ruang AHU - AS 2 Unit 2 x 24 m2 48
10 Gudang - AS 1 Unit 1 x 10 m2 10 11 Loading Dock 2.4 m2/org AS 2 Unit 2 x 2.4 m2 4.8 12 Pos Keamanan 4 m2/org AS 3 Unit 3 x 4 m2 12
13 Ruang Cleaning Servis 2.5 m2/org NAD 12 orang 12 x 2.5 m2 30
Jumlah 609.2 Sirkulasi 30 % 182.76 TOTAL 791.96
Sumber : Analisis, 2016
k. Besaran Luas Parkir Tabel 5.10 Besaran Luas Parkir
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) 1 Parkir Sekolah Fotografi Motor 3 m2/motor HED 27 motor 27 x 3 m2 81 Mobil 12 m2/mobil HED 9 mobil 9 x 12 m2 108
2 Ruang Parkir Pengunjung Galeri dan Museum Fotografi Motor 3 m2/motor HED 26 motor 26 x 3 m2 78
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 200
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2) Mobil 12 m2/mobil HED 13 mobil 13 x 12 m2 156 Bus 40.8 m2/bus HED 1 bus 1 x 40.8 m2 40.8
3 Ruang Parkir Pengelola Motor 3 m2/motor HED 20 20 x 3 m2 60 Mobil 12 m2/mobil HED 18 18 x 12 m2 216
4 Ruang Parkir Kelompok Servis Motor 3 m2/motor HED 19 14 x 3 m2 57 Jumlah 796.8 Sirkulasi 30 % 239.04 TOTAL 1035.84
Sumber : Analisis, 2016
Keterangan : HED : Handbook of enviromental Design
SK : Studi Kasus (survei)
AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Times Saver Standart
MEE : Mechanical Electrical Equipment
PPMU : Pedoman Pembakuan Museum Umum (berdasarkan
buku Pedoman Penyelengaraan dan Pengelolaan
Museum dan Pedoman Penyelengaraan Permuseuman
Jakarta)
l. Rekapitulasi Besaran Total Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Total
No Besaran Ruang Luas (m2)
1. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama 1470.274 2. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang 484.84 3. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola 409.604 4. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis 791.96 5. Besaran Luas Parkir 1035.84 6. Sirkulasi kendaraan 5000
Jumlah Kebutuhan Ruang 9192.518 Sumber : Analisis, 2016
3) Luas lahan = 20544 m2 (2.5 Ha) 4) Luas lahan yang boleh dibangun = 1232640 m2
5) Luas lahan untuk resapan = 8217.6 m2
6) Garis Sempadan Bangunan (GSB) = 29 meter untuk fasilitas
umum pendidikan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 201
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
7) Tinggi bangunan = 1 – 5 lantai untuk fasilitas
umum pendidikan
8) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60 %
5. 2. Konsep Kontekstual Site Rencana
Lokasi site perencanaan dan perancangan Pusat Fotografi berada di
Jalan Sultan Agung, kecamatan Candisari Kota Seamarang. Luas lahan 20.544
m2 (± 2.5 Ha) dengan ketinggian maksimal bangunan 5 lantai dan KDB 60% dan
KLB 0 – 3.0. Kondisi site kontur namun kontur site relatif datar. Lokasi site yang
berada di dalam kecamatan Candisari yang merupakan daerah stategis
penghubung pusat kota dan Semarang atas. Dekat dengan kawasan Candi lama
dan baru yang merupakan salah satu kawasan elit di kota Semarang. Letak site
merupakan kawasan dengan perutukan fasilitas pendidikan, perdagangan dan
jasa.
Gambar 5.6 Site Rencana Sumber : Analisis, 2016
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 202
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
5. 3. Konsep Teknis 5.3.1 Sistem Modul
Modul yang digunakan pada perencanaan Pusat Fotografi adalah : a. Modul Horizontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk
bangunan.
b. Modul Vertikal
1) Bangunan aktivitas utama (sekolah, galeri dan museum fotografi,
jarak lantai ke plafond : 5 meter.
2) Bangunan pengelola jarak lantai ke plafond : 4 meter.
3) Jarak plafond dengan lantai diatasnya : 1.2 meter.
5.3.2 Sistem Struktur Struktur bangunan menggunakan pondasi tiang pancang yang
dipasang mengikuti bentuk modul bangunan dan dipadukan dengan
pondasi batu kali. Dan menggunakan rangka atap baja yaitu baja
konvensional.
a. Sub Structure (Struktur Bawah)
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur
bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi tanah
dasar, beban yang diterima pondasi. Untuk itu pondasi yang dipilih
untuk perencanaan bangunan Pusat Fotografi yaitu pondasi dalam
berupa pondasi tiang pancang.
b. Mid Structure (Struktur Tengah)
Terdapat dua kolom yaitu kolom utama (struktur) dan kolom
praktis. Kolom utama akan diteruskan langsung ke pondasi tiang
pancang.
c. Upper Structure (Struktur Atas)
Struktur atas yang dipilih yaitu rangka atap baja konvensional,
hal ini karena cocok untuk bentang-bentang besar.
5.3.3 Bahan Bangunan Bahan bangunan yang dipilih untuk pada bangunan Pusat Fotografi
dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer bisa berupa material
pabrikasi maupun material alam.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 203
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
a. Lantai
Material lantai yang dipilih untuk sekolah fotografi berupa
keramik dan dikombinasikan dengan conwood decorative deck, untuk
ruang pamer (galeri dan museum) menggunakan parquet.
b. Dinding
Dinding menggunakan dinding batu-bata dan dikombinasi
dengan cladding berupa ACP dan multiplek untuk area ruang pamer.
c. Penutup Dinding
Finishing untuk penutup dinding bisa berupa cat dan batu alam
sebagai elemen estetika yang tebuat dari material alam.
d. Langit-langit
Material yang dipilih untuk langit-langit berupa kalsiboard dan
Akustik Board dipilih untuk ruang-ruang tertentu yang membutuhkan
ketenangan.
e. Penutup Atap
Genteng beton dan dikombinasikan dengan dak beton yang
ditambahkan waterproofing sebagai antisipasi terhadap kebocoran.
5. 4. Konsep Kinerja 5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke
detector. Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler,
Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Fire Extingusier yang berisi Dry Powder
(NaHCO3) atau Natrium Bicarbonate. Jenis ini sangat tepat digunakan
sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang
disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan
sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak
mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun
dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat
tinggi sebagai racun api.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 204
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisis, 2016
5.4.2. Sistem Transportasi Jaringan transportasi yang digunakan untuk menghubungkan antara
lantai satu sengan lantai atasnya yaitu menggunakan tangga dan ramp.
Gambar 5.8 Sistem Transportasi Sumber : Analisis, 2016
5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara Penghawaan alami menggunakan bukaan-bukaan untuk cross
sirculation udara, ini diterapkan pada ruang-ruang kelas. Penghawaan
buatan pada ruang pamer menggunakan AC VRV yang merupakan jenis
AC multi split dan bisa digunakan untuk lebih dari satu indoor AC serta
dapat mengatur jadwal dan temperatur yang diinginkan secara
terkomputerisasi. Untuk indoor menggunakan cassette yang dihubungkan
dengan pipa gas dan liquid yang dihubungkan oleh ducting system untuk
proses pertukaran udara. Sementara untuk outdoor dapat dijadikan satu.
Api
Asap
Heat Detector
Smoke Detector
Sistem Alarm
APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)
Sistem Start
Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)
Hydrant Box
Fire Extingusier
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 205
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.9 Sistem Penghawaan Alami Sumber : Fisika Bangunan
Gambar 5.10 Sistem Penghawaan Buatan Sumber : Analisis, 2016
5.4.4. Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami dimaksimalkan dengan banyak
bukaan-bukaan. Kapasitas cahaya terang langit dapat diatur dengan
pengaturan ketinggian, dan pemberian tritisan. Dengan begitu jumlah
pembayangan ke dalam bangunan dapat diatur.
Gambar 5.11 Sistem Pencahayaan Alami
Sumber : Analisis, 2016
b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan pada bangunan pada ruang studio
menggunakan ceiling rail system dan tata cahaya studio standar
Outdoor Unit
Pipa (Pipa cair dan pipa
gas)
Ducting System
Indoor Unit (cassette)
Ruang-ruang yang membutuhkan
penghawaan buatan
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 206
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
(dapat dipindah-pindah. Dan pencahayaan buatan pada ruang pamer
menggunakan downligt, spot light dan lampu hias. Dan juga
penggunaan lampu flash untuk ruang perantara pada museum
sehingga saat pengunjung melewati ruang tersebut serasa artis yang
sedang difoto-foto.
Gambar 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan pada Studio
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.13 Sistem Pencahayaan Buatan pada Ruang Pamer Sumber : Analisis, 2016
5.4.5. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir
Neoflash mengingat bangunan yang akan dirancang merupakan
bangunan bertingkat dan cukup luas, yaitu untuk tipe TZ 06 dengan
ketinggian 6 meter memiliki radius 135 meter. Bangunan yang sudah
terpasang penangkal petir neoflash yang dilintasi awan bermuatan listrik,
elektroda yang menerima dibagian samping penangkal petir
mengumpulkan energi listrik awan pada unit kapasitornya. Jika energinya
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 207
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
telah besar akan dilepas dan disesuaikan potensialnya pada bagian Ion
Generator.
Unit Ion Generator melepaskan muatan listrik karena dipicu oleh
sambaran petir, saat lidah api menyambar permukaan bumi dengan
demikian seluruh muatan listrik di bagian Ion Generator dilepas ke udara
lewat pusatnya penangkal petir yang bentuknya runcing, agar lidah api
mengeluarkan api yang bergulir ke atas, biasa disebut Streamer Leader.
Yang gunanya untuk menyambut sambaran petir yang masuk ke dalam
titik pusat sambaran petir di unit NeoFlash.
Gambar 5.14 Skema Sistem Penangkal Petir
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir
Sumber : Analisis, 2016
5.4.6. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama listrik untuk Pusat Fotografi ini melalui PLN dengan
menggunakan bantuan Genset (Generator Set), yang dapat bekerja
secara otomatis bila aliran listrik dari PLN / listrik padam atau terputus.
Unit Kapasitor
Ion Generator Ground
Streamer Leader
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 208
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Analisis, 2016 5.4.7. Sistem Plumbing
a. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem Down Feed
Distribution, yaitu pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa
yang berasal dari ground tank ke bak penampung atas dan
didistribusikan ke ruang-ruang basah.
Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih Sumber : Analisis, 2016
b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :
1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui
septictank dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur
peresapan baru dibuang ke riool.
2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan
melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool.
3) Untuk Air hujan ditampung ke bak filtrasi untuk dimanfaatkan
sebagai penyiram tanaman.
PLN
Travo
Main Distribution Panel (MDP)
Otomatis
Genset
Sub Panel
Sub Panel
Sub Panel
PDAMGround
Reservoir Pompa
Bak Penampung (House Tank)
Distribusi ke ruang-ruang
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 209
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.19 Proses Pemanfaatan Air Hujan Sumber : Analisis, 2016
5.4.8. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem
komunikasi, yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi
individual dua arah, speaker / sound system, local area network (LAN).
Serta komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari dalam keluar bangunan
dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk mengkontrol hubungan
keluar dan masuk.
WC & Urinoir
Air Kotor
Septictank
Peresapan Riool
Air Hujan Filtrasi Penyiraman
tanaman
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 210
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.20 Sistem Komunikasi Sumber : Analisis, 2016
5.4.9. Sistem Keamanan Sisem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos
keamanan untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di Pusat
Fotografi.
Gambar 5.21 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016
5. 5. Konsep Arsitektural
5.5.1. Konsep Bentuk Dalam menentukan massa bangunan harus memperhatikan
karakteristik dari pendekatan arsitektur yang diterapkan, dalam hal ini
yaitu arsitektur kontemporer. Dimana bentukan massa bangunan
berdasarkan karakteristik yang sudah dibahas pada tinjauan pustaka
mengarahkan ke bentuk-bentuk geometris.
AM/FM CD/DAT Tape
Microphone
Program Selector
Amplifier Distribution Switch
Load Speaker
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 211
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.22 Konsep Bentuk pada Galeri dan Musem Fotografi
Sumber : Analisis, 2016
5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Kontemporer a. Konsep Open Plan
Konsep open plan merupakan salah satu karakteristik arsitektur
kontemporer yaitu batas kabur antara ruangan yang satu dengan
yang lainnya atau tampil dengan ciri seakan menyatukan semua
ruangan dalam bangunan.
Dalam hal ini dapat berupa elemen pohon atau vegetasi lain
untuk dijadikan pemisah ruangan. Untuk itu dalam perencanaan
bangunan Pusat Fotografi ini berusaha mempertahankan pohon-
pohon besar sesuai kondisi eksisting site. Selain diatas, hal ini juga
mempertimbangkan bentuk konservasi terhadap alam. Dapat juga
berupa sekat dinding yang terbuat dari kaca sehingga ruang terlihat
saling menyatu.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 212
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.23 Konsep Open Plan Sumber : Analisis, 2016
b. Unsur Teknologi Menambahkan kecanggihan teknologi juga menjadi salah satu
karakteristik arsitektur kontemporer. BAS (Building automation
system) dideskripsikan sebagai sebuah fungsi canggih dari sebuah
sistem bangunan. BAS merupakan contoh dari sistem kontrol
terdistribusi. Sistem kontrol itu sendiri adalah komputerisasi, jaringan
pintar (intelligent network) dari alat elektronik yang didesain untuk
memonitor dan mengkontrol sistem mekanikal, elektrikal, dan
penerangan dari bangunan. BAS direferensikan sebagai sebuah
transistor berdasarkan sistem elektrikal yang digunakan untuk
mengkontrol pemanasan, pendinginan, dan sistem ventilasi
bangunan (HVAC). BAS juga mengkontrol penerangan indoor dan
outdoor, sekuritas, alarm kebakaran, dan semua yang bersifat elektrik
pada bangunan tersebut.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 213
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Gambar 5.24 Skema BAS
Sumber : https://www.academia.edu , 2014
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 214
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA Andayanto, Tirto MR. 2012. Bisnis Fotografi. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Chiara, J.D & Crosbie, M.J. 2001. Time Saver Standart for Building Type. P 693.
Darwis, Edward (2010). 9 Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta, Rona
Publishing.
Das, Braja, M., 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)
Jilid-1. Jakarta: Erlangga.
Dean, David. 1996. Museum Exhibition: Theory and Practice. New York :
Routledge.
De Chiara, Joseph & Michael J. Crosbie. 2001. Time Saver Standards for
Building Types 4th Edition. McGraw-Hill. Singapura.
Diane Ghirardo (1996): Architecture after Modernism; London: Thames and
Hudson
Feininger, Andreas. 1955, Successful Photography.
Hardiyatmo, H. C, 2010, Teknik Pondasi 2, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hasliza Marshalita, 2010. Redesain Rest Area Jalur Pantura di Kabupaten
Rembang Tugas Akhir. Universitas Diponegoro.Semarang.
H.S, Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya.
ICOM, 2004. Running a Museum : A Parctical Handbook, International Council of
Museum, UNESCO, France.
Krisdianto Indra Pratama, 2012. Pusat Pelatihan Fotografi di Semarang. Tugas
Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Langford, Michael. 1982. The Complete Encyclopedia of Photography. London:
Ebury Press.
Marzuki, Muhammad Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Erlangga.
Salim, P. 1985. The Contemporary English - Indonesia Dictionary. Jakarta:
Modern English Press.
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 215
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
Sunarso, Drs, 2000, Pengetahuan Dasar Konvensional Koleksi Museum,
Direktoret Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Sutaarga, Moh. Amir, 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Museum, Proyek Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar Jilid 1 : Mekanika, Institut Teknologi Bandung :
Bandung.
http://aainterior.blogspot.co.id/2013/04/arsitektur-interior-desainkontemporer.html
(diakses tanggal 21 Januari 2016, pukul 13.00 WIB)
http://adweek.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul 09.00 WIB)
http://airfotonetwork.files.wordpress.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul
09.00 WIB)
http://anazwijayanto.blogspot.co.id/2014/08/pengertiansejarahdan-jenis-jenis.html
(diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul 20.30 WIB)
http://anugrah-archblog09.blogspot.co.id/2010/01/arsitektur-kontemporer.html
(diakses tanggal 25 November 2015, pukul 11.00 WIB)
http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html diakses
tanggal 2 November 2015 pukul 15.30 WIB)
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/pengguna-dan-kegiatan-dalam-
museum.html (diakses tanggal 3 Februari 2016 pukul 22.30 WIB)
http://belfot.com/arah-cahaya/ (diakses tanggal 25 Oktoberober 2015, pada pukul
08.30 WIB)
http:// bhinneka.com (diakses tanggal 7 Januari 2016 pukul 09.30 WIB)
http://cdn.bisnisukm.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul 09.00 WIB)
http://darwistriadischoolofphotography.com (diakses tanggal 07 Desember 2015,
pukul 22.00 WIB)
http://daudesain.com/Arsitektur/arsitektur-kontemporer.html (diakses tanggal 25
November 2015, pukul 11.30 WIB)
http://designes.biz/2014/11/teknik-teknik-fotografi.html (diakses tanggal 24
Oktoberober 2015, pukul 21.00 WIB)
https://deviaurora14.wordpress.com/2015/02/20/fotografi-digital/ (diakses tanggal
25 Oktoberober 2015, pukul 16.00 WIB)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 216
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
https://dhebieocta.wordpress.com/2011/10/30/unsur-unsur-utama-dalam-
fotografi/ (diakses tanggal 24 Oktoberober 2015, pukul 20.00 WIB)
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-28100-3408100071-Chapter1.pdf
(diakses tanggal 25 November 2015, pukul 12.00 WIB)
http://egistepz.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-fotografi.html (diakses tanggal 7
Oktober 2015 pukul 20.00 WIB)
http://e-journal.uajy.ac.id/3878/3/2TA13380.pdf (diakses tanggal 7 Oktober 2015
pukul 20.00 WIB)
https://fotografibergerak.wordpress.com/tag/kursus-fotografi/ (diakses tanggal 5
Januari 2016 pukul 09.00 WIB0
http://fotografi-dasar.blogspot.com/2010/02/tips-waktu-pemotretan.html (diakses
tanggal 7 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB)
http://gilangajip.com/pengertian-fotografi/ (diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul
20.30 WIB)
https://gmcentre.wordpress.com/2015/10/10/jenis-jenis-penangkal-petir/ (diakses
tanggal 30 April 2016, pukul 14.00 WIB)
http://hermawayne.blogspot.co.id/2011/03/berbagai-macam-teknik-fotografi.html
(diakses tanggal 24 Oktoberober 2015, pukul 21.00 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Hong_Djien (diakses tanggal 27 Desember 2015
pukul 08.30 WIB).
http://idseducation.com/articles/fotografi-menurut-para-ahli/ (diakses tanggal 7
Oktober 2015 pukul 20.30 WIB)
https://ifanjayadi1980.files.wordpress.com (diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul
20.30 WIB)
https://iqbalnasution.wordpress.com/2012/01/06/penting/ (diakses tanggal 24
Oktober 2015, pukul 20.00 WIB)
https://maman42.wordpress.com/2010/12/29/apa-itu-bas-building-automation-
system/ (diakses tanggal 2 Mei 2016, pukul 10.30 WIB)
https://ninefotoframe.wordpress.com/apa-itu-fotografi/jenis-jenis-dan-pengertian-
fotografi/ (diakses tanggal 8 Oktober 2015 pukul 05.30 WIB)
http://quantitys.blogspot.co.id/2011/12/vrv-sistem-ac.html diakses tanggal 29
April 2016, pukul 15.00 WIB)
http://satulingkar.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00 WIB)
SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 217
PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG
http://spectrumpaint-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/arsitektur-kontemporer-
konsep-hunian.html (diakses tanggal 05 Januarui 2016, pukul 11.00
WIB)
https://studioideal.wordpress.com/2013/09/27/arsitektur-kontemporer/ (diakses
tanggal 25 November 2015, pukul 11.00 WIB)
http://tech.huanqiu.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00 WIB)
http://tizenindonesia.blogspot.co.id (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00
WIB)
http://www.kompasiana.com/dwinandaardhi/darwis-triadi-kisah-ikon-fotografi-
indonesia_5500812ea333119a725110e0 (diakses tanggal 07 Desember
2015, pukul 24.00 WIB)
http://www.sangkringartspace.net diakses tanggal 8 Desember 2015 pukul 09.00
WIB)
http://umitkoysineklik.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 13.30 WIB)
https://www.academia.edu/6358539/SISTEM_UTILITAS_BAS (diakses tanggal
23 Mei 2016, pukul 04.00 WIB)
http://www.academia.edu/7864144/ARSITEKTUR_KONTEMPORER (diakses
tanggal 25 November 2015, pukul 11.50 WIB)
http://www.anneahira.com/arsitektur-kontemporer.htm (diakses tanggal 21
Januari 2016, pukul 13.00 WIB)
http://www.wahana-arsitektur-indonesia.blogspot.co.id/ diakses tanggal 3
November 2015 pukul 16.00 WIB)