Post on 06-Feb-2018
BUKU VISUAL TARI REMO SURABAYAN SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG HAK PATEN KESENIAN KHAS SURABAYA Machdalati Rizky Cendani Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK
Tari Remo Srabayan adalah asset bangsa yang harus terus dilestarikan supaya Surabaya
tidak kehilangan jati dirinya sebagai kota berkesenian dan juga harus dilindungi supaya
jauh dari klaim bangsa lain. Untuk mendukung himbauan Kemenbudpar untuk segera
mengajukan hak paten atas Tari Remo Surabayan, maka dibutuhkan pemenuhan
persyaratan yang diberikan kepada Kemenhukham, salah satunya adalah buku visual yang
berisi kronologi dan penjelasan detail Tarian Remo Surabayan. Dari situlah maka
diciptakan sebuah konsep untuk buku visual yang komprehensif yang berarti lengkap
menghimpun informasi untuk Remo Surabayan dari sejarah, makna gerakan, busana, tata
musik hingga tatarias dengan desain klasik.
ABSTRACT Remo is a Surabaya traditional culture dance which has survived decades of years among
hustle and bustle of the western culture penetration into the country. Remo Surabayan
dance is a reflection of heroism of Arek Suroboyo against the invaders.Remo Surabayan
dance is the nations asset which must be preserved in order to protecting from the other
nations claim. To support the Ministry of Culture and Tourism of Surabaya to immediately
propose a patent for Remo Surabayan dance, there are some requirements need to be
fulfilled to Ministry of Law and Human Right, one of them is a visual book contained
chronology and detailed explanation of Remo Surabayan dance. Therefore, a
comprehensive concept were created to compile a complete information about Remo
Surabayan starts from the history, the meaning of the pose structure, the music
compositon, the wardrobe, until the make-up, with a classic style design. Right, were
created a visual book as a supporting media for patent of the Remo Surabayan dance as a
Surabaya typical culture.
KEYWORD
Buku Visual, Remo Surabayan, Klasik, Komprehensif.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang menggambarkan
kharakter dinamis Masyarakat Surabaya / Jawa Timur Yang dikemas sebagai gambaran
keberanian seorang pangeran. Tari tradisional ini biasanya ditampilkan pada pembukaan
acara Ludruk1. Kota Surabaya merupakan daerah yang perkembangan Tari Remo-nya
paling tinggi, dengan adanya Tari Remo Surabayan yang tercipta dalam kesenian ludruk
di Surabaya. Setiap tahun, sejak tahun 2008, Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sering menggelar Tari Remo Massal yang
diikuti oleh ratusan hingga ribuan penari Remo dari usia anak hingga dewasa untuk
menarikan Tarian Remo bersama-sama. Hak paten merupakan alat untuk memproteksi
kebudayaan Indonesia dari pengakuan pihak-pihak diluar negara Indonesia sebagai
warisan budaya mereka. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata meminta pelaku
kebudayaan dan pemerintah daerah untuk segera mempatenkan karya budaya asal
Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Jero Wacik di kantornya, Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin 24 Agustus 2009. "Kami sudah
bikin pola proteksi dengan Menkumham (Mentri Hukum dan Hak Asazi Manusia) untuk
memproteksi karya budaya. Dengan cara mempermudah (hak paten) karya-karya budaya
Indonesia,"2. Berkembang dengan maraknya Tari Remo di Kota Surabayan,
menyebabkan Pemerintah Kota berkeinginan untuk mengajukan hak paten terhadap seni
Tari Remo Surabayan. Hal ini bertujuan agar seni tari Remo Surabayan ini tidak diakui
oleh daerah lain, terlebih lagi negara lain sebagai kesenian asli daerah mereka. Namun
pada kenyataannya, terjadi kesulitan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya untuk memenuhi syarat pengajuan hak paten, yakni untuk dokumentasi
kronologi Tari Remo Surabaya.
1 drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. 2 http://nasional.vivanews.com/news, akses 19 Maret 2011
http://nasional.vivanews.com/news
Tujuan
1. Menciptakan buku visual yang dapat mendukung ditetapkannya hak paten Tari Remo
Surabayan sebagai kesenian khas kota Surabaya.
2. Mendukung kegiatan Departemen Kebudayaan dan Pariwasata Indonesia untuk
segera mematenkan karya budaya asal Indonesia
3. Melindungi klaim daerah lain terhadap Tari Remo Surabayan.
4. Mengenalkan secara luas tentang sejarah dan makna dibalik Tari Remo Surabayan
kepada masyarakat luas.
5. Memperkaya wawasan kebudayaan Indonesia.
6. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga masyarakat Surabaya kepada Tari Tradisional
daerahnya.
Masalah
Bagaimana merancang buku visual Tari Remo Surabayan yang kronologis dan
komprehensif sebagai pelengkap persyaratan pengajuan hak paten Tari Remo Surabayan
sebagai kesenian khas Kota Surabaya?
METODOLOGI Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku adalah lembar kertas yang dijilid, berisi
tulisan atau kosong. Sedangkan buku visual adalah Buku dengan berbagai elemen visual
sebagai pemeran utama pencerita. Elemen visual yang mendukung bisa berupa
fotografi (contohnya : photobook), ilustrasi (contohnya : illustrated book) atau campuran
keduanya. Saat ini buku visual lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang
biasanya bersifat imajinatif. Namun bukan berarti tidak ada buku visual yang
diperuntukkan bagi pembaca buku berusia remaja maupun dewasa. Beberapa hal yang
menjadi pembeda dari buku visual anak dan ilustrasi remaja dan dewasa adalah gaya
gambar, palet atau nuansa warna yang digunakan, detail dalam gambar, serta obyek
yang dipaparkan dalam gambar. Dalam buku visual Tari Remo Surabayan ini aspek-
aspek yang ditelusuri adalah sejarah dan perkembangannya di Surabaya, gerak tari
secara kronologis beserta pemaknaannya, tata busana atau kostum, juga gendhing atau
musik pengiringnya.
Tari Remo Suarabayan merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang
menggambarkan kharakter dinamis Masyarakat Surabaya / Jawa Timur Yang dikemas
sebagai gambaran keberanian seorang pangeran.tarian itu diiringi dengan musik gamelan
dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter,
seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro. Biasanya menggunakan
irama gending jula-juli Suroboyo tropongan, kadang kadang diteruskan dengan walang
kekek,gedong rancak, krucilan atau kreasi baru lainnya. Pada tahun 1970-an Nremo
semakin berkembang di Surabaya. Sebutan Ngremo gaya Surabayan, Jombangan, dan
Malangan mulai muncul. Berbagai corak atau ragam Remo mulai muncul, dan untuk
menggenarilisasikannya digunakan nama dari daerah tempat tumbuh dan kembang tari
Remo tersebut masing-masing. Tari Ngremo yang dikembangkan oleh Munali Pattah di
Surabaya melalui institusi seni dan sekolah seni inilah yang dikemudian hari dikenal
dengan Tari Ngremo Surabayan.
Dalam proses penelitian, diperlukan langkah-langkah cermat serta ilmiah dalam
menentukan permasalahan hingga solusinya. Berikut ini adalah tahap-tahap perencanaan
dalam Perancangan Buku Visual Tari Remo Surabayan ini:
1. Menemukan fenomena yang ada di sekitar. Fenomena diperkuat dengan melakukan
penelitian, data diperkuat dan diperoleh dengan cara kuesioner atau depth interview
terhadap pakar: pakar Tari Remo Surabaya, masyarakat dan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata.
2. Permasalahan ditemukan dan diperjelas dengan observasi langsung dilapangan atau
data-data sekunder lainnya.
3. Mencari solusi terhadap masalah yang ada. Ditemukan bahwa masalah berasal dari
belum lengkapnya syarat yang harus dipenuhi untuk pengajuan hak paten terhadap
Tari remo Surabayan
Konsep tersebut akan diturunkan lagi setelah memastikan pesan yang ingin disampaikan,
dengan apa menyampaikan pesan tersebut untuk menjadi beberapa definisi yang akan
dipilih menjadi keyword.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kata kunci Comprehensively Classic berasal dari kata berbahasa inggris comprehensive
dan classic. Kata Comprehensive dalam bahasa Indonesia adalah komprehensif yang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia3 artinya adalah secara tata ruang lingkup atau
isi luas dan lengkap, jika dijabarkan kembali maka yang ditemukan adalah global,
ekstensif, ensiklopedis, menyeluruh dan lengkap. Sedangkan kata Classic dalam bahasa
Indonesia adalah klasik, yang artinya4 mempunyai nilai atau mutu yg diakui dan menjadi
tolok ukur kesempurnaan yg abadi; tertinggi atau karya yg bernilai tinggi serta langgeng
dan sering dijadikan tolok ukur atau karya susastra zaman kuno yg bernilai kekal. Secara
keseluruhan, arti kata kunci Comprehensively Classic ini adalah pengumpulan informasi
yang lengkap tentang unsur-unsur pembentuk Tari Remo Surabayan yang terdiri dari
Sejarah, gerak dan makna, tata gendhing, tata busana dan pendapat para pakar tentang
Tari Remo Surabayan sebagai kesenian khas Kota Surabaya yang sudah lama bertahan
dan hingga kini masih ditampilkan. Dengan beberapa penelitian dan konservasi, secara
langsung maupun tidak langsung pada narasumber serta memperhatikan dan
mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, maka dapat terkumpulah
segala ragam konten dan desain yang membentuk buku visual Tari Remo Surabayan.
Dengan menggunakan konsep yang mengacu pada kata kunci Comprehensively Classic
ini, maka akan dibuat sebuah buku visual yang lengkap dan sifatnya menyeluruh pada
beberapa unsur Tari Remo Surabayan dan menggunakan kriteria-kriteria desain yang
mengacu pada sifat klasik, yakni kekunoan namun mempunyai mutu tinggi sesuai dengan
riset pasar dan preferensi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota. Dengan menguatkan
pada aspek pemaknaan, maka akan muncul informasi-informasi yang mungkin belum
diketahui oleh public tentang makna yang ada dalam Tari remo Surabayan.
3 http://www.artikata.com/arti-335871-komprehensif.html 4 http://kamusbahasaindonesia.org/klasik.html
Bagan 1: Kriteria desain buku visual Tari Remo Surabayan
Tipografi
Digunakan font Chocolate box Decorative sebagai headline, font ini dipilih karena
bentukannya yang luwes dan memiliki tarikan-tarikan garis yang bebas, cocok dengan
kesan klasik yang ingin dimunculkan. Untuk bodytext dipilih font Droid Seriff karena
tingkat keterbacaannya yang tinggi dan bersifat formal, tepat dengan tujuan buku visual
ini dirancang.
Gambar 1: Aplikasi font pada layout.
Grid dan Anatomi
Dalam buku visual Tari Remo Surabayan, digunakan 3 kolom grid untuk text contentnya.
Dalam layout, akan berisi headline (judul), subjudul, penjelasan, ilustrasi atau fotografi
dan halaman buku (kecuali dalam pembabakan). Ukuran buku adalah landscape 28 x 21
cm, merupakan ukuran standar untuk buku-buku paduan budaya (pengamatan pada
beberapa toko buku). Digunakan pemilihan fancy paper untuk eksklusifisme buku karena
disebarkan secara terbatas.
Gambar 2 : Penggunaan Layout 3 grid
Gambar 3 : Anatomi Buku Visual.
Warna
Tone warna yang digunakan dalam buku visual Tari Remo Surabayan, Adalah warna-
warna yang diambil dari skema warna klasik dan dekat dengan atribut dan ornament
Remo Surabayan. Digunakan warna-warna klasik dan mendekati warna-warna alam yaitu
warna-warna matang.
Pada bagian chapter diberikan dirrektori bab berupa warna-warna yang dirasa dapat
mewakili isi bab. Tujuannya adalah untuk memberikan direktori kepada pembaca supaya
ketika tegah membaaca, pembaca tahu sedang berada pada pembaasan mengenai apa.
Gambar 4 : Direktori pembabakan dengan menggunakan warna.
Ilustrasi
Ilustrasi pada buku visual Tari Remo Surabayan adalah merupakan elemen visual utama,
dipilih ilustrasi manual watercolor karena sifatnya yang convensional dan kuno
dibandingkan dengan ilustrasi digital painting. Selain itu kekuatan watercolor ada pada
sapuan kuas yang membentuk layer, sehingga visual tampak lebih hidup dan artsy.
Warna ilustrasi dibuat tidak terlalu kuat, namun lebih menggunakan saturasi redah
dengan warna kecoklatan untuk memperkuat warna-warna klasiknya.
(a)
(b)
Gambar 5 : Aplikasi ilustrasi pada buku visual Remo Surabayan(a) Bab 2 tentang pemaknaan
gerak (b) Bab 3 tentang penjelasan kostum
Fotografi
Fotografi pada buku visual Tari Remo Surabayan adalah sebagai media dokumentasi
lampau atau bukti-bukti otentik bahwa Remo surabayan sudah ada sejak dahulu, dan
kedua adalah dokumnetasi-dokumentasi Remo Surabayan sekarang ini melalui
perkembangannya. Mengikuti warna buku, maka skema warna menggunakan warna
natural dengan memperkuat warna merah.
Gambar 6: Aplikasi fotografi pada buku visual Remo Surabayan
Pembabakan
Pada setiap chapter, diberikan metafora pada isi bab. Bab sejarah menggunakan
metafora lairan yang artinya kelahiran Remo Surabaya; bab gerakan dan maknanya
menggunakan metafora raga yakni badan yang bias bergerak; bab musical menggunakan
metafora jiwa yang artinya tanpa music, tari Remo Surabayan hanyalah raga yang tidak
ada jiwanya; bab kostum menggunakan metafora ageman yakni pakaian yang dipakai;
bab tatarias menggunakan metafora ngrengga salira yakni merias diri.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 7: (a) Desain Bab1 (b) Desain Bab2 (c) Desain Bab3 (d) Desain Bab4 (e) Desain Bab5
Pendahuluan
Gambar 8: Halaman penerbitan dan pembuka
Gambar 9 : Halaman Daftar Isi
Gambar 10 : Halaman Prakata
Gambar 11 : Halaman sekapur sirih
Bab 1 Lairan
Pada bab Lairan menggunakan direktori warna merah tua yang berkesan kelampauan karena berisi tentang sejarah Remo Surabayan.
Gambar 12 : Layout pada beberapa halaman di bab 1
Bab 2 Raga
Pada bab Raga menggunakan direktori warna hijau tua yang melambangkan kedinamisan
gerakan tari Remo Surabayan.
Gambar 13 : Layout pada beberapa halaman di bab 2
Bab 3 Jiwa Pangiring
Pada bab Jiwa Pangiring menggunakan direktori warna tosca yang mendefinisikan musik
yang menenteramkan hati dan jiwa .
Gambar 5.19 Layout pada beberapa halaman di bab 3
Bab 4 Ageman
Pada bab Ageman mengguakan direktori kuning emas yang disesuaikan dengan atribut
busana Remo Surabayan yang menggunakan banyak elemen keemasan dari payet-
payetnya.
Gambar 5.20 Layout vertikal pada penjelasan pakaian halaman di bab 4
Gambar 5.21 Layout horizontal pada penjelasan pakaian halaman di bab 4
Bab 5 Ngrengga Salira
Pada bab Ngrengga salira menggunakan direktori warna merah yang merupakan
cerminan dari dominasi tata rias Remo Surabayan dengan wajah memerah.
Gambar 5.22 Layout pada beberapa halaman di bab 5
Penutup Tidak ada direktori warna, untuk pemisah atau penyekat hanya menggunakan halaman
dengan wara merah tua.
Gambar 5.23 Penyekat halaman penutup
Gambar 5.24 Tari Remo Surabaya Kini
Gambar 5.25 Daftar Pustaka dan Ucapan Terima Kasih
Gambar 5.26 Glosarium
KESIMPULAN DAN SARAN Kedepannya, kehidupan akan semakin serba digital, Tidak terkecuali kehidupan
berkesenian dan berbudaya. Akan lebih baik nantinya pencipta media dokumentasi dalam
menghadirkan media interaksi yang berisi tentang pembelajaran Tari Remo Surabayan
beserta pemaknaannya dengan menggunakan media yang memang dirasa tepat dan
mengikuti perkembangan teknologi.
Begitu banyaknya kesenian tradisional yang ada di Surabaya yang masih butuh untuk
didokumentasikan dalam bentuk buku visual dengan konten yang lengkap dan
komprehensif juga dengan konsep desain yang sesuai. Dari sinilah maka masih mungkin
untuk kesenian-kesenian tradisional tersebut dibuatkan buku visual seperti buku visual
Tari Remo Surabayan ini, karena selain dapat mendokumentasikan dengan baik juga
mengandung nilai komoditi.
PUSTAKA
Buku | Biren, Faber, 1969, Color Psychology and Color Theraphy a Factual Study of the
Influence Of Color In Human Life, New York : University Books
Cenadi, Christine Suharto, Elemen-Elemen dalam Desain Komunikasi Visual, Jurnal
Nirmana Vol.1, No.1, Januari 1999:1-11Universitas Kristen Petra
Dharsono, Sonny Kartika, 2007, Pengantar Estetika, , Bandung: cetakan pertama,
Rekayasa Sains
Eiseman, Leatrice, 2000, Pantone : Guide to Communicate with Color, Florida : Grafix
Press
Kraus, Jim, 2008, Color Index, Ohio : HOW Books
Kusrianto, Adi, 2010, Pengantar Tipografi, Jakarta : cetakan pertama, PT Elex Media
Komputindo
Mayer, Ralp. A Dictionary of Art Terms and Techniques, Thomas Y Crowell Company,
New York : 1967
Safanayong, Yongki, 2006, Desain Komunikasi Visual Terpadu, Jakarta : Arte intermedia
Sihombing, Danton, 2003, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta : cetakan kedua,
Gramedia Pustaka Utama
Supriyanto, Henri, 2001, Ludruk Jawa Timur : Pemaparan Sejarah, Tonel Direksi,
Manajemen dan Himpunan Lakon, Surabaya : Dinas P dan K Propinsi Jawa Timur
Tanudjaja, Bing Bedjo, Bentuk-Bentuk Kartunal sebagai Medium Penyampaian Pesan
dalam Iklan, Jurnal Nirmana Vol.4, No.2, Juli 2002 : 169-178. Universitas Kristen
Petra ISSN 0125-0905
Wahyudiyanto. 2008. Kepahlawanan tari Remo Surabaya : Refleksi Cita, Citra dan Politik
Identitas dalam Ruang Estetik. Solo : ISI Press
Observasi | Ibu. Nusiara Maulisa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya
Bpk. Tribroto Wibisono Bina Tari Jawa Timur
Bpk. Sariono Putra Bima Respati
Ibu Dini Ariati Lab. Remo