Post on 04-Jul-2015
Negara Brunei terletak di Pulau Kalimantan bagian utara yang kaya akan bahan
tambangnya. Brunei Darussalam adalah negara kesultanan. Kepala negara dan kepala
pemerintahan negara Brunei adalah sultan. Brunei merupakan negara anggota ASEAN yang
keenam. Brunei merupakan bekas jajahan Inggris.Brunei Darussalam merdeka pada tahun 1984,
luas wilayahnya sangat kecil. Negara Brunei Darussalam berbatasan langsung dengan Malaysia.
Bentuk pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Sultan
Kepala Pemerintah : Perdana Mentri
Ibu Kota : Bandar Seri Begawan
Hari Kemerdekaan : 1 Januari
Sukau Bangsa : Melayu, Cina,
Bahasa : Melayu, Inggris
Agama : Islam, Buddha, Kristen
Lagu Kebangsaan : Allah Peliharalah Sultan
(Pujian Untuk Sultan)
Mata Uang : B $ Dollar Brunei
A. LETAK, LUAS, BATAS
Brunei Darussalam terletak di Kalimantan bagian Utara. Secara astronomis, Negara ini
terletak di antara 40 LU-50 LU dan 1410 BT-1150 BT. Luas wilayahnya adalah 5. 765
km2. Batas-batas Brunei Darussalam adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Laut Cina Selatan
Sebelah Timur : Sabah, Malysia
Sebelah barat dan selatan : Serawak, Malaysia
B. BENTANG ALAM
Berdasarkan bentang alamnya,
Brunei Darussalam dapat dibedakan
menjadi 3 daerah :
a. Daerah perbatasan sebelah
barat dengan serawak
mengalir Sungai Belait yang
penting bagi lalu lintas.
b. Pantai utara daerahnya
relative datar dengan Teluk
Bruneinya. Di sebelah barat
terletak IBU KOTA Brunei,
Bandar Seri Bagawan.
c. Perbatasan ujung selatan
daerahnya relative
bergelombang dengan ketinggian antara 1000-1500 m. daerah tersebut merupakan
lereng Pegunungan Crocker.
C. PENDUDUK
Penduduk Brunei pada tahun 2005 berjumlah 400.000 jiwa dengan pertumbuhan 1,9%
per tahun. Mayoritas penduduknya adalah suku bangsa Melayu yang sebagian besar
beragama Islam, menyusul kemudian penduduk keturunan Cina yang merupakan lebih dari
seperempat penduduk Brunei. Bahasa yang resmi digunakan adalah bahasa Melayu. Bahasa
inggris juga banyak digunakan di Negara ini Dan Islam merupakan agama resmi Negara,
agama lain yang dianut di Negara ini adalah agama Buddha, dan Kristen.
D. EKONOMI
Penduduk Brunei bekerja pada
berbagai sector yaitu pertambangan,
pertanian, dan industri. Hasil ekspor
yang terbesar adalah pada sector
pertambangan yaitu minyak bumi dan
gas alam, yang membuat Brunei menjadi salah satu nagara terkaya di kawasan Asia, oleh
sebab itu perekonomian di Brunai sangat tergantung pada sector pertambangan. Dan hasil
impor utama di Brunei adalah pada sector industri yaitu kendaraan bermotor, mesin, barang
pabrikan, makanan, dan kimia. Pendapatan perkapita Negara Brunei Darussalam adalah U$
24.826 (2005).
E. KERJA SAMA BRUNEI DARUSSALAM DENGAN NEGARA LAIN.
Kerja sama Brunei Darussalam dengan Negara lain,
contohnya kerja sama Brunei Darussalam dengan Indonesia yang
mencangkup pada bidang pendidikan. Jumlah mahasiswa
Indonesia di Bruneicenderung meningkat. Universitas Brunei
Darussalam telah menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia yaitu UGM,
ITB, dan UI.
F. IKLIM
Brunei dipengaruhi tiga iklim, yaitu iklim laut, iklim panas,
dan iklim musim.
a. Iklim Laut
Daerah pantai beriklim laut. Siang hari
udaranya tidak terlalu panas dan pada
malam hari tidak terlalu dingin.
b. Iklim Panas (Tropika)
Brunei letaknya di sekitar garis katulistiwa sehingga merupakan daerah panas
yang banyak turun hujan.
c. Iklim Musim (Monsun)
Brunei dipengaruhi oleh angina musim hujan (oktober-april) dan musim
kemarau (april-oktober).
Sejarah BruneiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Catatan-catatan dari Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa kesultanan Brunei telah
ada sejak setidaknya abad VII atau VIII Masehi. Kesultanan awal ini kemudian ditaklukkan oleh
Sriwijaya pada awal abad IX dan kemudian menguasai Kalimantan utara dan Filipina. Setelah itu
mereka dijajah oleh Majapahit, namun berhasil memerdekakan diri dan menjadi negara yang
maju.
Kesultanan Brunei mencapai masa kejayaan dari abad XV sampai XVII, ketika daerah
kekuasaannya mencapai seluruh pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina. Brunei terutama
paling kuat dalam masa pemerintahan sultan kelima, Bolkiah (1473-1521), yang terkenal karena
perjalanan-perjalanannya di samudera dan menaklukkan Manila; dan pada masa pemerintahan
sultan kesembilan, Hassan (1605-1619), yang mengembangkan sistem pengadilan kerajaan, yang
unsur-unsurnya masih terdapat sampai hari ini.
Setelah Sultan Hassan, kejayaan Brunei memudar karena
perebutan kekuasaan dan juga bertumbuhnya pengaruh kekuasaan
kolonial Eropa di daerah itu yang, antara lain, mengacaukan jalur-jalur
perdagangan tradisional, menghancurkan dasar ekonomi Brunei dan
banyak kesultanan Asia Tenggara lainnya. Pada 1839, petualang Inggris James Brooke sampai
ke Kalimantan dan menolong Sultan Brunei menumpas sebuah pemberontakan. Sebagai
imbalannya, ia menjadi gubernur dan kemudian "Rajah Putih" dari Sarawak di Kalimantan barat
laut dan kemudian mengembangkan daerah kekuasaan di bawah pemerintahannya. Brooke tidak
pernah mengambil alih kekuasaan di Brunei, walaupun ia mencoba untuk melakukan hal itu. Ia
bertanya kepada pemerintah Britania apakah ia boleh mengakui Brunei sebagai miliknya, namun
ditolak. Walaupun Brunei diperintah dengan kurang baik, ia memiliki perasaan dan identitas
nasional, dan karena itu tidak dapat direbut oleh Brooke.
Sementara itu, British North Borneo Company memperluas
kekuasaannya di daerah Kalimantan timur laut. Pada 1888, Brunei
menjadi negara lindungan pemerintah Britania Raya, dan walaupun
tetap memegang otonomi namun di bawah kekuasaan Britania dalam hubungan luar negeri. Pada
1906, Brunei lebih erat lagi dikuasai Britania ketika kekuasaan eksekutif dialihkan kepada
seorang Residen yang mengatur semua hal kecuali adat dan agama lokal.
Pada 1959, sebuah undang-undang dasar baru ditulis dan mencanangkan Brunei sebagai
negara yang memerintah diri sendiri, walaupun hubungan luar negeri, keamanan dan pertahanan
tetap dipegang oleh Britania Raya, sekarang diwakili oleh seorang Komisioner Tinggi. Sebuah
usaha pada 1962 untuk memperkenalkan sebuah badan legislatif yang sebagian anggotanya
dipilih dan memiliki kekuasaan terbatas dibatalkan setelah partai politik oposisi Partai Rakyat
Brunei meluncurkan pemberontakan bersenjata, yang ditaklukkan pemerintah dengan bantuan
tentara Britania. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, pemerintah juga menolak untuk
bergabung dengan Sabah dan Sarawak di negara Malaysia yang baru terbentuk. Sultan Brunei
kemudian memutuskan bahwa Brunei akan menjadi negara yang terpisah.
Pada 1967, Omar Ali Saifuddin turun tahta untuk anak laki-lakinya yang kedua, Hassanal
Bolkiah, yang menjadi penguasa ke-29. Sang mantan sultan tetap menjadi menteri pertahanan
dan mengambil gelar Seri Begawan. Pada 1970, ibu kota Brunei Town diganti namanya menjadi
Bandar Seri Begawan untuk menghormatinya. Seri Begawan wafat pada 1986.
Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya menandatangani sebuah perjanjian
persahabatan dan kerjasama baru. Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam menjadi negara
merdeka.