Post on 14-Sep-2019
LAPORAN TAHUNAN
BPTP JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN - 2013
Penanggung Jawab :
Nandang Sunandar (Kepala BPTP Jawa Barat)
Tim Penyusun :
Idzhar Yedih Nana Sutrisna
Nadimin Hasmi Bandjar Agus Gunawan
Bambang Unggul PS
Layout/Design cover : Nadimin
Diterbitkan Oleh :
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
Alamat: JL. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung, 40391 Telp/Fax: (022) 2786238
E-mail: bptp-jabar@litbang.deptan.go.id http://jabar.litbang.deptan.go.id
ii
KATA PENGANTAR
Laporan Tahunan BPTP Jawa Barat TA. 2013 merupakan salah satu
bagian dari kegiatan penyampaian informasi kepada masyarakat yang dilandasi kepada peran BPTP Jawa Barat sebagai institusi pengkajian, dimana hasil yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan merupakan aset yang harus disampaikan kepada masyarakat, khususnya kepada petani dan pelaku agribisnis. Diharapkan dari semua aspek yang dilaporkan seperti: 1) Aspek organisasi dan keragaan sumberdaya ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan dan laboratorium; 2) Aspek Program penelitian/pengkajian dan diseminasi TA. 2013; dan 3) Ringkasan hasil pengkajian dan diseminasi, dapat memberikan gambaran secara komprehensif kepada berbagai pihak tentang capaian kinerja pengembangan BPTP Jawa Barat pada TA. 2013.
Kiranya, dari laporan yang disusun dengan sederhana ini dapat dipetik informasi dan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang, khususnya bagi pengembangan pembangunan pertanian di Jawa Barat.
Ucapan terima kasih serta penghargaan kepada Tim Penyusun yang telah meluangkan waktu, sehingga laporan tahunan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan kepada seluruh pelaksana kegiatan dan pihak lain yang terlibat diucapkan terima kasih. Semoga apa yang telah dilakukan dapat menjadi kebaikan bagi kita semua. Lembang, Maret 2014 Kepala BPTP Jawa Barat, Dr. Ir. Nandang Sunandar, M.P. NIP. 19680907 199403 1 002
iiii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………….....…………………………… ii
PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
ORGANISASI DAN KERAGAAN SUMBERDAYA .................................... 2
A. Organisasi ..................................................................................... 2
B. Stuktur Organisasi Internal .......................................................... 3
C. Tugas dan Fungsi ........................................................................... 5
D. Visi dan Misi ................................................................................... 5
E. Sumberdaya Manusia .................................................................... 6
F. Sarana dan Prasarana .................................................................. 16
G. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Padi ........................................ 25
H. Keuangan (Anggaran) .................................................................. 29
I. Perpustakaan ................................................................................ 31
J. Laboratorium ................................................................................. 39
PROGRAM LITKAJI BPTP JAWA BARAT TAHUN 2013 ........................ 41
HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI ........................ 44 1. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Program .................................... 44 2. Evaluasi dan Pelaporan .................................................................... 46 3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia .............................. ..... 47 4. Panduan Kegiatan ......................................................................... .. 48 5. Pengelolaan Website/Database/Perpustakaan ................................ ... 49 6. Kerjasama ..................................................................... ................ 50 7. Pengkajian Sistem Usahatani Lahan Kering di Jawa Barat ..... ............. 51 8. Teknologi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan di Lahan Sawah
Irigasi ............... .............................................................................
52
9. Pengkajian Pengembangan Pangan Alternatif untuk Meningkatkan Nilai Tambah Umbi-umbian Lokal ............................................... ......
53
10. Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan AEZ Skala 1 : 25.000 untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis .................................. ..
58
11. Pengkajian Pemanfaatan Input Lokal Dan Peningkatan Produksi Anak Sapi Yang Dilahirkan Kembar Untuk Memperbaiki Berat Badan (Pbbh>0,4 Kg) Dan Peluang Beranak Kembar > 50% ........................
59 12. Pemberian Pakan Suplemen Pada Induk Sapi Potong Untuk
iiiiii
Peningkatan Angka Kebuntingan Di Jawa Barat ................................. 61 13. Pengelolaan Sumberdaya Genetik .................................................... 63 14. Pengelolaan Instalasi Pengkajian / Lab Kebun .................................. 64
15. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Di Jawa Barat ........................ 65 16. Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Daging Sapi ........ 67 17. Pendampingan Pengembangan Kawasan Hortikultura ........................ 72 18. Pengkajian Adaptasi Varietas Unggul Dan Budidaya Tebu ................... 79 19. Pendampingan Katam SL-PTT .......................................................... 80 20. Denfarm Kedelai ............................................................................. 80
21. Pengembangan Sistem Informasi PTT Padi ........................ ............... 88 22. Perbanyakan Benih Sumber; (6 ton FS, 15 ton SS, 28,85 ES) ............ 90 23. Pendampingan Teknologi Mendukung SL-PTT di Jawa Barat .............. 92 24. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Peningkatan
Produksi Padi ................................................................................
96 25.. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) .. 97
11
PENDAHULUAN
Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
menjadi lembaga pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi yang terkemuka pada tahun 2015. Untuk mewujudkan Visi tersebut, BPTP Jawa Barat telah menetapkan beberapa misi yaitu: (1) mendukung pengembangan pertanian berorientasi pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal; (2) menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian spesifik lokasi; (3) menghasilkan model pengembangan pertanian spesifik lokasi, dan (4) melaksanakan pendampingan pengembangan model pertanian spesifik lokasi dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2010-2014 BPTP Jawa Barat mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi, pengelolaan dan mengkarakterisasi sumberdaya pertanian Jawa Barat.
2. Mengidentifikasi dan mengkarakterisasi konservasi kekayaan plasma nutfah spesifik lokasi Jawa Barat.
3. Menghasilkan komponen teknologi dan model integrasi spesifik lokasi serta model sistem usaha agribisnis komoditas unggulan Jawa Barat.
4. Menghasilkan model diseminasi dan pengembangan inovasi teknologi pertanian.
5. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme sumber daya manusia. 6. Menghasilkan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi, kelembagaan
agribisnis dan ketahanan pangan.
Menginisiasi kebutuhan tersebut, maka arah program pengembangan BPTP Jawa Barat pun terus dikembangkan pada setiap tahunnya. Selain untuk melaksanakan mandat Unit Pelayanan Teknis Pusat yang ada di Jawa Barat, juga untuk melaksanakan kebutuhan daerah melalui pengembangan 2 core business yang erat kaitannya dengan pembangunan sektor pertanian. Sejalan dengan itu, BPTP Jawa Barat sejak tahun 2010 berdasarkan dua Program yaitu program kepemerintahan yang baik dan program peningkatan ketahanan pangan sebagai pendukungan program misi 2 Jawa Barat, melalui kegiatan pendampingan SLPTT, pendampingan PSDS, serta pendampingan hortikultura. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang menjadi fokus utama Badan Litbang Pertanian.
22
ORGANISASI DAN KERAGAAN SUMBERDAYA
A. Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 798/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 1 April 1994, BPTP Lembang berdiri dengan wilayah kerja meliputi 11 Instalasi Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) yang berada di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 350/Kpts/ OT.210/6/2001, nama BPTP Lembang diubah dan berganti nama menjadi BPTP Jawa Barat dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Barat dan hanya membawahi 1 kebun percobaan yang terletak di Cipaku Bogor. Pembentukan BPTP selain bertujuan untuk desetralisasi dalam bidang penelitian dan pengembangan teknologi pertanian, juga sebagai media akselerasi adopsi teknologi dalam mendukung pembangunan pertanian serta mengoptimalisasikan pemamfaatan sumberdaya pertanian wilayah, melalui: 1) akselerasi adopsi teknologi, 2) mendekatkan pelayanan pengkajian kepada maysarakat, dan 3) menjaga kesinambungan penelitian, pengkajian, dan penyuluhan.
Berdasarkan struktur eselon, BPTP Jawa Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Eselon III-A di bidang penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Kepala BPTP Jawa Barat membawahi 2 Eselon IV-A dan kelompok jabatan fungsional yaitu : 1) Sub Bagian Tata Usaha, 2) Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, dan 3) Kelompok jabatan fungsional: Peneliti, Penyuluh Pertanian, Teknisi Litkayasa, Pustkawan, dan Arsiparis. Selain membawahi 2 Eselon IV-A dan kelompok jabatan fungsional, Kepala BPTP Jawa Barat membawahi juga Kepala Kebun Percobaan (KP) Cipaku, yang berlokasi di Cipaku, Bogor.
33
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTPJawa Barat
B. Stuktur Organisasi Internal
Selain organisasi Balai seperti pada Gambar 1, dibentuk juga
Organisasi Internal Balai (Gambar 2) untuk mendukung kinerja unit kerja Balai agar lebih berdaya dan berhasil guna. Masing-masing unit kerja tersebut bersinergis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Balai maupun kepada masyarakat.
SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN
PENGKAJIAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN TATA USAHA
KEBUN PERCOBAAN CIPAKU-BOGOR
BADAN LITBANG PERTANIAN
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA BARAT
44
Keterangan : KELJI = Kelompok Pengkaji MTHP = Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian SOSEK = Sosial Ekonomi Pertanian UPTP = Unit Pelayanan Teknologi Pertanian Garis Komando Garis Koordinasi
Gambar 2. Struktur Organisasi Internal BPTP Jawa Barat
KKEEPPAALLAA BBAALLAAII
KKEELLJJII BBUUDDIIDDAAYYAA
KKEELLJJII SSUUMMBBEERRDDAAYYAA KKEELLJJII SSOOSSEEKK KKEELLJJII MMTTHHPP
PPrrooggrraamm
UUPPTTPP
SSuubb BBaaggiiaann TTaattaa UUssaahhaa SSeekkssii KKeerrjjaassaammaa ddaann
PPeellaayyaannaann PPeennggkkaajjiiaann
UUrruussaann KKeeppeeggaawwaaiiaann ddaann
PPeerrlleennggkkaappaann
UUrruussaann KKeerrjjaassaammaa
UUrruussaann KKeeuuaannggaann UUrruussaann PPeellaayyaannaann PPeennggkkaajjiiaann
55
C. Tugas dan Fungsi
BPTP Jawa Barat mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,
perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
BPTP menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi; b. pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi; c. pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian
serta perakitan materi penyuluhan; d. penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan
dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;
e. pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
D. Visi dan Misi
BPTP Jawa Barat menjadi lembaga pengkajian teknologi pertanian
spesifik lokasi yang terkemuka pada tahun 2015.
Berdasarkan visi tersebut, misi BPTP Jawa Barat adalah sebagai berikut: a. Mendukung pengembangan pertanian berorientasi pemanfaatan
sumberdaya pertanian secara optimal; b. Menghasilkan teknologi pertanian spesifik lokasi; c. Menghasilkan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi; d. Melaksanakan pendampingan penerapan model pengembangan
teknologi pertanian spesifik lokasi skala agribisnis dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
66
E. Sumberdaya Manusia
Pegawai BPTP Jawa Barat tersebar di dua lokasi, yaitu Lembang
,Bandung dan Cipaku, Bogor. Pada bulan Januari 2013 Pegawai BPTP Jawa Barat, Berjumlah 171 orang yang terdiri dari: Pegawai Negeri Sipil (PNS) 143 orang, dan tenaga kontrak 28 orang. Sedangkan Data Pegawai per Desember 2013 berjumlah 168 yaitu Pegawai Negeri Sipil 140 orang, dan tenaga kontrak 28 orang , hal ini dikarenakan adanya pegawai negeri Sipil yang pensiun sebanyak 3 orang tahun 2013. Jumlah dan Status pegawai BPTP Jawa Barat per Desember tahun 2013 disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Penyebaran Pegawai BPTP Jawa Barat per 01 Desember 2013.
No. Unit Kerja Status Kepegawaian Jumlah PNS CPNS Kontrak 1. BPTP Jawa Barat 130 - 27 157 2. KP. Cipaku 10 - 1 11 Jumlah 140 - 28 168
Jumlah PNS BPTP Jawa Barat berdasarkan Tingkat pendidikan per Desember 2013 terdiri dari S3 : 6 orang (4 %); S2: 25 orang (18 %), S1: 47 orang (34 %), SM: 1 orang (1 %), D3: 10 orang (7 %) SLTA : 41 Orang (29 % ), SLTP: 3 orang (2 %) dan SD : 7 orang (5 %).
Gambar 3. Persentase Jumlah PNS BPTP Jawa Barat, 2013
6; 4% 25; 18%
47; 34%
0; 0%1; 1%
10; 7%
41; 29%
3; 2%7; 5%
PNS BPTP JABARDoktor (S3)
Magister (S2)
Sarjana (S1)
D4
Sarjana Muda
D3
SLTA
SLTP
SD
77
Berdasarkan golongan pegawai, dari 140 orang adalah pegawai golongan IV, 24 orang (17%), pegawai golongan III, 80 Orang (57%), pegawai golongan II, 27 orang (19,%), dan pegawai golongan I, 9 orang (6%) jumlah PNS BPTP Jawa Barat berdasarkan Golongan per Desember 2013 seperti pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah PNS BPTP Jawa Barat Berdasarkan Golongan per
01 Desember 2013.
No. Unit Kerja Golongan (orang) Jumlah IV III II I 1. BPTP Jawa Barat 24 75 26 5 130 2. KP. Cipaku - 5 1 4 10
Jumlah 24 80 27 9 140 Persentase (%) 100%
Berdasarkan kelompok jabatan, pegawai BPTP Jawa Barat dapat dibagi dalam kelompok struktural: 3 orang (2%), tenaga administrasi/ Fungsional Umum 83 Orang (59%), dan pejabat fungsional 54 orang (38%) terdiri dari; peneliti, penyuluh pertanian, teknisi litkayasa, dan pustakawan. Tenaga administrasi dan kelompok jabatan fungsional peneliti merupakan kelompok jabatan yang memiliki jumlah anggota paling banyak dibandingkan kelompok jabatan lainnya.
Tabel 3. Jumlah PNS BPTP Jawa Barat Berdasarkan Kelompok Jabatan per
01 Desember 2013.
No. Jabatan Lokasi Jumlah Lembang Cipaku
1. Struktural 3 - 3 2. Tenaga Administrasi Umum 75 8 83 3. Tenaga Fungsional Khusus :
Peneliti 28 1 29 Penyuluh Pertanian 20 - 20 Teknisi Litkayasa/teknis 3 1 4 Pustakawan 1 - 1
Jumlah 130 10 140
88
Tabel 4. Jumlah Pejabat Fungsional BPTP Jawa Barat Per 31 Desember 2013
Jabatan Fungsional Jumlah (orang) Peneliti 1. Peneliti Utama 1 2. Peneliti Madya 9 3. Peneliti Muda 10 4. Peneliti Pertama 12
Jumlah 32 Penyuluh 1. Penyuluh Pertanian Utama - 2. Penyuluh Pertanian Madya 12 3. Penyuluh Pertanian Muda 1 4. Penyuluh Pertanian Pertama 7
Jumlah 20 Teknisi Litkayasa 1. Teknisi Litkayasa Penyelia 2 2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 2 3. Teknisi Litkayasa Pelaksana -
Jumlah 4 Arsiparis 1 Pustakawan Pelaksana 1
Peneliti dan penyuluh Pertanian BPTP Jawa Barat memiliki gelar akademis dan disiplin ilmu beragam. Jumlah Peneliti dan Penyuluh Pertanian sebanyak 53 orang terdiri dari 25 orang berpendidikan sarjana, 22 orang magister dan 6 orang Doktor. Keadaan ini pada setiap tahun terus dikembangkan dan disesuaikan melalui program pendidikan jangka panjang Magister dan Doktor. Keragaan peneliti dan Penyuluh pertanian berdasarkan disiplin ilmu disajikan pada tabel 5.
99
Tabel 5. Keragaan Peneliti dan Penyuluh Pertanian BPTP Jawa Barat Berdasarkan Disiplin Ilmu, 2013.
No Disiplin Ilmu Tingkat Pendidikan (orang) Jumlah Sarjana Magister Doktor 1. Ilmu Tanaman 2 2 2. Agribisnis 2 2 3. Sosial Ekonomi 8 2 1 11 4. Ekonomi Pertanian 2 2 5. Budidaya Pertanian 1 1 6. Ilmu Kelautan 1 1 7. Biologi 2 2 8. Ilmu Pangan 1 1 1 3 9. Ilmu Sosial 1 1 10. Ilmu Pertanian 1 1 11. Ekofisiologi Tanaman 1 1 12. Sosiologi 1 1 13. Pengelolaan SD
Pertanian 1 1
14. Ilmu Keteknikan Pertanian
1 1
15. Agronomi 2 1 3 16. Hama Penyakit 3 3 17. Agroklimat 1 1 18. Pemuliaan Tanaman 2 1 3 19. Ilmu Ternak 5 1 6 20. Produksi Ternak 1 1 21. Teknik Industri
Pertanian 1 1
22. Komunikasi Pemb.Pertanian
2 2
23 Sosiologi Antropologi 1 1 24. Ilmu Penyuluhan 1 1
Kenaikan pangkat regular dan fungsional dilaksanakan setiap bulan April dan Oktober. Pada April tahun 2013 PNS BPTP Jawa Barat yang naik pangkat regular dan naik pangkat Penyesuaian Ijazah (PI) sebanyak 9 orang yang terdiri dari Kenaikan Pangkat Reguler 7 orang dan naik pangkat penyesuaian ijazah 3 orang sedangkan untuk kenaikan pangkat pada bulan Oktober direncanakan ada 11 orang, yaitu terdiri dari: 2 orang peneliti, 2 orang penyuluh pertanian dan administrasi 7 orang. Sesuai dengan pasal 12 ayat 1 PP Nomor 3 tahun 1980, PNS yang menduduki jabatan fungsional kenaikan pangkatnya disamping harus memenuhi angka kredit juga harus memenuhi syarat lainnya sesuai dengan aturan yang
1100
telah ditetapkan. Kenaikan Pangkat Reguler dan fungsional disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Realisasi Kenaikan Pangkat BPTP Jawa Barat, per Desember 2013.
No Kenaikan Pangkat
Golongan Ruang Waktu Realisasi (orang)
Jumlah (orang)
Lama Baru April Oktober 1. Reguler III/b III/c 2 2 III/a III/b 2 1 3 II/d III/a 3 3 II/c II/d 2 2 II/b II/c 2 2 II/a II/b 5 5 I/b I/c 1 1 I/a I/b 1 1 2. Penyesuaian
Ijasah III/d IV/a 1 1
II/d III/a 1 1 3. Fungsional IV/a IV/b 2 2 III/d IV/a 1 1 III/c III/d 1 1 III/a III/b 2 2 4 4. Struktural IV/a IV/b 1 1 5. Tugas
Belajar III/c III/d 1 1
Jumlah 23 8 31
Pada tahun 2013 Pegawai Negeri Sipil yang telah memasuki
purnabakti (pensiun) sejumlah 3 orang pada tahun 2013. Tabel 7. Pegawai Yang Memasuki Masa Purnabakti (Pensiun)/Mutasi pindah
tugas
No Nama Pensiun Golongan Ruang
Masa Pensiun (TMT) Jumlah
1 Wawan Ridwan, A.Md III/d 01-01-2013 1 1 Casmiran Supriatno, A.Md III/c 01-5- 2013 1 2 Sutisna III/c 01-10-2013 1
Jumlah 3 Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) melalui pelatihan
jangka pendek tetap menjadi prioritas BPTP Jawa Barat. Kegiatan ini
1111
bertujuan: 1) meningkatkan keahlian, keterampilan atau profesionalisme pejabat fungsional dan staf administrasi; 2) meningkatkan eksistensi dan akuntabilitas BPTP Jawa Barat; serta 3) meningkatkan kualitas kerja individu maupun kerjasama tim. Kegiatan pengembangan SDM dilaksanakan dengan 2 (dua) metoda yaitu in house training dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian maupun pelatihan yang diselenggarakan institusi/lembaga lainnya yang kompeten dalam pengembangan SDM dan kinerja instansi.
Tabel 8. Pegawai BPTP Jawa Barat Yang Mengikuti Pelatihan Jangka Pendek 2013.
No. Nama/Nip Kegiatan Tempat Waktu
1. M. Yunus, SE 19720403 200710 1 001
Pelatihan SAK Bogor 9 – 15 Februari 2013
2. Erwin Yuli K, SE 19750529 200910 2 001
Pelatihan SIMAK BMN Bogor 9 – 15 Februari 2013
3. Dr. Ir. Oswald Marbun, M.Sc. 19600715 198503 1 004
Pertemuan Regional Peneliti, Penyuluh dan Litkayasa
Medan 18 – 23 Maret 2013
4. Ir. Eriawan Bekti, MP. 19570603 198603 1 002
Pertemuan Regional Peneliti, Penyuluh dan Litkayasa
Medan 18 – 23 Maret 2013
5. Ir, Djoko Sediono 19571024 198603 1 001
Pertemuan Regional Peneliti, Penyuluh dan Litkayasa
Medan 18 – 23 Maret 2013
6. Fianita Perdhana, SP 19850703 200912 2 002
Diklat fungsional Peneliti Tingkat Pertama Kelas IPA Gol II
Bogor 28 Feb – 20 Maret 2013
7. Erwin Yuli K, SE 19750529 200910 2 001
Pelatihan SAI dan SABMN Bogor 17 – 22 Maret 2013
8. Casmiran 19570420 199602 1 001
Magang SLPTT Padi Sawah
Sukamandi 26 – 28 Maret 2013
9. Ir Hasmi Bandajar, M.Si 19581110 198603 1 003
Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP
Pangkal Pinang
17 – 20 April 2014
10. Ujat Ruhiyat 19681214 200112 1 002
Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP
Pangkal Pinang
17 – 20 April 2014
11. Iwan Rachmawan 19750106 200112 1 002
Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP
Pangkal Pinang
17 – 20 April 2014
12. Taopik Lesmana 19771023 200812 1 002
Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP
Pangkal Pinang
17 – 20 April 2014
13. Basuno 19620923 198903 1 002
Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi
Pangkal Pinang
17 – 20 April 2014
1122
No. Nama/Nip Kegiatan Tempat Waktu
Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP
14. Ir. Ikin Sadikin 19580609 198503 1 002
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Penelitian Sosek dan Kebijakan Pertanian
Bogor 13 – 27 Maret 2013
15. Setiawan, S.Sos 19660613 200112 1 001
Apresiasi Peningkatan Managemen Organisasi dan Administrasi Jab. Fungsional Pustakawan
Bogor 23 – 25 April 2013
16. Taemi Fahmi, STP 19741220 200812 1 001
Pelatihan Bahasa Inggris Kelas IBT
Bogor 18 Feb – 17 April 2013
17. Bambang Sunandar, SP 19770328 200501 1 002
Pelatihan Manajemen Sistem Produksi Padi Berkelanjutan Bagi Penyuluh Lingkup BB Pengkajian
Sukamandi 24 April – 5 Mei 2013
18. Sumarno Tedy, SPt 19730612 200701 1 002
Pelatihan Manajemen Sistem Produksi Padi Berkelanjutan Bagi Penyuluh Lingkup BB Pengkajian
Sukamandi 24 April – 5 Mei 2013
19. Ratima Sianipar, SP 19621203 198703 2 003
Pelatihan Manajemen Sistem Produksi Padi Berkelanjutan Bagi Penyuluh Lingkup BB Pengkajian
Sukamandi 24 April – 5 Mei 2013
20. Atang M. Safei, SP 19820812 201101 1 010
Pelatihan Manajemen Sistem Produksi Padi Berkelanjutan Bagi Penyuluh lkp BB Pengkajian
Sukamandi 24 April – 5 Mei 2013
21. Ani Suryani, SP 19770522 200812 2 001
Pelatihan Aplikasi System Dynamic dalam rangka mendukung Kebijakan Hortikultura
Bandung 29 April – 3 Mei 2013
22. Yati Haryati, SP, M.Sc 19710401 199903 1 001
Pelatihan Aplikasi System Dynamic dalam rangka mendukung Kebijakan Hortikultura
Bandung 29 April – 3 Mei 2013
23. Mamay Maryamah 19600807 199403 2 005
Koordinasi pelatiahn bagi calon fungsional dan petugas belajar
Bogor 6 – 7 Mei 2013
24. Dian Firdaus, SH, M.Si 19640807 199403 1 001
Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli
Bogor 21 April – 11 Mei 2013
25. Nur Fajar, A.Md 19800417 200501 1 002
Diklat Pengangkatan Fungsional Arsiparis tingkat Terampil
Bogor 22 April – 22 Mei 2013
26. Erwin Yuli K, SE 19750529 200910 2 001
Pelatihan SIMAK BMN Bogor 9 – 15 Juni 2013
27. M. Yunus, SE 19720403 200710 1 001
Pelatihan SAK Bogor 9 – 15 Juni 2013
1133
No. Nama/Nip Kegiatan Tempat Waktu
28. Ratimah Sianipar 19621203 198703 2 003
Pertemuan dgn CEO Temasek Foundation
Sukamandi 4 Juli 2013
29. Bambang Sunandar, SP. 19770328 200501 1 002
Pertemuan dgn CEO Temasek Foundation
Sukamandi 4 Juli 2013
30. Sutrisno 19630619 199903 1 001
Ujian Kenaikan Pangkat Golongan
Bogor 25 – 28 Juni 2013
31. Ir. Hasmi Bandjar, M.Si 19581110 198603 1 003
Koordinasi kegiatan kunjungan ke luar negeri
Jakarta 29 Agustus 2013
21 Dr. Nana Sutrisna 19660707 199403 1 002
Koordinasi kegiatan kunjungan ke luar negeri
Jakarta 29 Agustus 2013
33. IGP Putu Sulastri 19651016 200701 2 001
Workshop Kegiatan PNBP Yogyakarta 18 – 20 Juni 2013
21. Bambang Unggul, A.Md 19611020 200003 1 001
Bimbingan Teknis Aplikasi Pendukung Informasi
Yogyakarta 20 - 22 Juni 2013
22. Dedi Sunardi 19780303 200701 1 001
Sosialisasi Penyusutan Asset/ SIMAK BMN
Yogyakarta 20 -23 Juni 2013
23. Dr. Nana Sutrisna 19660707 199403 1 002
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjut
LIPI, Bogor 23 – 28 Juni 2013
24. Ir. Hasmi Bandjar, M.Si 19581110 198603 1 003
Bimbingan Peningkatan SDM
Bogor 9 Juli 2013
25. Drs. Agus Nurawan, MP 19570816 198002 1 001
Bimbingan Peningkatan SDM
Bogor 9 Juli 2013
26. Ratima Sianipar, SP 19621203 198703 2 003
Seminar kegiatan Padi Sukamandi 4 Juli 2013
27. Ir. Hasmi Bandjar, M.Si 19581110 198603 1 003
Koordinasi dokumen kunjungan ke Luar Negeri
Jakarta 2 Agustus 2013
28. Dr. Nana Sutrisna 19660707 199403 1 002
Koordinasi dokumen kunjungan ke Luar Negeri
Jakarta 2 Agustus 2013
29. Dr. Nandang Sunardar, MP 19680907 199403 1 002
Upacara 17 Agustus di Kementerian Pertanian
Jakarta 17 Agustus 2013
30. Dr. Nana Sutrisna 19660707 199403 1 002
Upacara 17 Agustus di Kementerian Pertanian
Jakarta 17 Agustus 2013
31 Dr. Nandang Sunardar, MP 19680907 199403 1 002
Mengikuti Uapacara pelantikan pejabat Eselon II
Jakarta 12 Agustus 2013
27. Dr. Nandang Sunardar, MP 19680907 199403 1 002
Psiko Assesmen Pejabat Struktural Eselon III Kemtan
Jakarta 4 – 5 September 2013
28. Ir. Hasmi Bandjar, M.Si 19581110 198603 1 003
Mengikuti Uapacara pelantikan pejabat Eselon III
29. Yanuar Argo, STP 19820126 200912 1 003
Pelatihan Bahasa Jepang Bogor 19 Agustus – 6 September 2013
29. Dr. Nurnayetti, M.Si 19580529 198903 2 001
Workshop perbaikan KTI untuk Jurnal BBP2TP
Bogor 9 – 11 September 2013
30. Adetiya Rachman, STP. M.Si. 19770920200312 1 001
Workshop perbaikan KTI untuk Jurnal BBP2TP
Bogor 9 – 11 September 2013
30. Drs. Sri Murtiani 19571016 198303 2 001
Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti.
Bogor 21 – 22 Agustus 2013
1144
No. Nama/Nip Kegiatan Tempat Waktu
31. Ir. Titiek Maryati, M.Si 19571124 198603 2 003
Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti.
Bogor 21 – 22 Agustus 2013
32. Ratima Sianipar, SP 19621203 198703 2 003
Temu Teknis jabatan Fungsional Non Peneliti.
Bogor 21 – 22 Agustus 2013
33. Ir. Djoko Sediono 19571024 198603 1 001
Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti.
Bogor 21 – 22 Agustus 2013
34. Neneng Martini 19800106 200912 2 001
Pelatihan Bendahara Pengeluaran
Ciawi, Bogor 30 Sept – 16 Oktober 2013
35. Yanuar Argo, STP 19820126 200912 1 003
Predeparture Training Bogor 17 Sept – 1 Oktober 2013
36. Dr. Nurnayetti, M.Si 19580529 198903 2 001
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjut 2013
Cibinong, Bogor
20 – 25 Oktober 2013
37. Nia Rachmawati, SP, M.Si 19781218 200312 2 002
Pelatihan Bahasa Inggris Kelas IBT Preparation Tingkat Intermediate
LIA, Bogor 3 Sept – 29 Oktober 2013
38. Setiawan, S.Sos 19660613 200112 1 001
Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli Angk. XXX
Jakarta 16 Sept – 8 Desember 2013
F. Sarana dan Prasarana
Distribusi pegawai, sarana dan prasarana BPTP Jawa Barat juga
tersebar di dua (2) lokasi yaitu di Lembang dan KP. Cipaku, terdiri dari: 1) tanah (lahan); 2) bangunan; 3) kendaraan (alat angkut darat); 4) peralatan dan mesin; 5) alat rumah tangga kantor.
BPTP Jawa Barat memiliki tanah seluas 35,720 m2 berada di KP. Cipaku Bogor. Lahan di Lembang yang diperuntukkan sebagai gedung kantor, laboratorium, infrastruktur, rumah kaca, workshop dan goest house adalah pinjaman Pemda setempat. Sedangkan lahan di KP. Cipaku diperuntukkan sebagai gedung kantor dan kebun plasma nutfah buah buahan. Tabel 9. Luasan Sarana/Prasarana BPTP Jawa Barat, 2013.
Jenis sarana/Prasarana Lokasi (m2) Jumlah Lembang Cipaku
1. Bangunan Gudang 3.314 21 3.527 2. Emplasemen Kantor 6.686 3000 9.686 3. Rumah Dinas 5.605 - 5.605 4. Kebun Plasmanutfah - 32.507 32.507 5. Bangunan Prosesing Benih padi 174 - 174 Jumlah 15.779 35.720 51.499
1155
Fasilitas bangunan gedung kantor BPTP Jawa Barat di Lembang, terdiri dari: 1) ruang kerja lantai I dan II, 2) perpustakaan, 3) ruang rapat, 4) ruang kerja fungsional, 5) workshop, 6) green house/rumah kaca, 7) pool kendaraan, 8) laboratorium, 9) garasi kendaraan, 10) lantai jemur, 11) wisma tamu/guest house, dan 12) bangunan prosesing benih padi.
Tabel 10. Fasilitas Bangunan Gedung Kantor BPTP Jawa Barat. Fasilitas Bangunan Gedung Kantor Luas (m2)
1. Ruang Kerja Lt. I dan II 1.909 2. Perpustakaan 116 3. Ruang Rapat 68 4. Ruang Kerja Fungsional 350 5. Workshop 50 6. Green House 243 7. Pool Kendaraan 50 8. Laboratorium 314 9. Garasi 60 10. Lantai Jemur 100 11. Wisma Tamu (Guest House) 280 12. Bangunan Prosesing Benih 174 13. Lain-lain (infrastruktur, dan halaman kantor, selter kendaraan
bermotor roda dua)
5.408
Selain fasilitas bangunan gedung kantor, BPTP Jawa Barat memiliki 10 buah rumah dinas permanen terdiri dari: 1 buah rumah dinas type A , 5 buah rumah dinas type B, dan 4 buah rumah dinas type C. Tabel 11. Jumlah dan Luasan Rumah Dinas BPTP Jawa Barat, 2013
Rumah Dinas Jumlah (unit)
Luas (m2)
1. Type A 1 105 2. Type B 5 315 3. Type C 4 192 Jumlah 10 612
1188
Tabel 12. Jumlah dan jenis kendaraan bermotor roda 4 yang dimiliki BPTP Jawa Barat 2013
1199
Tabel 13. Jumlah dan jenis kendaraan bermotor roda 2 yang dimiliki BPTP Jawa Barat 2013
2200
2211
2222
JENIS PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2013 Tabel 14. Pengadaan Belanja Modal BPTP Jawa Barat 2013
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai Kontrak (Rp)
Penyedia Barang
1
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan Kendaraan Operasioanal Roda 4 (empat)
066/PL.200/I.12.11/01/2013 tanggal 18 Januari 2013
262.000.000
PT. SILOAM MOTOR
2
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan Alat Pengaman/Kamera CCTV
118/PL.200/I.12.11/02/2013 tanggal 25 Februari 2013
74.950.000
CV. DELAPAN BELAS
3
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan Alat Timbangan Ternak
345/PL.200/I.12.11/03/2013 tanggal 18 Maret 2013
44.278.000
KOPERASI PEGAWAI RI BINA SEJAHTERA
4
Belanja Modal Peralatan Kantor Pengadaan Meubelair pada BPTP Jawa Barat
629/PL.200/I.12.11/05/2013 tanggal 16 Mei 2013
50.000.000
CV.ORIZA
5
Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin Penambahan Jaringan Listrik pada BPTP Jawa Barat
730/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 10 Juni 2013
72.606.000
PT. NABILA KARYA PRIMA
6
Belanja Modal Lainnya Pengadaan Perlengkapan Perpustakaan BPTP Jawa Barat
731/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 10 Juni 2013
25.000.000
CV. BINTANG TIMUR
7
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pembangunan Sarana UPBS Gudang Benih pada BPTP Jawa Barat
772/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 18 Juni 2013
107.410.000
CV. ANUGRAH JAYA
8
Belanja Modal Peralatan dan mesin Pengadaan Alat IT pada BPTP Jawa Barat
800/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 25 Juni 2013
99.255.500
CV. JELAJAH NUSANTARA BERSAMA
9
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pembangunan Sarana UPBS Pembuatan Pagar pada BPTP Jawa Barat
778/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 19 Juni 2013
143.370.000
CV. JAYA SENTOSA
10
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pembangunan Sarana UPBS Green House pada BPTP Jawa Barat
771/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 18 Juni 2013
107.600.000
CV. NUR AULIA PUTRI
11
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pembangunan Sarana UPBS Screen House pada BPTP Jawa Barat
788/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 21 Juni 2013
161.500.000
CV. BINTANG TIMUR
12
Belanja Modal Lainnya Pengadaan Alat Pendukung Screen House pada BPTP
1109/PL.200/I.12.11/09/2013 tanggal 12 September 2013
59.200.000
CV. SUMBER AGUNG
2233
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai Kontrak (Rp)
Penyedia Barang
Jawa Barat
13
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan Peralatan Laboratorium Diseminasi
1178/PL.200/I.12.11/10/2013 tanggal 4 Oktober 2013
149.410.800
CV MULTI ANDALAN
14
Belanja Modal Peralatan dan Mesin PengadaanaLAT Oven untuk UPBS
1184/PL.200/I.12.11/10/2013 tanggal7 Oktober 2013
78.750.000
CV. MUTIARA KARYA
Tabel 15. Pengadaan Barang BPTP Jawa Barat 2013
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai
Kontrak (Rp)
Penyedia Barang
1
Belanja Barang Operasional lainnya Pengadaan Pakaian Resmi Pegawai
491/PL.200/I.12.11/04/2013 tanggal 5 April 2013
49.700.000
KOPERASI PEGAWAI RI BINA SEJAHTERA
2
Belanja Barang Operasional Lainnya Pengadaan Pakaian Batik Korpri
311/PL.200/I.12.11/02/2013 tanggal 8 Maret 2013 Tanggal Kwitansi 25 Maret 2013
23.430.000
KOPERASI PEGAWAI RI. "BINA SEJAHTERA"
3
Belanja Bahan ATK Komputer Suplies Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
390/PL.200/I.12.11/03/2013 tanggal 27 Maret 2013 Tanggal Kwitansi 4 April 2013
9.176.850
KOPERASI PEGAWAI RI. "BINA SEJAHTERA"
Tabel 16. Pengadaan Bahan BPTP Jawa Barat 2013
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai Kontrak (Rp) Penyedia Barang
1
Belanja Barang Non Operasional lainnya Pelaksanaan Workshop 122 Satker Pengelolaan Administrasi Kegiatan Satker
073/PL.200/I.12.11/01/2013 tanggal 21 Januari 2013
219.600.000
UNIT KEPARIWISATAAN JASA TIRTA II (PERUM)
2
Belanja Bahan Bantu Utama Kegiatan Modal Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
471/PL.200/I.12.11/04/2013 tanggal 12 April 2013 Tanggal Kwitansi 17 April 2013
49.055.000
CV. GUNA JAYA
2244
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai Kontrak (Rp) Penyedia Barang
3
Belanja Bahan Utama dan Pembantu Kegiatan Pengkajian Pengendalian OPT di Lahan Sawah Irigasi
477/PL.200/I.12.11/04/2013 tanggal 15 April 2013 Tanggal Kwitansi 17 April 2013
25.225.000
CV. DELAPAN BELAS
4
Belanja Bahan Utama Kegiatan Pendampingan Teknologi Mendukung SL-PTT
483/PL.200/I.12.11/04/2013 tanggal 16April 2013
105.187.000
CV. ARFA ELEKTRIKA
5
Belanja Bahan Utama Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber pada BPTP Jawa Barat
407/PL.200/I.12.11/04/2013 tanggal 1 April 2013
49.190.625
CV. ADHITYA UTAMA
6
Belanja Bahan Pembantu Pengkajian Kegiatan Pemberian Pakan Suplemen pada Induk Dapi Potong untuk Peningkatan angka Kebuntingan di Jawa Barat
761/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 17 Juni 2013
34.942.750
CV. RUMIRIS
7
Belanja Bahan Bantu Utama Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
779/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 19 Juni 2013
22.940.000
CV. GUNA JAYA
8
Belanja Barang Non Operasional lainnya Siaran Layanan Masyarakat Siaran Televisi pada BPTP Jawa Barat
790/PL.200/I.12.11/06/2013 tanggal 21 Juni 2013
78.500.000
CV. REKA CIPTA MANDIIRI
9
Belanja Bahan Utama dan Pembantu Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Peningkatan Produksi Padi pada BPTP Jawa Barat
921/PL.200/I.12.11/07/2013 tanggal 22 Juli 2013
40.000.000
CV. ASTRIDHA UTAMA
10
Belanja Bahan bantu Utama Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Pemeliharaan Kebun Bibit Desa (KBD) BPTP Jawa Barat
825a/PL.200/I.12.11/07/2013 tanggal1 Juli 2013
31.872.000
KOPERASI PEGAWAI RI. "BINA SEJAHTERA"
2255
No Jenis Pengadaan NO SPK/KONTRAK Nilai Kontrak (Rp) Penyedia Barang
11
Belanja Bahan bantu Utama Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)Modek Kawasan Rumah Pangan Lestari(M-KRPL) pada BPTP Jawa Barat
844/PL.200/I.12.11/07/2013 tanggal 4 Juli 2013
48.901.000
KOPERASI PEGAWAI RI. "BINA SEJAHTERA"
12
Belanja Barang Non Operasional Lainnya Pengelolaan Sumberdaya Genetik Desain Kebun Koleksi Plasma Nutfah Spesifik Lokasi pada BPTP Jawa Barat
1100/PL.200/I.12.11/09/2013 tanggal 10 September 2013
159.294.500
CV. SATRIA JAYA
13
Belanja Barang Non Operasional lainnya Kegiatan Akreditasi Laboratorium Persiapan dan Pendaftaran Akreditasi Sistem Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025 : 2005
1110/PL.200/I.12.11/09/2013 tanggal 12 September 2013
30.000.000
PT. SEJAHTERA GEMILANG SENTOSA
14
Belanja Barang kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian pada BPTP Jawa Barat
1188/PL.200/I.12.11/10/2013 tanggal 8 Oktober 2013
59.890.000
CV. RUMIRIS
G. UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) PADI
Kontribusi varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi
telah terbukti sangat signifikan melalui keberhasilan pencapaian swasembada beras tahun 1984. Namun demikian, dampak varietas unggul terhadap peningkatan produksi dan kualitas produk hanya akan terasa bila varietas tersebut ditanam dalam skala luas yang ditentukan antara lain oleh kemampuan industri benih untuk mendistribusikan benih bermutu (pembawa potensi genetik) yang tersertifikasi sebagai sarana yang mampu menjamin keaslian varietas, sampai ke petani secara efektif dan efisien. Memperoleh benih beberapa VUB padi sebanyak 39,85 ton terdiri atas 6 ton kelas FS, 13 ton kelas SS dan 20,85 ton kelas ES. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat tersedia benih sumber bermutu padi bagi pengguna yang membutuhkan.
2266
Kondisi lahan pertanaman perbanyakan benih sumber pada umumnya memiliki kandungan N yang rendah, kecuali di lokasi Balai Benih Kadipaten Majalengka (sangat tinggi) dan lahan pertanaman Sarinah di Kabupaten Cianjur (sedang). Sedangkan kandungan P termasuk rendah kecuali lahan pertanaman Sarinah dan Mekongga di Kabupaten Cianjur serta lokasi pertanaman di Kabupaten Subang, termasuk tinggi. Kandungan K tanah di lokasi perbanyakan benih termasuk tinggi kecuali di Desa Buntu Kab. Majalengka (rendah). Derajat keasaman (pH) tanah seluruh lahan perbanyakan benih termasuk agak masam (5-6).
Untuk lahan dengan kandungan N sangat tinggi, direkomendasikan urea sebanyak 200 kg/ha sedangkan untuk kandungan N sedang dan rendah masing-masing direkomendasikan 250 kg/ha dan 300 kg/ha. Rekomendasi pemupukan SP-36 untuk lokasi dengan kandungan P rendah adalah sebanyak 100 kg/ha dan untuk P tinggi sebanyak 50 kg/ha. Lahan dengan kandungan K tinggi direkomendasikan pupuk KCl sebanyak 50 kg/ha bila tidak diberikan jerami atau 5 ton jerami/ha sedangkan untuk lahan dengan kandungan K rendah diberikan pupuk KCl sebanyak 100 kg/ha bila tanpa jerami atau 50 kg/ha KCl ditambah 5 ton jerami/ha.
Pertanaman Inpari 15 dan Mekongga di Kabupaten Majalengka dinyatakan tidak lulus pada tingkat lapangan sehingga tidak dilakukan pengamatan lebih lanjut, sedangkan pertanaman di Kabupaten Subang merupakan pertanaman yang dialokasikan untuk mengganti pertanaman yang tidak lulus dan baru dilakukan tanam pada minggu ke-3 bulan Desember sehingga belum ada karakter yang diamati selain status hara.
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai paling panjang (BB Padi, 2010). Karakter tinggi tanaman diambil rata-rata dari beberapa tanaman sampel. Di Kabupaten Cianjur, tinggi tanaman Inpari 14 dan Mekongga termasuk katagori pendek (kurang dari 100 cm).
Jumlah anakan produktif adalah rata-rata jumlah anakan yang mampu menghasilkan malai per rumpun dari total rumpun yang berada pada luasan 1 m2. Jumlah anakan dihitung pada fase vegetatif, generatif dan fase masak. Jumlah anakan terbanyak adalah varietas Inpari 4 yang ditanam di Kabupaten Cianjur dan anakan paling sedikit adalah varietas Batutegi di Kabupaten Bandung.
Karakter komponen hasil yang diamati meliputi panjang malai, gabah hampa, gabah isi dan bobot 1000 butir. Malai terpanjang adalah varietas Inpari 10 (26,65 cm dan terpendek adalah Mekongga (23,54 cm). Jumlah gabah per malai terbanyak adalah varietas Inpago 4, akan tetapi proporsi gabah hampa dan gabah isi hampir sebanding, yaitu 49% gabah hampa dan 51% gabah isi.
2277
Varietas dengan komposisi gabah isi terbanyak adalah Inpari 10 dan Inpari 16 (92,5% gabah isi). Bobot 1000 butir menunjukkan ukuran gabah yang diperoleh. Bobot terkecil dihasilkan oleh varietas Batutegi sedangkan bobot terbesar dihasilkan oleh Inpari 10.
Gabah calon benih yang diperoleh dari lapangan sebagian dilakukan proses penjemuran di lokasi produksi (Kabupaten Majalengka dan Bandung) sedangkan sortasi seluruhnya dilakukan di gudang UPBS BPTP Jawa Barat. Penyusutan gabah kering giling (ka. + 14%) menjadi benih (ka + 11-13%) berkisar dari 2,7% (Inpari 16) sampai dengan 22,3% (Sarinah) dengan rata-rata 7,41%. Penyusutan yang tinggi pada varietas Sarinah terjadi kemungkinan karena tingkat kotoran benih cukup banyak dari lapangan.
Rangkaian tahapan yang harus dilalui dalam kegiatan produksi benih antara lain pengawasan dan penilaian lapangan serta pengujian benih di laboratorium. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Pengawasan dan penilaian lapangan dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu pada tahap pengolahan lahan, fase vegetatif, fase generatif dan fase menjelang panen. Setelah dinyatakan lulus di tingkat lapangan, gabah calon benih diproses melalui penjemuran sampai kadar air yang dikehendaki kemudian dilakukan sortasi yaitu pemisahan benih dari kotoran dan kemungkinan campuran biji tanaman atau varietas lain serta gabah hampa. Setelah selesai proses penjemuran dan sortasi, dilakukan pengujian benih di laboratorium BPSB. Apabila persyaratan benih terpenuhi, benih dinyatakan lulus dan dapat diedarkan dengan label yang sesuai.
Dari seluruh pertanaman perbanyakan benih sumber, maka terdapat dua varietas yaitu pertanaman Inpari 15 dan Mekongga di Kabupaten Majalengka dinyatakan tidak lulus tingkat lapangan karena campuran varietas lain yang cukup tinggi, enam varietas turun kelas karena tidak memenuhi persyaratan mutu untuk kelas yang diharapkan tapi masih dapat diterima untuk kelas dibawahnya, yaitu Batutegi, Inpago 4, Inpago 5, Inpari 6, Inpari 13 dari Kabupaten Bandung. Sedangkan varietas Sarinah dari Kabupaten Cianjur dinyatakan lulus untuk kelas FS di lapangan, akan tetapi hasil pengujian laboratorium menyatakan tidak lulus untuk kelas FS dan dapat diterima untuk kelas ES.
Benih yang didistribusikan pada tahun 2013 merupakan benih hasil produksi UPBS BPTP Jawa Barat tahun 2012, dan tahun 2013 serta benih diseminasi dari UPBS Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Distribusi benih meliputi sebagian besar wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat bahkan sampai ke luar Jawa Barat.
2288
Benih hasil produksi tahun 2012 yang terdistribusipada tahun 2013 mencapai 8.149 kg meliputi delapan varietas, terdistribusi ke enam belas kabupaten/kota di Jawa Barat, satu kabupaten di Jawa Tengah dan satu kabupaten di Jawa Timur. Benih diseminasi yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi terdistribusi sebanyak 7.860 kg meliputi lima belas varietas terdistribusi ke sembilan belas kabupaten/kota di Jawa Barat, sedangkan benih hasil produksi tahun 2013, telah terdistribusi sebanyak 2.284,5 kg ke tiga belas kabupaten/kota di Jawa Barat dan dua kabupaten di Jawa Timur meliputi sebelas varietas. Total benih yang terdistribusi adalah sebanyak 18.225 kg, terdiri atas dua puluh enam varietas. Varietas yang paling banyak diminta adalah varietas Sarinah (14,84%), Inpari 10 (12,14%) dan Ciherang (11,86% sedangkan kabupaten yang paling banyak mengakses benih melalui UPBS BPTP Jawa Barat yaiitu kabupaten Majalengka (17,44%), Kuningan (13,96%) dan Ciamis (11,65%).
Benih yang diperoleh didistribusikan secara komersial dan non komersial. Hasil yang diperoleh dari benih komersial disetorkan sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sampai dengan bulan Desember 2013, jumlah setoran PNBP yang berasal dari penjualan benih mencapai Rp. 129.240.450,-. Target setoran PNBP dari hasil penjualan benih UPBS BPTP Jawa Barat adalah sebesar Rp. 38.500.000,-. Dengan demikian, nilai PNBP dari UPBS BPTP Jawa Barat telah melampaui target Rp. 90.740.450 (235,69%) atau realisasi pencapaian PNBP 335,69%.
Hasil penggkajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Telah diperoleh benih padi 22.020 kg terdiri atas tiga varietas kelas FS 6.009 kg, tujuh varietas kelas SS 13.702 kg dan dua varietas kelas ES 2.309 kg.
Pertanaman kedua pada MH 2013/2014 dilaksanakan di Kabupaten Subang seluas 5 ha dan pada saat ini baru berumur + 30 hss.
Distribusi benih padi melalui UPBS BPTP Jawa Barat sebanyak 18.225 kg, terdiri atas dua puluh enam varietas merupakan hasil produksi tahun 2012, produksi tahun 2013 dan benih diseminasi dari BB Padi. Wilayah distribusi meliputi sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Barat, satu kabupaten di Jawa Tengah dan dua kabupaten di Jawa Timur.
Realisasi setoran PNBP hasil komersialisasi benih UPBS BPTP Jawa Barat mencapai Rp. 129.240.450,-, sedangkan target setoran PNBP adalah Rp. 38.500.000,-. Dengan demikian, nilai PNBP dari UPBS BPTP Jawa Barat
2299
telah melampaui target Rp. 90.740.450 (235,69%) atau realisasi pencapaian PNBP 335,69%.
H. Keuangan (Anggaran)
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang APBN No. 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 yang diubah melalui UU No. 16 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2011. Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja yang dipimpinnya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat adalah entitas akuntansi dari Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian Jawa Barat pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik.
Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan pengembangan BPTP Jawa Barat pada TA. 2013 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM).
Anggaran Satker berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran (DIPA) BPTP Jawa Barat TA. 2013 sebesar Rp 19.740.582.000,- Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Capaian kinerja keuangan berdasarkan belanja dapat dilihat pada Tabel 4.
3300
Tabel 4. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja TA. 2013.
No Uraian Anggaran Realisasi Realisasi Anggaran
(%)
1. Belanja Pegawai 8.865.690.000 8.469.512.731 95,53 2. Belanja Barang 9.272.792.000 8.880.708.069 95,77 3. Belanja Modal 1.602.100.000 1.566.084.800 95,75
Jumlah Belanja 19.740.582.000 18.916.305.600 95,82
Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP Jawa Barat sampai dengan akhir TA. 2013 atas dasar SP2D, mencapai Rp. 18.916.305.600,- (95,82%) dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA TA. 2013. Realisasi anggaran tertinggi pada belanja Barang sebesar Rp 8.880.708.069,- (95,77%). Realisasi anggaran terendah pada belanja pegawai, yaitu sebesar Rp 8.469.512.731,- (95,53%). Realisasi belanja modal, yaitu sebesar Rp 11.566.084.800,- (95,75%). Sisa anggaran tahun 2013, yaitu sebesar Rp 824.276.400 (4,18%).
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
PNBP yang dihasilkan oleh BPTP Jawa Barat pada tahun 2013 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Jawa Barat sesuai DIPA tahun anggaran 2013 dari umum adalah sebesar Rp. 2.400.000,- dan dari fungsional sebesar Rp. 38.500.000,-. Estimasi tersebut diperoleh dari: Sewa Rumah Dinas, Jasa Giro, Penerimaan kembali Belanja lainnya Tahun Anggaran yang lalu, Pendapatan denda keterlambatan, Pendapatan sewa guest house, Sewa lahan, Penerimaan kembali belanja pusat tahun anggaran yang lalu. Realisasi penerimaannya pada akhir tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 192.151.808,- sehingga dapat dikatakan estimasi PNBP dari BPTP Jawa Barat pada tahun anggaran 2013 mengalami surplus sebesar Rp. 151.251.808,- atau mencapai 469,81 %. Setoran Pendapatan
3311
Negara Bukan Pajak (PNBP) bersumber dari umum sebesar Rp 27.891.358,- (dua puluh tujuh juta delapan ratus sembilan puluh satu ribu tiga ratis lima puluh delapan rupiah), dan yang bersumber dari fungsional sebesar Rp. 164.260.450- (seratus enam puluh empat juta dua ratus enam puluh ribu empat ratus lima puluh rupiah). Berdasarkan kategorinya, penerimaan umum diperoleh dari penerimaan kembali: tagihan yang lalu, sewa rumah dinas, Jasa giro dan sewa pemanfaatan ruang, sedangkan penerimaan fungsional diperoleh dari penjualan hasil pertanian atau perkebunan yaitu penjualan benih padi dan penjualan bibit tanaman .
I. Perpustakaan
Berdirinya BPTP Jawa Barat didasarkan pada Keputusan Menteri
Pertanian RI Nomor: 798/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 1 April 1994, BPTP
Jawa Barat pada saat itu bernama BPTP Lembang yaitu merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang secara struktural berada di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian-Bogor dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Jawa. Pembentukan BPTP bertujuan untuk mempercepat alih teknologi pertanian, mendukung pembangunan pertanian dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian wilayah, melalui: (1) akslerasi adopsi eknologi, (2) mendekatkan pelayanan pengkajian kepada masyarakat, dan (3) menjaga kesinambungan penelitian, pengkajian, dan penyuluhan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 350/Kpts/OT.210/6/2001 nama BPTP Lembang kemudian diubah dan berganti nama menjadi BPTP Jawa Barat dengan wilayah kerja hanya di Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 16/Permentan/OT.140 /3/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
3322
BPTP Jawa Barat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 48/Permentan/OT.140/6/2007, BPTP Jawa Barat mempunyai satu Kebun Percobaan (KP) terletak di Cipaku, Bogor yang dikoordinir oleh seorang Kepala Kebun., informasi teknologi sangat berperan penting dalam upaya menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi di pasar nasional maupun internasional.
Pada era globalisasi, informasi teknologi sangat berperan penting dalam upaya menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi di pasar nasional maupun internasional. Pemanfaatn ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mutlak diperlukan agar dapat memenuhi berbagai standart kualitas produk-produk pertanian yang diinginkan konsumen, hal ini hanya dapat dilakukan apabila informasi dapat dihimpun secara lengkap, dikelola dan dikemas dengan baik, sehingga tersedia pada saat yang diperlukan. Perkembangan sistem teknologi informasi dan telekomunikasi ikut mempercepat arus informasi yang dapat disampaikan secara tepat dan akurat.Perpustakaan merupakan salah satu dasar ilmu pengetahuan yang tak dapat dikesampingkan. Berbagai instansi yang berorientasi pada kemajuan IPTEK sejak lama telah melakukan banyak pembenahan pada pengelolaan informasi teknologi melalui sistem komputerisasi di perpustakaan, pengelolaan jaringan informasi pertanian dan penerbitan elektronik yang terhimpun dalam pangkalan data atau data base yang sudah saatnya dikembangkan di perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat.Selain pemanfaatan IPTEK, maka pengembangan usaha peningkatan layanan jasa perpustakaan melalui pengembangan koleksi perpustakaan atau pengadaan bahan pustaka/informasi, terutama majalah atau jurnal ilmiah dan buku teks yang dapat mendukung program penelitian, pengkajian dan penyuluhan pertanian dari dalam dan luar negeri yang berkualitas dalam upaya mempercepat proses penelusuran dan pelayanan informasi. Bahan pustaka informasi diolah dengan menggunakan standart baku internasional, sehingga siap disajikan kepada pengguna melalui berbagai jenis jasa layanan perpustakaan yang dibutuhkan oleh para peneliti, penyuluh, mahasiswa dan pengguna jasa lainnya.
Pada saat ini terdapat 20 jenis publikasi tercetak koleksi perpustakaan BPTP Jawa Barat seperti disajikan pada Tabel 24. Selain itu, tersedia juga koleksi elektronik/digital (CD-Video dan CD-Rom) terbitan BPTP Jawa Barat dan Instansi lainnya. Koleksi semacam ini keragaannya diusahakan terus ditambah sehingga membantu wawasan IPTEK staf BPTP
3333
Jawa Barat dan menambah daya tarik dan minat pengunjung perpustakaan.
SISTEM LAYANAN
Di samping melayani kalangan dalam peneliti dan penyuluh (intern), perpustakaan juga melayani masyarakat umum (publik) terutama mahasiswa. Sistem layanan yang diterapkan adalah sistem terbuka (Open Acces) dengan pertimbangan pemakai akan lebih leluasa dalam mendayagunakan informasi yang tersedia di perpustakaan. Semua pengguna perpustakaan baik peneliti/penyuluh dan karyawan BPTP Jawa Barat di haruskan mengisi buku tamu yang telah disediakan secara elektronis.
JENIS LAYANAN
Di samping melayani kalangan dalam peneliti dan penyuluh (intern), perpustakaan juga melayani masyarakat umum (publik) terutama mahasiswa. Sistem layanan yang diterapkan adalah sistem terbuka (Open Acces) dengan pertimbangan pemakai akan lebih leluasa dalam mendayagunakan informasi yang tersedia di perpustakaan. Semua pengguna perpustakaan baik peneliti/penyuluh dan karyawan BPTP Jawa Barat di haruskan
mengisi Buku Tamu yang telah disediakan secara elektronis.
Layanan Sirkulasi 2. Penelusuran Informasi (Proquest, Science Direct, TEEAL dan Soovle (Alat penelusuran dengan menggunakan 7 mesin penelusuran) 3. Layanan Peminjaman (Pegawai BPTP Jawa Barat, Mahasiswa/Pelajar, Petani dll) 4. Layananan Photo Copy 5. Layanan Scan.
JAM KUNJUNGAN
Layanan perpustakaan dilakukan jam dinas, yaitu hari Senin s/d Jumat, pukul 8.00 s/d 15.00
3344
KOLEKSI
Koleksi Perpustakaan dan dokumentasi BPTP Jabar, diantaranya: Buku Teks, terdiri dari buku dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Jurnal Artikel
Laporan terdiri dari Laporan Tahunan, Laporan seminar, dan lokakarya Proposal Penelitian Majalah, Buletin, Newsletter, dan News Release Makalah, Prosiding hasil seminar, symposium dan lokakarya Karya Ilmiah berupa : Skripsi dan Disertasi Buku Rujukan (Ensiklopedi, Kamus, Direktori, Bibliografi, Indeks, Peta
dsb). Koleksi Audio Visual Aids (AVA) berupa kaset, video, CD, foto, slide dan disket, dan sebagainya
STAF PERPUSTAKAAN
Staf Perpustakaan BPTP Jabar, diantaranya: Dr. Ir. Nana Sutrisna, MP (KSPP) Saefudin, AMd (Pustakawan) Setiawan, S.Sos Tati Kurniati Sundawati
Tabel 30. Keragaan publikasi tercetak dari hibah/hadiah serta kerjasama jaringan perpustakaan BPTP Jawa Barat, 2013.
Jenis Publikasi Jumlah 1. Prosiding 265 2. Jurnal 56 3. Buletin 125 4. Monograf 236 5. Warta 201 6. Buku 2180 7. Paket Informasi 26 8. Majalah 148 9. Laporan 125 10. Panduan/Juknis 141 11. Brosur 55 12. Poster 28 13. Indeks 35 14. Abstrak 25 15. Forum 14
3355
Jenis Publikasi Jumlah 16. Info 23 17. Majalah 12 18. News Letter 2 19. Leaflet 21 20. Renstra 11 21. CD/ DVD 65
Perkembangan sumberdaya informasi baru ini, tidak terlepas dari
daya dukung aplikasi TI, yang menjadikan akses data base elektronik sebagai salah satu alternatif yang semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi.
Pertumbuhan produksi bahan-bahan berbasis elektronik (electronic based) di perpustakaan melahirkan istilah perpustakaan digital (digital library). Perpustakaan digital merupakan perpustakaan dimana berbagai objek informasi khususnya laporan penelitian, thesis, disertasi dan artikel majalah ilmiah disimpan dalam bentuk elektronik, sehingga koleksi data elektronik dapat diakses tanpa harus melalui proses peminjaman.
DATA BASE CDS\ISIS
CDS/ISIS merupakan paket program (software) yang diperuntukkan bagi sistem temu-kembali informasi yang dibangun, dikelola, dan disebarkan oleh UNESCO. Program aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1985 dan sejak saat itu juga sudah lebih dari 20.000 lisensi atas CDS/ISIS ini dikeluarkan oleh UNESCO dan oleh sebuah jaringan distributor CDS/ISIS dunia. Secara khusus, CDS/ISIS sangat cocok untuk aplikasi bibliografis atau digunakan sebagai basisdata katalog perpustakaan berukuran kecil maupun sedang. Beberapa versi program ini telah dibuat dalam bahasa Arab, Tionghoa, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Spanyol. UNESCO menyatakan program ini gratis untuk tujuan nonkomersial, kendati pun demikian penyalur/distributor diperbolehkan memungut biaya sabagai ganti biaya pengiriman.
CDS/ISIS adalah bentuk singkat dari Computerised Documentation Service / Integrated Set of Information Systems. "Paket program ini disepakati oleh perpustakaan di negara berkembang sebagai sebuah program baku/standar untuk pengembangan sistem informasi".
CDS/ISIS adalah software database katalog untuk perpustakaan yang sangat sederhana tetapi mempunyai kinerja baik. Dikembangkan oleh Unesco untuk Negara berkembang. Di Indonesia, sebagian besar perpustakaan baik besar maupun kecil telah lama menggunakan CDS/ISIS untuk mengelola database bibliografinya secara elektronik. Sosialisasi dan pelatihanan di fasilitasi oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
3366
Pertanian. Perangkat lunak ini pada awalnya banyak dikembangkan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian telah mengembangkan secara bertahap menggunakan program CDS/ISIS dengan fitur yang dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan kegiatan perpustakaan. Software CDS\ISIS dapat didownload pada situs http://unesco.org/webwold/isis. CDS\ISIS menyediakan fasilitas perancangan data base, untuk buku sudah ada standar pengeloaan data base dengan sistem penetuan ruas (TAG) mengacu pada formulir Indomarc (Indonesisan Machinery Readable Catalogue). Format ini sebagai implementasi dari International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya.
PERPUSTAKAAN ONLINE
Isis Online adalah sebuah software berbasis web yang berfungsi untuk memudahkan publikasi data base katalog dan bibliografi yang berbasis CDS/ISIS ke internet, tanpa perlu melakukan konversi database dari format aslinya. Dengan demikian, akses ke database perpustakaan menjadi tidak terbatas baik ruang dan waktu. Isis Online dan dapat membantu perpustakaan yang sebagian besar data base bibliografinya menggunakan CDS/ISIS. Selain itu, diharapkan IsisOnline menjadi salah satu sarana untuk membangun Indonesian Bibliographic Network berbasis data base elektronik.
Program Isis Online mulai dirilis bulan Nopember tahun 2000, versi ini belum tersedia fitur untuk setting networking pada server IsisOnline yang terhubung ke server-server IsisOnline lainnya. Versi selanjutnya direncanakan untuk ditambahkan fitur tersebut sehingga dapat terbentuk IsisNetwork di Indonesia, yang merupakan salah satu implementasi dari Indonesian Bibliographic Network. Tampilan Database online Perpustakaan BPTP Jabar dapat diakses dengan alamat: http://digilib.litbang.deptan.go.id/~jabar
3377
Jumlah Record database buku sebanyak 2180 record Jumlah Record database majalah sebanyak 235 record Jumlah Record database IPTAN sebanyak 1164 record
Video Online BPTP Jabar yang dapat di aksek oleh penguna
Jurnal Online BPTP Jabar yang dapat di aksek oleh penguna
Akses Jurnal Online ini sudah bias diakses dengan menggunakan user name dan password dan untuk username dan password bias menghubungi pustakawan.
3388
Repository
Repository adalah tempat dimana data disimpan dan dipelihara. Sebuah repository dapat berupa : 1. tempat dimana data disimpan 2. tempat dimana secara khusus data dalam format digital disimpan 3. tempat dimana eprint diletakkan 4. tempat dimana beberapa database aatau file diletakaan untuk
didistibusikan secara jaringan komputer 5. tempat dimana sesuatu disimpan yang kemunginan untuk digunakan
lagi
Sebuah repository institusi adalah sebuah tempat online untuk mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan dalam bentuk digital, yang mana merupkan output dari institusi khusunya hasil riset dari institusi.
Repositori Publikasi Badan Litbang Pertanian
Repositori Publikasi Badan Litbang Pertanian (IAARD) merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Publikasi terdiri dari Jurnal, Buletin, Prosiding, Info Teknologi (brosur, leaflet, juknis, dan yang sejenis), Majalah, Laporan. Repositori ini dikelola oleh PUSTAKA untuk meningkatkan akses publik kepada informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen Badan Litbang Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.
3399
Kategori Publikasi di BPTP Jabar
Buletin 1 judul Berkala ilmiah tentang kegiatan pengkajian/pengujian hasil penelitian, serta analisis kegiatan lapangan, bengkel,rumah kaca, atau laboratorium yang disajikan secara praktis yang diterbitkan oleh UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.
Prosiding 5 judul Teritan tidak berkala (buku/monograph) dari hasil seminar/ lokakarya/workshop yang diterbitkan oleh UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian
Info Teknologi sebanyak 114 judul Publikasi ini meliputi Petunjuk Teknis, Brosur, Leaflet, Booklet yang memuat informasi mengenai teknologi inovasi pertanian
Laporan 1 tahun Koleksi dari laporan tahunan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian
J. Laboratorium
Sejak bulan Agustus 2008, laboratorium BPTP Jawa Barat
dipersiapkan untuk akreditasi laboratorium. Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat mempunyai tugas melakukan pengujian tanah dan mutu hasil pertanian.
Berdasarkan Surat keputusan Kepala BPTP Jawa Barat Nomor: 893/Kpb/OT.220/I.10.10/8/2008 tanggal 11 Agustus 2008, susunan organisasi laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat (Gambar 4) terdiri dari :
1) Manajer Puncak 2) Manajer Mutu 3) Deputi Manajer Mutu 4) Manajer Adiministrasi 5) Deputi Manajer Administrasi 6) Manajer Teknis 7) Penyelia 8) Analis
4400
Gambar 4. Susunan organisasi laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Barat Tabel 31. Personil Penyelenggara Laboratorium Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat TA. 2013. No. Nama Jabatan 1. Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP Manajer Puncak 2. Drs. M. Iskandar Ishaq, MP Manajer Mutu 3. Bambang Susanto, SP Deputi Manajer Mutu/Manajer Teknis Uji
Tanah 4. Nadimin, S.Si Manajer Administrasi 5. Setiawan, S.Sos Deputi Manajer Administrasi 6. Yaya Mulyasari Administrasi Keuangan 7. Ir. Dian Histifarina, MSi Manajer Teknis Uji Pengolahan Hasil 8. Susi Ramdhaniati, SP Manajer Teknis/Analis Uji Mutu Benih 9. Adetya Rachman, STP, MSi Penyelia Uji Pengolahan Hasil 10. Irma Noviana, SP Penyelia/Analis Uji Mutu Benih 11. Wawan Wahyudin Penanggung Jawab alat/Analisis 12. Didit Rahadian, STP Analis Uji Pengolahan Hasil 13. Aep Suparman Penyelia/Analis Uji Tanah
4411
14. Yaya Sukarya, AMd Analis Uji Mutu Benih 15. Dika Kadarwati, AMd Analis Uji Pengolahan Hasil 16. Agus Rohimat Penanggung Jawab Kebersihan Ruangan
dan Alat Laboratorium Tabel 32. Susunan tim inti laboratorium Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Barat TA. 2013. No. Nama Jabatan 1. Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP Manajer Puncak 2. Drs. M. Iskandar Ishaq, MP Manajer Mutu 3.
Bambang Susanto, SP Deputi Manajer Mutu/Manajer Teknis Uji Tanah
4. Nadimin, S.Si Manajer Administrasi 5. Setiawan, S.Sos Deputi Manajer Administrasi 6. Yaya Mulyasari Administrasi Keuangan
BPTP Jawa Barat sejak tahun 2002 telah memiliki laboratorium yang
selanjutnya digunakan sebagai laboratorium pascapanen, hama penyakit, tanah dan pemuliaan. Pada tahun 2003 laboratorium tersebut sudah dilengkapi dengan peralatan untuk kegiatan analisis laboratorium seperti analisis unsur hara tanah, analisis kadar protein, pembuatan insektisida nabati, dan pengamatan hama dan penyakit. Pada tahun 2007 kegiatan yang banyak dilakukan di laboratorium adalah analisis tanah kegiatan Agroecological Zone (AEZ) Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka dan kegiatan perbenihan serta pascapanen mangga, Virgin Coconut Oil (VCO) dan sirop jeruk nipis. Pada tahun 2009 kegiatan yang banyak dilakukan di laboratorium adalah Uji Profisiensi benih, uji kadar abu dan kadar air, latihan validasi metode.
PROGRAM LITKAJI BPTP JAWA BARAT TAHUN 2013
Tabel 33. Kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat TA. 2013
No Judul Kegiatan Penjab Anggaran RKTM 1. Pengelolaan Keuangan Dan
Perlengkapan Ka Sub Bag TU 71.840.000
2. Pengelolaan Kepegawaian Dan Rumah Tangga
Ka Sub Bag TU 102,758,000
3. Dukungan Operasional Penyusunan Laporan Keuangan SAI Pada
Ka Sub Bag TU 500,920,000
4422
No Judul Kegiatan Penjab Anggaran Sekretariat UAPPA/B-W Ta.2012
4. Penyusunan Rencana Kegiatan Dan Program
Koor. Program 118,700,000
5. Evaluasi Dan Pelaporan Idzhar Yedih, SP 76,814,000 6. Peningkatan Kapasitas Sdm Ka Sub Bag TU 166,500,000 7. Panduan Kegiatan KSPP 34,000,000 8. Koordinasi Dan Sinkronisasi
Pelaksanaan Kegiatan Ka Balai 210,225,000
9. Pengelolaan Website/Database/Perpustakaan
KSPP 133,000,000
10. Peningkatan Mutu Managemen Satker (WBK, ISO)
Ka Sub Bag TU 30,000,000
11. Sistem Pengendalian Internal (SPI) Ka Sub Bag TU 20,500,000 12. Kerjasama (3 Paket Teknologi, 3
Kerjasama, Berdayagunanya 60 Pengkaji)
KSPP 41,200,000
13. Pengelolaan Instalasi Pengkajian/Lab Kebun (1.Koleksi Tanaman Plasma Nutfah; 2.Varietas Unggul, ; 3.Pohon Induk)
Basuno, SP 125,250,000
14. Koordinasi Pendampingan PUAP Drs. Alan Rachmat, MM
50,000,000
RPTP 1. Pengkajian Sistem Usahatani Lahan
Kering Di Jawa Barat Ir. Ahmad Hanafiah
125,500,000
2. Teknologi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan Di Lahan Sawah Irigasi
Drs. Agus Nurawan, MP
118,875,000
3. Pengkajian Pengembangan Pangan Lokal Alternatif Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Umbi-Umbian Lokal
Ir. Sukmaya, MSi 110,000,000
4. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Air Untuk Peningkatan Produksi Padi
DR. Ir. Nandang S 135,425,000
5. Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan AEZ Skala 1 : 25.000 Untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis
DR. Darmawan 150,000,000
6. Pengkajian Pemanfaatan Dan Peningkatan Produksi Anak Sapi Yang Dilahirkan Kembar Untuk Memperbaiki Berat Badan (PBBH > 0,4 Kg) Dan Peluang Beranak Kembar > 50%
Ir. Eriawan Bekti, MP
95,250,000
4433
No Judul Kegiatan Penjab Anggaran 7. Pemberian Pakan Suplemen Pada
Induk Sapi Potong Untuk peningkatan Angka Kebuntingan Di Jawa Barat
Ir. Budiman 115,000,000
8. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Ir. Hendi S, MSi 275,000,000
9. Analisis Dampak Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Jawa Barat (1 Rekomendasi Kebijakan Pertanian Peningkatan Kesejahteraan Petani, 1 Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi Mendukung MRKPL)
Ir. Ikin Sadikin, MP
74,615,000
RDHP 1. PENDAYAGUNAAN DAN
PENYEBARAN HASIL LITKAJI; (10 Diseminasi Teknologi)
DR. Nana Sutrisna 397,688,000
a. Publikasi Pengkajian Dan Diseminasi Inovasi Pertanian
29,725,000
b. Siaran Layanan Masyarakat 80,000,000 c. Pameran 45,800,000 d. Seminar Bptp Jawa Barat 46,100,000 e. Visitor Ternak Domba Prolifik 46,725,000 f. Visitor Ternak Kelinci 34,050,000 g. Visitor Ternak Ayam 29,049,000 h. Kegiatan Yang Dibiayai PNBP 41,839,000 i. Komisi Teknologi 44,400,000
2. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) ; (2 Unit)
Ir. Hendi S, MSi 300,000,000
3. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Ir. Susi Mindarti, MP
2,895,000,000
a. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Di Jawa Barat ; (52 Unit)
Ir. Susi Mindarti, MP
2,080,000,000
b. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari Di Jawa Barat; (5 Unit)
75,000,000
c. Pengembangan Kebun Bibit Induk (KBI)
30,000,000
d. Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD) Di Jawa Barat; (52 Unit)
390,000,000
e. KRPL Karawang 80,000,000 f. Pemeliharaan Kebun Bibit Desa 240,000,000
4444
No Judul Kegiatan Penjab Anggaran (KBD)
4. Pendampingan Teknologi Mendukung SL-PTT ; (11 Unit)
Drs. Iskandar, Ishaq, MP
917,976,000
5. Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Daging Sapi ; (2 Unit)
Ir. Sukmaya, MSi 135,125,000
6. Pendampingan Pengembangan Kawasan Hortikultura ; (1 Unit)
Ir. Dian Histifarina, M.Si
232,150,000
7. Pengkajian Adaptasi Varietas Unggul Dan Budidaya Tebu; (1 Unit)
Drs. Alan Rachmat, MM
80,000,000
8. Pendampingan Katam SLPTT Ir. Hendi S, MSi 75,000,000 9. Demfarm Kedelai Ir. Tri Hastini, MSi 75,000,000 10. Pengembangan Sistem Informasi PTT
Padi DR. Oswal Marbun
200,000,000
11. Perbanyakan Benih Sumber; (6 Ton Fs, 15 Ton Ss, 28,85 Es)
Drs. Iskandar, Ishaq, MP
557,392,000
HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TAHUN 2013
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN PROGRAM
(Penanggung Jawab: Ir. Dian Histifarina, M.Si.)
Perencanaan program BPTP Jawa Barat disusun secara sinergis dan terpadu antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya untuk menjawab tuntutan paradigma Research for Development dan mandat utama Badan Litbang Pertanian sebagai institusi penelitian, pengkajian, dan pengembangan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mendukung kinerja pembangunan pertanian. Kegiatan BPTP Jawa Barat tahun 2013 disusun berdasarkan program utama yaitu program penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Sebanyak 22 kegiatan melalui program ini pada acara penajaman program Badan Litbang Pertanian telah disetujui untuk dibiayai. Akan tetapi, seiring adanya perubahan kebijakan program Badan Litbang Pertanian tahun 2013 maka rencana kegiatan BPTP Jawa Barat pada tahun 2013 mengalami perubahan. Kegiatan BPTP Jawa Barat yang tercakup dalam program utama Badan Litbang Pertanian untuk menunjang 4 sukses kementan (swasembada pangan beerkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, serta peningkatan kesejahteraan petani), meliputi pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional meliputi 3 kegiatan yaitu Pendampingan SLPTT, Pendampingan PSDS, serta Pendampingan Hortikultura. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan
4455
yang menjadi fokus utama Badan Litbang Pertanian. Selain ketiga kegiatan terebut di atas, Kegiatan lain di BPTP Jawa Barat tahun 2013 meliputi: 1) Pengkajian Teknologi spesifik lokasi, 2) Kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan hasil Litbang, 3) Analisisi dampak kebijakan Pembangunan pertanian di Jawa Barat, 4) Pengelolaan Instalasi Pengkajian, 5) Pendayagunaan dan penyebaran hasil Litkaji, 6) Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi, 7) Kawasan Rumah Pangan Lestari, 8) PUAP, 9), Perbanyakan Benih. Selain itu, beberapa kegiatan penunjang adalah Pengelolaan Administrasi Kegiatan, Penyusunan Rencana Kegiatan Dan Program, Evaluasi Dan Pelaporan, Peningkatan Kapasitas SDM, Panduan Kegiatan, Koordinasi Dan Sinkronisasi, Pengelolaan Website/Database/Perpustakaan, Peningkatan Mutu Managemen Satker (WBK, ISO) , Sistem Pengendalian Internal (SPI).
Matrik BPTP Jawa Barat yang tersusun beberapa judul usulan kegiatan telah melalui proses evaluasi di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti sesuai dengan saran-saran yang disampaikan dan perbaikan hasil evaluasi telah dipresentasikan/dibahas pada acara penajaman di depan Tim Evaluator Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).
Pada tahun 2013, tiga kegiatan BPTP Jawa Barat yang tercakup dalam program utama Badan Litbang Pertanian adalah Pendampingan SLPTT, Pendampingan PSDS, Pendampingan Hortikultura, Pendampingan Swasembada Gula, Pendampingan KATAM SLPTT, Demfarm Kedelai dan Pengembangan Sistem Informasi WEB.
Kegiatan Pendampingan merupakan kegiatan yang harus diutamakan di BPTP Jawa Barat pada tahun anggaran 2013, sedangkan beberapa kegiatan lainnya merupakan kegiatan yang mendukung Pendampingan. Beberapa kegiatan lain yang dilaksanakan pada tahun 2013 diluar kegiatan Pendampingan adalah Perbanyakan Benih Sumber Padi; M-KRPL; M-P3MI ; Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Barat; Pendayagunaan dan Penyebaran Hasil Litkaji, PUAP ; Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi; Diseminasi, Informasi, dan Pengelolaan Instalasi Pengkajian.
Perencanaan anggaran BPTP Jawa Barat tahun 2013 telah dilaksanakan melalui pembahasan RKA-KL. BPTP Jawa Barat pada TA. 2013 mendapat Pagu Definitif sebesar Rp. 19.740.582.000,- yang terdiri dari Belanja Pegawai Sebesar Rp. 8.865.690.000,- Belanja Barang Rp. 9.272.792.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp. 1.602.100.000,-.
4466
EVALUASI DAN PELAPORAN (Penanggung Jawab: Idzhar Yedih, SP)
Untuk meningkatkan kinerja BPTP Jawa Barat dilakukan monev dan pelaporan. Kegiatan Monev pada dasarnya adalah untuk mendeterminasi apa yang akan dilaksanakan, kemudian mengevaluasi pelaksanaannya untuk mendapatkan langkah langkah perbaikan atau penyempurnaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat memiliki kewajiban untuk menyampaikan atau melaporkan kinerja kegiatannya sebagai akuntabilitas terhadap penggunaan anggaran negara maupun sebagai pertanggungjawaban terhadap tugas dan fungsinya. Tujuan dilaksanakan monev dan pelaporan adalah (1) Mengevaluasi konsistensi antara perencanaan penelitian pengkajian dan diseminasi dengan pelaksanaan di lapangan, tujuan, luaran dan manfaat serta permasalahan yang dihadapi di lapangan; (2) Memberikan masukan untuk perbaikan penelitian pengkajian/RDHP/RODHP dan diseminasi teknologi pertanian baik yang sedang berjalan, maupun yang akan datang; (3) Memfasilitasi pembuatan laporan untuk menginformasikan kinerja balai yang bersumber dari seluruh aktivitas balai yang dilakukan pada tahun anggaran 2013 yang selanjutnya dituangkan dalam: 1) Laporan Tahunan Balai, 2) Laporan Tengah Tahunan Penelitian, Pengkajian, dan Diseminasi, 3) Laporan Akhir Penelitian, Pengkajian, dan Diseminasi, serta 4) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); (4) Diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian pelaksanaan pengkajian, diseminasi dan pelaksanaan tugas dan fungsi balai tahun 2013. Pendekatan yang dilakukan melalui desk work dan kunjungan lapang. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan bantuan tabel. Hasil sebagai berikut: (a) Pelaksanaan monev ex-ante, on-going dan ex post telah dilaksanakan, secara umum menunjukkan bahwa BPTP telah melakukan tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan pada proposal. Hal ini diharapkan secara efektif dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan lebih bisa menjamin pencapaian sasaran kegiatan sesuai dengan yang direncanakan; (b) Laporan Balai baik Triwulan Balai Tahun 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Tengah Tahun 2013 kegiatan Pengkajian dan Diseminasi maupun Laporan Akhir Tahun 2013 kegiatan Pengkajian dan Diseminasi terfasilitasi dengan baik. Saran: perlu adanya kerjasama antara Kasi KSSP dengan Koordinator Program dan Penanggung Jawab kegiatan terutama pada penyusunan LAKIP.
4477
PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA (Penanggung Jawab: Ir. Hasmi Bandjar, M.Si)
Sesuai dengan salah satu visi Pembangunan Pertanian
“meningkatkan kualitas SDM baik aparat pemerintah maupun pelaku agribisnis khususnya petani”, BPTP Jawa Barat menjabarkan Visinya : menjadi lembaga pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi yang terkemuka dan profesional pada Tahun 2014. Hal ini memerlukan dukungan SDM yang handal (skill driven) yang mampu berperan secara maksimal dalam penyediaan teknologi pertanian spesifik lokasi Jawa Barat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas, eksistensi profesionalisme dan akuntabilitasnya serta dapat berperan secara profesional memacu berbagai kemampuan, pemanfaatan, dan pengelolaan sumberdaya pertanian yang dimiliki Jawa Barat.
Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan sumberdaya manusia, BPTP Jawa Barat telah mengikutsertakan karyawan/ti dalam pelatihan pejabat struktural, fungsional, maupun fungsional umum yang diadakan oleh Kementrian Pertanian maupun kementrian lainnya dengan perincian seperti berikut: 1. Peningkatan wawasan dan pengetahuan pejabat struktural dan SDM non
fungsional telah dilakukan masing-masing 3 orang dan 21 orang karyawan/ti BPTP Jawa Barat
2. Peningkatan wawasan dan pengetahuan pejabat fungsional telah dilakukan terhadap 24 orang karyawan/ti BPTP Jawa Barat
3. Peningkatan wawasan dan pengetahuan karyawan/ti selain dilakukan melalui pendidikan dan latihan juga dilakukan pembinaan dengan mengundang para pakar (4 orang), praktisi (1 orang) dan pembicara khusus (2 Orang).
PANDUAN KEGIATAN (Penanggung Jawab: Dr. Ir. Nana Sutrina, MP)
Penyebaran hasil pengkajian (rekomendasi teknologi) BPTP masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain yaitu SDM peneliti/penyuluh dan pendanaan yang sangat terbatas, teknologi yang sebagian besar masih perlu diadaptasikan, akses penyaluran informasi dan komunikasi teknologi masinh sangat kurang dengan stakeholders, serta kreativitas dan kemampuan SDM untuk bersaing pada tataran lebih tinggi
4488
masih sangat lemah. Untuk mengatasi masalah‐masalah tersebut diperlukan panduan kegiatan dan panduan teknis. Diharapkan dengan dibuatnya panduan tersebut akan mempercepat arus informasi teknologi sehingga proses diseminasi teknologi akan berjalan dengan cepat.
Panduan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan peneliti, penyuluh dan teknisi litkaya dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, melakukan pendampingan teknologi pada program strategis, dan mempercepat penyebaran (diseminasi) informasi teknologi kepada petani.
Ruang Lingkup penyusunan panduan kegiatan BPTP Jawa Barat mencakup: (1) Panduan untuk meningkatkan kemampuan peneliti/pengkaji, penyuluh, dan teknisi litkayasa dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, (2) Panduan bagi pelaksana yang terlibat dalam kegiatan pendampingan program strategis Kementerian Pertanian, contohnya pengembangan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP) sebagai sarana untuk mengakselerasi inovasi pertanian, sekaligus terobosan untuk memperderas arus inovasi pertanian, (3) Publikasi yang dapat membantu mempercepat transfer inovasi teknologi kepada petani. Terbatasnya jumlah SDM penyuluh dituntut untuk melakukan berbagai upaya mempercepat transfer inovasi teknologi atau dikenal dengan SDMC (Spektrum Diseminasi Multi Canel). Penyebaran informasi dapat dilakukan melalui canel (saluran) komunikasi apa dan siapa saja, juga media yang bervariasi termasuk media cetak seperti brosur dan leaflet.
Sesuai dengan perencanaan, jenis panduan yang dibuat pada tahun 2013 meliputi: a) Panduan umun pengembangan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian; b) Panduan Pengelolaan Laboratorium Diseminasi Lingkup Badan Litbang Pertanian, c) Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Teh Organik, d) Petujuk Teknis Usahatani Sorgum dan, e) Petujuk Teknis Aneka Olahan Sorgum.
Buku Panduan / Petunjuk Teknis yang disusun pada tahun 2013, sesuai dengan target telah dicetak sebanyak 5 judul buku Panduan/ Petunjuk Teknis. Selain panduan kegiatan, telah disusun juga 9 judul Leaflet dan 4 judul Poster, serta semuanya telah dicetak.
4499
PENGELOLAAN WEBSITE/DATABASE/PERPUSTAKAAN (Penanggung Jawab: Dr. Ir. Nana Sutrina, MP)
Sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian di daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat mengemban mandat tugas dan fungsi dalam penyebarluasan informasi hasil pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Melalui mandat tersebut BPTP Jawa Barat merasa perlu untuk memfasilitasi dan mempersiapkan semua informasi hasil pengkajian spesifik lokasi sebagai materi elektronik yang akan dituangkan ke dalam media website, database, dan digital library sebagai wujud dari pro aktif BPTP Jawa Barat dalam: (1) Implementasi kebijakan dan strategi nasional pengembangan government, (2) Percepatan diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi, dan (3) Meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Pengelolaan data base dan informasi data statistik beberapa kabupaten/kota sudah tersedia untuk kurun waktu 5 tahun terakhir. Peneliti/penyuluh yang membutuhkan data statistik kabupaten/kota dapat dengan mudah memperolehnya. Namun demikian, belum seluruh kabupaten/kota datanya tersedia karena keterbatasan dana. Baru 20 kabupaten/kota dari 25 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat.
Data base yang disediakan tidak hanya data statistik tetapi juga data hasil pengkajian, petunjuk teknis (booklet, brosur, leaflet, folder, dan poster), data sebaran varietas, stok benih UPBS, dll. Perpustakaan menyediakan bahan pustaka tidak saja dalam bentuk cetakan (buku) tetapi juga dalam bentuk pustaka digital. Pengguna dapat dengan mudah mengakses pustaka (jurnal) baik nasional maupun internasional melalui internet. Minat peneliti/penyuluh terhadap pustaka digital masih sangat rendah, jumlah pengunjung yang mengakses pustaka digital rata-rata 1-3 orang per hari. Permasalahan dalam pengelolaan perpustakaan terutama pada perpustakaan digital antara lain: (1) kapasitas internet yang terbatas sehingga sulit/lambat diakses oleh pengguna dan (2) SDM yang tersedia bukan berasal dari bidang kepakaran (pustakawan).
Upaya yang harus dialakuan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain: (1) mengolah data pertanian dan informasi hasil pengkajian menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti, (2) pelatihan SDM yang tersedia, (3) melakukan pemeliharaan koleksi perpustakaan, (4) pembuatan dan penyebarluasan 50 judul informasi digital, dan (5) melakukan backup data 50 judul informasi digital yang tersimpan ke dalam eksternal bank disk.
5500
KERJASAMA (Penanggung Jawab: Dr. Ir. Nana Sutrina, MP)
Peningkatan kapasitas sumberdaya penelitian dan percepatan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta asas manfaat hasil penelitian dan pengembangan pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian perlu mengupayakan kerja sama dengan pihak lain baik dalam maupun luar negeri. Terdapat 4 (empat) kegiatan kerjasama yang dilaksanakan pada tahun 2013 yaitu; dengan pihak swasta, instansi pemerintah, dan lembaga perguruan tinggi. Pihak swasta yang telah bekerjasama adalah: PT. Pupuk Kujang.
Sementara Lembaga perguruan tinggi yang telah bekerjasama adalah: Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan Universitas Surya Kencana (UNSUR) Cianjur, dengan Instansi pemerintah yang telah bekerjasama adalah: Badan Perebcanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat.
Kerjasama dengan pihak swasta lebih diarahkan untuk memperoleh rekomendasi dari produk yang diuji. Bentuk kerjasama dengan UNPAD, yaitu dengan Fakultas Peternakan dan Fakultas Industri Pertanian aalah Seminar Nasional dan kerjasama mendayagunakan peneliti dan penyuluh membimbing mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Jumlah peneliti dan penyuluh yang terlibat sebanyak 15 orang. Sementara itu, kerjasama dengan UNSUR, yaitu pembekalan materi pada mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL).
Kerjasama dengan instansi pemerintah, yaitu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat adalah penyususnan kebutuhan teknologi pertanian dan penetapan rekomendasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Selain itu melakukan pengkajian tentang pembibitan kentang.
PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING
DI JAWA BARAT
(Penanggung jawab: Ir. Ahmad Hanafiah)
Dari 3 VUB padi gogo yang di adaptasikan di lokasi pengkajian SUT Lahan kering yaitu varietas Situ patenggang, Limboto dan Batutegi, varietas Situ Patenggang dan batutegi mampu beradaptasi dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan daya survival dan produktivitas yang mencapai rata-rata 4,8 ton/ha. Sedangkan dari 5 VUB jagung yang terdiri dari 1 varietas komposit (Sukmaraga) dan 4 varietas jagung hybrid (Bima 2,
5511
Bima3, Bima4 dan Bima 5), Varietas Sukmaraga, Bima2 dan Bima5 mampu beradaptasi, hal ini ditunjukkan dengan daya survival dan produktivitas rata-rata Sukmaraga 9,5 ton/ha, Bima2 9 ton/ha dan Bima5 8,6 ton/ha pipilan kering.
Model pendekatan PTT yang diintroduksi mampu mengatasi masalah umum usahatani lahan kering dan meningkatkan produktivitas usahatani lahan kering. Penataan sistem tanam tumpangsari tanaman padi gogo dengan tanaman jagung , dimana setiap 17-20 baris padi gogo dilindungi tiga baris tanaman jagung memotong arah angin barat mampu meningkatkan tingkat survival dan produktivitas padi gogo.
Penerapan konservsi di tingkat petani masih rendah, Berdasarkan perkiraan dan pemantauan di lapangan pemahaman dan penerapan konservasi di tingkat petani baru mencapai 20 %. Meskipun sebagian petani telah membuat teras, namun banyak petani belum melengkapinya dengan saluran pembuang air, bangunan terjunan air (Drop structure) dan rorak (Sedimen trap). Peningkatan produktivitas usahatani lahan kering mampu meningkatkan pendapatan usahatani lahan kering.
Gambar 5. Penerapan teknologi konservasi teras bangku
TEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN SAWAH IRIGASI
(Penanggung jawab: Drs. Agus Nurawan, MP)
Teknologi pengendalian penyakit hawar daun bakteri (HDB) dengan menggunakan biorasional pestisida mampu menekan perkembangan penyakit HDB pada pertanaman padi varietas Inpari 20 dengan persentase serangan 0,71% dibandingkan dengan penggunaan varietas Inpari HDB (6,022%) dan kontrol (8,94%).
Hasil ubinan gabah kering panen (GKP) ton/ha pada varietas Inpari 20 yang telah diberi perlakuan biorasional pestisida menunjukkan hasil
5522
paling tinggi (8,45 ton/ha) dibandingkan hasil ubinan pada varietas Inpari HDB (7,3 ton/ha) dan kontrol (7 ton/ha).
Respon petani menunjukkan tingkat pengetahuan yang tinggi pada penggunaan pestisida nabati (93,33%) berikut dengan sumber pestisida nabati (86,67%). Sedangkan tingkat pengetahuan petani terhadap pengertian feromon sex lebih rendah (46,67%) dibandingkan dengan penggunaannya di lapangan (73,33%) hal tersebut.
Hasil pengkajian yang dilakukan sangat mudah diaplikasikan di lapangan, murah dan mendukung pertanian organik. Hasil pengkajian yang dilakukan cukup efektif untuk mengendalikan HDB sampai dengan di atas 50% sehingga peluang untuk digunakan di tingkat petani sangat terbuka. Diharapkan dari kegiatan ini dapat dihasilkan rekomendasi teknologi yang tentunya dapat digunakan sebagai bahan/materi penyuluhan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Dokumentasi Kegiatan
Kegiatan Tanam
Pemasangan Feromon Seks
Pengamatan
5533
Panen
Evaluasi
PENGKAJIAN PENGEMBANGAN PANGAN ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH UMBI-UMBIAN LOKAL
(Penanggung jawab: Ir. Sukmaya, M.Si)
Kinerja hasil pengkajian diukur secara kualitatif untuk melihat dampak dan manfaat hasil pengkajian terhadap stakeholder. Kinerja yang diukur yaitu perubahan tingkat pengetahuan, persepsi petani dan penerapan teknologi yang diimplementasikan. Pengukuran kinerja pengkajian melalui wawancara dengan kuisioner terstruktur. Output yang didapat selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
1. Kecamatan Banjarwangi memiliki potensi pengembangan tepung ganyong dan tapioka dilihat dari jumlah produksi dan potensi kelompoktani dan KWT yang ada.
2. Kecamatan Sukamantri merupakan sentra pengembangan ganyong di Kabupaten Ciamis dan berpotensi sebagai wilayah pengembangan pengolahan ganyong menjadi tepung ganyong dari potensi produksi ganyong dan kelompok tani yang ada.
3. Implementasi tepung ganyong dan tapioka telah menghasilkan produk yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk tepung singkong dan tapioka
4. Implementasi teknologi pengolahan tepung dan pati ganyong telah menghasilkan produk yang memenuhi SNI untuk produk tepung singkong dan tapioka.
5544
Dokumentasi kegiatan
Sosialisasi dan Implementasi teknologi pengolahan ubi kayu
5555
Sosialisasi dan implementasi pengolahan umbi ganyong
5566
Produk tepung dan pati ubi kayu
Produk tepung dan pati ganyong
5577
PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN BERDASARKAN AEZ Skala 1 : 25.000 UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS (Penanggung jawab: Dr. Ir. Darmawan, MP)
Hasil kegiatan Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan AEZ
Skala 1 : 25.000 Untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Peta pewilayahan komoditas Pertanian berdasarkan AEZ II skala
1:50.000 mendukung Agribisnis komoditas unggul komparatif di wilayah Kabupaten Subang ini terdiri : (a) 37 satuan lahan (SL) yang tersusun dari beberapa unsur satuan lahan, yaitu landform, lereng, bahan induk jenis tanah dan penggunaan lahan; (B) Bahan induk volkan hampir 25% membentuk tanah yang berwarna kuning kecoklatan dengan bert jenis relatif lebih ringan di wilayah Kabupaten Subang bagian selatan yang merupakan wilayah dataran tinggi yang banyak dimanfaatkan untuk Hutan, Perkebunan Teh dan kebun campuran, dan bahan induk sedimen (30%) berupa batuklei dan batupasir; (c) Bahan induk aluvium (45%) berupa endapan klei dan pasir di wilayah Kabupaten Subang bagian utara membentuk tanah berwarna kuning kecoklatan dengan tekstur halus dengan berat jenis relatif lebih tinggi banyak dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah (sawah).
2) Arahan rekomendasi kebijakan penggunaan lahan untuk sawah 84.827 Ha (39,2%) dan sawah tadah hujan 4.276 ha, sedangkan sawah dekat tambak 16.260 Ha dan tegalan sawah 26.338 Ha. Peluang perluasan sasaran binaan mendukung program P2BN dengan inovasi teknologi padi sawah tegalan seluas 31% dari luas aktual sawah irigasi teknis dengan inovasi hasil Litkaji Badan Litbang pertanian, Litbang air dan swasta akan mampu memberikan hasil yang optimal.
3) Evaluasi status hara P di lahan sawah di Wilayah Kab. Subang yang sudah tinggi diterapkan petani pada luasan lahan 50.472,2 Ha (59,52%) dari 84.800 ha padi sawah irigasi, sedangkan evaluasi status hara K di lahan sawah baru 27.271,8 Ha (32%) dari 84.800 Ha, sehingga perlu percepatan diseminasi penggunaan pupuk K di setiap wilayah binaan penyuluh lapangan via Bp4K Kab. Subang.
4) Potensi limbah hasil pertanian, mampu penambahan populasi ternak ruminansia berdasarkan estimasi produksi pakan terbesar terutama dialokasikan ke wilayah Kecamatan Patokbeusi 12.513 ST (satuan ternak), Compreng 10.759 ST, Ciasem 14.207 ST dan Blanakan 11.775 ST.
5588
PENGKAJIAN PEMANFAATAN INPUT LOKAL DAN PENINGKATAN PRODUKSI ANAK SAPI YANG DILAHIRKAN KEMBAR UNTUK
MEMPERBAIKI BERAT BADAN (PBBH>0,4 KG) DAN PELUANG BERANAK KEMBAR > 50%
(Penanggung jawab: Ir. Eriawan Bekti, MP)
Untuk meningkatkan pertambahan berat badan pedet prasapih dilahirkan kembar, diberikan konsentrat sebanyak 1 kg/ekor/hari yang terdiri dari bahan campuran dedak padi, tepung daun Glirisidia (gamal; cebreng) dan vitamin mineral, dapat menekan biaya konsentrat karena bahan-bahan tersedia di lokasi peternakan. Selanjutnya, pemberian daun Glirisidia dapat dalam bentuk tepung dan segar. Apabila diberikan dalam bentuk segar, diberikan sebanyak 1,5 kg.
Pemberian hormon superovulasi untuk menghasilkan anak kembar, dapat dilakukan oleh peternak karena hormon superovulasi mudah diperoleh dari toko pakan ternak (Poultry shop). Kelahiran kembar tidak saja dipengaruhi oleh pemberian hormon superovulasi saja, namun dipengaruhi juga oleh keterampilan inseminator dan kualitas semen. Keterampilan yang dituntut dari inseminator adalah keterampilan meletakan (implantasi) semen di kedua tanduk uterus, kiri dan kanan agar terjadi pembuahan sel telur oleh spermatozoa di kiri dan kanan urerus. Kebuntingan terjadi pada dua tanduk uterus, lebih baik untuk menghasilkan pedet kembar dibanding implantasi terjadi di satu tanduk uterus.
Gambar 1. Pedet kembar
prasapih bersama induk
Gambar 2. Pohon Gliricidia (gamal)
5599
Gambar 3. Daun Gliricidia sedang
dijemur Gambar 4. Pedet kembar prasapih
sedang makan konsentrat
Gambar 5. Pedet kembar
prasapih Gambar 6. Inseminator
mempersiapkan alat untuk IB
Gambar 7. Inseminator mempersiapan induk untuk IB
6600
PEMBERIAN PAKAN SUPLEMEN PADA INDUK SAPI POTONG UNTUK PENINGKATAN ANGKA KEBUNTINGAN DI JAWA BARAT
(Penanggung jawab: Ir. Budiman)
Hasil Pengkajian :
Pemberian Suplemen Leguminosa Pada Sapi Induk Bunting Tua
Pemberian pakan suplemen legumonosa pada induk sapi PO selain untuk meningkatkan kondisi tubuh induk menjelang kelahiran, kesehatan anak yang dilahirkan dan bahkan mempercepat siklus reproduksi (estrus) kembali pasca melahirkan. Pakan dasar yang diberikan di kedua lokasi pengkajian umumnya rumput lapangan, jerami padi dan juga jerami jagung, tanpa memberikan pakan tambahan. Jenis pakan seperti ini dinilai sangat jauh untuk pemenuhan maintenance (hiudup pokok) seekor sapi, terlebih lagi untuk induk sapi bunting.
Pemberian pakan tambahan daun leguminosa pada sapi induk bunting tua peserta akseptor IB selama dua bulan sebelum melahirkan ternyata efeknya memberikan hasil yang cukup baik pada interval beranak dan terjadinya birahi pertama. Sementara ternak yang tidak mendapat suplemen angka yang didapat jauh lebih besar atau lebih lama.
Hasil interval beranak dan terjadi birahi pertama setelah induk melahirkan berbeda nyata dengan sapi induk yang dijadikan pembanding (kontrol), dikarenakan pemberian legume mampu menutupi kekurangan pakan dasar yang biasanya selama ini diberikan, rumput dan jerami. Meski tidak dilakukan pengukuran dan penimbangan jumlah pakan yang dikonsumsi setiap harinya untuk menentukan jumlah bahan kering yang benar benar dikonsumsi ada indikasi bahwa target kebutuhan konsumsi bahan kering 2,5-3 kg bahan kering belum dapat dipenuhi. Sehingga pada akhir kebuntingan dan pasca kelahiran akan mengganggu fungsi hormonal untuki proses rerproduksi yang normal. Soetanto (1994), pemberian hijauan diperkirakan hanya cukup memasok sekitar 75% kebutuhan hidup pokok
Ternak sapi induk bunting tua yang diberi pakan secara umum menunjukkan pertambahan berat badan haria sekitar 0,15 kg/ekor/hari. Sedangkan dikelompok ternak kontrol justru mengalami penurunan -0,12 kg/ekor/hari. Hasil penurunan ini disebabkan karena sapi yang dipelihara memasuki periode musim kemarau dengan persedian rumput yang mulkai menipis. Berat badan sapi induk tidak ditimbang, tapi diukur dengan menggunakan pita ukur lingkar dada. Hasil pengukuran lingkar dada ini kemudian dikonversi dengan rumus Schrool (Sitorus, 1979).
6611
Pemberian Suplemen Leguminosa Pada Setelah Melahirkan
Pemberian pakan suplemen leguminosa pada induk sapi PO selain untuk meningkatkan kondisi tubuh induk menjelang kelahiran dan kesehatan anak yang dilahirkan, juga mempercepat siklus reproduksi (estrus) kembali pasca melahirkan. Pakan dasar yang diberikan umumnya rumput lapangan, jerami padi, jerami jagung, jerami mkacang kedele dan jerami kacang tanah, tanpa memberikan pakan tambahan. Jenis pakan seperti ini dinilai sangat jauh untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok seekor sapi, terlebuh lagi untuk kebutuhan induk sapi bunting.
Pemberian pakan tambahan daun leguminosa pada sapi induk bunting tua peserta akseptor IB selama 2 bulan sebelum melahirkan ternyata efeknya memberikan hasil yang cukup baik pada interval beranak dan terjadinya birahi pertama. Sementara ternak yang tidak mendapat suplemen angka yang didapat jauh lebih besar atau lebih lama.
Berat lahir sapi PO yang dipelihara di perkebunan kelapa di Pangandaran, dilaporkan Usri (1983) yaitu 21,43 + 3,44 kg, dengan rincian 23,18 + 3,13 kilogram untuk pedet jantan dan 19,68 + 2,77 kilogram betina.
Ternak sapi induk bunting tua yang diberi pakan suplemen secara umum menunjukkan pertambahan yang cukup baik dengan pertambahan berat badan harian sekitar 0,05 kg/ekor/hari.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK (Penanggung jawab: Ir. Hendi Supriyadi, MSi)
Hasil kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik pada tahun 2013
adalah sebagai berikut: 1) Untuk tanaman padi telah berhasil dieksplorasi sebanyak 98 aksesi
padi lokal yang terdiri atas padi jenis beras putih, merah, dan hitam, serta padi jenis ketan putih dan hitam, sedangkan untuk tanaman buah-buahan telah berhasil dieksplorasi tanaman buah-buahan sebanyak 41 aksesi dari 10 jenis tanaman buah-buahan. Kegiatan inventarisasi SDG telah dilakukan di tiga kabupaten, yaitu: (1). Di wilayah Kabupaten Garut yang mewakili wilayah bagian Selatan Jawa Barat, (2) Di wilayah Kabupaten Cianjur yang mewakili wilayah bagian Tengah Jawa Barat, dan (3) Di wilayah Kabupaten Subang yang mewakili wilayah bagian Utara Jawa Barat.
6622
2) Material hasil eksplorasi/koleksi disimpan dan diamankan di kebun koleksi sumberdaya genetika yang berlokasi di KP Cipaku Bogor.
3) Komda Sumberdaya Genetik Jawa Barat masih diinisiasi, dimana telah dilakukan koordinasi dengan Komda Sumberdaya Genetik Kota Tasikmalaya dalam perencanaan pembentukan Komda Sumberdaya Genetik Jawa Barat.
Saran dari kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik adalah bahwa dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Genetik di BPTP masih perlu pembinaan yang lebih mendalam dan intensif baik dari BB Biogen maupun dari BBP2TP.
Gambar 1. Kebun Koleksi Plasma Nutfah di K.P. Cipaku, Bogor
6633
PENGELOLAAN INSTALASI PENGKAJIAN / LAB KEBUN (Penanggung jawab: B a s u n o, SP)
Tanaman koleksi yang terdapat di Kebun Percobaan Cipaku sampai
dengan bulan Desember 2013 sebanyak 894 tanaman terdiri dari 47 komoditas dan 181 kultivar. Dari koleksi tanaman buah-buahan yang ada di Kebun Percobaan Cipaku 355 pohon ditetapkan menjadi pohon induk (disertifikasi) terdiri 94 pohon durian 12 kulvivar, 16 pohon rambutan 5 kultivar, 24 pohon belimbing 3 kultivar, 6 pohon manggis 1 kultivar, 12 pohon nangka 1 kultivar , 7 pohon jambu air 1 kultivar, 12 pohon sirsak 1 kultivar, 13 pohon jambu bol 1 kultivar, 37 pohon Alpukat 2 kultivar, 4 pohon Lengkeng 1 kultivar, 30 pohon Mangga 5 kultivar, 15 pohon Jambu biji 1 kultivar, 75 rumpun pisang 1 kultivar, 10 pohon srikaya 1 kultivar. Upaya konservasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman khususnya pertumbuhan vegatatif. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif yang akan berperan penting dalam karakterisasi tanaman.
Sesuai tujuan koleksi plasma nutfah maka Kebun Percobaan Cipaku harus dipelihara dengan baik sehingga diperoleh pertumbuhan tanaman yang sehat. Dengan demikian akan memudahkan dalam melakukan karakterisasi juga sebagai sumber genetik bahan induk punah.
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI JAWA BARAT
(Penanggung jawab: Ir. Susi Mindarti, MP)
Salah satu upaya untuk pemanfaatan lahan pekarangan Badan Litbang Pertanian membuat suatu Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Di Jawa Barat kegiatan M-KRPL tahun 2013 dilakukan di 26 Kabupaten/Kota dengan 6 kegiatan, yaitu: 1) Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Jawa Barat, 2) Pengembangan Kebub Bibit Desa, 3) Pemeliharaan Kebun Bibit Desa, 4) Pengembangan Kebun Bibit Induk, 5) Pemeliharaan dan Penguatan KRPL di Kabupaten Karawang, dan 6) Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Jawa Barat. Hasil yang diperoleh adalah: 1) berkembangnya kegiatan M-KRPL di setiap wilayah melalui optimalisasi lahan pekarangan, sudah dapat memberikan kontribusi dan manfaat pada peserta program, diantaranya meningkatnya fungsi pekarangan, memperbaiki skor PPH, dan mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga,
6644
dan menambah pendapatan keluarga, 2) Kebun Bibit Induk dan kebun Bibit Desa/Kelurahan sudah menjadi sumber bibit/benih untuk kebutuhan masing-masing wilayah, 3) Pengembangan KRPL di desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang sudah berjalan, akan tetapi masih perlu didukung dalam penyediaan sarana produksi dan pembinaan yang kontinyu, dan 4) Melalui pendampingan, M-KRPL sudah diadopsi oleh Dinas/Instansi di Daerah sebagai konsep pengembangan program sejenis.
Beberapa indikator keberhasilan dalam program KRPL adalah:
1). Meningkatnya jumlah KRPL/RPL. Diwilayah Jawa Barat Kawasan Rumah pangan Lestari sudah tersebar di 26 Kabupaten/Kota, dengan jumlah unit lebih dari 52. Dari jumlah kawasan ini jumlah Rumah Pangan Lestari (RPL) yang menerapkan prinsip RPL adalah 1.997 KK, ditambah dengan yang dikembangkan melalui program KRPL- P2KP.
2). Tumbuh dan berkembangnya kelembagaan KBD: Kebun Bibit Desa atau Kebun Bibit Kelurahan yang dibangun disetiap unit M-KRPL sudah berjalan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai penyedia bibit/benih bagi wilayahnya, bahkan sudah dapat mensuplai wilayah yang berdekatan. Disamping itu dibeberapa kabupaten/Kota, seperti Kuningan, Tasikmalaya, sudah ditumbuhkan kebun bibit di beberapa dusun, dengan tujuan pengembangan dan untuk memenuhi permintaan bibit dari wilayah lain.
3). Meningkatnya kualitas pangan keluarga yang ditunjukan dengan peningkatan nilai PPH: Nilai PPH yang diharapkan berkisar dari 90-100. Nilai PPH Jawa Barat adalah 72, masih dibawah target nilai PPH nasional, yaitu 95. Rata-rata nilai PPH di lokasi M-KRPL sebelum kegiatan dilaksanakan adalah sebesar 72,30 dengan kisaran nilai 47,50 sampai 89,94 dan setelah kegiatan berlangsung sebesar 78,60 dengan kisaran 54,78 sampai 90,24. Rata-rata peningkatan nilai PPH sebesar 6,30.
4.) Menurunnya belanja pengeluaran kebutuhan pangan harian rumah tangga: Di wilayah Jawa Barat pemanfaatan lahan pekarangan dengan program KRPL telah memberikan kontribusi terhadap pengeluaran pangan rumah tangga dengan nilai kontribusi berkisar antara 1,5% -36,29% dengan rata-rata 16,46%.
6655
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI
(Penanggung jawab: Ir. Sukmaya, MSi)
Hasil penggkajian Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Daging Sapi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan sapi potong meningkat dengan adanya peragaan teknologi yang meliputi teknologi flushing, pemberian HMT berimbang, UMS, fermentasi jerami, dan pengolahan pupuk organik.
2. Aplikasi teknologi pemberian leguminosa di tingkat peternak meningkat melalui penyebaran informasi dari para peternak dan petugas lapang ke peternak lainnya.
3. Pemberian pakan tambahan terhadap induk sapi potong pra dan post partus/flushing menghasilkan bobot lahir pedet sebesar 29 kg, PBBH 0,52 kg/ekor/hari, dan EPP 60 hari.
4. Pemberian leguminosa pada saat induk menyusui dapat mempertahankan kondisi induk, birahi lebih bagus, bulu ternak lebih mengkilat, dan memperbaiki reproduksi induk.
5. Optimalisasi pemberian pakan pada pedet pasca sapih diperoleh rata-rata pertambahan bobot badan harian sebesar 0,47 kg/ekor/hari.
Dokumentasi Kegiatan Pendampingan di Kabupaten Subang
6666
Kondisi Eksisting di Kelompoktani Ternak Family Jaya
Sosialisasi Hasil IKPD di Tingkat Kabupaten dan Kelompok
6677
Suasana Kegiatan Peragaan Teknologi Flushing
Suasana Kegiatan Pembuatan Fermentasi Jerami
6688
Suasana Kegiatan Pengolahan Limbah Kotoran Ternak dan Pemanfaatan Pupuk Organik
Dokumentasi Kegiatan Pendampingan di Kabupaten Ciamis
Pakan eksisting yang diberikan pada ternak
6699
Kondisi Eksisting Induk Sapi Pembibitan
Kondisi Eksisting Pemberian Pakan
Proses Pelaksanaan Pelatihan dan Pembinaan Teknologi UMS
7700
Pemberian Pakan Tambahan Leguminosa, Dedak dan Onggok Singkong
Pengukuran PBBH dengan Pita Ukur
Potensi Pakan Hijauan di Desa Cibeureum
7711
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA (Penanggung jawab: Ir. Dian Histifarina, MSi)
Hasil penggkajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Inovasi teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan cabai merah di kecamatan Sukamantri adalah Teknologi PHT; Teknologi Budidaya Cabai Varietas Tanjung dan Kencana dan Teknologi Perbenihan serta inovasi kelembagaan.
2. Teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan mangga gedong gincu antara lain penerapan SOP-GAP dimulai dari penanganan lahan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT dan tehnik penanganan segar/SOP-GHP serta teknologi pengolahan buah mangga apkir.
3. Hasil analisis kebutuhan inovasi teknologi krisan dalam mendukung pengembangan kawasan agribisnis krisan melalui: Penerapan SOP produksi dan penanganan pasca panen berbasis GAP dan GHP; Meningkatkan kualitas produksi, kualitas hasil dan produktivitas usahatani krisan dan Efisiensi sistem produksi, pascapanen, distribusi dan perdagangan.
4. Keragaan agronomis cabai merah untuk varietas tanjung 2 dan kencana lebih tahan terhadap penyakit layu.
5. Produktivitas cabai merah untuk semua varietas yang dikaji masih dibawah potensi hasil karena adanya serangan penyakit layu, akibat tingginya curah hujan selama pengkajian. Cabai merah varietas Kencana lebih tahan terhadap penyakit layu dan memberikan Produktivitas palinggi dibanding varietas lainnya. Cabai merah besar varietas Hot Beauty memberikan produktivitas lebih tinggi dibandingkan varietas Tanjung-2 dan Ciko.
6. Nilai keuntungan kotor dan bersih tertinggi dihasilkan oleh vairetas Hot Beauty yaitu masing-masing sebesar Rp. 15.552.000 dan Rp. 10.430.750.
7. Penerapan SOP-GAP mangga dapat meningkatkan kualitas buah dengan Berat rata-rata grade A : 322±296, grade B : 255 ± 203 dan grade C : 199±113; persentasi buah duduk 11-17%> Sedangkan untuk Non-kooperator grade A berkisar antara 209-301 gram, grade B : 229-203 dan grade C : 146-190 gram, dan rata-rata banyaknya buah duduk adalah 31%
7722
8. Produksi dan kualitas bunga krisan meningkat sesuai standar pasar dengan panjang batang termasuk grade A (>60 cm), tanaman sehat, warna dan bentuk bunga tidak pudar kecuali varietas Kusuma Sakti.
9. Teknologi spesifik lokasi yang dapat diterapkan di lokasi pengembanagan kawasan mangga adalah SOP-GAP mangga (pembersihan lahan, pemupukan dengan boron dosis 1-2gr/ltr, pemberian pupuk organik dan an-organik, pemangkasan, penyemprotan dengan kapur pertanian, pengendalaian OPT dengan dan pemanenan).
10. Teknologi spesifik lokasi yang dapat diterapkan di lokasi pengembangan kawasan krisan adalah penerapan varietas unggul krisan hasil Badan Litbang seperti Puspita Nusantara, Sakuntala, Pasopati dan Kusumaswasti, sistem pengairan springkle irigasi dan pencahayaan dengan sistem siklik 15 menit mati dan 15 menit hidup selama 4-5 jam pada jam 22.00-03.00 WIB.
11. Respon petani cabai terhadap model PTT, 60-100% petani menyatakan sudah melaksanakan komponen dalam teknologi PTT cabai merah. Respon petani terhadap varietas cabai yang diintroduksikan lebih menyukai varietas kencana dibandingkan dengan varietas tanjung2 dan chiko.
12. Pengetahuan, keterampilan penyuluh/petugas dan pelaku usahatani/ petani dalam menerapkan teknologi spesifik lokasi bunga krisan pada kawasan pengembangan krisan dilakukan melalui pelatihan/TOT dan pembinaan secara bekelanjutan.
Dokumen Kegiatan :
7733
Persiapan Lahan untuk Demplot Budidaya Cabai Merah dan Kegiatan Sosialisasi dan FGD di desa Greged, Kab. Cirebon
Kegiatan Pembersihan lahan dan pembuatan lingkaran lubang untuk pemupukan
Kegiatan Pemangkasan, Pengerokan Lumut dan Pengapuran
Hasil Demplot SOP-GAP Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon Kegiatan Grading dan Packing
7744
Kegiatan Penerapan Teknologi Pengolahan mangga
Keragaan Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah pada Fase Vegetatif
7755
Keragaan Tanaman Pada Fase Menjelang Panen Muda
Contoh Pertanaman Cabai yang Terserang Penyakit Layu
Kegiatan pembinaan pengolahan saos cabai di Kecamatan Sukamantri,
kab. Ciamis
Ciko Kenca Tanjun
7766
Foto Kegiatan Display Varietas Bunga Krisan Tahun 2013 di Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi
Lokasi Kegiatan , krisan 1 mst dan pemupukan
Aktivitas penyiangan, toping dan pengamatan
Bimbingan teknis, Pelatihan/TOT dan Inisiasi Pengembangan Kawasan
Varietas Kusumaswasti, Puspita Pelangi dan Sakuntala
7777
PENGKAJIAN ADAPTASI VARIETAS UNGGUL DAN BUDIDAYA TEBU
(Penanggung jawab: Drs. Alan Rachmat, MM)
Hasil penggkajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Varietas PS 864, PSJT 941 dan Bulu Lawang memiliki tingkat produksi yang tinggi, yaitu masing-masing 134,2 ton/ha,128,6 ton/ha dan 95,5 ton/ha dengan kadar gula berkisar antara 9,4 – 11,7%.
2. Varietas PS 862 dan PS 881 memiliki kadar gula yang cukup tinggi, berkisar antara 13,1 – 13,8% tetapi produksinya relatif rendah yaitu berkisar antara 60,1 – 69,6 t/ha.Ketiga varietas tersebut, yaitu PS 864, PSJT 941 dan Bulu Lawang memiliki potensi untuk dikembangkan di wilayah Majalengka dan daerah sekitar yang agroekosistemnya yang relatif sama.
3. Pengunaan cara tanam dengan sistem juring ganda menunjukkan populasi tanaman yang lebih tinggi serta pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sistemtanam juring tunggal.
Varietas Puspita Nusantara, Pasopati dan Swarna Kencana
Varietas Kusuma Sakti
7788
PENDAMPINGAN KATAM SL-PTT
(Penanggung jawab: Ir. Hendi Supriyadi, Msi)
Hasil kegiatan pendampingan Katam SLPTT di Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1) Telah dilakukan inventarisasi varietas, kebutuhan benih unggul padi, luas dan potensi lahan, rekomendasi kebutuhan pupuk, data iklim, serta organisme pengganggu tanaman (OPT) per kecamatan di setiap kabupaten/kota di Jawa Barat.
2) Telah dilakukan sosialisasi Katam Terpadu baik MT 2 2013, MT 3 2013, maupun MT 1 2013/2014 untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. Katam Terpadu MT 3 2013 dan MT 1 2013/2014 dalam bentuk hardcopy dan CD disebarkan kepada seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. Masing-masing kabupaten/kota dikirim 3 set yaitu untuk Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Badan Penyuluhan Kabupaten, dan Pemda (Bupati/Walikota).
3) Didapatkan 1 (satu) set database Katam Terpadu per kecamatan se kabupaten/kota di Jawa Barat tahun 2013.
DEMFARM KEDELAI
(Penanggung jawab: Ir. Tri Hastini, MSi)
Tingkat pengetahuan petani mengenai komponen PTT kedelai sebelum kegiatan demfarm bervariasi antar komponen teknologi dan antar lokasi. Komponen PTT kedelai yang diadopsi oleh petani adalah varietas unggul, benih berlabel, pengaturan populasi tanaman dengan jarak tanam dan penambahan bahan organik. Adopsi petani di Indramayu pada MH 2013/2014 terhadap komponen teknologi PTT kedelai seluas 3 ha pada 3 petani atau 100% pada wilayah tersebut karena umumnya petani menanam padi. Sedangkan di Cianjur dan Garut, kinerja hasil pengkajian belum dapat dilihat karena belum ada pertanaman lagi setelah kegiatan demfarm.
7799
Komponen teknologi varietas unggul mampu menaikkan produktivitas baik di Indramayu maupun di Cianjur. Di Kabupaten Cianjur, varietas Burangrang, Gema, Kaba dan Wilis mempunyai produktivitas lebih tinggi masing-masing 0.798; 0.678; 0.688; 0.678 t/ha atau 76.58%, 65.67%, 66.02% dibanding rata-rata produktivitas sebelumnya (1.042 t/ha). Di Indramayu varietas Burangrang dan Gema mempunyai produktivitas lebih tinggi 0.898 t/ha dan 0.738 t/ha atau 54.35% dan 44.67% dibanding rata-rata produktivitas 5 tahun sebelumnya (1.652 t/ha).
Peningkatan produktivitas tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor varietas, karena bagaimanapun juga penampilan tanaman merupakan hasil interaksi antara genotipe dengan lingkungannya. Varietas yang unggul dengan potensi hasil tinggi memberikan penampilan yang unggul karena didukung oleh komponen teknologi yang lain yaitu benih berlabel, pengaturan populasi tanam melalui pengaturan jarak tanam, penambahan bahan organik, penambahan bakteri Rhizobium serta pengaturan drainase melalui pembuatan saluran drainase.
Dokumentasi kegiatan demfarm kedelai di Kabupaten Indramayu, Cianjur dan Garut tahun 2013:
Perlakuan benih kedelai menggunakan bakteri Rhizobium
Bakteri Rhizobium yang digunakan sebagai perlakuan benih
Penggunaan varietas unggul baru Penanaman menggunakan
8800
tugal dengan kedalaman 2 – 3 cm
Pengawalan tanam kedelai menggunakan pendekatan PTT kedelai
Tanam dua biji per lubang dan aplikasi pupuk kandang untuk menutup lubang tanam
Pertanaman pada masa vegetatif dan generatif awal
8811
Pertanaman kedelai pada kegiatan demfarm di Indramayu menjelang panen
Kegiatan temu lapang di Kabupaten Indramayu
Petani peserta temu lapang mengisi form kuesioner di Kabupaten Indramayu
Ketua kelompok “Pemuda Tani” Ade Tarsim sedang memberikan penjelasan mengenai PTT kedelai kepada peserta temu lapang
Diskusi mengenai usahatani kedelai dan PTT kedelai dengan peserta temu lapang di Kabupaten Indramayu
8822
Persiapan lahan demfarm di Kabupaten Cianjur
Perlakuan benih menggunakan bakteri Rhizobium di Kabupaten Cianjur
Kegiatan penanaman di Kabupaten Cianjur
Bahan organik ditambahkan untuk memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah
Jerami sisa pertanaman padi dimanfaatkan sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi serangan lalat bibit
Saluran drainase dibuat untuk mengalirkan air pada musim kemarau dan membuang kelebihan air pada musim hujan
8833
Fase generatif awal pertanaman demfarm kedelai di Kabupaten Cianjur
Petani anggota kelompok tani “Karya Bakti” sebagai pelaksana demfarm di lahan demfarm
Penampilan varietas Burangrang di Kabuapten Cianjur
Penampilan varietas Kaba di Kabupaten Cianjur
Penampilan varietas Gema di Kabupaten Cianjur
Penampilan varietas Wilis di Kabupaten Cianjur
Pertanaman kedelai pada kegiatan demfarm di Kabupaten Cianjur menjelang panen
Kegiatan temu lapang di Kabupaten Cianjur
8844
Kegiatan panen saat temu lapang di Kabupaten Cianjur
Penimbangan brangkasan hasil ubinan
Diskusi mengenai usahatani dan PTT kedelai di kabupaten Cianjur
Penampilan polong kering varietas Burangrang
Penampilan polong kering varietas Gema
Perbandingan polong kering varietas Burangrang dan gema
8855
Demfarm kedelai di Kabupaten Garut
Pengamatan tanaman pada kegiatan demfarm oleh petugas bersama-sama ketua kelompok tani
Hamparan kegiatan demfarm kedelai di Kabupaten Garut
8866
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PTT PADI (Penanggung jawab: Dr. Ir. Oswal Marbun, MSc)
Hasil penggkajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Rekomendasi teknologi pemupukan berdasarkan PHSL secara umum di sebagian besar hasilnya lebih tinggi dari cara petani, namun tidak berbeda nyata produktivitasnya dibandingkan dengan perlakuan kebiasaan petani, tetapi PHSL takaran pupuknya lebih efisien.
2. Kluster PHT dan Non PHT di kabupaten Subang, terlihat hasilnya. Pemasangan Light traps dapat dijadikan indikator untuk mewaspadai bertambahnya populasi opt dalam kegiatan ini adalah Wereng Batang Coklat (WBC).
3. Kasus untuk di Kabupaten Karawang, kluster PHT dan Non PHT tidak jelas perbedaannya, karena jarak kedua kluster tersebut letaknya kurang jauh. Sehingga pengaruh light traps berdampak ke kluster non PHT.
4. Pendapatan kluster PHT baik yang PHSL maupun Cara Petani (CP) lebih besar dibandingkan dengan kluster Non PHT.
5. Di Kabupaten Karawang, pendapatan usahatani tidak berbeda antara kluster PHT dan Non PHT.
6. Data dan informasi awal untuk mendukung penyusunan konsep dan perangkat lunak sistem informasi PTT web telah diperoleh, dan memerlukan pengolahan lebih lanjut,
7. Informasi hasil verifikasi/evaluasi (validitas) konsep sistem informasi PTT web di lapangan menunjukkan belum adanya perbedaan nyata antara PHSL dan non PHSL
8. Hasil analisis, data dan informasi sebagai umpan balik perbaikan konsep dan perangkat lunak sistem informasi PTT web untuk menghasilkan rekomendasi teknologi yang valid bagi petani menunjukkan bahwa PTTweb masih memerlukan pengkajian lanjutan.
9. Rekomendasi pemupukan berbasis PHSL dapat diperoleh dengan mengakses situs: http://webapps.irri.org/nm/draft/id. TEtapi web ini masih memerlukan perbaikan lebih lanjut.
8877
10. Kluster PHT memberikan efek positif terhadap indikator peningkatan populasi OPT, sehingga petani dapat mengambil keputusan kapan harus mengendalikan OPT.
11. Perbaikan dan pengembangan piranti lunak nutrient manager menjadi PHSL-Plus (rice crop manager) memberikan potensi peningkatan produksi, penghematan biaya produksi, dan ketepatan penggunaan rekomendasi pengelolaan tanaman padi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
12. Perbaikan dan pengembangan piranti lunak nutrient manager menjadi PHSL-Plus (rice crop manager) yang menyangkut aspek teknis, penyempurnaan piranti lunak, dan penambahan variable pengamatan akan memberikan manfaat akurasi rekomendasi pemupukan, pengendalian OPT, penggunaan varietas, dan pengelolaan air pada tanaman padi.
PERBANYAKAN BENIH SUMBER; (6 TON FS, 15 TON SS, 28,85 ES) (Penanggung jawab: Drs. Iskandar, Ishaq, MP)
Hasil kegiatan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Diperoleh benih padi sebanyak 22.020 kg terdiri atas tiga varietas kelas FS sebanyak 6.009 kg, tujuh varietas kelas SS sebanyak 13.702 kg dan dua varietas kelas ES sebanyak 2.309 kg.
2) Pertanaman ulang dilaksanakan di Kabupaten Subang seluas 5 ha, saat ini baru memasuki umur + 30 hst.
3) Distribusi benih padi melalui UPBS BPTP Jawa Barat sebanyak 18.225 kg, terdiri atas dua puluh enam varietas merupakan hasil produksi tahun 2012 dan 2013 serta benih diseminasi dari BB Padi. Wilayah distribusi meliputi sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Barat, satu kabupaten di Jawa Tengah dan dua kabupaten di Jawa Timur.
4) Realisasi setoran PNBP hasil komersialisasi benih mencapai Rp 129.240.450 dari target Rp 38.500.000 atau mencapai 335,69%, sehingga realisasi telah melampaui target sebesar 235,69%
8888
Foto Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber : Tanam Roguing
Pemeriksaan Lapang Panen Penjemuran
8899
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI MENDUKUNG SL-PTT (Penanggung jawab: Drs. Iskandar, Ishaq, MP)
KABUPATEN TASIKMALAYA
1. Gelar teknologi dapat mempercepat penyebaran teknologi PTT padi
dan mampu meningkatkan pemahaman petani dan petugas dalam menerapkan komponen-komponen PTT Padi.
2. VUB seperti Inpari 11, 13, 15, 16, 18, 20 dan Sarinah sudah diterapkan oleh petani di Kabupaten Tasikmalaya melalui kegiatan Gelar Teknologi, Display varietas dan bantuan benih
3. Gelar Teknologi telah mengubah petani koperator untuk menerapkan teknologi bibit tunggal, legowo, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanah dan tanaman, PHT, dan perontokan gabah, sedangkan bagi petani non koperator telah mengubah petani non koperator menggunakan benih bersertifikat.
4. Teknologi PTT padi disampaikan melalui sosialisasi, pelatihan (narasumber), dan media cetak (leaflet, brosur)
KABUPATEN SUKABUMI
Teridentifikasi masalah dan tersampaikan saran pemecahan masalah dalam bentuk penerapan teknologi melalui pelaksanaan gelar teknologi (padi sawah, padi gogo, jagung dan/atau kedelai).
1. Untuk meningkatkan produktivitas padi sawah di Desa Cibuntuk, Kecamatan Simpenan, dilakukan gelar teknologi PTT padi sawah dengan komponen teknologi: penggunaan VUB inpari 13, pemilihan benih menggunakan air garam, cara tanam legowo 2 dengan jarak tanam 40x30x30 cm, pemupukan berimbang (penggunaan PUTS, BWD, PHSL), dosis pupuk organik 500 kg/ha, NPK Phonska 400 kg/ha
9900
dan Urea 100 kg/ha, Pengairan basah kering berselang (PBKB), intermittent, pemeliharaan menggunakan gasrok, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dan bakteri korin, panen dan pascapanen (padi telah menguning, sabit bergerigi, menggunakan alas, manual, gebot, bertirai, penjemuran)
2. Kegiatan display VUB dipadi sawahlakukan di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Jumlah unit display VUB di Kota Sukabumi 30 unit ( 7 kecamatan) dan Kabupaten Sukabumi 47 unit (47 kecamatan)
3. Untuk persiapan tanam, dilakukan sosialisasi KATAM di BP4K Kabupaten Sukabumi yang diikuti oleh Penyuluh pertanian dan Kepala BP3K.
4. Untuk meningkatkan pengetahuan pemandu lapang dan petani tetang PTT padi sawah, dilakukan sosialiasi tingkat kabupaten dan pelatihan PTT padi sawah.
5. Untuk menambah daftar bacaan guna menyiapkan materi penyuluhan telah didistribusikan hasil pengkajian dalam bentuk leaflet, brosur, poster dan CD.
KABUPATEN BANDUNG
1. Lokasi Petak Gelar Teknologi Yang ada di Kabupaten Bandung, adalah di Kelompok Tani Saluyu 2, Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang. Jenis tanah di lokasi adalah Latosol, dengan tingkat kesuburan tanah katagori Sedang. Sumber air di lokasi Getek berasal dari Sungai Citarum.
2. Selama kegiatan, serangan OPT pada lokasi Getek masih relatif rendah. OPT yang tercatat pada lokasi Getek adalah Penggerek Batang (Scirpophaga sp.), Tikus (Rattus rattus argentiventer), Walang Sangit (Leptocorisa oratorius), Burung Pipit (Munia leucogastroides) dan Bakteri Hawar Daun/BLB (Xanthomonas campestris).
3. Penerapan Komponen Teknologi PTT pada peserta Getek adalah berdasarkan hasil kesepakatan rapat anggota Kelompok Tani Saluyu 2 pada awal kegitan yakni: VUB Inpari 10, Tanam Legowo 2:1, PHSL HP 135, menanam bibit 2-3 batang/lubang tanam.
4. Pelatihan Teknologi PTT yang sudah dilakukan di Kabupaten Bandung pada tahu 2013 adalah 1) Pelatihan Tanam Jajar Legowo 2:1, Tanam bibit muda dan tanam 2-3 bt/rpn. Di Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Pelatihan ini dilakukan pada awal
9911
kegiatan Getek yakni pada tanggal 18 April 2013 yang diikuti oleh 35 orang petani Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang. Dan 2) Pelatihan berikutnya adalah Pelatihan Aplikasi PHSL Hp No 135 di Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.
5. Sudah didistribusikan 540 publikasi teknologi yang terdiri dari juknis, leaflet, poster, buku dan DVD (Tabel 6). Beberapa pubilkasi yang diperlukan dalam jumlah banyak diatasi dengan membuat foto copy sesuai keperluan petani dan petugas lapang.
6. Untuk kabupaten Bandung banyak petani yang ingin mencoba VUB. Sampai bulan Juni 2013, sudah didistribusikan varietas benih Inpari 10, 11, 14, 15, 18, 19, 20, Mekongga, Sintanur, Ceherang dan Inpara 2 ke beberapa Kecamatan melalui petugas lapang.
7. Produktivitas padi pada Getek padi lebih tinggi dari produktivitas padi petani di luar Getek, yakni 20,3%.
KABUPATEN SUBANG
1. Gelar teknologi dapat mempercepat penyebaran teknologi PTT padi dan mampu meningkatkan pemahaman petani dan petugas dalam menerapkan komponen-komponen PTT Padi.
2. VUB Inpari 11, 15, 18, 19, dan 20 merupakan VUB yang diperkenalkan di Kabupaten Subang dalam bentuk display varietas di 4 kecamatan wilayah pengembangan SL-PTT dalam kawasan 1000 ha dan di lahan beberapa BPP/BP3K.
3. Teknologi PTT padi disampaikan melalui sosialisasi, pelatihan (narasumber), dan media cetak (leaflet, brosur).
4. Produktivitas padi sawah petani kooperator di lokasi Gelar Teknologi yaitu 3,75 t/ha sedangkan petani non kooperator 2,88 t/ha. Hasil yang rendah tersebut diakibatkan oleh adanya serangan blas yang menyerang tanaman seluas 20%. Walaupun hasilnya rendah, jika dilihat dari R/C Ratio nya masih menguntungkan walaupun kecil.
5. Tanggapan petugas dan petani terhadap 13 komponen teknologi PTT Padi Sawah, rata-rata menyatakan 37,50% sangat setuju, 57,50% setuju, 3,85% ragu-ragu, dan 1,15% tidak setuju.
9922
KABUPATEN CIAMIS
1. Pendampingan mendukung SLPTT dengan melakukan gelar teknologi telah dilaksanakan di Kabupaten Ciamis pada musim tanam MK I tahun 2013.
2. Temu lapang sebagai sarana penyebarluasan teknologi yang digunakan dalam gelar teknologi telah dilaksanakan pada Bulan juli 2013.
3. Pendampingan mendukung SLPTT juga dilaksanakan dalam bentuk display varietas unggul baru, dan masih dalam tahap tanam.
4. Distribusi bahan cetakan dan digital untuk mendukung SLPTT telah dilakukan ke Dinas pertanian Tanaman Pangan Kab. Ciamis maupun ke petani peserta gelar teknologi.
5. Pelatihan teknis bagi petani dan petugas dilakukan di lokasi gelar teknologi
6. Pengawalan lapang baik di lokasi gelar teknologi maupun display varietas unggul baru dilakukan oleh BPTP Jawa Barat.
KABUPATEN KARAWANG
1. Masalah yang teridentifikasi pada lokasi gelar teknologi adalah hama penggerek batang padi dengan tingkat serangan yang berat. Penerapan sex feromon diduga dapat menekan populasi ulat penggerek batang dan aplikasi zat pengatur tumbuh dapat memperbaiki daya tahan dan daya recovery yang baik pada tanaman padi yang terkena serangan hama penggerek batang.
2. Display VUB harus dirancang untuk diadakan secara kontinu tiap musim dan pada beberapa kecamatan terpilih sebagai sampel untuk memperoleh rekomendasi VUB yang memiliki daya adaptasi luas dan berproduktivitas tinggi pada tiap musimnya.
3. Penerapan teknologi spesifik lokasi Kabupaten Karawang terkawal/terdampingi cukup baik, namun untuk penerapan kalender pola tanam terpadu kurang terkawal dengan baik.
4. Materi PTT pada sekitar 100 orang pemandu lapangan dan petani SL-PTT Padi sudah tersampaikan namun masih banyak evaluasi yang harus diperbaiki terutama untuk meningkatkan daya adopsi petani terhadap PTT.
5. Bahan cetakan dan elektronik untuk bahan penyuluhan kepada petugas di dinas pertanian dan badan pelaksana penyuluhan pada
9933
lokasi pendampingan teknologi sudah terdistribusikan, yaitu sebanyak 3 jenis juknis dan 22 jenis leaflet dengan total 125 exemplar.
6. Tersampaikan teknologi tepat guna yaitu penggunaan PUTS, Zat pengatur tumbuh, cara tanam legowo, serta penerapan sex feromon untuk meningkatkan daya hasil padi pada lokasi endemik penggerek batang (provitas mencapai 8.25 t/ha) pada acara temu evaluasi.
KABUPATEN KUNINGAN
1. Pelatihan teknologi PTT padi sawah sangat berguna terutama untuk petugas sebagai bekal pembinaan dilapangan. Pelatihan dilaksanakan dua kali, di aula BP3K Luragung dan di Aula Balai Desa Margasari, dengan jumlah peserta masing-masing 40 orang, yang terdiri dari petani dan petugas.
2. Gelar teknologi dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, seluas 3 hektar, dengan Varietas Inpari 20.
3. Dari hasil pengamatan vegetatif dan generatif tanaman padi sawah Varietas Inpari 20 di lokasi gelar teknologi, menunjukan bahwa rata-rata tinggi tanaman pada umur 28 hst = 38,10 cm, umur 42 hst = 73,00 cm, dan umur 80 hst = 90,90 cm. Sedangkan rata-rata jumlah anakan pada umur 28 hst = 16,10 batang, umur 42 hst = 24,00 batang, dan umur 80 hst = 20,00 batang.
4. Umur tanaman Inpari 20 di lokasi gelar teknologi adalah 101 hss, lebih genjah dibanding tanaman sekitar (118 hss). Produktivitas yang diperoleh antara 7,3 – 7,8 ton/ha GKP (rata-rata 7,55 ton/ha GKP) dengan R/C ratio 1,85, lebih tinggi 19,84% dengan petani sekitar 6,3 ton/ha GKP, dengan R/C ratio 1,81.
5. Display varietas unggul baru yang dilaksanakan di Kabupaten Kuningan sebanyak 5 Varietas: Inpari 11, Inpari 18, Inpari 20, Sarinah, dan Inpara 5, masing-masing sebanyak 60 kg, kecuali Inpara 5 hanya 20 kg, yang disebar ke 13 BP3K.
6. Rata-rata produksi display varietas di Kabupaten Kuningan adalah: Inpari 11 4,45 ton/ha, Inpari 18 4,69 ton/ha, Inpari 20 4,61 Ton/ha, Sarinah 4,61 ton/ha. Inpara 5 ditanam pada Bulan November, dan diperkirakan panen sekitar Bulan Februari 2014.
9944
KABUPATEN GARUT
1. Gelar Teknologi dilaksanakan pada kelompok tani Saluyu Desa Ganda Mekar Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut pada lokasi sawah irigasi dengan ketinggian tempat 690 m dpl, lokasi berada pada wilayah lalu lintas jalan raya Bandung-Garut
2. Varietas Inpari 4 merupakan salah satu varietas yang mampu beradaftasi di lokasi gelar teknologi dengan perolehan hasil ubinan rata-rata sebesar 8,2 ton/ha, Varietas tersebut cukup direspon oleh para petani yang ada disekitar lokasi pengkajian karena selain mempunyai penampilan yang menarik juga memiliki rasa nasi yang enak
3. Hasil analisis usahatani padi pada lokasi pengkajian menunjukkan tingkat keuntungan yang cukup yaitu sebesar Rp. 20.535.000 per hektar dengan nilai R/C 3,51.
4. Gelar teknologi Padi gogo dilaksanakan di Desa Mekar Sari Kecamatan Selaawi kabupaten Garut dan baru dimulai pada akhir tahun 2013. Sehingga sampai saat ini umur tanam baru berumur 15 hst, tetapi kalau dilihat dari tingkat pertumbuhannya terlihat cukup baik dengan persentase daya tumbuh sekitar 86,6 persen.
KABUPATEN INDRAMAYU
Hasil analisis usahatani menggunakan pendekatan Dengan (with) dan Tanpa (without) menunjukkan terdapat selisih lebih tinggi sebesar 0.70 ton – 3.93 ton atau 9.34% - 52.38% pada petani yang menggunakan sistem tanam legowo 2 : 1. Meskipun terdapat petani yang mempunyai produktivitas 6.67% dan 10.53% lebih tinggi, namun mayoritas berada di bawah produktivitas gelar teknologi. Apabila diperhatikan dari nilai R/C, maka R/C pada gelar teknologi lebih tinggi karena terdapat penghematan-penghematan pada penggunaan pestisida dan pupuk sehingga memperkecil jumlah biaya. Kecilnya nilai R/C pada kedua petani yang produktivitasnya lebih tinggi dipengaruhi oleh besarnya jumlah hasil yang dikonsumsi yang mencapai 13.79% dan 20.00%.
Secara umum, pelaksanaan gelar teknologi PTT padi sawah sistem tanam legowo 2 : 1 di Kabupaten Indramayu memberikan hasil lebih tinggi sebesar 0.70 ton – 3.93 ton atau 9.34% - 52.38% dibandingkan sistem tanam tegel.
9955
KABUPATEN CIANJUR
Aplikasi gelar teknologi di Kabupaten Cianjur sampai saat ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Gelar Teknologi Padi Sawah dilaksanakan pada kelompok tani Mekar
Harapan Desa Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur, lokasi berada pada wilayah lalu lintas jalan raya Bandung-Cianjur.
2. Pelaksanaan gelar teknologi sampai saat ini baru mencapai pada fase generatif, pelaksanaan tanam di mulai pada akhir bulan April 2013.
3. Berdasarkan pengamatan secara visual pertumbuhan tanaman pada umumnya terlihat cukup baik, baik di pertanaman Getek maupun Display
4. Peserta pengkajian yang terlibat langsung pada lokasi gelar teknologi adalah sebanyak 8 orang dengan pemilikan lahan berkisar antara 0,5 s/d 1 ha.
KABUPATEN MAJALENGKA
1. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten pendukung produksi padi di Provinsi Jawa Barat dengan kontribusinya peringkat ke 8 dari seluruh kabupaten di Jawa Barat.
2. Penerapan teknologi petani peserta gelar teknologi berdasarkan aspek pengelolaan sebelum tanam, sebagai berikut : (1) varietas Inpari-19 sebelumnya menggunakan Ciherang, dan Ir 64; (2) penggunaan benih rata-rata 25 kg/ha sebelumnya 35 kg/ha; dan (3) jumlah bibit yang ditanam rata-rata 3-4 bibit per lubang sebelumnya rata-rata 3-8 bibit per lubang.
3. Penerapan teknologi petani peserta gelar teknologi berdasarkan aspek penataan tanaman, sebagai berikut: (1) sistem tanam yang digunakan jajar legowo 2:1 sebelumnya dengan jarak tanam 40x20x20 cm dan jarak tanam yang digunakan pada petak Gelar teknologi 40x25x15 cm.
4. Penerapan teknologi petani peserta gelar teknologi berdasarkan aspek pengelolaan hama dan penyakit, sebagai berikut: (1) pengendalian OPT dilakukan sejak di persemaian (sebelum tanam) sampai dengan pertanaman di lapangan berumur 60 hari setelah tanam (HST); dan (2) teknik pengendalian umumnya dilakukan secara PHT dan kimiawi.
5. Guna mendukung percepatan penyebaran dan adopsi teknologi terkait dengan teknologi PTT dan teknologi lainnya telah didistribusikan 76 eksemplar/keping publikasi dalam bentuk buku juknis, leaflet, poster, buku hasil kajian dan DVD/CD.
9966
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PADI (Penanggung jawab: Ir. Eriawan Bekti, MP)
Lokasi pengkajian optimalisasi pengelolaan air di Kabupaten
Sukabumi dilakukan di lahan sawah tadah hujan tepatnya di Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan (Gambar 3). Desa Cibuntu berada pada jarak 8 Km dari kecamatan Simpenan, 12 Km dari ibukota Kabupaten Sukabumi, dan 170 Km dari ibukota Provinsi.
Berdasarkan topografi lahan dan iklim, Desa Cibuntu memiliki topografi datar (50%), lahan bergelombang (20%), dan bergunung (30%). Dilihat dari morfologi lahannya, lokasi pengkajian ini berjenis tanah latosol. Desa Cibuntu berada pada ketinggian 25-100 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata 24-36oC. Rata-rata curah hujan di lokasi yaitu 1.920,3 mm/Th, dengan jumlah hari hujan 135 hari meliputi 5 bulan kering dan 7 bulan basah. Desa Cibuntu dilalui oleh Sungai Cimandiri yang merupakan muara dari beberapa anak sungai di Kabupaten Sukabumi. Peta lokasi Kegiatan disajikan pada Lampiran 1.
Berdasarkan analisis sifat fisika tanah di laboratorium menunjukkan bahwa tanah lapisan atas (0-20 cm) di lokasi pengkajian memiliki Berat Jenis Isi (BD) berkisar antara 1,04-1,12 g/cc dan memiliki Berat Jenis Partikel berkisar antara 2,30-2,41 g/cc, serta pada kondisi kering di musim kemarau memiliki kadar air berkisar antara 24,2-55,2% volume, dengan kapasitas air tersedia 10,3-13,4% volume, permeabilitas berkisar antara 0,88-3,41 cm/jam (Lampiran 2).
Jika dilihat dari sifat fisik tanah di lokasi pengkajian, maka kondisi tanah memiliki tingkat porositas yang cukup mampu menyimpan air dengan permeabilitas tanah sedang yang ditunjukkan dengan kapasitas air tersedia >10. Melalui pengelolaan sumberdaya air yang berasal dari aliran sungai secara efisien diharapkan mampu mengairi lahan sawah pertanaman padi secara optimal.
1. Interval pemberian air setiap 2 hari dan setiap 3 hari pada musim MK II di lahan tadah hujan di Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi tidak bisa dilakukan.
2. Penggunaan panel surya yang menghasilkan daya maksimum 100 W dan kapasitas accu 120 Ah, mampu menghidupkan pompa air kapasitas 125 W selama 1 jam dengan kapasitas air 750 liter.
9977
MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (m-P3MI)
(Penanggung jawab: Ir. Hendi Supriyadi, M.Si)
Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) tahun 2013 terdiri atas dua kegiatan, yaitu: (1) Pengembangan Model Percepatan Tanam untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman Padi Pada Lahan Sawah Irigasi, yang dilaksanakan di Kecamatan Pasawahan Kabupaten kuningan, dan (2) Pengkajian Model Perbenihan Kentang untuk Mendukung Program Strategis Peningkatan Produksi Kentang, yang dilaksanakan di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
Hasil kegiatan adalah sebagai berikut:
(1) Pengembangan Model Percepatan Tanam untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman Padi pada Lahan Sawah Irigasi
Tabel 1. Perubahan Keadaan Sebelum dan Sesudah Kegiatan m-P3MI
Uraian Keadaan Perubahan
Sebelum (2010)
Sesudah (2013) Jumlah %
Produktivitas: MH (t/ha GKP) 4,05 5,66 1,61 39,75 MK-1 (t/ha GKP) 6,52 7,63 1,11 17,02 MK-2 (t/ha GKP) 6,78 9,33 2,55 37,61 Perubahan tenaga kerja (Rp/musim) 4.957.970 5.052.166 94.196 1,90
Peningkatan nilai tambah (gabah menjadi benih) (Rp/kg)
3.500 7.000 3.500 100,00
Usahatani :
Penerimaan (Rp/musim) 14.721.727 18.166.590 3.444.863 23,40
Biaya produksi (Rp/musim) 10.579.037 11.110.682 531.645 5,03
Pendapatan (Rp/musim) 4.142.689 7.055.908 2.913.219 70,32
Peningkatan Aktivitas Kelompoktani:
Frekuensi pertemuan (kali/tahun) 6 24 18 300,00
Jumlah anggota yang hadir setiap pertemuan
10 25 15 150,00
Materi yang dibahas dalam setiap pertemuan (jumlah materi)
1 3 2 200,00
9988
Inovasi teknologi model percepatan tanam pada tahun 2013 selain dilaksanakan di lokasi pengkajian juga diadopsi oleh petani di sekitarnya dan di luar wilayah pengkajian. Telah terjadi penerapan inovasi teknologi model percepatan tanam di wilayah luar lokasi pengkajian, yaitu pada MH 2012/2013 yaitu di Desa Cidahu (10 ha), Cimara (6 ha), dan Ciwiru (2,5 ha), dan pada MK I 2013 menyebar ke luar lokasi yaitu Kecamatan Pasawahan (25 ha), Pancalang (22 ha) dan Mandirancan (5 ha). Untuk menjamin ketersediaan benih di wilayah kajian dilakukan penangkaran benih. Kegiatan penangkaran benih dilaksanakan pada MK I 2013 pada lahan seluas ± 2,38 ha, varietas yang ditanam yaitu varietas Inpari-19 dan Inpari-20, varietas ini sesuai dengan kebutuhan benih di lokasi pengkajian dan di luar wilayah pengkajian. Untuk memenuhi kebutuhan bahan organik dibuat pupuk kompos dengan pemanfaatan limbah padi. Pupuk kompos yang sudah dihasilkan sebanyak ± 15 ton, mampu memenuhi kebutuhan pupuk organik untuk lahan sawah seluas 7 ha. Kegiatan diseminasi untuk pengembangan teknologi yang sedang dikaji dilakukan dengan pendekatan Spektrum Diseminasi Multi Chanel (SDMC), sehingga penyebaran teknologi dapat berjalan dengan cepat, efektif dan efisien. Kegiatan ini dengan cara memberdayakan tokoh pemerintahan (kepala desa, camat), tokoh masyarakat yang ada di tingkat desa, karang taruna, ibu-ibu PKK, melalui sistem komunikasi di desa, seperti bewara desa, dan pertemuan-pertemuan-pertemuan lainnya.
(2) Pengkajian Model Perbenihan Kentang untuk Mendukung Program Strategis Peningkatan Produksi Kentang
Pelaksanaan penangkaran benih pada kegiatan ini berupa penangkaran benih kentang dari kelas G3 untuk menghasilkan benih kentang kelas G4, dari hasil pengamatan di lapangan terlihat bahwa pertumbuhan tanaman cukup baik. Perkembangan tinggi tanaman kentang di lokasi kegiatan, pada setiap fase umur terjadi peningkatan, perubahan peningkatan tinggi tanaman paling cepat yaitu dari umur 15-30 hst, penambahan tinggi tanaman pada umur 30-60 hst agak lamban bila dibanding dengan fase pertama. Sama halnya dengan perkembangan jumlah batang sampai umur 30 hst terjadi peningkatan yang cukup tinggi, namun sampai umur 60 hst penambahan jumlah batang berjalan lamban pula. Panen dilaksanakan pada umur 85-90 hst, sebelumnya terlebih dahulu pertumbuhan kentang dihentikan dengan cara memangkas batang untuk menghindari serangan infeksi virus dan bakteri. Panen dilakukan dengan cara pembongkaran guludan, dimana pembongkaran guludan dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada kentang yang akan dijadikan benih. Pada saat panen sekaligus dilakukan seleksi untuk memisahkan kentang yang akan dijadikan calon benih dengan kentang
9999
yang termasuk kentang untuk konsumsi dan kentang afkir (rusak atau terserang hama dan penyakit).
Tabel 2. Hasil Panen pada Penangkaran Benih Kentang di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut Tahun 2013
No. Uraian Produksi/2.000 m2 (kg) 1. Produksi Total 2.042 2. Afkir 103 3. Konsumsi 841 4. Calon benih 1.080 5. Benih lulus 913
Hasil panen dari luasan 2.000 m2 diperoleh sebanyak 2.042 kg, kemudian dilakukan seleksi untuk memisahkan antara kentang yang baik dengan kentang yang afkir dan terdapat sebanyak 103 kg kentang rusak. Dari kentang yang baik kemudian dipisahkan ke dalam 2 kategori kentang yaitu kentang calon benih dan kentang konsumsi, untuk calon benih adalah kentang dengan berat umbi antara 10-90 g/umbi, sedangkan berat umbi lebih dari 90 g dijadikan kentang konsumsi. Dari seleksi tersebut diperoleh sebanyak 1.080 kg calon benih dan 841 kg kentang konsumsi. Umbi yang lolos menjadi calon benih kemudian mendapat perlakuan khsusus baik sebelum masuk ke gudang penyimpanan maupun setelah di gudang penyimpanan. Sebelum masuk gudang penyimpanan umbi calon benih dicuci terlebih dahulu kemudian direndam dalam larutan pestisida kemudian dikeringkan, setelah kering kemudian ditempatkan dalam wadah-wadah tertentu dan disimpan di gudang dengan suhu dan kelembaban yang telah diatur dan ditutup dengan kain untuk menghindari hinggapnya hama gudang pada umbi. Setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan oleh pihak BPSB diperoleh sebanyak 913 kg benih yang lulus uji. Penerapan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) penangkaran benih kentang di lokasi kegiatan telah dilaksanakan oleh para penangkar benih kentang, namun masih perlu lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas benih kentang yang dihasilkan.