Post on 11-Jan-2016
Bahasa Indonesia Tata Bahasa dan Komposisi
Kelas 2 : 8 September 2013
Elizabeth Valentin
Universitas Terbuka Korea Selatan
elizabeth.valentin@outlook.com
Modul 3
Kegiatan Belajar 1 Batasan dan Ciri Verb
Kegiatan Belajar 2 Batasan dan Ciri Adjektiva
Kegiatan Belajar 3 Batasan dan Ciri Adverbia
Kegiatan Belajar 4 Batasan dan Ciri Nomina
Kegiatan Belajar 5 Batasan dan Ciri Pronomina
Kegiatan Belajar 6 Batasan dan Ciri Kata Tugas
Glosarium
afiks : imbuhan prefiks : awalan sufiks : akhiran konfiks : gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit
dasar dan membentuk kesatuan infiks : sisipan
Kegiatan Belajar 1 Batasan dan Ciri Verba
A. Verba berdasarkan semantisnya
B. Verba berdasarkan bentuknya
C. Verba berdasarkan perilaku sintaksisnya
1A.Verba berdasarkan semantisnya
A. Verba berdasarkan semantisnya
1. menyatakan perbuatan (aksi)
* Adik mandi.
* Rama menendang bola.
2. menyatakan proses
* Air itu membeku.
* Balon itu membesar.
3. menyatakan keadaan, bedakan dengan adjektiva
* Orang asing itu tidak suka masakan Indonesia.
*Dia mendengar lagu itu.
1B.Verba berdasarkan bentuknya
B. Verba berdasarkan bentuknya
1. Verba asal: berdiri sendiri tanpa afiks
ada, datang, mandi, tidur, tinggal, suka, tiba, turun, pergi
2. Verba turunan: dibentuk melalui penambahan afiks pada kata atau kelompok kata
a. dasar bebas, afiks wajib: mengering, membesar, berlayar, bertelur, bersepeda, bersuami
b. dasar bebas, afiks manasuka: (mem)baca, (meng)ambil, (men)dengar, (be)kerja, (ber)karya, (ber)jalan
c. dasar bebas, afiks wajib: berjuang, bertemu, bersua, membelalak, menganga
d. berulang: berjalan-jalan, memukul-mukul, makan-makan
e. majemuk: naik haji, cuci muka, mempertanggungjawabkan
Proses penurunan verba
1. penggunaan prefiks untuk menubah kelas kata dasar tertentu menjadi verba
darat (nomina) mendarat (verba)
satu (numeralia) bersatu (verba)
2. penggunaan prefiks dan sufiks bersamaan
jatuh (verba) kejatuhan(verba)
3. penggunaan prefiks yang melekat pada dasar nomina yang su-dah bersufiks
pasangan berpasangan
4. penggunaan prefiks bersama sufiks tetapi hubungan kata dasar dengan sufiks
telah memiliki makna sendiri, penambahan prefiks tidak men-gubah makna
adil adili mengadili
5. penggunaan prefiks bersama sufiks tetapi hubungan kata dasar dengan prefiks
mengubah kelas kata, penambahan sufiks tidak mengubah kelas kata
dasar berdasar berdasarkan
6. penggunaan prefiks bersama sufiks dan menentukan makna leksikal
berhenti + kan berhentikan
Proses penurunan verba
Urutan afiks
meng- > per- > ber-, memperdalam, memberangkatkan prefiks ter- dan di- merupakan perwujudan dari prefiks meng- dalam
posisi tertentu,
membelidibelidibeli, memberangkatkandiberangkatkanterberangkatkan prefiks ke- tidak dapat digabung dengan prefiks lain dan dapat
bergabung dengan -i dan -an, ketahui, kejatuhan, kehujanan
1C. Verba berdasarkan perilaku sintaksisnya
1. Verba transitif memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif dan berfungsi sebagai subjek pada kalimat pasif
Bi inah sedang membersihkan lantai.
Lantai sedang dibersihkan (oleh) Bi Inah. a. verba ekatransitif, diikuti oleh satu objek
Pak Lurah mendata warganya.
b. verba dwitransitif, diikuti oleh dua nomina dalam kaliamt aktif, satu se-bagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap
Mereka menyumbang kaum fakir miskin sembako.
Masyarakat menuduh dia pencuri.
c. verba semitransitif, objeknya boleh ada dan boleh tidak
Ina sedang menulis.
1C.
2. Verba taktransitif tidak memiliki nomina dibelakangnya yang da-pat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif
Ayah sedang duduk.
Ia kejatuhan genting.
a. berpelengkap wajib
Mobil Pak Hari berjumlah lima buah
b. berpelengkap manasuka
Kakek berpakaian.
c. tak berpelengkap
Bibit kelapa itu tumbuh subur.
1C.
3. Verba berpreposisi verba taktransitif yang selalu diikuti preposisi tertentu
Ibu belum tahu akan berita itu.
Kami berterima kasih atas segala bantuan.
Verba berpreposisi yang sama/hampir sama artinya dengan verba transitif
berdiskusi tentang = mendiskusikan
cinta pada/akan= mencintai
tahu akan/tentang = mengetahui
bertemu dengan = menemui
Kegiatan Belajar 2 Batasan dan Ciri Adjektiva
A. Pengertian dan ciri adjektiva
B. Adjektiva berdasarkan bentuknya
C. Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya
D. Adjektiva berdasarkan perilaku sintaksis
E. Pentarafan adjektiva
F. Penurunan kata dari adjektival
2A.Pengertian dan ciri adjektiva
A. Pengertian dan ciri adjektiva
Adjektiva (kata sifat/keadaan)adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
1. dapat memberikan keterangan pembanding (lebih, kurang, paling)
2. dapat diberikan keterangan penguat (sangat, amat, benar, sekali, ter-lalu)
3. dapat diberikan kata ingkar tidak
4. dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran -nya
5. dapat bercirikan akhiran -ar, -i, -wi, -iah, -if, -al, dan -ik.
6. umumnya berada di belakang nomina (kata benda) yang diterangkan (rumah yang mewah)
2B. Adjektiva berdasarkan bentuknya
B. Adjektiva berdasarkan bentuknya
a. adjektiva monofemis
manis, asin, lemah, lama, pura-pura, sia-sia
b. adjektiva polimorfemis
(a) pengafiksan
-i, -iah, -wi, -wiah alamiah, manusiawi
-if, -er, -al, -is agresif, parlementer, norma
sisipan(-em-), gemetar, kemilau
(b) perulangan kecil-kecil, merah-merah, besar-besaran compang-camping
(c) penggabungan sinonim aman sejahtera, arif bijaksana
(d) pemajemukan (adjektiva + nomina) baik hati, bulat telur
2C.Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya
C. Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya
1. adjektiva bertaraf
(a) pemeri sifat memberikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik dan mental. (aman, ganas, panas, bersih,…)
(b) adjektiva ukuran mendeskripsikan ukuran (luas, sempit, berat, ringan,…)
(c) adjektiva warna merupakan kata dasar (hitam, putih, merah,…)
(d) adjektiva sikap batin pengacuan suasana hati atau perasaaan (se-nang, sedih, gembira,…)
(e) adjektiva cerapan berhubungan dengan pancaindra (terang, merdu, busuk, wangi, kasar,…)
2C.
2. adjektiva tak bertaraf
sifatnya tidak dapat ditambahkan kata agak atau lebih.
abadi, kekal, buntu, ganda, mutlak
3. adjektiva gabungan
dapat digunakan sebagai adjektiva bertaraf dan sebagai adjektiva tidak bertaraf.
sadar : - Rakyat yang sadar… (lebih sadar, kurang sadar)
- Pasien itu hingga sekarang belum sadar.
2D.Adjektiva berdasarkan perilaku sintaksis
1. Fungsi atributif
merupakan pewatas dalam frase nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap.
- rumah mewah, mobil mahal, gadis cantik
2. Fungsi predikatif
sebagai predikat atau pelengkap dalam kalimat (sangat, -lah, tidak, tidak akan, dan adalah)
- Mobil yang baru itu sangat mahal.
- Sedihlah hatinya mendengar pacarnya sakit.
3. Fungsi adverbial atau keterangan (contoh?)
sebagai adverbial atau keterangan dengan pola:
(1) … (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya) yang dapat disertai dup-likasi
(2) perulangan adjektiva
2E. Pertarafan adjektiva
1.Tingkat kualitas
Menunjukkan tingkat intensitas yang lebih tinggi atau lebih rendah
a. tingkat positif kualitas yang diterangkan, dinyatakan oleh adjek-tiva tanpa pembatas (hal. 3.30)
b. tingkat intensif kadar kualitas (benar, betul, sungguh)
c. tingkat elatif tingkat kualitas yang tinggi (amat, sangat, sekali, maha, adi)
d. tingkat eksesif kadar kualitas berlebih melampaui batas kewa-jaran (terlalu, terlampau, kelewat)
e. tingkat augmentatif naiknya tingkat kualitas (makin …, semakin…)
f. tingkat atenuatif penurunan kadar kualiat (agak, sedikit, atau menggunakan reduplikasi)
2E
2. Tingkat bandingan
a. tingkat ekuatif
mengacu ke kadar kualitas yang sama atau hampir sama
- bentuk se-
Warna bajuku sehitam bajunya.
- (sama+adjektiva+-nya+dengan) diantara dua nomina
Wajahnya sama tampannya dengan ayahnya.
- pembandingan
Korupsi sama saja jahatnya. (dibandingkan dengan meram-pok)
b. tingkat komparatifmenyatakan nomina yang satu lebih atau kurang/kalah dari nomina yang lain (lebih .. dari(pada) …, kurang … dari(pada), …)
Idayu lebih ramah dari(pada) teman-temannya.
2E
c. tingkat superlatif
menunjukkan bahwa dari semua acuan adjektiva yang dibandingkan ada satu adjektiva yang paling tinggi. Tingkat itu dinyatakandengan pemakaian afiks ter- atau pembatas paling+adjektiva yang bersangkutan
Idaayu-lah yang teramah dari semua temannya.
Antara Wati dan Wita, Watilah yang tercantik.
2F.Penurunan kata dari adjektival
a. adjektiva denominal
1. D-nya (tingginya, putihnya,…)
2. pe-D (pembesar, petinggi,…)
3. partikel si/sang+adjektiva (si dungu, sang bijaksana, …)
4. ke-D-an (bahagia kebahagiaan)
5. reduplikasi (keibuan keibu-ibuan)
b. adjektiva deverbal
1. meng-D (memukau, mencekam,…)
2. meng-D-kan (menggembirakan, memalukan,…)
3. ter-D (terbesar, tertinggi,…)
4. ber-D (berbahaya, berharga,…)
c. adjektiva deadverbia
terjadi dalam bentuk terbatas, konstruksi se-D-nya
benar sebenarnya, patut sepatutnya
Kegiatan Belajar 3 Batasan dan Ciri Adverbia A. Pengertian adverbia B. Adverbia dari segi bentuknya C. Perilaku sintaksis adverbia D. Perilaku semantis adverbia, adverbia konjungtif, dan pem-
buka wacana E. Hubungan adverbia dengan kata kelas lainnya F. Daftar adverbia
3A. Pengertian adverbia
A. Pengertian adverbia
kata yang menerangkan atau membatasi verba, adjektiva, numer-alia, nomina predikatif, atau kalimat.
(1) Bu Nita pergi kemarin.
(2) Wira sangat mencintai Idayu.
3B. Adverbia dari segi bentuknya
B. Adverbia dari segi bentuknya
1. Adverbia tunggal
a. berupa kata dasar, terdiri dari satu kata dasar
sangat, paling, lebih, segera, hanya, saja, baru, hampir, selalu, senan-tiasa, tentu, dan pasti
b. berupa kata berafiks, se-D-nya, D-nya, ter-D
sebaiknya, sebenarnya, secepatnya, sesungguhnya, agaknya, ru-panya, rasanya, terlampau, terlalu, terkadang, teramat
c. berupa kata ulang, kata dasar, se-, -an, se-D-nya (hal 3.42)
3B. Adverbia dari segi bentuknya
2. Adverbia gabungan
terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar.
a. adverbia berdampingan lagi pula, hanya saja, hampir selalu
b. adverbia tidak berdampingan hanya …saja, sangat …sekali, dan bukan…saja
3C. Perilaku sintaksis adverbia
C. Perilaku sintaksis adverbia
1. mendahului kata yang diterangkan
Gadis berbaju biru itu sangat cantik.
2. mengikuti kata yang diterangkan
Manis benar rayuanmu itu.
3. mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Kuharap kau segera datang menemui Wira.
Kuharap kau datang segera menemui Wira.
4. mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
Ayahnya sangat sayang sekali padanya.
3D. Perilaku semantis adverbia, adverbia konjungtif, dan pembuka wacana
D. Perilaku semantis adverbia adverbia konjungtif, dan pembuka wacana
1. Perilaku semantis adverbia
a. adverbia kualitatif tingkat, derajat (paling, sangat, lebih, kurang)
b. adverbia kuantitatif jumlah (banyak, sedikit, kira-kira, cukup)
c. adverbia limitatif pembatasan (hanya, saja, sekadar)
d. adverbia frekuentatif tingkat kekerapan terjadinya sesuatu (selalu, sering, jarang, kadang-kadang)
e. adverbia kewaktuan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu (baru, segera)
f. adverbia kecaraan bagaiman peristiwa itu berlangsung atau terjadi (diam-diam, secepatnya, pelan-pelan)
g. adverbia kontrasif pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. (bahkan, malahan, justru)
h. adverbia keniscayaan kepastian tentang keberlangsungan atau ter-jadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu (niscaya, pasti, tentu)
3D.
2. Adverbia konjungtif antarkalimat menghubungkan satu klausa/kalimat dengan satu klausa/kalimat lainnya.
- Kebun milik kita itu sudah menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, kita harus tetap mengelolanya dengan baik.
- Kesehatannya sudah mulai membaik. Akan tetapi, dia harus tetap menda-pat perawatan rutin.
a. menyatakan tertentangan (biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu)
b. menyatakan kelanjutan (kemudian, sesudah itu, selanjutnya)
c. menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan (tambahan pula, lagi pula, se-lain itu)
d. mengacu ke kebalikan (sebaliknya)
e. menyatakan bahwa yang digambarkan oleh prediksi kalimat adalah benar (sesungguhnya, bahwasanya)
3D.
f. menyatakan penguatan terhadap peristiwa hal, atau keadaan (malah(an), bahkan)
g. menyatakan pertentangan dengan peristiwa, hal, atau keadaan ((akan) tetapi, namun)
h. menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan (kecuali itu)
i. menyatakan konsekuensi (dengan demikian)
j. menyatakan akibat (oleh karena/sebab itu)
k. menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa, hal, atau keadaan (sebelum itu)
3. adverbia pada wacana umumnya memulai suatu paragraf baru atau menghubungkan dua paragraf.
Contoh (hal 3.46)
(dalam pada itu, alkisah, arkian, sebermula, syahdan)
3E. Hubungan adverbia dengan kelas kata lainnya
E. Hubungan adverbia dengan kelas kata lainnya
1. adverbia deverbal dibentuk dan dasar yang berkategori verba, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi (tiba-tiba, kira-kira, sekiranya, terlalu,…)
2. adverbia deadjektival diturunkan dari adjektiva, baik melalui redup-likasi maupun afiksasi (diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, …)
3. adverbia denominal dibentuk dari dasar yang berkategori nomina (ruparupanya, agakagaknya,…)
4. adverbia denumeral dibentuk deri dasar yang berkategori numeralia (dua-dua, setengah-setengah,…)
Kegiatan Belajar 4 Batasan dan Ciri Nomina A. Pengertian nomina B. Perilaku semantis nomina C. Perilaku sintaksis nomina D. Nomina dari segi bentuknyadan semantik nomina turunan E. Frase nominal
4A. Pengertian nomina
A. Pengertian nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manu-sia, binatang, benda, konsep atau pengertian, dan segala sesuatu yang dibendakan
Nomina memiliki ciri:
1. cenderung menduduki fungsi subjek, objek atau pelengkap dalam kalimat berpredikat verba
2. tidak dapat dibatasi oleh kata “tidak”
3. umumnya dapat diikuti adjektiva
4B. Perilaku semantis nomina, 4C. Perilaku sintaksis nomina
B. Perilaku semantis nomina
berdasarkan pada makna kata sebenarnya maupun perumpamaan.
C. Perilaku sintaksi nomina
dilihat dari posisi atau pemakaian nomina pada tataran frase.
- pewatas frase nominal di muka, berupa numeralia atau kata tugas (lima lembar, seorang guru, beberapa supir, …)
- pewatas di belakang nomina (masalah keuangan, kelas ringan, pendapat yang aneh, istilah baru,..)
- frase preposisional, nomina sebagai inti yang didahului oleh preposisi tertentu (di rumah, dari kantor, ke kota, ..)
4D. Nomina dari segi bentuknya dan semantik nomina turunan
D. Nomina dari segi bentuknya dan semantik nomina turunan
1. nomina dasar, terdiri dari satu morfem
(1) nomina dasar umum (meja, buku, rumah, malam)
(2) nomina dasar khusus (adik, Tomi, Bandung, Jakarta)
2. nomina turunan, bersifat polimorfemis
a. afiksasi nomina
(1) prefiks ke-, (2) konfiks ke-an, (3) prefiks pel-, per, dan pe-,
(4) prefiks peng-, (5) konfiks peng-an, (6) sufiks -an,
(7) konfiks per-an, (8) dasar polimorfemis (diturunkan dari verba),
(9) infiks -el-, -er-, dan -em-, (10) afiks -wan dan -wati,
(11) afiks -at/-in dan -a/-I, (12) sufiks -isme, -(is)asi, -logi, dan -tas
4D.
b. Perulangan, melalui proses penurunan kata dengan perulan-gan, baik secara utuh maupun sebagian.
1. perulangan utuh (buku-buku,…)
2. perulangan salin suara (sayur mayur,…)
3. perulangan sebagian (surat-surat kabar, …)
4. perulangan dengan pengafiksan (main-mainan,..)
c. Pemajemukan nomina dan idiom
1. nomina majemuk masih dapat ditelusuri secara langsung dari kata-kata yang digabungkan
nomina idiom memunculkan makna baru yang tidak dapat secara lang-sung ditelusuri dari kata-kata yang digabungkan. Contoh: unjuk rasa
2. urutan komponennya seolah-olah telah menjadi satu sehingga tidak da-pat ditukar tempatnya. Contoh: suami istri
4E. Frase nominal
1. Perluasan ke kiri, meletakkan kata penggolongnya tepat di de-pannya, dan kemudian didahului oleh numeralia:
numeralia+penggolong+nomina
tiga jilid buku, lima ekor kucingKaidah:
a. suatu inti dapat diikuti oleh satu nomina lain atau lebih, yang kemudian ditutup salah satu pronomina persona yang diikuti oleh ini/itu
buku sejarah kebudayaan Indonesia (saya/dia)
b. inti dapat diikuti penerang dengan bentuk: inti+adjektiva+pronomina/frase kepemilikan+pronomina penun-juk ini/itu (contoh hal. 3.64)
c. nomina yang diikuti adjektiva dan tidak ada pembatas lain yang mengikutinya dapat ditambahkan padanya kata “yang”, dengan bentuk: nomina+yang+adjektiva
Kegiatan Belajar 4>Batasan dan ciri nomina>E. Frase nom-inal (cont’..)
d. frase nomina untuk berkonstruksi nomina verba dapat ditam-bahkan dengan yang, untuk, atau unsur pemisah lain
hak bersuara hak untuk bersuara
e. nomina diperluas ke kanan dengan menambahkan frase oposisi, yaitu frase nominal yang memiliki acuan yang sama dengan nomina yang diterangkannya
Idayu, wanita pertama yang pernah dicintai Wira
f. Inti dapat diperluas dengan pembatas belakang dengan klausa yang dimulai dengan yang
kebebasan berbicara yang sedang dituntut oleh para maha-siswa
g. suatu inti dapat diperluas oleh frase berpreposisi
uang untuk kuliah
Kegiatan Belajar 5 Batasan dan Ciri Pronomina A. Pengertian pronomina B. Pronomina Persona C. Pronomina Petunjuk D. Pronomina Penanya E. Frase pronominal
5A. Pengertian Pronomina
Pronomina: setiap kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain (atau bisa di sebut kata ganti).
3 Pronomina: Pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya.
5B. Pronomina Persona
Pronomina yang mengacu kepada orang. Dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama) Mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua) Mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina persona ketiga)
Tabel 3.70 Pronomina Persona Pertama eksklusif dan inklusif! Pronomina Persona Kedua engkau, kamu, anda, daku, dikau Pronomina Persona Ketiga ia, dia, -nya, beliau Nomina Penyapa dan Pengacu Persona penggunaan kata Bapak,
Ibu, Adik, Kakek dll dalam kalimat
5C. Pronomina Petunjuk
3 Pronomina Petunjuk : penunjuk umum, penunjuk tempat, penujuk ihwal.
Penunjuk umum: ini, itu, anu.
Penunjuk tempat: sini, situ, sana.
Dapat ditambahkan preposisi : di sini, di situ, ke sana. Penunjuk ihwal: begini, begitu
5D. Pronomina Penanya
Digunakan untuk pemarkah pertanaan. Tabel halaman 3.77
Apa dan Siapa Mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya, ditempatkan di awal kalimat Enggantikan barang atau hal yang ditanyakan.
Mana Menanyakan pilihan tentang orang, barang, atau hal. Dapat digabungkan dengan preposisi di, ke, dan dari.
Mengapa dan Kenapa Sebab terjadinya sesuatu. Formal: Mengapa.
5D. Pronomina Penanya
Kapan Waktu terjadinya peristiwa sesuatu
Bagaimana Menanyakan keadaan atau cara melakukan sesuatu
Berapa Gabungan preposisi dengan Kata tanya Kata Saja dan Implikasi kejamakan
Kawanmu siapa saja?
Kata saja dan implikasi ketaktentuan Ambillah uang itu berapa saja yang kamu perlukan
Reduplikasi Apa, siapa, dan mana Menunjukkan ketaktentuan dalam kalimat berita ingkar/negatif
5E. Frase Pronominal
Pronomina + numeralia kolektif kami berdua, mereka bertiga
Pronomina + kata penunjuk Saya ini, kamu itu
Pronomina + kata sendiri Saya sendiri, mereka sendiri
Pronomina + klausa dengan yang Mereka yang ignin mendalami agama (akan mendapat keuntungan ganda)
Pronomina + frase nominal apositif Aku, kekasihmu; kami, bangsa Indonesia
Kegiatan Belajar 6 Batasan dan Ciri Kata Tugas A. Pengertian kata tugas B. Preposisi C. Konjungtor D. Interjeksi E. Artikula Partikel Penegas
6A. Pengertian Kata Tugas
Kata tugas: kata atau gabungan kata yangtugasnya semata-mata memungkinkan kata lain berperan dalam kalimat
6B. Preposisi
Ialah kata tugas yang bertugas sebagai unsur pembentuk frase preposisional yang bersifat eksosentrik: preposisi + nomina/adjektiva/verba.
Berdasarkan bentuk: preposisi tunggal (monomorfemis) dan preposisi majemuk (polimorfermis)
Preposisi tunggal: bagi, untuk, buat, guna, dari, dengan, di, karena, sebab, oleh, pada, tentang, sejak
Preposisi majemuk: Preposisi berafiks: bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, sekeliling,
sekitar, selama, sepanjang, semacam, terhadap, bagaikan Preposisi gabungan kata: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai
ke/dengan, ke luar, dari samping, dll
6C. Konjungtor
Koordinatif: menggabungkan kata atau klausa setara Dan, serta, atay, padahal/sedangkan
Subordinatif: membentuk anak kalimat yang kemudian digabungkan dnegan induk kalimat. Kalimat ini membentuk satu kalimat majemuk bertingkat. 13 kelompok konjungtor subordinatif (3.93-3.94)
korelatif: membentuk frase atau kalimat. Baik..maupun, tidak hanya..tetapi juga, demikia..sehingga, apa(kah)..atau,
entah..entah
Antarkalimat: merangkaikan dua kalimat lepas. 3.96-3.97
Antarparagraf: menghubungkan dua paragraf.
6D. Interjeksi
Kata seru. Mengungkapkan perasaan atau sikap Aduh, amboi, asyik, cih, oh, dll
6E. Artikula
Kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Tiga kelompok artikula:
Mengacu pada makna tunggal : sang, hang, sri Mengacu pada makna jamak : para Mengacu pada makna netral : si
6F. Partikel Penegas
-kah membentuk kalimat interogatif Bersifat manasuka (apakah, dimanakah, bagaimanakah) Bersifat wajib pada kalimat yang tidak memiliki kata tanya
-lah Pemerhalus nada dalam kalimat imperatif Pemertegas/pemrkeras informasi dalam kalimat deklaratif
-tah Kalimat retoris
Pun Mengeraskan arti kata sebelumnya