Post on 26-Apr-2019
NasreviewMedia Praktisi Bicara Asuransi dan Reasuransi
PT Reasuransi Nasional Indonesia
Edisi V
JUNI 2013
BEST REINSURANCE 2013
Review
Exotic car, siapa takuuuttt!
DAFTAR ISI
Liputan Utama ................................ 01 Cuap cuap Marketing ................................ 03 Money Talks ................................ 06 Obrolan Underwriting & Claim ................................. 10 Bisik-bisik SDM .................................. 14 Nasional Re Tech .................................. 16 Seputar Nasional Re .................................. 19 Snapshot (Berita Photo) ................................... 21 Pegawai Pilihan ................................... 22 Suz Reni & Humor ................................... 23
Dari Redaksi
Pembaca yang budiman,
NasreView edisi V – Juni 2013 kali ini kembali menyapa anda dengan berita utama tentang keberhasilan Nasional Re menjadi perusahaan reasuransi terbaik tahun 2013 versi majalah Media Asuransi . Hal ini adalah perolehan kedua kalinya berturut-turut Nasional Re memperoleh predikat tersebut. Dari redaksi, kami sampaikan salam dari manajemen Nasional Re dengan apresiasi yang tinggi untuk seluruh mitra perusahaan yang telah bekerjasama dengan perusahaan sehingga Nasional Re berhasil memperoleh capaian tersebut. Pada edisi ini kami juga menyajikan beberapa artikel menarik tentang risiko asuransi mobil eksotis (ME), claims-made basis, maupun artikel lain tentang bidang-bidang investasi, teknologi, dan SDM. Kami terus berusaha meningkatkan kualitas artikel dan performance bulletin ini agar Anda lebih merasakan manfaatnya. Redaksi juga selalu terbuka menerima masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan bulletin ini kedepannya. Kami berharap media ini bisa menjadi salah satu jembatan komunikasi yang hangat dan intens antara jajaran Nasional Re dengan para mitranya.
Susunan Redaksi & Daftar Isi
SUSUNAN REDAKSI
Penasehat : Direksi Dewan Redaksi : Aviantono Yudihariadi, Subagio Istiarno Pimpinan Redaksi : Adam Kurniawan Wakil Pimpinan : Andrie Prasetyo
Editor
Marketing : Christop Marhasak, Ratna Wijayanti, Dania Virjianti Actuary : Faried Susanto Underwriting : Djoko Slamet, Marlina Claim : Husnul Khuluq, Indra Permana Akuntansi & Keu : Heru Sukoco, Yohanes Hermawan IT : Dri Haskoro Human Capital : Bambang Setiawan Kreatif dan Design : Arie Wibowo
Untuk kedua kalinya secara berturut-turut Nasional Re terpilih sebagai The Best
Reinsurance atau perusahaan reasuransi terbaik versi Majalah Media Asuransi, yaitu
untuk tahun 2013 dan tahun sebelumnya (2012) juga memperoleh predikat yang
sama. Hal tersebut diumumkan oleh Redaksi Majalah Media Asuransi pada pagelaran pem-
berian penghargaan kepada perusahaan para pelaku bisnis asuransi, baik asuransi jiwa,
asuransi umum maupun reasuransi yang diadakan di hotel Le Meridien Jakarta pada Kamis
malam tanggal 13 Juni 2013. Penghelatan tersebut juga dihadiri oleh Bapak Firdaus Djaelani
selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya - OJK, dan para ketua atau perwakilan asosiasi
industri asuransi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut terpilih juga perusahaan
asuransi terbaik untuk asuransi jiwa dan asuransi umum dengan masing-masing katego-
ri yang dikelompokan dalam jumlah ekuitas yang dimiliki per 31 Desember 2012, yaitu
perusahaan dengan ekuitas diatas Rp 750 milyar, ekuitas Rp 250 – 750
milyar, ekuitas Rp 100 – 250 milyar dan ekuitas dibawah Rp 100 milyar. Pe-
nilaian dewan juri didasarkan pada 9 (Sembilan) kriteria antara lain pertumbuhan premi, tingkat penyelesaian klaim,
pertumbuhan hasil underwriting, pertumbuhan pendapatan investasi dan pertumbuhan laba.
Penghargaan yang diberikan pihak eksternal tersebut dapat dianggap sebagai salah satu bentuk kepercayaan dari para pelaku bisnis
asuransi di tanah air yang secara tidak langsung diwakili oleh para anggota Dewan juri yang berasal dari kalangan
asuransi dan diketuai oleh Bapak Budi Setyarso, Direktur Utama PT Asuransi Jasa Raharja. Penghargaan yang diperoleh ini
diharapkan tidak membuat Nasional Re berbangga diri namun justru harus disikapi dengan arif yaitu dengan komitmen yang kuat
untuk terus bekerja keras agar prestasi serupa dapat dipertahankan di masa yang akan datang. Pencapaian tersebut tidak terlepas
dari dukungan semua pihak khususnya para mitra perusahaan yaitu perusahaan asuransi yang menjalani bisnis dengan Nasional Re.
The Best Reinsurance
Liputan Utama
Nasreview Juni 2013 | 01
disamping tentunya tak lepas pula dukungan yang terus menerus dari Pemegang Saham Nasional Re yaitu PT Askrindo (Persero).Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku 2012 dan meningkat cukup tajam dibandingkan tahun 2011. Nasional Re memperoleh laba setelah zakat dan pajak tahun 2012 sebesar Rp 46,1 milyar, meningkat sebesar 127% atau menjadi lebih dari 2 (dua) kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 20,3 milyar. Dikaitkan dengan arahan Bapak Firdaus Djaelani dan selaras juga dengan masukan dari Bapak Sofyan Wanandi - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia pada acara tersebut, bahwa perusahaan asuransi/reasuransi masih harus berbenah diri dan bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalannya dibanding-kan dengan perusahaan asuransi/reasuransi di beberapa negara di kawasan ASEAN yang sudah lebih maju bidang jasa keuangannya seperti Singapore, Malaysia dan Thailand. Khususnya untuk menghadapi kebijakan Asean Free Trade Area selengkapnya yang akan diterapkan di tahun 2015, dimana waktunya sudah tidak lama lagi. Sehubungan juga dengan hal itu, Nasional Re akan terus memperbaiki diri dan mengusahakan peningkatan kerjasama dengan para mitranya lebih baik lagi. Hal-hal yang dirasa masih belum memuaskan para mitra bisnis akan menjadi fokus untuk ditingkatkan dimasa mendatang. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan improvement dalam manajemen risiko perusahaan juga menjadi perhatian utama. Disamping itu teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi tools kegiatan operasional perusahaan akan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Sebagai penutup, sekali lagi manajemen Nasional Re mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang berkepentingan dan telah bekerjasama secara baik dan saling menguntungkan dengan perusahaan, khususnya para mitra usaha yang telah mendukung perkembangan bisnis perusahaan selama ini sehingga Nasional Re dapat mencapai pencapaian seperti saat ini.
Liputan Utama
Nasreview Juni 2013 | 02
Dalam menjalankan perusahaan, sering kali kita
tidak bisa lebih mementingkan yang satu tanpa
melihat yang lainnya. Perusahaan harus bisa
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
investor dan pelanggan. Kebanyakan dari pelanggan
menginginkan sesuatu yang cepat, baik, murah, dan
mudah dari perusahaan.
Hal pertama dan terpenting dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan pelanggan adalah ukuran
pengaduan (complaint) pelanggan yang biasanya terjadi
karena adanya ketidakpuasan dari pelanggan. Dengan
mengetahui penyebab pengaduan tersebut, perusahaan dapat
melakukan perbaikan dan menghilangkan akar dari masalah
pengaduan tersebut. Dari hasil survei yang dilakukan
terhadap 1000 perusahaan manufaktur di Inggris, ternyata
terdapat 30% perusahaan yang tidak mengukur kepuasan seluruh
pelanggan (Neely, 2002). Sebagian di antaranya bahkan
memiliki data pelanggan yang kurang lengkap. Sebanyak 12% dari
seluruh perusahaan yang ada, tidak mengetahui berapa banyak
pelanggan mereka, data-data yang mereka miliki tidak pernah
diolah, hanya dibiarkan saja. Oleh karena itu, tidak
mengherankan, jika saat ini telah dipasarkan sebuah software
Customer Relationship Management (CRM) yang berisi alat
penghubung standar yang memungkinkan pelanggan berinteraksi
dengan perusahaan yang cukup laris di pasaran.
Pada awalnya, pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan
terfokus pada 10 (sepuluh) dimensi layanan, meliputi: hal yang
dapat dilihat (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), kompetensi (competence), kesopanan
(courtesy), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
akses (access), komunikasi (communication), dan memahami
pelanggan (understanding customer).
Dari sepuluh dimensi kualitas layanan tersebut, perusahaan
perlu mengetahui dengan jelas di mana terjadinya gap, yang
mungkin dialami antara layanan yang diharapkan dengan
layanan aktual yang diterima pelanggan. Pada dasarnya, dalam
melihat kualitas layanan yang diberikan perusahaan, pelanggan
akan mengombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut,
kebutuhan masing - masing individu secara spesifik, pengalaman
masa lalu, dan informasi yang merupakan hasil dari komunikasi
eksternal dengan pihak-pihak lain.
Siapakah yang lebih penting: investor atau pelanggan?
Nasreview Juni 2013 | 03
Cuap cuap Marketing
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menyederhanakan sepuluh
dimensi kualitas layanan tersebut menjadi lima dimensi saja yang terkenal dengan sebutan SERVQUAL (singkatan dari Service of Qual-
ity), karena didapatinya beberapa
redudansi dan adanya dimensi yang dapat digabung menjadi satu.
Kelima dimensi kualitas layanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan yang akurat.
2. Responsiveness, yaitu menggambarkan keinginan untuk menolong pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang cepat dan
tepat.
3. Assurance, yaitu mengetahui dan menghormati karyawan serta memberikan kepercayaan dan kenyamanan.
4. Empathy, merupakan kepedulian, perhatian individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.
5. Tangibles, adalah wujud fisik fasilitas, peralatan, personel, dan bahan komunikasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menemukan beberapa
perbedaan prioritas kualitas layanan yang diharapkan pelanggan dari berbagai jenis usaha yang berbeda. Misalnya adalah
layanan kartu kredit, sambungan telepon jarak jauh, bank, dan perbaikan atau perawatan, aspek keandalan (reliability) merupakan hal
pertama yang menjadi prioritas pelanggan, dibandingkan dengan variabel kinerja lain. Justru hal-hal yang dapat terlihat secara kasat
mata (tangibles), tidak terlalu penting untuk dikelola. Menilai kinerja kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, pada dasarnya,
adalah melakukan identifikasi terhadap gap - gap yang timbul antara harapan pelanggan dengan layanan aktual yang mereka terima.
Parasuraman dan kawan-kawan (1990)
Nasreview Juni 2013 | 04
Cuap cuap Marketing
Dengan mengetahui adanya gap-gap tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan
kualitas layanan terhadap pelanggan.
Variabel kinerja yang berkaitan dengan pelanggan, meliputi:
1. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
2. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada (customer retention)
3. Memperoleh pelanggan baru (customer acquisition)
4. Keuntungan yang dihasilkan dari pelanggan (customer profitability)
5. Pangsa pasar (market share)
6. Pangsa bisnis (account share)
Bila dahulu manajemen pelanggan berfokus pada promosi dan penjualan, sistem ekonomi baru
menekankan pada pentingnya hubungan dengan pelanggan. Proses manajemen pelanggan membantu perusahaan untuk
mengakuisisi, mempertahankan, dan menumbuhkan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan.
Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan
mengetahui keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa baik investor maupun pelanggan sama pentingnya karena investor adalah pihak yang paling berkepentingan
dengan hasil-hasil finansial sedangkan pelanggan adalah salah satu factor penting dalam menentukan kinerja nonfinansial perusahaan.
Penulis : Christop Marhasak, ST, AMII, AAAIK, ICPU. Sumber: Dermawan Wibisono, Ph.D, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), 7, 93-100.
Nasreview Juni 2013 | 05
Cuap cuap Marketing
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah
panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang
pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi
tersebut.
Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal,
terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat
(rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai
kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara lang-
sung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan
perusahaan. Lembaga pemeringkat di dunia yang terbesar
adalah Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga
pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s.
Kategori dan definisi peringkat obligasi adalah sebagai berikut :
1. AAA adalah Efek hutang yang berisiko investasi paling rendah
dan berkemampuan paling baik untuk membayar bunga dan po-
kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang
diperjanjikan.
2. AA adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat rendah
dan berkemampuan sangat baik untuk membayar bunga dan po-
kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang
diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan ke-
adaan yang merugikan.
3. A adalah Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan berke-
mampuan baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari se-
luruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan,
dan hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang
merugikan.
4. BBB adalah Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah
dan berkemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan po-
kok utang dan seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, meskipun kemampuannya tersebut cukup peka ter-
hadap perubahan keadaan yang merugikan.
5. BB adalah Efek hutang yang masih berkemampuan untuk mem-
bayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko investasi cukup
tinggi, dan sangat peka terhadap perubahan keadaan yang meru-
gikan.
6. B adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan
berkemampuan sangat terbatas untuk membayar bunga dan po-
kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang
dijanjikan.
7. CCC adalah Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya.
8. D adalah Efek hutang yang macet atau perusahaan yang sudah
berhenti berusaha.
OBLIGASI
Nasreview Juni 2013 | 06
Money Talks
JENIS-JENIS OBLIGASIObligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
1. Dilihat dari sisi penerbit :
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh peru-
sahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN),
atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh peme-
rintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan
dengan kepentingan publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat di-
uangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon
bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat ku-
pon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, ber-
dasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time
deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga de-
posito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi :
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak ke-
pada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut
ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak
kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke
dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepa-
da emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obli-
gasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :
a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ke-
tiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
b. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga
dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga
c. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset
tetap.
d. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan
efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-
saham anak perusahaan yang dimilikinya.
e. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan
dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan pener-
bitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal :
a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbe-
likan dalam satu nominal, misalnya Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam
satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun
government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan
dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil
dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan
ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan
obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian se-
hingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi
syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga ku-
pon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
Obligasi di IndonesiaJenis obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu,
Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerin-
tah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu
dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit
APBN;
Nasreview Juni 2013 | 07
Money Talks
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan
untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang
kecil agar dapat dibeli secara ritel;
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “obligasi
syariah” atau “obligasi sukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan un-
tuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
MEKANISME PERDAGANGAN OBLIGASIAda dua jenis pasar obligasi yaitu:
1. Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi
saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar
Modal, obligasi harus dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obli-
gasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi
akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan
dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tem-
pat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang
ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat
elektronik seperti email, online trading, atau telepon.
Pelaksanaan Perdagangan di Bursa EfekPerdagangan Obligasi (Korporasi & Negara) serta SUKUK melalui
Bursa dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income Trad-
ing System (FITS). Pengguna sistem FITS adalah Perusahaan Efek
yang sudah menjadi Anggota Bursa (AB), juga menjadi Anggota
Kliring KPEI. Dalam kegiatan transaksi melalui FITS Anggota Bursa
(AB) bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi baik untuk
kepentingan nasabah maupun kepentingan sendiri.
Fixed Income Trading System (FITS)Fixed Income Trading System (FITS) adalah sarana perda-
gangan obligasi dan sukuk yang disediakan oleh Bursa Efek
Indonesia. Obligasi dan Sukuk yang dapat ditransaksikan me-
lalui sistem FITS ini adalah Obligasi dan Sukuk yang dicatat-
kan di Bursa Efek Indonesia. Mekanisme perdagangan Obli-
gasi Dan Sukuk melalui sistem FITS merupakan transaksi yang
terintergrasi antara sistem perdagangan, kliring dan
penyelesaian, seperti halnya dalam bagan di atas ada tiga
mekanisme yang berbeda yaitu : perdagangan, kliring dan
penyelesaian. Kegiatan perdagangan Obligasi dan Sukuk melalui
sistem FITS ini didukung oleh peraturan perdagangan yang dibuat
oleh BEI dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah
satu yang diatur adalah Satuan Perdagangan (Lot Size), dimana
satuan perdagangan (Lot Size) adalah 1 Lot sama dengan nilai lima
juta rupiah (1 Lot = 5 Juta Rupiah) hal ini didasarkan dalam rangka
pemerataan investor agar investor individu dapat memiliki Obliga-
si ataupun SUKUK yang diterbitkan baik oleh Perusahaan Swasta
Nasional maupun oleh Negara.
Sistem FITS menggunakan metode remote acsess dari masing-
masing kantor Anggota Bursa, sehingga AB tersebut dapat mem-
berikan pelayanan order (Jual ataupun Beli) kepada para Nasa-
bahnya secara efektif dan efisien.
Segmen Pasar di BursaPerdagangan melalui sistem FITS terdiri dari dua papan
perdagangan yaitu :
1. Pasar Reguler Outright
Merupakan mekanisme perdagangan secara lelang ber-
kesinambungan secara anonym (anonymous continuous
auction) dengan metode pembentukan harga yang didasar-
kan atas prioritas harga dan waktu (price and time priority).
2. Pasar Negosiasi
Merupakan fasilitas yang memungkinkan para Anggota Bur-
sa melakukan pelaporan hasil kesepakatan transaksi yang
telah terjadi sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain.
Penyelesaian Transaksi
Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler Outright dan Pasar Negosiasi
dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan
berpedoman pada Waktu FITS.
Harga Obligasi:
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk
mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu
persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawar-
kan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%,
maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari ni-
lai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual
dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta
= Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari
nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual
dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50
juta = Rp 49 juta.
Nasreview Juni 2013 | 08
Money Talks
Yield Obligasi:Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obli-gasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
2. Sementara itu yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengem-balian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang sering-kali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:YTM approximation =
C = kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = harga pembelian (purchase value)
Manfaat ObligasiObligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak di-pengaruhi harga pasar obligasi. 2. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi.3. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obli-gasi dari kemungkinan terjadinya inflasi.4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan un-tuk membeli instrumen aktiva lain.
Kelemahan ObligasiBerbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi :a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif,apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.
b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konser-vatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan perge-rakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obli-gasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempu-nyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Aspek Pajak ObligasiJenis obligasi dan tarifnyaDari aspek perpajakan obligasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :1. Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)Atas bunganya dikenakan Pajak Penghasilan dengan tarif 15% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period).Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 15% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).2. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual pada saattransaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga perolehan obligasi.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasiPemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran :1. atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan2. atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.• Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara :atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi.• Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.
Penulis : Yohannes, SE Sumber : Internet
Nasreview Juni 2013 | 09
Money Talks
Di dunia nyata, bagi sebagian kita, termasuk saya, untuk
memiliki Mobil Eksotis ( ME ) adalah sesuatu yang mungkin
hanya bisa kita bayangkan pada saat kita melamun atau
hendak tidur. Saya pribadi, kalau ingin memuaskan hasrat saya
untuk mengemudikan mobil eksotis, hanya bisa memainkannya
di dalam game.
Lalu mobil apa sih yang sebenarnya bisa kita kategorikan sebagai
ME ?
ME biasanya adalah mobil mobil dengan harga diatas Rp 500 juta,
limited edition, handmade, custom made, memiliki performa
tinggi, dsb. Pada intinya, ME adalah mobil mobil yang tidak anda
lihat berseliweran di jalan raya setiap hari.
Banyak mobil yang bisa masuk kategori ME, bahkan hanya dengan
mendengar merk mobilnya saja kita sudah bisa tahu bahwa mobil
tersebut adalah ME.
Merk seperti Ferrari, Lamborghini, Maserati, Bugatti, Bentley,
Mercedes Benz AMG , BMW M, sudah umum di telinga pecinta
otomotif sebagai ME berharga mahal yang hanya bisa dinikmati
kalangan “ The Have “.
Ciri ciri ME adalah sebagian besar sbb :
1. Harga di atas rata rata, bahkan “ beyond imagination “.
Sebagai contoh, Bugatti Veyron Super Sport ( mobil produksi
massal tercepat didunia – 435 kmh ) dibanderol dengan harga
USD 4,000,000 / unit.
Ferrari F50 GT1 ( hanya ada 3 didunia ) dilelang dengan harga USD
12,000,000 ( itupun kalau ada yang mau melepas koleksinya )
2. Performa yang mengagumkan. Biasanya performa diukur me-
lalui Top Speed, akselerasi 0-100 kmh, dan waktu tempuh 0-402
meter. Sebagai contoh, Lamborghini Gallardo Spyder ( mobilnya
Hotman Paris Hutapea ) bisa berakselerasi dari 0-100 kmh dalam
waktu kurang dari 3.5 detik. Itu sama dengan mobil anda baru
masuk gear ke 2, Lamborghini Gallardo sudah menghilang dide-
pan mata anda.
3. Handmade atau limited edition. Semakin terbatas jumlahnya,
maka semakin eksotis sifatnya. ( contohnya : Ferrari FXX, BMW
M8 ).
4. Tingkat kenyamanan dan keamanan yang sangat tinggi. Mobil
Rolls Royce bukan tanpa alasan dibekali dengan mesin 10,000cc.
Tujuannya adalah agar performa pada saat jalan mendatar dan
menanjak tidak berbeda.
Dengan harga yang tinggi, performa yang ajaib, serta desain
yang indah, tentunya proteksi asuransi sangat dibutuhkan untuk
melindungi koleksi tersebut dari konsekuensi atas risiko yang ti-
dak diinginkan. Banyak perusahaan asuransi yang enggan untuk
mengcover ME dikarenakan kesulitan dalam penyediaan suku
cadang ( imported goods ), ketidak tahuan atas spesifikasi mobil
tersebut, keterbatasan kapasitas, dsb.
Sebenarnya, di Indonesia menutup asuransi untuk ME adalah
cukup aman. Mengapa? Ijinkan saya untuk sedikit sharing
pendapat :
Exotic Cars, siapa takuuuuttt !!!
Nasreview Juni 2013 | 10
Obrolan Underwriting & Claim
1. Seberapa sering anda melihat sebuah mobil Ferrari diparkir
didepan Mall? Itu menandakan bahwa orang orang yang memiliki
ME sangat jarang sekali menggunakan mobilnya untuk keperluan
pribadi. Hal ini berbeda apabila kita berkunjung ke negara tetang-
ga seperti Malaysia dan Singapore. Disana kita akan dengan mu-
dahnya menemukan Lamborghini atau Bentley GT diparkir secara
sembarangan di parkiran umum.
2. Hampir dapat dipastikan bahwa pemilik ME akan sangat
segan menggunakan mobilnya di hari kerja, sehingga risiko keru-
sakan atas kecelakaan lalu lintas dan sebagainya dapat dihindari
kemungkinan terkecil. Kasus terakhir kecelakaan ME adalah
didaerah Senayan, dimana Lamborghini Gallardo terperosok ke
dalam lubang ditengah jalan dan mengalami kerusakan pelek dan
body kit.
3. Pemilik ME selalu memperhatikan kesehatan dan perawatan
mobilnya.
4. Rata rata pemilik mobil ME adalah orang berada, sehingga ke-
mungkinan Fraud dalam hal klaim adalah kecil.
Setiap sisi positif tentu mempunyai sisi negatif. Sisi negatifnya
antara lain adalah :
1. Kemungkinan total loss itu selalu ada. Dan apabila sebuah ME
mengalami total loss, maka akan cukup mengguncang portfolio
premi si perusahaan asuransi.
2. Suku cadang yang harus import
3. Keterbatasan bengkel
4. Kesulitan dalam penentuan harga pertanggungan. Untuk ME
yang benar benar antik ( seperti Mercedes Benz SLR GullWing
yang dimiliki BJ Habibie ) sangat sulit untuk ditentukan harganya.
5. Kesulitan dalam penetapan tarif premi, dikarenakan kurangnya
data statistik yang ada.
Namun demikian, asuransi ME adalah sebuah portfolio yang cu-
kup menggiurkan, dikarenakan premi yang besar dan loss rasio
yang masih kecil.
Faktor underwriting yang perlu untuk diperhatikan adalah :
a. Jenis mobil, apakah luxury car ataukah sport car.
Kedua mobil jenis ini memiliki “tingkah laku yang sangat
berbeda “.
Luxury Car lebih ke mobil dengan penampilan dan performa yang
elegan, yang tidak utamanya diperuntukkan untuk mengejar ak-
selerasi dan kecepatan .
Berbeda dengan Sport Car, yang penampilan dan suara mesin-
nya saja sudah membuat si pengemudi ingin menekan pedal gas
dalam dalam. Belum lagi performa yang garang dan bentuk mobil
yang “ sleek “
b. Usia pengemudi.
Survey membuktikan bahwa perusahaan asuransi di
Indonesia hampir tidak pernah mempersoalkan usia penge-
mudi dalam SPPA. Anda bisa bayangkan, remaja usia 17 tahun
didalam mobil Nissan GTR 2013 Twin Turbo, wah kira - kira apa
yang terjadi ya?
c. Lokasi penyimpanan.
Belum tentu pemilik ME menaruh mobilnya di rumah pribadinya.
Sultan Halsanah Bolkiah sampai harus membuat 3 hanggar pe-
sawat khusus untuk menyimpan koleksi sejumlah 3000+ unit ME
nya dikarenakan garasi di Istana Nurul Iman tidak cukup.
Setiawan Djody menaruh koleksi mobil Lamborghini dan Vector
nya di rumahnya dibilangan Kebon Jeruk yang notabene lokasi pa-
dat penduduk dan daerah macet.
Saya juga pernah melihat mobil Audi R8 masuk ke perumahan di
daerah Kelapa Gading, yang notabene daerah rawan banjir.
d. Harga Pertanggungan.
Harga yang fantastis ( ie USD 4,000,000 ) untuk sebuah mobil
sebaiknya jadi pertimbangan anda dalam melakukan penutupan
atas risiko ini, dikarenakan seperti yang saya tulis diatas, bahwa
kemungkinan untuk total loss itu tetap ada. Tentunya anda tidak
ingin menghabiskan premi asuransi kendaraan bermotor anda se-
lama setahun hanya untuk membayar “ one single claim “ dari 1
unit ME saja.
e. Keanggotaan dalam sebuah klub mobil.
Apabila tertanggung anda adalah anggota dari sebuah klub mobil
ME, maka hampir bisa dipastikan bahwa dia akan sering travelling
keluar kota dengan mobilnya untuk menghadiri Club Gathering.
f. Penghasilan / pekerjaan dari si owner.
Kecil kemungkinan pemilik ME adalah golongan menengah ke-
bawah. Namun demikian, bukan berarti dia tidak mungkin akan
bisa mengalami kesulitan keuangan di masa yang akan datang.
Kesulitan keuangan identik dengan niat untuk Fraud.
Apapun itu, asuransi ME masih merupakan portfolio yang
menguntungkan dikarenakan loss rasio yang masih rendah.
Cukup diingat bahwa pemilik ME sangat menjaga perawatan dan
keselamatan mobilnya, sehingga hal ini menjadikan hal yang
positif untuk melakukan analisa risiko.
Jadi, apabila didepan anda ada calon tertanggung yang hen-
dak mengasuransikan Ferrarinya, jangan ragu. Tutup 100%, dan
reasuransikan ke Nasional Re, kami siap membantu anda !
Ditulis oleh : R. Djoko S. Prasetiyo, SE, AMII, AIIS, Std Writer, Std Verificator, Std Developer Disadur dari : Wikipedia.org Sumber sumber lainnya
Nasreview Juni 2013 | 11
Obrolan Underwriting & Claim
Bagi para praktisi asuransi pada umumnya terlebih
lagi mereka yang berkecimpung di asuransi tanggung
gugat (liability insurance), dipastikan sudah familiar
dengan istilah claim-made basis. Namun terkait dengan
masih banyaknya penawaran dan penutupan
asuransi tanggung gugat berdasarkan occurrence basis, maka
ulasan tentang hal ini menjadi penting adanya, terutama bagi
mereka yang baru berkecimpung di industri asuransi.
Apa sih claims-made basis?Sederhananya, dalam claims-made basis, klaim
harus diajukan pada saat polis sedang berjalan.
Sangat berbeda dengan konsep dan aplikasi dari occurrence
basis, dimana polis akan berjalan saat peristiwa pemicu klaim
terjadi di periode pertanggungan polis. Oleh karenanya, klaim
mungkin saja terjadi beberapa tahun berselang setelah polis
berakhir.
Sampai dengan sekarang, baik occurrence maupun claims-
made basis lazim digunakan dalam asuransi tanggung
gugat. Hal ini lebih disebabkan oleh tuntutan pasar yang
menghendaki demikian. Walaupun yang lebih banyak
digunakan oleh pasar akhir-akhir ini adalah claims-made basis.
Adakalanya, beberapa broker asuransi yang tidak
biasa dengan claims-made basis menganggap jika
dengan claims-made basis hanya akan ‘mengunci’
pihak penanggung tanpa fleksibilitas dalam persaingan pasar
asuransi tanggung gugat. Pasti hal ini tidak benar adanya.
Hampir semua bentuk tanggung gugat profesi (professional
liability) seperti untuk dokter, akuntan, direktur (Director
and officer) dan lainnya, ditulis dalam bentuk claims-made
basis. Jika dikelola dengan baik dari waktu ke waktu oleh broker
asuransi yang kompeten, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa
bentuk claims-made basis bersifat restrictive atau tidak kompetitif.
Kalaupun ada aspek negatif dari claims-made basis, hanyalah
kompleksitasnya. Adalah lazim periode asuransi dilakukan
secara annualy basis, dan dalam interval panjang saat periode
renewal tiba, terkadang mudah melupakan seluk beluk bagaimana
coverage polis berjalan serta persyaratan-
persyaratan pelaporan klaim dan potensi klaim
kepada pihak asuransi, yang bisa berujung pada
penolakan klaim karena keterlambatan pelaporan. Akan tetapi,
kompleksitas ini justru menekankan atas penting-
nya peran broker yang kompeten tidak hanya dalam
persoalan claims-made basis semata, namun bagi
kepentingan industri asuransi liability secara umum.
Lantas, apakah retroactive date?Claims-made basis belumlah lazim diterapkan sampai tahun
1980-an dan belum banyak ditulis untuk entitas polis yang
sebelumnya berdasarkan occurrence basis. Oleh karena
itu, jika ada kerugian yang terjadi sebelum polis dituliskan
dengan claims-made basis untuk pertama kalinya, maka kerugian
akan ditanggung oleh polis occurrence sebelumnya. Atas dasar
kondisi tersebut, untuk menghindari perlindungan berlebih dan
eksposure klaim sebelumnya, perusahaan asuransi selalu
menerapkan retroactive date dalam polis claims-made-nya. Polis
claims-made tidak menjamin insiden/klaim yang terjadi sebelum
retroactive date (tanggal berlaku surut). Contohnya, jika Anda
membeli untuk pertama kalinya Polis claims-made pada tanggal
1 Januari 2013, dan menjadikannya sebagai retroactive date,
maka polis itu tidak akan menjamin klaim dari insiden yang terjadi
sebelum tanggal 1 Januari 2013, kendatipun
jika klaim tersebut disampaikan pada saat
periode polis claims-made berjalan. Karena itu, polis
occurrence sebelumnyalah yang akan mengganti kerugian
tersebut.
Aturannya adalah jangan pernah merubah retroactive date.
Terkadang, pada saat tertanggung hendak beralih dari
perusahaan asuransi satu ke perusahaan asuransi yang lain,
pihak asuransi yang baru tentunya hendak mengubah retro-
active date untuk polis claims-made basis-nya sesuai periode
pertanggungan yang dimulai dipihaknya. Penawaran ini mung-
kin terdengar menarik bagi pihak tertanggung karena akan
mengurangi premi. Namun, jika tertanggung menerima tawaran
ini, maka tertanggung kehilangan perlindungan untuk setiap
kerugian yang terjadi antara tanggal polis claims-made yang
pertama hingga tanggal dimulainya polis claims-made baru.
Kondisi ini biasanya disebut sebagai “losing your retroactive
date.” Seringkali keputusan ini diambil atas dasar ketidakta-
huan pihak tertanggung beserta broker yang tidak memahami
konsekuensinya sehingga dia tidak dapat menjelaskannya dengan
benar.
Claims-made basis
Nasreview Juni 2013 | 12
Obrolan Underwriting & Claim
Kehilangan retroactive date pastinya akan menciptakan
kesenjangan dalam coverage yang periodenya bisa
merentang dalam beberapa tahun lamanya sesuai
dengan lama periode polis sebelumnya, lantas, ini
berarti bahwa seluruh premi yang telah pihak tertanggung
bayarkan untuk polis sebelumnya benar-benar menjadi percuma.
Aplikasi Claims-made basisKebanyakan orang tidak menyadari atas aturan waktu
pengajuan klaim asuransi claims-made basis, padahal aturan
tersebut menjadi bagian dari polis, yang dengan demikian
bertindak sebagai warranty. Ini berarti, jika ada kekeliruan
(misrepresentation) dalam hal waktu pengajuan klaim tersebut,
maka perusahaan asuransi dapat membatalkan ganti ruginya.
Untuk beberapa alasan tertentu, seperti alasan untuk saving
money, pihak tertanggung dapat mempertimbangkan untuk
mengurangi limit pertanggungan yang mereka miliki dari
polis asuransi sebelumnya. Hal ini mungkin tampak seperti
sebuah keputusan yang mudah, tetapi, dengan penerapan claims-
made basis dalam polis, penurunan tersebut bisa menimbulkan
konsekuensi serius. Sebagai contoh, jika tertanggung telah
membeli proteksi tanggung gugat untuk beberapa tahun
dengan limit pertanggungan $ 5 juta berlaku sejak
retroactive date, dan saat ini sedang mempertimbangkan untuk
menurunkan limit pertanggungannya menjadi $ 2 juta dan
berlaku sejak retroactive date, maka proteksi asuransinya
pun akan menjadi $ 2 juta. Pada prakteknya nanti, jika insiden
kerugian (loss event) ternyata terjadi 1 minggu sebelumnya dan
tertanggung mengetahui tentang hal itu setelah mengurangi limit
pertanggungannya, maka limit pertanggungan asuransinya pun
sebatas $ 2 juta, dan bukan $ 5 juta saat klaim tersebut terjadi.
Kesimpulan, polis asuransi tanggung gugat dengan claims-made
basis memang bisa terkesan rumit, namun dengan mudah dapat
dikelola oleh tertanggung dan broker asuransi yang memiliki
pengetahuan akan hal tersebut. Dengan kepiawaian yang
mumpuni, sudah pasti kesulitan yang meliputinya dapat dihindari.
Aspek-aspek terpenting seperti retroactive date serta penera-
pan coverage yang tertulis dalam polis sepatutnya harus selalu
diingat dan dievaluasi ketika hendak memperpanjang periode
pertanggungan.
Penulis : Husnul Khuluq, M.Si, AMII, Dipl. CII Sumber : Greg Doherty dari Poms & Associates Insurance Brokers - Woodland Hills, California
Nasreview Juni 2013 | 13
Obrolan Underwriting & Claim
Apa itu Corporate Culture (Budaya Perusa-
haan) :Ada beberapa definisi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk memudahkan kita di dalam
memahami pengertian dari Corporate Culture diantaranya :
Corporate Culture : A blend of the values, beliefs, taboos, symbols,
rituals and myths all companies develop over time
(Budaya Perusahaan : Sebuah paduan nilai-nilai, kepercayaan,
tabu, simbol, ritual dan mitos semua perusahaan berkembang
dari waktu ke waktu)
Corporate culture is the amalgamation of values, vision, mission,
and the day-to-day aspects of communication, interaction, and
operational goals that create the organizational atmosphere that
pervades the way people work
(Budaya perusahaan adalah penggabungan nilai, visi, misi, dan
aspek sehari-hari komunikasi, interaksi, dan tujuan operasional
yang menciptakan suasana organisasi yang meliputi cara orang
bekerja)
Dari kedua definisi tersebut diatas maka Corporate Culture
(budaya perusahaan) yang dimiliki oleh suatu organisasi
hendaknya dapat menjadi sifat atau ciri-ciri sikap perilaku
dalam pelaksanaan kerja sehari-hari serta berkorelasi secara
positif di dalam pencapaian kinerja organisasi menjadi lebih baik.
Manfaat Corporate Culture bagi perusahaan antara lain adalah
dapat menciptakan SDM yang memiliki integritas, pengetahuan,
keahlian/ketrampilan maupun sikap, perilaku dan moral yang
baik sehingga mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi.
Sedangkan bagi karyawan, Corporate Culture akan menjadi
acuan/pedoman berperilaku dalam melaksanakan tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari sehingga mampu berperan memberikan kontribusi optimal
terhadap pencapaian Visi dan Misi perusahaan
PT Reasuransi Nasional Indonesia telah melakukan
pembahasan untuk mendefinisikan Corporate Culture
tersebut dan yang terakhir yaitu dilakukan pada tahun 2011 di
mana saat itu di sepakati diantaranya hal-hal sebagai berikut:
MEANING STATEMENT :“BANGGA MELAYANI MASYARAKAT DEMI KENYAMANAN DAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BERMAKNA”
VISI :“MENJADI PERUSAHAAN REASURANSI YANG TERPERCAYA, TANGGUH DAN TERUS TUMBUH”
MISI :“MEMBERIKAN PELAYANAN & SOLUSI SECARA PROFESIONAL SERTA MENINGKATKAN KAPASITAS REASURANSI NASIONAL”
VALUE (NILAI - NILAI) : - INTEGRITY - PROFESIONALISM - SERVICE EXCELLENCE - TEAMWORK - FAIRNESSPenetapan Meaning Statement, Visi, Misi dan Values
tersebut bahkan di tanda tangani oleh seluruh peserta/pejabat
di lingkungan PT Reasuransi Nasional Indonesia yang hadir/ikut
dalam penetapan tersebut pada tanggal 1 Oktober 2011.
Dalam pertemuan/pembahasan tersebut juga di rumus-
kan pengertian/definisi dari masing-masing Values tersebut,
diantaranya :
CORPORATE CULTURE (Budaya Perusahaan)
Nasreview Juni 2013 | 14
Bisik Bisik SDM
- Integrity : menjunjung tinggi kebenaran, mematuhi
ketentuan yang berlaku, dan terbuka terhadap kritik yang bersifat
membangun
- Professionalism : senantiasa meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan dalam menjalankan tugas, mempunyai
pandangan yang luas serta mengedepankan kepentingan
perusahaan diatas kepentingan pribadi
- Service Excellence : kemampuan untuk memahami kebutuhan
pelanggan dengan layanan dan solusi terbaik demi terciptanya
hubungan jangka panjang
- Teamwork : bekerja dengan mengutamakan kerjasama
tim, mengembangkan sikap saling membantu, dan saling meng-
hargai untuk mencapai kinerja yang efektif
- Fairness : menghormati hak-hak orang lain serta ber-
tindak adil memberi peluang dan kesempatan yang sama.
Membangun budaya perusahaan perlu dilakukan secara kon-
sisten sejak awal dan peng-implementasian hal tersebut perlu
dilakukan secara bertahap melalui proses pembelajaran yang ber-
kesinambungan, bahkan dapat dijelaskan tahapan-tahapan terse-
but kedalam 4 (empat) tahapan, yaitu:
1. Awareness artinya karyawan mengetahui akan adanya
budaya perusahaan,
2. Understanding artinya karyawan selanjutnya mulai
memahami terhadap arti dari budaya perusahaan
tersebut,
3. Buy in artinya karyawan menerapkan budaya
perusahaan dalam perilaku kerja sehari-hari,
4. Ownership artinya karyawan merasa tidak nyaman
atau bahkan merasa ada yang salah jika tidak bersikap
sesuai nilai-nilai dari budaya perusahaan yang dimiliki.
Dari penjelasan tersebut diatas maka sudah sepantasnya sebagai
insan organisasi kita berusaha untuk berupaya semaksimal mung-
kin untuk menerapkan Corporate Culture (Budaya Perusahaan)
yang kita miliki dan kita bangun bersama selama ini.
Penulis : Teguh Tjahjono. SE, AAAIK Sumber : - Panduan Perilaku Nasional Re - Informasi lain yang didapat dari Corporate Culture Conference
Nasreview Juni 2013 | 15
Bisik Bisik SDM
E-Payment adalah suatu sistem yang menyediakan alat-alat
untuk pembayaran jasa atau barang-barang yang dilakukan
di Internet, dimana pelanggan mengirimkan semua data ter-
kait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di Inter-
net dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang
dan pelanggan. Didalam Journal “ PENGEMBANGAN ALTERNATIF
MODEL E-PAYMENT B2C (BUSINESS TO CONSUMER) UNTUK MA-
SYARAKAT INDONESIA “ yang dibuat oleh Agung Firmansyah, Mu-
hammad Ilman Akbar, Mursal Rais, Mustafa Kamal, dan Putu Wuri H ,
E-payment menawarkan berbagai macam keuntungan
seperti mempercepat proses transaksi dan dapat menjual produk
dengan harga lebih murah. Pihak yang terlibat dalam proses
transaksi dapat mentransfer dan menerima uang dari pihak lain
kapanpun dan dimanapun. Disamping itu, e-payment juga dapat
mendukung gerakan green technology dimana pemakaian kertas
dapat dikurangi.
Terdapat beberapa faktor kesuksesan dalam e-payment yaitu:
1. Independence : metode e-payment yang tidak tergantung pada
teknologi atau alat apapun.
2. Interoperability dan portability : aplikasi e-payment yang bisa
diakses melalui berbagai macam teknologi dan platform .
3. Security : aplikasi e-payment harus memiliki tingkat keamanan
yang baik seperti menggunakan Public Key Infrastructure (PKI),
digital signature, dan lain sebagainya.
4. Anonymity : aplikasi e-payment dapat mendukung kerahasiaan
data pribadi pengguna.
5. Ease of use : aplikasi e-payment harus dapat dengan mudah
digunakan oleh pengguna.
6. Transaction fees : mekanisme pembagian keuntungan antar pi-
hak yang terlibat dalam e-payment.
7. Regulacy : aplikasi e-payment harus dapat memenuhi per-
aturan yang berlaku.
Dalam pengeksekusian e-payment, terdapat empat pihak
yang terlibat yaitu issuer, konsumen, penjual dan regulator
(pemerintah). Terdapat beberapa metode dalam pembagian
keuntungan antar pihak yang terlibat di e-payment seperti biaya
transaksi, biaya iklan, biaya registrasi, dan lain sebagainya. Saat
ini, terdapat beberapa metode e-payment yang populer di dunia
seperti pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, kartu
belanja (purchasing card), Electronic Funds Transfer (EFT), cek
digital (e-check), uang elektronik (e-cash), micropayment, dompet
elektronik (e-wallet), dan PayPal. Tahun 1950, kartu kredit mu-
lai diperkenalkan namun penggunaannya baru banyak digunakan
Apa sih… e-Payment itu ?
Nasreview Juni 2013 | 16
Nasional Re Tech
oleh masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Kekurangan dari sebagian besar kartu kredit adalah terdapat
syarat transaksi minimum, sehingga tidak dapat mengatasi
transaksi dalam jumlah kecil. Masalah ini dapat diatasi dengan
e-micropayments yang dapat digunakan untuk transaksi jual beli
skala kecil secara elektronik dengan maksimum transaksi sebesar
USD 10 . Selain itu, uang digital yang ekuivalen dengan uang kertas
dan koin dapat digunakan dalam transaksi jual beli secara online.
Keuntungan dari uang digital ini adalah konsumen dapat berbe-
lanja lebih murah dan aman. Salah satu kelemahan dari model
pembayaran yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah konsumen
harus berulang kali memasukkan data pribadinya setiap kali
melakukan transaksi. E-wallet dapat digunakan untuk menyim-
pan data pribadi konsumen (misal nama dan alamat konsumen,
nomor kartu kredit dan lain sebagainya), sehingga memudahkan
konsumen dalam melakukan transaksi dengan sekali menekan
tombol klik konsumen dapat bertransaksi dan memunculkan
data pribadinya. Salah satu model e-payment untuk organisasi
adalah kartu belanja (purchasing card) dengan nilai minimum dan
maksimum tertentu yang memiliki tujuan untuk memberikan ke-
mudahan kepada pegawai di organisasi tersebut untuk membeli
material, peralatan atau layanan yang diperlukan oleh
organisasi. Selain itu, salah satu tipe pembayaran yang tidak
menggunakan kartu adalah PayPal yang dapat mentransfer uang
melalui Internet.
Dikatakan juga dalam Jurnal tersebut bahwa terdapat
empat model e-payment yang telah disesuaikan dengan kondisi
Indonesia dan faktor-faktor kesuksesan dari e-payment. Model
e-payment tersebut adalah ATMPal, ICash, Pulsa E-payment dan
Mobile banking.
a. ATMPal Ide awal pengembangan ATMPal terinspirasi dari
penggunaan PayPal Indonesia yang berbasis kartu kredit. Namun,
di Indonesia masih sedikit masyarakat Indonesia yang meng-
gunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. ATMPal dikem-
bangkan untuk mengatasi masalah tersebut dimana pembayaran
langsung di-autodebet pada rekening bank milik pengguna atau
konsumen. ATMPal dapat memberikan kemudahan bagi penggu-
na dalam melakukan pembayaran secara online dengan mengin-
tegrasikan antara bank dan ATMPal.
Nasreview Juni 2013 | 17
Nasional Re Tech
Pihak-pihak yang terlibat dalam ATMPal adalah pengguna
ATMPal (end-users), bank pengguna, penyedia layanan ATMPal
dan penjual (merchant). Fitur yang terdapat di ATMPal adalah
registrasi pengguna, transfer uang antara pengguna ATMPal dan
bukan pengguna ATMPal serta cek saldo akun pengguna. Fitur
utama di ATMPal yaitu proses registrasi dan pembayaran dengan
ATMPal.
b. iCash Model iCash terinspirasi dari sistem pembayaran pada
pulsa telepon seluler. Tujuan dikembangkannya iCash adalah
memudahkan pengguna untuk melakukan penyimpanan
uang dan melakukan pembayaran online tanpa harus melalui
rekening di bank. Keuntungan dari iCash adalah pengguna dapat
membayar barang atau jasa yang dibeli secara online, proses
pengisian saldo dapat dilakukan dengan mudah yaitu melalui
ATM atau voucher serta pengguna dapat mentransfer uang ke
pihak lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam iCash adalah pengguna
iCash, penyedia layanan iCash dan penjual.
c. Pulsa E-payment Ide dasar dari model Pulsa E-payment adalah menggunakan
pulsa ponsel sebagai pengganti uang untuk alat pembayaran.
Ide ini lahir didorong oleh banyaknya pengguna ponsel yang
ada di Indonesia. Menurut peraturan yang dibuat oleh Bank
Indonesia (BI) hal ini diperbolehkan dengan merujuk pada
Peraturan Bank Indonesia nomor 7/52/PBI/2005 pasal 6 ayat
3. Pihak yang terlibat dalam model pulsa e-payment adalah
pengguna pulsa e-payment, operator seluler, merchant, bank
dan penyedia layanan pulsa e-payment. Pulsa E-payment
memiliki tiga fitur seperti fitur untuk melakukan transaksi jual
beli, pengisian dan pengiriman pulsa. Fokus dari model pulsa
e-payment adalah pada fitur transaksi jual beli melalui
handphone.
d. Mobile banking Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan kartu
ATM untuk berbelanja maupun mengakses akun bank mereka
melalui mesin ATM. Pengaksesan akun bank melalui ATM
walaupun mudah dilakukan namun masih memiliki beberapa
kelemahan yaitu pengguna masih harus pergi ke mesin ATM
untuk melakukan transaksi. Untuk memecahkan masalah ini, pada
penelitian ini dirancang model Mobile banking yang dapat
digunakan untuk mengakses akun bank melalui handphone
sehingga pengguna dapat mengakses akunnya dari manapun dan
kapanpun.
Ide awal dari model ini adalah pengintegrasian akun bank
pengguna dan handphone pengguna. Tujuan dari
pengembangan Mobile banking adalah untuk memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk mentransfer uang mereka dan
melakukan pembayaran melalui handphone. Terdapat lima pihak
yang terlibat dalam model ini yaitu pengguna, operator seluler,
bank, penyedia layanan Mobile banking dan merchant. Mobile
banking memiliki fitur registrasi, melihat saldo akun, transfer
saldo, purchase order dan pembayaran.
Penulis : Dri Haskoro. S.Kom Sumber : Internet
Nasreview Juni 2013 | 18
Nasional Re Tech
Dalam rangka memeriahkan ulang tahun yang ke-19, Pani-
tia HUT bersama Badan Pembina Olahraga (BAPOR) me-
nyelenggarakan beberapa kegiatan dan perlombaan di
kalangan internal perusahaan. Selain untuk memeriahkan HUT
Nasional Re ke 19 turnamen ini juga bertujuan meningkatkan
kebersamaan dan kekompakan baik antar divisi maupun antar
sesama pegawai Nasional Re. Demi mencapai tujuan tersebut
panitia mewajibkan kepada seluruh pegawai baik pegawai tetap,
pegawai honorer, pegawai kontrak ataupun PKL (praktek kerja
lapangan) yang ada pada masing-masing divisi ikut serta dalam
kegiatan tersebut. Adapun beberapa perlombaan tersebut antara
lain :
1. FutsalBertempat di Planet futsal Kuningan, turnamen futsal mulai
di pertandingkan sejak tanggal 31 Mei 2013 dan dibuka oleh
Bpk. Edhie Mulyono selaku Direktiur Operasi. Pertandingan ini
mempertemukan 8 divisi yang kemudian dibagi menjadi
2 grup dengan menggunakan sistem round robin dimana
setiap tim dalam satu grup akan bertemu yang kemudian akan
dicari juara dan runner up masing-masing grup yang
nantinya akan maju ke babak semi final. Selanjutnya juara
grup A akan bertemu dengan runner up grup B dan sebaliknya
untuk menentukan tim yang akan masuk final. Untuk
memeriahkan dan menambah kebersamaan antar pegawai
maka panitia mengharuskan setiap tim yang bertanding untuk
mengikutsertakan minimal 2 orang pejabat dalam setiap
pertandingannya.
Menyambut HUT NASIONAL RE Yang Ke. 19 Tahun
Nasreview Juni 2013 | 19
Seputar Nasional Re
2. BowlingBertempat di Spin City IX Plaza turnamen bowling diikuit 8 divisi
yang masing-masing divisi terdiri dari 4 orang. Berbeda dengan
peraturan pada umumnya fun bowling mengharuskan setiap
tim untuk secara bergantian melakukan lemparan terhadap pin
yang masih tersisa. Pemenang pertandingan adalah tim yang
memperoleh nilai tertinggi dari 3 game yang dipertandingkan.
3. Fun caturSama hal nya dengan futsal pertandingan fun catur juga dibagi
menjadi 2 pool yang masing-masing pool terdiri dari 4 divisi.
Dalam pertandingan ini satu papan catur dimainkan oleh 4
peserta yang bergantian menjalankannya dan rekan satu tim
tidak diijinkan untuk bertukar informasi mengenai setiap
langkah dan strategi yang dijalankan. Dalam pertandingan ini juga
mengharuskan setiap tim untuk mengikutsertakan satu peserta
wanita.
4. Fun volley antar direktoriumPertandingan volley dibagi menjadi 3 direktorium dan akan
menggunakan sistem full competition dimana setiap tim akan
bertemu yang kamudian diberi point berbeda pada setiap tim
yang menang, seri maupun kalah. Tim yang akan menjadi juara
adalah tim yang mengumpulkan point tertinggi yang diperoleh
dari masing-masing pertandingan. Untuk menambah kemeriahan
panitia akan menggunakan blind net sehingga setiap tim tidak
akan dapat melihat pergerakan tim yang menjadi lawannya.
5. Fun pingpongBertempat di sport hall pingpong Askrindo cab Cikini
pertandingan fun pingpong akan menggunakan sistem gugur
dimana tim pemenanglah yang akan maju ke babak selanjutnya,
sedangkan tim yang kalah langsung tersingkir dari turnamen. Satu
pertandingan tiap tim akan diikuti 3 orang pemain yang akan
bermain bersamaan dan hanya 2 pemain saja dalam satu tim
yang memegang bet sehingga dituntut kerjasama dalam proses
pertukaran bet.
6. Talent show antar direktoriumMelihat potensi dan bakat yang besar pada pegawai
Nasional Re untuk menjadi selebriti dan orang terkenal, panitia
HUT memfasilitasi dengan mengadakan Talent show antar
direktorium dimana setiap direktori diberi kesempatan untuk
menampilkan bakat dan keanehannya masing-masing. Untuk
mengantisipasi minat pegawai maka panitia membari batasan 10
menit untuk setiap penampilan.
7. NR quiz to pensiunanBagi pensiunan Nasional Re, untuk membangkitkan kenangan-
kenangan indah saat masih aktif di Nasionalre panitia HUT juga
mengadakan quiz yang berisi tentang pertanyaan seputar Nasi-
onalre.
8. SenamGuna menjaga kebugaran pegawai panitia menggelar lomba
senam aerobic yang akan diikuti seluruh pegawai dan direksi
Nasionalre. Dalam pelaksanaannya peserta senam terbagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I usia 39 tahun kebawah
dan kelompok II usia 39 tahun ke atas, masing-masing kelompok
akan dipilih 3 (tiga) terbaik sebagai juara, penilai didasarkan pada
kemampuan mengikuti gerakan instruktur meliputi daya tahan,
power dan keselarasan gerakan.
Penulis : Heru Sukoco, SE, AAAIK
Nasreview Juni 2013 | 20
Seputar Nasional Re
Nasreview Juni 2013 | 21
Snapshot
Managing Your Risk Assessment by Using Appropriate and Accurate System With MIRA Access,
Royal Kuningan Hotel 28 Mei 2013Offroad, Sawana Lembang 24 Mei 2013
Pegawai Pilihan
Nama :R.DjokoSlametPrasetiyo Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 MAret 1979Jabatan :KepalaSeksiU/WFacultativeUmumdiv.ReasSyariahHobby :KoleksiHapejadul,membaca,otomotif. mulai bekerja : 1 Agustus 2002
Nasreview Juni 2013 | 22
Harapan mengenai Nasional Re :
NasionalReadalahtempatsayapertamakalibekerja,berkarir,daninsyaAllahsampaisayapensiunnanti.
Alhamdulillah, Nasional Re merupakan tempat kerja yang nyaman, friendly, profesional. Insya Allah
kedepannyaNasionalReakanselalumenjadiyangterbaikdiantarayangterbaik.
Pandangan mengenai Nasional Re :
SebagaisalahsatuperusahaanreasuransidiIndonesia,NasionalResudahmembuktikanbahwaialayak
untukdiperhitungkandanbeberapakalimenjadi“TheBest“.NasionalReselamainidikenaldiindustri
asuransi sebagai reasuransi yang friendly dan flexible. Insya Allah Nasional Re akan selalu berusaha
menjadiyangterbaikdiindustriasuransi.
Suz Reni & Humor
Berusaha memahami pelanggan dan mengetahui apa yang mereka inginkan dan butuhkan adalah penting bagi perusahaan. Berusaha memahami para pemegang saham dan memenuhi apa yang menjadi permintaan mereka juga penting bagi perusahaan. Perusahaan harus bisa mengetahui apa keinginan
(wants) dan kebutuhan (needs) setiap stakeholder dan berusaha memenuhinya. Namun bukan berarti perusahaan menjadi pihak yang selalu tidak diuntungkan dalam situasi demikian. Perusahaan juga punya keinginan dan kebutuhan yang berakar dari keinginan dan kebutuhan para stakeholder. Yang penting bagaimana kita bersama dengan seluruh stakeholder bisa melakukannya dengan “CARA KITA” dan bukan cara Anda atau Saya saja.Dan “CARA KITA” ini yang perlu kita terapkan ketika berinteraksi dengan masing-masing stakeholder.
Nasreview Juni 2013 | 23
Agen : “Pak, tertanggung saya minta diberikan
potongan premi untuk tahun ini.”
Petugas : “Bukannya tahun lalu kita sudah berikan
potongan bu?”
Agen : “Betul pak, tapi kan tahun ini tidak ada klaim?”
Petugas : “Bagaimana kalau tahun ini potongan premi itu
diambil dari komisi Ibu?.”
Agen : ”wek...”