BAWANG MERAH & PUTIH (2)

Post on 21-Oct-2015

59 views 1 download

Transcript of BAWANG MERAH & PUTIH (2)

BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH

PEMAIN :

1. Bawang Putih ->

2. Bawang Merah ->

3. Ibu Bawang Merah ->

4. Ibu Bawang Putih ->

5.Ayah Bawang Putih ->

6. Pangeran ->

B. SINOPSIS CERITA

Alkisah di sebuah desa hiduplah satu keluarga yang terdiri dari: Ibu, Bapak dan

seorang anak perempuan yang bernama “Bawang Putih”, mereka hidup bahagia.

Pada suatu hari musibah menimpa keluarga mereka, Ibu si Bawang Putih sakit

parah. Ketika itu bapaknya sedang berdagang, Ibu si Bawang Putih tidak bisa

diobati akhirnya meninggal dunia.

Si Bawang Putih sangat sedih sekali karena ditinggalkan Ibunya, sedangkan

Bapak yang disayangi menikah lagi dengan wanita lain yang telah mempunyai

anak perempuan yang bernama “Bawang Merah”. Bawang Putih semakin hari

semakin sedih dan menderita karena disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya.

Pada suatu hari lewatlah seorang pangeran yang tampan dia melihat Bawang

Putih sedang mencuci baju di sungai, dia melihat kecantikannya dan kemudian

jatuh hati padanya. Pangeran mengejar si Bawang Putih kerumahnya tetapi

dihalangi oleh saudara tirinya, tapi karena kebaikan si Bawang Putih akhirnya

dilamarlah oleh pangeran itu dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia

selamanya.

C. NASKAH DRAMA

Alkisah, hidup suatu keluarga sederhana yang rukun dan bahagia. Keluarga itu terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan seorang anak perempuan yang bernama Bawang Putih. Pada suatu hari, musibah menimpa keluarga mereka, Ibu Bawang Putih sakit parah.

Pagi hari di sebuah kamar yang sunyi. Bawang putih sedang merawat ibunya ...

Bawang putih : Ibu!  Cepat sembuh bu aku ingin belajar menjahit bersama ibu, cepatlah sembuh bu ( sambil menatap sedih ibunya yang sedang berbaring di tempat tidur).

Beberapa saat kemudian ibu bawang putih membuka matanya .

Bawang putih : Ibu kau sudah bangun ? (berwajah senang).

Ibu bawang putih : Putih… sepertinnya ibu sudah tidak kuat lagi, ibu berharap kamu dapat mandiri serta dapat menjadi anak yang baik. Buatlah ayahmu bangga padamu nak, (sambil menge-lus kening bawang putih).

Bawang putih : Ibu … kau  bicara apa ? ibu pasti akan sembuh , jangan berkata seperti itu. Ayah Sebentar lagi pulang dan akan membawakan obat untuk ibu. ( bernada sedih).

Tiba-tiba datang dua orang tetangga mereka. Mereka adalah bawang merah dan ibunya, yang membawa jamu yang berisi racun untuk membunuh ibu bawang putih.

Ibu bawang merah : ya ampun… ibu putih kau pucat sekali! (sambil berpura-pura sedih ) ini kami Bawakan jamu yang dapat membuat penyakitmu sembuh.

Ibu bawang putih : Terimakasih ibu merah …  kau sudah repot-repot membawakan jamu ini. Saya akan meminumnya.

Saat itu juga ibu bawang putih meminum jamu yang di berikan oleh ibu bawang merah . sesaat setelah meminum jamu tersebut.  Kondisi ibu bawang putih semakin memburuk. Kemudian ibu bawang putih pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Bawang putih : Ibu..!!! ibu….!!! Jangan tinggalkan putih , bu . Siapa yang akan merawat putih jika ibu pergi ?!  jangan tinggalkan putih bu!!!! ( teriak putih sambil menangis ).

Sebulan setelah kematian ibu bawang  putih . Ayah bawang putih pun harus kembali bekerja ke kota, ia bingung  siapakah yang akan menjaga bawang putih selama ia di kota?.  Lalu ia berfikir untuk menikahi  ibu bawang merah. Ayah bawang putih berfikir kalo ibu bawang merah merupakan figure seorang ibu yang sempurna untuk menggantikan ibu bawang putih.  Pernikahan antara ibu bawang merah dan ayah bawang putih pun berlangsung.

Suasana Saat ijab kabul...

Ayah bawang putih : Saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat bumbu dapur di bayar tunai.

Penghulu : Bagaimana saksi ? sah??

Saksi : saaaaaah~ alhamdulilah.

Selepas pernikahan tersebut ayah bawang putih harus kembali bekerja ke kota. 

Ayah bawang putih : ibu , putih , merah ayah akan pergi ke kota untuk mencari rezeki . ayah harap kalian bisa akur selama ayah ke kota .

Bawang putih : Baik ayah !

Akhirnya ayah bawang putih pun pergi ke kota . Bawang putih, merah dan ibunya pun mengantar kepergian ayahnya . selepas ayah putih pergi timbulah sifat asli dari ibu bawang merah dan bawang merah .

Bawang Merah : Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan ruang tamu ini    sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang). Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka)

Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).

Ibu Bawang Merah : Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok ngak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil tidak menjawab!

Ayah Bawang Putih : Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).

Ibu Bawang Merah : Eh…! Ayah, lho kapan Ayah datang kok Ibu tidak mendengar Ayah mengetuk pintu ? (sambil memegang tangannya).

Ayah Bawang Putih : Memang Ayah sengaja tidak mengetuk pintu, karena mendengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Putih kemana bu ? Dan kenapa dia ? (dengan nada penuh keheranan).

Ibu Bawang Merah : Oh tidak ada apa-apa yah (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, ternyata ia sedang beristirahat dikamarnya, yah. (sambil merebah kepundaknya).

Ayah Bawang Putih : Terima kasih ya bu, Ayah bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang sekali sama Ibu juga anak kita

berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Ayah berangkat bekerja lagi ya bu, oh ya ini ada sedikit uang untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sehari – hari (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Ayah berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).

Ibu Bawang Merah : Iya yah (sambil mencium tangan Ayah) hati-hati dijalan, da…! Hmm… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk uang). Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).

Bawang Putih : Ya… ya… bu, ada apa bu?

Ibu Bawang Putih : Kemana aja sih kamu ? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tadi tidak menjawab, kamu tuli ya…?! (dengan nada marah lalu membuang muka).

Bawang Putih : Hmm iya bu ada apa…? (dengan nada ketakutan).

Ibu Bawang Merah : Sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? (melempar baju – baju kotor kehadapan Putih) Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak).

Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu, sambil menangis Bawang Putih Berkata..

Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku. (mencuci baju sambil merenung dan menangis).

Akhirnya, pekerjaannya untuk mencuci baju pun selesai dan ia berniat untuk pulang kerumah, tetapi tiba – tiba terdengar suara yang bersumber dari dalam sungai.

Ikan mas : Tolong...! Tolong....! Tolong aku...! Tolong...!

Bawang Putih : Sepertinya ada yang meminta tolong? Dimana dia?

Ikan mas : Aku disini!

Bawang Putih : Ikan mas? Tunggu sebentar! (berusaha melepas kail di mulut ikan mas).

Ikan mas : Aduh.. sakit !

Bawang Putih : Bertahanlah!

Ikan mas : Huh... lega rasanya! Kalau saja mulutku tadi tidak ditolong pasti sudah hancur! Terima kasih ya

Bawang Putih : Hah....! Kamu bisa bicara?

Ikan mas : Tentu saja, perkenalkan aku ikan mas , namamu siapa gadis cantik ?

Bawang Putih : Aku bawang putih, Aku jadi lupa, aku harus segera pulang, untuk menyiapkan makan siang untuk ibu dan merah.

Kian hari pekerjaan Bawang Putih semakin berat, mulai dari mencuci pakaian, membereskan rumah, memasak, sampai belanja ke pasar. Satu-satunya yang dapat menghiburnya adalah ikan mas, setiap hari Bawang Putih pergi ke sungai untuk menemui ikan mas. Karena itulah Bawang Putih selalu pulang menjelang malam, dan kebiasaannya itu dicurigai oleh ibu tirinya.

Ibu Bawang Merah : Kenapa kamu selalu pulang menjelang malam Bawang Putih? darimana kamu?

Bawang Putih : Tidak ada apa-apa bu (kabur ketakutan meninggalkan ibu)

Keesokan harinya ketika Bawang Putih ingin menemui ikan mas, diam-diam Bawang merah dan ibunya mengikutinya dan melihatnya. Karena itulah mereka mengetahui tentang ikan mas itu.Setelah Bawang Putih selesai menemui ikan mas itu, Bawang merah dan ibu mengambilnya dan menggorengnya.

Ibu Bawang Merah : Bawang Putih, makanlah ini ada ikan yang diantarkan tetangga sebelah.

Bawang Merah : Iya Bawang Putih makanlah ikan ini

Bawang Putih : Iya, baiklah

Bawang Putih merasa curiga, dengan sikap ibu dan kakak tirinya yang tiba baik kepadanya. Tetapi karena Bawang Putih merasa lapar dimakanlah ikan itu bersama kakak dan ibunya.Bawang Merah : Enak ya bu ikan mas yang kita tangkap di sungai itu

Bawang Putih mencoba mencerna apa yang telah kakaknya ucapkan. Setelah sadar, ia cepat-cepat ke sungai untuk melihat ikan mas sahabatnya. Akan tetapi ternyata ikan itu sudah tidak ada.

Bawang Putih : Apakah benar ikan yang aku makan tadi adalah ikan mas sahabatku? (sambil menangiskan dan merenungkan apa yang telah terjadi)

Lalu Bawang Putih kembali dan mengambil tulang sisa ikan itu. Tulang itu dibungkusnya dengan kain putih lalu dikuburnya.

Bawang Putih : Aku merasa sangat berdosa, telah membiarkan ikan mas menderita. Maafkan aku ikan mas, beristirahatlah dengan tenang”

Keesokkan harinya Bawang Putih menyempatkan diri untuk melihat kuburan ikan mas. Bawang Putih sangat terkejut karena melihat pohon yang berdaun emas dan berbatang perak di atas kuburan ikan mas.

Bawang Putih : Wah, apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?

Lalu Bawang Putihpun memberitahu kejadian ini kepada Ibu dan kakak tirinya.

Bawang Putih : Bu, di luar ada pohon ajaib

Ibu bawang merah : Pohon ajaib apa?

Bawang Putih : Pohon itu berdaun emas dan berbatang perak dan di daunnya terdapat uang

Bawang Merah & Ibu : Apa?

Bawang Merah : Bu, ayo cepat kita lihat

Ibu bawang merah : Iya, ayo!

Mereka pun mendatangi pohon itu dan terkejut melihatnya.

Bawang Merah : Wah, kita bisa jadi orang kaya bu

Ibu bawang merah : Iya, benar pohon ini banyak sekali uangnya

Kabar keajaiban pohon ini lalu menyebar ke seluruh negeri, tak terkecuali pangeran. Ia pun ingin melihatnya.Mendengar kabar itu Bawang Merah sangat senang dan ingin memikat hati pangeran itu.Tak lupa sebelum itu Bawang Putih dilarang keluar karena Bawang Merah takut kalau Pangeran tertarik kepada Bawang Putih.

Bawang Merah : Hei Bawang Putih

Bawang Putih : Iya, kenapa kak?

Bawang Merah : Awas kalau kamu sampai keluar rumah! Ku cekik kamu !

Bawang Putih : Baiklah

Bawang Putih hanya bisa pasrah, padahal ia sangat ingin melihat pangeran itu.Pangeran pun datang, Bawang Merah pun menyambut kedatangannya.

Pangeran : Kalau Boleh tahu siapakah namamu?

Bawang Merah : Hamba Tuan? Nama hamba Bawang Merah

Pangeran : Oh, siapakah penemu sekaligus pemilik pohon ini?

Bawang Merah : Hamba pangeran

Ibu Bawang Merah : Benar pangeran anak hamba yang menemukannya

Pangeran : Oh, baiklah

Ketika pangeran sedang melepas letih sambil duduk, sang pangeran meminta air untuk minum kepada Ibu bawang merah. Seperti biasanya, ia selalu memerintah Bawang Putih.

Ibu Bawang Merah : Bawang Putih, cepat ambilkan pangeran minum

Tak lama kemudian Bawang Putih mengantarkan minuman untuk pangeran.Pangeran pun terpesona ketika melihat Bawang Putih.Pangeran merasakan bahwa adanya pohon itu dan Bawang Putih seperti yang selalu dimimpikannya setiap malam.

Pangeran : Siapakah namamu gadis cantik? Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih, Pangeran

Pangeran : Ikutlah bersamaku ke istana dan jadilah istriku

(Bawang Putih terdiam dan menunduk tanda setuju)

Dan Akhirnya Bawang Putih dan Pangeran pun hidup bahagia selamanya.