Post on 21-Oct-2020
Badan Standardisasi Nasional
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2018
Gedung I BPPT Lantai 9-14 Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta 10340
Telp: 021 392 7422 Fax : 021 392 7527
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun
2018 bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Badan Standardisasi Nasional adalah salah satu entitas pelaporan sehingga
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun
laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional Tahun 2018
Audited mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam
Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis
akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,
akurat dan akuntabel.
Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna
kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara
pada Badan Standardisasi Nasional. Disamping itu, laporan keuangan ini juga
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan
keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance).
Jakarta, 15 April 2019
Badan Standardisasi Nasional,
Kepala, Prof. DR. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc NIP. 19600323 198412 1 001
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3
II. Neraca 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 7
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 21
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 31
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 43
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 49
F. Pengungkapan Penting Lainnya 51
VI. Lampiran dan Daftar 69
A. Hasil E-Rekon
B. Hasil SAIBA
C. Catatan Ringkas Barang Milik Negara
iii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN KEUANGAN BADAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN TAHUN 2018 AUDITED
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Audited Badan Standardisasi Nasional untuk
tahun anggaran 2018 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2018, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
Atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut.
Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian
manajemen Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan,
dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan
transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang
lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena
itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa
laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-
undangan lain yang terkait.
Jakarta, 15 April 2019
Inspektur,
Ir. Juliantino, MM NIP. 19590730 198703 1 001
iv
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi
Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan
(e) Catatan atas Laporan Keuangan Audited Tahun Anggaran 2018 sebagaimana
terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern
yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi
keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 15 April 2019
Badan Standardisasi Nasional
Kepala,
Prof. DR. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc NIP. 19600323 198412 1 001
-1-
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional Tahun 2018 ini telah disusun dan
disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2018.
Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember 2018 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp22.964.212.319 atau mencapai 118,62 persen dari
estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp19.358.968.000.
Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp177.860.815.080 atau mencapai 96,85 persen dari alokasi anggaran sebesar
Rp183.641.416.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada 31 Desember 2018.
Nilai Aset per 31 Desember 2018 dicatat dan disajikan sebesar Rp78.894.206.117
yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp15.067.600.590; Aset Tetap (neto) sebesar
Rp60.013.526.491; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp3.813.079.036.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp5.834.574.491 dan
Rp73.059.631.626.
-2-
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai
dengan 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp22.230.728.685, sedangkan jumlah
beban operasional adalah sebesar Rp133.570.033.493 sehingga terdapat Defisit dari
Kegiatan Operasional senilai Rp(111.339.304.808). Kegiatan Non Operasional dan
Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp158.934.649 dan Rp0 sehingga
entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(111.180.370.159).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1
Januari 2018 adalah sebesar Rp32.094.468.124, ditambah Defisit-LO sebesar
Rp(111.180.370.159) kemudian ditambah dengan Koreksi Nilai Aset Tetap Non
Revaluasi senilai Rp(1.057.259.500) dan Transaksi Antar Entitas senilai
Rp153.202.793.161 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2018
adalah senilai Rp73.059.631.626.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2018 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas disusun
dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN STANDARDISASI NASIONAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
2017
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62 20.524.274.270
JUMLAH PENDAPATAN 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62 20.524.274.270
BELANJA B.2
Belanja Operasi
Belanja Pegawai B.3 49.375.920.000 44.452.555.128 90,03 42.824.096.152
Belanja Barang B.4 82.916.904.000 82.234.465.575 99,18 102.193.662.734
Jumlah Belanja Operasi 132.292.824.000 126.687.020.703 95,76 145.017.758.886
Belanja Modal B.5
Belanja Peralatan dan Mesin B.5.1 814.427.000 813.733.622 99,91 8.200.525.454
Belanja Gedung dan Bangunan B.5.2 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76 19.562.400
Belanja Modal Lainnya B.5.3 534.165.000 478.300.500 89,54 2.542.420.478
Jumlah Belanja Modal 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66 10.762.508.332
JUMLAH BELANJA 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85 155.780.267.218
% thd AnggCATATANURAIAN31 DESEMBER 2018
- 4 -
II. NERACA
BADAN STANDARDISASI NASIONAL NERACA
PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2018 2017
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1 82.848.542 - Uang Muka Belanja (prepayment) C.2 13.793.480.760 Piutang Bukan Pajak C.3 1.101.085.944 1.809.585.944 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.4 (21.681.407) (9.047.930) Piutang Bukan Pajak (Netto) 1.079.404.537 1.800.538.014 Persediaan C.5 111.866.751 182.863.000 Jumlah Aset Lancar 15.067.600.590 1.983.401.014
Peralatan dan Mesin C.6 41.509.541.786 42.750.590.319 Aset Tetap Lainnya C.7 3.307.132.388 7.187.550.434 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.8 45.122.863.976 3.837.380.508 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.9 (29.926.011.659) (26.795.023.959) Jumlah Aset Tetap 60.013.526.491 26.980.497.302
ASET LAINNYAAset Tidak Berwujud C.10 9.160.797.150 9.964.060.400 Aset Lain-Lain C.11 4.322.338.489 98.178.705 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.12 (9.670.056.603) (6.154.574.819) Jumlah Aset Lainnya 3.813.079.036 3.907.664.286
JUMLAH ASET 78.894.206.117 32.871.562.602
Utang kepada Pihak Ketiga C.13 5.225.574.491 31.594.478 Pendapatan Diterima Dimuka C.14 609.000.000 745.500.000
5.834.574.491 777.094.478
Ekuitas C.15 73.059.631.626 32.094.468.124 JUMLAH EKUITAS 73.059.631.626 32.094.468.124
78.894.206.117 32.871.562.602
URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET
ASET TETAP
ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
- 5 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN STANDARDISASI NASIONAL LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2018 2017
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 22.230.728.685 19.514.290.008
22.230.728.685 19.514.290.008
Beban Pegawai D.2 44.442.502.870 42.825.333.282
Beban Persediaan D.3 1.564.454.982 1.883.490.897
Beban Barang dan Jasa D.4 55.713.354.144 68.056.721.671
Beban Pemeliharaan D.5 2.345.380.238 2.878.007.972
Beban Perjalanan Dinas D.6 22.641.598.298 29.192.970.006
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 6.850.109.484 7.056.514.025
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.8 12.633.477 (2.590.000)
Beban Lain-lain - -
133.570.033.493 151.890.447.853
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (111.339.304.808) (132.376.157.845)
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar D.9 - 320.959.837
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 158.934.649 228.444.302
SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 158.934.649 549.404.139
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (111.180.370.159) (131.826.753.706)
SURPLUS/DEFISIT LO (111.180.370.159) (131.826.753.706)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN
PENDAPATAN
- 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2018 2017
EKUITAS AWAL E.1 32.094.468.124 28.713.397.334
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (111.180.370.159) (131.826.753.706)
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
KOREKSI YANG MENAMBAH ATAU MENGURANGI E.3 (1.057.259.500) (48.168.452)
EKUITAS *)
PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.1
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.2
SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.3
KOREKSI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.4 (1.057.259.500) (40.500.000)
KOREKSI LAIN-LAIN E.3.5 - (7.668.452)
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 153.202.793.161 135.255.992.948
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 40.965.163.502 3.381.070.790
EKUITAS AKHIR E.5 73.059.631.626 32.094.468.124
- 7 -
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Dasar Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Badan Standardisasi Nasional (BSN) dibentuk dengan Keputusan
Presiden Nomor 13 Tahun 1997 tanggal 26 Maret 1997, yang kemudian
disempurnakan melalui Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali
diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2018,
tentang Badan Standardisasi Nasional. Sebagai dasar penyelenggaraan
kegiatan, BSN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional dan UU No. 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
Tujuan kegiatan standardisasi di Indonesia adalah terwujudnya jaminan
mutu produk dan jasa, dengan memperhatikan segi-segi kemanan,
keselamatan, kesehatan dan fungsi lingkungan hidup dalam memenuhi
kelancaran masuknya produk dan jasa Indonesia dalam pasar bebas serta
melindungi konsumen. Penerapan standar mencakup dorongan dan fasilitasi
untuk meningkatkan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh para
pemangku kepentingan. Pada dasarnya penerapan SNI yang ditetapkan oleh
BSN bersifat sukarela (voluntary). Dengan demikian, fungsi penerapan SNI
lebih merupakan referensi bagi para pemangku kepentingan dalam
melaksanakan kegiatan produksi dan melakukan transaksi pasar. Namun
untuk kepentingan melindungi kepentingan umum atau untuk memacu
perkembangan dunia usaha, maka pemerintah melalui sejumlah kementerian
dan lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan meregulasi kegiatan
produksi dan pasar, dapat memberlakukan SNI sebagai regulasi teknis.
Dengan demikian SNI menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi oleh pelaku
pasar.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, Kepala Badan Standardisasi Nasional
berkomitmen dengan menetapkan Peraturan Kepala Badan Standardisasi
Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan
Standardisasi Nasional Tahun 2015-2019.
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
- 8 -
Visi BSN
Menyelaraskan antara visi pembangunan nasional untuk 2015-2019 yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong” dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahap III tahun 2015-2019 dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yaitu
”Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA
yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK”, serta
memperhatikan dukungan nyata Iptek terhadap peningkatan daya saing
sektor-sektor produksi barang dan jasa melalui pengembangan infrastruktur
mutu nasional dan tantangan yang dihadapi standardisasi, penilaian
kesesuaian dan metrologi, maka BSN menetapkan Visi tahun 2015-2019 yaitu:
Terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan
daya saing dan kualitas hidup bangsa.
Dengan infrastruktur mutu nasional yang handal, yang mencakup
standardisasi, penilaian kesesuaian (pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan
akreditasi), pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), kalibrasi
dan penyediaan bahan acuan bersertifikat, diharapkan akan memberikan
kemampuan untuk melindungi pasar dalam negeri dan kemampuan untuk
melakukan penetrasi ke pasar global, dan secara bersamaan mampu memberi
perlindungan kepada masyarakat dalam hal kesehatan, keselamatan,
keamanan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesejahteraan dan kemudahan bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk mewujudkan Visi BSN tersebut di atas serta menyelaraskan
dengan salah satu misi pembangunan nasional, diperlukan tindakan nyata
sesuai dengan tugas dan fungsi BSN sebagai berikut:
1. Merumuskan, menetapkan, dan memelihara Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang berkualitas dan bermanfaat bagi pemangku kepentingan.
2. Mengembangkan dan mengelola Sistem Penerapan Standar, Penilaian
Kesesuaian, dan Ketertelusuran Pengukuran yang handal untuk
mendukung implementasi kebijakan nasional di bidang Standardisasi dan
Pemangku Kepentingan.
- 9 -
3. Mengembangkan budaya, kompetensi, dan sistem informasi di bidang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sebagai upaya untuk
meningkatkan efektifitas implementasi Sistem Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian.
4. Merumuskan, mengoordinasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan
Kebijakan Nasional, Sistem dan Pedoman di bidang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian yang efektif untuk mendukung daya saing dan
kualitas hidup bangsa.
Tujuan BSN
Melalui pelaksanaan Misi dalam rangka mewujudkan Visi 2015 – 2019,
dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BSN sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan UU No. 20 Tahun 2014,
tujuan yang ingin dicapai oleh BSN pada akhir periode 2015–2019 adalah:
1. Mewujudkan sistem pengembangan SNI yang efektif dan efisien
mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa.
2. Mewujudkan sistem penerapan standar, penilaian kesesuaian, dan
ketelusuran pengukuran yang efektif dan efisien mendukung daya saing
dan kualitas hidup bangsa.
3. Mewujudkan peningkatan budaya mutu, kompetensi, dan efektifitas sistem
informasi standardisasi dan penilaian kesesuaian.
4. Mewujudkan tata kelola yang efektif, efisien dan akuntabel.
Sasaran Strategis BSN
Dengan memperhatikan 3 (tiga) Tujuan Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian yang diamanahkan oleh UU No. 20 Tahun 2014, serta Sasaran
Pembangunan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka
pelaksanaan sub-agenda prioritas 7 “Peningkatan Kapasitas Inovasi dan
Teknologi” dari agenda prioritas 6 “Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan
Daya Saing di Pasar Internasional” pada Agenda Prioritas Pembangunan
Nasional (Nawa Cita) dalam RPJMN 2015–2019 untuk “meningkatkan
dukungan IPTEK bagi daya saing sektor produksi”, maka Sasaran Strategis
- 10 -
yang ingin dicapai oleh BSN pada akhir periode 2015–2019 adalah:
1. Melindungi keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat, pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
2. Meningkatkan daya saing produk nasional di pasar domestik.
3. Meningkatkan akses produk nasional ke pasar global.
4. Terwujudnya penguatan kebijakan nasional dan regulasi di bidang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
5. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pengembangan SNI.
6. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem penerapan standar, penilaian
kesesuaian dan ketertelusuran pengukuran.
7. Meningkatnya Budaya Mutu melalui peningkatan sistem informasi dan
edukasi di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
8. Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran, sumber daya
manusia, tata kelola dan organisasi yag profesional di BSN.
BSN terdiri dari satu sekretariat utama dan empat kedeputian yaitu :
a. Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional.
b. Deputi Bidang Pengembangan Standar mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
standar.
c. Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penerapan standard dan penilaian kesesuaian.
d. Deputi Bidang Akreditasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan akreditasi
lembaga penilaian kesesuaian.
e. Deputi Bidang Standar Nasional dan Satuan Ukuran mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar
nasional satuan ukuran.
- 11 -
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2018 ini merupakan laporan yang mencakup
seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Standardisasi Nasional.
Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).
SAIBA dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan
Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang
menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk
diperbandingkan dengan neraca dan laporan barang milik negara serta
laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Badan Standardisasi Nasional menerapkan basis akrual dalam penyusunan
dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas
serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan
basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi
atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal
ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang
diterapkan Badan Standardisasi Nasional dalam penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau
- 12 -
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan
Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 telah mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan
prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-
praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh
Badan Standardisasi Nasional. Di samping itu, dalam penyusunannya telah
diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional adalah
sebagai berikut:
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum
Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
- 13 -
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan
/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan
Standardisasi Nasional adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Permohonan Akreditasi diakui pada saat wajib bayar
melakukan pembayaran ke kas negara;
o Pendapatan atas Jasa Asesmen/Survailan diakui pada saat jasa
Asesmen/Survailan telah dilakukan;
o Pendapatan atas Jasa Pelatihan diakui pada saat wajib bayar
melakukan pembayaran ke kas negara;
o Pendapatan Jasa Informasi Standardisasi diakui pada saat wajib
bayar melakukan pembayaran ke kas negara;
o Pendapatan Jasa Otoritas Sponsor diakui pada saat layanan
selesai dilaksanakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara
(KUN) yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
- 14 -
Beban
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka
Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera
untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12
(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul
berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan
atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada
tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
- 15 -
Aset Tetap
Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga
wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000
(satu juta rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Piutang Jangka
Panjang
Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau
akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan
Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai
sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar
oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan
angsuran.
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai
atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian
Negara/daerah.
- 16 -
Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap
pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan
tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita
oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari
suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
Aset Lainnya
Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah
Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan
masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
ATB merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang
atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual.
Masa Manfaat ATB ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam
Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud
pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum table masa manfaat
adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud
Masa Manfaat (Tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri,
Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa,
Perlindungan Varietas Tanaman Semusim 20
- 17 -
Kelompok Aset Tak Berwujud
Masa Manfaat (Tahun)
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas
Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku
Pertunjukan, Hak Ekonomi Prosedur Fonogram 50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari
penggunaan operasional entitas.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,
Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka,
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek
Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari
dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
- 18 -
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
(8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus
dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan
penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan
dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang
dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada
tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas
piutang diatur sebagai berikut:
Kualitas Piutang
Uraian
Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0,5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/DJKN
- 19 -
Penyusutan
Aset Tetap
(9) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan
penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan
No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No.
90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa
Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah.
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan
dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa
Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa
manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
- 20 -
Implementasi
Akuntansi
Pemerintah
Berbasis Akrual
Pertama Kali
(10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis
akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh
pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-
pos ekuitas dana pada Neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis
cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan
akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun
tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional
dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini
diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual
pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015.
- 21 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi
Pendapatan
Rp22.964.212.319
B.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Realisasi Pendapatan Badan Standardisasi Nasional pada 31 Desember 2018
adalah sebesar Rp22.964.212.319 atau mencapai 118,62 persen dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp19.358.968.000. Rincian Estimasi
Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Badan Standardisasi Nasional adalah
sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2018
Pendapatan Penjualan Hasil Non Litbang 1.499.994.000 1.975.109.617 131,67
Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 1.252.000.000 1.312.820.000 104,86
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, dan Informasi 54.750.000 66.295.800 121,09
Pendapatan Akreditasi 16.552.224.000 18.737.500.000 113,20
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan - 1.003.268 -
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian - 710.000.000 -
Pendapatan Lain-lain - 161.483.634 -
Jumlah 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62
Uraian
2018
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Pendapatan Penjualan Hasil Non Litbang sebesar Rp1.975.109.617 merupakan
pendapatan yang bersumber dari penjualan dokumen SNI yang dilakukan oleh
unit di BSN sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku.
Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan sebesar Rp1.312.820.000
merupakan pendapatan yang diperoleh dalam rangka melakukan pelayanan
pendidikan dan/atau pelatihan baik in-house training dan pelatihan publik.
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, dan Informasi sebesar Rp66.295.800
merupakan pendapatan yang bersumber dari nomor identifikasi yang diberikan
kepada lembaga penerbit kartu sebagai identifikasi secara khusus bagi lembaga
yang menerbitkan kartu, khususnya untuk keperluan transaksi data elektronik
sesuai dengan standar ISO/IEC 7812.
Pendapatan Akreditasi sebesar Rp18.737.500.000 merupakan pendapatan yang
diperoleh dari Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka melakukan proses
akreditasi. Terdiri dari permohonan akreditasi, asesmen, survailen, witness, dan
iuran tahunan.
- 22 -
Realisasi Pendapatan 31 Desember 2018 dibandingkan dengan target
pendapatan 2018 yang ada di DIPA adalah sebesar 118,62 persen dari estimasi
sebesar Rp19.358.968.000. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan untuk periode 31
Desember 2018 sebesar Rp22.964.212.319 dibandingkan dengan 31 Desember
2017 sebesar Rp20.524.274.270 terdapat kenaikan sebesar 11,89 persen.
Adapun kenaikan Realisasi Pendapatan disebabkan antara lain karena adanya
peningkatan permintaan layanan akreditasi, hasil produksi non litbang, dan
pelatihan.
Rincian Pendapatan Lain-Lain TA 2018
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 16.927.925
Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 129.642.089
Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 14.913.620
Jumlah 161.483.634
Uraian Realisasi
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2018 dan TA 2017
URAIAN 2018 2017 NAIK (TURUN) %
Pendapatan Pengelolaan BMN - 326.388.000 0,00
Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang 1.977.785.986 1.586.607.308 24,66
Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 1.312.820.000 1.242.740.000 5,64
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaaan, dan Informasi 66.295.800 40.882.400 62,16
Pendapatan Akreditasi 18.737.500.000 16.631.000.000 12,67
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan - 1.510.300 0,00
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan 1.003.268 - 0,00
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara 710.000.000 565.000.000 25,66
Pendapatan Lain-lain 161.483.634 130.146.262 24,08
Jumlah Pendapatan Kotor 22.966.888.688 20.524.274.270 11,90
Pengembalian Penjualan Hasil Produksi Non Litbang (2.676.369) - 0,00
Jumlah 22.964.212.319 20.524.274.270 11,89
Pengembalian Pendapatan sebesar Rp2.676.369 adalah kesalahan setor atas
PT. Pos Pekalongan untuk satker lain.
- 23 -
Realisasi Belanja
Rp177.860.815.080
B.2 BELANJA
Realisasi Belanja Badan Standardisasi Nasional pada 31 Desember 2018 adalah
sebesar Rp177.860.815.080 atau 96,85 persen dari anggaran belanja sebesar
Rp183.641.416.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember 2018
tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2018
Anggaran Realisasi% Real
Angg.
Belanja Pegawai 49.375.920.000 44.477.886.762 90,08
Belanja Barang 82.916.904.000 82.335.561.100 99,30
Belanja Modal 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66
Total Belanja Kotor 183.641.416.000 177.987.242.239 96,92
Pengembalian Belanja - (126.427.159) -
Total Belanja 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85
Uraian
2018
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
49.375.920.000
82.916.904.000
51.348.592.000
44.452.555.128
82.234.465.575
51.173.794.377
-
10.000.000.000
20.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
50.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
80.000.000.000
90.000.000.000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember 2018
Anggaran Realisasi
Realisasi belanja berdasarkan program sampai dengan 31 Desember 2018
adalah sebagai berikut:
- 24 -
ANGGARAN REALISASI
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
79.438.311.000 74.304.910.636 93,54
Program Pengembangan Standardisasi Nasional 104.203.105.000 103.555.904.444 99,38
Total Belanja 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85
PROGRAM2018
%
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2018 dan TA 2017
URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK
(TURUN) %
Belanja Pegawai 44.452.555.128 42.824.096.152 3,80
Belanja Barang 82.234.465.575 102.193.662.734 (19,53)
Belanja Modal 51.173.794.377 10.762.508.332 375,48
Jumlah 177.860.815.080 155.780.267.218 14,17
Realisasi Belanja sampai dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan
sebesar 14,17 persen dibandingkan dengan belanja sampai dengan 31
Desember 2017. Adapun kenaikan realisasi belanja dikarenakan pembayaran
tunjangan kinerja dan gaji untuk Tunjangan Hari Raya serta pelaksanaan
pembangunan Gedung Laboratorium SNSU yang telah dimulai pada Semester II
tahun 2018.
Belanja Pegawai
Rp44.452.555.128
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai pada 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp44.452.555.128 atau 90,03 persen dari anggaran belanja sebesar
Rp49.375.920.000. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai 31
Desember 2018 tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2018
Anggaran Realisasi% Real
Angg.Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 26.712.457.000 23.289.045.300 87,18
Belanja Tunjangan Khusus 22.663.463.000 21.188.841.462 93,49
Jumlah Belanja Kotor 49.375.920.000 44.477.886.762 90,08
Pengembalian Belanja Pegawai - (25.331.634) -
Total Belanja 49.375.920.000 44.452.555.128 90,03
Uraian
2018
Realisasi Belanja Pegawai sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember
2017 adalah masing-masing sebesar Rp44.452.555.128 dan Rp42.824.096.152
atau terjadi kenaikan sebesar 3,80 persen. Kenaikan ini disebabkan adanya
pembayaran tunjangan kinerja dan gaji untuk Tunjangan Hari Raya yang
dibayarkan pada bulan Juni 2018 sedangkan tahun 2017 tidak ada tunjangan
kinerja untuk Tunjangan Hari Raya.
- 25 -
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2018 dan 2017
URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017
NAIK
(TURUN)
%Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 23.289.045.300 22.787.803.061 2,20 Belanja Tunjangan Khusus 21.188.841.462 20.643.250.578 2,64 Jumlah Belanja Kotor 44.477.886.762 43.431.053.639 2,41 Pengembalian Belanja Pegawai (25.331.634) (606.957.487) (95,83)
Jumlah Belanja 44.452.555.128 42.824.096.152 3,80
Belanja Barang
Rp82.234.465.575
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang pada 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp82.234.465.575 atau 99,18 persen dari anggaran belanja barang sebesar
Rp82.916.904.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja barang 31 Desember
2018 tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Barang TA 2018
Anggaran Realisasi
Belanja Barang Operasional 4.422.503.000 4.408.151.605 99,68 Belanja Barang Non Operasional 12.938.522.000 12.794.687.852 98,89 Belanja Barang Persediaan 1.482.144.000 1.470.057.718 99,18 Belanja Jasa 38.658.827.000 38.483.242.322 99,55 Belanja Pemeliharaan 2.454.404.000 2.454.178.780 99,99 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 18.394.823.000 18.175.642.097 98,81 Belanja Perjalanan Luar Negeri 4.565.681.000 4.549.600.726 99,65 Jumlah Belanja Kotor 82.916.904.000 82.335.561.100 99,30
Pengembalian Belanja Barang - (101.095.525) -
Jumlah Belanja 82.916.904.000 82.234.465.575 99,18
URAIAN2018 % Real
Angg.
Realisasi Belanja Barang sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember
2017 adalah masing-masing sebesar Rp82.234.465.575 dan
Rp102.193.662.734. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2018 mengalami
penurunan sebesar 19,53 persen dari Realisasi Belanja Barang 2017. Penurunan
ini disebabkan karena pengalihan pagu anggaran dari belanja barang ke belanja
modal untuk pembangunan Gedung Laboratorium SNSU.
- 26 -
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2018 dan 2017
URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK
(TURUN) %
Belanja Barang Operasional 4.408.151.605 3.776.039.538 16,74 Belanja Barang Non Operasional 12.794.687.852 19.786.904.572 (35,34) Belanja Barang Persediaan 1.470.057.718 1.848.893.579 (20,49) Belanja Jasa 38.483.242.322 44.717.884.694 (13,94) Belanja Pemeliharaan 2.454.178.780 2.877.932.972 (14,72) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 18.175.642.097 24.039.737.099 (24,39) Belanja Perjalanan Luar Negeri 4.549.600.726 5.366.489.426 (15,22) Jumlah Belanja Kotor 82.335.561.100 102.413.881.880 (19,61)
Pengembalian Belanja Barang (101.095.525) (220.219.146) (54,09)
Jumlah Belanja 82.234.465.575 102.193.662.734 (19,53)
Pengembalian belanja barang sebesar Rp101.095.525 sebagian besar
merupakan belanja perjalanan dinas.
Belanja Modal
Rp51.173.794.377
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal pada 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp51.173.794.377 atau 99,66 persen dari anggaran belanja modal sebesar
Rp51.348.592.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja modal 31 Desember
2018 tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal TA 2018
Anggaran Realisasi
Belanja Peralatan dan Mesin 814.427.000 813.733.622 99,91
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76
Belanja Modal Lainnya 534.165.000 478.300.500 89,54
Jumlah Belanja 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66
URAIAN2018 % Real
Angg.
Realisasi Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember
2017 adalah masing-masing sebesar Rp51.173.794.377 dan Rp10.762.508.332.
Realisasi Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan
sebesar 375,48 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Kenaikan ini
disebabkan karena pelaksanaan pembangunan Gedung Laboratorium SNSU
telah dimulai pada Semester II tahun 2018.
- 27 -
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2018 dan 2017
URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017 NAIK (TURUN) %
Belanja Peralatan dan Mesin 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)
Belanja Gedung Bangunan 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94
Belanja Modal Lainnya 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)
Jumlah Belanja 51.173.794.377 10.762.508.332 375,48
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
Rp813.733.622
B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada 31 Desember 2018 adalah
sebesar Rp813.733.622 atau 99,91 persen dari anggaran Belanja Modal
Peralatan dan Mesin sebesar Rp814.427.000.
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sampai dengan 31 Desember 2018
dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp813.733.622 dan
Rp8.200.525.454. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sampai dengan
31 Desember 2018 mengalami penurunan sebesar 90,08 persen dibandingkan
realisasi tahun sebelumnya.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2018 dan TA 2017
URAIAN BELANJA MODAL REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK
(TURUN) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 813.733.622 7.862.663.414 (89,65)
Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - 337.862.040 -
Jumlah Belanja Kotor 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)
Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -
Jumlah Belanja 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)
- 28 -
Belanja Modal
Gedung dan
Bangunan
Rp49.881.760.255
B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada 31 Desember 2018 adalah
sebesar Rp49.881.760.255 atau 99,76 persen dari anggaran Belanja Modal
Gedung dan Bangunan sebesar Rp50.000.000.000. Rincian Anggaran dan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan 31 Desember 2018 tersaji
sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2018
Anggaran Realisasi
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 48.500.000.000 48.500.000.000 100,00
Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung & Bangunan 59.500.000 59.500.000 100,00
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan 1.315.582.000 1.249.121.750 94,95
Belanja Modal Perjalanan Gedung & Bangunan 97.968.000 46.188.505 47,15
Jumlah Belanja Kotor 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76
Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -
Jumlah Belanja 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76
URAIAN BELANJA MODAL2018
% Real Angg.
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola
Teknis Gedung dan Bangunan26.950.000 26.950.000 100,00
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sampai dengan 31 Desember
2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp49.881.760.255
dan Rp19.562.400. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sampai
dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan sebesar 254.887,94 persen
dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
- 29 -
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2018 dan TA 2017
URAIAN BELANJA MODAL REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017 NAIK (TURUN) %
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 48.500.000.000 19.562.400 247.824,59
Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung & Bangunan 59.500.000 - -
Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan 1.249.121.750 - -
Belanja Modal Perjalanan Gedung & Bangunan 46.188.505 - -
Jumlah Belanja Kotor 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94
Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -
Jumlah Belanja 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis dan Bangunan
26.950.000 - -
Belanja Modal
Lainnya
Rp478.300.500
B.5.3 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainnya pada 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp478.300.500 atau 89,54 persen dari anggaran Belanja Modal Lainnya sebesar
Rp534.165.000. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Lainnya 31
Desember 2018 tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2018
Anggaran Realisasi
Belanja Modal Lainnya 273.151.000 260.172.000 95,25
Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya
261.014.000 218.128.500 83,57
Jumlah Belanja Kotor 534.165.000 478.300.500 89,54
Pengembalian Belanja Modal Lainnya - - -
Jumlah Belanja 534.165.000 478.300.500 89,54
URAIAN JENIS BELANJA
2018% Real
Angg.
Realisasi Belanja Modal Lainnya sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp478.300.500 dan
Rp2.542.420.478. Realisasi Belanja Modal Lainnya sampai dengan 31 Desember
2018 mengalami penurunan sebesar 81,19 persen dibandingkan realisasi
periode sebelumnya.
- 30 -
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2018 dan TA 2017
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017Naik
(Turun) %
Belanja Modal Lainnya 260.172.000 2.542.420.478 (89,77)
Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya
218.128.500 - -
Jumlah Belanja Kotor 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)
Pengembalian Belanja Modal Lainnya - - -
Jumlah Belanja 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)
- 31 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Belanja Dibayar Dimuka
(prepaid) Rp82.848.542
C.1 Belanja Dibayar Dimuka (prepaid)
Saldo Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) per tanggal 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp82.848.542 dan Rp0. Beban
Dibayar Dimuka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga
setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara
penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Beban
Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Dibayar Dimuka TA 2018 dan 2017
Uraian 2018 2017
Renewal Web Application Firewall (WAR) 27.866.667 -
Maintenance Fortinet Firewall 54.981.875 -
Jumlah 82.848.542 -
Uang Muka Belanja
(prepayment)
Rp13.793.480.760
C.2 Uang Muka Belanja (prepayment)
Saldo Uang Muka Belanja (prepayment) per tanggal 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp13.793.480.760 dan Rp0.
Uang Muka Belanja (prepayment) merupakan jaminan uang muka yang
dibayarkan oleh Badan Standardisasi Nasional kepada PT. Amarta Karya
sehubungan dengan pembangunan Gedung Laboratorium SNSU di tahun 2018
dengan masa berlaku uang muka sampai tahun 2020.
Piutang Bukan Pajak
Rp1.101.085.944
C.3 Piutang Bukan Pajak
Saldo Piutang Bukan Pajak sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 masing-masing adalah sebesar Rp1.101.085.944 dan
Rp1.809.585.944. Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan
pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun
belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan
disajikan sebagai berikut:
Uraian 2018 2017
Piutang PNBP 56.000.000 54.500.000
Piutang Lainnya 1.045.085.944 1.755.085.944
Jumlah 1.101.085.944 1.809.585.944
- 32 -
Rincian Piutang PNBP sebesar Rp56.000.000 yaitu:
Uraian 2018
PT. Bureau Veritas Indonesia 5.000.000
PT. TUV Rheinland Indonesia 15.000.000
PT. Llyod Register Indonesia 9.000.000
PT. Solusi Jasa Pariwisata 8.000.000
PT. BSI Group Indonesia 2.500.000
PT. Tata Sertifikasi 3.500.000
PT. SGS Indonesia 8.000.000
PT. Transtra Permada 5.000.000
Jumlah 56.000.000
Rincian Piutang Lainnya sebesar Rp1.045.085.944 yaitu:
Uraian 2018
PT. Daya Cipta Promosindo 170.273.444
PT. Matrica Consulting Service 874.812.500
Jumlah 1.045.085.944
Penyisihan Piutang Tak
Tertagih –Piutang
Bukan Pajak
Rp(21.681.407)
C.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak sampai dengan 31
Desember 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar
Rp(21.681.407) dan Rp(9.047.930).
Penyisihan piutang tak tertagih-Piutang Bukan Pajak adalah merupakan estimasi
atas ketidaktertagihan Piutang Bukan Pajak yang ditentukan oleh kualitas piutang
masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih- Piutang Bukan
Pajak pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 930.812.500 0,50% 4.654.063
Kurang Lancar 170.273.444 10% 17.027.344
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah Penyisihan
Piutang Tak Tertagih 1.101.085.944 21.681.407
- 33 -
Persediaan
Rp111.866.751
C.5 Persediaan
Nilai Persediaan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 masing-
masing adalah sebesar Rp111.866.751 dan Rp182.863.000.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk
dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian
Persediaan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 adalah sebagai
berikut:
Rincian Persediaan TA 2018 dan 2017
Persediaan 2018 2017
Barang Konsumsi 111.866.751 182.863.000
Jumlah 111.866.751 182.863.000
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik
sesuai dengan Berita Acara Opname Fisik.
Peralatan dan Mesin
Rp41.509.541.786
C.6 Peralatan dan Mesin
Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31 Desember 2018
dan per 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp41.509.541.786
dan Rp42.750.590.319. Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2017 42.750.590.319
Mutasi tambah:
Pembelian 813.733.622
Mutasi kurang:
Pembelian yang dicatat sebagai Ekstrakomptabel 37.895.067
Pengalihan Status Aset Transformator 351.250.000
Koreksi BMN Rusak dan Usang 580.038.733
Koreksi BMN Tidak Diketahui Keberadaannya 1.006.673.355
Koreksi BMN yang dialihkan ke Kemendag 78.925.000
Saldo per 31 Desember 2018 41.509.541.786
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2018 (29.926.011.659)
Nilai Buku per 31 Desember 2018 11.583.530.127
- 34 -
Mutasi tambah Peralatan dan Mesin berasal dari pembelian dari Belanja Modal
Peralatan & Mesin sebesar Rp813.733.622 terdiri dari:
No Uraian Kuantitas Jumlah (Rp) Alat Angkutan Darat Bermotor
1 Sepeda Motor 4 108.800.000 Alat Bengkel Tak Bermesin 2 Mesin Bor Listrik Tangan 1 1.850.000
Alat Kantor 3 Papan Visual / Papan Nama 1 10.164.000 4 LCD Projector Infocus 5 32.400.000 5 Lemari Kayu 2 4.339.500 6 Alat Penghancur Kertas 1 5.150.000 7 Lemari Besi / Metal 1 4.860.000 8 Mesin Absensi 1 2.200.000 9 Alat Pemotong Kertas 2 11.800.000
10 CCTV 1 8.399.600 11 Laser Pointer 1 282.500 Alat Rumah Tangga 12 Meja Rapat 1 5.464.800 13 Televisi 2 26.625.500 14 Kapitalisasi Kursi Besi / Metal 1 2.460.700 15 Kapitalisasi Sice 11 22.506.000
16 Kursi Besi Metal (Ekstrakomptabel)
6 4.402.200
17 Coffee Maker 2 9.000.000 18 AC Sentral 2 81.614.500 Alat Komunikasi 19 Telephone (PABX) 1 165.814.000 Komputer Unit 20 Lap Top 4 53.000.000 21 PC 2 17.665.000 Peralatan Komputer 22 Printer 8 150.065.000 23 Server 1 49.812.455 24 Storage Modul Disk 1 1.847.500 Alat Kerja Penerbangan
25 Voice Recorder (Ekstrakomptabel)
2 1.900.000
Aset Tetap Lainnya 26 Tanaman Hias (Ekstrakomptabel) 1 31.310.367
Grand Total 65 813.733.622
Mutasi kurang Peralatan dan Mesin berasal dari:
a. Pembelian Peralatan & Mesin sebesar Rp37.895.067 terdiri dari Tanaman
Hias sebesar Rp31.310.367, Laser Pointer Rp282.500, Kursi Besi Metal
Rp4.402.200, dan Voice Recorder Rp1.900.000 yang diakui sebagai
barang ekstrakomptabel sesuai dengan PMK Nomor 181/PMK.06/2016.
b. Pengalihan aset Peralatan & Mesin berupa Transformator dengan nilai
Rp351.250.000 kepada Badan Pengkajian Penerapan dan Teknologi
(BPPT) sesuai dengan Berita Acara Serah Terima No. 52b/BAST-
- 35 -
BMN/BU/BPPT/09/2018 dan No. 2724A/BSN/A0-B1/09/2018 Tanggal 28
September 2018.
c. Koreksi Barang Milik Negara merupakan tindak lanjut dari temuan BPK
yang terdiri dari:
1. BMN rusak dan usang sebesar Rp580.038.733.
Rincian Peralatan dan Mesin Rusak dan Usang
No Unit Uraian Barang Nilai
1 2 Camera Electronic 15.840.000
2 1 Rak Server 173.000.000
3 3 Server 391.198.733
580.038.733 Total
2. BMN tidak diketahui keberadaannya sebesar Rp1.006.673.355.
Rincian Peralatan dan Mesin Tidak Diketahui Keberadaannya
No Unit Uraian Barang Nilai
1 1 Battery Charge 362.700
2 7 Brandkas 10.815.975
3 2 Buffet 2.430.830
4 5 CCTV - Camera Control Television System 7.700.000
5 2 Alat Penghancur Kertas 4.950.000
6 10 LCD Projector/Infocus 245.000.000
7 4 A.C. Split 29.258.944
8 1 Audio Mixing Portable 3.100.229
9 5 Camera Electronic 62.291.756
10 1 Automatic Emergency Light 300.000
11 6 Camera Digital 43.630.000
12 2 Battery Changer (Alat Laboratorium Fisika) 400.000
13 1 Automatic Point Counter 715.000
14 2 Software Conf Off-Line Computer 244.932.339
15 1 Cable Tester 18.200.000
16 1 Card Reader (Peralatan Mini Komputer) 15.772.732
17 1 Auto Switch/Data Switch 5.461.500
18 1 Scanner (Peralatan Personal Komputer) 91.082.200
19 5 Server 220.269.150
1.006.673.355 Total
3. BMN yang dialihkan ke Kementerian Perdagangan sebesar
Rp78.925.000 merupakan Alat Laboratorium Uji Perangkat Lainnya
sebanyak 5 unit.
Koreksi BMN yang rusak dan usang serta tidak diketahui keberadaannya
dialihkan ke Aset Lain-Lain.
- 36 -
Aset Tetap Lainnya
Rp3.307.132.388
C.7 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.
Saldo Aset Tetap Lainnya sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember
2017 adalah Rp3.307.132.388 dan Rp7.187.550.434.
Saldo per 31 Desember 2017 7.187.550.434
Mutasi tambah:
Pembelian 25.895.000
Mutasi kurang:
Pengalihan status ATR 2.524.534.100
Koreksi BMN Rusak dan Usang 1.381.778.946
Saldo per 31 Desember 2018 3.307.132.388
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 -
Nilai Buku per 31 Desember 2018 3.307.132.388
Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya sebesar Rp25.895.000 berupa
Monografi/Koleksi Buku Perpustakaan.
Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya berasal dari:
a. Pengalihan status Aset Tetap Renovasi sebesar Rp2.524.534.100 berupa
Peralatan & Mesin dalam Renovasi (AHU) Rp1.483.059.600 dan Aset Tetap
Lainnya dalam Renovasi Rp1.041.474.500 kepada Badan Pengkajian
Penerapan dan Teknologi (BPPT) sesuai dengan Berita Acara Serah Terima
No. 52b/BAST-BMN/BU/BPPT/09/2018 dan No. 2724A/BSN/A0-B1/09/2018
Tanggal 28 September 2018.
b. Koreksi Barang Milik Negara merupakan tindak lanjut dari temuan BPK yang
terdiri dari koreksi BMN tidak diketahui keberadaannya yang berasal dari Aset
Tetap Renovasi sebesar Rp172.045.792 dan Aset Tetap Lainnya sebesar
Rp1.209.733.154. Berikut terlampir koreksi Barang Milik Negara.
- 37 -
Rincian Aset Tetap Renovasi Tidak Diketahui Keberadaannya
No Unit Uraian Barang Nilai
1 1 Aset Tetap Renovasi 124.302.752
2 159 Jasa Instalasi 47.743.040
172.045.792 Total
Rincian Aset Tetap Lainnya Tidak Diketahui Keberadaannya
No Unit Uraian Barang Nilai
1 9 CD/VCD/DVD/LD 169.291.992
2 7 Majalah 1.656.600
3 2741 Monografi 1.038.784.562
1.209.733.154 Total
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Rp45.122.863.976
C.8 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp45.122.863.976 dan
Rp3.837.380.508. Konstruksi dalam pengerjaan pada 31 Desember 2018
merupakan tahap Pembangunan Gedung Laboratorium Standar Nasional Satuan
Ukuran (SNSU) yang berlokasi di kawasan Puspitek Serpong.
Saldo per 31 Desember 2017 3.837.380.508
Mutasi tambah:
Pembelian 49.881.760.255
Koreksi Progress Terpasang 5.582.269.098
Mutasi kurang:
Uang Muka Belanja 13.793.480.760
Koreksi Volume Pembangunan Gedung 385.065.125
Saldo per 31 Desember 2018 45.122.863.976
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 -
Nilai Buku per 31 Desember 2018 45.122.863.976
Mutasi tambah Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) berasal dari:
a. Belanja barang sebesar Rp49.881.760.255 yang berasal dari kegiatan
Pembangunan Gedung Laboratorium SNSU yang masih berjalan.
b. Koreksi Progress Terpasang di Lapangan sebesar Rp5.582.269.098
merupakan selisih progress pekerjaan terpasang sesuai laporan
pengembang sebesar 35,05 persen. Sedangkan progress pembayaran
baru mencapai 30,1 persen. Sehingga atas selisih tersebut harus diakui
sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan.
- 38 -
Mutasi kurang Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) berasal dari:
a. Koreksi Uang Muka Belanja sebesar Rp13.793.480.760 merupakan
pengurangan KDP yang seharusnya diakui sebagai uang muka. Dari total
uang muka sebesar Rp17.241.850.950 yang diakui sebagai KDP baru
sebesar Rp3.448.370.190.
b. Tindak lanjut temuan BPK berdasarkan hasil uji fisik sehingga terdapat
koreksi Volume Pembangunan Gedung sebesar Rp385.065.125.
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Rp(29.926.011.659)
C.9 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap sampai dengan 31 Desember 2018 dan
31 Desember 2017 adalah masing-masing Rp(29.926.011.659) dan
Rp(26.795.023.959). Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi
sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset
yang bersangkutan. Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap per 31 Desember 2018 sebagai berikut:
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Peralatan dan Mesin 41.509.541.786 29.926.011.659 11.583.530.127
2 Aset Tetap Lainnya 3.307.132.388 - 3.307.132.388
44.816.674.174 29.926.011.659 14.890.662.515 Akumulasi Penyusutan
Mutasi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap:
Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2017 26.795.023.959
Mutasi tambah:
Beban Penyusutan Aset Tetap 2018 4.869.623.318
Mutasi kurang:
Pengalihan dan Koreksi 1.738.635.618
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2018 29.926.011.659
Mutasi kurang sebesar Rp1.738.635.618 terdiri dari aset yang dialihkan ke
Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi sebesar Rp140.500.000, koreksi
pencatatan Alat Laboratorium yang sebesar Rp63.140.000, dan aset yang tidak
digunakan dalam operasi pemerintahan sebesar Rp1.534.995.618.
- 39 -
Aset Tak Berwujud
Rp9.160.797.150
C.10 Aset Tak Berwujud
Nilai Aset Tak Berwujud (ATB) sampai dengan 31 Desember 2018 dan per 31
Desember 2017 adalah sebesar Rp9.160.797.150 dan Rp9.964.060.400. Aset
Tak Berwujud merupakan asset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi
secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Rincian Aset Tak Berwujud per 31
Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2017 9.964.060.400
Mutasi tambah:
Pembelian 452.405.500
Mutasi kurang:
Koreksi BMN Rusak dan Usang 624.713.000
Koreksi BMN Tidak Diketahui Keberadaannya 630.955.750
Saldo per 31 Desember 2018 9.160.797.150
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 (6.772.139.118)
Nilai Buku per 31 Desember 2018 2.388.658.032
Pembelian dan Pengembangan Aset Tak Berwujud sebesar Rp452.405.500
terdiri dari:
No Uraian Barang Unit Nilai (Rp)
1 Windows 10 Profesional 17 52.190.000
2 Pengembangan Aplikasi Pemesanan
SNI
1 48.455.000
3 Pengembangan Aplikasi SISPK 1 48.800.000
4 Pengembangan Aplikasi Penelitian
Puslitbang
1 25.000.000
5 Pengembangan Aplikasi Intranet 1 98.784.000
6 Pengembangan Aplikasi Bang Beni 1 48.950.000
7 Microsoft Office Standard 2016 16 83.680.000
8 Pengembangan Aplikasi Reg Ol
Pelayanan Training
1 46.546.500
TOTAL 33 452.405.500
Mutasi kurang Aset Tak Berwujud merupakan tindak lanjut dari temuan BPK yang
terdiri dari koreksi BMN rusak dan usang sebesar Rp624.713.000 dan BMN
Tidak Diketahui Keberadaannya sebesar Rp630.955.750. Berikut rincian Barang
Milik Negara yang rusak dan usang serta tidak diketahui keberadaannya.
- 40 -
Rincian Aset Tak Berwujud Rusak dan Usang
No Unit Uraian Barang Nilai
1 2 Sistim Informasi SNI (SISNI) 340.945.000
2 17 Office Prof. Plus 2007 Eng. Disk Kit MVL CD 264.000
3 43 Office 2007 Win32 Eng. Disk Kit MVL CD 264.000
4 35 Exchange Standard CAL 2007 English 22.330.000
5 1 Aplikasi Pengelolaan Jaringan 40.000.000
6 2 Tanberg 132.660.000
7 1 m-Web 88.250.000
624.713.000 Total
Rincian Aset Tak Berwujud Tidak Diketahui Keberadaannya
No Unit Uraian Barang Nilai
1 2 Alih Media SNI 146.508.750
2 4 Get Genuine Kit WinXP Pro SP2 English 70.972.000
3 10 Office Prof. Plus 2007 English OLP NL 44.110.000
4 25 Office 2007 English OLP NL 86.900.000
5 35 SQL CAL 2005 English OLP NL CAL 55.440.000
6 1 Database Bibliografi Koleksi Referensi STD 32.500.000
7 1 Sistim Aplikasi SISNI TBT WTO 45.000.000
8 1 Software Komputer 61.525.000
9 1 Content web Mg.Sys & CODEX 88.000.000
630.955.750 Total
Aset Lain-Lain
Rp4.322.338.498
C.11 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017
adalah Rp4.322.338.498 dan Rp98.178.705. Aset Lain-lain merupakan Barang
Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi
digunakan dalam operasional Badan Standardisasi Nasional serta dalam proses
penghapusan dari BMN. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2017 98.178.705
Mutasi tambah:
Peralatan dan Mesin 1.586.712.088 Aset Tetap Lainnya 1.381.778.946
Aset Tak Berwujud 1.255.668.750
Mutasi kurang: -
Saldo per 31 Desember 2018 4.322.338.489
Akumulasi Penyusutan (2.897.917.485)
Nilai Buku per 31 Desember 2018 1.424.421.004
- 41 -
Akumulasi Penyusutan
dan Amortisasi Aset
Lainnya
Rp(9.670.056.603)
C.12 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya sampai dengan 31
Desember 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar
Rp(9.670.056.603) dan Rp(6.154.574.819). Amortisasi ATB dengan masa
manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil.
Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan
amortisasi.
Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya adalah sebagai
berikut:
Rincian Akumulasi Amortisasi dan Penyusutan Aset Lainnya TA 2018
No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
A Aset Tak Berwujud
1 Software Komputer 9.026.547.150 6.772.139.118 2.254.408.032
2 ATB Lainnya 134.250.000 - 134.250.000
9.160.797.150 6.772.139.118 2.388.658.032
B Aset Lain-lain 4.322.338.489 2.897.917.485 1.424.421.004
4.322.338.489 2.897.917.485 1.424.421.004
13.483.135.639 9.670.056.603 3.813.079.036 Total
Jumlah
Jumlah
Mutasi Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya:
Akumulasi Penyusutan dan Amortitasi Aset Lainnya
per 31 Desember 20176.154.574.819
Mutasi tambah:
Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 2018 1.980.486.166
Koreksi Akumulasi Aset Tetap yang tidak digunakan
dalam Operasi Pemerintahan 1.534.995.618
Mutasi kurang:
Akumulasi Penyusutan dan Amortitasi Aset Lainnya
per 31 Desember 2018 9.670.056.603
Utang kepada Pihak
Ketiga
Rp5.225.574.491
C.13 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31
Desember 2017 masing-masing s