Post on 10-Aug-2021
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga. Waktu
penelitian dilakukan saat semester II telah berlangsung pada tahun pelajaran
2015/2016. Subjek penelitian dalam peneltian tindakan kelas ini adalah siswa SD
Negeri Mangunsari 05 Salatiga di kelas V yang berjumlah 28 siswa.
4.2. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Kondisi awal siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga saat
pembelajaran relatif pasif dalam mengikuti pembelajaran PKn karena
pembelajaran PKn lebih sering dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan
metode ceramah. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami mengenai
apa yang dipelajari karena siswa tidak dapat memahami materi ajar dengan baik,
sehingga hasil belajar PKn menjadi rendah, bahkan ada beberapa siswa yang
nilainya masih dibawah dari KKM.
Kondisi pra siklus ini merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa kelas V
SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga sebelum diterapkan metode Mind Map pada
pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi. Pada kondisi ini, guru
masih menerapkan model pembelajaran ceramah, siswa cenderung kurang
antusias dalam pelajaran PKn dan hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah.
Perolehan nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah
40, dan nilai rata-rata siswa adalah 68. Hasil kondisi pra siklus dari total siswa
yaitu 28 siswa hanya 12 siswa (43%) yang dinyatakan tuntas dan sisanya 16 siswa
(57%) belum tuntas dalam KKM (≥ 70). Jumlah siswa yang belum tuntas dan
yang tuntas pada kondisi sebelum tindakan disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
50
Tabel. 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Pra Siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas 16 57%
2 Tuntas 12 43%
Jumlah 28 100%
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Rata-Rata 68
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari total 28 siswa dikelas V SDN
Mangunsari 05 terdapat 16 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya dan hanya
terdapat 12 siswa yang telah tuntas hasil belajarnya. Nilai tertinggi pada kondisi
pra sikllus yaitu 80, dan nilai terendahnya yaitu 40 sedangkan rata-rata nilai pada
pra siklus yaitu 68. Mencermati hal tersebut maka nilai pada kondisi pra siklus
dapat dikatakan belum memuaskan, rendahnya hasil belajar siswa pada
pembelajaran PKn disebabkan karena pemahaman siswa terkait materi ajar
kurang. Kurangnya pemahaman siswa disebabkan proses pembelajaran yang
kurang menarik sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi ajar. Berikut
akan dipaparkan melalui diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas V SDN Mangunsari 05.
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN Mangunsari 05 Pra Siklus
43%
57%
Ketuntasan Hasil Belajar siswa Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
51
Berdasarkan kondisi ketuntasan belajar siswa pada pra siklus tersebut, maka
diperlukan metode pembelajaran Mind Map dalam pelajaran PKn untuk mengatasi
persoalan ketuntasan hasil belajar tersebut. Metode Mind Map dapat
mengembangkan pola berpikir kritis dan kreatif pada siswa, karena metode ini
mengkondisikan siswa untuk membuat catatan dengan pola peta konsep hal ini
sekaligus melatih siswa untuk dapat mengembangkan catatan siswa sesuai dengan
pemahaman mereka masing-masing.
4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dimulai dari perencanaan kemudian
dilanjutkan dengan tindakan yakni dengan menerapkan metode Mind Map pada
pembelajaran PKn pokok bahasan kebebasan berorganisasi, selanjutnya observasi
dan refleksi.
4.3.1. Perencanaan
Perencanaan Tindakan siklus I dilakukan untuk menyiapkan RPP, bahan-
bahan dan alat peraga yang akan digunakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 di
siklus I. Sebelum melaksanakan tindakan, maka perlu didesain sebuah
perencanaan yang nantinya diimplementasikan dalam tindakan, yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, terkait dengan permasalahan
pembelajaran di kelas pada pelajaran PKn, dan pengajuan solusi bersama yaitu
pengajuan penerapan metode pembelajaran yang perlu diterapkan untuk
menyelesaikan persoalan tersebut, yaitu penerapan dengan metode
pembelajaran Mind Map.
2. Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait dengan metode
pembelajaran yang hendak diterapkan yaitu metode Mind Map, merancang
media-media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan terkait
dengan materi pembelajaran yang akan diberikan, termasuk merancang lembar
observasi pembelajaran.
3. Mengkonsultasikan kepada guru kelas tentang RPP, media dan alat peraga
maupun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
52
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind
Map.
4. Setelah disetujui oleh guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali
kelengkapan-kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar
observasi yang akan digunakan dalam tindakan nanti.
4.3.2. Pelaksanaan Tindakan
4.3.2.1. Siklus I Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru
mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis untk mengikuti kegiatan belajar,
mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, presensi
dan aperspesi, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pertanyaan pendalaman kepada
siswa untuk memberikan pemahaman kepada siswa, setelah itu, guru menjelaskan
materi tentang Memahami kebebasan berorganisasi dengan menggunakan bantuan
media powerpoint guna menunjukkan contoh-contoh organisasi. Guru memberi
contoh membuat mind map, terkait materi ajar. Kemudian guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Apabila setiap kelompok telah selesai mengerjakan
tugasnya, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas
kelompoknya. Selanjutnya untuk mengecek pemahaman siswa, guru memberikan
kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa. Setelah
siswa bertanya, guru memberikan rangkuman keseluruhan materi yang telah
dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah masing-masing, dan mengingatkan siswa untuk belajar terlebih dahulu
materi di rumah karena ada pertemuan berikutnya. Setelah itu guru mengucapkan
terimakasih atas kerjasama dan mengakhiri pelajaran pada hari itu.
53
Observasi
Melalui hasil observasi pada pertemuan 1 siklus I diketahui bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan metode Mind Map secara
garis besar sudah berjalan cukup baik, namun masih terdapat beberapa kendala,
diantaranya guru masih kesulitan dalam mengendalikan suasana kelas, terlihat
pada kegiatan kelompok, ada beberapa siswa yang bercanda. Selain itu guru juga
kurang membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya sehingga banyak siswa
yang merasa bingung ketika diminta membuat peta konsep bahkan ada siswa yang
hanya diam dan tidak berpartisipasi dalam penyelesaian tugas kelompok. Kendala
lainnya yang dialami guru adalah alokasi waktu yang kurang, hal ini terlihat pada
kegiatan presentasi kelompok, tidak semua kelompok dapat menunjukkan hasil
dari kerja kelompoknya serta kegiatan presentasi kelompok yang relatif pasif,
tidak ada tanggapan dari kelompok lain.
Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil observasi, maka diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I terdapat beberapa kendala. Kendala-
kendala yang terjadi pada pertemuan 1 didiskusikan bersama guru kelas sehingga
dapat dirancang solusi penyelesaiannya. Untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada pertemuan 1 diperlukan beberapa perbaikan dalam mengajar
diantaranya untuk mengendalikan kelas guru perlu menguasi langkah-langkah
pembelajaran dengan metode Mind Map, apabila ada siswa yang terlihat bercanda
guru perlu menegur dan memberi peringatan bagi siswa yang mengulang
kesalahan yang sama. Untuk mengatasi kebingungan siswa dalam kegiatan
kelompok, guru perlu memberi pengarahan kepada siswa sekaligus membimbing
siswa dalam penyelesaian tugas kelompok. Untuk membuat semua siswa terlibat
aktif dalam kegiatan kelompok, guru perlu mengingatkan siswa yang terlihat pasif
dan hanya diam saja dengan diberi pertanyaan terkait tugas yang diberikan, serta
guru perlu memberi batasan waktu pada siswa dalam menyelesaikan tugasnya,
sehingga ketika kegiatan presentasi kelompok, seluruh kelompok memiliki
kesempatan untuk menunjukkan hasil kerjanya. Ketika kegiatan presentasi
kelompok berlangsung, guru dapat menunjuk beberapa kelompok atau siswa
54
untuk memberikan tanggapan atau mengajukan pertanyaan, dengan demikian
seluruh siswa dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Bimbingan guru, dapat
membantu siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sekaligus
menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat tetap fokus dalam pembelajaran.
Solusi-solusi tersebut dilakukan pada pertemuan 2 siklus I apabila terjadi kendala
yang serupa. Sebagai tindak lanjut, guru menunjuk beberapa siswa untuk
menanggapi presentasi dari kelompok lain.
4.3.2.2. Siklus I Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru
mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis untk mengikuti kegiatan belajar,
mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, presensi
dan aperspesi, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pertanyaan pendalaman kepada
siswa untuk memberikan pemahaman kepada siswa, setelah itu, guru menjelaskan
materi tentang memahami kebebasan berorganisasi dengan menggunakan bantuan
media powerpoint guna menunjukkan contoh-contoh organisasi. Guru memberi
contoh membuat mind map, terkait materi ajar. Kemudian guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Guru menunjukkan cara membuat mind map. Guru
memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok untuk membuat mind
map. Guru menegur siswa yang terlihat bercanda dan yang telihat pasif. Guru
memberikan batasan waktu untuk mengerjakan tugas kelompok. Apabila setiap
kelompok telah selesai mengerjakan tugasnya, guru meminta setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil tugas kelompoknya. Pada pertemuan 2 siklus I,
seluruh kelompok dapat menunjukkan hasil dari kerja kelompoknya, hal ini
karena guru selalu memantau siswa dalam melakukan tugasnya serta memberi
batasan waktu pada siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Selanjutnya untuk
mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan siswa untuk
55
menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa, kemudian guru membimbing
masing-masing siswa untuk membuat mind map juga. Selanjutnya untuk
mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa. Setelah siswa bertanya, guru
memberikan rangkuman keseluruhan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi berupa tes
formatif yang dikerjakan secara individual. Evaluasi diberikan untuk mengukur
apakah dengan menerapkan metode Mind Map dapat berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi.
Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru mengingatkan akan ada pertemuan
lagi berikutnya, mengucapkan terimakasih dan mengakhiri pelajaran.
Observasi
Adapun kendala yang terjadi pada pertemuan 2 siklus I adalah guru kurang
menekankan penjelasan materi ajar serta bimbingan yang diberikan guru kurang
merata, sehingga masih terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugasnya.
Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil obeservasi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I
pertemuan 2, diketahui bahwa terlaksananya pembelajaran dengan metode Mind
Map sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pertemuan 1 siklus I. Hal ini
terlihat dari hasil penilaian pada lembar observasi, selain itu kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah tergolong baik meskipun masih
terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut didiskusikan bersama guru
kelas sehingga dapat dirancang solusinya. Adapun solusi yang dibuat yaiut: dalam
memberikan bimbingan, guru perlu berkeliling untuk memastikan bahwa setiap
kelompok mampu menyelesaikan tugasnya, serta guru perlu memberikan
penjelasan lebih detail terkait materi yang diajarkan sehingga siswa dapat
membuat peta konsep tanpa ada kebingungan. Sebagai tindak lanjut, guru
56
meminta siswa membuat deskripsi singkat mengenai peta konsep yang telah
dibuat.
4.3.3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Analisis Hasil Belajar Siklus I
Setelah dilaksanakan siklus I pertemuan 2, dilakukan evaluasi individual.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat apakah dengan menggunakan metode Mind
Map dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang
belum tuntas dan tuntas belajar setelah menggunakan metode Mind Map pada
pelajaran PKn pada siklus I disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Tabel. 4.2
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 05 pada Siklus I
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas 8 28,58%
2 Tuntas 20 71,42%
Jumlah 28 100%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terrendah 50
Rata-rata 74,0
Mengacu pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa setelah diberikan tindakan
pada siklus I dengan menggunakan metode Mind Map pada pelajaran PKn materi
kebebasan berorganisasi, terjadi peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar
siswa dan penurunan jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya. Berikut ini akan
dipaparkan ketuntasan hasil belajar siswa melalui diagram lingkaran.
57
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN Mangunsari 05 Siklus I
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa siswa yang belum
tuntas menurun menjadi 8 siswa (28,58%) dan siswa yang tuntas belajar menjadi
20 siswa (71,42%). Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian
penggunaan metode Mind Map berhasil meningkatkan ketuntasan hasil belajar.
Mesikpun demikian, ketuntasan hasil belajar yang dicapai belum mencapai
kriteria indikator kinerja yang diharapkan, yaitu 85% dari total siswa tuntas
belajarnya pada mata pelajaran PKn. Dengan demikian, diperlukan lagi tindakan
melalui siklus berikut yaitu tindakan pada siklus II.
b. Analisis Hasil Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pelajaran berlangsung. Hal-hal yang
diamati adalah aktivitas guru menerapkan metode Mind Map dan aktivitas siswa
mengikuti pelajaran PKn menggunakan metode Mind Map.
1. Aktivitas Guru
Aktivitas guru yang diamati dalam pembelajaran terdiri dari tiga tahapan
pembelajaran yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Total item
dari ketiga tahapan pembelajaran yang diamati adalah 23 item, dengan pemberian
skor pada masing-masing item yaitu terendah adalah 1 (satu) dan tertinggi adalah
29%
71%
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
58
4 (empat). Dengan demikian, maka skor terendah dari keseluruhan pelaksanaan
aktivitas guru adalah 23 x 1 = 23 dan tertinggi (maksimum) adalah 23 x 4 = 92.
Sementara itu, untuk mengetahui perolehan skor aktivitas, maka digunakan
persamaan sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 setelah diberikan penilaian
diperoleh skor 62, maka dengan menggunakan persamaan di atas hasil
peniliannya adalah sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =62
92X100%
Nilai = 67%
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
metode Mind Map pada siklus I pertemuan 1 berada pada kategori cukup baik,
dengan persentase perolehan nilai yaitu 67%. Pada pertemuan 1, banyak kendala
yang dialami guru, hal ini karena metode Mind Map baru pertama kali digunakan
oleh guru dalam pembelajaran sehingga banyak langkah-langkah pembelajaran
yang terlewatkan, seperti guru tidak memberikan contoh membuat minda map,
guru tidak memberikan penjelasan mengenai tugas yang dilakukan siswa dalam
kelompok, dan guru tidak bimbingan pada siswa dalam melakukan tugasnya. Hal
tersebut membuat siswa mengalami kesulitan, sehingga ada beberapa siswa yang
cenderung ramai sendiri dan bahkan pasif karena kurang mengerti tugas yang
diberikan. Selain itu pada kegiatan presentasi, guru juga belum memberikan
bimbingan dan memantau supaya seluruh siswa terlibat aktif, bahkan ada
59
beberapa kelompok yang belum sempat menunjukkan hasil dari tugas
kelompoknya. Kendala-kendala tersebut kemudian didiskusikan dengan guru
kelas sehingga dapat disusun solusinya.
Pembelajaran pada pertemuan 2 siklus I, sudah lebih baik dari pada
pertemuan yang pertama. Hal ini karena guru telah mulai memahami langkah-
langkah dari metode Mind Map. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan penilaian
observasi terhadap guru yang mengalami peningkatan dari pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan 2 ini diperoleh skor sebanyak 74. Adapun cara
menghitung lembar observasi yang digunakan pada pertemuan 2 siklus I sama
dengan rumus pada pertemuan sebelumnya yakni sebagai berikut sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =74
92X100%
Nilai = 80%
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
metode Mind Map pada siklus I pertemuan 2 berada pada kategori baik, dengan
persentase perolehan nilai yaitu 80%. Hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan dari pertemuan sebelumnya yakni dari 67% dengan kategori cukup
baik menjadi 80% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa, secara
keseluruhan guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, namun pada
pertemuan 2 ini masih ditemukan beberapa kendala, yakni guru belum
memberikan penjelasan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan siswa,
guru perlu mengaitkan materi ajar dengan contoh-contoh yang mudah dimengerti
siswa, selain itu meskipun guru telah memberikan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan tugasnya, namun bimbingan tetrsebut belum menyeluruh sehingga
masih terdapat kelompok yang mengelami kesulitan.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran menggunakan metode Mind Map pada pelajaran PKn. Aktivitas siswa
yang diamati selama pembelajaran adalah aktivitas siswa pada kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.
60
Total item dari ketiga tahapan pembelajaran yang diamati terkait dengan
aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran adalah 18 item, dimana tiap-tiap item
diberikan skor 1 (satu) untuk aktivitas terendah, dan 4 (empat) untuk aktivitas
tertinggi. Maka, total aktivitas siswa mengikuti pelajaran terendah adalah 1 x 18 =
18 dan total aktivitas siswa mengikuti pelajaran tertinggi adalah 4 x 18 = 72.
Untuk menghitung total aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran PKn
menggunakan metode Mind Map dengan skor perolehan 46, digunakan persamaan
berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Dengan kriteria perolehan persentase nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Berdasarkan pada persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas
siswa adalah sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =46
72X100%
Nilai = 64%
Mengacu pada kriteria persentase nilai kategori, maka aktivitas siswa pada
siklus I pertemuan 1 dalam mengikuti pelajaran PKn menggunakan metode Mind
Map masuk dalam kategori cukup baik, yaitu dengan perolehan persentase nilai
64%. Perolehan nilai tersebut berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar
observasi siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa telah cukup baik dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode Mind Map, namun masih terdapat
kendala yang dialami siswa. Adapun kendala pada pertemuan 1 siklus I
diantaranya pada saat kegiatan kelompok terdapat beberapa siswa yang terlihat
bercanda. Saat pengerjaan tugas, banyak siswa yang mengalami kesulitan, hal ini
61
dikarenakan siswa masih merasa bingung karena kurangnya bimbingan guru. Pada
saat kegiatan presentasi, hanya beberapa siswa yang berkesempatan untuk
menunjukkan hasil dari tugas kelompoknya.
Selain aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1, juga diamati aktivitas
siswa pada siklus I pertemuan 2. Berpatokan pada persamaan di atas, maka total
aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti pelajaran PKn menggunakan
metode Mind Map pada siklus I pertemuan 2 dengan skor perolehan 51 adalah
sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =51
72X100%
Nilai = 71%
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 71%, maka aktivitas siswa dalam
mengikuti pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi pada siklus I pertemuan
2 berada pada kategori baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala
diantaranya ada beberapa kelompok yang masih mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugasnya, hal tersebut dikarenakan bimbingan yang diberikan oleh
guru kurang menyeluruh, selain itu siswa masih belum sepenuhnya paham tentang
materi yang dipelajari, namun secara gasris besar siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
4.3.4. Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan
pertemuan 2, maka perlu dilakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi yang
perlu dilakukan untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya, yaitu guru belum
menunjukkan penguasaan terhadap langkah-langkah pemmbelajaran dan terhadap
materi yang diajarkan, penguasaan kelas serta alokasi waktu, juga guru belum
memberikan respon positif atas keaktifan yang ditunjukkan siswa selama proses
pelajaran. Dari siswa, hal-hal yang perlu diperbaiki adalah keaktifan dalam
62
membuat catatan mind map. Adapun hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai
berikut.
1. Pertemuan 1, pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
Mind Map sudah tergolong cukup baik, namun masih terdapat beberapa
kendala seperti penguasaan kelas dan aloksi waktu, langkah-langkah
pembelajaran yang masih banyak terlewatkan, bimbingan guru dalam
mengarahkan siswa ketika menyelesaikan tugas kelompok serta kegiatan
presentasi masih kurang, masih banyak siswa yang pasif dan bercanda sendiri
selama kegiatan kelompok berlangsung. Kendala-kendala tersebut kemudian
didiskusikan dan dirancang solusi sehingga pada pertemuan ke 2 siklus I dapat
lebih baik.
2. Pada pertemuan ke 2 siklus I, guru sudah menerapkan langkah-langkah
pembelajaran dengan metode Mind Map, namun masih terdapat beberapa
kendala. Guru perlu menyampaikan materi ajar lebih detail sehingga
membantu siswa dalam membuat peta konsep, selain itu bimbingan yang
dilakukan guru ketika siswa menyelesaikan kegiatan kelompok belum
maksimal. Kendala tersebut menjadi masukan sehingga pembelajaran pada
siklus II dapat berjalan lebih baik.
3. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yakni mencapai 71,42%, kondisi ini
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan kondisi pra siklus di mana
ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 43%. Rata-rata pada siklus I juga
mengalami peningkatan menjadi 74,0 namun meskipun terjadi peningkatan
hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang ditetapkan
yakni 85% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan dalam
belajarnya ditandai dengan perolehan nilai melebihi KKM (KKM ≥ 70).
Mencermati kondisi tersebut maka diperlukan tindakan perbaikan pada siklus
II.
63
4.4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.4.1. Perencanaan
Hal-hal yang direfleksikan pada siklus I adalah penguasaan materi pelajaran
dan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif merangkum materi
pelajaran dengan membuat Mind Map. Hal-hal ini akan direncanakan untuk
diperbaiki pada siklus II. Selain itu, seperti perencanaan pada siklus I, pada siklus
II ini, peneliti menyiapkan RPP yang akan digunakan pada tindakan siklus II,
lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi Siklus II, media dan alat peraga
untuk digunakan dalam pelajaran.
4.4.2. Pelaksanaan Tindakan
4.4.2.1. Siklus II Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru
mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis untk mengikuti kegiatan belajar,
mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, presensi
dan aperspesi, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pertanyaan pendalaman kepada
siswa untuk memberikan pemahaman kepada siswa, setelah itu, guru menjelaskan
materi tentang struktur organisasi di sekolah. Untuk mengecek pemahaman siswa,
guru mengajukan pertanyaan tentang materi ajar dan menunjuk beberapa siswa
untuk menjawab pertanyaan. Guru memberi contoh membuat dalam membuat
mind map. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru
menginformasikan mengenai tugas yang akan dilakukan siswa dalam kelompok.
Guru menunjukkan cara membuat mind map. Guru meminta siswa untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Saat menyelesaikan tugasnya, siswa
mendapat bimbingan dari guru. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan
pada siswa yang terlihat kesulitan dalam membuat mind map. Apabila setiap
kelompok telah selesai mengerjakan tugasnya, guru meminta setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil tugas kelompoknya. Sama pada pertemuan 2 siklus
64
I, pada pertemuan ini seluruh kelompok dapat menunjukkan hasil dari kerja
kelompoknya, hal ini karena guru selalu memantau siswa dalam melakukan
tugasnya serta memberi batasan waktu pada siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
Selanjutnya untuk mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa, kemudian guru
membimbing masing-masing siswa untuk membuat mind map juga. Selanjutnya
untuk mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa. Setelah siswa bertanya, guru
memberikan rangkuman keseluruhan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi berupa tes
formatif yang dikerjakan secara individual. Evaluasi diberikan untuk mengukur
apakah dengan menerapkan metode Mind Map dapat berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi.
Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru mengingatkan akan ada pertemuan
lagi berikutnya, mengucapkan terimakasih dan mengakhiri pelajaran.
Observasi
Hasil observasi pada siklus II pertemuan 1 menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode Mind Map sudah berjalan dengan baik. Adapun
kendala yang muncul pada pertemuan 1 siklus II yakni siswa perlu lebih kreatif
lagi dalam membuat peta konsep, hal ini tentu saja memerlukan bimbingan guru.
Oleh karena itu guru perlu memberikan motivasi pada siswa pada saat
menyelesaikan tugasnya.
Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 siklus II maka diketahui
permasalahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Secara garis besar
pembelajaran yang dirancang sudah terlaksana dengan baik. Adapun kendala yang
terjadi adalah seputar penyelesaian tugas yang diberikan kepada siswa, dalam hal
ini solusi yang dirancang adalah guru perlu memberikan bimbingan dan
memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Sebagai tindak lanjut
siswa diminta mempelajari materi selanjutnya.
65
4.4.2.2. Siklus II Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru
mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis untk mengikuti kegiatan belajar,
mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, presensi
dan aperspesi, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru memberikan penjelasan tentang peran dari anggota
dalam organisasi di sekolah. Untuk mengecek pemahaman siswa, guru
mengajukan pertanyaan tentang materi ajar dan menunjuk beberapa siswa untuk
menjawab pertanyaan. Guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan
kondisi di lingkungan sekolah seperti peran ketua kelas dalam organisasi di kelas,
serta peran anggota lainnya. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami materi
yang diajarkan dengan adanya contoh yang diberikan guru. Selanjutnya guru
memberi contoh dalam membuat mind map. Kemudian guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Guru menginformasikan mengenai tugas yang akan
dilakukan siswa dalam kelompok. Guru menunjukkan cara membuat mind map.
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Saat
menyelesaikan tugasnya, siswa mendapat bimbingan dari guru. Guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada siswa yang terlihat kesulitan dalam membuat
mind map. Guru meminta setiap siswa terlibat aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok, guru juga memantau tugas yang dikerjakan siswa dengan berkeliling
kelas, mengingatkan siswa untuk membuat mind map sekreatif mungkin. Siswa
diperbolehkan menggunakan pensil warna, spidol, dan alat tulis lainnya yang
mendukung dalam pembuatan mind map. Apabila setiap kelompok telah selesai
mengerjakan tugasnya, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil tugas kelompoknya. Sama pada pertemuan 2 siklus I, pada pertemuan ini
seluruh kelompok dapat menunjukkan hasil dari kerja kelompoknya, hal ini
karena guru selalu memantau siswa dalam melakukan tugasnya serta memberi
batasan waktu pada siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Selanjutnya untuk
66
mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa, kemudian guru membimbing
masing-masing siswa untuk membuat mind map juga. Selanjutnya untuk
mengecek pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa. Setelah siswa bertanya, guru
memberikan rangkuman keseluruhan materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi berupa tes
formatif yang dikerjakan secara individual. Evaluasi diberikan untuk mengukur
apakah dengan menerapkan metode mind map berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi. Setelah siswa
mengerjakan soal evaluasi, guru mengucapkan terimakasih dan mengakhiri
pelajaran.
Observasi
Hasil observasi pada pertemuan 2 siklus II menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode Mind Map terlaksana dengan baik sekali, hal
tersebut ditunjukkan dengan penilaian pada lembar observasi guru dan siswa.
Pada pertemuan 2 siklus II seluruh langkah-langkah pembelajaran dengan metode
Mind Map sudah terlaksana, guru dapat memotivasi siswa dengan baik sehingga
siswa mampu menyelesaikan tugasnya. Dalam kegiatan presentasi, siswa sudah
terlihat aktif yakni dengan mengajukan pertanyaan dan menanggapi tanpa
ditunjuk oleh guru.
Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 2 siklus II, dapat diketahui
bahwa pembelajaran dengan metode Mind Map sudah terlaksana dengan amat
baik, hal ini terjadi Karen guru telah sepenuhnya menguasai metode Mind Map,
serta bimbingan yang diberikan guru sudah menyeluruh sehingga membuat siswa
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, selain itu guru juga tidak perlu
menunjuk siswa untuk diminta memberikan tanggapan atau mengajukan
pertanyaan karena siswa dengan sendirinya sudah berani mengajukan pertanyaan
atau memberikan tanggapan. Hasil belajar pada siklus II juga menunjukkan
67
peningkatan, sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan Mind Map dapat
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V.
4.4.1 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Analisis Hasil Belajar Siklus II
Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pada siklus II, setelah diberikan
tindakan. Penyajian hasil belajar ini dimaksudkan apakah setelah melakukan
perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi, mampu meningkatkan hasil belajar
PKn siswa. Jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas belajar setelah
menggunakan metode mind map pada pelajaran PKn, pada siklus II disajikan
dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel. 4.3
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 05 pada Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tuntas - -
2 Tuntas 28 100%
Jumlah 28 100%
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Rata-rat 92,5
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa setelah diberikan
tindakan pada siklus II, dan dilaksankan evaluasi, maka tidak ada lagi siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya pada pelajaran PKn. Berikut ini akan dipaparkan
ketuntasan hasil belajar siswa melalui diagram lingkaran.
68
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN Mangunsari 05 Siklus II
Dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V SDN
Mangunsari 05 telah tuntas hasil belajarnya pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, dan tidak ada lagi siswa yang belum tuntas hasil belajarnya.
Dengan hasil ini memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian penggunaan
metode mind map dalam pelajaran Pkn materi kebebasan berorganisasi pada siswa
kelas 5 SDN Mangunsari 05 Salatiga berhasil diterapkan. Hal ini dapat dilihat
dimana ketuntasan belajar PKn siswa mencapai target indikator kinerja yang
diharapkan, yaitu 85% siswa dinyatakan tuntas KKM ≥ 70.
b. Analisis Hasil Observasi
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II ini hal-hal yang diamati adalah
aktivitas guru menggunakan metode mind map, aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran menggunakan metode mind map.
1. Aktivitas Guru
Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh skor 79 di mana skor diperoleh
setelah melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 menggunakan
persamaan berikut ini:
100%
0%
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
69
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =79
92X100%
Nilai = 86%
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
metode mind map pada siklus II pertemuan 1 berada pada kategori baik sekali,
dengan persentase perolehan nilai yaitu 86%. Pembelajaran pada siklus II
pertemuan 1 dapat dikatakan lebih baik dari siklus sebelumnya, hal ini terlihat
dari nilai yang diperoleh pada lembar observasi guru. Secara garis besar, guru
telah melakukan seluruh langkah-langkah pembelajaran, penilaian pada lembar
observasi menunjukkan sudah tidak terdapat pemberian skor 2, skor rata-rata yang
diberikan oleh observer adalah 3 dan 4.
Seperti halnya pertemuan sebelumnya, pertembuan ke 2 siklus II ini untuk
aktifitas guru mendapat skor perolehan sebesar 82. Skor perolehan didapat setelah
melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan
demikian menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2
menggunakan persamaan berikut ini:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =82
92X100%
Nilai = 89%
Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan
metode mind map pada siklus II pertemuan 2 berada pada kategori baik sekali,
dengan persentase perolehan nilai yaitu 89%. Pada pertemuan ini, skor yang
diberikan rata-rata 4 hanya beberapa point penyataan dalam lembar observasi
yang mendapat skor 3. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah
berjalan dengan baik, langkah-langkah pembelajaran telah terlaksana seluruhnya.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran PKn menggunakan metode mind map pada pelajaran PKn materi
kebebasan berorganisasi. Berpatokan pada persamaan di atas, maka total aktivitas
70
dan kategori aktivitas siswa mengikuti pelajaran PKn menggunakan metode mind
map pada siklus II pertemuan 1 dengan skor perolehan 72 adalah sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =59
72X100%
Nilai = 82%
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 82%, maka aktivitas siswa dalam
mengikuti pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi pada siklus II pertemuan
1 berada pada kategori baik. Memperhatikan perolehan nilai pada siklus II, hasil
yang diperoleh lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal ini menunjukkan siswa
mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Sama seperti pada lembar observasi
guru, pada lembar observasi siswa skor yang diberikan rata-rata pada skor 3 dan
4.
Selain aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1, juga diamati aktivitas
siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus II pertemuan 2. Berpatokan pada
persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti
pelajaran PKn menggunakan metode mind map pada siklus II pertemuan 2 dengan
skor perolehan 68 adalah sebagai berikut:
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimumX100%
Nilai =68
72X100%
Nilai = 94%
Dengan perolehan persentase nilai yaitu 94%, maka aktivitas siswa dalam
mengikuti pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi pada siklus II pertemuan
2 berada pada kategori baik sekali. Pada pertemuan ini, observer juga
memberikan skor 3 dan 4 pada lembar observasi, hal ini menunjukkan bahwa
siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode mind map dengan baik,
sehingga mendukung meningkatnya hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode mind map.
71
4.4.2 Refleksi
Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus I, dan diterapkan tindakan pada
siklus II, terjadi peningkatan aktivitas guru dalam menggunakan metode mid map,
terjadi juga peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran PKn
menggunakan metode mind map. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode mind map pada pelajaran PKn materi kebebasan
berorganisasi pada siswa kelas 5 SDN Mangunsari 05 Salatiga berhasil
dilaksanakan.
4.5. Analisis Data
Analisis data menyajikan analisis hasil penelitian. Berikut diuraikan analisis
ketuntasan hasil belajar PKn pada siklus I dan siklus II. Kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar PKn siswa kelas 5 SDN
Mangunsari 05 semester II tahun pelajaran 2015/2016.
4.5.1. Analisis Ketuntasan
Memperhatikan KKM (70), maka hasil tes yang telah diperoleh dalam siklus
I dapat dianalisis. Baik siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan
kategori tidak tuntas maupun di atas KKM dengan kategori tuntas disajikan
dalam tabel 4.4 berikut:
Tabel. 4.4
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 05
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I
Keterangan Siklus I
Jumlah siswa Persentase (%)
Tuntas 20 71,42%
Tidak tuntas 8 28,58%
Jumlah 28 100%
Rata-rata 74
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan metode mind map, maka dapat diketahui bahwa sebanyak 20
siswa dengan prosentase 71,42% siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan
kategori tuntas, sedangkan 8 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM dengan
kategori tidak tuntas, sedangkan nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 90, dan
72
nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50 dengan rata-rata kelas 74. Adapun
gambaran ketuntasan belajar siswa pada siklus I disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari
05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Siklus I
Dari data hasil tes PKn siklus I maka dilakukan analisis dengan
membandingkan nilai dengan kriteria ketuntasan minimal atau KKM (70). Siswa
yang mendapat nilai lebih dari sama dengan KKM atau yang tuntas dijumlahkan,
begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (70). Analisis ketuntasan hasil
belajar PKn siswa siklus II tersaji pada tabel. 4.5:
Tabel. 4.5
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 05
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II
Keterangan Siklus II
Jumlah siswa Persentase (%)
Tuntas 28 100%
Tidak tuntas 0 0%
Jumlah 28 100%
Rata-rata 92,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
71%
29%
Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
73
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan metode mind map, dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi
pembelajaran terdapat 28 siswa (100%) tuntas atau mampu mencapai KKM (70),
nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, dan nilai terendah yang dicapai
siswa adalah 70 dengan rata-rata kelas 92,5. Gambaran ketuntasan belajar siswa
pada siklus II disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 4.5 Ketuntasan Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari
05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Siklus II
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar pada
siklus II sebesar 100% atau seluruh siswa dari kelas V SD Negeri Mangunsari 05
mengalami ketuntasan belajar. Hasil tersebut telah melebihi indikator
keberhasilan yang ditentukan dalam penelitian ini yakni sebesar 85% siswa
mengalami ketuntasan. Dengan demikian, hasil belajar pada siklus II
menunjukkan adanya keberhasilan penerapan metode Mind Map dalam
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 pada
semester II tahun pelajaran 2015/ 2016.
4.5.1 Analisis Komparatif
Berdasarkan analisis ketuntasan, dari hasil tindakan diketahui bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri
100%
Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
74
Mangunsari 05 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan hasil belajar
PKn siswa disajikan pada tabel berikut.
Tabel. 4.6
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri
Mangunsari 05 Semester II tahun pelajaran 2015/2016
Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II
f % f % F %
Tuntas 12 43% 20 71,42% 28 100%
Tidak tuntas 16 57% 8 28,58% 0 0%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Nilai tertinggi 80 90 100
Nilai terendah 40 50 70
Rata-rata 68,0 74,0 92,5
Dari tabel di atas diketahui bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra
siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada kondisi pra siklus, jumlah
siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa (43%), meningkat pada siklus I
menjadi 20 siswa (71,42%), dan pada siklus II menjadi 28 siswa (100%).
Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada kondisi pra siklus
terdapat 16 siswa (57%) yang belum tuntas, pada siklus I masih 8 siswa (28.58%)
yang belum tuntas, dan pada siklus II terdapat 0 orang siswa (0%) yang belum
tuntas. Nilai tertinggi siswa terjadi peningkatan dari pra siklus hingga siklus II.
Pada pra siklus nilai tertinggi siswa 80, pada siklus I naik menjadi 90 kemudian
pada siklus II naik menjadi 100. Nilai terendah pada pra siklus 40, pada siklus I
naikmenjadi 50 kemudian pada siklus II naik menjadi 70. Rata-rata siswa dari pra
siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan, dari pra siklus 68,0 menjadi 74,0
pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi 92,5. Selanjutnya untuk memperjelas
perbandingan hasil belajar PKn dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus
sampai siklus II disajikan dalam gambar berikut.
75
Gambar 4.6 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa Pra Siklus, Siklus
I, dan Siklus II Kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Semester II tahun
pelajaran 2013/2014
Dari gambar 1 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar pada pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada
saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah 43% menjadi 71%, dari
siklus I ke siklus II adalah dari 71% menjadi 100%. Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan. Siswa yang belum tuntas pada pra siklus 57%,
pada siklus I turun menjadi 29%, dan pada siklus II turun lagi menjadi 0%.
4.6. Pembahasan
Sebelum tindakan, atau pada pra siklus, dari total jumlah siswa yaitu 28
siswa, siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 12 siswa (43%) dan siswa yang
belum mencapai ketuntasan adalah 16 siswa (57%). Kondisi ketuntasan ini
berubah setelah diberikan tindakan dengan menggunakan metode Mind Map pada
pelajaran PKn pokok bahasan kebebasan berorganisasi pada siklus I. Pada siklus
I, terjadi peningkatan ketuntasan siswa, di mana siswa yang berhasil tuntas
belajarnya meningkat menjadi 20 siswa (71,42%) dan siswa yang belum tuntas
mengalami penurunan menjadi 8 siswa (28,58%). Meskipun terjadi peningkatan
ketuntasan, namun demikian, hasil yang dicapai ini belum mencapai kriteria
indikator kinerja yang diharapkan. Setelah melakukan perbaikan-perbaikan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra SiklusSiklus I
Siklus II
43%
71%
100%
57%
29%
0%
Tuntas
Tidak Tuntas
76
berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dilaksanakan tindakan lagi untuk
meningkatkan lagi ketuntasan belajar menjadi 100%. Setelah diberikan tindakan
dan dilakukan evaluasi melalui tes, diketahui bahwa 28 siswa (100%) dinyatakan
tuntas belajarnya. Hasil ini sekaligus memberikan kesimpulan bahwa dengan
demikian penggunaan metode Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar PKn
siswa berhasil. Hal ini dilihat bahwa ketuntasan belajar yang dicapai memenuhi
indikator kinerja yang diharapkan melalui penelitian ini.
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ikhwanuddi dengan judul: Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV A SDN Wonosari 02
Semarang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa keterampilan guru mengalami
peningkatan. Pada siklus I 79,2% dengan kategori sangat baik dan pada siklus II
menjadi 86,49% dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa juga meningkat,
yaitu 58,3% dengan kategori baik dan pada siklus II 65,5% dengan kategori baik.
Keterampilan menulis narasi siswa meningkat, pada siklus I 75,67% dengan
kategori baik dan pada siklus II 89,19% dengan KKM > 64.
Hasil penelitian lainnya yang relevan adalah penelitian dari Nilamsari,
dengan judul penelitian: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model
Mind Mapping Berbantuan Multimedia Interaktif pada Siswa Kelas V SD
Gunungpati 01 Kota Semarang. Hasil penelitian keterampilan guru dalam
penelitian ini yakni pada siklus I mendapat skor 28, siklus II 32, dan siklus III 35.
Aktivitas siswa siklus I mendapat skor 15,6 kriteria baik, skor siklus II 21,75
kriteria sangat baik, dan meningkat pada siklus III menjadi 25,2 kriteria sangat
baik. Hasil ketuntasan belajar klasikal siklus I sebesar 63%, dengan nilai rata-rata
65, siklus II sebesar 79% dengan nilai rata-rata 73, dan meningkat pada siklus III
menjadi 96% dengan nilai rata-rata 79.
Hasil penelitian ini dengan demikian juga mendukung pernyataan Buzan.
Menurut Buzan (2010) metode Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan
perpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind
Map mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif, karena siswa
membuat peta konsep dari materi yang berikan oleh guru. Buzan juga
77
menambahkan bahawa metode Mind Map dapat membantu siswa untuk
merancang, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah,
memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat
dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan,
sehingga siswa dapat belajar dan memahami materi dengan baik. Sejalan dengan
hal tersebut De Porter (2004) memaparkan bahwa sesungguhnya saat seseorang
sedang terlibat dalam pembelajaran, apalagi yang mensyaratkan dia harus
mencatat (menulis), saat itu juga terjadi aktivitas pada seluruh belahan otak
kanan (emosional) dan otak kiri (logika). Untuk memudahkan proses mencatat
maka dapat dibuat peta konsep. Dalam hal ini, De Porter menambahkan bahwa
Mind Map (peta pikiran) adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya. Melalui penerapan
metode Mind Map pada siswa kelas V SDN Mangunsari 05, proses pembelajaran
PKn yang biasanya monoton dengan ceramah dan mencatat menjadi lebih
bervariasi, siswa dapat mengembangkan catatannya sesuai dengan kreasinya,
selain itu melatih siswa untuk berpikir kreatif karena siswa dapat membuat catatan
sesuai dengan apa yang dipahaminya bukan sekedar meniru apa yang telah
ditunjukkan. Kondisi tersebut mendukung adanya peningkatan hasil belajar,
sehingga membuktikan bahwa metode Mind Map dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V di SDN Mangunsari 05.