Post on 29-Mar-2019
43
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki
karakteristik antara lain :
1. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh seorang guru
2. Perangkat dari permasalahan praktik factual di kelas
3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang
bersangkutan ( Kasbolah, 1999:22 )
Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas tersebut, maka peneliti melakukan
penelitian tindakan di kelas V SD Negeri Gerlang dan bertugas sebagai guru kelas. Pada penelitian
ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas VI sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan agar
penelitian objektif dan memperoleh masukan-masukan untuk pertimbangan perbaikan
pembelajaran selanjutnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
4.1.1 Kondisi Awal
Dari instrumen-instrumen yang telah disiapkan untuk menjaring data awal (pra
tindakan penelitian) melalui hasil belajar siswa kelas 5 tahun pelajaran 2012/2013
terhadap materi KPK dan FPB serta wawancara dengan rekan guru sejawat yang
mengajar kelas 5 dan 4 sebelumnya. Selanjutnya data digunakan untuk mengetahui
kondisi kondisi awal
Pada kondisi awal fakta dari permasalahan atau kondisi variabel yang ada
sebelum melakukan penelitian antara lain sebagai berikut :
a. Siswa yang tuntas KKM yaitu 60 ada 20 dari 40 siswa atau 50 %
b. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran matematika
c. Proses pembelajaran masih tertumpu pada guru
d. Kurang menggunakan media yang menarik untuk membantu siswa memahami materi
e. Siswa tidak berani bertanya
f. Siswa masih belum paham menentukan KPK dan FPB
44
4.1.2 Kondisi Siklus I
4.1.2.1 Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan pelaksanaan pembelajaran I yang dikembangkan
berdasarkan hasil studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui
seberapa kemampuan siswa telah bisa membaca dan menulis permulaan dengan baik.
Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan adalah peneliti dan rekan sejawat
berdiskusi untuk :
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran I (terlampir)
Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai petunjuk dan pegangan guru dalam
mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan terarah.
b. Menyusun Lembar Kerja Siswa/LKS (terlampir).
c. Menyusun dan menyiapkan pedoman dan lembar observasi (terlampir).
d. Menyusun soal-soal pre tes dan pos tes (terlampir).
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19
Agustus 2013 jam 07.30 WIB sampai jam 09.30 WIB dan Rabu tanggal 21 Agustus 2013
jam 07.30 WIB sampai 08.35 di kelas V SD Negeri Gerlang. Banyaknya siswa yang
mengikuti pembelajaran 40 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan,
serta dihadiri guru sebagai observer.
Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran matematika
materi FPB dan KPK sesuai rencana pembelajaran I, dan diobservasi oleh guru lain
.Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa siswa mulai aktif dalam pembelajaran,
siswa dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan, guru melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,hasil belajar siswa
meningkat.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
Hasil PTK yang dilakukan mencangkup hasil belajar kognitif, aspek ketrampilan sosial,
dan efektifitas cara pembelajaran.Hasil belajar kognitif siswa berdasarkan hasil tes yaitu dari 40
siswa yang ada 12 siswa yang belum tuntas atau 30% dari nilai KKM yaitu 60. Siswa sudah
menunjukkan keantusiasannya mengikuti pembelajaran dengan kelompok.
45
4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan
tindakan Siklus I dapat duraikan sebagai berikut :
a. Proses
Dilihat dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal
yang perlu perbaikan pada tindakan berikutnya, yaitu siswa belum paham tentang cara
menentukan KPK dengan tepat dan keantusiasan siswa masih belum nampak
b. Hasil tes (terlampir)
Hasil tes yang dilakukan pada awal maupun akhir pembelajaran dalam siklus I
adalah :
1) Tes awal (pre tes)
a. Siswa yang tidak bisa menentukan KPK ada 16 siswa.
b. Siswa yang bisa menentukan KPK ada 24 siswa
2) Tes akhir (pos tes)
a. Siswa yang tidak bisa menentukan KPK ada 12 siswa.
b. Siswa yang bisa menentukan KPK ada 28 siswa
4.1.3 Kondisi Siklus II
4.1.2.1 Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan pelaksanaan pembelajaran II yang dikembangkan
berdasarkan hasil studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui
seberapa kemampuan siswa telah bisa membaca dan menulis permulaan dengan baik.
Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan adalah peneliti dan rekan sejawat
berdiskusi untuk :
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran I (terlampir)
b. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai petunjuk dan pegangan guru dalam
mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan terarah.
c. Menyusun Lembar Kerja Siswa/LKS (terlampir).
d. Menyusun dan menyiapkan pedoman dan lembar observasi (terlampir).
e. Menyusun soal-soal pre tes dan pos tes (terlampir).
46
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27
Agustus 2013 jam 07.30 WIB sampai jam 09.30 WIB dan hari Rabu 28 Agustus2013 jam
07.30 sampai 08.45 di kelas V SD Negeri Gerlang. Banyaknya siswa yang mengikuti
pembelajaran 40 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, serta
dihadiri guru sebagai observer.
Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran matematika
materi FPB dan KPK sesuai rencana pembelajaran I, dan diobservasi oleh guru lain.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil belajar siswa meningkat dibanding siklus I,
siswa lebih aktif dalam pembelajaran, keberanian untuk bertanya dan mencoba pada
siswa meningkat, pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
Hasil PTK yang dilakukan mencangkup hasil belajar kognitif, aspek ketrampilan sosial,
dan efektifitas cara pembelajaran.Hasil belajar kognitif siswa berdasarkan hasil tes yaitu dari 40
siswa yang ada 6 siswa yang belum tuntas atau 15% dari nilai KKM yaitu 60. Siswa sudah
menunjukkan keantusiasannya mengikuti pembelajaran dengan kelompok.
4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan
tindakan Siklus I dapat duraikan sebagai berikut :
a. Proses
Dilihat dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi pembelajaran
sudah mulai berjalan dengan lancar dan anak bisa antusias dalam mengikuti setiap
langkah-langkah pembelajaran.Siswa sudah memahami cara menentukan FPB dengan
tepat hanya 4 siswa yang memang kurang atau daya belajarnya rendah
b. Hasil tes (terlampir)
Hasil tes yang dilakukan pada awal maupun akhir pembelajaran dalam siklus I
adalah :
1)Tes awal (pre tes)
a.Siswa yang tidak bisa menentukan FPB ada 8 siswa.
b. Siswa yang bisa menentukan FPB ada 32 siswa
47
2)Tes akhir (pos tes)
a.Siswa yang tidak bisa menentukan FPB ada 4 siswa.
b.Siswa yang bisa menentukan FPB ada 36 siswa
4.2. Deskripsi Hasil Temuan Prasiklus
Proses pembelajaran pada kondisi awal, sebagian besar siswa belum menguasai
sepenuhnya materi yang disajikan. Ini menunjukkan lemahnya daya serap siswa dalam menerima
pelajaran. Tidak adanya pengarahan guru yang membuat siswa berani mengutarakan pendapat
serta kurangnya guru berinovasi menciptakan metode-metode pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa. Untuk itu, peneliti meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk bersama-
sama mengindetifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dari pembelajaran Matematika
yang telah dilaksanakan.
Hasil dari analisis permasalahan tersebut, membuat guru menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I dan perbaikan pembelajaran pada siklus II untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut dengan tindakan-tindakan yang tepat.
Dari data yang diperoleh,pada hasil pembelajaran prasiklus belum mencapai batas tuntas.
Pada proses pembelajaran prasiklus terdapat 16 dari 40 siswa yang memperolah nilai dibawah
KKM yaitu 60. Kemudian diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I diperoleh data masih ada
12 siswa yang belum mencapai KKM, akan tetapi terjadi penambahan prosentase ketuntasan KKM
hingga 70 %.Jadi, terdapat 27 siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM. Setelah diadakan
perbaikan pada siklus II diperoleh hasil yang cukup memuaskan yaitu hanya terdapat 4 anak yang
nilainya dibawah KKM.Sehingga prosentase ketuntasan pada akhir siklus II mencapai 85 %.
48
4.4 Hasil Penelitian Tiap Siklus
4.4.1 Prasiklus
Tabel 5 Distribusi frekuensi hasil belajar pada pra siklus
No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
90 – 100 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39
- 1 5 8
10 9 7 -
0 2,5 12,5 20 25
22,5 17,5
KKM =60
Tuntas 24 60
Tidak tuntas 16 40
Jumlah 40 100
Gambar 1
Persentase Ketuntasan Pembelajaran Prasiklus
Berdasarkan tabel data di atas diperoleh data dari 40 siswa yang ada 16 siswa yang belum
tuntas atau 40% dari nilai KKM yaitu 60. Dalam pembelajaran ini guru belum menggunakan
metode pembelajaran kerja kelompok pada materi sebagai alat bantu pembelajaran, akibatnya
pembelajaran tidak dapat merangsang siswa untuk aktif belajar. Perhatian dan motivasi siswa
dalam pembelajaran masih rendah.
0
10
20
30
40
50
60
70
tidak tuntas tuntas
49
Selama pembelajaran masih didominasi guru menggunakan metode ceramah
dan papan tulis digunakan sebagai media pembelajaran utama. Pembelajaran yang
membosankan bagi siswa ini akhirnya mengalami kegagalan dengan hasil belajar siswa
sangat rendah
4.4.2 Siklus I
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I
No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
90 – 100 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39
1 4 6 9 8 8 4 -
2,5 10 15
22,5 20 20 10
KKM =60
Tuntas 28 70
Tidak tuntas 12 30
Jumlah 40 100
Gambar 2
Persentase Ketuntasan Pembelajaran Siklus I
Dari data yang ada diperoleh bahwa pada pembelajaran pada siklus I ini siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM yaitu 60 sebanyak 28 siswa dari 40 siswa yang ada atau 70 %.
Dalam penyampaikan materi guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan untuk memperjelas penyampaian materi juga menghilangkan
verbalisme. Proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang
0
10
20
30
40
50
60
70
tidak tuntas tuntas
50
sesuai akan lebih berhasil membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan membuat
pembelajaran lebih efektif. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kerja kelompok menjadikan proses pembelajaran semakin hidup, menarik serta tidak terpusat
pada guru, hal juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
4.4.3 Siklus II
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II
No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
90 – 100 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39
4 8
11 6 5 4 2 -
10 20
27,5 17,5 15 10 5
KKM =60
Tuntas 34 85
Tidak tuntas 6 15
Jumlah 40 100
Gambar 3
Persentase Ketuntasan Pembelajaran Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan
yaitu 34 siswa memperoleh nilai di atas KKM atau 85 %, dalam hal ini peneliti masih menggunakan
metode pembelajaran kerja kelompok untuk memperjelas materi yang diajarkan, Selain itu juga
dibantu metode diskusi untuk merangsang siswa lebih aktif dan memunculkan kreativitas dalam diri
siswa.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
tidak tuntas tuntas
51
Pada pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus II ini siswa dituntut untuk
berani mengemukakan pendapatnya serta berani bertanya apabila ada materi yang kurang jelas.
Dengan demikian hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan materi untuk penelitian ini.
Penilaian dilaksanakan pada siklus I dan siklus II baik secara lisan maupun tertulis.
Proses perbaikan pembelajaran Matematika tentang tentang KPK dan FPB dari dua
hingga tiga bilangan pada kelas V SD Negeri Gerlang UPTD Disdikpora Kecamatan Blado
Kabupaten Batang dilakukan dalam dua siklus dalam setiap siklus terjadi dua kali pertemuan dan
berdasarkan data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan atau memperoleh hasil
belajar yang cukup memuaskan. Hal ini dapat terlihat pada nilai rata-rata sebelum perbaikan
mendapat nilai 59,5 atau 60 % meningkat pada siklus I menjadi 65,25 atau 70 % kemudian pada
siklus II mendapat 76,5 atau 85 %. Berikut disajikan data perbandingan nilai yang diperoleh siswa
dalam pembelajaran prasiklus, siklus I dan II.
Tabel 8
Perbandingan Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Interval nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
frekuensi presentase frekuensi presentase frekuensi presentase
90 - 100
80 - 89
70 - 79
60 - 69
50 - 59
40 - 49
30 - 39
-
1
5
8
10
9
7
0 2,5 12,5 20 25
22,5 17,5
1
4
6
9
8
8
4
2,5 10 15
22,5 20 20 10
4
8
11
6
5
4
2
10 20
27,5 17,5 15 10 5
tuntas 24 60 28 70 34 85
Tidak tuntas 16 40 12 30 6 15
jumlah 40 100 40 100 40 100
52
Gambar 4 Grafik Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pra siklus, siklus I, dan siklus II
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II diperoleh data yang
berkaitan dengan dengan permasalahan yang menjadi fokus perhatian pada proses
pembelajaran,sebagai berikut :
4.4.1 Data Temuan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I peneliti dan teman sejawat memperoleh
beberapa kekurangan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika tentang KPK dan FPB
dari dua hingga tiga bilangan melalui metode pembelajaran kerja kelompok tipe TGT sebagai
berikut:
a. Minat siswa dalam memperhatikan pembelajaran masih kurang
b. Daya serap siswa dalam menerima pelajaran masih rendah
b. Tidak adanya rasa percaya diri dalam mengutarakan pendapat dalam pembelajaran
c. Minat siswa untuk bekerja kelompok masih kurang
d. Guru kurang membimbing siswa dalam kegiatan kelompok
e. Guru kurang memberikan penjelasan dalam langkah-langkah permainan
Selain diperoleh beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I juga ada beberapa
keberhasilan yang dicapai pada pembelajaran siklus I diantaranya:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
pra siklus siklus I siklus II
tidak tuntas
tuntas
53
a. Pembelajaran sudah menggunakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yaitu
kerja kelompok tipe TGT
b. Siswa mulai tertarik mengikuti pembelajaran, karena metode yang digunakan tidak
membosankan siswa.
c. Nilai tes formatif siswa mulai menunjukkan peningkatan
d. Guru berkreatif menciptakan metode pembelajaran yang menarik siswa
e. Keberanian anak untuk mengutarakan pendapat mulai meningkat
Dari data yang diperoleh, hasil pembelajaran belum mencapai batas tuntas. Pada
proses pembelajaran siklus I terdapat 12 dari 40 siswa yang memperolah nilai dibawah KKM yaitu
60. Dengan demikian, terdapat 12 atau 30 % dari 40 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
sebab memperoleh nilai di bawah KKM sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II.
4.4.2 Data Temuan Perbaikan Pembelajaran
Proses perbaikan pembelajaran siklus II ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran
siklus I untuk memperbaiki beberapa kekurangan pada perbaikan pembelajaran siklus I. Pada
pembelajaran siklus II sudah menunjukkan peningkatan atau keberhasilan, antara lain:
a. Siswa sudah tertarik mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode kerja kelompok tipe
TGT
b. Siswa sudah dengan mudah membentuk kelompok tanpa rasa canggung
c. Siswa sudah aktif mengikuti jalannya pembelajaran
d. Siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya
e. Siswa sudah berani berlomba untuk kemenangan kelompoknya
f. Hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan semua siswa memperoleh nilai di atas KKM,
hal ini berarti daya serap siswa dalam menerima pelajaran sudah baik
Hasil pembelajaran sudah mencapai batas tuntas. Pada proses pembelajaran siklus II ada
34 siswa dari 40 siswa atau 85 % memperoleh nilai di atas KKM.
54
4.5 Pembahasan Siswa Belum Tuntas KKM
Berdasarkan hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data dari 40
siswa ada 34 siswa yang tuntas atau 85 %, sehingga ada enam siswa yang belum tuntas. Setiap
siswa memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda. Informasi tersebut diperoleh dengan cara
wawancara dengan rekan guru. Faktor penyebab ketidaktuntasan hasil belajar siswa tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ada 2 siswa yang disebabkan karena berdasarkan wawancara dengan dewan guru terbukti
bahwa anak tersebut pernah tidak naik kelas dibuktikan dengan buku rapot yang ada.
2. Ada 3 siswa memiliki daya serap menerima pelajaran sangat rendah hal ini diketahui dari
informasi guru yang pernah mengajar anak tersebut sebelumnya.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru lain diketahui ada 1 siswa yang tidak tuntas KKM
yang disebabkan sering absen tidak berangkat sekolah karena faktor kurangnya perhatian dari
orang tua yang bekerja sebagai petani berangkat subuh dan pulang menjelang magrib
sehingga kurang mensuport serta mengontrol siswa berangkat sekolah sehingga anak
tersebut ketinggalan materi pelajaran.